• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasilhasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasilhasil"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL-HASIL PENELITIAN

Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi Hasil-hasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi

Hasil-hasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba

gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut.

Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap

mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT, Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban

dung.

Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua

rata-rata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang

signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar

in-service dan pre-in-service terhadap materi bidang studi MPT ?" Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi

MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang

(2)

signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT ?"

Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan lebih

dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa

tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC

Bandung ?"

Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara

sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya,

A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian

1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT

Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter

hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat

(3)

(dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servJuoe bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap

ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi

tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu

(2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56); mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu

(2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung

bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan skor rata-rata setiap item 2,54.

Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak

di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha

dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini me-nunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke

pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini

me-nunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng

dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT, sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da pat mempergiat kondisi belajar mereka.

Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap

mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama

apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat diungkapkan bahwa mahasiswa dengan status belajar

(4)

pre-service yang jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC

Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma

teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa

dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah

wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga

jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah

ke-padanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da

ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me

rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka

terima itu

ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar

an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi

MPT

ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat

kon

disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih

memper-tinggi prestasi belajarnya.

Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri

bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per

bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi bi dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan

2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk

bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar tersebut tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian

ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung

rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter nyata tidak menghalangi mereka untuk berprestasi belajar

(5)

yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan

status belajar pre-service yang sikapnya terhadap materi

bidang studi MPT cenderung berkadar lebih tinggi). Dan

ke-nyataan ini dipertegas lagi dari kesimpulan 5. penelitian

ini, bahwa ternyata tidak terdapat hubungan positif yang

signifikan antara sikap mahasiswa in-service terhadap ma teri bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Sedang

kan sikap mahasiswa pre-service terhadap materi bidang stu

di MPT berhubungan dengan sangat signifikan dengan presta

si belajarnya (kesimpulan 6. penelitian ini).

Menilik hasil-hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa

pengalaman mengajar dalam bidang keteknikan bagi mahasiswa dengan status belajar in-service memeganag peranan penting pada sikapnya terhadap materi bidang studi MPT dan prestasi

belajarnya dalam bidang studi MPT. Pengalaman mengajar yang rata-rata di atas lima tahun tersebut, membuat mahasiswa in-service ini memberikan reaksi sikap yang wajar (apa ada

nya) dan selektif terhadap materi bidang studi MPT, Dan pe ngalaman mengajar ini pula yang membuat mereka sudah menge-tahui, memahami dan bahkan telah mengimplementasikannya se cara nyata di lapangan, sehingga walaupun sikap mereka cen derung rendah dan selektif, namun prestasi belajar mereka tetap tinggi. Dan memang, bukan hanya sikap yang mempenga

ruhi prestasi belajar, namun banyak faktor lainnya baik

bersifat internal siswa maupun eksternal.

(6)

masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Bandung,

bervariasi antara positif (setuju) dan ragu-ragu.

Namun,

secara keseluruhan sikap mahasiswa antar jurusan ini ter

hadap materi bidang studi MPT tidak berbeda secara signify

kan (kesimpulan 4. penelitian ini). Sikap yang tidak ber

beda dari mahasiswa antar jurusan ini terhadap materi bi dang studi MPT menunjukkan bahwa pengajaran materi bidang studi MPT tersebut kepada masing-masing jurusan yang ada tidak menimbulkan dampak yang berbeda. Hal ini antara lain disebabkan karena kondisi dan situasi pengajaran praktek dalam bengkel untuk masing-masing jurusan tersebut tidak jauh berbeda.

Sikap ragu-ragu mahasiswa TTUC Bandung secara kese

luruhan terhadap materi bidang studi MPT ada kemungkinan

disebabkab oleh belum operasionalnya perumusan materi bi dang studi MPT tersebut, Yang dimaksud dengan belum

opera-sional di sini adalah materi yang ada pada bidang studi

MPT tersebut sebagian besar masih tidak jauh berbeda dengan apa yang disebut metodologi pengajaran sosial. Dari

sembi-lan komponen materi bidang studi MPT yang menjadi sasaran

penelitian ini, hanya dua komponen saja yang diperkirakan

khusus membahas matodologi pengajaran teknik, yaitu materi

keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel. Sedangkan kom-ponen-komponen lainnya sifatnya masih generaltdan belum menunjukkan bnhwa materi tersebut khusus untuk digunakan

(7)

Namun secara keseluruhan sikap mahasiswa TTUC Ban dung ini terhadap materi bidang studi MPT mempunyai hubung an positif yang sangat signifikan dengan prestasi belajar nya^ (kesimpulan 7. penelitian ini), Kondisi ini menunjuk1* kan bahwa walau bagaimanapun sikap mahasiswa TTUC Bandung

secara keseluruhan mempengaruhi prestasi belajarnya, Dan ini secara teoretis mengandung makna bahwa sikap merupak.ti

salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

2. Hasil U.1i Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap

Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre-servi ce Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata -rata

diperoleh

\±tung =

-2,44 sedangkan ttabel (#01)(126)

2,33. Dengan demikian H yang berbunyi "tidak terdapat per bedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status

belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang

(8)

pene-rimaan hipotesis. Dengan kata lain, terdapat. perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-in-service terhadap materi bidang studi MPT.

Adanya perbedaan sikap mahasiswa terhadap materi bi dang studi MPT antara mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-in-service ini besar kemungkinan disebabkan oleh faktor usia dan pengalaman mengajar,

Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu the sis ini, bahwa mahasiswa dengan status belajar in-service

adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar pa ling sedikit 5 tahun pada saat mulai terdaftar sebagai ma hasiswa TTUC Bandung, Sedang yang pre-service belum punya sama sekali pengalaman mengajar atau punya pengalaman me ngajar tapi kurang dari 5 tahun,

Dengan adanya hasil penelitian ini, ternyata status belajar mahasiswa yang in-service dan pre-service tersebut mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan pada sikap me reka terhadap materi bidang studi MPT. Hal ini menunjukkan bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar memegang peranan

penting terhadap sikap seseorang <pada objek tertentu. Mahasiswa yang pre-service cenderung memberikan si kap positif yang lebih dari mahasiswa yang berstatus bel ajar in-service. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata

sikap mereka, di mana mahasiswa dengan status belajar

pre-service mempunyai skor rata-rata 159,610,dan termasuk ka tegori sikap positif-setuju. Sedangkan mereka yang

(9)

bersta-tus belajar in-service mempunyai skor rata-rata 154,196 de ngan kategori sikap positif-ragu-ragu.

Menilik hasil di atas, kadar sikap yang lebih posi

tif yang diberikan oleh kelompok mahasiswa berstatus

bel

ajar pre-'service ini mungkin disebabkan oleh usia mereka yang relatif masih muda. Dari keseluruhan mahasiswa dengan

status belajar pre-service tersebut sebagian besar ( 70% ) adalah mereka yang baru menyelesaikan pendidikannya di STM,

sedangkan sisanya mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar atau sudah menjadi pegawai negeri dengan masa ker

ja di bawah 5 tahun.

Dilihat dari segi usia, mereka yang berstatus bel

ajar pre-service dan relatif masih muda ini cenderung mem berikan reaksi, khususnya sikap, yang berlebihan terhadap suatu objek yang baru untuk pertama kali dikenalnya. Objek

sikap ini, khususnya materi bidang studi MPT, menarik bagi

mereka karena belum pernah mendapatkannya selama ini. Di samping itu kehendak mereka yang ingin mengatakan bahwa, mereka, walaupun usia masih muda dan relatif .belum punya pengalaman dalam mengajarkan meteri keteknikan, dapat mem berikan hal yang sama baiknya dengan mereka yang berstatus belajar in-service. Gejala psikologis-emosional ini dite-rangkan oleh Nasution (1982 : 95) sebagai berikut.

Anak-anak mempunyai dorongan untuk memuaskan keinginan untuk mengetahui sesuatu, untuk menyatakan pikiran dan perasaannya dengan jalan bahasa, pekerjaan, lukisan, seni suara, atau gerak. Mereka ingin menguasai suatu keterampilan, ingin merasai kepuasan atas hasil atau

(10)

sukses yang mereka capai. Mereka ingin dipuji atas usa

ha mereka, sekalipun hasil mereka itu jauh di bawah norma-norma orang dewasa.

Pendapat di atas luas dan dalam sekali artinya. Se

cara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mereka yang mempu-nyai usia relatif masih muda cenderung tidak ingin dibeda-kan dari orang dewasa, dan merupakan suatu kebutuhan bagi-nya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang dewasa.

Be-rangkat dari sinilah mereka yang mempunyai status belajar

pre-service tersebut ternyata memberikan kadar sikap yang lebih positif dibandingkan dengan mereka yang berstatus be lajar in-service.

Di samping faktor usia seperti yang telah diuraikan

di atas, faktor pengalaman mengajaraa.juga besar pengaruhnya

pada sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT. Ma hasiswa yang mempunyai status belajar in-service adalah me reka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5

tahun bahkan mungkin ada yang sampai puluhan tahun, sehing ga mereka praktis sudah banyak mengetahui tentang bagaima na cara mengajarkan materi keteknikan. Hal ini mengakibat kan materi bidang studi MPT menurut mereka bukanlah suatu

hal yang baru dan bahkan sudah mereka impleraentasikan se cara nyata dalam praktek. Yang baru bagi mereka mungkin adalah sistematika dan pembahasan materi bidang studi MPT sebagai suatu disiplin ilmu.

Mahasiswa-mahasiswa dengan status belajar in-servioe

(11)

pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan materi ke

teknikan dalam suatu praktek interaksi proses belajar-me

ngajar, Dengan pengalaman mengajar yang telah dimilikinya

itu, ia akan semakin selektif dalam sikapnya terhadap se

suatu objek, dalam hal ini materi bidang studi.MPT,

Bersasarkan kondisi di atas, maka adalah suatu :.Hal yang wajar apabila mahasiswa dengan status belajar in-ser vice, yang rata-rata dari mereka merupakan guru yang sudah banyak pengalaman mengajarnya, memberikan kadar sikap yang

lebih rendah dan selektif bila dibandingkan dengan mahasis

wa dengan status belajar pre-service.

3. Hasil U.ii Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi

Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan

Pre.-service dalam Bidang Studi MPT

Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata-rata,

diperoleh thitung = 0,37 sedang ttabel (#01)(126) = 2»33 *

Dengan demikian HQ yang berbunyi "tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu

di MPT" di terima, karena *hj_t.unR berada dalam batas peneri

maan hipotesis. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu

(12)

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bah

wa adanya perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT yang sangat signifikan antara mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service. tidak diikuti adanya per bedaan yang signifikan dalam prestasi belajarnya. Dalam pe ngertian lain, walaupun sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service kadarnya lebih rendah bila dibandingkan de ngan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service. dan ini sangat signifikan, namun prestasi belajar mahasiswa ke

dua status belajar tersebut tidak berb«da secara signififcan.

Prestasi belajar yang tidak berbeda secara signifi kan, walaupun kadar sikap cenderung lebih rendah dari maha siswa dengan status belajar in-service ini bila dibanding kan dengan mahasiswa pre-service lebih disebabkan oleh fak tor pengalaman mengajar, Mahasiswa dengan status belajar

in-service adalah mahasiswa TTUC Bandung yang rata - rata telah mempunyai pengalaman mengajar dalam bengkel 5 tahun ke atas, Dengan pengalaman mengajar tersebut, materi bidang

studi MPT yang mereka pelajari, sebenarnya telah mereka im-plementasikan secara nyata dalam kurun waktu yang cukup la ma. Pengalaman mengajar dan implementasi yang mendalam ini telah cukup bagi mereka untuk mendapatkan prestasi belajar dalam bidang studi MPT yang tidak lebih rendah dari maha siswa dengan status belajar pre-service.

(13)

Di samping faktor pengalaman mengajar tersebut,

ten-tunya masih banyak faktor lagi yang mempengaruhi prestasi belajar mereka (mahasiswa dengan status belajar in-service) baik faktor internal maupun faktor yang eksternal sifatnya. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penga laman mengajar tersebut diperkirakan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi sikap mahasiswa in-service terhadap materi bidang studi MPT maupun prestasi belajarnya dalam bidang studi MPT.

Salah satu kenyataan lagi yang memperkuat dugaan tersebut adalah ternyata hubungan positif yang ada antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ( r =

0,0873) tidak signifikan, Ini mengandung makna bahwa tidak

ada skor sikap mahasiswa dengan status belajar in-service tersebut dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar nya (hasil lain dari penelitian ini),

4. Hasil U.li Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata an

tara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lain

nya di Lingkungan TTUC Bandung

Dari hasil perhitungan didapat Fv.-ifunff = 2,48 S F.

b 1 ( 01)(5 1??) = 3,17. Hal ini mengandung makna bahwa ti

dak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasis wa antar jurusan di TTUC Bandung terhadap materi bidang studi

MPT.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di

(14)

ling-kungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ini antara lain disebabkan oleh dua faktor. Pertama. faktor la-tar belakang disiplin ilmu, khususnya ilmu teknik, yang di ajarkan pada masing-masing jurusan di lingkungan TTUC

Ban-dung yang lebih menekankan praktek, Dalam disiplin ilmu teknik, kondisi dan situasi praktek dalam bengkel tidak me ngandung banyak perbedaan dalam metodologi pengajarannya,

baik itu untuk jurusan Bangunan, Elektronika, Listrik,

Me6in, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam, Oleh karena itu lah materi bidang studi MPT ini, yang lebih banyak mene

kankan pada proses belajar-mengajar dalam bengkel, diajar kan secara umum untuk semua jurusan.

Faktor lainnya yang mengakibatkan "sikap mereka ter hadap materi bidang studi MPT ini tidak berbeda secara sig

nifikan antara jusan satu dengan jurusan lainnya, karena bidang studi MPT diajarkan dalam suatu ruangan yang besar

(kuliah umum) yang mahasiswanya terdiri atas beberapa ju rusan sekaligus. Perkuliahan bidang studi MPT dilaksanakan dalam dua waktu dengan dua orang instruktur yang secara bergantian melaksanakan tugasnya. Kalau seandainya dalam

jam tertentu kelompok mahasiswa A (yang terdiri atas maha

siswa jurusan Bangunan dan Elektronika) sedang melaksana kan proses belajar-raengajarnya dalam bidang studi MPT de

ngan instruktur Bapak A', maka dalam saat bersamaan maha siswa kelompok B (yang terdiri atas mahasiswa jurusan Lis trik, Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam) juga sedang

(15)

melaksanakan proses belajar-mengajarnya dalam bidang stu di MPT di kelas lain dengan instruktur B1. Dan untuk perio de tertentu (3 bulan) kemudian di "change" dengan kelompok

A diajar oleh instruktur Bi dan sebaliknya. Kondisi perku

liahan seperti ini juga menjadi faktor penyebab lain

dari

tidak berbedanya secara signifikan sikap mahasiswa antar

jurusan di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi

bidang

studi MPT.

5. Hasil Uji Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT

dengan Prestasi Belajarnya

Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang sig

nifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar

in-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi

belajarnya, diterima. Di antara keduanya terdapat korelasi positif sebesar r = 0,0873 namun korelasi tersebut tidak

signifikan (thitung =0,64 (ttabel (,01)(54) =2'3^ '"^

ini memberi makna bahwa tidak ada skor sikap mahasiswa in-service yang dapat dipakai untuk memprediksikan prestasi belajarny/a.

Seperti telah didiskusikan pada bagian-bagian ter dahulu, hasil korelasi yang tidak signifikan ini kembali mempertegas dominannya pengaruh faktor pengalaman mengajar

(16)

dalam praktek bengkel bagi guru-guru dengan status belajar in-service terhadap sikapnya pada materi bidang studi MPT,

Pengalaman mengajar tersebut telah membuat mereka selektif dalam memberikan sikapnya terhadap materi bidang studi MPT sehingga ajiabila dibandingkan dengan mahasiswa yang bersta tus belajar pre-service. kadar sikap mereka itu lebih ren dah. Dan berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata, ternyata di antara keduanya terdapat perbedaan yang signifikan. Na mun dengan kadar sikap yang lebih rendah itu, prestasi bel ajarnya tidak berbeda secara signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa pre-service, Kondisi inilah yang menye babkan korelasi positif di antara keduanya tidak signifi

kan.

6. Hasil U.ii Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan

Status Belajar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi

MPT dengan Prestasi Belajarnya

Setelah dilakukan penelitian, ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan presta

si belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, terdapat hubung an positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan

status belajar pre-service terhadap materi bidang studi

MPT dengan prestasi belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan

(17)

tingkat kepercayaan 0,99 (thitung =3,65 )ttflbel (.0l)(70)

= 2,3895). Angka ini memberi makna bahwa urunan sikap maha

siswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bi

dang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 16%. Dan ini

cukup mengandung makna bahwa sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terseburt berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Apabila hasil penelitian ini dijabarkan lebih

lan-jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa de ngan status belajar pre-service terhadap materi bidang stu di MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya. Seba liknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa dengan status

belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT, se makin turun prestasi belajarnya.

Urunan sikap mahasiswa dengan status belajar

pre-service terhadap materi bidang studi MPT sebesar 16% pada

prestasi belajarnya, juga memberi makna bahwa 84% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh ' fak tor- faktor lainnya, baik faktor dalam diri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di samping guru ju ga terdapat faktor sekolah, keluarga, serta lingkungan so

(18)

7. Hasil U.1i Korelasi antara Sikap Mahasiswa

TTUC

Bandung Secara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi

MPT dengan Prestasi Belajarnya

Uji korelasi ini dimaksudkan untuk menjawab masalah

bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung se

cara keseluruhan terhadap materi bidang studi Metodologi

Pengajaran Teknik (MPT) dengan prestasi belajarnya.

Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang

mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan

antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT de

ngan prestasi belajarnya, ditolak. Dengan kata lain,

ter

dapat hubungan positif yang signifikan antara sikap

maha

siswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi be

lajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi di

antara keduanya sebesar r = 0,24 dengan tingkat keperca

yaan 0,99 (thitung = 2.78<ttabel(.01)(126) = 2'33)' Angka

ini memberikan makna bahwa urunan sikap mahasiswa terhadap

materi bidang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 6%.

Dan ini cukup memberi arti bahwa sikap mahasiswa terhadap

materi bidang studi MPT berpengaruh pada prestasi belajar

nya.

(19)

Ian-jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya, Sebaliknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, semakin turun prestasi belajarnya, Hal ini berarti mendukung hasil pene

litian yang pernah dilakukan McGauvran (Lavin, 1965

*

67)

yang mengungkapkan bahwa baik di tingkat perguruan tinggi, menengah maupun dasar, sikap yang positif terhadap institu si pendidikan dan pendidikan pada umumnya berkorelasi po sitif dengan prestasi belajarnya, .

Urunan sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi

MPT. sebesar 6% pada prestasi belajarnya, juga memberi mak na bahwa 94% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut di

pengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, baik faktor dalam di

ri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di

sampinjg guru juga terdapat faktor sekolah, keluarga serta

lingkungan sosial.

Keadaan ini kembali memperjelas bahwa faktor inter

nal siswa, khususnya sikap, mempunyai pengaruh yang tidak

kecil terhadap prestasi belajarnya, Dan memang bukan fak

tor internal siswa saja yang berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, tapi juga faktor di luar diri siswa terutama

guru, seperti yang diungkapkan oleh Benson (Alan Thomas,

1971 : 21) : "We are led to the conclution that the caliber

of the teachers is the single most important factor". Na

(20)

pa-ling terlibat dalam proses belajar-mengajar merupakan fak tor yang lain tak bisa diabaikan. Hanya dengan usaha dan kerja kerasnyalah prestasi belajar yang baik akan dicapai, karena pada hakekatnya belajar adalah sesuatu di mana se

tiap orang harus memperoleh dari usahanya sendiri (Staton,

1978 : 23-24).

B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian

Hasil-hasil studi ini selengkapnya telah disajikan

pada bab IV dan telah diadakan diskusi sekitar hasil-hasil

tersebut, seperti dikemukakan pada bagian awal bab ini. Berdasarkan hasil-hasil diskusi tersebut, berikut ini di

kemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini.

1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter

hadap materi bidang studi MPT, maka dapat diungkapkan bah

wa mahasiswa dengan status belajar in-service memiliki si kap ragu-ragu; mahasiswa dengan status belajar pre-service

memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Bangunan memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Elektro

nika memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Listrik memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Mesin memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Otomotif memi

liki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Las Fabri kasi Logam memiliki sikap ragu-ragu* Sedangkan secara ke

(21)

terhadap materi bidang studi MPT. Sikap ragu-ragu dari ma hasiswa TTUC Bandung ini mengandung makna bahwa mereka ma

sih belum merasakan manfaat apa yang dapat dipetik dari

adanya materi bidang studi MPT, sehingga kondisi ini masih

belum dapat mempergiat belajar mereka.

2. Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar in-service dan Pre-service Terhadap

Materi Bidang Studi MPT

Terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap^ ma hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi perbedaan

sikap mahasiswa antar status belajar ini ada dalam taraf

nyata 0,99 (thitung = -2,44 dan ttabel (#01)(126) = 2'33)*

3. Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Rre-service

dalam Bidang Studi MPT

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT. Signifikansi hasil

pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99 (thitung

= °,37

(22)

Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lainnya di Ling

kungan TTUC Bandung Terhadap Materi Bidang Studi MPT

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara si

kap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di

lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi hasil pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99

(Fhitung =2^8 'Ftabel (.01)(5,122) =3'17)'

5. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status

Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan

Prestasi Belajarnya

Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan an

tara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service, ter hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe

sar

r = 0,0873, namun korelasi ini tidak signifikan (thi_

tung =°'6/> <^bel (.01)(54) =2'38)' Hal ±ni memberi

makna bahwa tidak skor sikap mahasiswa dengan status bel

ajar in-service terhadap materi bidang studi MPT yang da pat dipakai untuk memprediksi prestasi belajarnya.

6. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT-deman

Prestasi Bela.iarnya

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

(23)

materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Dengan

Koefisien korelasi sebesar

r = 0,40 (tnitung = 3,65/ tta_

(

01)(70) = 2»3395) maka sikap mahasiswa dengan status

belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT

mem

berikan urunan sebesar 16% terhadap prestasi belajarnya.

Apabila prestasi belajar mahasiswa dengan status

belajar

pre-service dalam bidang studi MPT ini naik, berarti seba

nyak 16% kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sikapnya

ter

hadap materi bidang-studi MPT.

7. Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC Bandung Se^

cara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan

Prestasi Bela.iarnya

Terdapat hubungan korelatif positif yang signifikan

antara sikap mahasiswa TTUC Bandung s«eara keseluruhan ter

hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya.

Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe

sar r=0,24 (thitung =2,78 >ttflbel (#01)(126) =2'33)#

Dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,24 maka sikap ma hasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bi

dang studi MPT memberikan urunan sebesar 6% terhadap pres

tasi belajarnya. Apabila prestasi belajar mahasiswa

dalam

bidang studi MPT ini naik, berarti sebanyak 6% kenaikan

tersebut dipengaruhi oleh sikapnya terhadap materi

"bidang

(24)

C. Implikasi Hasil-hasil Penelitian

Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil-ha

sil penelitian ini, baik secara teoretis maupun praktis.

Pada bagian akhir implikasi hasil-hasil penelitian ini ju

ga dikemukakan implikasi bagi penelitian-penelitian selan

jutnya,

1. Implikasi Teoretis

Hasil-hasil penelitian ini lebih banyak memperkuat teori yang sudah ada atau penemuan-penemuan terdahulu, Di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya per bedaan sikap antara mahasiswa dengan status belajar

in-service dan pre-in-service terhadap materi bidang studi

MPT.

Perbedaan yang signifikan ini kembali mempertegas

teori

yang mengatakan bahwa faktor usia dan pengalaman

mengajar

mempegaruhi sikap seseorang terhadap objek tertentu, dalam

hal ini materi bidang studi MPT. Mereka yang berstatus bel ajar in-service cenderung memberikan sikap yang lebih se lektif daripada yang berstatus belajar Pre-service. Dengan kadar sikap yang lebih selektif ini, tidak berarti presta

si belajarnya akan lebih rendah, karena dengan

pengalaman-nya dalam mengajar disiplin keteknikan sudah merupakan be

kal yang sangat berharga bagi mereka untuk mengejar presta

si yang baik.

(25)

adalah ditemukannya pola hubungan yang positif dan signifi

kan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bi dang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Korelasi kedua variabel tersebut sebesar r = 0,24 dengan tingkat keper-cayaan 0,99. Juga ditemukan pola hubungan yang positif dan

signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan pres

tasi belajarnya ( r = 0,40 dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 0,99). Hasil ini berarti memperkuat teori-teori yang mengatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sikap seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini

materi bidang studi MPT, dengan prestasi belajarnya. Namun

hasil penelitian ini menemukan juga bahwa sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT tidak berkorelasi positif yang signifikan dengan

prestasi belajarnya. Kondisi ini mengandung makna teoretis bahwa bukan hanya sikap yang mempengaruhi faktor belajar mahasiswa, namun banyak faktor lainnya yang di antaranya adalah faktor usia dan pengalaman.

c. Bersamaan dengan hasil studi ini telah

dikembang-kan secara empirik alat ukur sikap mahasiswa terhadap ma

teri bidang studi MPT. Alat ini telah diuji-cobakan terle

bih dahulu sebelum dipakai untuk mengumpulkan data lapang

an. Data hasil uji-coba ini diolah sesuai dengan kebaikan skala sikap ala Likert. Reliabilitas alat ukur ini adalah

(26)

2. Implikasi Praktis

Hasil studi ini memberikan dampak positif bagi pe ngembangan materi bidang studi MPT, khususnya bagi TTUC Bandung yang telah merintisnya dan terus akan mengembang-kannya, umumnya bagi pendidikan guru kejuruan teknologi.

Dalam rangka semuanya itu, maka implikasi praktis dari ha sil studi ini adalah sebagai berikut.

a. Dengan terungkapnya sikap mahasiswa TTUC Bandung yang ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT, maka im

plikasi pratisnya bagi TTUC Bandung adalah perlu adanya peninjauan korektif kembali terhadap materi bidang studi

MPT. Sikap yang ragu-ragu ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih belum merasakan manfaat adanya materi bidang studi

MPT dalam pengajaran teknik, karena materi bidang studi MPT

tersebut belum sepenuhnya dirumuskan secara operasional khusus untuk pengajaran teknik. Dari sembilan komponen ma

teri bidang studi MPT' yang menjadi sasaran penelitian ini hanya dua komponen saja yang telah dirumuskan secara ope rasional sebagai suatu cara mengajarkan disiplin ilmu tek

nik, yaitu komponen keselamatan kerja dan pengelolaan beng

kel. Sedang komponen-komponen lainnya masih tidak berbeda jauh dengan metoda mengajar ilmu-ilmu sosial. Untuk itu perlu dikembangkan apa yang dimaksud dengan perpustakaan

teknologi, pengetahuan kUrikulum teknologi, proses

belajar-mengajar teknologi, pengembangan persiapan pelajaran tekno

(27)

micro-teaching teknologi. Bagaimana penggunaan OHP untuk

pelajaran teknologi ? Tentunya penggunaan OHP untuk

mate

ri ilmu-ilmu sosial berbeda dengan materi ilmu-ilmu tekno

logi, sehingga jelas apa yang terkandung dalam materi

bi

dang studi MPT benar-benar merupakan hal yang khas

untuk

digunakan dalam proses belajar-mengajar teknologi.

Apabi-^

la rumusan operasional ini telah terwujud dalam materi bi

dang studi MPT, maka semestinya

mahasiswa akan lebih

ber-gairah dalam belajar sehingga kadar sikapnya akan

semakin

baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi

bel

ajarnya.

b. Hasil lainnya dari penelitian ini adalah

terung-kapnya perbedaan yang sangat signifikan antara sikap maha

siswa dengan status belajar in-service dan pre-service ter

hadap materi bidang studi MPT. Mahasiswa dengan status bel

ajar in-service memiliki sikap ragu-ragu terhadap materi

bidang studi MPT, sedangkan mahasiswa dengan status belajar

pre-service bersikap positif (setuju). Implikasi praktis dari hasil ini adalah perlu dilibatkannya mahasiswa, khu

susnya yang in-service, dalam penyusunan dan perencanaan materi bidang studi MPT karena mereka ini sudah banyak pe

ngalaman dan bahkan sudah mengimplementasikan MPT itu sen

diri secara nyata. Oleh karenanya, apa yang terkandung da

lam materi bidang studi MPT tersebut telah diketahuinya

dan lebih dari itu telah diimplementasikannya,

(28)

perencana-an materi bidperencana-ang studi MPT akperencana-an bperencana-anyak memberikperencana-an masukperencana-an

operasional yang sangat berharga bagi pengembangan materi bidang studi MPT ini. Di samping itu implikasi praktis la

innya dari hasil ini adalah perlu dipikirkannya

kemungkin-an pembedakemungkin-an-pembedakemungkin-an dalam pengajarkemungkin-an materi bidkemungkin-ang stu di MPT bagi mahasijswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Khususnya bagi mahasiswa dengan status bel

ajar in-service. kalau ada materi yang kiranya tidak perlu

diberikan kepada mereka karena diperkirakan mereka sudah mengetahuinya lev/at pengalaman mengajarnya, maka jangan paksakan mereka untuk menerima itu, Lebih baik waktunya di-pergunakan untuk mengerjakan tugas-tugas lain agar belajar nya lebih efektif.

c. Dengan terungkapnya adanya hubungan positif yang

signifikan antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya, maka salah satu ja lan yang dapat ditempuh para pendidik, khususnya para in

struktur di TTUC Bandung, guna meningkatkan prestasi bel

ajar mahasiswa, khususnya dalam bidang studi MPT, adalah

dengan menaikkan kadar sikap mareka terhadap materi bidang studi MPT. Sikap yang baik dapat dibina dan dikembangkan dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses bel

ajar-mengajar, di mana mereka ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan program yang akan diajarkan melalui "group process" dan "cooperation" (Nasution, 1982 : 149-150).

Dalam proses kelompok ini mahasiswa mengadakan re-lasi. Relasi dalam kelompok ini demokratis sifatnya.

(29)

Ar-nya, setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara

ak-tif, dan turut bekerja-sama. Dengan demikian individu akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan menjalani pe rubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelom pok mempunyai dua ciri utama, yakni partisipasi oleh siswa dalam segala kegiatan dan kerja-sama antara individu-indi vidu dalam kelompok.

Mengenai efektivitas diskusi kelompok dalam mengu-bah dan mengembangkan sikap-sikap tertentu telah diteliti

oleh Kurt Lewin dan kawan-kawannya (Shaw, 1976 : 46). Me nurut hasil penelitian mereka, keikutsertaan ibu-ibu rumah

tangga dalam diskusi dan pengambilan keputusan - keputusan

mengenai perubahan menu makanan yang sedang dipropagandakan

pemerintah ternyata sangat efektif dalam merubah sikap ibu-ibu tersebut terhadap masalah ini, dibandingkan dengan me

toda ceramah.

Yang tidak kalah pentingnya dalam menanamkan sikap

yang baik kepada para mahasiswa adalah sikap para instruk

tur sendiri sebagai identifying figure (Sulaeman, 1984 : 237) bagi para mahasiswanya. Apabila instruktur

memperli-hatkan sikap yang positif terhadap materi bidang studi MPT yang diajarkannya, menyenangi pelajaran tersebut,

menghar-gai peraturan tata-tertib kelas yang telah ditentukan, me-nerima dan menghargai pandangan serta perasaan para maha

siswanya, maka sikap tersebut akan "menular" kepada para mahasiswanya.

(30)

3. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini tidak sempat untuk mengungkapkan se

mua aspek yang ada pada diri siswa maupun di luar diri sis wa yang mempengaruhi prestasi belajarnya dalam bidang stu

di MPT. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian -lebih

Ianjut mengenai bidang studi MPT ini. Hal-hal yang

dapat

dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut tersebut adalah

sebagai berikut.

a • Faktor sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu

di MPT berhubungan erat dengan prestasi belajarnya

telah

terungkap melalui penelitian ini, namun bagaimana dengan faktor-faktor lainnya ? Seperti motif berprestasi, kebia saan belajar, kecemasan, mental, dan yang Iain-lain lagi

yang merupakan karakteristik siswa, Juga faktor-faktor di

luar diri siswa seperti guru, sekolah, keluarga, lingkung an sosial dan sebagainya. Untuk mengetahui itu semua masih

diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan le bih luas terhadap materi bidang studi MPT di masa-masa men-datang,

h. Dari sembilan komponen materi bidang studi MPT

yang menjadi sasaran penelitian ini, ada dua komponen yang diperkirakan telah benar-benar dirumuskan secara operasio-nal khusus untuk mengajar disiplin ilmu teknik, yaitu kom-ponen keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel, Bagaimana

sikap mahasiswa terhadap kedua komponen tersebut ? Hal ini menjadi penting untuk diteliti mengingat pada penelitian

(31)

yang sudah penulis lakukan ini materi bidang studi MPT da

ri komponen-komponen lainnya belum dirasakan benar - benar

menjamah apa yang disebut dengan Metodologi Pengajaran Tek

nik (MPT).

C. Objek penelitian ini hanya terbatas pada

materi

bidang studi MPT I dan MPT II. Sedangkan materi bidang stu

di MPT ini dibagi dalam tiga bagian yang diajarkan selama tiga semester (semester I, III dan V). Mahasiswa TTUC Ban

dung yang telah menyelesaikan perkuliahan MPT I, MPT II dsn

MPT III secara keseluruhan adalah mahasiswa angkatan

VII

(terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung sejak

Januari

1984), namun pada saat penelitian ini dilakukan mereka se dang mengikuti program praktek lapangan (PPL) pada semes

ter VI yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, Untuk

itu, penelitian yang mencakup mahasiswa yang sudah menda

patkan materi bidang studi MPT secara keseluruhan

(MPT I,

MPT II dan MPT III) masih diperlukan dimasa-masa mendatang.

d . Ada dugaan, bahwa salah satu sebab rendahnya ko relasi antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu di MPT dengan prestasi belajarnya yang terungkap pada pe

nelitian ini adalah sempitnya rentangan skor prestasi bel

ajar, oleh karena penelitian ini menggunakan angka presta

si belajar yang sudah ada (studi dokumentasi). Untuk' meng

uji hal ini perlu dilakukan penelitian bandingan dengan in

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Pada konteks penelitian ini, hope dan optimism sebagai faktor dalam Psikologi Positif yang mempengaruhi organisasi sangat sesuai dengan kondisi yang dialami

Walikota Batam Nomor 05 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sanggar Kegiatan Belajar Kota Batam Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dari Dinas Pendidikan Kota Batam dicabut

Dalam rangka mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth) berdasarkan keadilan, KKP akan mengimplementasikan prinsip-prinsip blue economy dalam

Berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan oleh pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara yang diselenggarakan

PPB ditakrifkan sebagai pengalaman pembelajaran guru dan pemimpin sekolah melalui pelibatan secara formal dan tidak pelibatan secara formal dan tidak formal formal dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pewarisan gen CsNitr1-L pada tanaman padi Ciherang transgenik generasi F4 dari silang balik ke tiga

Sumber data dalam penelitian ini adalah interaksi antara guru dan siswa pada saat proses belajar-mengajar di kelas VII B SMP Negeri 11 kota Bengkulu dan guru yang

Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir Selatan dengan travel cost method, contingent valuation method dan. income approach