• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

28 28 Kerangka konsep (

Kerangka konsep (conceptual framework conceptual framework ) adalah model pendahuluan dari) adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada yang bertujuan untuk mengarahkan atau membimbing dalam yang sudah ada yang bertujuan untuk mengarahkan atau membimbing dalam  penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi (Swarjana, 2012).

 penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi (Swarjana, 2012).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti adanya perbedaan tekanan Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti adanya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan Terapi Air Kelapa Muda terhadap Lansia darah sebelum dan sesudah diberikan Terapi Air Kelapa Muda terhadap Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung. Untuk Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 di lebih jelasnya, kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 di  bawah ini :

 bawah ini :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda TerhadapPengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung

Kota Bandung

Variabel Independen Variabel Independen

Variabel

Variabel Dependen Dependen VariabelVariabel Dependen

DependenTekanan DarahTekanan Darah Lansia Hipertensi Lansia Hipertensi Sebelum Terapi Air Sebelum Terapi Air

Kelapa Muda Kelapa Muda Tekanan Darah Tekanan Darah Lansia Hipertensi Lansia Hipertensi Sesudah Terapi Air Sesudah Terapi Air

Kelapa Muda Kelapa Muda Terapi Air Kelapa Muda

(2)

B. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu orang dengan lainnya yang diteliti dalam suatu penelitian, misalnya  jenis kelamin, berat badan, indeks masa tubuh, kadar hemoglobin. Suatu

karakteristik tidak disebut sebagai variable jika sama (tidak bervariasi) dalam suatu populasi. Penelitian pada dasarnya adalah mengukur variable pada subyek menggunakan instrument penelitian yang valid dan reliabel. Kemudian menentukan hubungan antar variable-variabel yang diteliti tersebut menggunakan uji statistik yang sesuai, sehingga penentuan variabel yang akan diteliti merupakan kunci dalam suatu penelitian (Dharma, 2012).

Variabel penelitian dikembangkan dari konsep atau teori dan hasil  penelitian terdahulu sesuai dengan fenomena atau masalah penelitian. Dalam  penelitian dikenal beberapa jenis variabel berdasarkan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel tersebut antara lain: variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) (Dharma, 2012).

1. Variabel Bebas (Independen) disebut juga variabel sebab yaitu karakteristik dari subyek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada variabel lainnya. Dalam penelitian ini, Terapi Air Kelapa Muda yang menjadi variabel independen.

2. Variabel terikat (dependen) disebut juga variabel akibat atau variabel yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel independen. Dalam penelitian ini Tekanan Darah Lansia Hipertensi Di Panti

(3)

Wredha Muhammadiyah Rancabolang Kota Bandung yang menjadi variabel dependen.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap  permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul,

(Arikunto, 2010). Hipotesis disusun berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya dan merupakan suatu pernyataan yang masih lemah yang membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak (Oktavia, 2015). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh pemberian Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung

2. Hipotesis Kerja/Alternatif (Ha)

Ada pengaruh pemberian Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi variable-variabel yang akan diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk

(4)

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk pembangunan instrumen (Riyanto, 2011). Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Terapi Air Kelapa

Muda

Terapi Air Kelapa Muda yang diberikan  pada lansia hipertensi 2 kali sehari setiap  pagi dan sore selama 7

hari, (SOP terlampir)

- Gelas ukur - Gelas ukuran 300 ml Cek tekanan darah Tekanan Darah Tekanan Darah

sistolik dan diastolik lansia hipertensi sebelum diberikan terapi air kelapa muda dan sesudah diberikan terapi air kelapa muda

Spigmomanometer dan stetoskop Tekanan darah dalam mmHg Rasio E. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi  Eksperimen Design  dengan rancangan The One Group Pratest Posttest ,

(5)

dimana dalam penelitian ini subjek diberikan Air Kelapa (Sugiyono, 2012). Penelitian ini, dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok  pembanding. Peneliti akan memberikan intervensi kepada subjek yang akan

diberikan Air Kelapa dan kemudian membandingkan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi air kelapa, penelitian ini bersifat analitik. Berikut skema populasi :

Pretest Intervensi Posttest

Keterangan :

O1 : Sebelum pemberian X : intervensi

O2 : Setelah pemberian.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian intervensi di bidang kuratif, dengan memberikan perlakuan terhadap perkembangan suatu penyakit,  perlakuan dalam penelitian ini berupa pemberian penatalaksanaan tindakan kuratif dimana peneliti memberikan perlakuan pada lansia penderita hipertensi yang dilakukan pagi dan sore selama 7 hari berdasarkan penelitan sebelumnya yang dilakukan Nurhayati (2017) mengatakan bahwa pemberian terapi air kelapa efektif pada hari ke 5 pemberian, sedangkan penelitian menurut Gandari (2015) mengatakan bahwa pemberian air kelapa yang efektif dari hari ke 14.

(6)

3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi di panti wredha muhamadiyah rancabolang Kota Bandung. Dengan jumlah lansia yang mengalami dan menderita hipertensi sebanyak 25 orang dari jumlah total 35 lansia.

 b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Sugiyono, 2012).

1) Teknik penentuan besar sampel

Rumus penentuan besar sampel menurut Hidayat A (2013) yaitu :

Keterangan :

n = jumlah Sampel

-

 ∕ 

= Tingkat Kepercayaan (1,960)

 p = Proporsi kasus yang diteliti dalam populasi (50%) d = Kesalahan yang dapat ditolerir 5/95% = 0,05

(7)

Maka : n =

(,96)²(0,50)(−0,50)

0,05

n =

(3,846)(0,50)(0,5)

0,05

n =

0,969

0,05

n = 19,2 / 19

2) Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik  Non  Probability Sampling , yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap lansia yang menderita hipertensi untuk dipilih menjadi anggota sampel dan teknik sampel dari  Non Probability Sampling   yang digunakan adalan Purposive Sampling  yaitu cara pengambilan sampel dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian (Notoatmodjo, 2010). Adapun kriteria menjadi responden sebagai b erikut :

Kriteria Inklusi

a) Usia Lansia 60-70 tahun

 b) Tekanan darah tinggi (hipertensi) (140-160 / 90-100 mmHg) c) Indeks Masa Tubuh normal (18,5-22,9)

(8)

Kriteria Eksklusi

a) Lansia yang mengalami penyakit yang berhubungan dengan hipertensi seperti penyakit stroke, penyakit jantung serta memerlukan istirahat dan instruksi dari dokter.

 b) Lansia yang mengalami stress atau kondisi status mental yang tidak memungkinkan untuk mengikuti terapi air kelapa muda.

Jumlah lansia yang mengalami Hipertensi di panti wredha terdapat 25 orang, tetapi yang di ambil menjadi sampel sebanyak 19 orang karena berdasarkan hasil perhitungan serta pertimbangan kriteria terdapat 6 lansia tidak masuk dalam kriteria yang peneliti tentukan yaitu: 3 lansia memiliki usia di atas 70 tahun, 2 lansia mengalami obesitas, 1 lansia mengalami kondisi status mental yang tidak memungkinkan untuk mengikuti terapi air kelapa muda.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, dimana instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2012) adalah :

a. Instrumen atau alat untuk mengukur Tekanan Darah

 b. Instrumen untuk mengisi hasil pemeriksaan Tekanan Darah c. SOP terapi air kelapa muda

(9)

5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah langkah strategis dalam penelitian yang dilakukan dengan berbagai setting, sumber dan cara (Sugiyono, 2012). Penelitian yang dilakukan menggunakan sumber data primer yaitu sumber data yang langsung peneliti dapatkan di tempat penelitian, setelah memperoleh data dan ijin untuk melaksanakan penelitian, kemudian peneliti melakukan kegiatan penelitian di panti wredha muhamadiyah rancabolang, ada tiga tahap yang peneliti lakukan pada saat penelitian :

a. Sebelum Pemberian Terapi Air Kelapa Muda

Sebelum mengunjungi panti peneliti menyiapkan air kelapa muda terlebih dahulu, di sini peneliti menggunakan air kelapa muda umur 6-8  bulan dengan melihat ciri-ciri kelapa muda memiliki bentuk lebih besar,  pada kulit luar kelihatan warna hijau dengan baret cokelat, tidak  berbunyi saat di kocok, saat di belah terlihat daging dari kelap a muda ini memiliki warna putih cenderung bening dan bertekstur lunak (Sayogo, 2014). Setelah itu peneliti mengunjungi panti, mengumpulkan seluruh lansia di panti wredha sesuai usia, selanjutnya dilakukan pemeriksaan tekanan darah sesuai batasan yang peneliti tentukan. Peneliti akan mengukur tekanan darah responden terlebih dahulu sebelum pemberian air kelapa muda.

(10)

 b. Pelaksanaan

Peneliti memberikan terapi air kelapa muda dan meminta responden untuk meminum langsung air kelapa muda sesuai dosis 300 ml dimana peneliti menentukan dosis pemberian berdasarkan  perhitungan antara kebutuhan masukan kalium sebanyak (4700mg/hari)

dengan kandungan kalium pada air kelapa muda sebanyak (670mg/300ml air kelapa muda) (savitri, 2017). Peneliti memberikan terapi air kelapa muda pada waktu pagi dan sore hari dengan melakukan  pemeriksaan tekanan darah setelah pemberian terapi air kelapa selama 15 menit dengan jeda 5 menit kemudian mengukur kembali tekanan darah yang di ulangi sebanyak 4 kali pengukuran yang menurut  penelitian sebelumnya bahwa batas maksimal reaksi pemberian terapi herbal air kelapa selama 30 menit setelah pemberian Menurut Penelitian Binaiyati (2017).

c. Setelah Pemberian Terapi Air Kelapa Muda

Setelah diberikan selama 1 minggu (7 hari) peneliti mengukur kembali tekanan darah lansia yang telah diberikan itervensi, dimana  peneliti menentukan waktu pemberian yang berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengatakan bahwa waktu pemberian terapi air kelapa muda yang efektif pada hari ke 5 sampai hari ke 14 Menurut Penelitian Peni (2015).

(11)

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data-data terkumpul, dimana dalam aplikasinya dilakukan dengan menggunakan komputerisasi Software statistic. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan kemudian menyajikannya dalam susunan yang lebih baik dan rapi.

Menurut Notoadmojo (2010), pengolahan data ini melalui 4 tahapan, yaitu :

1)  Editing  (pemeriksaan data)

Merupakan kegiatan penyusunan data yang telah terkumpul dari hasil peneltian berupa lembar observasi dari kelompok intervensi. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam sebuah tabel distribusi frekuensi, kemudian dimasukkan ke dalam komputer.

2) Coding  (pengkodean data)

Setelah dilakukan penelitian, lalu kemudian dilakukan  pengkodean yang bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan

tabulasi data. Coding   dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing hasil pemeriksaan dengan kode berupa angka.

(12)

3)  Entry data

Proses menginput data yang sudah diedit kemudian dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik (SPSS), sehingga menghasilkan data mean, median, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum

4) Cleaning 

Data hasil perhitungan statistik kemudian dilakukan  pengecekan ulang untuk menghindar sebuah kesalahan

d. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan alat bantu computer atau sistem komputerisasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.

1) Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan dengan analisa hasil statistik deskriptif dari variable yang diteliti meliputi mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal. Analisa univariat yang dilakukan pada penelitian ini meliputi variable dependen yaitu tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan air kelapa, rata-rata (mean) menggunakan rumus sebegai berikut :

(13)

Keterangan : x = Mean/rata-rata

Xi = jumlah tiap data n = jumlah total data 2) Analisis Bivariat

Analisis bivariate dilakukan untuk melihat adanya  perbedaan antara sebelum dan sesudah mendapat tindakan atau

intervensi. Sebelum dilakukan uji bivariat, maka perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas yang digunakan pada  penelitian ini adalah Shapiro Wilk   karena jumlah sampel yang diperoleh < (kurang dari) 50 orang. Rumus untuk Shapiro Wilk  yang digunakan adalah sebagai berikut :

T³ =



[∑ (  1)

=

Keterangan : D = Koefisien Shapiro Wilk Xn-i+1 = Angka n-i-1 pada data Xi = Angka ke i pada data

Keterangan : Xi = Angka ke I pada data X = Rata-rata data

D  (  )

2

=

(14)

Keterangan : G = Identik dengan nilai Z distribusi normal

T3=Berdasarkan rumus di atas bn, cn, dn=konversi statistik Shapiro Wilk  pendekatan distribusi normal. Pada penelitian ini untuk data yang berdistribusi normal menggunakan uji t-berpasangan (paired t-test), sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon.

a) Uji t berpasangan ( paired t test )

Merupakan salah satu pengujian hipotesis atau uji parametric dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan) dan berasal dari  populasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk membandingkan skor sebelum dan sesudah percobaan untuk melihat perubahan yang terjadi. Rumus uji t berpasangan (paired t-test) yang digunakan untuk sampel  berpasangan adalah:

Keterangan: d = selisih nilai dari sepasang data

d

  ̅ = nilai rata-rata dari nilai d Sd = Standar deviasi dari d n = jumlah sampel

t =

√ 

(15)

Rumus Standar Deviasinya:

 b) Wilcoxon Signed Ranx Test 

Merupakan uji statistik nonparametris yang digunakan apabila data tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji ini digunakan untuk data yang bertipe interval atau rasio. Adapun rumus untuk uji Wilcoxon adalah :

Keterangan : N = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T = jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif (apabila banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif) = jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya

selisih yang negatif > banyaknya selisih yang positif) 7. Etika Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membawa rekomendasi dari STIKes Dharma Husada Bandung untuk pihak lain dengan cara mengajukan  permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian yaitu Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang. Setelah mendapat persetujuan, peneliti dapat melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika. Adapun

Sd =

 

∑²

−

(∑)²

²

Z =

−

N(N+)

(16)

etika dalam penelitian yang harus diperhatikan selama pelaksanaan  penelitian ini adalah:

a. Persetujuan ( Informed Concent )

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan Informed concent  adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.

 b. Tanpa nama ( Anonimity)

Merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama subjek penelitian pada lembar observasi dan hanya menuliskan inisial pada lembar  pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Merupakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

d. Pribadi (  Privacy )

Merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian yang mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang akan diberikan harus dirahasiakan.

(17)

e. Perlakuan adil ( Fair treatment )

Merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek agar diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau droped out  sebagai responden.

8. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada minggu ke tiga bulan Desember 2017 selama 1 minggu dan prosesnya meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan yang akan dilakukan di panti wredha muhamadiyah rancabolang Kota Bandung.

(18)

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

KEGIATAN  No

Kegiatan

Bulan Sept Oktober Nov Des Januari Februari Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul 2 Bimbingan proposal 3 Ujian proposal 4 Revisi proposal  penelitian 5 Perizinan surat  penelitian 6 Penelitian dan  pengolahan data 7 Bimbingan skripsi 8 Pendaftaran dan

 penyerahan draft skripsi 9 Sidang skripsi

Gambar

Gambar  3.1  Kerangka  Konsep
Tabel  3.1  Definisi  Operasional Pengaruh  Terapi  Air  Kelapa  Muda  Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Wredha Muhamadiyah Rancabolang Kota Bandung
Tabel 3.3  Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian diatas adalah penelitian ini meneliti tentang perubahan MAP dan kolesterol dalam darah setelah diberikan intervensi

Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel yang berbeda peneliti meneliti karakteristik pengguna Napza dan penelitian dari Claire Meehan meneliti tentang

Perbedaan peneliti dengan penelitian tersebut adalah peneliti hanya menggunakan satu variabel, desain penelitian korelasi dan peneliti hanya meneliti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan darah intradialisis pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.. Metode

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian-penelitian di atas adalah dalam penelitian yang dilakukan peneliti disini akan meneliti bagaimana peran

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti perbedaan hasil belajar

Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan darah diastolik serta napas yang tidak teratur merupakan tanda peningkatan TIK. Mengurangi keadaan hipoksia

Penolakan donor darah berdasarkan tekanan darah Penolakan donor darah berdasarkan tekanan darah adalah ketidaksesuaian calon pendonor darah terhadap syarat donor darah yang sudah