• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 3. Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha. Panduan Fasilitator Lapangan: Analisis dan Pengembangan Pasar (APP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL 3. Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha. Panduan Fasilitator Lapangan: Analisis dan Pengembangan Pasar (APP)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

2

MODUL 3

Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha

Panduan Fasilitator Lapangan:

Analisis dan Pengembangan Pasar

(APP)

3

Pengembangan wirausaha kehutanan berbasis masyarakat

(2)

Mempersiapkan Rencana

Pengembangan Usaha

MODUL 3

(3)

ini sebagai bagian dari program Kehutanan Multi Pihak 3 (Multistakeholder Forestry Program 3) yang didanai oleh Pemerintah Inggris.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Rizki Pandu Permana (Sector Leader Agriculture)

SNV Indonesia

Jl. Kemang Timur Raya No.66 Jakarta Selatan 12730, Indonesia [email protected] | www.snv.org T +62 (0) 21 719 9900

Gabriella Lisa (Training Coordinator Indonesia Program)

RECOFTC – The Center for People and Forests Pusdiklat Kehutanan Jalan Gunung Batu Kotak Pos 141 Bogor 16118, Indonesia [email protected] | www.recoftc.org T +62 (0) 251 833 8444

(4)

Kata Pengantar ...iv

Simbol-Simbol yang Digunakan dalam Panduan Fasilitator Lapangan ... v

Fase 3: Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha (RPU) ...1

Langkah 1 Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada Fase 2 untuk menyempurnakan ide usaha ...3

Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait “Menganalisis data yang diperoleh pada Fase 2” ...4

Langkah 2 Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan usaha mereka ...7

Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait “Persiapan RPU” ...8

Langkah 3 Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pendampingan ... 11

Pedoman untuk melakukan fasilitasi Pedoman 1: Permainan pembeli dan penjual ... 15

Pedoman 2: Menganalisis data hasil survei pada Fase 2 untuk merumuskan strategi unit usaha yang potensial ... 16

Pedoman 3: Bermain peran tentang bauran pemasaran/5Ps ... 25

Pedoman 4: Permainan pengembangan strategi ... 26

Pedoman 5: Membandingkan unit usaha yang diusulkan dengan unit usaha yang ada ... 28

Pedoman 6: Permainan: Mengelola uang, mengelola kelompok ... 30

Pedoman 7: Memfasilitasi Fase 3: Ringkasan kegiatan utama ... 35

Pedoman 8: Apa yang dimaksud dengan Rencana Pengembangan Usaha? ... 36

Pedoman 9: Apa yang Anda ketahui tentang produk Anda? ... 37

Pedoman 10: Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan ketika merencanakan suatu unit usaha ... 39

Pedoman 11: Latihan: Simulasi Perencanaan Unit Usaha ... 40

Pedoman 12: Contoh Rencana Pengembangan Usaha ... 59

Pedoman 13: Bagaimana mengidentifikasi pilihan-pilihan untuk pembiayaan unit usaha ... 70

Pedoman 14: Memperkirakan kontribusi pribadi dan kelompok pelaku usaha untuk modal usaha ... 72

Pedoman 15: Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap persiapan RPU yang efektif ... 74

Pedoman 16: Membantu pelaku usaha untuk mengevaluasi RPU mereka ... 75

Pedoman 17: Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pendampingan berdasarkan RPU ... 76

(5)

Kata Pengantar

Pembangunan lingkungan dan kehutanan yang berkelanjutan dan berkeadilan memerlukan peran serta yang aktif dan signifikan dari segenap pemangku kepentingan, seperti pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan para profesional. Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai skema yang mampu meningkatkan kesejahteraan, di antaranya melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilah dalam menganalisis dan mengembangkan pasar yang potensial di wilayah mereka.

Modul-modul Analisis dan Pengembangan Pasar (APP) telah dikembangkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian/Food and Agirculture OrganIzation pada tahun 2011, yang telah diterjemahkan dan diadaptasi oleh SNV (Stichting Nederlandse Vrijwilligers/Netherlands Development Organization) Indonesia dan the Center for People and Forests. Modul APP terdiri dari empat modul, yaitu Modul Pengantar, Modul 1 (Penilaian Situasi Saat Ini), Modul 2 (Survei Pemilihan Produk), dan Modul 3 (Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha).

Modul-modul tersebut di atas telah diuji-coba untuk pelatihan para fasiltator di KPH Benakat (Sumatera Selatan), KPH Banjar (Kalimantan Selatan), KPH Alor (Nusa Tenggara Timur dan KPH Poigar (Sulawesi Utara). Selain itu, Modul-modul ini juga telah didiskusikan/dibahas di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang keseluruhannya difasilitasi oteh Multi-stakeholder Forestry Programme 3 (MFP-3), proyek kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Inggris.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada MFP-3, dalam memfasilitasi penerjemahan/ adaptasi dan penerbitan Modul-modul ini. Akhir kata, semoga Modul-modul ini bermanfaat.

Jakarta, Mei 2017

Direktur Jenderal

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

(6)

Simbol-Simbol yang Digunakan

dalam Panduan Fasilitator

Lapangan

Informasi kunci: pelatih harus memahami secara mendalam sebelum memfasilitasi sesi latihan

Petunjuk rinci tentang pengaturan sesi pelatihan

Tujuan pembelajaran

Materi pelatihan yang diperlukan untuk sesi tersebut

(dipersiapkan dan diadaptasikan dari alat dan bahan pendukung)

Pedoman pelatihan yang tersedia dalam Panduan Fasilitator Lapangan yang diperlukan pada sesi tersebut

Kiat-kiat fasilitasi

(7)

Lihat Panduan bagi Fasilitator Lapangan

Lihat manual Analisis Pengembangan Pasar (APP)

Blanko catatan lapangan yang dapat digunakan oleh digunakan oleh pelaku usaha dan dijelaskan selama workshop atau pertemuan

Pedoman yang digunakan oleh fasilitator selama pelatihan

Informasi teoritis pada topik yang dibahas saat pelatihan

(8)

FASE 3

Mempersiapkan Rencana

Pengembangan Usaha (RPU)

Pengantar

Di akhir Fase 2, peserta proses APP telah memprioritaskan beberapa produk serta memahami jenis-jenis usaha yang ingin mereka jalani. Selanjutnya mereka sudah siap untuk Fase 3, yaitu merencanakan dan mengelola usaha mereka nantinya.

Tujuan dari Fase 3 proses APP adalah untuk merumuskan rencana usaha, membangun strategi usaha serta mempersiapkan implementasinya.

Peran Anda sebagai fasilitator pada fase ini adalah mendampingi para pelaku usaha dalam

mempersiapkan RPU mereka. Hal ini akan dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh pada fase-fase sebelumnya. Pada fase ini, para pelaku usaha akan mendeskripsikan tujuan akhir dari usaha mereka, merumuskan tujuan dan sasarannya, membangun strategi, merancang rencana aksi, menilai tingkat kelayakan usaha (tingkat keuntungan) mereka dan menentukan kebutuhan modal untuk memulai usaha.

Selain itu fasilitator juga berperan penting dalam mengidentifikasi kebutuhan pelaku usaha akan pelatihan dan pendampingan.

Calon pelaku usaha biasanya mengalami kesulitan dalam membukukan profil usaha mereka jika berdasarkan pada data yang diperoleh saat Fase 2 semata. Sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, mereka harus terbiasa dengan metode dan pedoman yang akan digunakan untuk membangun ide dan strategi usaha yang sesuai. Hal ini akan dipenuhi dalam langkah 1.

Hasil Langkah 2 nantinya adalah RPU yang dipersiapkan oleh para pelaku usaha.

Akhirnya, pada Langkah 3, Anda akan menganalisis RPU bersama-sama dengan para pelaku usaha dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pendampingan mereka untuk memutuskan strategi dukungan pada fase awal usaha.

(9)

FASE 3: MEMPERSIAPKAN RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

LANGKAH 1

Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada Fase 2 untuk menyempurnakan ide

usaha

LANGKAH 2

Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan usaha

mereka

LANGKAH 3

Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan

KELUARAN FASE 2

1. Pelaku usaha (atau kelompok pelaku usaha) telah menemukan strategi untuk usaha mereka, termasuk mengenai skema pembiayaan 2. Pelaku usaha (atau kelompok pelaku usaha) telah mempersiapkan RPU,

termasuk rencana penerapan tahunan untuk usaha perintis. 3. Kebutuhan pelatihan dan pendampingan telah diidentifikasi

(10)

Langkah 1

Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada

Fase 2 untuk menyempurnakan ide usaha

FASE 3: MEMPERSIAPKAN RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

LANGKAH 1

Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada

Fase 2 untuk menyempurnakan ide usaha

LANGKAH 2

Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan usaha

mereka

LANGKAH 3

Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan

Untuk memastikan bahwa pelaku usaha dapat mempersiapkan RPU mereka, mereka harus terbiasa dengan metode dan pedoman yang digunakan untuk menentukan strategi dalam lima aspek pengembangan usaha. Tujuan utama dari Langkah 1 adalah untuk membiasakan pelaku usaha dengan pedoman dan metode ini. Saat menjalani langkah ini, pelaku usaha juga akan mengidentifikasi opsi terbaik untuk mendanai usaha mereka.

(11)

Waktu Sesi pelatihan pada Langkah 1 dapat dibagi ke dalam dua bagian, masing-masing sepanjang 2-3 jam:

• Satu sesi mengenai metode dan pedoman yang digunakan untuk menentukan strategi

• Satu sesi mengenai opsi pendanaan

Keseluruhan waktu pelatihan untuk Fase 3 akan membutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung cakupan kerja dan ketersediaan waktu peserta.

Tujuan Pembelajaran

Di akhir sesi ini, peserta akan:

• Memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menentukan strategi mereka dalam lima aspek pengembangan usaha

• Mampu membandingkan sebuah ide usaha dengan usaha yang sudah ada untuk mengetahui tantangan yang akan mereka hadapi • Mendapatkan opsi pendanaan bagi usaha mereka.

Materi pembelajaran

Peta proses APP

• Rangkuman perbedaan penjualan dan pemasaran pada sebuah lembar tayangan

• Tabel Penilaian Produk (Product Assessment Tables; PATs) mengenai produk terpilih, yang telah dipersiapkan saat Langkah 2 pada Fase 2 (lihat FFG 2 – Pedoman 29)

• Tabel daftar kemungkinan sumber pendanaan yang dibuat pada Langkah 1, Fase 2 (lihat FFG 2 – Pedoman 7 dan 8)

• Salinan Pedoman 5 untuk masing-masing peserta

Pedoman Pelatihan

• Pedoman 1 – Permainan Pembeli dan Penjual

• Pedoman 2 – Menganalisis data hasil survei pada Fase 2 untuk merumuskan strategi unit usaha yang potensial

• Pedoman 3 – Bermain peran tentang bauran pemasaran/5Ps • Pedoman 4 – Permainan pengembangan strategi

• Pedoman 5 – Membandingkan unit usaha yang diusulkan dengan unit usaha yang sudah ada

• Pedoman 6 – Permainan: Mengelola uang, mengelola kelompok • Pedoman 7 – Memfasilitasi Fase 3: Ringkasan kegiatan utama

Memfasilitasi sesi:

1. Menjembatani Fase 2 dan 3:

• Menyelenggarakan diskusi dengan calon pelaku usaha, untuk memperkenalkan tujuan, langkah dan keluaran dari Fase 3, berdasarkan pada Pedoman 7.

• Anda sebaiknya melakukan diskusi dengan masing-masing kelompok produk jika terdapat sejumlah besar pelaku usaha yang bekerja pada produk yang sama. Alternatifnya, Anda dapat menciptakan sub-kelompok bagi peserta yang bekerja pada produk yang sama dalam satu pelatihan.

• Awali sesi dengan menunjukkan peta APP untuk menjelaskan tujuan, langkah dan keluaran yang diharapkan dari Fase 3.

» Tekankan bahwa peserta akan menganalisis data yang diperoleh dari Fase 2 untuk membuat RPU.

• Soroti dua poin penting dalam Langkah 1:

» Peserta akan mempelajari metode dan pedoman yang diperlukan untuk menentukan strategi usaha mereka dalam lima aspek pengembangan usaha.

» Peserta akan mendiskusikan opsi pendanaan bagi usaha mereka.

Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait

(12)

Metode dan pedoman yang digunakan untuk menentukan strategi dalam lima aspek pengembangan usaha

2. Perbedaan antara penjualan dan pemasaran

• Minta peserta untuk memikirkan perbedaan antara penjualan dengan pemasaran (lihat kesimpulan mengenai definisi dan Modul Pengantar FFG – Bagian 4)

• Tampilkan lembar tayangan yang merangkum perbedaan kedua aksi tersebut

• Ingatkan peserta bahwa mereka harus menentukan strategi usaha mereka berdasarkan pada pemasaran, bukan pada penjualan. Anda dapat membuat ilustrasi mengenai hal ini dengan melakukan “Permainan Pembeli dan Penjual” (lihat Pedoman 1 dan penjelasannya). • Tekankan bahwa meskipun informasi yang diperoleh pada Fase 2 sudah cukup membantu

pelaku usaha untuk memprioritaskan produk mereka, strategi usaha masih perlu dinilai sebelum diterapkan:

» Penilaian ini didiskusikan dengan peserta saat mereka mengisi PAT dalam Fase 2 Langkah 2.

» Fase 3 Langkah 1 menggunakan PAT yang diisi pada Fase 2 (lihat FFG 2, Pedoman 29) sebagai titik permulaan untuk menilai informasi tambahan dan mengubah poin aksi yang tertera pada PAT menjadi strategi usaha yang spesifik.

• Peserta dapat merujuk kembali kepada PAT mereka:

» Pada Fase 2, mereka telah melakukan penilaian atas kesempatan dan hambatan yang dimiliki produk, kemudian mengisi tabel berdasarkan penilaian tersebut

» Sekarang saatnya memikirkan solusi potensial terhadap hambatan yang diidentifikasi pada Fase 2.

• Luangkan waktu untuk membicarakan masalah apapun yang ditemui oleh para peserta, mendiskusikan tujuan dan strategi yang spesifik untuk melakukan tindak lanjut. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pendekatan sosial yang baik dari fasilitator kepada peserta pelatihan. Keterampilan mendemonstrasikan komunikasi efektif harus dimiliki fasilitator.

• Menjelaskan bahwa informasi yang didiskusikan dan dibangun pada Langkah 1 akan diadaptasikan pada masing-masing skenario khusus pada Langkah 2.

3. Bauran pemasaran mendeskripsikan variabel yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran untuk memuaskan pelanggan pada pasar. Variabel tersebut – dikenal dengan 5Ps – terdiri dari produk (Product), harga (Price), lokasi (Place), promosi (Promotion) dan orang (People):

• Untuk menunjukkan bahwa terdapat beberapa opsi yang tersedia terkait bauran pemasaran, lakukan sebuah permainan peran (role-play) (lihat Pedoman 3)

» Metodologi 5Ps dapat membantu pelaku usaha untuk berpindah dari pola pikir penjualan ke pemasaran dan untuk mencari solusi atas masalah yang tertera pada PAT. 4. Pentingnya strategi:

• Lihat Pedoman 2 untuk membantu menjelaskan pentingnya strategi usaha.

• Lakukan Permainan Pengembangan Strategi untuk menunjukkan pentingnya penentuan strategi usaha. Lihat Pedoman 4.

5. Masalah persaingan

• Bagikan salinan Pedoman 5 dan minta peserta untuk menilai karakteristik utama dari pesaing, serta kebutuhan pelanggan mereka.

• Peserta perlu merujuk pada informasi yang diperoleh pada Fase 2

(13)

6. Melengkapi PAT

• Minta peserta untuk melihat kolom kedua pada PAT (berjudul Pengelolaan Sumber Daya), dan untuk mengajukan solusi atas hambatan yang mereka temui sebelumnya.

• Diskusikan daftar isian mengenai tindakan pengelolaan sumber daya yang dapat diterapkan pada hambatan-hambatan tersebut, sesuai dengan karakteristik dan tujuan usaha mereka.

• Minta peserta untuk melihat kolom ketiga pada PAT (berjudul Aspek Sosial) dan untuk mengajukan solusi atas hambatan yang mereka temui sebelumnya.

• Ulangi latihan ini pada kolom keempat (berjudul Kelembagaan) dan kelima (berjudul Teknologi).

Opsi pendanaan bagi usaha potensial

Salah satu tujuan dari langkah ini adalah untuk membantu pelaku usaha membangun strategi pendanaan bagi usaha mereka. Saat Fase 2, Langkah 1, pelaku usaha mengumpulkan data mengenai kemungkinan cara-cara pendanaan usaha mereka. Peran Anda sekarang adalah untuk membantu mereka memperdalam pengetahuan dan analisis mereka.

• Minta peserta melihat hasil survei mengenai akses pendanaan (FFG 2, Pedoman 15)

• Tampilkan lembar tayangan yang berisi data survei dan diskusikan kemungkinan sumber dana bagi usaha.

• Dampingi peserta untuk menilai pilihan pendanaan usaha mereka (FFG 2 – Pedoman 6) » Anda bisa menyelenggarakan permainan “Mengelola Uang, Mengelola Kelompok” untuk

membantu proses ini (lihat instruksi pada Pedoman 6)

Tekankan bahwa kelompok usaha juga relevan dalam hal ini, khususnya mengenai produksi dan investasi, juga dalam hal penyimpanan dan pengelolaan modal untuk usaha melalui Koperasi Simpan Pinjam.

Kiat-kiat fasilitasi • Kelompokkan peserta berdasarkan struktur usaha mereka • Jika peserta belum menentukan struktur usaha mereka,

kelompokkan mereka berdasarkan ketertarikan mereka pada produk yang serupa

• Tekankan bahwa peserta belum diharapkan untuk menghasilkan strategi usaha yang matang. Pada tahap ini, mereka hanya perlu memahami berbagai pedoman yang ada

(14)

Langkah 2

Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan

usaha mereka

FASE 3: MEMPERSIAPKAN RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

LANGKAH 1

Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada

Fase 2 untuk menyempurnakan ide usaha

LANGKAH 2 Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan usaha mereka LANGKAH 3

Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan

Pada langkah 1, pelaku usaha menemukan metode dan pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan strategi usaha mereka. Mereka juga mempelajari adanya berbagai pilihan yang tersedia untuk mendanai usaha mereka. Pada langkah ini, mereka akan melangkah lebih jauh dan memulai perencanaan pengembangan usaha yang berdasarkan pada data yang diperoleh pada Fase 2.

Langkah 2 berisikan tentang menyelenggarakan latihan perencanaan pengembangan usaha di mana seluruh pelaku usaha (atau kelompok pelaku usaha) diajak untuk mendiskusikan calon usaha mereka, berdasarkan data yang diperoleh pada Fase 2.

Saat para pelaku usaha mempersiapkan RPU mereka, latihlah mereka untuk menganalisis situasi pasar sehingga mereka dapat merancang strategi pemasaran dan produksi yang sesuai. Pelatihan ini akan dilakukan sepanjang sesi pertama. Sebagai fasilitator, Anda harus mempersiapkan dan menyelenggarakan sesi ini dengan penuh kehati-hatian.

Bagian kedua dari latihan ini akan memusatkan perhatian pada perhitungan finansial yang diperlukan untuk memvalidasi strategi usaha. Fasilitator yang berpengalaman dengan pedoman finansial dapat membantu pelaku usaha dalam sesi ini. Selain itu, Anda juga dapat bekerja sama dengan pusat bisnis setempat atau NGO yang memiliki staf yang terlatih dalam perhitungan perencanaan bisnis. Terlepas dari siapa yang akan menyelenggarakan pelatihan ini, penting untuk diperhatikan bahwa kebutuhan khusus dari pelaku usaha dipahami dengan baik dan bahwa konten pelatihan RPU disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

(15)

Waktu 2 – 3 hari

Meskipun pelatihan persiapan RPU berlangsung selama dua sampai tiga hari, persiapan RPU yang sesungguhnya akan membutuhkan satu minggu hingga satu bulan, tergantung pada ukuran kelompok pelaku usaha, logistik yang tersedia dan batasan waktu.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi:

• Pelaku usaha (secara individu atau kelompok) telah melaksanakan simulasi pengembangan RPU berdasarkan data yang diperoleh pada Fase 2.

Materi pembelajaran

• Peta proses APP

• Keluaran Fase 2 yang tertulis pada lembar tayangan

• Instruksi untuk simulasi perencanaan usaha yang tertulis pada lembar tayangan

• Delapan lembar tayangan mencakup delapan komponen utama untuk RPU. Masing-masing lembar tayangan berisikan daftar keputusan yang harus diambil oleh pelaku usaha untuk merencanakan usaha mereka.

• Catatan yang merupakan salinan lembar tayangan delapan komponen utama RPU

• Catatan yang berisikan format RPU sederhana dan contoh RPU bagi masing-masing peserta.

Pedoman Pelatihan

• Pedoman 8 – Apakah yang dimaksud dengan Rencana Pengembangan Usaha (RPU)?

• Pedoman 9 – Apa yang Anda ketahui dari produk Anda?

• Pedoman 10 – Pertanyaan yang harus diajukan dalam merencanakan suatu unit usaha

• Pedoman 11 – Latihan: simulasi perencanaan usaha

• Pedoman 12 – Contoh Rencana Pengembangan Usaha (RPU) • Pedoman 13 – Bagaimana cara mengidentifikasi pilihan-pilihan

untuk pembiayaan unit usaha

• Pedoman 14 – Memperkirakan kontribusi pribadi dan kelompok pelaku usaha terhadap modal usaha

Memfasilitasi sesi:

1. Tampilkan peta APP dan minta peserta mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari pada Fase 3, Langkah 1. Peserta kemudian melakukan latihan simulasi perencanaan usaha untuk mempelajari bagaimana merencanakan usaha secara aktif dan efisien.

2. Manfaat perencanaan usaha:

Perencanaan usaha membutuhkan tenaga dan waktu. Untuk memastikan bahwa para pelaku usaha mau melakukan latihan perencanaan ini sepenuh hati, awali dengan menarik perhatian mereka pada manfaat perencanaan usaha.

• Bagi peserta ke dalam kelompok

• Minta masing-masing kelompok untuk menuliskan mengapa perencanaan itu penting. • Dalam pertemuan seluruh anggota, diskusikan temuan kelompok menggunakan pedoman 8 • Tanyakan apa yang akan terjadi jika mereka tidak mempersiapkan RPU

Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait

“Persiapan RPU”

(16)

3. Kebutuhan untuk mengumpulkan data

Jelaskan bahwa latihan perencanaan usaha dilakukan berdasarkan pada data yang diperoleh pada Fase 2. Untuk kebutuhan latihan semata, bukan masalah jika terdapat sebagian data yang tidak tersedia, tetapi skenario yang digunakan harus serealistis mungkin karena akan menjadi dasar yang baik untuk merencanakan RPU mereka yang sesungguhnya.

• Selenggarakan sebuah latihan menggunakan Pedoman 9. Latihan ini akan membantu peserta untuk mengumpulkan data tambahan sebelum merancang RPU yang

sesungguhnya.

4. Melaksanakan latihan simulasi perencanaan usaha

• Jelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengambil segala keputusan yang dibutuhkan untuk merencanakan usaha.

• Jelaskan bahwa latihan ini akan mempersiapkan peserta untuk merancang rencana usaha aktual mereka setelah pelatihan selesai. Pada titik ini peserta harus menentukan jenis usaha apa yang ingin mereka bangun.

• Tanyakan pada masing-masing kelompok:

» Siapa yang mempromosikan calon usaha tersebut: seorang pelaku usaha individu atau sekelompok mitra?

» Produk apa yang ingin Anda kembangkan? » Apa alasan Anda memilih produk ini?

5. Membuat keputusan dalam delapan kategori pengembangan usaha

• Jelaskan bahwa perencanaan usaha membutuhkan serangkaian keputusan yang diambil pada delapan kategori

• Gambarkan dan jelaskan delapan kategori tersebut menggunakan Pedoman 10. 6. Memulai latihan simulasi perencanaan usaha.

• Sekarang Anda dapat memulai simulasi perencanaan usaha. Lihat Pedoman 11 untuk instruksi terkait. Selama latihan berlangsung, pastikan untuk:

» Menjelaskan maksud dari setiap keputusan dan prosedur pengambilannya. » Menggunakan contoh untuk mengklarifikasi penjelasan.

» Meminta peserta untuk mempertimbangkan penerapan latihan sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.

» Mengawasi kelompok secara intensif, menjawab pertanyaan dan memperjelas hal yang kurang dipahami.

7. Setelah peserta menuliskan masukannya, selanjutnya mereka akan memindahkan informasinya ke RPU

• Format RPU ini bukanlah satu-satunya versi yang dapat digunakan. Terdapat berbagai cara untuk mempresentasikan rencana tersebut.

• Sebuah RPU bisa berbentuk sederhana atau sangat kompleks, sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Peserta harus menggunakan penilaian mereka sendiri dalam menerapkan RPU sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan mereka.

(17)

8. Perencanaan finansial

• Bagian latihan ini membutuhkan perhatian dan bimbingan khusus dari fasilitator. Gunakan Pedoman 13 dan 14 untuk membantu para pelaku usaha merancang rencana keuangan yang bersifat tentatif.

• Setelah mereka menyelesaikan latihan dengan Pedoman 13 dan 14, dampingi peserta untuk memasukkan hasil latihan pada RPU.

9. Menyimpulkan sesi

• Masing-masing kelompok mempresentasikan RPU mereka • Berikan waktu bagi peserta lainnya untuk mengajukan pertanyaan

• Jadwalkan pertemuan dengan peserta untuk menindaklanjuti persiapan RPU yang sesungguhnya.

• Tindak lanjut yang dilakukan dapat berlangsung selama satu hingga tiga minggu (atau lebih), tergantung pada konteks proyek, jumlah kelompok yang terlibat, jarak, dll.

Kiat-Kiat Fasilitasi • Ingatkan peserta untuk membuat keputusan berdasarkan pada informasi aktual dan hipotesis yang realistis.

• Latihan simulasi perencanaan usaha ini akan membantu peserta untuk menggambarkan usaha mereka sendiri. Kurangi rentang waktu antara diskusi dengan persiapan RPU yang sesungguhnya.

(18)

Langkah 3

Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan

FASE 3: MEMPERSIAPKAN RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

LANGKAH 1

Pelaku usaha menganalisis data yang diperoleh pada

Fase 2 untuk menyempurnakan ide usaha

LANGKAH 2 Pelaku usaha mempersiapkan rencana pengembangan usaha mereka LANGKAH 3

Pelaku usaha mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan

Pada langkah sebelumnya, para pelaku usaha telah mempersiapkan dan melakukan simulasi RPU berdasarkan arahan Anda. Pada langkah ini, Anda akan 1) memeriksa RPU yang telah dibuat, untuk mencari kelemahan atau hal yang tidak tepat; 2) meminta penyesuaian jika dibutuhkan; dan 3) menganalisis RPU untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan dukungan yang dapat disediakan bersama dengan tim fasilitator.

(19)

Waktu

2 hari (atau lebih)

Sesuaikan dengan jumlah RPU, tingkat kelengkapannya dan waktu yang dibutuhkan peserta untuk menyesuaikannya.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi, fasilitator akan:

• Meninjau RPU dan memastikan kelengkapannya • Mengidentifikasi hal-hal yang perlu disesuaikan

• Mempelajari kebutuhan pelatihan dan dukungan bersama-sama dengan tim proyek

Materi pembelajaran

• RPU milik pelaku usaha perseorangan atau kelompok usaha

Pedoman Pelatihan

• Pedoman 15 – Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap persiapan RPU yang efektif

• Pedoman 16 – Membantu pelaku usaha untuk mengevaluasi RPU mereka

• Pedoman 17 – Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pendampingan berdasarkan RPU

• Pedoman 18 – Contoh format penilaian RPU

Memfasilitasi sesi: Persiapan fasilitator

Periksa daftar faktor yang berkontribusi pada persiapan RPU yang efektif (lihat Pedoman 15). Jika Anda belum siap menilai RPU, lakukan pelatihan tambahan.

1. Pada tingkat lapangan

• Buat pertemuan dengan para pelaku usaha untuk meninjau RPU dan periksa apakah RPU tersebut sudah lengkap, dengan perhitungan yang tepat, dll.

» Fasilitasi penilaian RPU secara mandiri menggunakan Pedoman 16.

» Kumpulkan beberapa pelaku usaha atau perwakilan kelompok pelaku usaha dan minta mereka untuk saling menukarkan RPUnya satu sama lain dan untuk meninjaunya menggunakan Pedoman 15. Mereka harus menuliskan pertanyaan atau komentar apapun pada halaman terpisah.

» Peserta harus mempresentasikan komentar mereka dan mendiskusikan revisi yang diajukan bersama dengan pembuat RPU dengan arahan fasilitator.

» Akhiri sesi dengan menyimpulkan indikasi yang jelas bahwa: - RPU yang siap untuk dipertimbangkan lebih lanjut

- RPU yang membutuhkan revisi – jelaskan mengapa perubahan diperlukan dan sepakati sebuah tenggat waktu untuk penyerahan akhir.

Catatan: sebuah daftar kesalahan yang sering terjadi pada Pedoman 17 akan membantu Anda dan para pelaku usaha untuk memeriksa adanya potensi kesalahan pada RPU.

Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait

“Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan

pendampingan”

(20)

2. Bersama tim proyek

• Selenggarakan sebuah pertemuan untuk menilai kebutuhan pelatihan dan pendampingan dengan mengkaji RPU. Anggota tim proyek yang bertanggungjawab untuk

menindaklanjuti dukungan usaha pada Fase 4 harus berpartisipasi pada pertemuan ini. • Selama pertemuan berlangsung, Anda akan:

» Mempresentasikan rangkuman hasil persiapan RPU

» Memfasilitasi analisis RPU (lihat saran pada Pedoman 17 dan 18)

Kiat-Kiat Fasilitasi • Sangatlah penting untuk mendefinisikan dan mengkomunikasikan kriteria efisiensi RPU dengan jelas.

• Jika Anda sangat familiar dengan perancangan RPU, hal tersebut dapat mengurangi risiko pelaku usaha membuat kesalahan.

(21)

Pedoman untuk

melakukan fasilitasi

“Saya tidak pernah mengajari murid-murid saya. Saya hanya berusaha menyediakan kondisi di mana mereka dapat belajar”

(22)

Pedoman 1: Permainan pembeli dan penjual

Tujuan permainan:

• Untuk menunjukkan perbedaan antara penjualan dan pemasaran • Untuk menjelaskan maksud dari rencana usaha

• Untuk menekankan kebutuhan strategi penetapan harga serta aspek positif dan negatif dari kompetisi

Durasi:

30 menit

Materi:

• Uang mainan dengan pecahan 1, 5 dan 10 • Kartu yang mewakili jumlah barang: 5 kg dan 1 kg • Dua hadiah kecil

Instruksi

1. Dari kelompok yang terdiri dari 20 peserta, pilih 3 orang untuk berperan sebagai pembeli dan 17 penjual. Jika terdapat perempuan pada kelompok tersebut, pastikan bahwa setidaknya satu dari mereka menjadi penjual. Jika terdapat pedagang pada kelompok, pastikan bahwa mereka berperan sebagai pembeli, bukan penjual.

2. Berikan barang sebanyak 10 kg kepada setiap penjual: 1 kartu mewakili 5 kg dan 5 kartu mewakili 1 kg.

3. Persiapkan mata uang sebanyak 170 satuan bagi masing-masing pembeli. 4. Tetapkan harga rata-rata per kg barang sebanyak 1 unit mata uang.

5. Waktu bermain maksimal adalah 10 menit. Jelaskan bahwa tujuan permainan ini adalah untuk mendapatkan pemasukan sebanyak mungkin bagi penjual. Pemenang dari permainan ini adalah penjual dengan mendapatkan uang terbanyak dan pembeli yang membeli barang terbanyak. 6. Sebelum permainan dimulai, pisahkan pembeli dan penjual kemudian fasilitasi sebuah diskusi

dengan masing-masing kelompok untuk menciptakan strategi yang efektif dalam mencapai tujuan mereka masing-masing.

7. Setiap lokasi penjual harus saling berjauhan sehingga diskusi dan penjualan bisa dimulai. Menjelang akhir permainan, ingatkan waktu pada sisa waktu 5 menit, 3 menit dan 1 menit, agar transaksi dipercepat dan berusaha mencapai kesepakatan di menit terakhir.

8. Pemenang pembeli dan penjual akan memperoleh hadiah kecil.

9. Setelah permainan berakhir, pada pertemuan seluruh peserta, minta para pemenang untuk menjelaskan strategi mereka dan diskusikan dengan para peserta mengenai bagaimana persaingan yang sehat dapat berujung pada harga yang lebih tinggi pada kasus tertentu atau sebaliknya.

Petunjuk:

Permainan ini dapat diikuti oleh peserta dengan latar belakang pendidikan apapun, mulai dari warga desa, fasilitator hingga staf senior.

(23)

Pedoman 2: Menganalisis data hasil survey pada

Fase 2 untuk merumuskan strategi unit usaha yang

potensial

Dalam pendekatan APP, RPU termasuk strategi pemasaran serta strategi pengelolaan sumber daya, isu-isu sosial-budaya, kelembagaan dan teknologi.

Pada Fase 3, Langkah 1, pelaku usaha menganalisis data yang dikumpulkan pada Fase 2 dan melalui isu-isu yang diangkat dalam PAT. Setelah ini dilakukan, peran Anda sebagai fasilitator adalah mengidentifikasi tujuan strategis dengan peserta dan mendiskusikan beberapa elemen dari strategi berikut untuk menyepakati tindak lanjut dan rencana dukungan. Informasi ini kemudian akan dimasukkan ke dalam RPU pada tahap berikutnya.

• Strategi pasar / Ekonomi termasuk ‘5Ps’ dari pemasaran: produk, harga, tempat, orang dan promosi. Ini juga membahas aliansi strategis yang efektif dapat mendukung pemasaran.

• Pengelolaan sumber daya alam / strategi lingkungan meliputi opsi pengelolaan sumber daya yang terbaik untuk dicapai bersama-sama dengan mitra mereka.

• Sosial / strategi budaya membahas metode untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan dan distribusi manfaat yang adil.

• Hukum strategi / kelembagaan meliputi aspek-aspek hukum yang mengatur unit usaha, pembentukan kelembagaan dan jejaring dengan lembaga pendukung di semua tingkat. • Teknologi / penelitian / strategi pengembangan meliputi aspek-aspek operasional produksi dan

pengolahan selain untuk penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah sebuahi produk.

Strategi pengembangan pasar

Bauran pemasaran adalah kerangka yang digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran. Hal ini juga dikenal sebagai “5Ps”, yang terdiri dari kombinasi Product, Price, Place, People dan Promotion. Para pelaku usaha dapat menggunakan kombinasi ini sebagai kerangka kerja dan tanda untuk memastikan bahwa tidak ada faktor-faktor penting yang tersisa dari strategi pembangunan mereka.

PRODUK

Pedoman berikut ini dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan pengembangan produk, produksi dan kualitas. Setelah diskusi selesai, para pelaku usaha dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengisi RPU mereka.

Poin diskusi tersebut meliputi:

• fitur unik dari produk mereka dan keunggulan kompetitifnya, lokasi unit usaha dan dari daerah mana sumber bahan baku dikumpulkan;

• proses produksi dan izin persyaratan • sistem pembayaran dan struktur organisasi

Suatu unit usaha dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan lebih dari satu produk, sehingga menawarkan kombinasi yang lebih baik. Kombinasi produk yang baik

membantu menyeimbangkan faktor risiko pada beberapa produk yang berbeda dan meningkatkan daya saing.

Pilihan produk / pasar

Terdapat empat pilihan untuk produk dan pasar dan setiap pilihan memiliki strategi yang berbeda. Diskusikan pilihan ini dengan peserta dan bantu mereka untuk menentukan kombinasi produk dan strategi pasar yang tepat. Setelah diskusi, para pelaku usaha dapat merumuskan target penjualan mereka dan memasukkannya dalam RPU mereka. Grafik di bawah ini menggambarkan berbagai macam pilihan produk dan pasar, serta keuntungan dan faktor risiko yang terkait dengan masing-masing pilihan.

(24)

Pilihan 1: Melanjutkan memproduksi produk yang sudah ada untuk pasar yang sudah ada

Untuk memperluas penjualan di pasar yang ada dengan produk yang sama, para pelaku usaha harus: • menarik pelanggan baru

• meyakinkan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan pembelian • meningkatkan kualitas produk yang sudah ada

• mengintensifkan promosi atau informasi mengenai produk • menyesuaikan harga

Pilihan 2: Melanjutkan memproduksi produk yang sudah ada dan memasuki pasar baru

Pasar baru dapat dikembangkan dengan cara: • melakukan studi untuk menemukan pasar

• mempelajari tren untuk mengidentifikasi pasar negara berkembang • mencari pasar yang sesuai

• fokus untuk melayani pelanggan secara lebih efektif atau efisien dibandingkan dengan pesaing lainnya

• menjajaki pasar ekspor

Pilihan 3: Memperkenalkan produk baru di pasar yang sudah ada atau rantai pasar

Penjualan produk baru dapat meningkat di antara basis pelanggan yang ditetapkan dengan cara: • melakukan studi pasar tentang pelanggan untuk mencari tahu kebutuhan mereka

• melakukan penelitian dan pengembangan untuk membuat produk baru • melakukan promosi yang ditargetkan untuk pelanggan tetap

Pilihan 4: Memperkenalkan produk baru dan menjualnya di pasar yang baru

Pasar yang baru dapat mencapai target produk baru dengan cara: • mengidentifikasi produk baru dan pelanggan yang sesuai

• melakukan penelitian secara menyeluruh, pengembangan dan uji coba

• melakukan promosi yang agresif dan dirancang dengan baik untuk memasuki pasar baru • membangun strategi kemitraan dengan distributor yang memiliki jaringan di pasar yang

ditargetkan

Produk dan Pilihan Pasar untuk Pengambilan Keputusan Strategis

Risiko Keuntungan PRODUK LAMA PASAR BARU PRODUK BARU PASAR BARU PRODUK BARU PASAR LAMA PRODUK LAMA PASAR LAMA

(25)

Contoh: Pilihan risiko

Pilihan dengan risiko terendah adalah terus membuat produk yang sudah ada untuk pasar yang sudah ada. Sarana pemasaran dapat ditingkatkan, penjualan diperluas. Misalnya di Alor, Indonesia, pilihan untuk petani kemiri adalah terus menjual kemiri ke pengumpul di desa atau kota. Mereka dapat juga menyimpan di gudang selama beberapa bulan agar kualitas dan kuantitas terjaga, juga menjual pada saat produksi sedang turun.

Pilihan dengan risiko sedang adalah terus membuat produk yang sudah ada dan memperluas ke pasar baru Dalam contoh ini, petani Alor, Indonesia tidak hanya menjual produk mereka ke pengepul kabupaten tetapi dapat memilih untuk menjual langsung ke pengumpul di Surabaya, Jawa Timur untuk memperluas jangkauan pasar.

Pilihan lain dengan risiko sedang adalah untuk memperkenalkan produk baru ke pasar yang sudah ada. Sebuah perusahaan yang sudah memiliki pasar yang mapan akan sering menggunakan pilihan ini untuk meyakinkan pelanggan yang ada untuk mencoba produk baru. Misalnya, petani di Alor, Indonesia biji kemiri dapat menjual biji kemiri dengan tiga kualitas (biji utuh, biji pecah, dan biji campuran) dan mendistribusikannya ke pelanggan yang sama.

Opsi pasar dengan risiko tertinggi dan potensi keuntungan terbesar, adalah untuk

memperkenalkan produk baru untuk pasar yang baru. Pemasaran hijau yang sukses adalah contoh strategi pasar yang menawarkan produk ramah lingkungan yang sesuai atau baru di pasaran. Misalnya, petani di Alor, Indonesia menjual kemiri mereka dalam bentuk minyak kemiri dan menjualnya kepada distributor di Bali atau Jakarta. Mereka bisa juga memberikan label organik pada produk tersebut, dengan memproduksi minyak kemiri yang tidak bercampur bahan-bahan kimiawi, bahkan sejak dalam proses pemeliharaan tanamannya.

Bagaimana mengembangkan strategi pasar

Untuk mengembangkan strategi pasar mereka, pelaku usaha kecil akan menganalisis informasi yang dikumpulkan selama Fase 2, yaitu:

• biaya pengumpulan, pengolahan dan pengangkutan produk

• keterampilan dan peralatan yang diperlukan untuk memproduksi barang sesuai kebutuhan pembeli

• kualitas, kebersihan, dan pengemasan produk

• standar kualitas produk yang sesuai untuk regulasi ekspor dan impor • harga yang ditetapkan sesuai dengan proses pembuatan produk

HARGA

Harga yang baik penting untuk keberhasilan atau kegagalan suatu unit usaha. Harga menentukan berapa banyak keuntungan yang dibuat. Jika harga terlalu rendah, unit usaha tidak dapat menutupi biaya; dan jika harga terlalu tinggi, produk tidak akan laku. Hasil diskusi tentang harga akan masuk ke Kotak 5 dari RPU.

Penetapan harga

Untuk meningkatkan keuntungan, seorang pelaku usaha harus menaikkan harga atau biaya yang lebih rendah. Selain batas keuntungan, faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga termasuk jenis pelanggan, harga kompromi yang terbentuk oleh persaingan dan keadaan ekonomi.

Data yang dikumpulkan di Fase 2 penting bagi pelaku usaha kecil sehingga mereka dapat

mempertimbangkan semua faktor yang berbeda dan membuat keputusan yang tepat pada harga. Dari data ini, pelaku usaha akan memiliki gambaran tentang:

• harga pada bisnis lain dengan produk yang serupa

• harga yang dibayar oleh pelanggan untuk kualitas produk yang berbeda • biaya pengumpulan, produksi, manajemen, dan pemasaran

(26)

Untuk mempermudah proses, mulai dengan harga yang sama seperti yang saat ini diterapkan oleh pesaing. Kemudian, ketika mengisi RPU, pelaku usaha dapat menyesuaikan harga jika diperlukan.

Membuat margin keuntungan

Harga produk harus menutupi biaya berikut diberi tanda dan masih menawarkan margin keuntungan: • biaya produksi dan transportasi barang

• pengeluaran lebih unit usaha (termasuk penyusutan dan keuangan) • gaji pegawai dan staf

• pembayaran ke investor

PELANGGAN

Inti dari pemasaran adalah mencari tahu kepentingan dan kebutuhan calon pembeli, yang menjadi tantangan nyata bagi pelaku usaha di daerah terpencil. Hal ini penting untuk mengetahui pelanggan dan untuk memahami berapa harga yang mereka bersedia bayar untuk kualitas suatu produk. Pelanggan seperti pedagang hasil hutan bukan kayu (HHBK) dipengaruhi oleh harga musiman, berdasarkan penawaran dan permintaan untuk produk. Mereka tidak selalu percaya pada pemasok dan hal tersebut penting untuk memahami kekhawatiran mereka tentang kualitas yang konsisten dan mungkin pengalaman negatif mereka dengan kolektor di masa lalu. Informasi ini harus sudah muncul selama Fase 2.

Bagaimana mengembangkan strategi pasar

Informasi yang diperlukan dari Fase 2 meliputi: • daftar jenis pembeli dan pangsa pasar • kecenderungan target pasar

Sebagai fasilitator, hal tersebut akan menjadi peran Anda untuk membantu pelaku usaha dalam mengembangkan strategi yang menghubungkan pelanggan dengan produk. Pelaku usaha harus secara teratur mengunjungi pasar di mana produk mereka dijual, membandingkan produk mereka dengan para pesaing dan mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

Contoh

Sebuah produk yang berkualitas tinggi, seperti teh herbal dikemas dengan label yang dirancang dengan baik, dapat menawarkannya ke pelanggan kaya. Demikian pula, beberapa pembeli dari hasil hutan akan membayar lebih untuk produk yang dijual dalam jumlah besar, karena lebih nyaman bagi mereka untuk membeli dengan cara itu daripada mengirim agen mereka sendiri untuk mengumpulkan jumlah barang dari satu desa.

Sebuah kelompok produksi jamu yang menjual ke klinik kesehatan setempat menargetkan pelanggan berpenghasilan rendah harus menjaga produk mereka yang sederhana dan harga yang rendah. Di sisi lain, jika kelompok yang sama akan menargetkan pasar baru berupa pembeli yang ada di kota, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kemasan dan menarik pelanggan kaya yang akan bersedia membayar lebih untuk produk mereka.

Strategi penetapan harga seringkali mempertimbakan psikologi pembeli. Beberapa pembeli bersedia membayar lebih untuk produk madu yang dijamin berasal dari bunga bebas pestisida dan diproduksi oleh suatu unit usaha ramah lingkungan yang berkelanjutan dan menjamin pemerataan keuntungan.

Sistem Informasi Pemasaran (SIP)

Sebagai fasilitator, Anda harus membantu pelaku usaha kecil untuk menilai apakah mereka dapat mengambil alih beberapa fungsi dari pedagang perantara untuk meningkatkan keuntungan mereka. Untuk melakukan ini, pelaku usaha harus mengembangkan Sistem Informasi Pemasaran. Dengan cara ini, pelaku usaha dapat memiliki akses yang lebih baik ke informasi dan kontrol yang lebih terhadap harga.

(27)

Para pelaku usaha harus membuat daftar informasi yang ingin mereka cari, seberapa sering mereka ingin menerima bahwa informasi dan tempat-tempat di mana informasi tersedia. Mengumpulkan informasi dapat melibatkan pengiriman anggota kelompok untuk mengumpulkannya secara teratur atau mengembangkan pengaturan komunikasi dengan mitra yang tinggal dekat dengan pasar. Harga pohon dan hasil hutan dapat mengalami fluktuasi musiman yang tidak dapat dikendalikan oleh produsen. Satu-satunya cara untuk mengendalikan harga dalam hal ini adalah dengan menyimpan produk sampai harga membaik. Untuk melakukan hal ini, pelaku usaha perlu mencari tahu perubahan harga secara teratur, fasilitas penyimpanan yang baik dan modal untuk membayar kolektor untuk produk mereka yang tidak segera terjual. Inisiatif harus didukung di tingkat regional atau nasional untuk mengatur harga HHBK dan untuk memastikan informasi yang dapat dikumpulkan secara teratur, bahwa kecenderungan dapat dianalisis dan bahwa studi pasar dapat dilakukan.

TEMPAT

Sangat sering, HHBK terdapat pada daerah terpencil. Membawa produk dari desa ke pembeli yang membutuhkan perencanaan sistem distribusi yang baik. Dalam rantai pasar yang ada, transaksi biasanya berlangsung antara pedagang desa dan agen yang membeli untuk unit usaha pengolahan. Ketika mencoba untuk meningkatkan pangsa pasar dan bersaing dengan produk sejenis, hubungan dengan grosir atau distributor ritel menjadi sangat penting. Distributor mengharapkan pembayaran yang menguntungkan dibandingkan dengan mereka yang dibayar oleh pesaing.

Berikut merupakan informasi yang dikumpulkan selama Fase 2 yang akan membantu dalam merencanakan sistem distribusi:

• Jenis transportasi yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa kepada pembeli; • Pemilihan distributor produk (yang berguna dan tidak)

• Waktu dan biaya yang digunakan untuk membawa produk ke pasar

• Strategi promosi produk yang melibatkan pelaku pasar dalam jaringan distribusi

Contoh

Jika suatu unit usaha yang memproduksi madu ingin menembus pasar perkotaan, maka harus bersaing dengan merek-merek madu terkenal lainnya di pasar tersebut. Produsen dapat memberikan waktu pada distributor selama 30 hari untuk membayar tagihan mereka, dan merek baru tidak akan berhasil kecuali dapat menawarkan syarat pembayaran serupa (atau lebih baik).

PROMOSI

Terdapat beberapa pilihan untuk promosi, tergantung pada produk dan sarana yang tersedia untuk pelaku usaha.

Untuk mengembangkan strategi promosi, berikut merupakan informasi dari Fase 2 dan Fase 3, Langkah 1 yang harus dinilai:

• Fitur dari produk yang membantu pelanggan mengenalinya sebagai ciri khas dan akan mendorong mereka untuk membelinya;

• Bentuk dan biaya promosi yang dapat digunakan untuk mencapai jumlah pelanggan yang banyak • Perbedaan target pangsa pasar, seperti pasar yang sesuai dan konsekuensi dari promosi dan

pengemasan.

Fasilitator perlu memastikan bahwa misi dan nilai-nilai unit usaha merupakan bagian dari paket promosi produk. Hal ini perlu dikomunikasikan kepada distributor dan pengguna akhir. Strategi promosi akan tergantung pada tujuan untuk memperoleh pangsa pasar. Pengenalan nama merek di lingkungan unit usaha pesaing merupakan tujuan penting untuk diperjuangkan. Promosi sederhana dan hemat biaya termasuk label yang menarik dan informatif dan pengemasan. Kegiatan promosi dapat juga dilakukan melalui pameran perdagangan. Strategi promosi dapat mencakup pembagian sampel gratis. Bentuk promosi yang lebih canggih (dan mahal) termasuk iklan di media cetak, papan

(28)

iklan dan radio, serta televisi. Dalam semua kasus, strategi promosi perlu dinilai dari sudut pandang keuntungan yang diharapkan.

Sertifikasi

Sertifikasi mungkin merupakan sarana dari promosi yang dapat membuka pasar baru. Pelaku usaha yang ingin mensertifikasi produk mereka jelas harus memahami biaya dan manfaat dari sertifikasi dan memastikan bahwa misi unit usaha sesuai dengan persyaratan sertifikasi.

Aliansi strategis untuk pemasaran

Aliansi strategis untuk pemasaran merupakan fitur yang sering digunakan dalam pengembangan pasar HHBK karena:

• pengembangan produk sangat memerlukan keterampilan yang beragam dan orientasi dalam ekonomi, keuangan, bidang hukum, kelembagaan dan teknologi;

• satu unit usaha biasanya tidak mampu untuk mempertahankan keahlian staf atau untuk menyewa konsultan teknis yang memadai

Pengembangkan aliansi strategis untuk pemasaran

Pada fase sebelumnya dari proses APP, pelaku usaha mengidentifikasi pelaku langsung (produsen, pengolah, pedagang perantara dan konsumen) dan pelaku tidak langsung (lembaga penelitian, asosiasi produk dan lembaga pemerintah) yang terlibat dalam produksi, transportasi, manufaktur dan perdagangan produk. Pelaku usaha dapat membentuk kelompok kerja untuk setiap bidang pengembangan usaha dan membahas jenis kemitraan yang dapat membantu mereka mengatasi beberapa kendala yang mungkin mereka hadapi. Kemitraan non keuangan untuk pemasaran mungkin termasuk sebuah asosiasi yang dibentuk dari beberapa kelompok produksi untuk mempromosikan hubungan perdagangan dan standarisasi kualitas produk. Aktor atau pemangku kepentingan lainnya juga dapat berpartisipasi dalam organisasi dalam beberapa cara; termasuk pedagang lokal, kamar dagang dan organisasi non-pemerintah lokal.

Mitra dalam aliansi perlu memiliki karakteristik sebagai berikut:

• Mereka harus diorganisir terkait dengan aspek unit usaha yang didefinisikan bersama yang menguntungkan kedua belah pihak;

• Mereka harus memiliki nilai-nilai yang sama dan sepakat sebelum melakukan kemitraan; • Mereka harus memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan mitra;

• Kelompok inti pengambilan keputusan harus diidentifikasi dan dijaga; • Batas-batas yang baik dan peran-peran khusus harus disepakati dan dipelihara

Pengelolaan sumber daya / Strategi lingkungan

Selama Fase 2, pelaku usaha menilai apakah sumber daya bisa memperbarui sendiri dan dipanen secara lestari. Dengan menggunakan informasi ini, mereka harus mengidentifikasi manajemen sumber daya dan kebutuhan pelatihan dan mitra mampu untuk memberikan keahlian teknis terkait. Hasil dari diskusi ini akan digunakan untuk mengisi RPU.

Strategi pengelolaan sumber daya sangat penting untuk:

• memutuskan ukuran optimal dari unit usaha (sumber daya yang sebagian besar tersedia dan dapat direproduksi memiliki prospek bisnis yang lebih baik);

• memutuskan cara alternatif untuk mendapatkan sumber daya yang langka, seperti melalui budidaya atau mengubah sumber pasokan

• mengembangkan rencana perlindungan bagi spesies, karena ada kemungkinan upaya pemasaran, jika berhasil akan berkontribusi terhadap tekanan yang lebih besar pada kelangsungan hidup sumber daya

• mendukung strategi pemasaran berdasarkan pada fakta bahwa produk berkontribusi terhadap konservasi lingkungan dan diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan, seperti bebas bahan kimia, memperoleh nilai tambah yang dapat dikenali oleh konsumen yang peduli lingkungan dan produk yang berkelanjutan secara sosial

(29)

Mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya

Pemetaan sumber daya dapat membantu untuk memperoleh pemahaman yang baik dari pengguna sumber daya dan potensi konflik yang mungkin timbul setelah produk dikomersialkan.

Strategi-strategi yang potensial berbeda sesuai dengan status basis sumber daya dan apakah ada atau tidak yang jelas pemahaman dari siklus hasil produksi dan potensi regenerasi sumber daya.

Kesimpulannya dapat diringkas sebagai berikut:

• Jika sumber daya yang tersedia secara luas dan siklus hasil produksi dan regenerasi baik, opini terbaik adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam dan mendorong kelompok untuk mengorganisir diri. Pengambilan aturan manajemen harus ditetapkan (aturan musim panen, aturan ukuran minimum dan kelas sumber daya dipanen, pembatasan mengenai zona regenerasi, dan aturan teknik pemanenan yang tepat) dan ini harus dihormati oleh semua pengguna.

• Jika sumber daya tidak tersedia secara luas dan ada risiko sedikit, aturan manajemen panen harus ditetapkan dan ditegakkan dengan dukungan dari pemerintah untuk mencegah orang luar menghabiskan sumber daya dan untuk mencegah penebangan liar skala lokal

• Domestifikasi spesies, jika memungkinkan, dapat dimulai pada petak percobaan (pada lahan umum atau pribadi) di kedua pilihan tersebut di atas

Contoh

Di Alor, Indonesia, terutama kelompok tani yang memanfaatkan lahan kemiri pada kawasan hutan lindung memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya, petani tidak diperbolehkan untuk melakukan pengayaan pohon-pohon kemiri yang sudah tua. Selain itu, para petani masih menggunakan teknik pasca panen secara tradisional sehingga berdampak pada tingkat produktifitas dan efisiensi yang rendah.

Dalam skenario ini, ada dua strategi yang mungkin untuk memastikan sumber daya yang berkelanjutan:

• strategi pertama adalah untuk membicarakan kembali dengan autoritas kehutanan setempat untuk melihat peluang program pengayaan pohon kemiri pada area tertentu yang tidak mempengaruhi fungsi kawasan hutan lindung.

• strategi kedua adalah untuk memberikan masyarakat pelatihan tentang teknik pemanenan, pasca panen, dan penyimpanan kemiri yang lebih tepat, produktif dan efisien.

Strategi sosial

Strategi sosial mengatur hubungan sosial dan keadilan antara anggota unit usaha baik pria dan wanita untuk memastikan bahwa partisipasi, pengambilan keputusan dan distribusi manfaat secara adil dan mencapai tujuan dari kelompok pelaku usaha.

Anggota masyarakat yang kurang beruntung dan isu-isu gender

Jika langkah-langkah dalam Fase 1 dan 2 telah dilakukan secara menyeluruh, keberhasilan pemasaran produk seharusnya tidak memiliki dampak negatif pada setiap kelompok sosial. Strategi sosial/ kelembagaan diperlukan untuk memprediksi kemungkinan dampak dari perubahan penggunaan lahan pada semua pengguna di masyarakat. Sebagai hasil dari kegiatan baru, mungkin menjadi lebih sulit bagi anggota masyarakat lainnya untuk mengakses sumber daya, air dapat menjadi langka atau beban kerja perempuan menjadi lebih banyak.

Alat seperti matrix fungsi pemisahan gender dapat digunakan untuk menganalisis tahap dari pemanenan sampai dengan pengolahan dan pemasaran. Dengan melakukan ini, fasilitator dan anggota masyarakat dapat menilai jenis kegiatan yang diperlukan untuk mendorong partisipasi perempuan dan memastikan peran yang sama dalam pengambilan keputusan dan akses terhadap manfaat pendapatan.

(30)

Pengembangkan strategi untuk partisipasi anggota masyarakat yang kurang beruntung

Para pelaku usaha harus mengidentifikasi sumber daya pengguna saat ini dan mengembangkan strategi sosial yang membuat ketentuan untuk menghindari dampak sosial yang negatif. Sebuah elemen penting dari strategi ini adalah partisipasi dan pelibatan masyarakat yang kurang beruntung dalam kegiatan perencanaan. Fasilitator harus mengembangkan kapasitas kepentingan kelompok, memastikan bahwa semua anggota memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini akan menjadi sangat penting jika masyarakat memutuskan untuk menggunakan beberapa keuntungan dari unit usaha untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Beberapa strategi khusus mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna tertentu dalam masyarakat dapat dilibatkan. Selalu ada risiko bahwa inisiatif baru akan menghasilkan pemindahtanganan kelompok yang lebih kurang beruntung. Para pelaku usaha harus menyusun cara untuk menjamin representasi dari orang-orang di badan pengambil

keputusan dari unit usaha dan di masyarakat yang mengelola sumber daya alam. Misalnya, disarankan untuk memasukkan ketentuan dalam struktur organisasi tentang jumlah partisipasi minimum

perempuan atau anggota masyarakat yang kurang beruntung lainnya di badan pengambilan keputusan. Harus selalu ada lebih dari satu atau dua perempuan di badan tersebut, sehingga mereka dapat saling mendukung dan merasa nyaman berbagi pandangan masing-masing selama pertemuan.

Strategi kelembagaan

Strategi kelembagaan harus membahas aspek hukum yang mengatur unit usaha, dampak dari kebijakan dan struktur organisasi yang diperlukan agar pelaku usaha dapat mempertahankan hubungan dengan lembaga pendukung di semua tingkat.

Struktur organisasi untuk unit usaha

Pilihan struktur organisasi ditentukan terutama oleh kebutuhan pendanaan, persyaratan dukungan pemasaran, persyaratan bantuan teknis dan strategi untuk distribusi keuntungan untuk peserta dan untuk berbagi pengambilan keputusan. Kapasitas pelaku usaha dan masyarakat setempat juga harus diperhitungkan ketika merancang struktur organisasi. Sebuah kemitraan kolektif harus melayani kebutuhan anggotanya untuk membenarkan keberadaannya. Rincian lebih lanjut tentang rancangan struktur organisasi disajikan dalam Fase 2, Langkah 3.

Strategi teknologi

Penelitian dan pengembangan

Selama Fase 2, lembaga-lembaga yang ada dan dapat menyediakan keahlian teknis bagi unit usaha telah diidentifikasi. Fasilitator menilai keterampilan peserta dan memungkinkan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Ikhtisar sumber daya teknis (peralatan, penelitian dan pengembangan), dan infrastruktur (jaringan komunikasi dan akses jalan) juga diperoleh. Sebagai fasilitator, peran Anda sekarang adalah untuk membantu para pelaku usaha untuk memilih teknologi, metode pengolahan, peralatan, metode kemasan dan bahan untuk produk mereka.

Sebagai bagian dari RPU mereka, peserta dapat memutuskan untuk memulai proses pengolahan. Pembelian peralatan oleh kelompok memiliki dampak terhadap semua rumah tangga. Lokasi unit usaha pengolahan di masyarakat harus dipertimbangkan secara hati-hati. Jika perempuan akan menggunakan peralatan, Anda harus mendorong kelompok untuk mempertimbangkan bagaimana mengurangi beban kerja mereka, misalnya menempatkannya di lokasi terdekat.

Menggunakan penelitian dan pengembangan dalam strategi teknologi

Sebagai fasilitator, Anda akan membantu kelompok untuk memilih pilihan teknologi terbaik yang disesuaikan dengan nilai-nilai dan mempertimbangkan pembangunan ekologi, sosial, pasar dan ekonomi pembangunan yang ditetapkan dalam strategi unit usaha. Anda harus dapat merekomendasikan mitra yang dapat membantu untuk menyukseskan hal ini.

(31)

Dalam proses APP, pilihan teknologi dipilih karena mereka berkontribusi tidak hanya untuk

meningkatkan produksi tetapi juga untuk mengintegrasikan metode ramah lingkungan dalam proses produksi.

Perencanaan untuk skenario terburuk

Kejadian tak terduga dapat membahayakan unit usaha secara serius dan merusak kepercayaan investor. Perencanaan yang baik adalah dengan risiko seminimal mungkin, sehingga penting untuk mempertimbangkan skenario terburuk guna memperkirakan risiko apapun dan memeriksa apakah unit usaha akan berkelanjutan jika bencana terjadi.

Mengantisipasi risiko

Diskusikan dengan kelompok tentang semua hal-hal yang bisa salah, tidak peduli jika mereka tidak suka dengan apa yang mereka lihat. Kemudian coba untuk mengusulkan strategi yang akan mencegah atau setidaknya meminimalkan risiko.

Contoh

Risiko yang dapat diantisipasi termasuk kerusakan produk selama transportasi atau

penyimpanan, atau pembeli melanggar kontrak mereka dan menolak untuk membeli produk.

Peserta harus memikirkan solusi untuk skenario kasus terburuk berikut: Pasar/Ekonomi:

• melemahnya ekonomi nasional/global • penurunan harga

• pelanggan membatalkan pembelian

• saat pengiriman ditemukan sampel yang terkontaminasi

• moda transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk mengalami kecelakaan • dana atau pembayaran untuk kolektor dicuri

Manajemen sumber daya alam/lingkungan • kolektor tidak memperdulikan aturan panen • penebangan liar terus terjadi

• cuaca yang tidak bisa diprediksi Sosial/Budaya

• konflik yang terjadi antara pengguna hutan

• individu yang kurang mampu tidak dapat mengakses produk yang dikomersialisasikan Kelembagaan/hukum

• perubahan dalam undang-undang membatasi akses terhadap tanah atau sumber daya alam Teknologi/Penelitian/Pengembangan

(32)

Pedoman 3: Bermain peran tentang bauran

pemasaran/5Ps

Tujuan:

• memperkenalkan konsep-konsep inti satu sama lain dari 5Ps • menjelaskan pentingnya 5Ps dalam perencanaan unit usaha

• memperkenalkan cara pada warga desa agar memperoleh informasi tentang 5Ps

Waktu:

30 – 45 menit

Materi:

Pakaian petani tradisional dan tanda-tanda yang mewakili masing-masing dari 5Ps (orang, produk, tempat, harga, promosi).

Metode:

1. Pilih lima peserta atau lima pasang peserta, satu untuk masing-masing 5Ps dan berikan setiap tanda untuk menunjukkan P yang mereka wakili.

2. Pasangan yang mewakili produk harus memilih beberapa produk lokal.

3. Dua orang memainkan bagian dari petani skala kecil lokal yang panen tanaman rempah-rempah (misalnya lada, kapulaga, kayu manis). Mereka mengalami penurunan harga dan mencari cara alternatif untuk menghasilkan pendapatan. Para petani setempat harus mengadakan diskusi dengan semua 5Ps, meminta saran tentang cara untuk mengidentifikasi unit usaha yang baik dan mengembangkan strategi unit usaha. Para petani juga bertanya tentang organisasi yang dapat mendukung dan membiayai mereka.

4. Pada akhir peran, menanyakan kepada peserta apa yang mereka pelajari selama latihan ini. Anda dapat menggunakan pertanyaan berikut untuk mengetahui pemikiran mereka:

• Mengapa petani mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus pada 5Ps?

• Apakah hal tersebut dapat membantu mereka dalam menyusun rencana bagi unit usahanya? • Dimana seharusnya petani pergi mencari informasi tentang 5Ps untuk unit usahanya? 5. Simpulkan latihan bermain peran dengan menekankan pentingnya 5Ps untuk perencanaan unit

usaha dan membantu mengurangi risiko.

Petunjuk:

Identifikasi orang-orang yang akan memainkan peran petani dan sarankan mereka menggunakan contoh lokal yang semua orang akan memahaminya.

(33)

Pedoman 4: Permainan pengembangan strategi

Tujuan:

Permainan ini akan berguna untuk memahami pentingnya merancang strategi unit usaha dengan hati-hati.

Bahan:

Siapkan 15 kartu (sekitar 10 x 30 cm) yang terdiri dari dua warna: satu warna untuk menunjukkan kendala dan satu warna untuk menunjukkan solusi (misalnya, kartu merah untuk kendala dan kartu kuning untuk solusi). Tulis satu kendala pada setiap kartu merah dan solusi untuk kendala pada kartu kuning. Beri nomor pada semua kartu, lalu berikan nomor kartu yang sama yang sesuai dengan kendala dan solusi. Gunakan contoh yang disarankan di bawah ini:

Kendala Solusi

Banyak jumlah produsen yang tersebar Buat sebuah pusat penampungan produk dan kelompok unit usaha

Hanya terdapat satu pembeli - monopoli Meningkatkan jumlah pembeli

Tidak ada kekuatan tawar menawar Memberikan informasi lebih mengenai harga Biaya transportasi mahal Pilih produk yang mempunyai nilai tinggi,

volume produk rendah

Kurangnya input untuk produksi Mengatur mekanisme untuk menjamin input Beberapa mutu kualitas dan harga Memberikan pelatihan tentang mutu produk Kerugian Peningkatan teknik pasca panen

Buta huruf Gunakan materi pelatihan visual yang sederhana Fluktuasi harga musiman Meningkatkan penyimpanan dan modal

Perempuan terbebani Analisis gender pada pemilihan produk Masyarakat kurang mampu tidak memiliki

pendapatan

Memilih produk yang bermanfaat bagi masyarakat kurang mampu

Kurangnya keterampilan produksi Pelatihan untuk pengembangan keterampilan produksi

Panen yang berlebihan Pelatihan pemanenan

(34)

Waktu:

30 menit

Langkah-langkah:

1. Peserta dibagi menjadi dua tim dengan jumlah yang sama pada masing-masing tim. Minta setiap tim untuk membentuk garis saling berhadapan. Berikan nomor ke semua peserta dalam satu baris. Berikan nomor yang sama dengan individu lawan di jalur lain (lihat gambar di bawah).

2. Jelaskan aturan permainan seperti yang dijelaskan di bawah ini.

3. Mintalah peserta untuk berbalik sehingga mereka sekarang kembai berdiri ke belakang. 4. Letakkan kartu di bawah di antara dua baris

5. Mintalah peserta untuk berbalik sehingga mereka saling berhadapan lagi dan dapat melihat kartu 6. Panggil nomor (tidak lebih tinggi dari jumlah tertinggi peserta dalam satu tim)

7. Kedua peserta harus mengambil dua kartu dengan nomor yang sama (kendala dan solusi) 8. Setelah mereka telah menemukan kartu mereka, peserta harus memberikan kepada fasilitator.

Yang pertama kali memberikan pada fasilitator akan mendapatkan satu poin

9. Jika peserta mengambil kartu yang salah maka timnya akan kehilangan poin dan tim lain dapat memilih jawaban yang benar dan memenangkan poin tambahan.

10. Permainan berakhir ketika semua kartu telah diambil. Tim yang menang adalah tim dengan poin terbanyak.

11. Saat pertandingan berakhir, minta pendapat peserta apa yang telah mereka pelajari. Mereka harus menyadari bahwa jika mereka terburu-buru untuk memilih strategi, memungkinkan mereka memilih sebuah kesalahan! Di sisi lain jika mereka bergerak terlalu lambat memungkinkan mereka kehilangan peluang.

Petunjuk:

Pastikan bahwa setiap kendala hanya memiliki satu solusi yang jelas dan terdefinisi dengan baik.

1 2 3 dll. 1 2 3 dll.

(35)

Pedoman 5: Membandingkan unit usaha yang

diusulkan dengan unit usaha yang ada

Setelah pelaku usaha mengumpulkan informasi rinci tentang lingkungan bisnis untuk produk mereka, mereka harus membandingkan ide unit usaha mereka dengan unit usaha yang ada untuk melihat tantangan yang mereka akan hadapi. Analisis SWOT di bawah ini digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan biasanya merupakan faktor internal unit usaha, sedangkan peluang dan ancaman mengacu pada kekuatan eksternal dalam lingkungan usaha. Dua contoh dari jenis analisis yang akan diberikan terdapat dalam tabel berikut.

Contoh 1: Analisis SWOT produsen madu

Produsen madu Unit usaha yang sudah ada

Kekuatan • potensi akses ke pemasok dengan harga murah dan produk berkualitas tinggi

• aspek teknis dan lanjutan yang mudah diselesaikan

• investasi yang rendah, biaya produksi yang rendah dan potensi tinggi untuk mendapatkan keuntungan

• memiliki keterkaitan antara

penelitian dan pengembangan serta pemasaran yang canggih

• modal pokok kuat • kualitas produksi tinggi

• unit produksi yang dekat dengan pasar dan dapat beradaptasi dengan mudah sesuai keinginan pelanggan Kelemahan • kurangnya pengetahuan tentang

rantai pasar dan keinginan pelanggan • lokasi di daerah pedesaan jauh dari

pusat perdagangan

• kesulitan dalam memperoleh pasokan kemasan

• kurangnya teknologi pemrosesan

• ketidakmampuan untuk memenuhi perkembangan permintaan pasar

Peluang • meningkatkan pasar domestik dan ekspor, dengan prospek untuk pengembangan domestik madu murni dan alami, bersertifikat dan juga digunakan dalam sektor perawatan kesehatan perempuan • kesempatan untuk menggantikan

impor madu Australia dan Spanyol • pelatihan pada peternak lebah skala

kecil untuk menghasilkan madu kualitas ekspor dengan kadar air yang tepat

• memungkinkan hubungan dengan grosir madu besar untuk memperoleh teknologi dan informasi pasar

• rantai distribusi tetap

• memungkinkan ekspor madu dalam jumlah besar, memberikan produksi yang lebih besar dan keuntungan lebih pada produsen skala kecil

Ancaman • persyaratan dari pembeli asing untuk kadar air rendah, yang membatasi pertumbuhan pasar ini

• kesulitan penetrasi pasar yang hanya dapat dicapai di pasar ekspor melalui kualitas tinggi, standarisasi dan pemenuhan kontrak

• ketergantungan produsen akhir pada satu pembeli utama

• kompetisi pada beberapa negara untuk menjual madu ke pasar Eropa

(36)

Contoh 2: Analisis SWOT dan perbandingan antara koperasi HHBK dengan pedagang keliling jalan di Indonesia

Koperasi HHBK Pedagang keliling Produk

Kualitas menawarkan produk-produk berkualitas yang telah memenuhi syarat kualitas

menawarkan produk dengan kualitas yang rendah dan ingin menjual semua produknya

Jumlah pasokan memenuhi permintaan Mungkin tidak dapat memenuhi permintaan, pedagang juga membeli dari koperasi di wilayah kerjanya dan harus bersaing dengan koperasi dalam pembelian

Daya simpan Baik Buruk

Harga

Kebijakan harga harga kompetitif harga kompetitif Cara pembayaran pembayaran dilakukan saat

pengiriman

pembayaran dilakukan saat pengiriman

Promosi

Iklan Media dengan biaya yang hemat akan digunakan jika sesuai

Tidak ada

Potongan harga Tidak ada Tidak ada Persyaratan

kredit

Ya, jika dapat dipercaya, tapi tidak lebih dari satu bulan

Ya, jika dapat dipercaya, tapi tidak lebih dari satu bulan

Distribusi

Faktor jarak Tidak menjadi masalah Tidak menjadi masalah Rantai pasar Memiliki sedikit informasi tentang

beberapa rantai

Memiliki lebih banyak informasi tentang beberapa rantai

Gambaran Belum ditetapkan Sudah ditetapkan

Pelayanan Kompeten, handal, responsif, pasokan tepat waktu

Kompeten, handal, responsif, pasokan tepat waktu

Kelas pembeli Perusahaan minyak kemiri di Indonesia

Perusahaan minyak kemiri di Indonesia

Kekuatan Komitmen untuk menawarkan produk yang telah terjamin kualitasnya

Memiliki citra awal sebagai pedagang HHBK

Kelemahan Memiliki pengalaman cukup dalam pemasaran

Tidak sadar akan kualitas produk dan sebagian besar tergantung pada anggota koperasi terkait dengan produk

Peluang Pembeli lebih memilih untuk membeli produk-produk

berkualitas dengan layanan yang berkualitas

Pembeli memilih mereka untuk menjamin ketersediaan produk

Ancaman Pembeli mungkin tidak percaya pada koperasi, karena belum memiliki citra pada pemasaran HHBK

Kemungkinan tidak mampu memenuhi pesanan, dan ancaman bahwa koperasi dapat mengambil alih perdagangan HHBK mereka

(37)

Pedoman 6: Permainan: Mengelola uang, mengelola

kelompok

Tujuan:

• untuk menilai pengetahuan kelompok tentang pembiayaan produk

• untuk meningkatkan kesadaran tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola uang • untuk mengidentifikasi informasi yang hilang tentang cara mengakses layanan keuangan

Waktu:

60-75 menit

Materi:

• papan permainan dibuat pada lembar tayangan (lihat contoh di halaman berikutnya) • atur kartu untuk setiap kelompok (lihat contoh selanjutnya pada pedoman 6) • lembar tayangan

Langkah-langkah:

• Letakkan papan permainan di pusat ruang dan jelaskan bahwa itu adalah permainan perencanaan. Peserta akan mengubah kotak sesuai dengan jawaban pertanyaan yang mereka berikan pada kartu

• Bagi kelompok menjadi tim, satu tim maksimal 5 pemain • Berikan satu set kartu pada setiap tim

• Mulailah permainannya. Semua tim harus bermain di waktu yang sama • diskusikan pertanyaan dan perjelas aturan serta proses permainan

• Permainan berakhir ketika semua tim sudah mencapai poin terakhir pada papan

• Dalam sesi pleno, fasilitasi diskusi tentang pentingnya memiliki strategi keuangan untuk proses pengembangan usaha dan bagaimana strategi ini harus dimasukkan dalam RPU

Petunjuk:

Tim harus memainkan permainan dengan menggunakan informasi seputar dana eksternal yang mereka miliki untuk usaha mereka. Permainan akan membantu kelompok untuk memahami semua langkah yang diperlukan untuk memilih pilihan terbaik dalam mengakses modal. Yang paling penting, peserta akan memahami tantangan dan masalah pengelolaan uang di masing-masing individu dan kelompok.

Gambar

TABEL 1: ANALISIS PESAING Produk   Pesaing Harga jual Pesaing Kualitas produk pesaing Target  pelanggan Target pasar(fisik) Selai berry 55 lc/500 gr Berry liar, tidak baik
TABEL 4 : UKURAN SEGMEN PASAR (UKURAN PERMINTAAN POTENSIAL)
TABEL 7: TARGET PRODUKSI DAN PEMBAGIAN SEGMEN PASAR Produk a) Total
TABEL 11: BIAYA DAN KEPERLUAN PEMELIHARAAN
+7

Referensi

Dokumen terkait