PERANCANGAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN LENTUR RUAS JALAN TARMANA – LANTOKA –MARITAING DI PULAU ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
(KM.77+500 – KM. 83+600)
TUGAS AKHIR DIPLOMA IV
Oleh
EDWIN SITUNGKIR
NIM. 121135005
PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
PERANCANGAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN LENTUR RUAS JALAN TARMANA – LANTOKA –MARITAING DI PULAU ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
(KM.77+500 – KM. 83+600) EDWIN SITUNGKIR
NIM : 121135005 ABSTRAK
Ruas jalan Tarmana – Lantoka - Maritaing merupakan jalan Nasional Kolektor Primer, yang berada di jalur utama dan jalur penghubung ekonomi di Pulau Sumba. Kondisi jalan di ruas jalan ini adalah rusak berat (RB) dengan nilai SDI 157 dan IRI 17,03 (hasil analisa studi kasus 2012). Akibatnya ruas jalan ini telah mengalami penurunan kinerja dan pelayanan.
Untuk meningkatkan kembali kinerja dan pelayanan jalan, maka perlu dilakukan peningkatan struktur jalan (segmen I), pelebaran jalan pada sisi kiri jalan (segmen II), lapis tambah pada permukaan jalan lama (segmen III) dan perancangan perlengkapan jalan berupa marka dan rambu jalan untuk menjadikan ruas jalan ini menjadi laik fungsi dan berkeselamatan. Perancangan peningkatan struktur, pelebaran jalan dan lapis tambah berpedoman terhadap Pd.T-01-2002-B, sedangkan untuk perancangan marka dan rambu jalan berpedoman pada Pd.T- 12-2001-B dan Ditjen BM No.01/P/BNKT/1991. Dan untuk menghitung perkiraan biaya pelaksanaan hasil perancangan menggunakan software PAHS Spesifikasi BM 2010.
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan, pada peningkatan struktur diperoleh tebal desain adalah AC-WC 4,00 cm, AC-BC 8,00 cm, lapis pondasi agregat kelas A 10,00 cm dengan panjang desain 4,50 km dan lebar 4,50 m (segmen I), pelebaran jalan diperoleh tebal desain AC-WC 4,00 cm, AC-BC 8,00 cm, lapis pondasi agregat kelas A 10,00 cm dan lapis pondasi bawah agregat kelas B 20,00 cm dengan panjang desain 6,1 km dan lebar 2,00 m (segmen II), lapis tambah diperoleh tebal desain AC-WC 4,00 cm dengan panjang desain 1,60 km dan lebar 4,50 m (segmen III). Hasil perancangan marka jalan adalah tebal marka 10,00 cm dengan bahan termoplastik. Hasil perancangan rambu jalan berupa penambahan rambu sebanyak 19 buah. Perkiraan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan adalah Rp. 25.902.862.000,/- yang dihitung menggunakan PAHS Spesifikasi BM 2010.
kata kunci : peningkatan struktur, pelebaran jalan, lapis tambah, marka dan rambu jalan
CONSTRUCTION DESIGN OF FLEXIBLE PAVEMENT TARMANA – LANTOKA – MARITAING ROAD
IN ALOR ISLAND PROVINCE OF EAST NUSA TENGGARA (KM.77+500 – KM. 83+600)
EDWIN SITUNGKIR NIM : 121135005
ABSTRACT
Tarmana – Lantoka – Maritaing road is primary national colector roads, which is located on the main line and the economic connection of Sumba Island. The road condition generally is severely damaged (RB) with SDI 157 and IRI 17.03 (case study analysis 2012). Consequently the road performance and service have decreased.
To increase the road performance and service, it is necessary to improve the road structure (segment I), widening on the left side road (segment II), overlaying of the existing pavement (segment III) and design of markings and street signs to make these roads be feasible and safety functions. The design of structural improvement, road widening and overlaying of the existing pavement refer to Pd.T-01-2002-B, while for markings design and street signs based on the Pd.T-12-2001-B and Pd.T No.01/P/BNKT/1991. And for calculating the estimate cost of construction using software design PAHS Specifications BM 2010.
Based on the analysis and design, the pavement thicknes of reconstruction as AC-WC 4.00 cm, AC-BC 8.00 cm, base course aggregate class A 10.00 cm for the length design 4.50 km and the width 4.50 m (segment I), road widening thicknes as AC-WC 4.00 cm, AC-BC 8.00 cm, base course aggregate class A 10.00 cm and subbase course aggregate class B 20.00 cm for the length design 6.10 km and the width 2,00 m (segment II), overlay thicknes as AC-WC 4.00 cm for the length design 1.6 km and the width 4.50 m (segment III). The result of road marking design is thick marker 10,00 cm with thermoplastic material. The results of the design of road signs is for adding signs as many as 19 pieces. Cost estimate required implementation work is Rp. 25.902.862.000,/- which is calculated using the PAHS Specifications BM 2010.
keywords: structural improvement, road widening, overlay, markings and street signs
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat TYME karena dengan rahmat serta karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
pembahasan “Perancangan Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur Ruas Jalan
Tarmana – Lantoka – Maritaing di Pulau Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (KM.77+500 s/d KM.83+600)”.
Tugas Akhir ini merupakan kewajiban dan syarat yang harus diselesaikan pada Semester III (tiga) sesuai dengan bidang kajian yang dipilih untuk melengkapi persyaratan Program Pendidikan Diploma-IV Jurusan Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan (TPJJ) yang merupakan hasil kerjasama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dengan Politeknik Negeri Bandung.
Pada pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima masukan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir sesuai dengan waktu yang telah berikan, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang diiringi dengan rasa hormat kepada :
1. Bapak Mei Sutrisno, Ir., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Politeknik Negeri
Bandung.
2. Bapak Erwin Agus, Ir., MM., selaku Kepala Balai Pengembangan Sumber
Daya Manusia Wilayah I Bandung.
3. Bapak Taufik Hamzah, Ir., MSA., MBA., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Bandung.
4. Bapak M. Duddy Studyana, Ir., MT., selaku Ka. Satgas Politeknik Negeri
Bandung - Pusdiklat Kementerian PU Bandung.
5. Bapak Hery Kasyanto, ST., MT., selaku Koordinator Studi Kasus dan
Tugas Akhir Program D-IV Politeknik Negeri Bandung - Pusdiklat Kementerian PU Bandung.
6. Bapak Asep Sundara, BSCE., MT., selaku Dosen Pembimbing dari
Politeknik Negeri Bandung.
7. Bapak Djoko Widajat, Dr., Msc., selaku Dosen Pembimbing dari Kementerian Pekerjaan Umum.
8. Ibu Lilian Diasti Dessi Widuri, SST., MT., selaku Dosen Penguji dari
Politeknik Negeri Bandung.
9. Bapak Hendra Wardhana, ST., MT., selaku Dosen Penguji dari Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat.
10.BPJN VIII Denpasar dan Satker P2JN Provinsi NTT yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penyusun untuk mengikuti kegiatan Tugas Belajar Program D-IV pada Pusdiklat Kementerian Pekerjaan Umum kerjasama dengan Politeknik Negeri Bandung.
11.Kedua orangtua tercinta, adik tersayang yang selalu memberikan
dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Studi Kasus ini.
12.Teman - teman kelas D-IV TPJJ Angkatan 2012 dan di Asrama A dan C
Pusdiklat Bandung Kementerian PU atas persahabatan selama ini, doa dan dukungannya.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu secara tertulis yang
telah membantu terlaksananya penyusunan Tugas Akhir ini.
Menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk mencapai kesempurnaan Tugas Akhir ini sangat diharapkan. Harapan penulis, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya. Semoga TYME selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Bandung, Juli 2013 Penulis
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR NOTASI ... xiv
DAFTAR ISTILAH ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABTRAK ... xix
ABSTRACT ... xx BAB I. PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-2 1.2. Lokasi Perancangan ... I-3 1.3. Tujuan Penulisan ... I-5 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan ... I-6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1. Konstruksi Perkerasan ... II-1 2.2. Program Pengelolaan Konstruksi Jalan ... II-1
2.3. Perancangan dan Mutu Konstruksi Perkerasan ... II-2
2.4. Anggaran Pekerjaan Konstruksi ... II-3 2.5. Refrensi Pembanding Penenelitian ... II-4 BAB III. DASAR TEORI ... III-1 3.1. Pengertian Perkerasan Jalan ... III-1 3.2. Struktur Perkerasan Lentur Jalan ... III-1
3.2.1.Tanah Dasar (Sub Grade) ... III-2 3.2.2.Lapis Pondasi Bawah (Sub Base) ... III-3 3.2.3.Lapis Pondasi (Base) ... III-4 3.2.4.Lapis Permukaan (Surface) ... III-5 3.3. Konstruksi Tanah Dasar ... III-5
3.4. Perancangan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Pd.T-2002-B .. III-6
3.4.1.Kriteria Perancangan ... III-6 3.4.1.1. Lalu - Lintas ... III-6
3.4.1.1.1.Jumlah Lajur Dan Lebar Lajur Rencana ... III-6
3.4.1.1.2.Distribusi Kendaraan Per Lajur Rencana ... III-7
3.4.1.1.3.Akumulasi Lalu – Lintas Pada Lajur
Rencana (w18) ... ... .. III-8
3.4.1.1.4.Akumulasi Beban Sumbu Standar
Selama Umur Rencana ... III-8 3.4.1.2. Tingkat Kepercayaan (Reliabilitas)... III-9 3.4.1.3. Drainase... III-10 3.4.1.4. Kinerja Perkerasan ... III-11 3.4.1.5. Daya Dukung Tanah Dasar ... III-13 3.4.1.6. Koefisien Kekuatan Relatif (a) ... III-14
3.4.1.6.1.Koefisien Kekuatan Relatif Lapis
Permukaan Beton Aspal (a1)... .. III-16
3.4.1.6.2.Koefisien Kekuatan Relatif Lapis
Pondasi Granular (a2) ... ... III-17
3.4.1.6.3.Koefisien Kekuatan Relatif Lapis
Pondasi Bawah Granular (a3) ... III-18 3.4.1.7. Pemilihan Tipe Lapisan Beraspal... III-19 3.4.2.Prosedur Perancangan ... III-20
3.4.2.1. Penentuan Nilai Struktur Yang Diperlukan ... III-20
3.4.2.1.1.Persamaan Dasar... ... III-20 3.4.2.1.2.Estimasi Lalu - Lintas ... III-21
3.4.2.1.3.Tingkat Kepercayaan Dan Pengaruh
Drainase... III-23
3.4.2.1.4.Modulus Resilien Tanah Dasar ... III-24
3.4.2.1.5.Perhitungan Tebal Setiap Lapisan
Perkerasan... ... III-24
3.4.2.2. Tahapan Analisis Perancangan Tebal Perkerasan ... III-25
3.5. Perancangan Tebal Lapisan Tambah (Overlay) Menggunakan
Metode Pd-T-01-20020B ... III-27
3.5.1.Menentukan Kondisi dan Koefisien Relatif Perkerasan Lama ... III-27
3.5.2.Menentukan SN (Structural Number) Yang Dibutuhkan... III-28
3.5.3.Menentukan SN (Structural Number) Effektif
Perkerasan Lama ... III-28
3.5.4.Menentukan SN (Structural Number) Lapisan Tambah (SNol) ... III-29
3.5.5.Menentukan Tebal Lapisan Tambah (Dol) ... III-29
3.6. Pemasangan Sarana dan Pengaturan Lalu - Lintas ... III-29
3.6.1.Rambu Lalu - Lintas... III-30 3.6.1.1. Jenis – Jenis Rambu ... III-30 3.6.1.2. Penempatan Rambu ... III-34 3.6.2.Marka Jalan... ... III-37 3.6.2.1. Jenis – Jenis Marka Jalan... ... III-38 3.6.2.2. Bahan Marka Jalan ... III-43 3.6.2.3. Warna Marka Jalan ... III-43 3.7. Laik Fungsi Jalan ... III-43 3.7.1.Syarat Laik Fungsi Jalan ... III-45 3.7.1.1. Syarat Teknis Laik Fungsi Jalan ... III-45
3.7.1.2. Syarat Administrasi Laik Fungsi Jalan ... III-45
3.7.2.Konsep Jalan Yang Berkeselamatan ... III-45
3.7.3.Perencanaan Jalan Laik Fungsi dan Berkeselamatan ... III-47
3.8. Estimasi Biaya ... III-47 3.8.1.Bahan dan Material ... III-47 3.8.2.Peralatan ... III-48 3.8.3.Tenaga Kerja ... III-49 3.8.4.Daftar Kuantitas dan Tenaga Kerja ... III-50
BAB IV. METODOLOGI ... IV-1 4.1. Metodologi Penyusunan ... IV-1 4.2. Kebutuhan Data ... IV-3 4.3. Metode Perolehan Data ... IV-4 4.4. Analisis Data ... IV-4 4.5. Metodologi Perancangan ... IV-5
4.5.1.Bagan Alir Perancangan Rekonstruksi dan Pelebaran Jalan
Metode Pd.T-01-2002-B ... IV-5
4.5.2.Bagan Alir Perancangan Lapis Tambah (Overlay)
Metode Pd.T-01-2002-B ... IV-8
4.5.3.Bagan Alir Perancangan Rambu dan Marka Jalan ... IV-10
4.5.4.Bagan Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... IV-12
BAB V. PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN ... V-1 5.1. Perancangan ... V-1 5.1.1.Rona Awal dan Target Desain ... V-1 5.1.2.Identifikasi Kondisi Eksisting ... V-2 5.1.2.1. Klasifikasi Jalan ... V-2 5.1.2.2. Kondisi Tata Guna Lahan ... V-3 5.1.2.3. Kondisi Topografi ... V-5 5.1.2.4. Kondisi Jalan ... V-6 5.1.2.5. Lalu - Lintas ... V-8 5.1.2.6. Kondisi Tanah Dasar ... V-9 5.1.3.Konsep Dasar Perancangan ... V-12
5.1.3.1. Pembagian Segmentasi Perancangan ... V-12
5.1.4.Perhitungan Perancangan ... V-18
5.1.4.1. Segmen I Perancangan Rekonstruksi Perkerasan
Lentur Dengan Metode Pd.T-01-2002-B ... V-18
5.1.4.2. Segmen II Perancangan Pelebaran (Widening)
Dengan Metode Pd.T-01-2002-B ... V-30
5.1.4.3. Segmen III Perancangan Lapis Tambah (Overlay)
Dengen Metode Pd.T-01-2002-B ... V-36
5.1.4.4. Perancangan Kebutuhan Marka dan Rambu Dengan Pd.T-12-2004-B dan Pedoman
BM/01/P/BNKT/1991 ... V-39 5.1.5.Spesifikasi Bahan ... V-50 5.1.5.1. Persyaratan Tanah Dasar ... V-50
5.1.5.2. Persyaratan Bahan Agregat Lapisan Pondasi ... V-51
5.1.5.3. Persyaratan Bahan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) V-52
5.1.5.4. Persyaratan Bahan lapis Perekat (Tack Coat) ... V-52
5.1.5.5. Persyaratan Bahan Campuran Beraspal Panas ... V-53
5.1.6.Gambar Perancangan ... V-58 5.1.7.Volume Pekerjaan dan RAB ... V-61
5.1.8.Kesesuaian RAB Perancangan Dengan Pagu Dana
Provinsi NTT ... V-64 5.2. Rekapitulasi Perancangan ... V-66
5.3. Dokumen Teknis dan Administrasi Laik Fungsi Jalan ... V-66
BAB VI. KESIMPULAN ... VI-1 6.1. Kesimpulan ... VI-1 6.2. Saran... ... VI-3 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Indikasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Jalan
dan Perhubungan Provinsi NTT Sampai Tahun 2020 ... I-1
Tabel 1.2. Kondisi dan Jenis Penanganan Ruas Jalan
Tarmana – Lantoka – Maritaing Tahun 2012 ... I-2
Tabel 2.1. Matriks Metode Perancangan Konstruksi Perkerasan
Lentur di Beberapa Lokasi ... II-4
Tabel 3.1. Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkersan ... III-7
Tabel 3.2. Koefisien Distribusi Kendaraan Per Lajur Rencana (DL) .... III-7
Tabel 3.3. Faktor Distribusi Lajur (DD) ... III-8
Tabel 3.4. Tingkat Reabilitas Untuk Bermacam Klasifikasi Jalan ... III-9
Tabel 3.5. Deviasi Normal Standar (ZR) Berbagai
Tingkat Kepercayaan ... III-10 Tabel 3.6. Definisi Kualitas Drainase ... III-11 Tabel 3.7. Koefisien Drainase (m) ... III-11
Tabel 3.8. Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) ... III-12
Tabel 3.9. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IP0) ... III-13
Tabel 3.10. Koefisien Kekuatan Relatif Bahan ... III-15
Tabel 3.11. Tebal Minimum Lapisan Permukaan Berbeton Aspal
dan Lapisan Pondasi (Agregat) Inchi ... III-19
Tabel 3.12. Faktor Ekivalen Beban (E) Untuk Sumbu Tunggal
Dengan IPt = 2 ... III-22
Tabel 3.13. Koefisien Kekuatan Relatif Jalan Lama ... III-28
Tabel 3.14. Ketentuan Teknis Desain Ukuran Rambu ... III-36
Tabel 5.1. Keputusan Tentang Penetapan Kelas Jalan
Tarmana – Lantoka - Maritaing ... V-3
Tabel 5.2. Penetapan Fungsi Jalan Tarmana – Lantoka - Maritaing ... V-3
Tabel 5.3. LHR Ruas Jalan Tarmana – Lantoka – Maritaing
Tahun 2012... V-9
Tabel 5.4. Perkiraan Faktor Pertumbuhan Lalu – Lintas (i)... V-9
Tabel 5.5. Nilai CBR Hasil Pengujian Menggunakan Alat DCP Pada Ruas Jalan Tarmana – Lantoka – Maritaing
Tahun 2012... V-10
Tabel 5.6. Perhitungan Nilai CBR Dengan Tingkat Kepercayaan
90% Pada Ruas Jalan Tarmana – Lantoka – Maritaing
Tahun 2012... V-11
Tabel 5.7. Konsep Rencana Perancangan Penanganan Ruas
Jalan Tarmana – Lantoka – Maritaing
(KM.77+500 – KM.83+600) Dalam Bentuk Segmentasi .... V-13
Tabel 5.8. Muatan Sumbu Terberat dan Distribusi Beban Roda
Untuk Setiap Golongan Kendaraan di Ruas Jalan Tarmana – Lantoka – Maritaing Tahun 2012 ... V-22
Tabel 5.9. Perhitungan Angka Ekivalen (SN =2.59, Ipt = 2.0)
Untuk STRG Kendaraan Berat di Ruas Jalan Tarmana
– Lantoka - Maritaing... V-22
Tabel 5.10. Angka Ekivalen Untuk STRT dan STRG Setiap Golongan
Kendaraan dan Nilai W18-LL (UR =10, i = 3.5%) ... V-23
Tabel 5.11. Tebal Lapisan Rekonstruksi Yang Diperlukan dan
Rencana Untuk Masing – Masing lapisan Konstruksi ... V-29
Tabel 5.12. Tebal Lapisan Pelebaran Jalan Yang Diperlukan dan
Rencana Untuk Masing – Masing Lapisan Konstruksi ... V-36
Tabel 5.13. Pemasangan Rambu Di Sisi Kiri Jalan Arah Lalu –Lintas
Tarmana – Lantoka – Maritaing (Normal) ... V-44
Tabel 5.14. Pemasangan Rambu Di Sisi Kiri Jalan Arah Lalu –Lintas
Maritaing – Lantoka – Tarmana (Opposite)... V-47
Tabel 5.15. Gradasi Lapis Pondasi Agregat ... V-51
Tabel 5.16. Sifat – Sifat Lapis Pondasi Agregat ... V-51
Tabel 5.17. Ketentuan Agregat Kasar ... V-54 Tabel 5.18. Ketentuan Agregat Halus ... V-55
Tabel 5.19. Persyaratan Bahan Untuk Kapur Yang Terhidrasi
Seluruhnya... V-56
Tabel 5.20. Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran
Beraspal Panas Laston (AC) ... V-57
Tabel 5.21. Ketentuan Sifat – Sifat Campuran Laston (AC) ... V-58
Tabel 5.22. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Ruas Jalan Tarmana
-Lantoka – Maritaing (Km.77+500 – Km.83+600) ... V-62
Tabel 5.23. Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan Ruas Jalan Tarmana
-Lantoka – Maritaing (Km.77+500 – Km.83+600) ... V-63
Tabel 5.24. Usualan Biaya TA 2013 Untuk Wilayah I NTT
Lanjutan Hasil Konreg 14 Maret 2012
Lingkungan BPJN VIII ... V-64
Tabel 5.25. Perbandingan Antara RAB Perancangan Dengan Pagu
Dana NTT Untuk Program Peningkatan Struktur Jalan ... V-65
Tabel 5.26. Rekapitulasi Hasil Perancangan Ruas Jalan Tarmana
-Lantoka – Maritaing (Km.77+500 – Km.83+600) ... V-66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur ... I-3
Gambar 1.2. Peta Kabupaten Alor ... I-4
Gambar 1.3. Lokasi Perancangan Tugas Akhir ... I-4
Gambar 3.1. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Aus (AC-WC) ... III-16 Gambar 3.2. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Antara (AC-BC) ... III-16 Gambar 3.3. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Pondasi Beraspal
(AC-Base) ... III-17 Gambar 3.4. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Pondasi
Agregat Kelas A ... III-17 Gambar 3.5. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Pondasi
Distabilisasi Semen ... III-18 Gambar 3.6. Koefisien Kekuatan Relatif Lapis Pondasi Kelas B ... III-18 Gambar 3.7. Prosedur Untuk Menentukan Tebal Lapisan Melalui
Pendekatan Analisi Lapisan ... III-25 Gambar 3.8. Jenis – Jenis Rambu Lalu - Lintas ... III-30 Gambar 3.9. Rambu Peringatan ... III-31 Gambar 3.10. Rambu Larangan ... III-31 Gambar 3.11. Rambu Perintah ... III-32 Gambar 3.12. Rambu Petunjuk ... III-33 Gambar 3.13. Papan Tambahan ... III-33 Gambar 3.14. Rambu Sementara/Darurat ... III-34 Gambar 3.15. Ukuran Rambu ... III-35 Gambar 3.16. Bentuk dan Tipe Tiang Rambu ... III-36 Gambar 3.17. Marka Membujur Garis Tepi Perkerasan Jalan ... III-38 Gambar 3.18. Penempatan Marka Tepi Perkerasan ... III-39 Gambar 3.19. Marka Garis Lengkung Menyalip ... III-39 Gambar 3.20. Ukuran Garis Untuk Kecepatan Dibawah 60 Km/Jam ... III-40 Gambar 3.21. Ukuran Garis Untuk Kecepatan Diatas 60 Km/Jam ... III-40 Gambar 3.22. Marka Garis Pemisah, Peringatan, Pendeka dan Chevron ... III-41
Gambar 3.23. Marka Serong (Chevron)... III-42 Gambar 3.24. Skema Laik Fungsi Jalan ... III-44 Gambar 4.1. Bagan Alir Penyusunan dan Pelaksanaan Tugas Akhir ... IV-2 Gambar 4.2. Bagan Alir Perancangan Rekonstruksi
dan Pelebaran Jalan Metode Metode Pd.T-01-2002-B ... IV-7 Gambar 4.3. Bagan Alir Perancangan Tebal lapisan Tambah (Overlay)
Metode Pd.T-01-2002-B ... IV-9 Gambar 4.4. Bagan Alir Perancangan Rambu dan Marka Jalan ... IV-11 Gambar 4.5. Bagan Alir Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) .. IV-13 Gambar 5.1. Lokasi Perancangan Pada Ruas Jalan Tarmana – Lantoka –
Maritaing (KM.77+500 – KM.83+600) ... V-1 Gambar 5.2. Peta Tata Guna Lahan Provinsi NTT (Insert P.Alor) ... V-5 Gambar 5.3. Struktur Lapisan Konstruksi Jalan Tarmana – Lantoka –
Maritaing (KM.77+500 – KM.83+600) ... V-6 Gambar 5.4. Grafik Nilai SDI dan Kondisi Jalan Tarmana – Lantoka –
Maritaing (KM.77+500 – KM.83+600) Tahun 2012 ... V-8 Gambar 5.5. Grafik Nilai CBR Dengan Tingkat Kepercayaan 90% ... V-12 Gambar 5.6. Street Map Konsep Rencana Perancangan ... V-15 Gambar 5.7. Lanjutan Street Map Konsep Rencana Perancangan ... V-16 Gambar 5.8. Street Map Kondisi Eksisting
Lapisan Konstruksi... ... V-17 Gambar 5.9. Susunan Tebal Rencana Lapisan Perancangan
Rekonstruksi ... V-29 Gambar 5.10. Susunan Tebal Rencana Lapisan Perancangan
Pelebaran Jalan ... V-36 Gambar 5.11. Susunan Tebal Lapisan Rencana
Lapis Tambah (Overlay) ... V-39 Gambar 5.12. Penempatan Marka Garis Tepi, Marka Sumbu/Pemisah
dan Marka Garis Larangan KM 82+500 – KM.82+950 ... V-40 Gambar 5.13. Ukuran Marka Pada Ruas Jalan Tarmana – Lantoka –
Maritaing KM.77+500 – Km.83+600 ... V-41
Gambar 5.14. Ukuran Rambu Berbentuk Belah Ketupat Pada Ruas Jalan
Tarmana –Lantoka–Maritaing KM.77+500 – Km.83+600 .. V-42 Gambar 5.15. Ukuran Rambu Berbentuk Lingkaran Pada Ruas Jalan
Tarmana –Lantoka–Maritaing KM.77+500 – Km.83+600 .. V-42 Gambar 5.16. Ukuran Rambu Berbentuk Segi Empat Pada Ruas Jalan
Tarmana –Lantoka–Maritaing KM.77+500 – Km.83+600 .. V-43 Gambar 5.17. Skets Hasil Perancangan Kombinasi Rekonstruksi
(Segmen I) Dengan Pelebaran Jalan (Segmen II)
Tanpa Skala ... V-59 Gambar 5.18. Skets Hasil Perancangan Kombinasi Overlay
(Segmen III) Dengan Pelebaran Jalan (Segmen II)
Tanpa Skala ... V-59 Gambar 5.19. Dimensi Desain Saluran Trapesium Pada Ruas Jalan
Tarmana – Lantoka – Maritaing
KM.77+500 – KM.83+600 ... V-60 Gambar 5.20. Dimensi Desain Saluran Gorong – Gorong Pada Ruas Jalan
Tarmana – Lantoka – Maritaing
KM.77+500 – KM.83+600 ... V-60
DAFTAR NOTASI
S0 Overall Standart Deviation/ faktor reabilitas dari devisai standar
keseluruhan yang memperhitungkan kemungkinan variasi perkiraan lalu – lintas dan perkiraan kinerja w18 yang diberikan.
R Faktor tingkat kepercayaan memperhitungkan kemungkinan adanya
variasi pada lalu lintas dua arah prediksi (w18) serta prediksi kinerja, sehingga dapat memberikan tingkat kepastian (R) yang seksi
perkerasannya akan bertahan (survive) selama umur rencana yang
ditetapkan.
DD Distribusi kendaraan ringan dan berat yang lewat pada satu arah tertentu.
Biasanya diambil 0.5.
DL Distribusi kendaraan ringan dan berat yang lewat pada lajur rencana
sesuai dengan jumlah lajur dan arah.
ZR Standart Normal Deviate.
ESB Modulus elastisitas dari setiap bahan yang dipakai untuk lapisan pondasi
bawah (sub base).
EBS Modulus elastisitas dari setiap bahan yang dipakai untuk lapisan pondasi
bawah (base).
ESG Modulus elastisitas untuk lapisan tanah dasar (sub grade)
Wx Sumbu dengan beban 1000x pon.
W18 Sumbu standar dengan beban 18.000 pon.
L18 Beban Sumbu Standar (kilopon) = 18 kilo pon
Lx Beban Sumbu Kendaraan (dalam kilo pon)
L2s Kode untuk konfigurasi sumbu yang ditinjau
1 = untuk sumbu tunggal 2 = untuk sumbu tandem 3 = untuk sumbu tripel
W18-LL Akumulasi ekuivalen beban sumbu standar pada lajur rencana
selama umur rencana akibat beban lalu lintas.
W18-ST Akumulasi ekuivalen beban sumbu standar pada lajur rencana
selama umur rencana yang masih mampu ditahan oleh struktur perkerasan.
i Persentase pertumbuhan lalu – lintas untuk daerah tinjauan
a Koefisien kekuatan relatif masing – masing bahan
d Tebal lapisan konstruksi struktur perkerasan
m Faktor yang digunakan untuk memodifikasi koefisien kekuatan relatif
sebagai fungsi yang menyatakan seberapa baiknya struktur perkerasan dapat mengatasi pengaruh negatif masuknya air ke dalam struktur perkerasan.
DAFTAR ISTILAH Badan Jalan
Bagian jalan yang meliputi jalur lalu-lintas, median, dan bahu jalan. Bahu Jalan
Bagian ruang manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapis permukaan. Perkerasan Lentur
Perkerasan yang bersifat lentur (fleksibel) karena bahan susunnya terdiri atas
berbagai ukuran butiran agregat pecah yang diselimuti aspal, yang kekuatannya sangat ditentukan oleh internal friction antar butiran dan modulus elastisitas aspal serta jumlah rongga dalam campuran agregat yang terisi aspal.
Pekerasan Eksisting
Perkerasan asli atau perkerasan jalan lama sebelum dilakukan kegiatan penanganan/pemeliharaan.
Bahan Granular
Bahan berbutir yang biasanya dipakai untuk konstruksi lapisan pondasi dan pondasi bawah untuk konstruksi perkerasan lentur.
SN (Structural Number)
Indeks yang diturunkan dari analisis lalu-lintas, kondisi tanah dasar, dan lingkungan yang dapat dikonversi menjadi tebal lapisan perkerasan dengan menggunakan koefisien kekuatan relatif yang sesuai untuk tiap-tiap jenis material masing-masing lapis struktur perkerasan.
Rekonstruksi
Kegiatan penanganan pada ruas jalan dengan kriteria kondisi rusak berat dan memerlukan peningkatan kekuatan struktur.
Overlay
Kegiatan penanganan pada ruas jalan dengan menambah lapisan baru diatas lapisan perkerasan yang lama
Widening
Kegiatan penanganan pada ruas jalan dengan menambah lebar badan jalan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas jalan.
Laston
Campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang rapat/menerus dengan menggunakan bahan pengikat aspal dan umumnya digunakan untuk lalu lintas dengan volume tinggi.
Sirtu
Salah satu bahan/material berbutir yang terdiri dari campuran pasir dan batu dan sering dipakai sebagai bahan untuk lapisan pondasi pada konstruksi perkerasan jalan.
DAFTAR LAMPIRAN L1 Administrasi L2 Data Perancangan L3 Perhitungan perancangan L4 Gambar Perancangan L5 Estimasi Volume/RAB L6 Lain - lain