• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa Remaja Awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Masa Remaja Awal"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan  biologis

 biologis pada pada masa masa pubertas pubertas dan dan diakhiri diakhiri dengan dengan masuknya masuknya seseorang seseorang ke ke dalam dalam tahaptahap kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali.

kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu, periode ini tidak dikenali.

Untuk waktu yang lama, remaja dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa Untuk waktu yang lama, remaja dimaknai sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. selintas menuju kedewasaan, masa yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah tidak bisa dianggap mewakili kelompok usia remaja secara Meskipun remaja bermasalah tidak bisa dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat yang bersamaan remaja dipandang sebagai periode emosi yang keseluruhan, pada saat yang bersamaan remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan terganggu, serta masa pemberontakan.

tidak stabil dan terganggu, serta masa pemberontakan.

Saat ini, dengan pengetahuan ilmiah pada proses pengalaman remaja, masa remaja Saat ini, dengan pengetahuan ilmiah pada proses pengalaman remaja, masa remaja secara luas dipandang sebagai periode pertumbuhan yang bersemangat, dan kemajuan secara luas dipandang sebagai periode pertumbuhan yang bersemangat, dan kemajuan  personal

 personal yang yang pesat. pesat. Pertumbuhan Pertumbuhan bukan bukan secara secara murni murni terdiri terdiri dari dari aspek aspek biologis biologis dandan  pubertas,

 pubertas, tetapi tetapi juga juga perubahan perubahan mental mental dan dan sosial sosial yang yang membantu membantu membentukmembentuk kepribadian masa dewasa.

kepribadian masa dewasa.

Jiwa "pemberontakan" yang dilabelkan pada remaja harus dipandang sebagai Jiwa "pemberontakan" yang dilabelkan pada remaja harus dipandang sebagai  perspektif

 perspektif orang orang dewasa, dewasa, dan dan bukan bukan sepenuhnyua sepenuhnyua karakteristik karakteristik dari dari kelompok kelompok usia usia ini.ini. Sesungguhnya, yang disebut "pemberontakan" tersebut tidak lebih dari upaya remaja Sesungguhnya, yang disebut "pemberontakan" tersebut tidak lebih dari upaya remaja untuk mencari penegasan diri untuk menemukan bahwa dirinya berbeda, dan merupakan untuk mencari penegasan diri untuk menemukan bahwa dirinya berbeda, dan merupakan  proses yang penting dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian.

 proses yang penting dalam tahap-tahap pembentukan kepribadian.

B. PENGERTIAN MASA REMAJA AWAL B. PENGERTIAN MASA REMAJA AWAL

Remaja berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh ke arah yang lebih matang. Remaja berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh ke arah yang lebih matang. Masa remaja merupakan masa transisisi perkembangan dari anak menuju dewasa, dimulai Masa remaja merupakan masa transisisi perkembangan dari anak menuju dewasa, dimulai dari pubertas, yg ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan, dari pubertas, yg ditandai dengan perubahan pesat dalam berbagai aspek perkembangan,  baik

 baik fisik fisik maupun maupun psikis. psikis. Secara Secara harfiah, harfiah, Pubertas Pubertas berasal berasal dari dari bahasa bahasa latin latin pubescencepubescence (yang berarti “to grow hairy”) artinya tumbuh bulu

(yang berarti “to grow hairy”) artinya tumbuh bulu-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin,-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin, ketiak, dan muka. Secara istilah, pubertas berarti proses pencapaian kematangan seksual ketiak, dan muka. Secara istilah, pubertas berarti proses pencapaian kematangan seksual dan kemampuan bereproduksi. Usia remaja awal berkisar antara usia 12 sampai 15 dan kemampuan bereproduksi. Usia remaja awal berkisar antara usia 12 sampai 15 tahun.Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan tahun.Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan  perkembangan

(2)
(3)

sangat pesat dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun masih sangat pesat dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun masih  belum bisa meninggalkan sifat kanak-kanaknya.

 belum bisa meninggalkan sifat kanak-kanaknya.

Masa Puber awal inikadang-kadang mulai umur 10.0/12.0 tahun dan ada pula Masa Puber awal inikadang-kadang mulai umur 10.0/12.0 tahun dan ada pula 12.0/14.0 tahun, dan ini tidak sama pada semua anak. Masa ini ditandai dengan 12.0/14.0 tahun, dan ini tidak sama pada semua anak. Masa ini ditandai dengan  bertambahnya tenaga fisik yang sangat menonjol (berlimpah-limpah) yang mengakibatkan  bertambahnya tenaga fisik yang sangat menonjol (berlimpah-limpah) yang mengakibatkan

anak bersikap kasar, tidak sampai berandalan, kaku dan liar. anak bersikap kasar, tidak sampai berandalan, kaku dan liar.11

2.

2. Ciri-ciri masa Ciri-ciri masa remaja remaja awalawal

Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode- periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

 periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : a.

a. Masa Masa remaja remaja adalah adalah periode periode yang yang pentingpenting

Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap dan nilai-nilai.

menetapkan suatu sikap dan nilai-nilai.  b.

 b. Masa remaja adalah masa peralihan.Masa remaja adalah masa peralihan.

Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam  periode

 periode ini, ini, seringkali seringkali seseorang seseorang merasa merasa bingung bingung dan dan tidak tidak jelas jelas mengenai mengenai peran peran yangyang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.

dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya. Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya: Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya: a.

a. Transisi dalam Transisi dalam emosiemosi

Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi

1 Agus Salim Daulay.

1 Agus Salim Daulay. Diktat Psikologi  Diktat Psikologi PerkembanganPerkembangan. (Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun,. (Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun, 2010). Hlm, 74

(4)

apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.  b.

 b. Transisi dalam sosialisasTransisi dalam sosialisasii

Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.

dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis. c.

c. Transisi dalam Transisi dalam agamaagama

Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan  berfikirnya yang mulai kritis.

 berfikirnya yang mulai kritis. d.

d. Transisi dalam Transisi dalam hubungan hubungan keluargakeluarga

Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.

ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja. e.

e. Transisi dalam Transisi dalam moralitasmoralitas

Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

lakunya sendiri.

C.

C. Perkembangan Fisik Pasa Remaja Awal Dan Psikososial RemajaPerkembangan Fisik Pasa Remaja Awal Dan Psikososial Remaja a.

a. Perkembangan Fisik Perkembangan Fisik 

Selama masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang dramatis, baik dalam fisik Selama masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang dramatis, baik dalam fisik maupun dalam kognitif. Perubahan-perubahan secara fisik maupun kognitif tersebut, maupun dalam kognitif. Perubahan-perubahan secara fisik maupun kognitif tersebut, ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perkembangan psikososial mereka. ternyata berpengaruh terhadap perubahan dalam perkembangan psikososial mereka. Dalam uraian berikut, kita akan membahas beberapa aspek perkembangan psikososial Dalam uraian berikut, kita akan membahas beberapa aspek perkembangan psikososial yang penting selama masa remaja ini.

yang penting selama masa remaja ini.

Bahwa perkembangan fisik dan seksual disini dibicarakan sama-sama menunjukkan Bahwa perkembangan fisik dan seksual disini dibicarakan sama-sama menunjukkan  bahwa

(5)

 pertumbuhan

 pertumbuhan fisik fisik seluruhnya. seluruhnya. Pertumbuhan Pertumbuhan fisik fisik ini ini berhubungan berhubungan dengan dengan aspek-aspekaspek-aspek anotomis maupun aspek-aspek fisiologis.

anotomis maupun aspek-aspek fisiologis.

Bila ditinjau hubungan antara perkembangan psikososial dan perkembangan fisik, Bila ditinjau hubungan antara perkembangan psikososial dan perkembangan fisik, dapat nampak bahwa perkembangan fisik memberikan implus-implus baru dalam dapat nampak bahwa perkembangan fisik memberikan implus-implus baru dalam  perkembangan

 perkembangan psikososial. psikososial. sedangkan sedangkan reaksi reaksi individu individu terhadap terhadap perkembangan perkembangan fisikfisik tergantung lagi dari pengaruh lingkungannya dan dari sifat pribadinya sendiri, yaitu tergantung lagi dari pengaruh lingkungannya dan dari sifat pribadinya sendiri, yaitu interpretasi yang diberian terhadap lingkungan itu.

interpretasi yang diberian terhadap lingkungan itu.

Dalam masa remaja fisik anak itu juga akan tumbuh menjadi dewasa. Secara skematis Dalam masa remaja fisik anak itu juga akan tumbuh menjadi dewasa. Secara skematis  pertumbuhan

 pertumbuhan tadi tadi dilukiskan dilukiskan sebagai bsebagai berikut. erikut. Hipofisa Hipofisa yag yag menjadi mamenjadi masak sak mengeluarkanmengeluarkan  beberapa

 beberapa hormone, hormone, yang yang penting penting diantanya diantanya adalah adalah hormone hormone tumbuh tumbuh yang yang dikeluarkandikeluarkan oleh lobus frontalis, hormone gonadotrop dan hormone kortikotrop. Hormone tumbuh oleh lobus frontalis, hormone gonadotrop dan hormone kortikotrop. Hormone tumbuh sebetulnya sudah mempengaruhi pertumbuhan seseorang sejak ia dilahirkan. Pada masa sebetulnya sudah mempengaruhi pertumbuhan seseorang sejak ia dilahirkan. Pada masa ini timbul percepatan pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik diantara kerja ini timbul percepatan pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik diantara kerja kelenjar-kelenjar. Hormone gonadotrop mempercepat pemasakan sel telur dan sel sperma, kelenjar-kelenjar. Hormone gonadotrop mempercepat pemasakan sel telur dan sel sperma,  juga

 juga mempengaruhi mempengaruhi produksi produksi kelenjar kelenjar kelamin kelamin dan dan melalui melalui hormon hormon kortikotrop kortikotrop jugajuga mempengarui kelenjar suprarenalis.

mempengarui kelenjar suprarenalis.

Hubungan antara pertumbuhan fisik, pengaruh hormone dan percepatan pertumbuhan Hubungan antara pertumbuhan fisik, pengaruh hormone dan percepatan pertumbuhan dapat dikemukakan sebagai berikut, percepatan pertumbuhan selesai pada usia 13 tahun dapat dikemukakan sebagai berikut, percepatan pertumbuhan selesai pada usia 13 tahun (wanita) dan 15 tahun (laki-laki) sedangkan pertumbuhan panjang badan pada kedua jenis (wanita) dan 15 tahun (laki-laki) sedangkan pertumbuhan panjang badan pada kedua jenis seks masih berjalan terus selama kurang lebih tiga tahun sampai kira-kira usia 16 dan 18 seks masih berjalan terus selama kurang lebih tiga tahun sampai kira-kira usia 16 dan 18 tahun. Disamping pertumbuhan panjang badan terjadi pertumbuhan berat badan yang tahun. Disamping pertumbuhan panjang badan terjadi pertumbuhan berat badan yang kurang lebih berjalan paralel dengan tambahnya panjang badan.

kurang lebih berjalan paralel dengan tambahnya panjang badan.

Pertumbuhan badan anak menjelang dan selama masa remaja ini menyebabkan Pertumbuhan badan anak menjelang dan selama masa remaja ini menyebabkan tanggapan masyarakatb yang berbeda pula. Mereka diharapkan dapat memenuhi tanggung tanggapan masyarakatb yang berbeda pula. Mereka diharapkan dapat memenuhi tanggung  jawab

 jawab orang orang dewasa, dewasa, tetapi tetapi berhubung berhubung antara antara pertumbuhan pertumbuhan fisik fisik dan dan pematanganpematangan  psikisnya masih

 psikisnya masih ada ada jarak jarak yang cukyang cukup lebaup lebar, maka r, maka kegagalan kegagalan yang sering yang sering dialami remajadialami remaja dalam memenuhi tuntutan social ini menyebabkan frustasi dan konplik-konplik bathin dalam memenuhi tuntutan social ini menyebabkan frustasi dan konplik-konplik bathin  pada remaja terutama bila tidak ada pengertian pada pihak orang dewasa.

 pada remaja terutama bila tidak ada pengertian pada pihak orang dewasa. b.

b. Perkembangan PsikososialPerkembangan Psikososial Selama masa remaja terjadi perubahan

Selama masa remaja terjadi perubahan –  –  perubahan yang dramatis, baik dalam fisik perubahan yang dramatis, baik dalam fisik maupun kognitif. Perubahan-perubahan secara fisik dan kognitif tersebut, ternyata maupun kognitif. Perubahan-perubahan secara fisik dan kognitif tersebut, ternyata

(6)

 berpengaruh terhadap

 berpengaruh terhadap perubahan perubahan dalam dalam perkembangan perkembangan psikososial mereka. psikososial mereka. Dalam uraianDalam uraian  berikut,

 berikut, kita kita akan akan membahas membahas beberapa beberapa aspek aspek perkembangan perkembangan psikososial psikososial yang yang pentingpenting selama masa remaja.

selama masa remaja. 1.

1. Perkembangan Perkembangan individuasi individuasi dan dan identitasidentitas

Masing-masing kita memiliki ide tentang identitas diri sendiri. Meskipun demikian, Masing-masing kita memiliki ide tentang identitas diri sendiri. Meskipun demikian, untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang identitas itu tidaklah meudah. untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang identitas itu tidaklah meudah. Hal ini adalah karena identitas masing0masing orang merupakan suatu hal yang Hal ini adalah karena identitas masing0masing orang merupakan suatu hal yang kompleks, yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda, yang lebih kompleks, yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda, yang lebih ditentukan oleh pengalaman subjektif daripada pengalaman objektif, serta berkembang ditentukan oleh pengalaman subjektif daripada pengalaman objektif, serta berkembang atas dasar ekplorasi sepanjang proses kehidupan (Dusek, 1991).

atas dasar ekplorasi sepanjang proses kehidupan (Dusek, 1991).

Dalam psikologi, konsep identitas pada umumnya merujuk kepada suatu kesadaran Dalam psikologi, konsep identitas pada umumnya merujuk kepada suatu kesadaran akan kesatuan dan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif akan kesatuan dan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan, sekalipun terjadi beberapa perubahan. Menurut stabil sepanjang rentang kehidupan, sekalipun terjadi beberapa perubahan. Menurut Erekson (dalam Cremers, 1989) seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha Erekson (dalam Cremers, 1989) seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha “menjadi seseorang”, yang

“menjadi seseorang”, yang berarti  berarti berusaha berusaha mengalami mengalami diri diri sendiri sendiri sebagai sebagai “aku” “aku” yangyang  bersifat sentral,

 bersifat sentral, mandiri, mandiri, unik, unik, yang mempunyang mempunyai suatu yai suatu kesadaran akan kesadaran akan kesatuan bkesatuan batinnya,atinnya, sekaligus juga berarti menjadi “seseorang” yang diterima dan diakui oleh orang banyak . sekaligus juga berarti menjadi “seseorang” yang diterima dan diakui oleh orang banyak . lebih jauh dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang lebih jauh dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang inginkanya pada masa men “Siapakah” atau “Apakah” yang diinginkannya pada masa inginkanya pada masa men “Siapakah” atau “Apakah” yang diinginkannya pada masa mendatang . bila mereka telah memperoleh identitas , maka ia kan menyadari ciri-ciri mendatang . bila mereka telah memperoleh identitas , maka ia kan menyadari ciri-ciri khas pribadinya, seperti kesukaan atau ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa depan khas pribadinya, seperti kesukaan atau ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya

yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya a.

a. Pembentukan Pembentukan Identitas Identitas DiriDiri

Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk krangka berpikir untuk datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk krangka berpikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan prilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan. mengorganisasikan dan mengintegrasikan prilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan demikian individu dapat menerima dan menyatakan kecenderungan pribadi, bakat Dengan demikian individu dapat menerima dan menyatakan kecenderungan pribadi, bakat dan peran

dan peran –  –  peran yang di berikan baik oleh orang tua, teman sebaya maupun masyarakat peran yang di berikan baik oleh orang tua, teman sebaya maupun masyarakat dan pada akhirnya dapat memberikanarah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang dan pada akhirnya dapat memberikanarah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang

(7)

Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan orang tua karna mereka ingin mencari identitas diri. Erikson mengatakan bahwa  pada saat akan memasuki masa remaja, remaja akan di hadapkan pada pertanyaan yang

sangat penting yaitu tentang “Siapa Aku?”. Pada saat bersamaan, ketika remaja merasakan ketidakpastian akan dirinya. Lingkungan masyarakat sekitar mulai menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan remaja. Misalnya, remaja sudah harus membuat langkah awal dalam menentukan karir, mereka sudah harus memikirkan bidang studi yang sesuai sehingga dapat mempersiapkan untuk sebuah pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengann demikian remaja harus berusaha menemukan jawabannya baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat sekitarnya. “Siapakah Aku?”  adalah  pernyataan mendasar tentang pengertian atau pemahaman diri (self definition) dan

merupakan tugas perkembangan yang terpenting pada masa remaja. Perubahan –   perubahan yang diakibatkan terjadinya kematangan seksual dan tuntutan - tuntutan  psikososial menempatkan remaja pada suatu pernyataan yang menurut Erikson disebut dengan krisis identitas, yaitu suatu tahap untuk membuat keputusan terhadap  permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan pertanyaan tentang identitas dirinya. Untuk memperoleh jawaban tentang dirinya tersebut maka remaja harus menemukan siapakah dirinya, dia harus memperoleh suatu identitas diri. Keadaan tersebut cukup kompleks, karna melibatkan perkembangan beberapa aspek baik mental, emosional dan sosialnya. Oleh karna itu untuk mencapainya, remaja dihadapkan kepada tugas yang cukup sulit, Karna mereka harus mampu mengkoordinasikan berbagai hal untuk menyelesaikan krisis identitasnya. Remaja harus menemukan apa yang mereka yakini, sikap dan nilai-nilai idealnya, yang dapat memberikan suatu peran dalam kehidupan sosialnya. Karna ketika kita tahu tentang diri kita, kita tahu tentang apa yang kita lakukan, maka kita tahu akan peran kita dalam masyarakat. Apabila remaja memperoleh peran dalam masyarakat, maka dia akan mencapai sense of identity, menemukan identitas dirinya. Dia akan merasa bahwa dia mengetahui akan perannya, siapa dirinya dan tentang keyakinan dan ideologinya. Sebaliknya, apabila remaja tidak dapat menyelesaikan krisis identitasnyadengan baik, maka dia akan merasakan sense of role confusion or identity diffusion, yaitu suatu istilah yang menunjukan perasaan yang berhubungan dengan ketidak mampuan memperoleh peran dan menemukan diri. Beberapa kemungkinan dapat

(8)

terjadi pada remaja yang mengalami krisis identitas, misalnya mereka dengan mudah menerima peran yang diberikan oleh masyarakat, misalnya bekerja pada perusahaan orang tua atau menikah untuk memperoleh suatu atau peran suami atau istri. Kemungkinan yang lain, remaja beranggapan akan lebih baik menjadi apa saja dari pada tidak mempunyai identitas diri sehingga mereka akan dengan mudah menerima peran yang tidak dapat di terima oleh masyarakat, karna tidak sesuai dengan nilai-nilai ideal dan tatanan kehidupan dalam masyarakat, yang oleh Erikson di sebut sebagai Negative identity formation2

 b. Sumber –  Sumber Pembentukan Identitas Diri

Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri adalah lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang, seperti keluarga dan tetangga yang merupakan lingkungan masa kecil, juga kelompok-kelompok yang terbentuk ketika mereka memasuki masa remaja, misalnya kelompok agama atau kelompok yang mendasarkan pada kesamaan minat tertentu. Kelompok-kelompok itu disebut sebagai reference group dan melalui kelompok tersebut remaja dapat memperoleh nilai-nilai dan  peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya. Kelompok tersebut dapat membantu remaja

untuk mengetahui dirinya dalam perbandingannya dengan orang lain sehingga mereka dapat membandingkan dirinya dengan kelompoknya, dengan nilaiyang ada pada dirinya dengan nilai-nilai dalam kelompok yang selanjutnya akan berpengaruh kepada  pertimbangan-pertimbangan apakagh dia akan menerima atau menolak nilai-nilai yang

ada dalam kelompok tersebut.

Selain reference group, dalam proses perkembangan identitas diri, sering di jumpai  bahwa remaja mempunyai significant other yaitu seorang yang sangat berarti, seperti

sahabat, guru, kakak, bintang olahraga atau bintang film atau siapapun yang dikagumi. Orang-orang tersebut menjadi tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal bagi remaja dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan identitas diri, karena pada saat ini remaja sedang giat-giatnya mencari model. Tokoh ideal tersebut dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi. Remaja cenderung akan menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ada pada idolanya tersebut kedalam dirinya.

(9)

Sehingga remaja sering berperilaku seperti tokoh idealnya dengan meniru sikap maupun  prilakunya dan bahkan merasa seolah-olah menjadi seperti mereka.

Remaja dalam kehidupan sosialnya selalu dihadapkan kepada berbagai peran yang ditawarkan oleh lingkungan keluarga maupun kelompok sebaya, yang kadang-kadang menimbulkan benturan-benturan, missalnya menjadi anggota kelompok musik tetapi juga harus menjadi siswa teladan. Maka dalam hal ini remaja harus mampu mengintegrasikan  berbagai peran tersebut kedalam diri pribadi (identitas diri ) dan apabila terjadi benturan- benturan berbagai tuntutan peran dapat diselesaikan.

c. Macam-Macam Keadaan Dalam Pembentukan Identitas Diri

Berdasarkan pada teori Erikson, terdapat empat keadaan atau status yang berbeda-b eda dalam pembentukan identitas. Dia berpendapat bahwa perkembangan identitas itu terjadi selain dari menncari aktif ( Eksplorasi ) yang oleh Erikson disebut sebagai krisis identitas, juga tergantung dari adanya commitments terdapat sejumlah pilihan-pilihan seperti sistem nilai atau rencana hari depan. Dalam proses perkembangan identitas maka seseorang dapat berada dalam status yang berbeda-beda. Keempat status tersebut :

a. Diffussion status yaitu suatu keadaan dimana seseorang kehilangan arah, dia tidak melakukan eksplorasi dan tidak mempunya komitmen terhadap peran-peran tertentu sehingga mereka tidak dapat menemukan identitas dirinya. Mereka akan mudah menghindari persoalan dan cenderung mencari pemuasan dengan segera.

 b. Foreclosure status yaitu suatu keadaan dimana seseorang dapat menemukan diri dan menempunyai komitmen namun tanpa melalui eksplorasi terlebih dahulu. Mereka mempunyai pilihan-pilihan terhadap suatu pekerjaan, pandangan keagamaan atau ideologi namun tidak berdasarkan pertimbangan yang matang dan lebih ditentukan oleh orang tua ataupun gurunya.

c. Moratorium status yaitu suatu keadaan yang menggambarkan seorang sedang sibuk-sibuknya mencari identitas diri, berada dalam keadaan untuk menemukan diri. Seseorang tidak membuat komitmen tertentu namun secara aktif mengeksplorasi sejumlah nilai, minat, ideologi dan pekerjaan dalam rangka mencari identitas dirinya. d. Identity achievement yaitu suatu keadaan dimana seseorang telah menemukan

identitasnya dan membuat komitmen-komitmen setelah melalui eksplorasi terlebih dahulu.

(10)

Adams dan Gullotta (1983) menggambarkan tentang identitas sebagai berikut: Identity is a complex psychological phenomenon. It might betjought of as the person in  personality. It includes our own interpretation of early childhood identification with important individual in our lives. It includes a sense of direction, commitment, and trust in a personal ideal. A sense of identity integrates sex-role identification, individual ideology, accepted group norm and standars, and much more.

Dalam konteks psikologi perkembangan, pembentukan identita merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Meskipun tugas pembentukan identitas ini telah mempunyai akar-akar pada masa anak-anak, namun pada masa remaja ia menerima dimensi  –   demensi baru karena  berhadapan dengan perunbahan-perubahan fisik, kognitif, dan reasioanal (Grotevant &

Cooper, 1998). Selama masa remaja ini, kesadaran akan identitas menjadio lebih kuat, karena itu ia berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali “siapakah” ia saat ini dan akan menjadi “siapakah” atau “apakah” ia pada masa yang akan datang. Perkembangan identitas selama masa remaja ini juga sangat penting karena ia memberikan sesuatu landasan bagi perkembangan psikososial dan relasi interpersonal  pada masa dewasa.3

D. Masa Remaja Awal Dan Perkembangannya

Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum masa Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaituawal masa Remaja danakhir masa Remaja.

Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap Remaja memasuki sekolah

3 Diane E. Paplia dkk, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Kencana Pranada Media Group, 2008) hlm 71

(11)

menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu..Status disekolah juga membuat Remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang mendorong sebagian besar Remaja untuk berperilaku lebih matang.

Karena rata-rata laki lebih lambat matang daripada anak perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku Remaja yang lebih muda.

Awal masa Remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa Remaja bermula dari umur 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa Remaja merupakan periode yang sangat singkat.

Awal masa Remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan,” kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan.” maskipun Remaja yang lebih tuasebenarnya mulai tergolong “anak belasan tahun,” sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola perilaku khas Remaja muda jarang dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “ pemuda“ atau “pemudi” atau malahan disebut “kaulamuda” yang menunjukkan bahwa masyarakat  belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa Remaja (101).

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari  perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi

(12)

sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi  baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini ban yak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak  jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

 b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang  perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih  penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi  berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan

lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.4

E. Fase-Fase Remaja Awal Pubertassan Dan Adolesennya

4 F. J. Monks, A. M. P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, Yokyakarta : gajah Mada university Press, 1994, hlm. 34

(13)

Seorang remaja pada tahap ini terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi  pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunyasaja oleh lawan jenis, ia sudah  berfantasi erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

Fase perkenbangan remaja terbagi atas empat yaitu : 1. Fase Pueral

Pueral, dari kata ”puer” artinya anak besar. Masa pueral merupakan masa akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.

Perkembangan jasmani: tidak banyak yang kita ketahui tentang perkembangan  jasmani ini karena masa pueral dialami dalam tempo yang singkat. Anak laki-laki merasa  badannya bertambah kuat dari keadaannya dimasa masa yang lalu. Pertambahan kekuatan itu diikuti tanda-tanda lebih berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu orang lain, menimbulkan perselisihan dan perkelahian. Sebagian besar sifat-sifat yang tampak pada anak laki-laki itu tidak begitu jelas kelihatan pada anak perempuan. Suatu keistimewaan  pada anak-anak perempuan ialah mereka suka tertawa riuh dan gembira sekali.

Perkembangan psikis:

a. Pueral ingin diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Ia tidak mau selalu diperlakukan sebagai anak-anak. Mereka suka mencetuskan perasaannya,  jika dianggap perlu sampai memberontak tetapi belum dapat dikatakan menentang kewibawaan orang tua atau gurunya. Segera setelah kejadian itu biasanya mereka ingin damai kembali.

 b. Mereka menganggap kekuasaan orang tua sebagai suatu hal yang sudah semestinya, asalkan orang tua bertindak bijaksana. Mereka membutuhkan pimpinan yang jujur, tegas dan tindakannya tidak menyinggung rasa harga dirinya.

c. Guru yang baik sikapnya ditaati karena pueral sudah kritis, tidak begitu saja menerima segala sesuatu. Perbuatan yang buruk dipandang buruk karena perbiuatan

(14)

itu merugikan bagi dirinya sendiri, bukan karena bentuk perbuatan itu memang buruk adanya.

Dalam masa pueral perasaan harga diri bertambah kuat, keberanian melewati batas, suka menyombongkan diri, sering bertindak tidak sopan, dan gemar akan pengalaman yang luar biasa.5

2. Fase Prapubertas

Sebenarnya prapubertas masih termasuk kedalam masa peralihan. Masa ini dialami anak perempuan lebih singkat daripada lamanya dialami anak laki-laki. Kedua jenis  berangsur-angsur melepaskan dirinya dari ikatan orang tuanya untuk memungkinkan mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Andaikan mereka tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan itu dan merasa kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan berontak atau sekurang-kurangnya tidak mau nengikuti  peritah, tidak tunduk kepada peraturan. Bila sudah sampai pada menentang orang tua dan

lingkungannya, hal ini dapat mempersukar guru dalam melaksanakan tugasnya.

Sehubungan dengan sikap seperti diatas itu, Oswald Kroh menyebutkannya ”masa menentang”. Datangnya masa ini disertai dengan gajala-gejala seperti mudah kena  pengaruh buruk dari teman-temannya, kegiatannya cenderung merusak keadaan, suka

mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hatinya, sering bertindak tidak sopan, suka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan, suka mencela tetapi ia sendiri belum mampu berbuat lebih baik.

Masa Negatif: Hetzer dan Bartling telah meneliti tentang masa negatif ini. Dalam masa ini perubahan-perubahan kejiwaan sangat sukar diteliti secara objektif karena  perasaannya sangat tertegun dan kelakuannya sangat pasif. Untuk mendapatkan informasi yang jelas hendaknya penelitian dilakukan denagn pengamatan yang sistematis. Diantara sifat-sifat yang nampak pada masa negatif antara lain:

a. Kemampuan bekerja menurun.

 b. Kewajiban dan hobinya sering diabaikan.

c. Merasa gelisah dan kurang senang terhadap keadaan lingkungannya. d. Mereka sombong, selain masih memperlihatkan sifat-sifat kelemahannya.

(15)

Dalam masa negatif mudah terjadi pelanggaran moral, khususnya bagi mereka yang  pendidikannya kurang baik dan lingkungannya tidak turut mencegah keadaan yang kurang  baik itu. Dalam keadaan seperti inilah mereka membutuhkan bimbingan agar dapat mengerti tentang keadaan dan tingkah lakunya. Charlotte Buhler menggambarkan keadaan prapuber itu dengan kata-kata: ”saya sanagt bermuram hati, tetapi saya tak tahu apa sebabnya.”

Masa Merindu puja: dalam masa prapubertas timbul rasa merindu puja. Merindu puja tidak ditujukan kepada manusia saja, juga kepada hal-hal yang abstrak yang sangat dikagumunya seperti keindahan alam, kebaikan, dan kecantikan. Dalam hal ini jelas ada unsur kejasmanian karena reaksi terhadap lingkungan umumnya bersifat psikofisik. Selain itu juga terdapat aspek nafsu, yaitu ingin mencari kepuasan dan kegembiraan, tetapi keinginan itu bukan berasal dari motif kejiwaan. Jika kita gambarkan dengan kata-kata, merindu puja mengalami proses sebagai berikut:

a. Seseorang dipuja karena bentuk, sifat lahir yang dimilikinya, dan sifat-sifat batinnya.

 b. Pujaan itu berdasarkan nilai kultur yang didukung oleh individu itu sendiri, misalnya seorang pemimpin, seorang tokoh, seorang aktor, dan sebagainya.

3. Fase Pubertas

Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minat-minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Dan merupakan inti dari seluruh masa remaja. Ciri-ciri fase ini didasarkan atas adanya pertumbuhan alat-alat kelamin, baik yang nampak diluar maupun yang ada di dalam tubuhnya. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalanpun mengalami perubahan. Anak laki-laki nampak lebih kaku dan kasar, sedanag anak perempuan nampak lebih canggung. Mulai tahu manghias diri, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka berusaha menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi malu-malu.

4. Fase Adolesen

Masa adolesen berada diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-batas  permulaannya pada saat-saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedangakan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani.

(16)

Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang didorong oleh perkembangan kelenjar. Beberapa diantara sifat-sifat adolesen ialah:

a. Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup.

 b. Jika pada masa pubertas mengalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang.

c. Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah, tetapi ternyata sukar melaksanakannya.

d. Ia menunjukkan perhatiannya kepada masalah kehidupan yang sebenarnya.

Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja menuju dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi proses  perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. (Anna Freud, dalam buku Hurrlock).

Adolessense berasal dari kataadolescereyang artinya: “tumbuh”, atau ”tumbuh menjadi dewasa” untuk mencapai “kematanga”, kematangan adolessense mempunyai arti luas mencakup kematangan mental, emosional, seksual dan fisik .[4]Pada masa adolessense ini adalah masa terjadinya proses peralihan dari masa remaja atau pemuda ke masa dewasa. Jadi masa ini merupakan masa penutup dari masa remaja atau pemuda. Masa ini tidak berlangsung lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya, seseorang yang dalam waktu relatif singkat sekali telah sampai kemasa dewasa.

Banyak pendapat tentang masaadolescence ini akan tetapi pada umumnya, berkisar 17,0-19,0/21,0 tahun. Pada masaadolescenceini sudah mulai stabil dan mantap, ia ingin hidup dengan modal keberanian, anak mengenal aku-nya, mengenal arah hidupnya, serta sadar akan tujuan yang dicapainya, pendiriannya sudah mulai jelas dengan cara tertentu. sikap kritis sudah semakin nampak, dan dalam hal ini sudah mulai aktif dan objektif dalam melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan dunia luar. Juga dia sudah mulai

(17)

mencoba mendidik diri sendiri sesuai pengaruh yang diterimanya. Maka dalam hal ini terjadi pembangunan yang esensial terhadap pandangan hidupnya.6

F. Perkembangan Fisik Remaja Awal

a. Hormon-Hormon Seksual Remaja Awal

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.Hormon-hormon seks utama dapat dibedakan menjadi estrogen atau androgen. Kedua kelas hormon ini ada pada  pria dan wanita, namun dalam kadar yang berbeda. Kebanyakan pria memproduksi 6-8 mg testosteron (sebuah androgen) per hari, dibandingkan dengan kebanyakan wanita yang memproduksi 0,5 mg setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam jumlah yang lebih besar pada wanita.

Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.

Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada  beberapa pria.

6 Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik,  (Jakarta: PT Rineka Cipta, cetakan ketiga,2006), hal.35

(18)

Androgen adalah hormon seks yang biasanya diproduksi hanya oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah kecil oleh rahim wanita dan kelenjar adrenalin yang terdapat pada pria dan wanita. Androgen membantu memulai perkembangan testis dan  penis pada janin laki-laki. Mereka memulai proses pubertas dan mempengaruhi  pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, dan alat kelamin, mendalamkan suara,  pertumbuhan otot, karakteristik seks kedua pria. Setelah pubertas, hormon androgen – 

khususnya testosteron –  memainkan peran dalam pengaturan gairah seks.

Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.

 Namun, tidak ada bukti apapun yang menunjukkan bahwa karena wanita memiliki lebih sedikit testosteron daripada pria, mereka mempunyai nafsu seks lebih rendah. Malah, sepertinya wanita mendeteksi dan bereaksi pada jumlah testosteron yang lebih rendah dalam sirkulasi mereka daripada pria.

Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi dan gairah seksual. Yang paling dikenal adalah perubahan yang terjadi saat wanita mengalami menopause. Produksi estrogen menurun pada saat ini dimana wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung anak. Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah pengecilan vagina dan penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya elastisitas dan kurangnya pembasahan vagina saat rangsangan seksual. Beberapa wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau luka pada alat kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka tidak menggunakan minyak  pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.

(19)

Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon pada fungsi seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen seringkali menyebabkan fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi, androgen telah diresepkan bagi wanita pasca menopause untuk meningkatkan nafsu seksualnya.

Mungkin yang kurang diketahui adalah kenyataan bahwa pria terkadang mengalami  penurunan kadar testosteron, yang dapat bertanggung jawab terhadap gangguan seksual. Bagaimana pengurangan hormon ini mempengaruhi gairah seks pria dan ereksi masih tidak jelas. Namun para ahli penyakit dalam pria terkadang merekomendasikan  penggantian testosteron untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Ada banyak hal yang masih harus dipelajari mengenai pria dan wanita mana yang membutuhkan dan mendapatkan keuntungan dari terapi penggantian hormon.

Sangat menggoda untuk mencoba memahami perilaku seksual hanya dalam istilah hormon. Pada banyak spesies binatang, hormon mengendalikan kesediaan sang betina untuk berpasangan dan berhubungan, perilaku seksual sang jantan, dan secara ketat mengatur perilaku seksual mereka. Namun pada manusia ada hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Walaupun kekurangan sejumlah testosteron biasanya mengurangi gairah seks pada pria dan wanita, ada beberapa kasus dimana hal ini tidak terlihat. Juga, walaupun banyak pria dengan kadar testosteron dibawah normal memiliki kesulitan ereksi, tidak semuanya mengalami hal ini. Wanita yang mempunyai kadar estrogen rendah dalam tubuhnya tidak kehilangan kemampuan mereka untuk dirangsang secara seksual atau untuk mengalami orgasme. Secara singkat, hormon-hormon seks  bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi ketertarikan atau perilaku seks. Bila anda  prihatin akan kadar hormon anda dan apakah mereka mempengaruhi kesehatan anda secara umum atau fungsi seksual anda, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk diadakan pemeriksaan darah secara sederhana dan mudah.

Salah satu gejala ketidakseimbangan hormon yang paling umum pada remaja adalah mudah tersinggung. Gejalanya mencakup beberapa perubahan perilaku serta fisik pada remaja. Gejala ini hilang setelah tubuh menyesuaikan perubahan hormon tersebut.  Namun, jika gejala-gejala ketidakseimbangan hormon pada remaja terus terjadi untuk

(20)

Gejala lain bila remaja mengalami ketidakseimbangan hormon adalah sebagai  berikut, seperti dilansir Buzzle:

1. Sering sakit kepala dan migrain

2. Depresi, kebingungan, kecemasan dan pikiran ingin bunuh diri 3. Sakit punggung

4. Serangan asma

5. Perut kembung

6. Kram perut

7. Sikap agresif dan mudah marah

8. Jerawat

9. Emosi naik turun

10. Mual

11. Kejang

12. Masalah sinus

13. Memar

14. Perubahan gairah seks

15. Pola tidur berlebihan, insomnia kelelahan dan lesu 16. Suka makan makanan yang garam dan manis.

c. Anatomi Dan Proses Faalan Alat Kelamin Pria Pada Masa Remaja Awal1) Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).

A. Penis

Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis  berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi

semen dekat serviks uterus. v Penis terdiri dari:

(21)

 b. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

c. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

d. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Dasar glans penis disebut korona.

e. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

v Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil: 1. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan. 2. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

B. Skrotum

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.

Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

C. Testis

Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.

Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.

v Fungsi testis, terdiri dari :

a. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.

 b. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

2) Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :

(22)

A. Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini berjalan ke bagian belakang  prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.

B. Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra  berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk

membuang urin dari kantung kemih. v Uretra memiliki 2 fungsi:

a. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih  b. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

C. Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran  prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.

v Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:

a. Lobus posterior  b. Lobus lateral

c. Lobus anterior d. Lobus medial v Fungsi Prostat:

Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

(23)

D. Vesikula seminalis.

Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang  berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala  penis.

v Fungsi Vesika seminalis :

Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen

3) Duktus Duktuli A. Epididimis

Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 m terletak sepanjang atas tepi dan  belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis  panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di

duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens. Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

B. Duktus Deferens

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini  berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

4) Bangunan Penyokong atau Penyambung A. Funikulus Spermatikus

Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.

Pada masa ini juga nampak dengan sungguh-sungguh adanya daya tarik antara yang berlainan jenis, anak gadis tertarik pada anak laki-laki, begitu juga sebaliknya anak

(24)

laki-laki tertarik kepada anak gadis. Dalam hal ini ada beberapa perbedaan antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan, yaitu:7

a. Remaja laki-laki aktif dan memberi, sedangkan perempuan pasif dan menerima.

 b. Remaja laki-laki aktif menerima pribadi pujaannya, sedangkan perempuan pasif dan mengagumi pribadi pujaannya.

c. Remaja laki-laki cendrung untuk memeberi perlindungan, sedangkan remaja perempuan cendrung untuk menerima perlindungan.

d. Remaja laki-laki mempunyai minat kepada hal-hal yang bersifat intelektual, abstrak, zakelijk, sedangkan perempuan tertuju kepada yang bersifat emosional, konkrit dan  personlijk.

e. Remaja laki-laki berusaha memutuskan sendiri dan ikut bicara, sedangkan perempuan  berusaha mengikuti dan menyenangkan orang lain.

c. Anatomi Dan Proses Faalan Alat Kelamin Wanita Pada Masa Remaja Awal GENITALIA EKSTERNA

A. Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons  pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae

externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina. B. Mons pubis / mons veneris

Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

C. Labia mayora

Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

D. Labia minora

(25)

Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

E. Clitoris

Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan  penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah

dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. F. Vestibulum

Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

G. Introitus / orificium vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis  bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat

lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan  bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).

Bentuk himen postpartum disebut parous.

Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

H. Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.

Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).

(26)

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.

Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

I. Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma  pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus  profunda, m.constrictor urethra).

Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.8

GENITALIA INTERNA A. Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

B. Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan  jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)  berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina

ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung

8 Mohammad Ali dn Mohmmad Asrori, Psikologi Remaja Perkembngan Peserta Didik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006 ) hal 68-69

(27)

glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

C. Corpus uteri

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama  pertumbuhan dan perkembangan wanita.

D. Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

E. Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

F. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,  panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.

Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).

G. Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.

(28)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

I. Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

J. Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus). K. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.

Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.9

G. Perkembangan Psikologik Remaja Awal

a. Pembentukan Konsep Diri Remaja Awal

Pada remaja, konsep diri akan berkembang terus hingga memasuki masa dewasa. Perkembangan konsep diri remaja memiliki karakteristik yang khas dibanding dengan usia perkembangan lainnya.

Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama dengan orang-orang terdekat, maupun

(29)

yang didapatkan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan. Sejarah hidup individu dari masa lalu dapat membuat dirinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan sebenarnya (Centi, 1993).

Hurlock (1999) mengatakan bahwa konsep diri bertambah stabil pada periode masa remaja. Konsep diri yang stabil sangat penting bagi remaja karena hal tersebut merupakan salah satu bukti keberhasilan pada remaja dalam usaha untuk memperbaiki kepribadiannya. Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri.

Menurut Hurlock (1999), terdapat delapan kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu:

Usia kematangan

Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang terlambat matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.

Penampilan diri

Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun  perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Setiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.

Kepatutan seks

Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.

Nama dan julukan

Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau mereka memberi nama julukan yang bernada cemooh.

(30)

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasi diri dengan orang tersebut dan ingin mengembangkan  pola kepribadian yang sama.

Teman-teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui kelompok.

Kreativitas

Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dari identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya

Cita-cita

Bagi remaja yang mempunyai cita-cita yang tidak relistik, akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi bertahan dimana ia akan menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya akan lebih banyak mengalami keberhasilan dari pada kegagalan.

b. Perkembangan Intelegensi Remaja Awal

Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi atau kemampuan berpikir remaja, ada yang berpandangan bahwa adalah suatu kekeliruan jika IQ dianggap bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan IQ dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor lingkungan. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek, antara lain bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga mampu berpikir reflekstif,  banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah, dan adanya perbedaan  berpikir yang menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, serta menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Mengenai konstan tidaknya intelegensi dalam waktu akhir-akhir ini masih merupakan diskusi yang terbuka. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa intelegensi itu sama sekali tidak sekonstan yang diduga sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

menyampaikan laporan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi mengenai pelaksanaan kegiatan usaha Pengangkutan Minyak

angka kredit dalam satu tahun Pengajuan penetapan angka kredit Dokumen Penetapan Angka Kredit Jumlah Obyek Pekerjaan 15 Rata-rata jumlah pegawai fungsional

W ilayah Indonesia belum ada data yang digunakan untuk menurunkan fungsi atenuasi, sehingga diperlukan data dari wilayah lain yang memiliki kemiripan sifat geologi

Pencegahan melalui kuantifikasi resiko untuk mengetahui profil resiko (Risk Profile), menyiapkan modal penyangga (Capital Buffer) dan menetapkan proses dan organisasi

Skripsi yang berjudul MUSIK DALAM UPACARA ADAT MAPAG PANGANTÉN PADA MASYARAKAT SUNDA DI KOTA MEDAN ini merupakan kulminasi dari perjuangan panjang menimba pengetahuan dalam bidang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mengalami banyak perubahan. Masa remaja juga mulai memisahkan diri dari ikatan

Kajian ini akan mengevaluasi website serta membahas identifikasi informasi terhadap koleksi tanaman dan layanan perpustakaan pada empat kebun raya yang dikelola oleh

Dalam perkembangan sosial, remaja mulai memisahkan diri dari orangtua, mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya, remaja mulai menjadi anggota kelompok teman