(Mata Uang Indonesia)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Daftar Isi
Hal Laporan Auditor Independen
Neraca Konsolidasi……….… 1-4
Laporan Laba Rugi Konsolidasi……… 5-6
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi………..………. 7-9
Laporan Arus Kas Konsolidasi………. 10-12
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi……… 13-123
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk dan Anak Perusahaan (“Perusahaan”) tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan konsolidasi PT Satelit Palapa Indonesia dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001, entitas yang investasinya dicatat dengan metode ekuitas sampai diperoleh pengendalian pada bulan Mei 2001 seperti dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasi. Jumlah aktiva dan pendapatan dari entitas tersebut merupakan masing-masing 29,6% dan 44,6% dari jumlah aktiva dan pendapatan konsolidasi pada tahun 2001. Laporan tersebut diaudit oleh auditor lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk entitas tersebut, didasarkan semata-mata atas laporan auditor lain tersebut. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 diaudit oleh auditor independen lain, yang dalam laporannya tanggal 22 Maret 2001 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut dengan paragraf penjelasan mengenai dampak kondisi ekonomi terhadap Perusahaan. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor lain memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Drs. Soemarso S. Rahardjo, ME NIAP 98.1.0064
Catatan 2002 2001
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2d, 4, 25 2.831.760 4.637.796
Investasi jangka pendek 2e 67.625
-Piutang
Usaha 2f, 14
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 111.306 pada tahun 2002 dan Rp 81.885 pada
tahun 2001 5, 25 302.217 527.917
Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah
Rp 44.108 pada tahun 2002 dan Rp 26.911 pada
tahun 2001 25 178.673 107.378
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 238.020 pada tahun 2002 dan Rp 452.927
pada tahun 2001 6 647.463 686.834
Lain-lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Telkom 3, 25 85.201 2.418.830 Pihak ketiga 25f 116.874 78.852 Instrumen derivatif 2p, 27 - 41.918 Persediaan 2g 72.275 69.158 Uang muka 61.915 11.687
Pajak dan biaya dibayar di muka 2h,12, 24, 25 620.043 189.622
Aktiva lancar lainnya – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah
Rp 30.008 pada tahun 2001 2d, 25 156.094 65.462
Jumlah Aktiva Lancar 5.140.140 8.835.454
Catatan 2002 2001
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 77.905 pada tahun 2002 dan
Rp 80.765 pada tahun 2001 2f, 25 40.429 47.499
Aktiva pajak tangguhan - bersih 2r, 12 123.068 234.130
Investasi pada perusahaan asosiasi -setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 90.781 pada tahun 2002
dan Rp 93.316 pada tahun 2001 2i, 7 160.168 91.921
Investasi jangka panjang lainnya - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 252.943 pada tahun 2002 dan
Rp 267.966 pada tahun 2001 2i, 8 273.669 402.502
Aktiva tetap 2j, 2k, 2n, 9, 14 Nilai perolehan 17.839.398 13.864.807 Akumulasi penyusutan (5.948.933 ) (4.264.691) Penurunan nilai (131.209 ) (131.209) Bersih 11.759.256 9.468.907 Goodwill - bersih 1d, 2c, 2l, 3, 10 3.711.914 2.410.080
Piutang jangka panjang 25f 151.917 146.539
Pensiun dibayar di muka jangka panjang
-setelah dikurangi bagian jangka pendek 2o, 24, 25 286.240 284.410
Uang muka jangka panjang 11, 25 61.801 202.967
Lain-lain 2d, 2h, 14, 25 293.863 224.291
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 16.862.325 13.513.246
JUMLAH AKTIVA 22.002.465 22.348.700
Catatan 2002 2001
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR
Hutang jangka pendek 14, 25 226.184 525
Hutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 25 5.682 3.242
Pihak ketiga 109.047 201.661
Hutang pengadaan 936.605 988.512
Hutang pajak 12 248.181 2.898.298
Biaya masih harus dibayar 3, 13, 21,
24, 25, 27 375.204 305.607
Pendapatan diterima di muka 2m 526.889 225.141
Uang muka pelanggan 12.667 16.286
Instrumen derivatif 2p, 27 - 1.077
Bagian jangka pendek dari hutang
jangka panjang 2t, 14, 29
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 25
Pemerintah Republik Indonesia 5.010 5.010
Pihak ketiga 640.036 813.801
Kewajiban lancar lainnya 96.947 52.417
Jumlah Kewajiban Lancar 3.182.452 5.511.577
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang hubungan istimewa 25 20.732 9.968
Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2r, 12 522.348 104.163
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian jangka pendek 2t, 14, 29
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 25 1.696.426 8.639
Pihak ketiga 1.660.767 2.202.405
Hutang obligasi 2t, 15 3.957.057 3.323.959
Kewajiban tidak lancar lainnya 25 221.839 209.323
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 8.079.169 5.858.457
HAK MINORITAS 2b 137.442 238.963
Catatan 2002 2001
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 setiap saham Seri A dan Seri B
Modal dasar - 1 saham Seri A dan 3.999.999.999 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh
-1 saham Seri A dan -1.035.499.999
saham Seri B 16 517.750 517.750
Agio saham 673.075 673.075
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali 2c, 3 4.467.740 4.359.259
Selisih transaksi perubahan ekuitas
perusahaan asosiasi/anak perusahaan 2i, 3 284.285 284.197
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 14.528 18.471
Belum ditentukan penggunaannya 4.646.024 4.886.951
Jumlah Ekuitas 10.603.402 10.739.703
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 22.002.465 22.348.700
Catatan 2002 2001 2000
PENDAPATAN USAHA 2m, 25
Selular 17, 30, 31, 32 3.271.652 1.769.907
-Telepon internasional 18, 30, 31, 32 2.137.939 2.157.492 2.184.008
Multimedia, Komunikasi Data,
Internet (“MIDI”) 14, 19 1.263.038 1.105.088 731.740
Jasa lainnya 94.353 105.649 76.496
Jumlah Pendapatan Usaha 6.766.982 5.138.136 2.992.244
BEBAN USAHA 2m Penyusutan 2j, 9 1.723.933 1.011.619 189.852 Karyawan 2n, 2o, 21, 24, 25 687.240 496.268 324.129 Kompensasi kepada penyelenggara dan
penyedia jasa telekomunikasi 20, 25, 31 609.602 597.538 555.439
Administrasi dan umum 22, 25 454.363 267.304 119.126
Pemeliharaan 2j, 2n 302.988 286.588 64.861
Sewa sirkit 192.161 133.792 105.853
Pemasaran 148.911 100.382 47.967
Beban jasa telekomunikasi lainnya 23, 25 735.947 415.841 109.708
Jumlah Beban Usaha 4.855.145 3.309.332 1.516.935
LABA USAHA 1.911.837 1.828.804 1.475.309 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2m Pendapatan bunga 25 822.302 642.075 173.014
Laba kurs - bersih 2q 393.820 524.087 462.768
Amortisasi goodwill 2l, 10 (753.495 ) (321.201 ) (2.480)
Beban bunga 2t (566.877 ) (402.485 ) (18.834)
Penyisihan piutang bunga ragu-ragu
obligasi konversi 8 (287.792 ) (19.650 )
-Jasa konsultan 3, 25 - (259.811 )
-Penyesuaian piutang usaha dari
Telkom 5 (118.018 ) -
-Lain-lain - bersih 2p, 27 (130.524 ) 14.360 179.870
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (640.584 ) 177.375 794.338
BAGIAN LABA BERSIH
PERUSAHAAN ASOSIASI 2i, 7 72.288 132.268 83.469
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN 1.343.541 2.138.447 2.353.116
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN 2r, 12
Tahun berjalan (245.870 ) (650.452 ) (630.578)
Tangguhan (528.491 ) 238.259 (57.170)
Beban Pajak Penghasilan - Bersih (774.361 ) (412.193 ) (687.748)
Catatan 2002 2001 2000
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
DAN LABA PRA-AKUISISI 569.180 1.726.254 1.665.368
HAK MINORITAS ATAS LABA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2b (27.065 ) (273.459 ) (23.243)
LABA PRA-AKUISISI 1d (205.863 ) -
LABA BERSIH 26 336.252 1.452.795 1.642.125
LABA PER SAHAM DASAR 2u 324,72 1.402,99 1.585,83
LABA PER ADS DASAR (10 lembar
saham Seri B per ADS) 2u 3.247,24 14.029,89 15.858,28
2002
Selisih Nilai Selisih
Transaksi Transaksi Perubahan Saldo Laba
Modal Saham - Restrukturisasi Ekuitas Perusahaan
Ditempatkan dan Entitas Asosiasi/Anak Telah Ditentukan Belum Ditentukan
Uraian Catatan Disetor Penuh Agio Saham Sepengendali Perusahaan Penggunaannya Penggunaannya Bersih
Saldo pada tanggal 1 Januari 2002 517.750 673.075 4.359.259 284.197 18.471 4.886.951 10.739.703
Penyesuaian atas selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali PT Indosatcom Adimarga, anak perusahaan, sehubungan dengan penerapan Standar Akuntansi
Keuangan (“SAK”) 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan“ 2r - - (704 ) - - - (704 )
Laba atas penjualan investasi pada PT Pramindo Ikat Nusantara kepada Telkom dengan menggunakan metode
penyatuan kepemilikan 2i, 8 - - 109.185 - - - 109.185
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V dari dolar AS ke rupiah - setelah dikurangi Pajak Penghasilan
terkait sebesar Rp 38 2b - - - 88 - - 88
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 20 Juni 2002
Deklarasi dividen kas 26 - - - (581.122 ) (581.122 )
Pembentukan dana cadangan 26 - - - - (3.943 ) 3.943
-Laba bersih tahun berjalan - - - 336.252 336.252
Saldo pada tanggal 31 Desember 2002 517.750 673.075 4.467.740 284.285 14.528 4.646.024 10.603.402
2001
Selisih Nilai Selisih
Transaksi Transaksi Perubahan Selisih Kurs Saldo Laba
Modal Saham - Restrukturisasi Ekuitas Perusahaan Karena
Ditempatkan dan Entitas Asosiasi/Anak Penjabaran Telah Ditentukan Belum Ditentukan
Uraian Catatan Disetor Penuh Agio Saham Sepengendali Perusahaan Laporan Keuangan Penggunaannya Penggunaannya Bersih
Saldo pada tanggal 1 Januari 2001 517.750 673.075 (2.509.987 ) 581.222 12.495 14.215 4.070.139
3.358.909
Penyesuaian akibat penjualan investasi di PT Telekomunikasi Selular dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait
sebesar Rp 2.943.963 2i, 3 - - 6.869.246 (297.031 ) - - - 6.572.215
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V. dari dolar AS ke rupiah - setelah dikurangi
Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 3 2b - - - 6 - - - 6
Penurunan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Japan Co., Ltd. dari yen Jepang ke rupiah -setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait
sebesar Rp 5.355 2b - - - - (12.495 ) - - (12.495 )
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 10 Mei 2001
Deklarasi dividen kas 26 - - - (631.727 ) (631.727)
Pembentukan dana cadangan 26 - - - 4.256 (4.256 )
-Laba bersih tahun berjalan - - - 1.452.795 1.452.795
Saldo pada tanggal 31 Desember 2001 517.750 673.075 4.359.259 284.197 - 18.471 4.886.951 10.739.703
2000
Selisih Nilai Selisih
Transaksi Transaksi Perubahan Selisih Kurs Saldo Laba
Modal Saham - Restrukturisasi Ekuitas Perusahaan Karena
Ditempatkan dan Entitas Asosiasi/Anak Penjabaran Telah Ditentukan Belum Ditentukan
Uraian Catatan Disetor Penuh Agio Saham Sepengendali Perusahaan Laporan Keuangan Penggunaannya Penggunaannya Bersih
Saldo pada tanggal 1 Januari 2000 517.750 673.075 (2.509.987 ) 578.570 9.667 11.426 3.120.446 2.400.947
Peningkatan investasi pada PT Telekomunikasi Selular karena perbedaan antara nilai nominal saham dalam rupiah dengan setara rupiah dari kontribusi modal dalam dolar AS - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait
sebesar Rp 1.095 2i - - - 2.554 - - - 2.554
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V. dari dolar AS ke rupiah - setelah
dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar
Rp 42 2b - - - 98 - - - 98
Peningkatan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Japan Co., Ltd. dari yen Jepang ke rupiah - setelah
dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 1.212 2b - - - - 2.828 - - 2.828
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 20 April 2000
Deklarasi dividen kas 26 - - - (689.643 ) (689.643 )
Pembentukan dana cadangan 26 - - - 2.789 (2.789 )
-Laba bersih tahun berjalan - - - 1.642.125 1.642.125
Saldo pada tanggal 31 Desember 2000 517.750 673.075 (2.509.987 ) 581.222 12.495 14.215 4.070.139 3.358.909
Catatan 2002 2001 2000
ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA
Penerimaan kas dari:
Pelanggan 6.629.463 5.542.173 2.988.755
Pendapatan bunga 730.690 593.184 160.434
Penghasilan lain-lain - bersih - 289.025 735.388
Pengeluaran kas untuk:
Karyawan dan pemasok (3.058.479 ) (3.380.447 ) (1.821.136)
Pajak (2.713.930 ) (1.128.660 ) (578.336)
Beban bunga (598.876 ) (338.085 ) (29.152)
Beban usaha (198.223 ) (23.505 ) (16.827)
Beban lain-lain - bersih (446.161 ) -
Kas Bersih yang Diperoleh dari
Kegiatan Usaha 344.484 1.553.685 1.439.126
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI
Penerimaan dari penjualan investasi -setelah dikurangi akuisisi investasi dari transaksi
kepemilikan silang 3 2.255.129 5.967.430
-Penambahan uang muka pembelian
aktiva tetap - (13.476 )
-Penerimaan dari penjualan investasi
jangka panjang lainnya 8 80.646 -
-Penerimaan dari penjualan aktiva
tetap 3.412 5.561 3.082
Perolehan aktiva tetap (3.468.274 ) (2.638.802 ) (275.846)
Akuisisi 25% kepemilikan PT Satelit
Palapa Indonesia 1 (2.824.250 ) -
-Penambahan kas dan setara kas
yang dibatasi penggunaannya (151.166 ) (33.523 ) (3.577)
Penambahan investasi jangka
pendek (67.625 ) -
-Penerimaan dari likuidasi anak
perusahaan - 15.008
-Kompensasi dari Intelsat untuk
penggunaan modal - 9.773 27.376
Akuisisi PT Bimagraha Telekomindo 3 - (4.235.859 )
-Penambahan investasi perusahaan
asosiasi - (100 ) (2.400)
Penerimaan dari penjualan investasi
lainnya - - 188
Catatan 2002 2001 2000
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN
Penerimaan dari hutang jangka
panjang 3.784.065 406.097 2.032
Penerimaan dari hutang obligasi 15 1.250.000 1.000.000
-Penerimaan dari hutang jangka
pendek 665.284 - 1.567
Penerimaan dari pelaksanaan
Instrumen derivatif 36.984 41.628 23.619
Pembayaran hutang jangka
panjang (2.388.960 ) (412.184 ) (19.210)
Pembayaran dividen kas (581.122 ) (631.727 ) (689.643)
Pembayaran hutang jangka pendek (446.525 ) (1.482 )
-Pembayaran hutang obligasi (299.968 ) -
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan
Pendanaan 2.019.758 402.332 (681.635)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS (1.807.886 ) 1.032.029 506.314
KAS DAN SETARA KAS AWAL
TAHUN 4.637.796 2.405.148 1.898.834
SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS ANAK PERUSAHAAN BARU
YANG DIPEROLEH 1.850 1.200.619
KAS DAN SETARA KAS AKHIR
TAHUN 4 2.831.760 4.637.796 2.405.148
RINCIAN KAS DAN SETARA KAS:
Kas dan bank 430.480 144.039 57.674
Deposito berjangka yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang 2.401.280 4.493.757 2.347.474
Kas dan setara kas yang disajikan
pada neraca konsolidasi 2.831.760 4.637.796 2.405.148
Catatan 2002 2001 2000
INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN ARUS KAS
Transaksi yang tidak mempengaruhi arus kas:
Selisih transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 108.481 6.869.246
-Pembagian dividen dalam bentuk obligasi konversi
tanpa jaminan 6.106 -
-Kapitalisasi beban bunga ke aktiva dalam pembangunan dan pemasangan yang
terkait 9 1.445 15.694
-Kapitalisasi rugi selisih kurs ke aktiva dalam pembangunan dan
pemasangan yang terkait 9 502 25.747
-Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan
asosiasi/anak perusahaan 88 (297.025 ) 2.652
Saldo piutang dari transaksi pemilikan silang (bagian dari piutang lainlain -pihak yang mempunyai
hubungan istimewa) - 2.259.180
-Aktiva dan kewajiban anak Perusahaan pada saat akuisisi saham
Aktiva lancar 2.668 2.009.427
-Aktiva tidak lancar 6.341 4.971.848
-Kewajiban lancar (5.917 ) (2.088.545 )
-1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 42 tanggal 27 Desember 2002 mengenai, antara lain, perubahan struktur modal, Direksi dan Komisaris.
Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 6 tanggal 8 Januari 2003, pemegang saham menyetujui untuk mengubah status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 yang diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 (lihat Catatan 36b). Pemegang saham juga memutuskan untuk mengubah anggaran dasar Perusahaan mengenai hal-hal berikut:
- Nama dan tempat kedudukan;
- Jangka waktu berdirinya Perseroan;
- Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha.
Pada tanggal 31 Desember 2002, anggaran dasar Perusahaan yang baru belum disetujui Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini:
• Menjalankan usaha dan/atau kegiatan penyediaan dan pelayanan jaringan dan/atau jasa
telekomunikasi serta informatika;
• Menjalankan usaha dan/atau kegiatan perencanaan, pembangunan sarana, pengadaan
fasilitas telekomunikasi serta informatika termasuk pengadaan sumber daya yang mendukung;
• Menjalankan usaha dan kegiatan pengoperasian (yang meliputi juga pemasaran serta
penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika yang diselenggarakan Perusahaan), melakukan pemeliharaan, penelitian, pengembangan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi serta informatika, penyelenggaraan pendidikan dan latihan, baik di dalam maupun di luar negeri; dan
• Menjalankan usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan jaringan
dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika.
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
Saat ini, kegiatan usaha utama Perusahaan adalah menyelenggarakan jasa telekomunikasi sentral internasional, termasuk jasa telepon internasional, teleks, telegram, sambungan komunikasi data paket, jasa faksimili penyimpanan dan pengiriman dan jasa Inmarsat untuk komunikasi bergerak. Perusahaan juga memberikan berbagai jasa telekomunikasi internasional non-sentral, termasuk sirkit sewa berkecepatan rendah dan tinggi, video-link, TV link, Integrated Services Digital Network (“ISDN”) dan jasa lainnya yang berciri transmisi data atau gambar dari pada suara.
Kedudukan Perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional ditegaskan kembali berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 1991.
Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 36 mengenai Telekomunikasi yang berlaku efektif pada bulan September 2000. Berdasarkan Undang-undang tersebut, penyelenggaraan jasa telekomunikasi meliputi:
• Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi
• Penyelenggaraan jasa telekomunikasi
• Penyelenggaraan telekomunikasi khusus
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggara telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan oleh perorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi.
Undang-undang No. 36 melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.
Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Perhubungan, memberi izin prinsip kepada Perusahaan sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi Digital Communication System (“DCS-1800”) nasional, sebagai kompensasi atas terminasi dini efektif tanggal 1 Agustus 2003, hak jasa telekomunikasi internasional Perusahaan yang diberikan sebelum izin tersebut. Izin prinsip ini berlaku untuk dua tahun agar Perusahaan dapat membangun sekurang-kurangnya 10% cakupan wilayah layanan nasional dari daerah geografi yang berpenduduk dalam kurun waktu dua tahun. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri Perhubungan. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.247 tanggal 6 November 2001, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan oleh Perusahaan kepada anak perusahaannya yang baru didirikan, PT Indosat Multi Media Mobile (lihat “d” di bawah).
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)
Pada tanggal 7 September 2000, Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Perhubungan memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan langsung jarak jauh dalam negeri, sebagai kompensasi atas terminasi hak jasa telekomunikasi internasional Perusahaan. Di lain pihak, Telkom telah diberikan izin prinsip untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas terminasi dini hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal dan sambungan jarak jauh. Izin prinsip Perusahaan untuk jasa telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh tersebut berlaku untuk dua tahun dari tanggal penerbitannya agar Perusahaan memiliki cukup waktu untuk membangun dan melakukan persiapan komersial dalam rangka penyediaan jasa tersebut.
Pada tanggal 28 Juni 2001, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan jasa Voice Over Internet Protocol (“VoIP“). Pada tanggal 26 April 2002, Perusahaan memperoleh izin operasi VoIP dengan cakupan nasional. Izin operasi Perusahaan untuk VoIP akan dievaluasi setiap 5 tahun setelah tanggal dikeluarkannya.
Berdasarkan surat Menteri Perhubungan tanggal 1 Agustus 2002, Perusahaan diberikan izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya. Izin penyelenggaraan ini akan diperbaharui menjadi izin nasional pada tanggal 30 November 2002, setelah nilai dari izin tersebut diatas kepada Telkom dan Perusahaan ditentukan oleh penilai independen, sebagai kompensasi kepada Telkom dan Perusahaan atas terminasi hak eksklusif mereka masing-masing atas penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal/domestik dan internasional. Pada tanggal 31 Desember 2002, laporan penilai independen tersebut belum difinalisasi.
Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan memiliki sentral gerbang internasional yang terletak di Jakarta, Medan, Batam dan Surabaya.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Semua saham Seri B Perusahaan dicatatkan dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1994. American Depository Shares (“ADS”) Perusahaan yang diterbitkan (setiap ADS mewakili 10 saham Seri B) mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York pada tahun 1994.
c. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Berdasarkan keputusan dalam:
• Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan
dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 41 pada tanggal yang sama.
• Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2001 yang diaktakan dengan akta
notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 32 pada tanggal yang sama.
• Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 April 2000 yang diaktakan dengan
akta notaris Lia Muliani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) No. 36 pada tanggal yang sama.
1. UMUM (lanjutan)
c. Karyawan, Direktur dan Komisaris (lanjutan)
susunan anggota Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut:
2002 2001 dan 2000
Komisaris Utama Peter Seah Lim Huat Wisnu Askari Marantika
Komisaris Achmad Rivai * Achmad Rivai *
Komisaris Soebagijo Soemodihardjo * Soebagijo Soemodihardjo
Komisaris Lee Theng Kiat Abdul Anshari Ritonga
Komisaris Sio Tat Hiang Muwardi Pangarihutan
Simatupang
Komisaris Lim Ah Doo *
-Komisaris Sum Soon Lim
-Komisaris Roes Aryawidjaya
-Komisaris Umar Rusdi
-* Komisaris Independen
Berdasarkan keputusan dalam:
• Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan
dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 41 pada tanggal yang sama.
• Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 April 2000 yang diaktakan dengan
akta notaris Lia Muliani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) No. 36 pada tanggal yang sama.
susunan anggota Direksi pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut:
2002 2001 dan 2000
Direktur Utama Widya Purnama Hari Kartana
Direktur Ng Eng Ho
-Direktur Pengembangan
Perusahaan - Budi Prasetyo
Direktur Niaga - Guntur Siregar
Direktur Operasi dan Teknik - Garuda Sugardo
Direktur Keuangan dan
Administrasi - Dibyanto Habimono
Koesoebjono
Direktur Junino Jahja
-Direktur Wityasmoro Sih Handayanto
-1. UMUM (lanjutan)
c. Karyawan, Direktur dan Komisaris (lanjutan)
Perusahaan dan Anak Perusahaan (secara bersama-sama disebut “Perusahaan”) mempunyai sekitar 5.980 dan 5.550 karyawan, termasuk pekerja harian lepas, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
d. Struktur Anak Perusahaan
Perusahaan mempunyai pemilikan saham langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan berikut:
Jumlah Aktiva
Persentase Pemilikan (Sebelum Eliminasi)
Mulai 2002 2001 2002 2001
Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan Usaha Beroperasi (%) (%) (Rp) (Rp)
PT Satelit Palapa Indonesia Jakarta Telekomunikasi 1993 100,00 75,00 7.356.377 6.606.631
Satelindo International
Finance B.V. Amsterdam Keuangan 1996 100,00 75,00 1.626.937 2.240.996
PT Satelindo Multi Media Jakarta Multimedia 1999 99,60 74,70 11.961 9.322
PT Indosat Multi Media Mobile Jakarta Telekomunikasi 2001 99,94 99,94 3.374.847 2.392.870
PT Bimagraha Telekomindo Jakarta Perusahaan Induk 1992 100,00 100,00 843.627 247.172
PT Aplikanusa Lintasarta Jakarta Komunikasi Data 1989 69,46 69,46 603.858 534.504
PT Artajasa Pembayaran
Elektronis Jakarta Telekomunikasi 2000 45,15 - 59.714
-PT Indosat Mega Media Jakarta Multimedia 2001 99,84 99,84 315.233 278.386
PT Sisindosat Lintasbuana Jakarta Teknologi Informasi 1990 96,87 95,64 130.656 119.166
PT Asitelindo Data Buana Jakarta Multimedia 1997 49,40 48,78 9.822 10.324
PT Indosatcom Adimarga Jakarta Telekomunikasi 2000 99,94 99,94 7.055 9.308
Indosat Japan Co., Ltd.* Tokyo Jasa Penyiaran - - - -
-* dilikuidasi pada tahun 2001
PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”)
Satelindo bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi bergerak selular (“GSM”), penyelenggaraan fasilitas dan jasa telekomunikasi internasional, komunikasi satelit, transmisi satelit, konsultansi, penjelajahan (tracking), telemetri dan peluncuran satelit, serta perbaikan dan pemeliharaan fasilitas transmisi satelit. Investasi awal Perusahaan sebesar 10% pemilikan modal di Satelindo dilakukan pada tahun 1993. Pada tahun 1995, Satelindo menerbitkan 33.333.334 saham baru (merupakan 25% pemilikan modal) dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada Deutsche Telekom Mobilfunk GmbH (”DeTeMobil”), anak perusahaan Deutsche Telekom AG, dengan harga Rp 1.300.334 (AS$ 586.000). Penerbitan saham baru tersebut mengakibatkan penurunan pemilikan modal Perusahaan di Satelindo menjadi 7,5%. Pada tahun 1999, DeTeMobil memindahkan pemilikan modalnya di Satelindo kepada DeTeAsia Holding GmbH (“DeTeAsia”), anak perusahaan lain yang dimiliki seluruhnya oleh Deutsche Telekom AG.
1. UMUM (lanjutan)
d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan)
PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”) (lanjutan)
Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan mengakui akuisisi 22,5% pemilikan modal Telkom di Satelindo (lihat Catatan 3). Pada tanggal 31 Mei 2001, Perusahaan juga mengakuisisi 100% pemilikan modal di PT Bimagraha Telekomindo dari pemegang sahamnya. PT Bimagraha Telekomindo mempunyai 45% pemilikan modal di Satelindo. Sebagai akibat dari transaksi tersebut, jumlah pemilikan modal Perusahaan di Satelindo meningkat menjadi 75% efektif tanggal 31 Mei 2001.
Pada tanggal 20 Mei 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan DeTeAsia, pemilik 33.333.334 saham yang merupakan 25% modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh Satelindo dengan nilai AS$ 325.000 (ekuivalen dengan Rp 2.824.250). Setelah pembelian saham tersebut dari DeTeAsia, yang transaksinya ditutup pada tanggal 28 Juni 2002, Perusahaan menjadi pemilik, secara langsung dan tidak langsung, 100% modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh Satelindo. Goodwill yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar Rp 2.055.329 (lihat Catatan 10). Transaksi ini telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 Juni 2002.
Berdasarkan penilaian independen dari PT AAJ Batavia dalam laporan mereka tanggal 15 Mei 2002, mereka berpendapat bahwa harga beli Satelindo dari DeTeAsia adalah wajar dan layak. Penilaian independen ini dibuat sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal ("BAPEPAM") No. IX.E.2, "Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama" tanggal 20 Februari 2001.
Satelindo memiliki 100% modal Satelindo International Finance B.V. dan 99,6% modal PT Satelindo Multi Media (sebelumnya PT Nusa Era Persada Jaya).
Pada tanggal 25 Juli 2002, Perusahaan melakukan setoran modal ke Satelindo sebesar AS$ 75.000 dari pinjaman yang berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14).
Saham Satelindo digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 14).
Satelindo International Finance B.V. (“SIB”)
SIB didirikan di Amsterdam (Belanda) pada tahun 1996. Satelindo memanfaatkan SIB khusus yang memfasilitasi pinjaman Satelindo dari pihak ketiga dan tidak melakukan kegiatan lainnya. Pada tanggal 30 Mei 2000, SIB menerbitkan Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin (lihat Catatan 15).
PT Satelindo Multi Media (“SMM”)
SMM didirikan pada tahun 1999 dan bergerak diberbagai bidang termasuk jasa telekomunikasi. SMM mempunyai izin prinsip untuk bergerak dalam bidang penyelenggara jasa multimedia dan
1. UMUM (lanjutan)
d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan)
PT Indosat Multi Media Mobile (‘IM3”)
IM3 yang didirikan pada bulan Juli 2001, bergerak dalam penyediaan jasa telekomunikasi selular DCS-1800. Perusahaan telah menyetor investasi modalnya kepada IM3 sebesar Rp 1.728.278 pada tahun 2001.
Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham IM3 pada tanggal 20 November 2001, Perusahaan mengalihkan ke IM3 hak dan kewajiban Perusahaan sehubungan dengan perjanjian dengan pihak ketiga (pemasok/kontraktor) mengenai pengadaan aktiva tetap, kartu Subscriber Identification Module (“SIM”), voucher pulsa isi ulang dan lain-lain, yang dibuat sebelum IM3 didirikan dan masih merupakan bagian dari Divisi Mobile Perusahaan. PT Bimagraha Telekomindo (“Bimagraha”)
Bimagraha merupakan perusahaan induk yang tidak mempunyai kegiatan. Bimagraha memiliki 45% modal Satelindo yang merupakan satu-satunya investasi modal Bimagraha.
PT Aplikanusa Lintasarta (“Lintasarta”)
Lintasarta bergerak dalam bidang jasa sistem komunikasi data, jasa aplikasi jaringan yang meliputi penyediaan sarana fisik dan aplikasi perangkat lunak, dan jasa konsultasi dalam bidang komunikasi data dan sistem informasi untuk industri perbankan dan industri lainnya. Investasi Perusahaan pada Lintasarta pertama kali dilakukan pada tahun 1988.
Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan mengakuisisi 37,21% pemilikan Telkom di Lintasarta, sehingga meningkatkan jumlah pemilikan modal Perusahaan dari 32,25% menjadi 69,46% (lihat Catatan 3).
PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“APE”)
Lintasarta memiliki 40% modal APE, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan informasi.
Pada tanggal 2 Januari 2002, Lintasarta mengadakan beberapa perjanjian pengalihan dengan APE di mana Lintasarta akan mengalihkan aktiva tertentu yang terdiri dari aktiva tetap, hak pakai atas perangkat komunikasi data dan jasa aplikasi dengan jumlah keseluruhan Rp 30.286 yang ditukar dengan saham APE yang akan meningkatkan modal Lintasarta di APE dari 40% menjadi 65%.
PT Indosat Mega Media (“IMM”)
IMM bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa multimedia dan menghasilkan produk dan program multimedia. Pada bulan Agustus 2001, Perusahaan mengalihkan seluruh kegiatan usaha dan aktiva tetap usaha internetnya ke IMM. Perusahaan juga mengalihkan sebagian saldo piutang internet ke IMM pada tanggal 31 Juli 2001.
1. UMUM (lanjutan)
d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan)
PT Sisindosat Lintasbuana (“Sisindosat”)
Sisindosat bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa teknologi informasi dan komputer serta jasa-jasa lain yang terkait, dan bertindak sebagai agen perangkat keras dan lunak komputer. Perusahaan memiliki 95,64% modal di Sisindosat, yang memiliki 51% modal PT Asitelindo Data Buana.
Pada tanggal 5 November 2002, Perusahaan mengkonversikan piutangnya dari Sisindosat sejumlah Rp. 42.692 menjadi tambahan modal yang ditempatkan dan disetor penuh Sisindosat. Transaksi ini meningkatkan pemilikan modal Perusahaan dari 95,64% menjadi 96,87%.
PT Asitelindo Data Buana (“Asiatel”)
Asiatel bergerak dalam bidang jasa audio-text dan penyediaan perangkat lunak dan keras untuk jasa telekomunikasi.
PT Indosatcom Adimarga atau (“Indosatcom”)
Indosatcom (sebelumnya dikenal sebagai PT Indokomsat Lintas Dunia atau “Indokomsat”), bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa dan sarana telekomunikasi berbasis satelit serta jasa-jasa lain yang terkait.
Berdasarkan akta notaris Soetjipto, S.H. No. 25 tanggal 17 Desember 2002, pemegang saham IMM dan Indosatcom setuju untuk menggabungkan Indosatcom ke IMM untuk ditukar dengan saham baru IMM yang diterbitkan sejumlah Rp 3.372. Dalam akta itu juga disetujui bahwa aset bersih yang digunakan untuk pertukaran tersebut adalah aset bersih Indosatcom pada tanggal 30 September 2002 yang belum diaudit.
Pada tanggal 31 Desember 2002 penggabungan tersebut belum efektif karena belum disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Indosat Japan Co., Ltd. (“IJCL”)
IJCL, anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya dan berkedudukan di Tokyo, seharusnya bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa televisi kabel dan penyiaran radio di Jepang. IJCL belum memulai kegiatan operasionalnya sampai dengan tanggal 1 Mei 2001, ketika IJCL memulai proses likuidasi yang telah diselesaikan pada bulan Agustus 2001.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 1979, instrumen derivatif yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau sebesar aktiva bersih, atau yang dicatat dengan metode ekuitas untuk investasi pada perusahaan asosiasi (untuk pemilikan modal sekurangnya 20% tetapi tidak lebih dari 50%).
Laporan arus kas konsolidasi mengelompokkan penerimaan dan pembayaran kas dalam kegiatan usaha, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari kegiatan usaha disajikan menggunakan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut: Pemilikan Modal (%) 2002 2001 2000 Satelindo 55,00 30,00 -• SIB 55,00 30,00 -• SMM 54,78 29,88 -Bimagraha 100,00 100,00 -• Satelindo 45,00 45,00 -- SIB 45,00 45,00 -- SMM 44,82 44,82 -Lintasarta 69,46 69,46 69,46 • APE 45,15 - -Sisindosat 96,87 95,64 95,64 • Asiatel 49,40 48,78 48,78 IJCL - - 100,00 IMM 99,84 99,84 99,50 Indosatcom 99,94 99,94 95,00 IM3 99,94 99,94
-2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (lanjutan)
Efektif tanggal 31 Mei 2001, aktiva bersih Satelindo dan anak perusahaannya (SIB dan SMM) dikonsolidasi akibat pemilikan efektif Perusahaan sebesar 75% (lihat Catatan 3), namun sebelum tanggal 31 Mei 2001, investasi di Satelindo sebesar 7,5% dicatat dengan menggunakan metode biaya.
Laporan keuangan APE dan Asiatel dikonsolidasi karena kebijakan keuangan dan operasinya dikendalikan masing-masing oleh Lintasarta dan Sisindosat.
Akun-akun IJCL dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca untuk akun neraca dan kurs rata-rata selama setahun untuk akun laporan laba rugi (JPY 1 menjadi Rp 75,79 untuk tahun 2000). Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan IJCL dilaporkan pada neraca konsolidasi sebagai bagian dari akun “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada bagian Ekuitas. Pada tanggal 31 Desember 2001, IJCL telah dilikuidasi (lihat Catatan 1d).
Hak minoritas pada Anak Perusahaan merupakan bagian pemilikan pemegang saham minoritas pada ekuitas Anak Perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya. Semua transaksi dan saldo signifikan antar perusahaan telah dieliminasi dalam konsolidasi.
c. Akuntansi Penggabungan Usaha
Transaksi pemilikan silang dengan Telkom (lihat Catatan 3) merupakan reorganisasi perusahaan sepengendali (metode penyatuan kepemilikan), karena Perusahaan dan Telkom berada di bawah kendali yang sama, yaitu oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dengan metode penyatuan kepemilikan, nilai tercatat historis ekuitas bersih entitas digabung, seolah-olah perusahaan-perusahaan tersebut merupakan entitas tunggal untuk seluruh periode yang disajikan, sesuai dengan SAK 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga beli/jual yang dibayarkan atau diterima dengan nilai buku, setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait, disajikan dalam Ekuitas sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Akuisisi 100% modal Bimagraha (lihat Catatan 3) dicatat dengan menggunakan metode pembelian, sesuai dengan SAK 22, “Akuntansi Penggabungan Usaha”. Dengan metode pembelian, selisih lebih antara biaya perolehan di atas nilai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi, yang diperoleh pada tanggal akuisisi diakui sebagai goodwill.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Kas dan Setara Kas
Deposito berjangka dan penempatan jangka pendek lainnya yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau pembelian diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
Kas dan setara kas yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang, fasilitas Letter of Credit dan garansi bank, tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari Kas dan Setara Kas dan disajikan sebagai bagian dari Aktiva Lancar Lainnya atau Aktiva Tidak Lancar Lain-lain.
e. Investasi Jangka pendek
Investasi Jangka pendek terdiri dari:
1. Investasi dalam efek hutang
Investasi dalam efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya sesuai dengan SAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. Laba (rugi) yang belum terealisasi pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada “Laba (Rugi) Kepemilikan Surat Berharga yang Belum Terealisasi”, yang merupakan bagian dari Ekuitas dan diakui pada saat laba atau rugi terealisasi.
2. Reksadana
Reksadana dinyatakan sebesar nilai aktiva bersih pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang belum terealisasi dari perubahan nilai aktiva bersih dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
f. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir tahun.
g. Persediaan
Persediaan yang terutama terdiri dari paket perdana dan voucher pulsa isi ulang, dinilai menurut nilai yang terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Metode utama yang digunakan untuk menentukan harga perolehan adalah metode rata-rata bergerak.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka, terutama gaji, sewa dan asuransi, diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (“straight-line method”). Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar -Lain-lain”.
i. Investasi
Investasi terdiri dari:
• Investasi pada perusahaan asosiasi
Investasi saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan modal minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50%, dinyatakan dengan metode ekuitas di mana harga perolehan dari investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi serta dikurangi dengan pendapatan dividen yang diterima. Bagian Perusahaan atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi akan disesuaikan dengan amortisasi garis lurus selama lima tahun, perbedaan antara harga perolehan investasi dan bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal akuisisi (goodwill). Pada saat anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang dicatat dengan metode ekuitas menjual sahamnya kepada pihak ketiga dengan harga yang berbeda dari nilai bukunya, nilai investasi bersih investor pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut akan terpengaruh. Nilai investasi bersih investor juga akan terpengaruh apabila penyetoran modal anak perusahaan/perusahaan asosiasi dilakukan dalam mata uang asing sehingga menyebabkan tambahan modal disetor yang berasal dari selisih antara nilai nominal dan ekuivalen rupiah setoran modal pada tanggal diterima. Perusahaan mengakui perubahan investasi bersih pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut, dengan kredit atau beban pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan”, setelah dikurangi Pajak Penghasilan yang terkait, setelah menyesuaikan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
• Investasi saham dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan investasi jangka panjang
lainnya dinyatakan sebesar harga perolehan.
• Investasi saham yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Aktiva Tetap
Aktiva tetap, kecuali untuk aktiva tetap yang dinilai kembali pada tahun 1979, dinyatakan sebesar harga perolehan yang mencakup biaya pinjaman tertentu dari dana yang digunakan untuk membiayai perolehan aktiva tetap, dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya pinjaman dikapitalisasi sesuai dengan jumlah kapitalisasi maksimum sesuai SAK 26. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 3 sampai 20
Kabel laut 15
Stasiun bumi 15
Kabel bawah tanah 15
Peralatan sentral 15
Peralatan telekomunikasi lainnya 5
Peralatan teknologi informasi 5 sampai 10
Peralatan kantor 3 sampai 6
Sarana penunjang bangunan dan partisi 5
Kendaraan 5
Peralatan teknis selular
Subsistem base station 5 sampai 15
Subsistem sentral jaringan 5 sampai 10
Substem pendukung operasional 5
Peralatan teknis satelit
Satelit 12
Stasiun pengendali pusat 15
Peralatan di lokasi pelanggan 15
Peralatan transmisi dan cross-connection
Peralatan transmisi 5 sampai 24
Peralatan cross-connection 8 sampai 10
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat beserta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap, dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Aktiva dalam pembangunan dan pemasangan mencakup peralatan teknis selular, peralatan telekomunikasi lainnya, kabel laut, kabel bawah tanah, sarana penunjang bangunan dan partisi, peralatan teknologi informasi, peralatan sentral, bangunan, peralatan transmisi dan cross-connection, peralatan teknis satelit, dan peralatan lainnya yang sedang dipasang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Aktiva Tetap (lanjutan)
Semua biaya pinjaman, termasuk bunga dan selisih kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu, dikapitalisasi ke harga perolehan aktiva dalam pembangunan dan pemasangan. Laba kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu disesuaikan ke akun Aktiva dalam Pembangunan dan Pemasangan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan dan pemasangan selesai dan aktiva yang dibangun atau dipasang tersebut siap untuk digunakan.
k. Penurunan Nilai Aktiva
Sesuai dengan SAK 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan mengestimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan.
l. Goodwill
Pada saat Perusahaan mengakuisisi suatu anak perusahaan yang bukan merupakan perusahaan sepengendali, selisih lebih antara harga perolehan di atas bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva anak perusahaan yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi diakui sebagai goodwill. Goodwill diamortisasi selama lima tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Perusahaan mengkaji nilai tercatat goodwill pada saat terdapat peristiwa atau kejadian yang menunjukkan bahwa nilai goodwill menurun. Kerugian penurunan nilai diakui sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan.
m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Telepon Internasional
Pendapatan diakui dengan menggunakan metode akrual. Pada tiap akhir tahun, pendapatan dari telepon internasional ke luar negeri (“outgoing”) dicatat berdasarkan lalu lintas komunikasi aktual yang tercatat. Penyesuaian dari Telkom untuk dua bulan terakhir dari tahun yang bersangkutan diakui pada tahun berikutnya (secara historis jumlah koreksi aktual yang dilakukan tidak signifikan). Pendapatan dari lalu lintas telepon internasional dari perusahaan telekomunikasi internasional, yang laporannya belum diterima, ditaksir berdasarkan data historis (secara historis jumlah perbedaan antara taksiran dengan aktual juga tidak signifikan).
Pendapatan interkoneksi yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi berdasarkan pembagian pendapatan (lihat Catatan 32), diakui sebesar pendapatan bersih, setelah dikurangi beban interkoneksi dan alokasi kepada perusahaan telekomunikasi internasional. Pendapatan interkoneksi yang tidak didasarkan pada perjanjian pembagian kontraktual, yaitu yang berdasarkan pada tarif yang ditentukan oleh keputusan Pemerintah (lihat Catatan 31), dilaporkan
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Selular
Pendapatan dari jasa penyambungan (biaya penyambungan) diakui pada saat penyambungan dilakukan dan pendapatan yang berasal dari pemakaian serta biaya bulanan diakui pada saat dihasilkan.
Pendapatan diterima di muka kartu pra-bayar, yang terdiri dari pendapatan penjualan paket perdana dan voucher pulsa isi ulang, diakui sebagai berikut:
• Penjualan paket perdana diakui pada saat penyerahan kepada distributor, penyalur atau
langsung kepada pelanggan.
• Penjualan voucher pulsa isi ulang kepada penyalur atau pelanggan dicatat sebagai
pendapatan diterima di muka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan pemakaian pulsa berdasarkan jumlah panggilan yang berhasil dilakukan oleh pelanggan atau pada saat sisa pulsa pada voucher pra-bayar telah habis masa berlakunya.
Pendapatan dari interkoneksi dengan operator lain (pendapatan pemakaian) diakui setiap bulan berdasarkan lalu lintas aktual yang tercatat pada bulan yang bersangkutan.
MIDI
Pendapatan satelit dicatat sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam perjanjian sewa transponder antara Satelindo dan tiap pelanggannya. Pendapatan dari penjualan perangkat lunak dan jasa diakui pada saat perangkat lunak dipasang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan jasa konsultasi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian.
Pendapatan jasa MIDI lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut. Lain-lain
Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut. Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
n. Beban Karyawan
Beban karyawan yang langsung berhubungan dengan pengembangan, pembangunan dan pemasangan aktiva tetap dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Beban karyawan yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan aktiva tetap dilaporkan sebagai beban pemeliharaan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Dana Pensiun
Beban pensiun dibukukan konsisten dengan SAK 24, “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun”. Untuk program dana pensiun manfaat pasti, beban pensiun ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit-credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil aktiva dana pensiun dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun. Kewajiban bersih yang belum diakui pada tanggal penerapan awal SAK 24 diamortisasi sepanjang taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan. Sedangkan, untuk program dana pensiun iuran pasti, kontribusi dilakukan oleh karyawan dengan jumlah berkisar antara 10% - 20% dari gaji dasar bulanan karyawan.
p. Instrumen Derivatif
Efektif tanggal 1 Januari 2001, instrumen derivatif dicatat sesuai SAK 55 (revisi), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. SAK 55 menetapkan standar akuntansi dan pelaporan di mana setiap instrumen derivatif dicatat sebagai aktiva atau kewajiban pada neraca dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. SAK 55 mengharuskan perubahan nilai wajar instrumen derivatif diakui pada usaha tahun berjalan kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi serta mengharuskan setiap entitas untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Semua instrumen derivatif Perusahaan tidak dirancang sebagai aktivitas lindung nilai efektif untuk tujuan akuntansi.
q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs beli dan jual rata-rata yang berlaku pada tanggal tersebut sebagaimana diumumkan oleh Bank Indonesia dan laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk selisih kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu, dikapitalisasi ke aktiva dalam pembangunan dan pemasangan.
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, kurs yang digunakan masing-masing sebesar Rp 8.940 untuk AS$ 1 dan Rp 10.400 untuk AS$ 1, merupakan kurs beli dan kurs jual rata-rata uang kertas yang diumumkan oleh Bank Indonesia selama tahun berjalan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r. Pajak Penghasilan
Perusahaan menerapkan metode kewajiban dalam menghitung Pajak Penghasilan sesuai SAK 46, "Akuntansi Pajak Penghasilan". Metode kewajiban mencerminkan pengaruh pajak atas perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak, termasuk akumulasi rugi pajak dalam neraca konsolidasi. Perbedaan ini menimbulkan suatu jumlah kena pajak atau jumlah yang boleh dikurangkan untuk perhitungan penghasilan kena pajak tahun mendatang pada saat nilai tercatat aktiva tersebut dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut diselesaikan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan pada laba rugi tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas (contohnya laba penjualan PT Telekomunikasi Selular yang dikreditkan ke ekuitas dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”).
Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut.
s. Pelaporan Segmen
Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia merevisi SAK 5, “Pelaporan Segmen”, yang mewajibkan perusahaan publik untuk menerapkan pelaporan segmen pada laporan keuangannya setelah tanggal 1 Januari 2002. Informasi keuangan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja segmen disajikan pada Catatan 34.
t. Restrukturisasi Hutang
Dampak restrukturisasi hutang dicatat sesuai dengan SAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”, yang mengharuskan perhitungan beban bunga dari hutang yang direstrukturisasi menggunakan tingkat bunga efektif.
u. Laba per Saham Dasar dan Laba per ADS Dasar
Sesuai dengan SAK 56, “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam tahun berjalan. Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 masing-masing sebesar Rp 336.252, Rp 1.452.795 dan Rp 1.642.125. Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah 1.035.500.000 saham pada tahun 2002, 2001 dan 2000. Laba per ADS dasar dihitung dengan mengalikan laba per saham dasar dengan 10, sesuai dengan jumlah saham per ADS.
v. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode yang dilaporkan. Hasil sebenarnya dapat berbeda dari taksiran tersebut.
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA
Sebagai bagian dari rencana Perusahaan untuk diversifikasi usaha ke bidang telekomunikasi bergerak/selular, sambungan tetap, backbone, dan internet/multimedia, pada tanggal 3 April 2001 Perusahaan melakukan transaksi dengan Telkom untuk mengkonsolidasi kepemilikan silang mereka di perusahaan tertentu dan mengakuisisi usaha baru:
• penjualan 35% investasi Perusahaan di PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”) dengan harga
dalam rupiah setara dengan AS$ 945.000;
• akuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindo dengan harga dalam rupiah setara AS$ 186.000,
dimana 7,26% dari investasi tersebut masih tergantung pada pelepasan hak untuk membeli terlebih dahulu dari pemegang saham lain (DeTeAsia);
DeTeAsia kemudian tidak menggunakan haknya untuk membeli saham terlebih dahulu, melainkan memberitahukan pengesampingan hak tersebut kepada Telkom pada tanggal 10 Juli 2001.
• akuisisi 37,21% investasi Telkom di Lintasarta, yang menyebabkan meningkatnya investasi
Perusahaan di Lintasarta menjadi 69,46%, dengan harga dalam rupiah setara AS$ 38.000, ditambah Rp 4.051 untuk obligasi konversi; dan
• akuisisi usaha dan aktiva Telkom di Divisi Regional IV (“Unit KSO IV”), divisi regional Telkom
yang saat ini menyelenggarakan kerjasama operasi dengan PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (lihat Catatan 7), dengan harga dalam rupiah setara AS$ 375.000.
Transaksi dengan Telkom yang mencakup penjualan 35% investasi Perusahaan di Telkomsel, akuisisi 37,21% investasi Telkom di Lintasarta, dan akuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindo, dilakukan pada tanggal 16 Mei 2001. Transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah yang dibayar atau diterima dengan aktiva bersih perusahaan yang diakuisisi sebesar Rp 4.359.259 dicatat dalam Ekuitas pada neraca konsolidasi tahun 2001 sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Penjualan kepemilikan Perusahaan di Telkomsel sebesar 35% juga menyebabkan berkurangnya Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan terkait, setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait, sebesar Rp 297.031 (lihat Catatan 7).
Akuisisi Unit KSO IV belum terlaksana sampai dengan tanggal penutupan 31 Januari 2002. Pada tanggal 1 Februari 2002, Perusahaan dan Telkom mengadakan jumpa pers untuk mengumumkan pembatalan rencana akuisisi Unit KSO IV karena beberapa kondisi tidak dipenuhi.
Berikut adalah ikhtisar pendapatan, laba usaha dan laba (rugi) bersih untuk perusahaan-perusahaan yang diakuisisi dalam transaksi kepemilikan silang yang dimasukkan dalam hasil usaha Perusahaan sebelum akuisisi pada bulan April 2001:
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA (lanjutan) 2001 2000 Satelindo Pendapatan - -Laba usaha - -Rugi bersih (87.412 )* (265.996 )* Lintasarta Pendapatan 119.038 324.745 Laba usaha 34.869 126.031 Laba bersih 21.411 81.374
* dicatat sebagai bagian dari rugi bersih perusahaan asosiasi
Transaksi antara Perusahaan dengan Satelindo dan Lintasarta sebelum terjadinya akuisisi masing-masing adalah sebagai berikut:
2001 2000
Satelindo
Pembagian pendapatan interkoneksi 4.030 7.668
Sewa transponder satelit (5.236 ) (6.247 )
Lintasarta
Pembagian pendapatan 7.514 3.236
Penjualan hak pakai yang tidak dapat dibatalkan (Indefeasible Right of
Use/”IRU”) - 172
Kompensasi penggunaan jaringan
Lintasarta (3.529 ) (3.843 )
Pada tanggal 31 Mei 2001, Perusahaan juga mengakuisisi 100% modal Bimagraha dari pemegang sahamnya dengan harga AS$ 248.273 dan Rp 1.421.686. Transaksi ini dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Goodwill yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar Rp 2.728.393. Selisih lebih nilai wajar aktiva bersih Bimagraha atas nilai tercatatnya adalah sebesar Rp 1.720.335. Bimagraha memiliki 45% modal di Satelindo.
Transaksi kepemilikan silang dan akusisi Bimagraha telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2001.
Berdasarkan penilaian independen dari PT PricewaterhouseCoopers Financial Advisory Services dalam laporan mereka tanggal 3 April 2001, mereka berpendapat bahwa harga beli dan jual dari transaksi kepemilikan silang dengan Telkom dan akuisisi Bimagraha adalah wajar dan layak. Penilaian independen ini dibuat sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.E.I, "Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu", tanggal 22 Agustus 2000.
Setelah akuisisi langsung dari Telkom (22,5%) dan akuisisi tidak langsung melalui Bimagraha (45%), jumlah modal Perusahaan di Satelindo meningkat dari 7,5% menjadi 75%.
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA (lanjutan)
Beban yang timbul sehubungan dengan transaksi tersebut di atas adalah sebesar Rp 321.445, di mana Rp 259.811 yang berhubungan dengan metode penyatuan kepemilikan dibebankan ke usaha dan disajikan sebagai “Jasa Konsultan” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001 dan Rp 61.634 yang berhubungan dengan metode pembelian dicatat sebagai bagian dari harga perolehan investasi yang diakuisisi. Bagian yang belum dibayar dari beban tersebut pada tanggal 31 Desember 2001 sebesar Rp 768 dicatat sebagai bagian dari “Biaya Masih Harus Dibayar”.
Berikut adalah ikhtisar nilai buku/wajar dan harga perolehan aktiva dan kewajiban dari kepemilikan yang diakuisisi atau dijual pada saat akuisisi atau penjualan:
Satelindo
Melalui
Telkom Melalui Lintasarta Telkomsel
(Penyatuan Bimagraha (Penyatuan (Penyatuan
Kepemilikan) (Pembelian) Kepemilikan) Kepemilikan) Bersih
Jumlah Aktiva 2.072.550 3.108.825 360.821 (1.393.572 ) 4.148.624
Selisih lebih nilai wajar
atas nilai tercatat - 1.720.335 - - 1.720.335
Goodwill - 2.728.393 - - 2.728.393
Jumlah Kewajiban 2.216.617 3.324.925 161.545 - 5.703.087
Ekuitas
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (2.092.260 ) - (417.727 ) 6.869.246 4.359.259 Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/ anak perusahaan (setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait) 265.831 - - (297.031 ) (31.200 )
Saldo laba (defisit) (365.461 ) - 21.627 - (343.834 )
Pada tanggal 31 Desember 2001, Telkom telah membayar penuh penyelesaian bersih dari transaksi kepemilikan silang.
4. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2002 2001
Kas
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2002 2001
Bank
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 25)
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) (“Mandiri”) 143.828 34.384
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”) 50.749 38.601
PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta 5.029 7.248
Lain-lain 475 1.514
Dolar AS
Mandiri (AS$ 7.629 pada tahun 2002
dan AS$ 1.096 pada tahun 2001) 68.203 11.396
Lain-lain (AS$ 176 pada tahun 2002
dan AS$ 4 pada tahun 2001) 1.575 40
Pihak ketiga Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) 12.104 7.656
Deutsche Bank, Cabang Jakarta 11.070 2.786
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) 3.900 1.957
Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta 3.586 2.305
PT Bank Artha Graha 3.083 1.309
PT Bank Umum Koperasi Indonesia (“Bukopin”) 2.452
-PT Bank Permata Tbk (sebelumnya dikenal
sebagai PT Bank Bali Tbk) 2.001 1.691
Citibank N.A., Cabang Jakarta 1.508
-PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) 955
-Lain-lain 1.936 1.900
Dolar AS
PT Bank Niaga Tbk (“Niaga”) (AS$ 7.060 pada
tahun 2002 dan AS$ 318 pada tahun 2001) 63.118 3.304
Deutsche Bank, Cabang Jakarta (AS$ 4.814 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.053 pada tahun 2001) 43.037 10.952
Citibank N.A., Cabang Jakarta (AS$ 898 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.360 pada tahun 2001) 8.024 14.149
Lain-lain (AS$ 295 pada tahun 2002
dan AS$ 159 pada tahun 2001) 2.640 1.648
429.273 142.840
Deposito berjangka
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 25)
Rupiah
BNI 582.287 380.351
Mandiri 382.527 2.104.511
Mandiri Syariah 160.555
-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (“BRI”) 114.490 61.000
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2002 2001
Dolar AS
Mandiri (AS$ 50.600 pada tahun 2002
dan AS$ 105.943 pada tahun 2001) 452.360 1.101.807
BNI (AS$ 1.960 pada tahun 2002
dan AS$ 1.100 pada tahun 2001) 17.522 11.440
Pihak ketiga Rupiah
PT Bank Muamalat Indonesia 24.000 15.000
Deutsche Bank, Cabang Jakarta 20.900 93.155
PT Bank Mega 19.750 91.500
NISP 15.000
-Bukopin 10.800 80.000
PT Bank Yuda Bhakti 11.000 15.000
Danamon 7.800 28.000
PT Bank Bumiputera 5.000 55.000
Niaga 11.035 444
Dolar AS
Deutsche Bank, Cabang Jakarta (AS$ 29.700 pada
tahun 2002 dan AS$ 27.000 pada tahun 2001) 265.518 280.800
PT Bank Finconesia (AS$ 25.000 pada tahun 2002
dan AS$ 10.000 pada tahun 2001) 223.500 104.000
Citibank N.A., Cabang Jakarta (AS$ 3.560 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.015 pada tahun 2001) 31.826 10.555
Mees Pierson N.V., Belanda (AS$ 75 pada
tahun 2002 dan AS$ 161 pada tahun 2001) 671 1.674
Niaga (AS$ 50 pada tahun 2002 dan AS$ 500 447 5.200
PT Bank Muamalat Indonesia (AS$ 300) - 3.120
Lain-lain (AS$ 4.300) 38.442 2.401.280 4.493.757 Jumlah 2.831.760 4.637.796
Deposito berjangka dalam rupiah memperoleh bunga per tahun berkisar antara 10% sampai 18,32% pada tahun 2002, antara 11% sampai 17,98% pada tahun 2001 dan antara 7,89% sampai 13,22% pada tahun 2000, sedangkan deposito berjangka dalam dolar AS memperoleh bunga per tahun berkisar antara 0,85% sampai 5,03% pada tahun 2002, antara 1,25% sampai 6,84% pada tahun 2001 dan antara 3,5% sampai 6,84% pada tahun 2000.
5. PIUTANG USAHA - TELKOM
Akun ini merupakan piutang yang belum dibayar oleh para pelanggan telepon internasional, teleks dan telegram yang ditagih oleh Telkom, setelah dikurangi beban interkoneksi yang harus dibayarkan kepada Telkom untuk pendapatan jasa-jasa tersebut dan penyewaan sirkit serta beban Telkom lainnya (lihat Catatan 25).
Analisis umur piutang adalah sebagai berikut:
2002 2001
Umur Piutang Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
0 - 3 bulan 319.776 77,33 425.530 69,78
lebih dari 3 - 6 bulan 30.378 7,35 50.221 8,24
lebih dari 6 bulan 63.369 15,32 134.051 21,98
Jumlah 413.523 100,00 609.802 100,00
Perubahan penyisihan piutang usaha pada Telkom adalah sebagai berikut:
2002 2001
Saldo awal tahun 81.885 50.687
Penyisihan 29.421 3.298
Penyisihan dari anak perusahaan
baru yang diperoleh - 27.900
Saldo akhir tahun 111.306 81.885
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan yang dibentuk cukup untuk menutup risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
Pada tahun 2002, Perusahaan menyesuaikan piutang dari Telkom sebesar Rp 134.290, termasuk penyesuaian dari tahun sebelumnya sebesar Rp 118.018. Penyesuaian ini antara lain disebabkan oleh komisi warung telekomunikasi (“wartel”) yang tidak tercatat dan penghapusan piutang yang ditagih oleh Telkom yang sudah tidak dapat tertagih lagi.
6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari:
2002 2001
Perusahaan telekomunikasi internasional
Saudi Telecom Company, Arab Saudi (AS$ 5.196 pada
tahun 2002 dan AS$ 2.439 pada tahun 2001) 46.455 25.363
Cableview Services Sdn Bhd (“Mega TV”), Malaysia
(AS$ 3.289 pada tahun 2002 dan 2001) 29.407 34.209
Chunghwa Telecom Co.,Ltd., Taiwan (AS$ 3.285 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.660 pada tahun 2001) 29.370 17.260
Telekom Malaysia Berhad, Malaysia (AS$ 3.078 pada