• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap dewasa (21 ruangan) RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan Agustus tahun 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dewasa yang dirawat di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

Menurut Krejcie dan Morgan (1970) dalam artikelnya tentang “Small Sample Techniques” menuliskan bahwa seiring dengan peningkatan penelitian telah menciptakan suatu kebutuhan metode yang efisien dalam menentukan ukuran/jumlah sampel yang dibutuhkan yang bisa menjadi representatif dengan menggunakan populasi yang ada.

(2)

Rumus :

s= X²NP (1-P) + d2 (N-1) + X²P (1-P)

Keterangan :

s = required sample size

X² = the table value of chi-square for 1 degree of freedom at the desired confidence level (3.841)

N = the population size

P = the population proportion

d = the degree of accuracy expressed as a proportion (.05) Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 186 orang dengan standar error 0.05 (α = 0,05). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitasnya. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Sugiyono, 2009). Hasil Content validity indeks = 1. Sesuai dengan Polit dan Beck (2008) Content validity indeks harus > 0,78.

4.5. Pengolahan Dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan menggunakan program aplikasi software dengan beberapa tahapan yaitu :

(3)

1. Editing

Meneliti kembali kelengkapan data yang telah terkumpul dari setiap jawaban kuesioner dan apakah data telah terisi dengan lengkap dan jelas. 2. Coding

Mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.

3. Entry

Memasukkan data dari kuesioner ke dalam program computer. 4. Cleaning

Meneliti kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak (Wahyuni, 2007).

Data dianalisa dengan menggunakan program aplikasi software secara kuantitatif simple statistic distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada.

(4)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Pirngadi kota Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oeh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Pimpinan yang pertama adalah dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit diserahkan kepada dr. A.A. Messing. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit diambil alih oleh pemerintah Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Sesuai dengan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara no. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 ditetapkan menjadi rumah sakit dr. Pirngadi Medan, berasal dari seorang putera bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan rumah sakit ini. Pada tanggal 27 Desember 2001, sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah RSU dr. Pirngadi Medan diserahkan kepemilikannya dari pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada pemerintah Kota Medan. Pada tanggal 10 April 2007 RSU dr. Pirngadi kota Medan resmi menjadi RSU pendidikan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 433/Menkes/SK/IV/2007.

(5)

RSUD dr. Pirngadi kota Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928, pemilik pemerintah kota Medan sejak 27 Desember 2001, kualifikasi kelas B pendidikan, status rumah sakit Swadana 11 pebruari 1998, Akreditasi dasar tanggal 14 April 2000 dan akreditasi lengkap tanggal 16 Desember 2006, alamat jln. Prof. H. M. Yamin, S.H, no. 47 Medan. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah suatu unit pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Medan yang letaknya sangat strategis, merupakan segitiga emas di tengah kota Medan yang dibatasi oleh Jalan Prof. H.M. Yamin SH, Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan H.M Thamrin.

Visi RSUD dr. Pirngadi kota Medan yaitu : “Rumah sakit umum daerah dr. Pirngadi kota Medan merupakan pusat rujukan dan unggulan di Sumatera bagian Utara tahun 2015”. Misi : 1) memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu, professional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, 2) Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta

kesehatan lain, 3) Mengembangkan manajemen rumah sakit yang professional. Norma : 1) Iman dan taqwa, 2) Kemanusiaan dan kepedulian, 3) Ramah dan berbudi luhur, 4) Disiplin dan bertanggung jawab, 5) Bersih dan sehat, 6) Setia, jujur dan taat, 7) Terampil dan berprestasi, 8) Kebersamaan dan persaudaraan.

5.1.2. Karakteristik Demografi Responden

Responden yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 75 orang (40,3%). Responden paling banyak berumur 53-60 tahun sebanyak 60 orang (32,3%). Responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 80 orang (43%). Responden paling banyak beragama islam sebanyak 112 orang (60,2%). Responden paling banyak bersuku batak sebanyak 116 orang (62,4%).

(6)

Responden paling lama dirawat 7-14 hari sebanyak 143 orang (76,9%). Responden paling banyak memakai cara bayar ASKES sebanyak 82 orang (44,1%). Seluruh responden berkebangsaan Indonesia sebanyak 186 orang (100%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden (n = 186)

No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Jenis Kelamin Laki-laki 75 40,3 Perempuan 111 59,7 2 Umur 21 – 28 tahun 29 15,6 29 – 36 tahun 18 9,7 37 – 44 tahun 27 14,5 45 – 52 tahun 52 28 53 -60 tahun 60 32,3 3 Pendidikan Pendidikan Dasar 66 35,5 Pendidikan Menengah 80 43 Pendidikan Tinggi 40 21,5 4 Agama Islam 112 60,2 Kristen 74 39,8 5 Suku Aceh 6 3,2 Batak 116 62,4 Bugis 1 0,5 Jawa 51 27,4 Melayu 7 3,8 Nias 1 0,5 Padang 4 2,2 6 Lama dirawat <7 hari 1 0,5 7 – 14 hari 143 76,9 15 – 21 hari 42 22,6 >21 hari 7 Cara Bayar ASKES 82 44,1 Jamkesda 42 22,6 Jamkesmas 25 13,4 Medan Sehat 25 13,4 Umum 12 6,5 8 Kebangsaan Indonesia 186 100

(7)

5.1.3. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Dokter di ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruangan rawat inap RSUD Dr. Pingadi Kota Medan didapatkan hasil pasien di ruang Tulip 1 merasa kurang puas sebanyak 3 orang (2%), pasien di ruang Asoka 2 merasa puas sebanyak 16 orang (9%) dan pasien di ruang Anggrek 1 merasa sangat puas sebanyak 5 orang (3%). Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan

Dokter di ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013 (n = 186)

No Nama Ruangan Keterangan

Kurang Puas Puas Sangat Puas f % f % f % 1 R. Raflesia 1 0,6 9 4,7 4 2,2 2 R. Anggrek 1/ VIP I 1 0,6 2 1 5 2,7 3 R. Anggrek 2/ VIP II - - 4 2,1 1 0,6 4 R. Mawar 1/ PLUS A - - 7 3,7 - - 5 R. Mawar 2/ PLUS B - - 8 4,3 - - 6 R. Dahlia 1/ R. XV - - 10 5,4 - - 7 R. Dahlia 2/ R. XVII 1 0,6 10 5,4 - - 8 R. Tulip 1 - - 10 5,4 1 0,6 9 R. Tulip 2 3 1,6 10 5,4 - - 10 R. Tulip 3 1 0,6 11 5,9 - - 11 R. E. Terpadu - - 3 1,6 - - 12 R. Asoka 1 1 0,6 14 7,5 - - 13 R. Asoka 2 - - 16 8,6 - - 14 R. Melati 2 (Neurologi) - - 4 2,1 - - 15 R. VII-VIII / Melati 3 - - 11 6 - - 16 R. IX (Kenanga) 2 1 13 7 - - 17 R. IMZ/ Kenanga 2 - - 3 1,6 - - 18 R. Flamboyan - - 7 3,7 - - 19 R. Matahari - - 7 3,7 - - 20 R. Tanjung 1 - - 3 1,6 - - 21 R. Tanjung 2 - - 3 1,6 - - Total 10 5,6 165 88,3 11 6,1

(8)

5.1.4. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Dokter di ruang Rawat inap Kelas dan VIP (Very Important Person) RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruangan rawat inap Kelas dan VIP RSUD Dr. Pingadi Kota Medan dari 99 responden ditemukan 81 responden (81,81%) merasa puas,11 responden (11,11%) merasa sangat puas dan 7 responden (7,07%) merasa kurang puas. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan

Dokter di ruang Rawat Inap Kelas dan VIP RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013 (n = 99)

No Nama Ruangan Keterangan

Kurang Puas Puas Sangat Puas f % f % f % 1 R. Raflesia 1 1,01 9 9,09 4 4,04 2 R. Anggrek 1/ VIP I 1 1,01 2 2,02 5 5,05 3 R. Anggrek 2/ VIP II - - 4 4,04 1 1,01 4 R. Mawar 1/ PLUS A - - 7 7,07 - - 5 R. Mawar 2/ PLUS B - - 8 8,08 - - 6 R. Dahlia 1/ R. XV - - 10 10,10 - - 7 R. Dahlia 2/ R. XVII 1 1,01 10 10,10 - - 8 R. Tulip 1 - - 10 10,10 1 1,01 9 R. Tulip 2 3 3,03 10 10,10 - - 10 R. Tulip 3 1 1,01 11 11,11 - - Total 7 7,07 81 81,81 11 11,11

5.1.5. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Dokter di ruang

Rawat Inap Bangsal RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013 Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruangan rawat inap Bangsal RSUD Dr. Pingadi Kota Medan dari 87 responden ditemukan 84 responden (96%) merasa puas, 3 responden (4%) merasa kurang puas dan tidak

(9)

ada responden yang termasuk dalam kategori sangat puas. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan

Dokter di ruang Rawat Inap Bangsal RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013 (n = 87)

No Nama Ruangan Keterangan

f % Kurang Puas Puas Sangat Puas f % f % f % 1 R. E. Terpadu - - 3 4 - - 3 4 2 R. Asoka 1 1 1 14 16 - - 15 17 3 R. Asoka 2 - - 16 18 - - 16 18 4 R. Melati 2 (Neurologi) - - 4 4 - - 4 4 5 R. VII-VIII / Melati 3 - - 11 13 - - 11 13 6 R. IX (Kenanga) 2 3 13 15 - - 15 18 7 R. IMZ/ Kenanga 2 - - 3 4 - - 3 4 8 R. Flamboyan - - 7 7 - - 7 7 9 R. Matahari - - 7 7 - - 7 7 10 R. Tanjung 1 - - 3 4 - - 3 4 11 R. Tanjung 2 - - 3 4 - - 3 4 Total 3 4 84 96 - - 87 100 5.2. Pembahasan

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mayoritas pasien merasa puas sebanyak 165 orang (88,7%) dan minoritas pasien merasa kurang puas sebanyak 10 orang (5,3%).

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruangan rawat inap Kelas dan VIP RSUD Dr. Pingadi Kota Medan dari 99 responden ditemukan 81 responden (81,81%) merasa puas,11 responden (11,11%) merasa sangat puas dan 7 responden (7,07%) merasa kurang puas.

(10)

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruangan rawat inap Bangsal RSUD Dr. Pingadi Kota Medan dari 87 responden ditemukan 84 responden (96%) merasa puas, 3 responden (4%) merasa kurang puas dan tidak ada responden yang termasuk dalam kategori sangat puas.

Menurut Azwar (1996), pelayanan kedokteran (medical services) adalah bagian dari pelayanan kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran utamanya adalah perseorangan ataupun keluarga.

Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa tenaga kesehatan (termasuk dokter) dalam melaksanakan kewajibannya wajib mematuhi standar profesi dan menghormati hak-hak pasien (Soeroso, 2002).

Dalam KODEKI, hak-hak pasien adalah hak untuk hidup, memperoleh pelayanan kedokteran sesuai standar profesi kedokteran, memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya, menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik, memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya, menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran, dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut, kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi, memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit, berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniwan, dan lain-lain yang diperlukan selama perawatan di rumah sakit, memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat

(11)

inap, obat, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen, Ultrasonografi (USG), CT-scan, Magnetic Resonannce Imaging (MRI), dan sebagainya (kalau dilakukan), biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter dan lain-lainnya (Hanafiah dan Amir, 2009).

Di Indonesia, hal yang sangat langka apabila seorang pasien dapat berkonsultasi dengan dokter selama 15 menit. Sebagian besar komunikasi dokter-pasien di Indonesia hanya bersifat satu arah. Di Indonesia, banyak dokter yang tidak memberikan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien dan juga sangat sedikit dokter yang bersedia memberikan nomor teleponnya kepada pasien (Herqutanto, 2009).

Menurut asumsi peneliti, pasien yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan di ruang rawat inap Kelas dan VIP mayoritas responden merasa puas terhadap pelayanan dokter karena dokter ahli terlihat cepat tanggap dalam mengatasi keluhan pasien dan selalu memberikan informasi terkait tindakan yang akan dilakukan ke pasien/keluarga, responden merasa sangat puas terhadap pelayanan dokter karena kehadiran dokter ahli setiap hari untuk melakukan pemeriksaan dan minoritas responden merasa kurang puas terhadap pelayanan dokter karena terbatasnya informasi yang diberikan dokter mengenai penyakit respoden dan obat yang dikonsumsi responden sementara responden telah membayar lebih untuk mendapatkan pelayanan terbaik dari dokter. Pasien yang dirawat di ruang rawat inap Bangsal RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mayoritas merasa puas terhadap dokter yang terlihat bersungguh-sungguh dalam melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan sebagian kecil responden merasa kurang puas

(12)

karena kehadiran dokter yang tidak menentu, waktu komunikasi yang terbatas dan kurangnya informasi yang diberikan mengenai diagnosis penyakit dan terapi yang akan diberikan menjadi faktor ketidakpuasan pasien dan tingkat kepuasan responden di ruang rawat inap bangsal RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tidak ada yang termasuk dalam kategori sangat puas seperti pada responden di ruang rawat inap Kelas dan VIP RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

(13)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dokter di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2013.

Hasil penelitian didapatkan :

1. mayoritas responden di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merasa puas terhadap pelayanan dokter sebanyak 165 orang (88,7%). 2. Tingkat kepuasan pasien di ruangan rawat inap Kelas dan VIP RSUD Dr.

Pingadi Kota Medan dari 99 responden ditemukan 81 responden (81,81%) merasa puas,11 responden (11,11%) merasa sangat puas dan 7 responden (7,07%) merasa kurang puas.

3. Tingkat kepuasan pasien di ruangan rawat inap Bangsal RSUD Dr. Pingadi Kota Medan dari 87 responden ditemukan 84 responden (96%) merasa puas, 3 responden (4%) merasa kurang puas dan tidak ada responden yang termasuk dalam kategori sangat puas.

6.2 Saran

1. Bagi rumah sakit

Bagi rumah sakit dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk tetap mempertahankan pelayanan rumah sakit yang selama ini

(14)

berjalan dengan baik dan berusaha untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu sumber perpustakaan kampus yang dapat meningkatkan pengetahuan pembacanya tentang pelayanan yang diberikan oleh dokter terhadap pasiennya di rumah sakit.

3. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai masukan untuk selalu meningkatkan pelayanan dan memberikan pelayanan terbaik untuk pasien.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden (n = 186)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan  Dokter di ruang Rawat Inap RSUD Dr
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan  Dokter di ruang Rawat Inap Kelas dan VIP RSUD Dr
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan  Dokter  di ruang Rawat Inap Bangsal RSUD Dr

Referensi

Dokumen terkait

Istilah interferensi terkandung arti pengaturan kembali pola-pola yang disebabkan oleh masuknya elemen-elemen asing ke dalam bahasa yang berstruktur lebih

Hal ini akan memberikan peluang kepada siswa untuk berlatih memahami tentang materi secara menyenangkan, efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan

Pengukuran isi tekanan angin dari ban menggunakan sensor tekanan, dimana sensor tekanan ini akan mengubah besaran tekanan menjadi tegangan dan tegangan ini akan dirubah

Pada harga Rp.3425, secara fundamental, harga sahamnya hanya ditransaksikan dengan PBV sebesar 1,7x, di bawah rata-rata emiten bank yang berkapitalisasi pasar di atas Rp.36 triliun

Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang mendorong efektivitas pengereman baik pada rem cakram maupun jenis tromol, maka dilakukan penelitian lanjutan pada

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Klasik. Menurut Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga tinggi pula keinginan

Sedangkan untuk variabel penelitian adalah suhu lean solution, suhu semilean solution, laju alir lean solution, laju alir semilean solution, dan tekanan kolom

Dalam struktur perusahaan Hak Pengusahaan Hutan, khususnya di lapangan base camp merupakan pusat kegiatan. Di base camp terdapat kantor, bengkel, kantin, gudang,