• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

18

BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus dikarenakan jumlah elemen populasi yang akan diteliti sulit dihitung. Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Selain itu kendala yang dihadapi penelitian ini adalah masalah keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Oleh karena itu, penelitian ini hanya meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi sebagai sampel.

Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis, dan sumber data penelitian yang dibutuhkan. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden. Data penelitian berupa data subyek yang menyatakan opini. sikap, pengalaman atau karakteristik subyek penelitian secara individual alau kelompok. Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, meskipun demikian, pengumpulan data dengan metode survei dapat dirancang untuk menjelaskan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu Wawancara dan kuesioner. (Indriantoro, 1999.p. 152). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode survei khususnya menggunakan teknik kuesioner.

(2)

3.1.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan di Jakarta yang sudah menerapkan IT pada bulan juni 2008. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada karyawan-karyawan di perusahaan yang pernah terlibat dalam proyek IT, baik sebagai tim proyek maupun sebagai manajer proyek dengan menggunakan sampel acak sederhana.

3.1.2 Teknik Penarikan Sampel

Menurut Umar (2000, p.82), penarikan sampel acak terdiri dari tiga cara yaitu:

a. Simple Random Sampling

Pemilihan sampel dengan cara ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Cara undian

2. Cara tabel bilangan acak 3. Cara sistematis / ordinal

b. Stratified Random Sampling

Dengan cara ini populasi yang hetrogen terlebih dahulu dikelompokan ke dalam beberapa sub populasi sehingga setiap sub populasi memiliki anggota yang homogen. Lalu dari tiap sub popluasi ini secara acak diambil anggota sampelnya.

c. Cluster Sampling

Pengambilan sampel dengan cara ini mirip dengan cara stratified di atas, yaitu sub populasi dibagi berdasarkan area dan sub populasi tidak harus menjadi homogen. Tujuan pemilihan sampel adalah agar hasil analisis data berdasarkan sampel dapat

(3)

digeneralisasi pada tingkat populasinya. Sampel yang representatif ditunjukkan dengan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya secara akurat dan presisi. Sampel yang representatif, yaitu jika rata-rata sampel mempunyai kisaran yang relatif dekat dengan rata-rata populasinya. Dengan demikian sampel yang representatif harus dapat menggambarkan kondisi populasi schingga analisis terhadap data dapat mewakili keadaan yang sebenarnya.

Untuk memperoleh sampel yang mencerminkan karakteristik populasinya secara tepat dalam hal ini tergantung oleh dua faktor yaitu : metode pemilihan sampel dan penentuan ukuran sampel. Pemilihan sampel secara acak lebih memungkinkan untuk memperoleh sampel yang representatif dibandingkan dengan pemilihan sampel secara tidak acak. (lndriantoro,1999, p.122).

Pemilihan sampel secara acak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel, sehingga diharapkan sampel yang terkumpul dapat menggambarkan keadaan yang sebenamya dan populasi. Berdasarkan hal-hal di atas, maka penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel probabilitas yaitu simple random sampling (Sampel Acak Sederhana).

3.1.3 Ukuran Sampel

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa untuk memperoleh ukuran sampel yang representatif diperlukan ukuran sampel yang besar. Namum demikian, ukuran sample dapat berbeda-beda, dalam penentuan ukuran sampel dipengaruhi oleh variasi populasi, dan keyakinan peneliti dalam melakukan estimasi.

(4)

Menurut Sugiyono (2001, p.79), jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kesalahan yang dikehendaki tergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya. Ada banyak pendapat mengenal jumlah sampel yang seharusnya diambil diantaranya: menurut Gay di dalam buku Umar (2000, p.79) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

• Metode deskriptif, minimum 10% populasi. Untuk populasi relatif kecil minimum 20% populasi.

• Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subyek.

• Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok.

• Metode eksperimental minimal 15 subyek per kelompok.

Penentuan ukuran sampel dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya jumlah populasi, tingkat kesalahan yang diinginkan, variasi populasi, dan desain penelitian yang digunakan.

Adapun pendapat Solvin seperti yang dikutip dalam buku Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Umar.2000, p78), jumlah sampel yang memiliki asumsi bahwa populasi berdistribusi normal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

2 e N 1 N n + =

Di mana : n = ukuran sampel

(5)

e = persen kesalahan yang diinginkan 2 (0.1) 000 3 1 * 3000 n + = n = 97 responden

Catatan: * = Populasi merupakan asumsi jumlah proyek IT berdasarkan data perusahaan IT hasil survei Purbo (2006) yang pernah dikerjakan oleh perusahaan IT di Jakarta dengan asumsi rata-rata sebuah perusahaan IT sudah mengerjakan tiga buah proyek.

3.1.4 Instrumen Penelitian

Untuk melakukan penelitian diperlukan alat bantu yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi maupun data-data yang diinginkan.

Menurut Subiyanto (1999, p61), kegunaan instrumen penelitan antara lain:

a. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden. b. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara.

c. Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staf peneliti.

Dengan demikian, instrumen penelitian dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, dimana data penelitian yang dibutuhkan dapat diperoleh dan disusun secara sistematis, sehingga data-data tersebut diharapkan akan menjadi lebih mudah dianalisis.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan guna memperoleh

(6)

informasi yang dibuluhkan di dalam penelitian. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, senantiasa perlu dingat agar pertanyaan-pertanyaan langsung berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian. Menurut Singarimbun (1989, p.130) tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.

3.1.5 Reliabilitas dan Validitas

Menurut Sugiyono, (2001, p.109) perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliable dengan instrumen yang valid dan reliable. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedangkan hasil penelitan yang reliable, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable.

Dengan demikian uji validitas merujuk kepada sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Reliabilitas berkaitan dergan ketepatan dari prosedur pengukur. Validitas isi suatu instrumen pengukur adalah sejauh mana

(7)

instrumen ini mencakup topik penelitian. Jika instrumennya rmengandung suatu sampel yang dapat mewakili populasi dan subjek yang diteliti, maka validitas isinya baik.

Validitas berkaitan dengan kriteria yang harus dinilai menurut empat kualitas yaitu: relevan, bebas bias, andal dan tersedia. Suatu kriteria adalah relevan jika dirumuskan dan diberi skor. Bebas bias tercapai bilamana kriterianya memberikan kesempatan yang sama untuk membuat skor. Kriteria yang andal adalah stabil dan dapat diulang. Akhirnya, informasi yang dirinci oleb kriteria harus tersedia.

Validitas konstruk digunakan untuk mengidentifikasikan konstruk-konstruk yang diukur dan menentukan sejauh mana tes yang bersangkutan mewakili konstruk-konstruk tersebut dan dapat diuji dengan analisis faktor, analisis multi metode-multi ciri, teknik-teknik diskriminan konvergen.

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi: pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Oleh karena itu, kesimpulan tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu reliabilitas dan validitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliable dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Korsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi. Peneliti dapat mengevaluasi instrumen penelitan berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda, tetapi pertanyaan mendasar untuk mengukur reliabilitas data

(8)

adalah ”Bagaimana konsistensi data yang dikumpulkan?”. Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks numerik yang disebut dengan koefisien.

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, esensi dari validitas adalah akurasi. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut nengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas : 1) content validity, 2) criterion-related validity dan 3) contruct validity.

Ada kemungkinan data penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tetapi kurang valid. Suatu data penelitian yang valid, bagaimana pun harus reliable karena akurasi memerlukan konsistensi (Indriantoro, 1999, p.179).

Dengan demikian, validitas data lebih luas cakupannya dibandingkan dengan re1iabilitas. Sehingga apabila data dikatakan valid berarti telah terdapat konsistensi di dalam data tersebut, sebaliknya apabila data dikatakan reliable tidak berarti data tersebut valid.

3.2 Metode Analisis

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, ganbaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(9)

Menurut Whitney di dalam Moh. Nazir (1988, p.63), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat. serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Ada kalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu schingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normatif survey).

Kerja peneliti, bukan hanya memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.

3.2.1 Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang terkait dengan manajer proyek dalam menerapkan proyek IT. Tahap pertama yaitu mengumpulkan informasi dari studi literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan suatu proyek IT, tahap selanjutnya menyebarkan kuisioner kepada karyawan-karyawan yang pernah terlibat dalam proyek IT.

(10)

3.2.2 Model Penelitian

Model penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan manajer proyek dalam menerapkan proyek IT berdasarkan sembilan variabel bebas yaitu: jabatan, latar belakang programmer, latar belakang system analyst, inovatif, sosialisasi, misi, gambaran besar, motivasi, dan insentip.

Variabel-variabel tersebut akan diuji apakah memiliki signifikansi dengan variabel-variabel terikat yaitu pemenuhan MOV.

(11)

3.2.3 Hipotesis

Menurut Supranto (1999, p.36) hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pemecahan masalah ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan sebagai suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemungkinan bisa salah, apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil penelitian dan untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif.

Hipotesis mempunyai beberapa fungsi antara lain:

1. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional 2. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris. 3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian

data.

4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Sugiyono (2001, p.147), bentuk-bentuk hipotesis meliputi:

1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik : Binomial, Chi Kuadrat satu sampel.

2. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik “Run Test”.

3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu varaibel, bila data berbentuk interval atau ratio, digunakan t-test satu sampel.

(12)

4. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila data berbentuk nominal digunakan teknik statistik McNemar.

5. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila data berbentuk ordinal digunakan teknik statistik “Sign Test” atau” wilicoxon matched pairs”. 6. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan, bila data berbentuk

interval atau ratio, diguanakan t-test dua sampel.

7. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bebas, bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik “Fisher exact probability” atau “Chi kuadrat dua sampel”.

8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bebas, bila data berbentuk ordinal digunakan teknik statistik: Median Test, Mann-Whitney U Test, Kolmogorov Smirnow, Wald-wolfowitz.

9. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan, bila sampel datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan t-test sampel berpasangan (related). 10.Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila data berbentuk

nominal, digunakan teknik statistik “Chocran Q”

11.Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya terbentuk ordinal, digunakan teknik statistik “Friedman Two-way Anova”

12.Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan, bila datanya berbentuk nominal, digunakan teknik statistik Chi Kuadrat k sampel.

13.Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel bebas, bila datanya berbentuk nominal, digunakan teknil statistik Chi Kuadrat k sampel

(13)

14.Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel bebas, bila datanya bentuk ordinal, digunakan teknik statistik Median, Extension, Kruskal-Wallis one-way Anova. 15.Untuk menguji hipotesis asosiatif (korelasi) bila datanya berbentuk nominal

digunakan teknik statistik “ Koefisien Kontingensi”.

16.Untuk menguji hipotesis asosiatif (korelasi) bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Korelasi Spearman Rank, Korelasi Kendal Tau.

17.Untuk menguji hipotesis asosiatif (korelasi) bila datanya berbentuk interval atau ratio digunakan : Korelasi Produk Moment, Korelasi Ganda, Korelasi Parsial, Analisa Regresi.

Pengujian hipotesis berkaitan dengan proses pembuatan keputusan, oleh karena itu, memerlukan statistik untuk menghasilkan keputusan yang masuk akal. Pemilihan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis penelitian merupakan bagian dan kompleksitas proses pengujian hipotesis.

Metode statistik akan sangat membantu di dalam melakukan analisis data yang terkumpul, sehingga menghasilkaan kesimpulan yang masuk akal dengan berlandaskan pada ketepatan metode statistik yang tepat.

Hipotesis dibagi dalam dua bagian.

Pertama adalah hipotesis pemenuhan MOV terhadap masing-masing variabel bebas:

1. Jabatan

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara jabatan dengan pemenuhan MOV H1: Ada pengaruh signifikan antara jabatan dengan pemenuhan MOV 2. Latar belakang programmer

(14)

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara latar belakang programmer dengan pemenuhan MOV

H1: Ada pengaruh signifikan antara latar belakang programmer dengan pemenuhan MOV

3. Latar belakang system analyst

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara latar belakang system analyst dengan pemenuhan MOV

H1: Ada pengaruh signifikan antara latar belakang system analyst dengan pemenuhan MOV

4. Inovatif

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara inovatif dengan pemenuhan MOV H1: Ada pengaruh signifikan antara inovatif dengan pemenuhan MOV 5. Sosialisasi

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara sosialisasi dengan pemenuhan MOV H1: Ada pengaruh signifikan antara sosialisasi dengan pemenuhan MOV 6. Pengetahuan tentang Misi

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara pengetahuan tentang misi dengan pemenuhan MOV

H1: Ada pengaruh signifikan antara pengetahuan tentang misi dengan pemenuhan MOV

7. Gambaran besar

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara gambaran besar dengan pemenuhan MOV

(15)

H1: Ada pengaruh signifikan antara gambaran besar dengan pemenuhan MOV 8. Motivasi

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara motivasi dengan pemenuhan MOV H1: Ada pengaruh signifikan antara motivasi dengan pemenuhan MOV 9. Insentip

H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara insentip dengan pemenuhan MOV H1: Ada pengaruh signifikan antara insentip dengan pemenuhan MOV

Kedua adalah hipotesis untuk uji regresi:

H0: Faktor-faktor (jabatan, latar belakang programmer, latar belakang system analyst, inovatif, sosialisasi, pengetahuan tentang misi, gambaran besar, motivasi, insentip) tidak mempengaruhi secara signifikan efektivitas perangkat lunak. H1: Faktor-faktor (jabatan, latar belakang programmer, latar belakang system analyst,

inovatif, sosialisasi, pengetahuan tentang misi, gambaran besar, motivasi, insentip) mempengaruhi secara signifikan efektivitas perangkat lunak.

(16)

3.2.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas yang diteliti yaitu:

a. Jabatan

Yaitu: jabatan dalam perusahaan.

b. Latar belakang programmer

Yaitu: pernah menjadi programmer sebelumnya.

c. Latar belakang system analyst

Yaitu: pernah menjadi system analyst sebelumnya.

d. Inovatif

Yaitu: memiliki riwayat inovatif sebelumnya.

e. Sosialisasi

Yaitu: memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik dilihat dari kedekatan dengan sesama karyawan

f. Pengetahuan tentang Misi

Yaitu: mengetahui misi dari perusahaan dan mendistribusikan kepada tim.

g. Gambaran besar

Yaitu: mendistribusikan gambaran besar ke seluruh anggota tim.

h. Motivasi

Yaitu: memberikan motivasi ke anggota tim saat berada pada tekanan atau masalah.

i. Insentip

(17)

3.2.5 Metode Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji data adalah metode statistik uji T berpasangan, dan dikarenakan sampel yang digunakan lebih dari 30 sampel, maka digunakan uji Z (Supranto,1999, p.150). Nilai Z didapat dengan cara merata-rata nilai pada setiap butir-butir pertanyaan pada masing-masing variabel. Uji ini untuk mengetahui kesuksesan proyek IT.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dan variabel bebasnya, maka digunakan model statistik regresi linier. Dikarenakan variabel x-nya lebih dari satu, maka model regresi linier berganda yang digunakan. Uji ini menggunakan efektivitas sebagai variabel terikatnya yang mengambarkan signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Supranto, 1999, p.150).

Rumus untuk regresi linear berganda yang digunakan adalah:

ε β β β β β β β β β β + + + + + + + + + + = 0 1X1 2X2 3X3 4X4 5X5 6X6 7X7 8X8 9X9 Yi di mana: Yi = Pemenuhan MOV X1 = Jabatan

X2 = Latar Belakang Programmer X3 = Latar Belakang System Analyst X4 = Inovatif

X5 = Sosialisasi

X6 = Pengetahuan Tentang Misi X7 = Gambaran Besar

(18)

X8 = Motivasi X9 = Insentip

β0 = intercept Y untuk populasi

β1..9 = slope untuk populasi

ε = random error pada Y

Untuk mengukur pengaruh variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9 terhadap varibel terikat (Y) akan menggunakan uji F dengan hipotesis berikut:

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = β8 = β9 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh semua varibel X terhadap variabel Y.

H1 : Minimal satu βi ≠ 0, menunjukkan adanya pengaruh salah satu variabel X terhadap Y.

Seandainya H0 ditolak maka akan dilakukan uji t untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap Y dengan hipotesis berikut:

H0 : βi = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel Xi terhadap variabel Y. H1 : βi 0, menunjukkan adanya pengaruh variabel Xi terhadap variabel Y.

Gambar

Gambar 3.1 Model Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa pipa baja dengan ketebalan dinding tertentu yang biasa digunakan pada mesin pendingin, adapun ukuran diameter pipa baja tersebut sama dengan ukuran

4% Dokter gigi SDM,sarana dan prasarana Dokter, perawat gigi, laboran dan apoteker Senin – Sabtu Target SPM Tercapai 2 UKGS SD Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Surat Menyurat ke SD

Tindakan respon risiko yang diperoleh pada masing-masing tahap merupakan hasil diskusi dengan beberapa stakeholder terkait yang menjadi responden, yaitu nelayan tuna,

Korelasi antara ke- duanya memperlihatkan pola kuadratik, artinya produktivitas primer di perairan Teluk Banten sangat bergantung pada keberadaan intensitas

Selain sebagai tujuan universal dakwah juga bertujuan untuk mengubah kondisi umat untuk menjadi lebih baik atau perubahan menuju arah yang positif dalam berbagai hal dan

Sejauh ini belum diterapkan vaksin IVD (Infeksi Virus Dengue) di Indonesia. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memutus penyebaran langsung dari vektornya. Upaya

(2000) ada tiga hasil penelitian breeding domba yang siap dipakai peternak. Hasil-hasil penelitian itu adalah: 1) bibit domba prolifik untuk meningkatkan produksi domba, 2)

Spermatozoa immature adalah sperma yang masih mengandung sisa-sisa sitoplasma yang mempunyai ukuran separuh dari ukuran kepala dan masih terikat, baik pada kepala,