4
MODUL PENGANTAR
Panduan Fasilitator Lapangan:
Pelaksanaan Pendekatan Analisis dan
Pengembangan Pasar (APP)
Pengembangan wirausaha kehutanan berbasis masyarakat
Pelaksanaan Pendekatan Analisis dan
Pengembangan Pasar (APP)
MODUL PENGANTAR
ini sebagai bagian dari program Kehutanan Multi Pihak 3 (Multistakeholder Forestry Program 3) yang didanai oleh Pemerintah Inggris.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rizki Pandu Permana (Sector Leader Agriculture)
SNV Indonesia
Jl. Kemang Timur Raya No.66 Jakarta Selatan 12730, Indonesia [email protected] | www.snv.org T +62 (0) 21 719 9900
Gabriella Lisa (Training Coordinator Indonesia Program)
RECOFTC – The Center for People and Forests Pusdiklat Kehutanan Jalan Gunung Batu Kotak Pos 141 Bogor 16118, Indonesia [email protected] | www.recoftc.org T +62 (0) 251 833 8444
Kata Pengantar ... v
Petunjuk Penggunaan Panduan Fasilitator Lapangan ...vi
Simbol-Simbol yang Digunakan dalam Panduan Fasilitator Lapangan ...viii
Daftar singkatan yang digunakan dalam Panduan Fasilitator Lapangan ... x
BAGIAN 1 Menetapkan konteks ...1
Mengorganisasi sesi pelatihan pada tujuan dan alur proses APP ...6
BAGIAN 2 Prinsip panduan dalam pendekatan APP ...8
2.1 Keberlanjutan dan penyaringan kelima bidang pengembangan usaha ...8
2.2 Relevansi untuk usaha berbasis sumber daya alam ... 10
2.3 Sensitivitas gender ... 10
2.4 Peran utama pelaku usaha ... 10
2.5 Menciptakan kemitraan yang strategis ... 10
Menyelenggarakan sesi pelatihan tentang pengenalan prinsip-prinsip panduan APP ... 11
BAGIAN 3 Metode dan peralatan utama ... 14
3.1 Menggunakan metode dan peralatan partisipatif ... 14
3.2 Tingkat pengumpulan informasi di dalam APP ... 14
3.3 Mengakses informasi dan memaksimalkan efisiensi biaya di dalam APP ... 15
BAGIAN 4 Memperkenalkan konsep dalam konteks APP ... 16
4.1 Terminologi khusus dalam APP ... 16
Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait istilah dan konsep yang digunakan dalam APP... 19
BAGIAN 5 Bersiap-siap untuk pelaksanaan APP ... 22
Apakah proyek siap untuk implementasi lapangan? ... 22
BAGIAN 6
Bersiap-siap untuk memulai ... 24
6.1 Memahami konteks lokal dan mempersiapkan peralatan pelatihan yang akan digunakan di lapangan ... 24
6.2 Memperjelas batasan dukungan pengembangan usaha pada proyek ... 25
6.3 Mempersiapkan rencana kerja untuk mengimplementasikan Fase ... 25
Peralatan untuk melakukan fasilitasi ... 26
Peralatan 1: Perbedaan antara pendekatan pengembangan mata pencaharian tradisional dengan pendekatan pengembangan usaha ... 27
Peralatan 2: Peta APP ... 28
Peralatan 3: Diagram Penyaring ... 29
Peralatan 4: Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi Fase 3 dan 4 ... 30
Peralatan 5: Contoh-contoh proyek yang telah berhasil menggunakan proses APP untuk pengembangan usaha ... 31
Peralatan 6: Lima karakteristik keberlanjutan: definisi, contoh dan latihan ... 32
Peralatan 7: Daftar perbedaan produk hutan dengan produk pertanian. ... 35
Peralatan 8: Peran fasilitator ... 36
Peralatan 9: Menciptakan kemitraan strategis ... 38
Peralatan 10: Pentingnya informasi dalam proses APP ... 39
Peralatan 11: Perbedaan penjualan dan pemasaran ... 40
Peralatan 12: Penambahan nilai ... 42
Peralatan 13: Tabel-tabel dan daftar-daftar yang harus dipersiapkan sebelum memulai pelatihan lapangan... 43
Peralatan 14: Rangkuman sumber daya dan produk potensial di area proyek ... 45
Peralatan 15: Menentukan area intervensi ... 46
Peralatan 16: Daftar kegiatan-kegiatan persiapan utama yang harus dilaksanakan oleh fasilitator sebelum memulai Fase 1 dari proses APP ... 47
Peralatan 17: Daftar isian untuk memastikan proses APP dapat diimplementasikan dengan sukses .... 48
Peralatan 18: Pengingat kegiatan-kegiatan kunci yang harus diselesaikan sebelum sebuah proyek dimulai ... 49
Peralatan 19: Bersiap-siap untuk implementasi proses APP yang sukses ... 50
Peralatan 20: Tugas-tugas fasilitator selama proses APP ... 51
Kata Pengantar
Pembangunan lingkungan dan kehutanan yang berkelanjutan dan berkeadilan memerlukan peran serta yang aktif dan signifikan dari segenap pemangku kepentingan, seperti pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan para profesional. Peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai skema yang mampu meningkatkan kesejahteraan, di antaranya melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilah dalam menganalisis dan mengembangkan pasar yang potensial di wilayah mereka.
Modul-modul Analisis dan Pengembangan Pasar (APP) telah dikembangkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian/Food and Agirculture OrganIzation pada tahun 2011, yang telah diterjemahkan dan diadaptasi oleh SNV (Stichting Nederlandse Vrijwilligers/Netherlands Development Organization) Indonesia dan the Center for People and Forests. Modul APP terdiri dari empat modul, yaitu Modul Pengantar, Modul 1 (Penilaian Situasi Saat Ini), Modul 2 (Survei Pemilihan Produk), dan Modul 3 (Mempersiapkan Rencana Pengembangan Usaha).
Modul-modul tersebut di atas telah diuji-coba untuk pelatihan para fasiltator di KPH Benakat (Sumatera Selatan), KPH Banjar (Kalimantan Selatan), KPH Alor (Nusa Tenggara Timur dan KPH Poigar (Sulawesi Utara). Selain itu, Modul-modul ini juga telah didiskusikan/dibahas di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang keseluruhannya difasilitasi oteh Multi-stakeholder Forestry Programme 3 (MFP-3), proyek kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Inggris.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada MFP-3, dalam memfasilitasi penerjemahan/ adaptasi dan penerbitan Modul-modul ini. Akhir kata, semoga Modul-modul ini bermanfaat.
Jakarta, Mei 2017
Direktur Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
Petunjuk Penggunaan Panduan
Fasilitator Lapangan
Panduan bagi Fasilitator Lapangan dibagi menjadi lima modul. Modul pertama adalah modul pengantar yang berfokus pada peningkatan pemahaman dan kesiapan untuk melaksanakan
pendekatan Berikutnya adalah Panduan Fasilitator Lapangan (PFL) 1-4 yang sesuai dengan setiap fase APP (4 fase). Berikut ini adalah gambaran besar dari kelima modul tersebut:
Pengantar: Menetapkan Konteks
Panduan Fasilitator Lapangan 1: Penilaian Situasi Saat Ini Panduan Fasilitator Lapangan 2: Survei Pasar
Panduan Fasilitator Lapangan 3: Rencana Pengembangan Usaha Panduan Fasilitator Lapangan 4: Tahap Awal Pengembangan Usaha
Pengguna Panduan Fasilitator Lapangan
Tujuan dari PFL adalah untuk membimbing fasilitator dalam mendukung para pelaku usaha pedesaan dalam pelaksanaan proses APP.
PFL berbeda dari buku manual karena buku manual ditargetkan untuk para pengambil keputusan dan memberikan gambaran umum tentang proses APP, sedangkan PFL disusun untuk fasilitator lapangan dan menyediakan pendekatan yang sangat rinci, langkah-demi-langkah untuk pelaksanaan dengan komunitas pedesaan.
Fasilitator umumnya tidak akan perlu menggunakan manual karena informasi yang mereka butuhkan telah tercakup dalam PFL. Fasilitator lapangan harus benar-benar dilatih oleh seorang ahli APP sebelum mereka mulai melaksanakan pelatihan dengan komunitas setempat. (Lihat Bagian 6. Pelatihan Manual APP bagi fasilitator untuk informasi lebih lanjut).
Mengimplementasikan Panduan
Panduan ini disusun dari beberapa tahun pengalaman yang diperoleh melalui penerapan proyek APP di banyak negara. Merupakan panduan umum yang perlu disesuaikan dengan konteks lokal dan kebutuhan komunitas yang terlibat. Ini berarti bahwa peralatan yang diusulkan dalam PFL juga harus disesuaikan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan berbagai peralatan akan cenderung sangat bervariasi sesuai dengan konteks pelatihan, pendekatan (pendekatan yang benar-benar partisipatif akan memakan waktu) dan jumlah orang yang terlibat dalam pelatihan.
Akhirnya, harus benar-benar dipahami bahwa peran fasilitator adalah untuk memberdayakan para pelaku usaha, memastikan bahwa merekalah yang melaksanakan kegiatan pengembangan usaha. Peran fasilitator bukan untuk melakukan proses APP sendiri atau melakukannya untuk para pelaku usaha.
Struktur Panduan
Informasi yang ada telah ditata ke dalam kategori-kategori berikut. Setiap kategori telah diberikan ikon yang relevan seperti tertera pada tabel di bawah yang akan digunakan sebagai cara untuk mengenali bila mana jenis informasi ini muncul di seluruh materi APP.
• Informasi kunci tentang APP. Bagian ini meninjau kembali informasi yang seharusnya dikuasai oleh fasilitator sebelum memulai pelatihan. Ingatlah bahwa informasi ini telah disampaikan kepada fasilitator dalam sesi pelatihan orientasi sebelum memfasilitasi pelatihan APP.
• Petunjuk tentang penyelenggaraan lokakarya. Bagian ini menjelaskan secara detail bagaimana cara mengatur dan memfasilitasi lokakarya dan mengenali peralatan yang tepat. Panduan ini menggunakan pendekatan pembelajaran terpusat dengan tujuan untuk memberdayakan para pelaku usaha dan komunitasnya masing-masing.
• Kotak peralatan. Pada bagian akhir PFL, fasilitator akan menemukan kotak peralatan yang berisi peralatan yang mereka butuhkan untuk memfasilitasi lokakarya untuk fase pelatihan yang sesuai. Sangat disarankan untuk mengadaptasikan peralatan ini dengan konteks lokal dan kebutuhan khusus dari pelatihan bersangkutan.
Simbol-Simbol yang Digunakan
dalam Panduan Fasilitator
Lapangan
Informasi kunci: pelatih harus memahami secara mendalam sebelum memfasilitasi sesi latihan
Petunjuk rinci tentang pengaturan sesi pelatihan
Tujuan pembelajaran lokakarya
Materi pelatihan yang diperlukan untuk sesi tersebut (dipersiapkan dan diadaptasikan dari alat pelatihan)
Alat pelatihan yang tersedia dari bagian peralatan dalam PFL dan diperlukan untuk sesi tersebut
Kiat-kiat fasilitasi
Referensi untuk Panduan bagi Fasilitator Lapangan
Referensi manual Analisis dan Pengembangan Pasar (APP)
Formulir lapangan untuk digunakan oleh pelaku usaha dan dijelaskan oleh fasilitator selama pelatihan
Peralatan yang digunakan oleh fasilitator selama pelatihan
Informasi teoritik tentang topik pembahasan selama pelatihan
Kegiatan untuk mendorong keseimbangan gender
Menjadi Fasilitator yang Efektif
Panduan dan sesi pelatihan, akan memastikan bahwa fasilitator memiliki: • pengetahuan dan keterampilan dasar dalam pengembangan usaha;
• pemahaman akan manfaat penggunaan APP sebagai pendekatan berbasis pasar; • kapasitas untuk mengenali kendala utama terkait ide-ide calon pelaku usaha;
• kapasitas untuk memfasilitasi diskusi antara pelaku usaha dan membantu mereka dalam membuat keputusan tentang strategi pemasaran dan struktur organisasi;
• kemampuan untuk memahami dinamika sosial dalam komunitas;
• sadar akan kebutuhan anggota komunitas yang paling lemah dan kemampuan untuk memastikan partisipasi mereka dalam proses identifikasi usaha;
• pemahaman tentang unsur-unsur dasar dalam rencana keuangan dan rencana usaha; • pemahaman akan lima bidang dalam pengembangan usaha;
Daftar singkatan yang digunakan
dalam Panduan Fasilitator
Lapangan
JPU Jasa Pengembangan Usaha
RPU Rencana Pengembangan Usaha
IG Indikasi Geografis
APP Analisis dan Pengembangan Pasar
SIP Sistem Informasi Pasar
HHBK Hasil Hutan Bukan Kayu
PRA Participatory rural appraisal (Penilaian desa partisipatif )
BAGIAN 1
Menetapkan konteks
Bagian ini memperkenalkan proses APP: 1) tujuan dan alur; 2) prinsip-prinsip; 3) metode dan peralatan; dan 4) konsep utama.
Penting untuk fasilitator dan calon pelaku usaha untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang metodologi APP sebelum mulai melaksanakan proses yang disajikan pada Bagian 2 sampai 5.
Tujuan dan Alur Proses APP
Pendekatan APP telah dikembangkan untuk membantu komunitas meningkatkan mata pencaharian mereka melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kelebihan utama proses APP adalah tingginya tingkat partisipasi calon pelaku usaha, baik dalam kelompok atau secara individu, dalam perencanaan dan perancangan usaha.
Proses ini fokus pada pengembangan kapasitas komunitas lokal untuk menjadi pelaku usaha. Dengan pertimbangan aspek lingkungan, sosial, hukum dan kelembagaan, teknologi dan komersial pengembangan usaha, APP membantu komunitas untuk menghubungkan kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan konservasi secara langsung dengan peluang menghasilkan pendapatan. APP berfokus pada keberlanjutan ekologi, oleh karena itu APP berlaku khususnya untuk usaha berbasis sumber daya alam yang perlu dilestarikan atau dilindungi dari penggunaan secara
berlebihan atau perusakan. APP juga menyediakan cakupan yang luas untuk menyelidiki lingkungan pasar, yang dapat membantu untuk menghindari kegagalan usaha yang direncanakan. Pada akhirnya, APP menitikberatkan pada pengembangan kelembagaan, memastikan bahwa pelaku usaha baru bisa mandiri dan usaha mereka berjalan berkelanjutan.
1.1 Pendekatan pengembangan mata pencaharian tradisional berbeda dari
pendekatan pengembangan usaha
Selaku fasilitator yang menyampaikan proses APP kepada calon pelaku usaha, penting untuk dengan jelas memahami perbedaan antara pendekatan pengembangan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha. Jika tidak, peserta mungkin berpikir bahwa kegiatan APP sama saja seperti proyek intervensi langsung lainnya dan akan mengharapkan untuk menerima peralatan (sepeda, sarang lebah, sumur, dll) seperti yang terjadi di masa lalu. Harapan seperti ini dapat merusak kegiatan pelatihan dan memunculkan kemungkinan untuk memenuhi tujuan tersebut. Contoh beberapa perbedaan antara pendekatan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha dapat ditemukan pada peralatan 1.
Fasilitator sebaiknya menggunakan Peralatan 1 untuk mempersiapkan presentasi pendekatan pengembangan usaha bagi calon pelaku usaha dan mitra pelatihan. Penting untuk menjelaskan perbedaan tersebut kepada peserta pelatihan untuk membantu mereka memutuskan apakah mereka benar-benar ingin terlibat dalam kegiatan pengembangan usaha dan untuk menjauhkan harapkan mereka akan intervensi langsung atau subsidi dalam pendekatan APP. Penting juga untuk menterjemahkan Peralatan 1 ke dalam bahasa lokal dan dibagikan kepada peserta.
1.2 Gambaran umum empat fase dalam proses APP
APP merupakan kerangka kerja untuk merencanakan usaha berbasis produk hasil tanaman dan hasil hutan. Fase awal, mungkin bisa dikatakan ‘Fase 0’, adalah waktu untuk melakukan kegiatan penelitian latar belakang dan perencanaan yang harus dilakukan sebelum menginisiasi bantuan untuk pengembangan usaha produk hasil tanaman dan hutan. Empat fase yang berurutan akan menggiring peserta melalui proses partisipatif yang sederhana dan jelas untuk perencanaan dan pengembangan usaha. Setiap fase dipecah ke dalam beberapa langkah untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan kritis yang diabaikan dan mengurangi risiko yang terkait dengan pembangunan usaha.
Fase 1 dan 2 adalah fase diagnostik. Fase ini memungkinkan identifikasi peluang pengembangan usaha dan membantu anggota komunitas untuk memilih produk untuk usaha mereka. Fase 3 dan 4 adalah fase pendukung. Fase 3 membantu pelaku usaha untuk mempersiapkan rencana usaha mereka, dan fase 4 membantu mereka dalam memulai usaha mereka. Sebuah representasi grafis tentang proses keempat tahapan tersebut disajikan dalam peta APP di Peralatan 2.
Dibawah ini merupakan representasi dari empat fase dan langkah-langkahnya.
FASE 1: MENILAI SITUASI YANG ADA
LANGKAH 1 Fasilitator, melalui konsultasi dengan komunitas, mengenali calon pelaku usaha LANGKAH 2 Calon pelaku usaha menilai kapasitas mereka untuk menjadi pelaku usaha LANGKAH 3 Calon pelaku usaha membuat daftar sumber daya dan produk lokal LANGKAH 4 Calon pelaku usaha mengenali kendala utama dalam sistem pasar LANGKAH 5 Calon pelaku usaha mensortir produk potensial untuk usaha mereka LANGKAH 6 Calon pelaku usaha mengetahui manfaat kerja kelompok KELUARAN FASE 1
1) Sekelompok calon pelaku usaha bersedia untuk mengeksplorasi pengembangan usaha; 2) Daftar pendek potensi sumber daya dan produk yang akan dievaluasi dalam Fase 2; 3) Kelompok calon pelaku usaha telah mendapatkan pemahaman akan lima bidang pengembangan
FASE 2: MELAKUKAN SURVEI UNTUK MEMILIH PRODUK DAN MENGENALI IDE USAHA
LANGKAH 1
Calon pelaku usaha mengumpulkan data pada lima
bidang pengembangan usaha
LANGKAH 2
Calon pelaku usaha memilih produk yang
paling menjanjikan
LANGKAH 3
Calon pelaku usaha merefleksikan bentuk usaha
yang paling tepat
KELUARAN FASE 2
1) Seleksi akhir untuk produk yang paling menjanjikan;
2) Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk merancang Rencana Pengembangan Usaha (RPU); 3) Calon pelaku usaha sadar akan bentuk usaha yang paling tepat;
4) Kelompok kepentingan dibentuk untuk produk yang dipilih.
FASE 3: MENYIAPKAN SEBUAH RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
LANGKAH 1
Para pelaku usaha menganalisis data yang dikumpulkan di Fase 2 untuk memperbaiki ide-ide
usaha
LANGKAH 2
Para wirausahwan menyiapkan rencana pengembangan usaha mereka
LANGKAH 3
Para wirausahwan mengenali kebutuhan untuk
pelatihan dan bantuan
KELUARAN FASE 3
1) Pelaku usaha (atau kelompok pelaku usaha) telah mengenali strategi untuk usaha mereka, termasuk skema pembiayaan;
2) Pelaku usaha (atau kelompok pelaku usaha) telah menyiapkan RPU, termasuk rencana pelaksanaan tahunan untuk usaha percontohan;
FASE 4: MENDUKUNG DIMULAINYA USAHA
LANGKAH 1 Para pelaku usaha memperoleh sumber keuangan seperti yang
diperkirakan di RPU mereka
LANGKAH 2 Para wirausahwan menerima pelatihan yang diperlukan untuk memulai usaha mereka
LANGKAH 3 Para wirausahwan memulai kegiatan mereka pada tingkat
percontohan
LANGKAH 4 mempelajari cara untuk memantau dan
mengevaluasi hasil usaha mereka
KELUARAN FASE 4
1) Para pelaku usaha mengerahkan bantuan yang mereka butuhkan selama tahap permulaan usaha mereka;
2) Para pelaku usaha melakukan kegiatan usaha (dengan dukungan dari fasilitator); 3) Para pelaku usaha sudah terbiasa dengan alat-alat untuk kegiatan monitoring usaha
dan dapat mengevaluasi hasil usaha mereka.
1.3 Titik masuk ke dalam proses APP
Proses APP mengikuti serangkaian langkah-langkah yang logis. Umumnya, semua langkah, harus dilalui dan setiap fase biasanya harus diselesaikan sebelum fase berikutnya dimulai.
Beberapa pengguna mungkin ingin mempersingkat proses APP, tergantung pada situasi mereka. Secara umum, disarankan untuk meninjau semua langkah-langkah dalam setiap fase, dan
menyelesaikan setiap fase sebelum memulai yang berikutnya. Misalnya, sebelum melakukan studi kelayakan Fase 2 pada teknologi baru yang berpotensi untuk perbaikan produk, penting untuk mengetahui apakah akses jangka panjang untuk sumber daya alam dapat diperoleh. Seperti yang ditunjukkan pada peta APP, keluaran dari setiap fase menjadi dasar untuk tahap berikutnya. Namun demikian, dalam beberapa situasi mungkin untuk memasuki proses pada titik-titik yang berbeda-beda.
1.4 Proses APP dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek
Dalam pedoman ini, kita menggunakan terminologi ‘usaha berbasis sumber daya alam‘ namun pendekatan APP juga dapat digunakan oleh sektor lain, seperti pariwisata berbasis komunitas, produk pertanian dan hasil tanaman, inisiatif ternak atau perikanan pesisir. Pendekatan APP dapat diterapkan secara luas untuk pengembangan pelaku usaha yang telah ada atau baru dibentuk pada setiap titik dalam rantai pasar, baik itu produsen, pabrik atau pun pedagang.
Contoh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adaptasi Fase 3 dan 4 disajikan pada Peralatan 4. Contoh proyek yang sudah melaksanakan proses APP disajikan di dalam Peralatan 5.
Kelompok calon pelaku usaha telah diidentifikasi
Produk dan usaha telah diidentifikasi dengan jelas tetapi kelompok calon pelaku usaha belum diketahui
Kelompok calon pelaku usaha telah diidentifikasi, kondisi dan kapasitas sosial-ekonomi untuk pengembangan usaha telah dinilai, bahan-bahan baku telah diinventarisir, hambatan utama dan calon produk telah diidentifikasi
Usaha telah ada
Hanya tinjau Langkah 1, Fase 1
Lakukan tinjauan cepat terhadap Langkah 3 & 5 pada Fase 1 dan Langkah 2, Fase 2 Tinjau Fase 1 dengan cepat Lakukan diagnosis terhadap usaha
Lalu segera lanjutkan dengan Langkah 2, Fase 2
Lalu fokus pada langkah-langkah yang tersisa pada Fase 1 dan 2
Lalu segera lanjutkan dengan Fase 2
Tinjau fase 1 dan 2 untuk menentukan solusi yang memungkinkan untuk mengatasi tantangan yang sedang dan akan dihadapi oleh usaha
1–2 jam
Tujuan
Pembelajaran Pada akhir sesi peserta akan dapat: • menjelaskan proses APP dengan menggambarkan dan menjelaskan
proses seleksi menggunakan 2 filter;
• menjelaskan alur proses APP, terutama ke empat fase;
• telah sepakat untuk fokus pada tahap pertama proses APP.
Materi pembelajaran
Siapkan bahan pembelajaran berikut, pastikan bahwa semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa lokal:
• representasi proses APP pada kertas presentasi. Poster ini akan berfungsi sebagai peta jalan sepanjang sesi pelatihan selanjutnya;
• salinan diagram penyaring APP;
• salinan peta yang mengilustrasikan proses APP;
• tabel kosong (yaitu yang belum diisi) pada kertas presentasi berjudul “Perbedaan antara pendekatan pengembangan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha”. Tabel ini dapat ditemukan dalam Peralatan 1;
• sebuah catatan / salinan tabel dari Peralatan 1 (yang disebutkan dalam poin terakhir di atas) untuk masing-masing peserta;
• daftar contoh proyek yang telah menggunakan proses APP untuk memenuhi berbagai tujuan.
Peralatan
Pelatihan • Peralatan 1 - Perbedaan antara pendekatan pengembangan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha; • Peralatan 2 - Peta APP;
• Peralatan 3 - Diagram filter.
Memfasilitasi sesi:
1. Sebelum menjelaskan tujuan utama dari pendekatan APP, tanyakan peserta pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Mengapa sesi pelatihan tentang pengembangan usaha ini berlangsung sekarang?
• Mengapa pelatihan sedang dilakukan di di tempat ini?
• Menurut pendapat peserta pelatihan, bagaimana aktifitas ini dapat meningkatkan pengetahuan pengembangan usaha dan keterampilan mereka?
Luangkan waktu untuk merefleksikan dan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Setelah itu, Anda akan menyajikan program pelatihan, menjelaskan pentingnya sesi di kelas, latihan di lapangan dan juga pelaksanaan proses di tempat.
Mengorganisasi sesi pelatihan pada tujuan
dan alur proses APP
2. Tinjau perbedaan antara pengembangan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha:
• Tempelkan kertas presentasi kosong pada dinding yang berjudul “Perbedaan antara pengembangan mata pencaharian tradisional dan pendekatan pengembangan usaha.”
• Bagi peserta ke dalam sub-kelompok dan minta mereka untuk memikirkan kemungkinan perbedaan antara dua pendekatan.
• Bagikan temuan dari sub-kelompok dengan semua peserta dan tuliskan pada kertas presentasi.
• Perkaya jawaban peserta dengan informasi dari Peralatan 1.
Untuk memastikan apakah peserta memahami dengan jelas tentang pengembangan usaha, lakukanlah latihan bermain peran di mana beberapa peserta mempresentasikan konsep kepada peserta lainnya.
3. Bagikan Peralatan 1 untuk peserta. 4. Perkenalkan proses APP
• Jelaskan alur APP secara keseluruhan secara bertahap dengan menampilkan kertas presentasi berisi peta proses, tahap demi tahap.
• Tekankan tujuan utama dan keluaran yang diharapkan dari tiap-tiap fase.
• Tunjukkan hubungan dan kaitan antar setiap fase.
• Tekankan fleksibilitas dalam menerapkan proses. Mungkin ada hal di mana suatu tahapan tidak akan diperlukan atau tidak perlu untuk menggunakan semua langkah.
5. Mulailah di awal
• Pada saat fase 1 dan 2, pelaku usaha dan produk akan dipilih.
• Jelaskan proses seleksi yang berlangsung selama fase1 dan 2 dengan membagikan diagram filter pada Peralatan 3.
• Jelaskan proses penyaringan produk yang didasarkan pada kriteria dalam lima bidang pengembangan usaha.
6. Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah familiar dengan peralatan perencanaan lainnya untuk pengembangan bisnis atau usaha. Mintalah mereka untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan antara peralatan tersebut dengan membandingkannya dengan proses APP, dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, hukum dan kelembagaan, dan ekologi.
7. Membagikan salinan peta proses APP dan diagram filter.
Kiat-kiat fasilitasi • Siapkan beberapa contoh dan pengalaman yang sukses APP yang dapat Anda bagikan dengan peserta. Pikirkan pengalaman
Anda sendiri atau carilah contoh pada website FAO tentang pengembangan usaha berbasis komunitas: http://www.fao.org/ forestry/enterprises/en/.
• Sebelum sesi dimulai, gambarlah peta proses APP dan ilustrasi diagram filter pada kertas presentasi.
• Pastikan untuk memiliki salinan peta APP dan diagram filter untuk masing-masing peserta.
BAGIAN 2
Prinsip panduan dalam
pendekatan APP
Prinsip-prinsip berikut menjadikan APP sebagai metodologi yang tepat untuk usaha kecil pedesaan.
2.1 Keberlanjutan dan penyaringan kelima bidang
pengembangan usaha
Prinsip keberlanjutan mendasari semua analisis dan perencanaan seluruh proses APP.
A. Keberlanjutan sumber daya
Ide usaha yang berbasis pada sumber daya yang dapat terancam oleh aktivitasnya akan diabaikan. Usaha yang dipilih melalui proses APP memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya akan berkelanjutan. Pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan akan mempertahankan ekosistem. Dengan perawatan, sumber daya dapat dipanen tanpa batas dari area hutan terbatas atau di lahan pertanian.
B. Keberlanjutan sosial
Setiap ide usaha yang dapat menyebabkan ketidakharmonisan sosial atau eksklusi kelompok-kelompok lokal akan diabaikan. APP memastikan terselenggaranya kegiatan dan manfaat usaha yang adil dan seimbang secara gender, dan usaha tersebut tidak membahayakan anggota terlemah dalam komunitas atau menimbulkan konflik sosial.
C. Keberlajutan pasar
Setiap ide usaha yang tidak bisa mengusulkan produk yang menarik untuk pasar akan diabaikan. APP dirancang untuk keberlanjutan pasar dengan memastikan akses konstan ke informasi pasar sehingga pelaku usaha tetap kompetitif. Pelaku usaha dengan demikian dapat menilai perubahan dalam lingkungan pasar dan menyesuaikan produk mereka dengan tepat.
D. Keberlanjutan hukum dan kelembagaan
Setiap ide usaha yang tidak mampu beradaptasi dengan realitas hukum dan kelembagaan akan diabaikan. APP memastikan bahwa pelaku usaha tetap mengikuti perubahan kebijakan yang mempengaruhi hasil panen, pengolahan, transportasi atau distribusi produk mereka. Pelaku usaha juga harus tetap memperhatikan perubahan dalam prosedur administratif yang dapat berdampak dalam pendaftaran, pembiayaan atau manajemen unit usaha mereka.
TEKNOLOGI/ PENELITIAN PRODUK/ PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA/ LINGKUNGAN EKONOMI/KEUANGAN USAHA BERKELANJUTAN SOSIAL/BUDAYA KELEMBAGAAN/ LEGAL
E. Keberlanjutan teknologi
Setiap ide usaha yang tidak mampu memperoleh peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi akan diabaikan. APP mendorong pelaku usaha untuk memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan usaha mereka, pengguna dan kondisi setempat. Pengguna harus belajar untuk menggunakan peralatan dengan benar, untuk mempertahankan dan untuk meningkatkannya sesuai kebutuhan.
Contoh lebih lanjut dan latihan mengenai keberlanjutan dapat ditemukan di Peralatan 5 dan 6. Pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data disebut ‘skrining lima bidang pengembangan usaha’ (lihat gambar di bawah). Salah satu kekuatan utama dari proses APP adalah penyertaan lima aspek pengembangan usaha secara sistematis.
Kelima bidang tersebut adalah:
• Pasar / Ekonomi, termasuk aspek keuangan;
• Pengelolaan sumber daya alam / lingkungan;
• Sosial / Budaya;
• Kelembagaan / Hukum;
• Teknologi / Penelitian Produk / Pengembangan
Informasi yang berkaitan dengan lima bidang tersebut dikumpulkan dan dianalisis sepanjang proses APP. Alat untuk mengumpulkan informasi memastikan bahwa hanya informasi relevan yang dikumpulkan pada setiap tahap sehingga sumber daya tidak terbuang. Proses awalnya mungkin tampak agak terlalu rumit, terutama bagi mereka yang belum pernah terlibat dalam latihan semacam ini, tetapi ini dirancang untuk memastikan bahwa hanya informasi yang berguna yang dikumpulkan. Mengumpulkan informasi membutuhkan keterampilan khusus, terutama dalam meninjau materi cetak, melaksanakan wawancara dan observasi. Keterampilan dan alat yang diperlukan disajikan secara rinci dalam Modul PFL 2: Melakukan survei untuk memilih produk dan mengenali ide usaha.
Skrining lima bidang pengembangan usaha dijelaskan secara lebih rinci dalam Modul PFL 2: Melakukan survei untuk memilih produk dan mengenali ide usaha.
2.2 Relevansi untuk usaha berbasis sumber daya alam
Pendekatan APP dapat sangat berguna khususnya untuk usaha berbasis sumber daya alam, meskipun penerapannya tidak harus terbatas pada usaha jenis tersebut. Sumber daya alam pastinya berbeda dari produk pertanian. Namun, pelaku usaha pedesaan skala kecil sering tidak memahami perbedaan-perbedaan ini dan tidak mengadaptasikan usaha mereka dengan tepat. Inilah yang menjadi peran fasilitator untuk membantu pelaku usaha dalam menangani kendala dan peluang terkait sumber daya alam. Perbedaan antara sumber daya alam dan produk pertanian, dan bagaimana perbedaan ini mempengaruhi pemasaran sumber daya alam dibahas lebih mendalam dalam Peralatan 7.
2.3 Sensitivitas gender
APP memberikan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan dan keseimbangan gender
dipertimbangkan selama proses APP. Walupun wanita adalah aktor kunci dalam sistem ekonomi komunitas, namun sebagian besar potensi mereka belum dimanfaatkan, sehingga penting bagi fasilitator untuk memastikan keterlibatan dan partisipasi perempuan dalam setiap langkah proses.
Kesetaraan dan keseimbangan gender merupakan masalah yang menjadi bahan pertimbangan secara konsisten selama proses APP. Hal ini disampaikan dalam peralatan dan mekanisme untuk memastikan bahwa perempuan terlibat secara setara dalam proses. PFL mengusulkan peralatan untuk memastikan bahwa prioritas perempuan tidak terganggu oleh prioritas pria, untuk mengenali usaha-usaha yang mungkin lebih cocok untuk perempuan dan untuk memberikan saran tentang jenis usaha yang dapat lebih siap dan mudah untuk dikembangkan oleh perempuan. Penggunaan peralatan ini dapat memastikan bahwa kepentingan perempuan dilindungi. Misalnya, di dalam Fase 1 dan 2, pada saat memilih produk, dapat dibuat sub-kelompok perempuan untuk memastikan bahwa peserta perempuan memiliki ruang dan kebebasan untuk memilih produk dan ide usaha yang paling sesuai dengan situasi dan kapasitas mereka.
2.4 Peran utama pelaku usaha
Peran pelaku usaha merupakan inti dalam metodologi. Usaha yang muncul dari proses APP harus berkelanjutan setelah kepergian fasilitator. Sebagai fasilitator, Anda akan mendukung pelaku usaha saat mereka melewati proses APP, namun pelaku usaha harus membuat keputusan dan rencana mereka sendiri untuk kegiatan usaha mereka di masa depan.
Peran penting seorang fasilitator adalah untuk memastikan bahwa pelaku usaha adalah pusat dari proses setiap saat. Peran fasilitator secara terperinci dapat dilihat dalam Peralatan 8.
2.5 Menciptakan kemitraan yang strategis
Satu penyedia layanan tunggal tidak akan cukup untuk mendukung semua kebutuhan usaha berbasis sumber daya alam karena berbagai keahlian amatlah dibutuhkan. Berbagai keahlian tersebut antara lain terkait dengan produksi atau pengelolaan hutan, ada pula yang berkaitan dengan pemasaran dan manajemen usaha dan ada juga yang terkait dengan teknologi dan bahkan isu-isu kebijakan.
1–2 jam
Tujuan
Pembelajaran Pada akhir sesi peserta akan:• dapat menyebutkan contoh berdasarkan pengalaman mereka
sendiri terkait dengan prinsip APP (terutama untuk lima karakteristik keberlanjutan);
• dapat menjelaskan apa yang akan terjadi jika salah satu ciri keberlanjutan dihilangkan.
Menyelenggarakan sesi pelatihan tentang
pengenalan prinsip-prinsip panduan APP
Jika salah satu pihak dalam rantai nilai ini lemah, seluruh usaha bisa terpengaruh dan bahkan mungkin ambruk. Membentuk kemitraan yang efektif dengan demikian menjadi perhatian utama. Sebagai fasilitator, peran Anda akan membantu peserta untuk mengenali mitra yang paling mampu berkontribusi untuk mengembangkan usaha mereka.
Dalam Fase 3 dan 4 proses APP, pelaku usaha akan mengenali dan menjalin hubungan dengan mitra yang telah dikenal dalam Fase 1 dan 2. Mitra ini kemudian akan memperkuat pengaruh mereka di dalam subsektor produk yang dipilih. Misalnya, membangun pengolahan kopi hutan secara sederhana dan dan dikelola secara bersama di pinggir kawasan hutan/batas desa di sekitar hutan dapat menguntungkan kelompok-kelompok produsen kecil yang tersebar di seluruh di dekat kawasan hutan. Solusi ini akan lebih baik bila membangun fasilitas penyimpanan perorangan di setiap desa. Pedoman umum tentang cara membuat kemitraan strategis disajikan dalam Peralatan 9.
Penguatan struktur pelaksanaan lokal
APP mendorong kolaborasi dengan LSM nasional dan lokal dalam rangka meningkatkan pasar, sosial dan kinerja pelaku usaha dalam pengelolaan sumber daya. Hal ini juga mendukung penciptaan atau penguatan kelompok kewirausahaan untuk memobilisasi kekuatan kolektif. Kelompok-kelompok ini sering kali berguna dalam meningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Mereka dapat membantu memaksimalkan keuntungan dari penggunaan hutan berkelanjutan dengan mengurangi biaya produksi, meningkatkan pemantauan penggunaan hasil, membangun hubungan dengan institusi pendukung dan membuat standarisasi sistem harga dan pengukuran.
Untuk detail lebih lanjut tentang prinsip panduan APP, merujuk pada buku manual APP, Bagian A2 tentang prinsip-prinsip utama metodologi APP.
Materi pembelajaran
Siapkan bahan pembelajaran berikut, pastikan bahwa semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa lokal:
• diagram yang memuat kelima karakteristik keberlanjutan pada kertas presentasi (lihat Peralatan 6);
• daftar definisi dan contoh kelima karakteristik (lihat Peralatan 6);
• contoh pendekatan APP yang digunakan untuk produk selain hasil hutan;
• kertas presentasi dan catatan yang menampilkan perbedaan potensial antara bisnis berbasis produk pertanian dan berdasarkan hasil hutan (lihat Peralatan 7);
• contoh usaha yang telah gagal karena pengaruh eksternal; dalam hal pemilihan produksi atau strategi usaha;
• contoh proyek yang gagal karena berbasis pada produk yang lemah;
• kertas presentasi dan catatan yang memuat daftar calon penyedia layanan atau mitra komersial.
Peralatan
Pelatihan • Peralatan 6 - Lima karakteristik keberlanjutan: definisi, contoh dan latihan; • Peralatan 7 - Daftar isian perbedaan antara produk sumber daya alam
dan produk pertanian.
Memfasilitasi sesi:
1. Merangkum apa yang telah dibahas dalam sesi pelatihan sebelumnya mengenai tujuan dan proses pendekatan APP dan memperkenalkan prinsip-prinsip panduan APP.
2. Peserta merefleksikan tentang prinsip-prinsip pendekatan APP. Tahapan yang dilakukan adalah:
• Bagi peserta ke dalam kelompok kecil (4-5 orang per kelompok).
• Ceritakan tentang penerapan APP yang berhasil dari daerah tersebut. Minta peserta untuk menceritakan tentang bisnis atau usaha yang sukses di desa atau kabupaten mereka.
• Tulislah tugas di bawah ini pada kertas presentasi untuk dibahas dalam kelompok kecil tersebut:
a. Berikan satu contoh bisnis atau usaha yang sukses, dan satu contoh bisnis atau usaha yang gagal.
b. Jelaskan alasan kesuksesan atau kegagalan tersebut.
• Mintalah kelompok untuk membagikan temuan mereka kepada yang lain.
• Catatlah temuan utama dan karakteristik keberlanjutan yang relevan.
• Tunjukkan kepada peserta bagaimana kegagalan atau keberhasilan sebuah usaha mungkin berhubungan dengan satu atau lebih karakteristik keberlanjutan.
3. Dengan menggunakan Peralatan 6, dan mengacu pada contoh yang tercantum dalam Peralatan 5, definisikan lima karakteristik keberlanjutan dan ilustrasikan setiap kasus dengan sebuah contoh yang diambil dari peserta atau dari pengalaman Anda sendiri:
• Tekankan bahwa pendekatan APP memastikan bahwa usaha menghargai lima karakteristik keberlanjutan dan meningkatkan peluang keberhasilan mereka. Tunjukkan diagram kelima karakteristik pada kertas presentasi (lihat Peralatan 6).
4. Opsional: Jika Anda punya waktu, mintalah peserta untuk berbagi contoh-contoh lain terkait panen hasil hutan yang tidak berkelanjutan, atau fasilitasi kegiatan berikut ini:
• Bagi peserta ke dalam kelompok kecil (4-5 orang per kelompok).
• Mintalah tiap kelompok untuk memilih salah satu dari lima karakteristik keberlanjutan dan renungkan apa yang terjadi jika aspek tersebut tidak diperti,bangkan.
5. Peserta belajar tentang prinsip kedua: “APP berlaku bagi usaha berbasis sumber daya alam”.
• Berikan peserta contoh bagaimana APP dapat digunakan untuk produk selain produk hutan. Tekankan bahwa proses akan menjadi unik bila diterapkan untuk hasil hutan karena produk tersebut memiliki karakteristik tertentu.
• Bagi peserta ke dalam kelompok kecil (4-5 orang per kelompok).
• Berikan masing-masing kelompok lima menit untuk merefleksikan perbedaan antara memulai sebuah usaha berbasis produk pertanian dan berbasis hasil hutan.
• Siapkan kertas presentasi dengan label: "Perbedaan antara usaha berbasis produk pertanian dan usaha berbasis produk hutan" (lihat Peralatan 7).
• Isi kertas presentasi dengan masukan dari kelompok-kelompok kecil (lihat Peralatan 7).
• Tekankan bahwa peserta harus memperhitungkan perbedaan-perbedaan ini ketika mengembangkan strategi usaha mereka
6. Peserta belajar tentang prinsip ketiga: "APP merupakan pendekatan sensitif terhadap gender."
• Minta peserta untuk membuat daftar sumber daya atau produk yang biasanya mereka jual.
• Mintalah mereka untuk menggambarkan kegiatan utama yang terdapat dalam semua langkah, dari panen hingga penjualan produk tersebut.
• Untuk setiap langkah, mereka harus mengenali orang yang paling bertanggung jawab untuk kegiatan tersebut. Hal ini sangat mungkin bahwa untuk beberapa produk pria akan berperan lebih dalam kegiatan, dan untuk produk lain wanita akan berperan lebih untuk kegiatan tersebut.
• Diskusikan pentingnya memberi kesempatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan, sehingga setiap gender dapat memberikan kontribusi yang bermakna dalam kegiatan.
• Prakarsai diskusi tentang peluang bahwa perempuan harus mengembangkan usaha, dan kondisi dan perubahan yang akan dibutuhkan oleh komunitas untuk merealisasikan hal tersebut, tanyakan kepada peserta apakah memungkinkan untuk menciptakan kondisi seperti itu untuk proyek tersebut.
7. Peserta belajar tentang prinsip keempat: "Peran utama pelaku usaha."
• Berikan studi kasus yang menggambarkan bagaimana sebuah usaha gagal karena campur tangan dari sebuah lembaga, LSM atau individu dalam hal pemilihan produk atau strategi usaha.
• Jelaskan dampak negatif kegagalan terhadap mata pencaharian pelaku usaha. 8. Peserta belajar tentang prinsip kelima: “Menciptakan kemitraan yang strategis”
• Minta peserta untuk memberikan contoh aktivitas usaha yang mana mereka terlibat saat init, termasuk semua langkah dimana mereka terlibat, dari panen sampai penjualan.
• Minta peserta untuk menggambarkan orang-orang yang terlibat di setiap langkah dalam proses.
• Tekankan bahwa beberapa individu atau organisasi mungkin berkontribusi untuk sebuah usaha yang sukses. Bagian penting dari pengembangan usaha adalah untuk menyadari individu dan organisasi yang dapat membantu Anda, dan untuk membangun hubungan dengan mereka.
• Buatlah daftar calon penyedia layanan atau mitra komersial yang tersedia untuk peserta pada kertas presentasi dan catatan.
BAGIAN 3
Metode dan peralatan utama
APP menyediakan seperangkat alat yang dapat dipilih oleh fasilitator sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan, peluang atau tantangan yang timbul untuk melaksanakan proyek. Peralatan yangdiusulkan dalam panduan ini telah dirancang khusus untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan sumber daya alam, dan telah diuji secara luas di lapangan.
Keberhasilan proyek berbasis APP tergantung pada: 1) cara menggunakan peralatan dan metode partisipatif; 2) kualitas informasi untuk pemilihan ide usaha dan penyusunan rencana pengembangan usaha; dan 3) kemampuan peserta untuk mengakses informasi tersebut dan untuk mencapai efisiensi biaya di dalam APP. Ketiga faktor keberhasilan tersebut disajikan lebih rinci di bawah ini.
3.1 Menggunakan metode dan peralatan partisipatif
Konsep yang mendasari peralatan APP mungkin sudah tidak asing karena sebagian besar telah diadaptasi dari panduan penilaian desa partisipatif atau manual pengembangan kewirausahaan. Memang, APP adalah hasil dari pengalaman bersama dan praktik terbaik dari proses partisipatif yang diterapkan untuk komunitas yang terlibat dalam mengembangkan usaha. Sama halnya dengan semua peralatan pelatihan partisipatif, yang disajikan dalam panduan ini perlu disesuaikan, kadang-kadang secara ekstensif, untuk memenuhi kebutuhan proyek tertentu.Proses APP hanya dapat dilaksanakan dengan sukses dengan partisipasi aktif dari semua calon pelaku usaha di dalam komunitas. Hal ini bergantung pada kemampuan fasilitator untuk mengelola dinamika kelompok. Keterampilan pendampingan yang baik sangatlah penting untuk memastikan terlaksananya pembagian, proses belajar dan proses pengambilan keputusan partisipatif yang efektif selama berjalannya proyek.
Peralatan 8, tekankan pada kegiatan yang memerlukan peranan kunci dari fasilitator selama berlangsungnya proyek menggunakan pendekatan APP.
3.2 Tingkat pengumpulan informasi di dalam APP
Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pengembangan usaha terjadi pada tiga tingkatan:
• tingkat makro, yaitu tingkat nasional dan internasional;
• tingkat meso, yaitu tingkat daerah dan provinsi;
MAKRO
nasional/internasional
MIKRO
paling dasar / desa / komunitas
MESO
daerah/provinsi
Tingkatan dalam pengumpulan informasi pada APP
Biasanya, intervensi di satu tingkat akan menunjukkan investigasi di tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, ketika mengembangkan produk di tingkat komunitas, disarankan untuk mempelajari calon pembeli di tingkat daerah. Selain itu, bila mana pasokan melebihi permintaan di tingkat daerah, sudah seharusnya mempelajari calon pembeli di tingkat nasional.
Pengumpulan informasi perlu berlanjut meskipun setelah produk akhir telah dipilih dan usaha telah dibentuk (di dalam Fase 3 dan 4). Informasi akan dibutuhkan pada tiga tingkatan untuk:
• secara rutin mengkaji iklim bisnis dari usaha yang dijalankan;
• meninjau strategi usaha dan rencana kegiatan;
• memantau kemajuan kinerja usaha.
Pendekatan tiga tingkat yang sama harus dilakukan terlepas dari skala usaha, konteks dan calon pelaku usaha yang terlibat. Satu-satunya variasi mungkin dalam hal waktu yang diperlukan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi tersebut.
3.3 Mengakses informasi dan memaksimalkan efisiensi
biaya di dalam APP
Waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam mengenali dan mengembangkan sebuah usaha umumnya menjadi perhatian yang cukup besar bagi komunitas setempat, yang tidak memiliki banyak simpanan. Sebuah pendekatan sistematis diperlukan untuk memastikan bahwa hanya informasi yang relevan saja yang dikumpulkan.
Dalam APP, pengumpulan informasi biasanya dimulai dalam konteks di mana sedikit informasi formal telah tersedia. Proses APP mengadopsi perspektif komunitas setempat, mengakui informasi yang dikumpulkan untuk tujuan praktis dan bukan untuk penelitian. Informasi harus dikumpulkan dalam jumlah yang realistis dan dalam cara yang hemat biaya.
Keterangan lebih lanjut tentang peran informasi dalam pendekatan APP dapat dilihat pada Peralatan 10.
BAGIAN 4
Memperkenalkan konsep dalam
konteks APP
4.1 Terminologi khusus dalam APP
Terminologi yang digunakan di seluruh proses APP telah dipilih dengan seksama agar konsisten dengan metodologi partisipatif. Sebab itu penting untuk tidak menggunakan istilah konvensional walaupun sudah lebih dikenal, karena hal ini dapat membawa konotasi yang salah. Gunakan istilah APP dan jelaskan artinya kepada peserta proyek (lihat daftar istilah APP).
4.1.1 Perbedaan antara penjualan dan pemasaran
Pemasaran adalah proses yang lebih rumit dibandingkan penjualan. Penjualan adalah bagian dari proses pemasaran dan merupakan tindakan untuk mendorong calon pelanggan untuk membeli produk dengan imbalan kompensasi, biasanya uang. Pemasaran, di sisi lain, adalah pendekatan komprehensif untuk merancang suatu produk, mengantarkannya dengan tepat waktu dan harga yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemasaran meliputi produksi, pengolahan, promosi, distribusi dan akhirnya penjualan produk.
Prinsip utama dalam pemasaran adalah untuk menghasilkan apa yang bisa dijual untuk mendapatkan laba, bukan hanya apa yang dapat diproduksi dengan mudah. Suatu usaha harus mengenali dan memenuhi kebutuhan konsumen untuk dapat bertahan hidup. Pada umumnya, hal ini berarti menambah nilai produk dengan memproses atau mengemasnya, yang biasanya melibatkan pelaku tidak langsung dalam proses tersebut. Pelaku usaha sukses biasanya berorientasi terhadap pasar daripada berorientasi terhadap produk.
Informasi lebih lanjut tentang perbedaan antara penjualan dan pemasaran dapat dilihat pada Peralatan 11.
4.1.2 Pasar atau bisnis lingkungan
Lingkungan pasar didefinisikan sebagai kombinasi dari faktor-faktor ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi dan ekologi yang mempengaruhi permintaan, produksi, pengolahan dan distribusi produk.
4.1.3 Pelaku usaha
Istilah “pelaku usaha” digunakan untuk menggambarkan individu yang memperoleh pendapatan langsung dari penjualan produk mereka. Pelaku usaha menggunakan sumber daya alam untuk memperoleh pendapatan, bukan hanya untuk keperluan nafkah hidup. Istilah ‘pelaku usaha’
digunakan dalam APP bukanlah istilah tradisional ‘pelaku usaha’ karena tidak hanya mencakup orang yang melakukan perdagangan produk, tetapi juga mereka yang memanen, menanam, memproses, menyimpan, dan mengangkutnya. Istilah pelaku usaha menunjukan kapasitas untuk perencanaan, komitmen dan keterampilan yang melampaui persyaratan yang umumnya diperlukan untuk kegiatan peningkatan pendapatan. Pelaku usaha merupakan inti dari APP dan akan menerima dukungan dari fasilitator saat mereka melaksanakan proses APP. Pada akhirnya, para pelaku usaha bagaimanapun juga membuat keputusan dan rencana berkaitan dengan usaha mereka di masa mendatang.
4.1.4 Sistem pasar
Sistem pasar merupakan seperangkat faktor langsung dan tidak langsung yang tidak dapat berdiri sendiri dan mempengaruhi proses penyampaian produk kepada pembeli yang ditargetkan. Sebuah sistem pasar dimulai dari produsen atau kolektor dan berakhir pada konsumen. Di antara produsen dan konsumen, ada dua jenis pelaku atau lembaga, pelaku langsung dan tidak langsung.
Seluruh sistem harus beroperasi dalam batas-batas tertentu yang terbentuk dari hasil faktor eksternal, seperti ketersediaan sumber daya manusia, tingkat pendidikan orang yang terlibat, infrastruktur, ketersediaan transportasi, komunikasi dan ekonomi.
4.1.5 Pelaku: Langsung dan Tidak Langsung
Ada dua jenis pelaku yang beroperasi di antara produsen dan konsumen yaitu pelaku langsung dan pelaku tidak langsung. Pelaku ini bisa datang dari sektor swasta ataupun publik.
‘Pelaku langsung’ melekat dalam rantai nilai melalui produk yang dipasarkan. Mereka termasuk pemanen, pedagang, pengolah dan pengecer. Misalnya, pelaku langsung dalam produksi madu adalah pemburu dan peternak lebah, unit pemurnian dan pengemasan tingkat desa (yang mengumpulkan madu dari pemanen yang berbeda), grosir dan pengecer.
‘Aktor tidak langsung’ mempengaruhi nilai-rantai produk. Mereka termasuk pembuat kebijakan, peneliti teknis dan kelompok aktifis lingkungan. Pelaku tidak langsung adalah individu atau organisasi yang memungkinkan kelancaran arus barang dan jasa. Misalnya, pelaku tidak langsung dalam produksi madu mungkin termasuk bank pertanian lokal yang menyediakan pinjaman kecil, departemen teknis pemerintahan yang menyediakan pelatihan teknis dan organisasi non-pemerintah di bidang lingkungan yang melatih produsen dalam teknologi pemanenan ramah lingkungan.
4.1.6 Rantai nilai
Rantai nilai terdiri dari kegiatan yang menghasilkan nilai yang dibutuhkan untuk membawa produk dari tempat asalnya sebagai sumber daya alam ke tahap produksi dan selanjutnya dikirimkan ke konsumen akhir. Ini mancakup kegiatan seperti pemanenan, pembersihan, transportasi, desain, pengolahan / produksi / transformasi, pengemasan, pemasaran, layanan distribusi dan dukungan. Sebuah rantai dapat bersifat lokal, nasional maupun global. Dalam proses APP, rantai nilai produk atau jasa akan dianalisis, khususnya saat Fase 2, dalam rangka mengatasi kelemahan kunci dan untuk mengenali peluang.
Untuk informasi lebih lanjut tentang analisis rantai nilai, baca Modul 2: Melakukan survei untuk memilih produk dan mengenali ide usaha.
4.1.7 Nilai tambah
Selisih antara harga jual produk dengan biaya bahan dan jasa yang dibutuhkan untuk
memproduksinya disebut nilai tambah per unit. Nilai tambah adalah penciptaan nilai dari pengolahan produk sampai konsumsi akhir. Proses APP bertujuan untuk mengubah penduduk desa menjadi pelaku usaha. Dalam kebanyakan kasus, penduduk desa biasanya membutuhkan beberapa insentif untuk bergerak dari produk tradisional yang ada ke produk baru. Konsep nilai tambah merupakan inti dalam pemasaran. Melalui nilai tambah, pelanggan memiliki pilihan produk yang lebih banyak dan dapat memutuskan produk mana yang menawarkan nilai terbaik untuk uang. Keterangan lebih lanjut tentang nilai tambah disajikan dalam Peralatan 12.
4.1.8 Perbedaan antara sumber daya dan produk
Keluaran berbentuk barang atau jasa yang merupakan hasil dari pemasukan sumber daya dan/atau kerja. Sebagai contoh, tumbuhan di hutan merupakan sumber daya alam yang dapat menghasilkan produk kayu bakar. Pemotongan kayu merupakan faktor produksi. PRODUK ADALAH SUMBER DAYA ADALAH
Substansi tumbuhan, hewan atau mineral yang tersedia di hutan atau ekosistem alami lainnya sebelum diekstraksi. Sumber daya merupakan cadangan bahan baku untuk calon produk.
Orang dapat membuat berbagai produk yang berbeda dari satu sumber daya. Sebagai contoh, rotan dapat diubah menjadi tali, keranjang atau furnitur. Buah hutan dapat dikeringkan, dibuat menjadi jus, selai, permen atau anggur.
Penting untuk memperjelas perbedaan antara sumber daya dan produk. Sering kali, komunitas mengenali sumber daya yang menjanjikan pada Fase 1 dan menggunakan sumber daya ini sebagai dasar untuk analisis dan seleksi usaha di Fase 2. Namun, pada saat pelaku usaha sampai ke Fase 2, mereka harus membandingkan produk, bukan sumber daya. Sebagai contoh, jika buah berri hutan, madu dan jamur dipilih dalam Fase 1, maka Fase 2 akan menjadi waktu untuk membandingkan peluang penjualan untuk selai beri, jus, madu yang disaring dan jamur kering.
4.1.9 Rencana Pengembangan Usaha
Istilah Rencana Pengembangan Usaha digunakan sebagai pengganti rencana bisnis karena bisnis berfokus terutama pada pertimbangan ekonomi, keuangan dan teknologi, sementara usaha mencakup aspek-aspek dalam bisnis dan juga aspek ekologi, sosial serta kelembagaan. Rencana Pengembangan Usaha adalah dokumen yang dihasilkan dari latihan perencanaan usaha yang menggambarkan usaha dan strateginya. RPU berguna untuk menilai potensi kinerja suatu usaha, untuk mengkomunikasikan maksud mengenai usaha, mengklarifikasi maksud antara mitra usaha dan meyakinkan penyedia layanan untuk membantu usaha tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Rencana Pengembangan Usaha, disajikan pada Modul 3: Menyiapkan Rencana Pengembangan Usaha.
1,5-2 jam
Tujuan
Pembelajaran Pada akhir sesi peserta akan dapat:• menjelaskan setidaknya dua perbedaan antara penjualan dan
pemasaran;
• menjelaskan perbedaan antara pelaku langsung dan tidak langsung dan bagaimana mereka terhubung ke sistem pasar;
• menjelaskan kebutuhan akan nilai tambah dan partisipasi pelaku tidak langsung dalam pemasaran;
• menjelaskan pentingnya membedakan sumber daya dengan produk, dan apa saja perbedaan tersebut.
Materi pembelajaran
Siapkan bahan-bahan berikut:
• kertas presentasi dengan judul “Penjualan” pada bagian atas;
• kertas presentasi dengan judul “Pemasaran” pada bagian atas;
• daftar empat kelompok peserta dengan pengetahuan bisnis dan pengalaman yang beragam
• kartu kosong;
• kertas presentasi yang memuat daftar perbedaan karakteristik antara penjualan dan pemasaran;
• produk lokal dari sumber daya yang sama dalam berbagai tahap pengolahan dan kemasan: misalnya, daun teh, daun teh kotakan dan daun teh vakum kemas;
• representasi rantai pasar untuk produk yang dikenal oleh peserta;
• daftar pelaku dan fungsinya yang akan terlibat dalam rantai pasar seperti contoh diatas;
• kertas presentasi yang memuat daftar definisi utama untuk istilah yang digunakan dalam APP;
• catatan yang memuat definisi dari istilah utama yang digunakan dalam APP untuk setiap peserta.
Peralatan
Pelatihan • • Peralatan 11 - Perbedaan antara penjualan dan pemasaran;Peralatan 12 – Nilai tambah; • Peralatan 14 - Gambaran umum terkait sumber daya dan produk
potensial di wilayah proyek.
Memfasilitasi sesi:
1. Jelaskan bahwa sesi ini mengenai konsep pemasaran yang merupakan dasar dari pendekatan APP
2. Bagi peserta ke dalam empat kelompok. Kelompok tersebut sebaiknya dibentuk terlebih dahulu dengan menggunakan perpaduan pengetahuan dan pengalaman.
3. Ciptakan pemahaman yang benar tentang perbedaan antara penjualan dan pemasaran:
Menyelenggarakan sesi pelatihan terkait istilah
dan konsep yang digunakan dalam APP
• Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan empat contoh terkait pengalaman perdagangan atau bisnis mereka dan kegiatan pasar yang berhubungan (siapa menjual kepada siapa, di mana dan kapan penjualan berlangsung, apa jenis transportasi yang digunakan, harga, bentuk produk, dll).
• Setiap contoh harus ditulis pada kartu yang berbeda.
• Untuk menghemat waktu, mintalah dua dari empat kelompok menjadi relawan untuk memberikan contoh untuk semua peserta. Jika ada waktu, keempat kelompok dapat menyajikan contoh mereka masing-masing.
• Fasilitasi latihan dengan meminta peserta untuk menggolongkan setiap contoh yang disajikan ke dalam penjualan atau pemasaran, dan mengapa.
• Tulislah setiap contoh pada kertas presentasi pada kolom yang sesuai; yaitu “Penjualan” atau “Pemasaran.”
4. Opsional:
• Tempelkan dua kertas presentasi yang berjudul “Penjualan” dan “Pemasaran” di dua sudut yang berbeda dalam ruangan.
• Jelaskan bahwa Anda akan membacakan daftar karakteristik penjualan atau pemasaran. Peserta yang menganggap daftar tersebut termasuk ke dalam penjualan berjalan ke sisi ruangan dengan kertas presentasi yang menunjukkan “Penjualan” sementara peserta yang menganggap daftar tersebut merupakan “Pemasaran” berjalan ke sisi ruangan yang berbeda.
• Mintalah peserta kelompok “Penjualan” dan “Pemasaran” untuk menjelaskan pilihan mereka dan memperjelas definisi dari dua operasi tersebut seperlunya.
• Mulailah diskusi dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
» Mengapa memahami perbedaan antara penjualan dan pemasaran itu penting? » Apa jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemasaran?
» Apa jenis informasi yang dibutuhkan untuk penjualan?
• Rangkumlah poin pembelajaran utama dengan menekankan pentingnya perencanaan usaha dan pemasaran. Untuk latihan tambahan tentang perbedaan antara penjualan dan pemasaran, gunakan Peralatan 11.
5. Ciptakan pemahaman yang benar tentang nilai tambah:
• Tampilkan produk lokal yang dihasilkan dari sumber daya yang sama dalam berbagai tahap pengolahan dan kemasan.
• Tanyakan pada peserta apa perbedaan yang mereka lihat antara produk-produk tersebut.
• Fasilitasi diskusi tentang perbedaan teknis dan harga antara produk.
• Tanyakan peserta bentuk produk mana yang lebih mereka sukai untuk digunakan dan mengapa.
• Tanyakan peserta mengapa kebanyakan produsen membuat dan menjual produk yang sama bukannya mendiversifikasi dan menjual hal yang berbeda.
• Tekankan bahwa, seperti halnya peserta, konsumen yang berbeda akan memilih produk yang berbeda juga.
• Jelaskan konsep nilai tambah.
• Pilih contoh sumber daya lokal, seperti produk gaharu dan cendana, dan mintalah peserta untuk membayangkan varian bentuk yang dapat dijual dari sumber daya tersebut.
• Tekankan pentingnya berbagai produk yang berbeda untuk menarik berbagai jenis pelanggan. Jika setiap orang menghasilkan produk yang sama, permintaan akan menurun, sama halnya dengan harga.
• Rangkumlah poin utama dengan menekankan perlunya nilai tambah dan melibatkan pelaku tidak langsung dalam pemasaran.
6. Ciptakan pemahaman yang benar tentang perbedaan antara pelaku langsung dan tidak langsung:
• Minta sukarelawan untuk memilih produk lokal yang ditampilkan atau mengganti produk lain yang lebih mereka kenali.
• Minta peserta untuk mempertimbangkan mana pelaku yang mungkin telah terlibat dalam produksi produk tersebut.
• Catatlah setidaknya tiga jenis pelaku, masing-masing pada kartu yang berbeda.
• Siapkan kertas presentasi dengan kolom berjudul “pelaku langsung ‘, dan “pelaku tidak langsung. “Bagi setiap kolom menjadi lima sub-kolom yang mewakili lima bidang pengembangan usaha seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah.
• Diskusikan dua jenis pelaku; langsung dan tidak langsung.
• Minta peserta untuk menempatkan kartu daftar pelaku di tempat yang sesuai pada kertas presentasi.
• Tanyakan kepada peserta apakah mereka berpikir bahwa semua kartu telah ditempatkan dengan benar. Koreksi dan jelaskan seperlunya.
• Rangkumlah poin utama. Tekankan bahwa semua pelaku tidak langsung dan kegiatannya mempengaruhi pelaku langsung. Perjelas bahwa pelaku langsung dan tidak langsung membentuk sistem pasar untuk semua produk.
Kiat-kiat fasilitasi • Sebagai fasilitator, Anda perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang konsep dan istilah yang digunakan dalam APP. Untuk
mentransfer pengetahuan ini kepada peserta, gunakan pengalaman lokal dan nyata dari peserta sebagai contoh.
Pelaku
Langsung Pelaku Tidak Langsung
Pasar / Keuangan Pengelolaan sumber daya alam / Lingkungan Sosial / Budaya kelembagaan / Hukum Teknologi
BAGIAN 5
Bersiap-siap untuk pelaksanaan
APP
Apabila berdiri sendiri, pedoman ini tidak cukup untuk menjamin usaha yang sukses. Kontribusi fasilitator untuk pengembangan usaha kecil sebagiannya akan tergantung pada kualitas proyek dan pada bagaimana peralatan APP dipraktekkan. Bila metodologi APP digunakan dengan tepat, maka akan membuahkan hasil yang diharapkan. Di sisi lain, hasilnya kemungkinan akan mengecewakan jika digunakan secara tidak tepat.
Beberapa aturan dasar dapat menjamin keberhasilan metodologi. Sebagai contoh, sebuah proyek harus melibatkan pelaku usaha dari awal dan fasilitator harus benar-benar dilatih dalam penggunaan metodologi APP. Apabila salah satu dari hal-hal ini gagal dilakukan , maka dapat menyebabkan produk atau ide-ide usaha yang dipilih tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha.
Tujuan dari bagian ini adalah untuk membantu menilai apakah kondisi saat ini cocok untuk melaksanakan proses APP.
Untuk menentukan hal ini, ada dua pertanyaan utama yang perlu dipertimbangkan:
• Apakah persyaratan minimum untuk memulai dukungan untuk pengembangan usaha sudah dipenuhi?
• Apakah kegiatan pendahuluan / persiapan telah dilakukan untuk memastikan bahwa proyek siap untuk diimplementasikan di lapangan?
Kurangnya persiapan yang memadai dapat menyebabkan kesulitan dan bahkan kegagalan proyek. Sangat disarankan bagi fasilitator, bersama-sama dengan manajer proyek, menilai secara detail kondisi yang diperlukan seperti yang disajikan dalam Peralatan 17.
Untuk keterangan lebih lanjut tentang persyaratan minimum yang diperlukan untuk memulai dukungan dalam pengembangan usaha, mengacu pada manual, APP Bagian B1.
Apakah proyek siap untuk implementasi lapangan?
Untuk menerapkan metodologi APP, sumber daya termasuk waktu staf, dukungan keuangan untuk waktu yang dihabiskan di lapangan dan dukungan administratif sangatlah penting. Manajemen
proyek harus memastikan bahwa sumber daya ini dipertimbangkan sepenuhnya selama proses perencanaan proyek. Pengingat untuk kegiatan awal yang harus diselesaikan sebelum Anda memulai pekerjaan disajikan dalam Peralatan 18.
Apakah Anda siap untuk menggunakan panduan ini?
Terdapat tiga jenis pengalaman yang akan berguna sebagai latar belakang untuk melakukan fasilitasi proses APP:
• pengalaman bekerja dengan warga desa di lapangan
• pengalaman dengan teknik dan peralatan penilaian partisipatif.
• pengalaman dalam melakukan fasilitasi proses partisipatif dengan warga desa.
Semakin banyak pengalaman yang Anda miliki, semakin mudah pula bagi Anda untuk melakukan fasilitasi proses APP. Bagaimanapun, sikap Anda sebagai fasilitator merupakan faktor yang paling penting. Anda kemungkinan akan menghadapi suatu kondisi dimana warga desa akan menemukenali sendiri jenis usaha yang paling cocok bagi mereka dibandingkan memperhatikan pilihan-pilihan yang Anda berikan. Anda perlu memastikan bahwa warga desa dapat memperoleh informasi yang benar pada waktu yang tepat sehingga mereka bisa membuat keputusan yang terbaik dalam membangun usaha mereka. Pendekatan ini menuntut Anda untuk memiliki pemikiran yang terbuka dan
berkomitmen untuk memberdayakan usaha kecil untuk membangun usaha mereka sendiri. Rincian lebih lanjut mengenai bagaimana mempersiapkan diri Anda untuk menerapkan proses APP dengan sukses tersedia pada Peralatan 19. Sementara deskripsi tugas-tugas utama yang akan Anda lakukan pada proses APP, serta sebuah daftar isian untuk membantu menentukan apakah Anda cocok dengan peran sebagai fasilitator, terdapat pada Peralatan 20.
BAGIAN 6
Bersiap-siap untuk memulai
Bagian ini menjelaskan 1) kegiatan-kegiatan yang harus Anda lakukan sebelum memulai kegiatan pelatihan di lapangan; dan 2) pengetahuan dasar yang harus Anda miliki untuk mendampingi para pelaku usaha potensial melalui proses APP.
6.1 Memahami konteks lokal dan mempersiapkan peralatan
pelatihan yang akan digunakan di lapangan
Memahami konteks lokal
Sebelum memulai sesi pelatihan di lapangan, Anda perlu memiliki pemahaman atas hal-hal berikut: kebutuhan pasar akan produk dengan alur dagang yang sudah ada pada tingkat nasional dan internasional;
• Para pemangku kepentingan kunci dan organisasi-organisasi jasa pengiriman di sektor usaha, serta konteks legal dan kelembagaan nasional untuk pengembangan sumberdaya dan usaha hutan;
• Kebijakan untuk ekstraksi, pengelolaan, transportasi, pengolahan dan perdagangan pohon dan produk hutan (termasuk kebijakan pajak) pada area proyek;
• Peluang dan hambatan pengembangan usaha secara lokal, termasuk pengalaman di masa lalu, penyedia jasa yang ada, strategi pencaharian dan daftar sumber daya yang berpotensi serta produk dengan keuntungan komparatif bagi area tersebut.
Untuk memperoleh informasi ini, Anda perlu:
• Mempelajari informasi yang dikumpulkan untuk mengetahui karakteristik proyek dan strategi awal;
• Menyempurnakan informasi ini dengan mengumpulkan informasi legal, teknis, keuangan dan pasar tambahan dari sumber-sumber lokal pada tingkat daerah dan provinsi.
Mempersiapkan peralatan untuk kerja lapangan
Kami menyarankan Anda untuk mempersiapkan daftar-daftar dan tabel-tabel yang digambarkan pada Peralatan 13 dan 14 sebelum memulai sesi pelatihan di lapangan. Untuk memperoleh informasi ini, Anda perlu:
• Mengkaji dokumen-dokumen yang diberikan oleh tim proyek;
• Memastikan apakah sebuah sektor produk (misalnya sumber daya alam, HHBK atau produk pohon dan hutan yang telah dipanen) telah dipilih untuk proyek tersebut;
• Merujuk pada informasi yang tersedia mengenai sektor produk dengan berkonsultasi atau
melakukan wawancara dengan tokoh utama regional, pejabat pemerintah, anggota kamar dagang dan tokoh-tokoh lainnya yang dianggap relevan.
• Mengkaji sumber daya lokal dan produk-produk yang telah diproduksi dan/atau diperdagangkan di masa lalu;
• Mengenali potensi produk-produk dan/atau teknologi baru.
6.2 Memperjelas batasan dukungan pengembangan usaha
pada proyek
Sebelum memulai sesi pelatihan di lapangan, Anda perlu:
• Memperjelas kerangka waktu dan bentuk dukungan (pinjaman atau hibah untuk investasi modal, pelatihan, hubungan dengan pihak lain, dll) yang dapat diharapkan oleh para pelaku usaha selama implementasi APP (khususnya saat Fase 3) dan setelah proyek selesai;
• Memperjelas bentuk dukungan yang dapat diharapkan oleh masing-masing usaha produk dan jumlah produk yang dapat didukung oleh proyek, dan memperkirakan strategi jalan keluar jika dukungan yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha melebihi kapasitas proyek.
6.3 Mempersiapkan rencana kerja untuk
mengimplementasikan Fase 1
Tentukan area intervensi Anda pada tempat yang disediakan
Sebelum memulai sesi pelatihan apapun di lapangan, Anda perlu menentukan area intervensi Anda, dengan mempertimbangkan:
• Batasan waktu dalam bentuk apapun;
• Jumlah rekan dan anggota staf yang akan mendampingi Anda;
• Moda transportasi yang tersedia.
Rincian mengenai bagaimana menentukan area intervensi tersedia pada Peralatan 15.
Rangkuman kegiatan-kegiatan persiapan utama yang harus dilakukan oleh fasilitator sebelum memulai Fase 1 dari keseluruhan proses tersedia pada Peralatan 16. Sebelum memulai sesi pelatihan di lapangan, Anda perlu:
• Mempersiapkan rencana kerja Anda untuk implementasi Fase 1;
• Menentukan hasil-hasil yang ingin dicapai dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan;
• Merencanakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan;
• Mempersiapkan rencana kerja dan alur waktu untuk memastikan bahwa rekan-rekan Anda (seperti pengelola proyek, anggota staf lainnya dan para konsultan) serta rekan-rekan potensial (termasuk para petani, kelompok yang berkepentingan, pendonor dan pejabat setempat) memahami tujuan dan objektif dari inisiasi tersebut.
Anda juga harus melakukan hal-hal berikut dengan staf proyek di kantor:
• Mengingat kembali elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk perencanaan Fase 1, seperti digambarkan sebelumnya;
• Mempersiapkan rencana kerja dan alur waktu untuk kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan, serta mengestimasi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan Fase 1.
Proses APP berbeda dengan metodologi pengembangan usaha lainnya karena proses ini berfokus pada masalah-masalah lingkungan dan sosial selayaknya isu teknis dan finansial. Atas alasan ini, Anda tidak hanya memiliki kemampuan teknis tetapi juga kemampuan serta motivasi untuk bekerja secara langsung dengan orang-orang lokal. Anda perlu membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan dan menggerakkan usaha mereka sendiri. Ketika mempersiapkan rencana kerja, ingatlah untuk memberikan waktu yang cukup bagi orang-orang lokal untuk mempelajari dan memahami peralatan-peralatan serta metode-metode baru ini dengan cara mereka sendiri.
Sebuah ilustrasi diagram saringan di KPH .... dengan kelompok masyarakat
“Setiap perjalanan 1000 mil diawali dengan satu langkah.”
Sun Tze. Filsuf Tiongkok Kuno