PERBANDINGAN KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI KOLOM VACUM EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK UNTUK MENDAPATKAN FRAKSI SAPONIN
Ni Kadek Warditiani1, Ni Made Pitri Susanti1, Milawati ...1278 PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP POSITIF PADA KADER MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN HIV & AIDS DARI IBU KE BAYI Desak Putu Yuli Kurniati1), Lila Wulandari2), Ni Komang Ekawati ...1281 PROFIL NILAI FISIOLOGIS ANJING KINTAMANI BALI
I Putu Gede Yudhi Arjentinia1*), Putu Ayu Sisyawati Putriningsih ...1288 PENGARUH GUIDED IMAGERY TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA
Made Oka Ari Kamayani1), Ni Made Dian Sulistiowati ...1291 EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT GRACILARIA SP. DAN CAULERPA SP.
PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN
N. L. Ari Yusasrini1), Luh Putu T. Darmayanti1) Ni Made Yusa ...1297 EVALUASI SISTEM SURVEILANS JAPANESE ENCEPHALITIS DI PROVINSI BALI
Komang Ayu Kartika Sari1), Putu Cintya Denny Yuliyatni2), Ida Bagus Wirakusuma ...1305 PREDIKSI PARAMETER FARMAKOKINETIKA ATENOLOL PADA MANUSIA
DARI BERBAGAI SPESIES SECARA IN SILICO
Dewi. L. P. M. K.1), Arisanti. C. I. S.1) Irawan. I P. Y. B.1) , Wirasuta. I M. A. G. ...1312 OPTIMASI WAKTU PENGEMBANGAN GELLING AGENT HPMC
DAN STABILITAS FISIKA GEL EKSTRAK MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) Wijayanti, N.P.A.D.1), Astuti, K.W.1), Dewantara, I.G.N.A.1), Prasetia, I.G.N.J.A1),
Nesa, P.N.P.D.1), Adhiningrat, D.N.P. ...1320 UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) PADA SEL KANKER PAYUDARA SECARA IN INVITRO DAN IN SILICO
Sarasmita, M.A1, Laksmiani, L.N.P ...1327 IDENTIFIKASI ANTOSIANIN UMBI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)
DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI
I Made Agus Gelgel Wirasuta1*, Luh Putu Mirah Kusuma Dewi1, Made Jelita Sugosha2, Ni Luh Putu Vidya Paramita1, I GustiAyu Made Srinadi3, Ida Bagus Gede Dwidasmara4,
PERBANDINGAN KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI
KOLOM VACUM EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK UNTUK
MENDAPATKAN FRAKSI SAPONIN
Ni Kadek Warditiani1, Ni Made Pitri Susanti1, Milawati1
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Badung Telp/Fax: 0361 703837
Korespondensi: kadek.warditiani@gmail.com
ABSTRAK
Ekstrak etanol daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) telah terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia.
Berdasarkan hasil skrining tokimia ekstrak tersebut mengandung senyawa saponin, terpenoid, avonoid. Untuk
mengetahui aktivitas farmakologi masing-masing senyawa, maka perlu dilakukan pemisahan dari setiap senyawa yang terkandung di dalam ektrak tersebut. Dilakukan fraksinasi senyawa saponin dari ekstrak etanol daun katuk
dengan menggunakan metode kromatogra kolom dan kromatogra kolom vakum. Selanjutnya dilakukan identi kasi
kandungan saponin dalam fraksi yang diperoleh. Berdasarkan hasil pemisahan, pemisahan dengan menggunakan
kromatogra vakum tidak dapat memisahkan senyawa saponin. Hal ini disebabkan karena senyawa saponin masih tertambat dalam fase diam (silika gel) dari kromatogra kolom vakum. Pemisahan dengan menggunakan kolom kromatogra mampu memisahkan senyawa saponin dari ekstrak etanol daun katuk karena berdasarkan hasil uji
terdapat fraksi yang mampu terbentuk busa. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi tersebut mengandung saponin.
Kata kunci: kromatogra kolom, kromatogra kolom vakum, saponin, ekstrak etanol daun katuk
1. PENDAHULUAN
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang secara empiris digunakan oleh masyarakat. Daun katuk dimanfaatkan sebagai sayuran dan olahan minuman. Manfaat dari olahan daun katuk adalah untuk meningkatkan produksi telur dengan menurunkan kandungan kolesterol di dalam telur.[1] Manfaat lainnya dari daun katuk adalah untuk mengatasi diabetes, konstipasi, gout dan hipertensi.[2] Ekstrak etanol daun katuk mampu berperan sebagai antidislipidemia melalui penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL dalam darah serta meningkatkan kadar HDL dalam darah tikus jantan galur Wistar.[3] Ekstrak etanol 90% daun katuk mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid.[4] Metabolit sekunder saponin, polifenol dan terpenoid memiliki potensi sebagai inhibitor enzim pankreas lipase. Penghambatan enzim lipase pankreas oleh saponin menyebabkan terjadinya penurunan berat badan dan penurunan jumlah jaringan adiposa pada tikus uji. Hal tersebut juga menyebabkan terjadinya peningkatan ekskresi triasilgliserol melalui feses.[5] Berdasarkan hal tersebut maka ingin dilakukan pemisahan senyawa saponin dari ekstrak etanol 90% daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) dengan menggunakan teknik kromatografi.
2. TUJUAN
Untuk mengetahui metode pemisahan senyawa saponin dari ekstrak etanol 90% dau katuk. Sehingga akan diperoleh metode yang tepat unuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
3. MATERIAL DAN METODE Bahan
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr)
yang diperoleh dari daerah Kulonprogo Yogyakarta
, etanol teknis, metanol p.a., kloroform p.a., silika GF 254, plat silika GF 254,aquadest, glass wool,
pereaksi dragendroff, pereaksi mayer, pereaksi wagner, kloroform, asam asetat anhidrat, asam
sulfat pekat, HCl 2N, aseton P, asam borat P, asam oksalat P, dan eter P.
Metode
Ekstrak etanol 90% daun katuk dibuat dengan metode maserasi. Ekstrak yang terkumpul diuapkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian dilakukan pemisahan dengan KLT untuk mengidentikasi adanya senyawa saponin di dalam ekstrak. Kemudian dilanjutkan pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom lambat dan kromatografi kolom vakum. Masing-masing fraksi dikonfirmasi dengan uji tinggi busa untuk mengetahui adanya kandungan saponin.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Serbuk daun katuk diekstraksi dengan metode maserasi selama 24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 90%. Kemudian dilakukan remaserasi dengan pelarut yang sama selama 24 jam. Hasil ekstraksi tersebut kemudian digabungkan, selanjutnya dilakukan penghilangan pelarut dengan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Identifikasi kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun katuk dilakukan untuk memastikan adanya senyawa saponin sehingga dapat dilanjutkan dengan pemisahan senyawa tersebut. Hasil menunjukkan bahwa di dalam ekstrak etanol daun katuk mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid.
Penentuan fase gerak yang sesuai untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam ekstrak etanol daun katuk dilakukan dengan menggunakan metode KLT (kromatografi lapis tipis). Hasil menunjukkan bahwa fase gerak kloroform:metanol sesuai digunakan untuk memisahkan senyawa saponin. Kemudian dilakukan pemisahan dengan menggunakan kromatografi yaitu kromatografi kolom dan kromatografi kolom vakum.
Fase gerakyang digunakan untuk pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom adalah fase gerak dengan perbandingan kloroform:metanol (9:1 sampai 1:9). Cruz dkk. (2008) menggunakan fase gerak campuran kloroform:metanol dengan gradien perbandingan 10:0 sampai 0:10 dapat digunakan untuk memisahkan senyawa triterpenoid.[6] Saponin merupakan senyawa golongan triterpenoid glikosida[7], sehingga dipilih fase gerak dengan perbandingan tersebut. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan 20 fraksi. Fraksi ditampung setiap 10 ml. Kemudian dilakukan juga pemisahan dengan kromatografi kolom vakum, fase gerak yang digunakan adalah kloroform:metanol (9:1 sampai 1:9). Fraksi yang akan diperoleh sebanyak 9. Dilakukan identifikasi kandungan senyawa triterpenoid dengan menggunakan teknik KLT yang kemudian disemprot dengan vanilin asam sulfat. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa pemisahan dengan kromatografi kolom menunjukkan bahwa fraksi no 11 sampai 20 mengandung senyawa tetriterpenoid yang ditandai dengan adanya spot berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan hasil identifikasi dengan kromatografi kolom vakum diketahui bahwa tidak dijumpai adanya senyawa triterpenoid. Kemudian fraksi 11-20 (hasil pemisahan dengan kromatografi kolom) diskrining kandungan senyawa kimia, dimana hasilnya tampak pada tabel 1
Tabel 1. Skrining Senyawa Metabolit Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk
No Uji Fitokimia Hasil Uji Fraksi
F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18 F19 F20 1 Alkaloid (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) 2 Sterol dan Triterpenoid (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-) (-) 3 Saponin (-) (-) (-) (-) (+) (+) (+) (-) (-) (-) 4 Tanin dan Polifenol (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) 5 Glikosida (-) (-) (-) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) 6 Flavoniod (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) 7 Minyak atsiri (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Berdasarkan tabel 1, senyawa saponin terdapat pada fraksi no 15, 16 dan 17. Hal ini menunjukkan bahwa saponin mampu terpisah pada fase gerak dengan perbandingan kloroform:mtanol = 3:7.
Saponin
dapat diekstraksi menggunakan pelarut benzene, etil asetat, kloroform, metanol dan air.[7,8]
Dari uji skrining fitokimia terdapat 3 fraksi yang dihasilkan adanya kandungan saponin dengan
terbentuknya busa konstan setinggi 1-10 cm dan busa tidak hilang setelah diteteskan HCl 2N.[9]
Sedangkan pemisahan dengan kolom vakum tidak mampu memisahkan senyawa saponin. Hal
tersebut mungkin disebabkan waktu kontak antara saponin dengan fase gerak kloroform:metanol
sangat cepat seningga senyawa saponin masih tertambat di dalam silika GF354.
4. KESIMPULAN
Senyawa saponin yang terkandung dalam ekstrak etanol daun katuk dapat dipisahkan dengan kromatografi kolon dengan perbandingan fase gerak kloroform:metanol (7:3)
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Grand Hibah Penelitian Dosen Muda tahun 2014. 6. REFERENSI
Santoso U, Setianto J, Suteky T, Effect of Sauropus androgynus (Katuk) Extract on Egg Production and Lipid Metabolism in Layers , Asian-Aust. J. Anim. Sci. 2005; 18(3) : 364-369
Wang PH dan Lee SS, Active chemical constituents from Sauropus androgynus, J.Chin.Chem.Soc. 1997; 44(2): 145-149
Warditiani NK., Susanti NMP, Widjaja INK, Budiman INA, Ethanol Extracts of Sauropus
androgynus (L) Merr, Activity Antihyperlipidemia of High Fat Diet-Fed Rats, Proceeding
The International Conference Pharmaceutical Care, New Development of Pharmaceutical
Care in a Pharmacogenetic and Pharmacogenomic Approach, 2014; 20-24
Susanti, N.M.P., Budiman, I.N.A, Warditiani, N.K.