• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Demam Berdarah Dengue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Demam Berdarah Dengue"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia (Rohim, 2004).

lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia (Rohim, 2004).

Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan letusan demam berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan ribuan orang meninggal (Mekadiana, 2007).

ribuan orang meninggal (Mekadiana, 2007). Pada bulan januari 2009, penderita D

Pada bulan januari 2009, penderita DHF di Jawa Tengah sebanHF di Jawa Tengah sebanyak 1706 orang.yak 1706 orang. Sedangkan kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan Sedangkan kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan 2009 sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati, 2009).

2009 sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati, 2009).

Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah deficit volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF sehingga darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF yang terlambat ditangani di RS

yang terlambat ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.

Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada kasus anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat kasus anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF. Ketrampilan yang sangat dibutuhkan adalah keperawatan pada pasien dengan DHF. Ketrampilan yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani kemampuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani  pasien yang mengalamim Dengue Sy

(2)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.

A. DEFINISI DEMAM BERDARAHDEFINISI DEMAM BERDARAH

Sekitar 2,5

Sekitar 2,5 milyar (2/5 milyar (2/5 penduduk penduduk dunia) dunia) di negara tropdi negara tropis maupun is maupun subtropissubtropis mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara merupakan mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara merupakan endemik demam berdarah, termasuk Indonesia. Pada masa epidemik virus dengue dapat endemik demam berdarah, termasuk Indonesia. Pada masa epidemik virus dengue dapat meningkat jumlahnya sering kali mencapai 40-50% bahkan dapat 80-90%. Kurang dari meningkat jumlahnya sering kali mencapai 40-50% bahkan dapat 80-90%. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di rumah sakit dan 2,5% diantaranya meninggal. 500.000 kasus setiap tahun di rawat di rumah sakit dan 2,5% diantaranya meninggal.

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk

virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk  Aedes  Aedes AegyptiAegypti  dengan tanda dan gejala  dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia serta memenuhi kriteria WHO untuk Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut :

adalah sebagai berikut : 1.

1. Demam tidak terdiferensiasi, sindrom infeksi virus.Demam tidak terdiferensiasi, sindrom infeksi virus. 2.

2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2-7 hari,Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau uji bendung mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau uji bendung  positif],

 positif], leukopenia) leukopenia) dan dan pemeriksaan pemeriksaan serologi serologi dengue dengue positif positif atau atau ditemukanditemukan  pasien

 pasien yang sudah yang sudah dikonfirmasi dikonfirmasi menderita menderita demam demam dengue/ DBD dengue/ DBD pada pada lokasi lokasi dandan waktu yang sama.

waktu yang sama. 3.

3. Demam Berdarah Dengue dengan kebocoran plasma (dengan atau tanpa renjatanDemam Berdarah Dengue dengan kebocoran plasma (dengan atau tanpa renjatan syok)

syok) 4.

4. Expanded dengue syndrome, manifestasi yang tidak biasa dari pasien denganExpanded dengue syndrome, manifestasi yang tidak biasa dari pasien dengan keterlibatan organ yang parah seperti hari, ginjal, otak atau jantung yang keterlibatan organ yang parah seperti hari, ginjal, otak atau jantung yang  berhubungan dengan infeksi dengue, dilaporkan semakin banyak terj

 berhubungan dengan infeksi dengue, dilaporkan semakin banyak terj adi juga padaadi juga pada  pasien

 pasien dengue dengue yang yang tidak tidak memiliki memiliki bukti bukti kebocoran kebocoran plasma; plasma; dapat dapat dikaitkandikaitkan dengan koinfeksi, komorbiditas, atau komplikasi dari

(3)

MANIFESTASI KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE MANIFESTASI KLINIS DEMAM BERDARAH DENGUE

Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO,

(WHO, 2011). 2011). Manifestasi klinis Manifestasi klinis :: 1.

1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerusDemam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari.

selama 2-7 hari. 2.

2. Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie, purpura, ekimosis,Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena.

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena. 3.

3. Pembesaran hatiPembesaran hati 4.

4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg),Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah. 5.

5. Trombositopenia (≤100.000/mikroliter)Trombositopenia (≤100.000/mikroliter) 6.

6. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokritHemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit ≥≥  20% dari nilai dasar/  20% dari nilai dasar/ menurut standar umur dan jenis kelamin

menurut standar umur dan jenis kelamin 7.

7. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi/Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi/  penin

 peningkatan hematokrit ≥20%.gkatan hematokrit ≥20%. 8.

8. Dijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan plasmaDijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan plasma 9.

9. Dijumpai tanda perembesan plasmaDijumpai tanda perembesan plasma a.

a. Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)  b.

 b. HipoalbuminemiaHipoalbuminemia 10.

10. Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi dan trombositopenia yang jelas,Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi dan trombositopenia yang jelas, mendukung diagnosis DSS.

mendukung diagnosis DSS. 11.

11. Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok membedakan DSS  Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok membedakan DSS dari syok sepsis.dari syok sepsis.

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE (W

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT INFEKSI VIRUS DENGUE (W HO, 1997)HO, 1997) DD/

DD/ DBD DBD Derajat Derajat Gejala Gejala LaboratoriumLaboratorium DD

DD Demam Demam disertai disertai 2 2 atau atau lebihlebih tanda; sakit kepala, nyeri retro tanda; sakit kepala, nyeri retro orbital, mialgia, artalgia

orbital, mialgia, artalgia

Leucopenia, trombositopenia, Leucopenia, trombositopenia, tidak ditemukan bukti tidak ditemukan bukti kebocoran plasma, serologi kebocoran plasma, serologi dengue positif

dengue positif DBD

DBD I I Gejala Gejala diatas diatas ditambah ditambah ujiuji  bendung (uji Troniqu

 bendung (uji Troniquet) positifet) positif

Trombositopenia Trombositopenia (<100.000/mikroliter), bukti (<100.000/mikroliter), bukti kebocoran plasma kebocoran plasma DBD

(4)

 perdarahan spontan

 perdarahan spontan (<100.000/mikroliter), (<100.000/mikroliter), buktibukti kebocoran plasma

kebocoran plasma DBD

DBD III III Gejala Gejala diatas diatas ditambahditambah kegagalan sirkulasi (kulit kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta dingin dan lembab serta gelisah) gelisah) Trombositopenia Trombositopenia (<100.000/mikroliter), bukti (<100.000/mikroliter), bukti kebocoran plasma kebocoran plasma DBD

DBD IV IV Syok Syok berat berat disertai disertai dengandengan tekanan darah dan nadi tidak tekanan darah dan nadi tidak terukur terukur Trombositopenia Trombositopenia (<100.000/mikroliter), bukti (<100.000/mikroliter), bukti kebocoran plasma kebocoran plasma DBD derajat III dan IV disebut sindrom syok dengue (SSD)

DBD derajat III dan IV disebut sindrom syok dengue (SSD)

B.

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DEMAM BERDARAH DENGUEPEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DEMAM BERDARAH DENGUE 1.

1. Pemeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlahPemeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru (sejak hari ke 3). Trombositopenia umumnya gambaran limfosit plasma biru (sejak hari ke 3). Trombositopenia umumnya dijumpai pada hari ke 3-8 sejak timbulnya demam. Hemokonsentrasi dapat mulai dijumpai pada hari ke 3-8 sejak timbulnya demam. Hemokonsentrasi dapat mulai dijumpai mulai hari ke 3 demam.

dijumpai mulai hari ke 3 demam. 2.

2. Pemeriksaan Homeostatis. Pada DBD yang disertai manifestasi perdarahan atauPemeriksaan Homeostatis. Pada DBD yang disertai manifestasi perdarahan atau kecurigaan terjadinya gangguan koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis kecurigaan terjadinya gangguan koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis (PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP).

(PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP). 3.

3. Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah albumin, SGOT/SGPT, ureum/Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah albumin, SGOT/SGPT, ureum/ kreatinin.

kreatinin. 4.

4. Pemeriksaan RT-PCR . Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan ujiPemeriksaan RT-PCR . Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi diagnostik melalui pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus. Namun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang metode isolasi virus. Namun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, waktu yang lama (lebih dari 1

ahli, waktu yang lama (lebih dari 1 –  – 2 minggu), serta biaya yang relatif mahal. Oleh2 minggu), serta biaya yang relatif mahal. Oleh karena keterbatasan ini, seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis molekuler karena keterbatasan ini, seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis molekuler dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan

dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan reverse transcription-reverse transcription- polymerase chain reaction

 polymerase chain reaction (RT-PCR). Pemeriksaan RT-PCR memberikan hasil  (RT-PCR). Pemeriksaan RT-PCR memberikan hasil yangyang lebih sensitif dan lebih cepat bila dibandingkan dengan isolasi virus, tapi lebih sensitif dan lebih cepat bila dibandingkan dengan isolasi virus, tapi  pemeriksaan

 pemeriksaan ini ini juga juga relatif relatif mahal mahal serta serta mudah mudah mengalami mengalami kontaminasi kontaminasi yang dapatyang dapat menyebabkan timbulnya hasil positif semu. Pemeriksaan yang saat ini banyak menyebabkan timbulnya hasil positif semu. Pemeriksaan yang saat ini banyak

(5)

digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu dengan mendeteksi IgM dan IgG-anti digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu dengan mendeteksi IgM dan IgG-anti dengue. Imunoserologi berupa IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai dengue. Imunoserologi berupa IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3 dan menghilang setelah 60-90 hari. Pada infeksi primer, IgG mulai minggu ke 3 dan menghilang setelah 60-90 hari. Pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan pada infeksi sekunder dapat terdeteksi mulai terdeteksi pada hari ke 14, sedangkan pada infeksi sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke 2.

hari ke 2. 5.

5. ELISA. Salah satu metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang adalahELISA. Salah satu metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang adalah  pemeriksaan

 pemeriksaan antigen antigen spesifik spesifik virus virus Dengue, Dengue, yaitu yaitu antigen antigen nonstructural nonstructural protein protein 11 (NS1). Antigen NS1 diekspresikan di permukaan sel yang terinfeksi virus Dengue. (NS1). Antigen NS1 diekspresikan di permukaan sel yang terinfeksi virus Dengue. Masih terdapat perbedaan dalam berbagai literatur mengenai berapa lama antigen Masih terdapat perbedaan dalam berbagai literatur mengenai berapa lama antigen  NS1

 NS1 dapat dapat terdeteksi terdeteksi dalam dalam darah. darah. Sebuah Sebuah kepustakaan kepustakaan mencatat mencatat dengan dengan metodemetode ELISA, antigen NS1 dapat terdeteksi dalam kadar tinggi sejak hari pertama sampai ELISA, antigen NS1 dapat terdeteksi dalam kadar tinggi sejak hari pertama sampai hari ke 12 demam pada infeksi primer Dengue atau sampai hari ke 5 pada infeksi hari ke 12 demam pada infeksi primer Dengue atau sampai hari ke 5 pada infeksi sekunder Dengue. Pemeriksaan antigen NS1 dengan metode ELISA juga dikatakan sekunder Dengue. Pemeriksaan antigen NS1 dengan metode ELISA juga dikatakan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (88,7% dan 100%). Oleh karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (88,7% dan 100%). Oleh karena  berbagai keunggulan tersebut, WHO menyebutkan pemeriksaan deteksi ant

 berbagai keunggulan tersebut, WHO menyebutkan pemeriksaan deteksi ant igen NS1igen NS1 sebagai uji dini terbaik untuk pelayanan primer.

sebagai uji dini terbaik untuk pelayanan primer. 6.

6. Pemeriksaan radiologis (foto toraks PA tegak dan lateral dekubitus kanan) dapatPemeriksaan radiologis (foto toraks PA tegak dan lateral dekubitus kanan) dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan dilakukan untuk melihat ada tidaknya efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan dan pada keadaan perembesan plasma hebat, efusi dapat ditemukan pada kedua dan pada keadaan perembesan plasma hebat, efusi dapat ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan USG.

(6)

PENATALAKSAN

PENATALAKSANAAN DEMAM AAN DEMAM BERDARAH DENGUEBERDARAH DENGUE Penatalaksanaan menurut Mulya (2011) yaitu :

Penatalaksanaan menurut Mulya (2011) yaitu : 1.

1. Fase DemamFase Demam

Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan / atau cairan oral Pada fase demam, dapat diberikan antipiretik + cairan rumatan / atau cairan oral apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam

apabila anak masih mau minum, pemantauan dilakukan setiap 12-24 jam a.

a. MedikamentosaMedikamentosa

 Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukanAntipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol bukan

aspirin. aspirin.

 Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnyaDiusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya

antasid, anti emetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. antasid, anti emetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

 Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapatKortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati apabila terdapat

 perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.  perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak diberikan.

 Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati.

 b.

 b. SupportifSupportif

 Cairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisitCairan: cairan pe oral + cairan intravena rumatan per hari + 5% defisit 

 Diberikan untuk 48 jam atau lebihDiberikan untuk 48 jam atau lebih

 Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma,Kecepatan cairan IV disesuaikan dengan kecepatan kehilangan plasma,

sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit sesuai keadaan klinis, tanda vital, diuresis, dan hematokrit

(7)

2.

2. Fase KritisFase Kritis

Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan rumatan + Pada fase kritis pemberian cairan sangat diperlukan yaitu kebutuhan rumatan + deficit, disertai monitor keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6 jam.

deficit, disertai monitor keadaan klinis dan laboratorium setiap 4-6 jam. DBD dengan syok berkepanjangan (DBD derajat IV)

DBD dengan syok berkepanjangan (DBD derajat IV) a.

a. Cairan: 20 ml/kg cairan bolus dalam 10-15 menit, bila tekanan darah sudahCairan: 20 ml/kg cairan bolus dalam 10-15 menit, bila tekanan darah sudah didapat cairan selanjutnya sesuai algoritma pada derajat III

didapat cairan selanjutnya sesuai algoritma pada derajat III  b.

 b. Bila syok belum teratasi: setelah 10ml/kg pertama diulang 10 ml/kg, dapatBila syok belum teratasi: setelah 10ml/kg pertama diulang 10 ml/kg, dapat diberikan bersama koloid 10-30ml/kgBB secepatnya dalam 1 jam dan koreksi diberikan bersama koloid 10-30ml/kgBB secepatnya dalam 1 jam dan koreksi hasil laboratorium yang tidak normal

hasil laboratorium yang tidak normal c.

c. Transfusi darah segera dipertimbangkan sebagai langkah selanjutnya (setelahTransfusi darah segera dipertimbangkan sebagai langkah selanjutnya (setelah review hematokrit sebelum resusitasi)

review hematokrit sebelum resusitasi) d.

d. Monitor ketat (pemasangan katerisasi urin, katerisasi pembuluh darah venaMonitor ketat (pemasangan katerisasi urin, katerisasi pembuluh darah vena  pusat / jalur arteri) Inotropik dapat digunakan untuk mend

 pusat / jalur arteri) Inotropik dapat digunakan untuk mendukung tekanan darahukung tekanan darah Apabila jalur intravena tidak didapatkan segera, coba cairan elektrolit per oral bila Apabila jalur intravena tidak didapatkan segera, coba cairan elektrolit per oral bila  pasien sadar atau jalur intraoseus. Jalur intraoseus dilakukan dalam keadaan darurat  pasien sadar atau jalur intraoseus. Jalur intraoseus dilakukan dalam keadaan darurat atau setelah dua kali kegagalan mendapatkan jalur vena perifer atau setelah gagal atau setelah dua kali kegagalan mendapatkan jalur vena perifer atau setelah gagal  pemberian

 pemberian cairan cairan melalui melalui oral. oral. Cairan Cairan intraosesus intraosesus harus harus dikerjakan dikerjakan secara secara cepatcepat dalam 2-5 menit

dalam 2-5 menit 3.

3. Perdarahan hebatPerdarahan hebat a.

a. Apabila sumber perdarahan dapat diidentifikasi, segera hentikan. TransfusiApabila sumber perdarahan dapat diidentifikasi, segera hentikan. Transfusi darah segera adalah darurat tidak dapat ditunda sampai hematokrit turun terlalu darah segera adalah darurat tidak dapat ditunda sampai hematokrit turun terlalu rendah. Bila darah yang hilang dapat dihitung, harus diganti. Apabila tidak rendah. Bila darah yang hilang dapat dihitung, harus diganti. Apabila tidak dapat diukur, 10 ml/kg darah segar atau 5 ml/kg PRC harus diberikan dan dapat diukur, 10 ml/kg darah segar atau 5 ml/kg PRC harus diberikan dan dievaluasi.

dievaluasi.  b.

 b. Pada perdarahan saluran cerna, H2 antagonis dan penghambat pompa protonPada perdarahan saluran cerna, H2 antagonis dan penghambat pompa proton dapat digunakan.

dapat digunakan. c.

c. Tidak ada bukti yang mendukung penggunaan komponen darah sepertiTidak ada bukti yang mendukung penggunaan komponen darah seperti suspense

suspense trombosit, trombosit, plasma plasma darah darah segar/cryoprecipitate. segar/cryoprecipitate. Penggunaan Penggunaan larutanlarutan tersebut

(8)

4.

4. Fase RecoveryFase Recovery

Pada fase penyembuhan diperlukan cairan rumatan atau cairan oral, serta monitor Pada fase penyembuhan diperlukan cairan rumatan atau cairan oral, serta monitor tiap 12-24 jam. Indikasi untuk pulang. Pasien dapat dipulangkan apabila telah tiap 12-24 jam. Indikasi untuk pulang. Pasien dapat dipulangkan apabila telah terjadi perbaikan klinis sebagai berikut.

terjadi perbaikan klinis sebagai berikut.

 Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretikBebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik 

  Nafsu makan telah kembali Nafsu makan telah kembali

 Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadiPerbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan, dan nadi

teratur teratur

 Diuresis baikDiuresis baik

 Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syokMinimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok 

 Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada asitesasites

 Trombosit >50.000 /mm3; jika belum mencapai, pasien dianjurkanTrombosit >50.000 /mm3; jika belum mencapai, pasien dianjurkan

menghindari aktifitas fisik yang terlalu berat setidaknya 1-2 minggu sampai menghindari aktifitas fisik yang terlalu berat setidaknya 1-2 minggu sampai angka trombosit kembali normal. Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada angka trombosit kembali normal. Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada umumnya jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari. umumnya jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.

(9)

KOMPLIKASI KOMPLIKASI

Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut : Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut : 1.

1. PerdarahanPerdarahan

Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan koagulopati, trombositopenia, trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan dihubungkan dengan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan  pendeknya

 pendeknya masa masa hidup hidup trombosit. trombosit. Tendensi Tendensi perdarahan perdarahan terlihat terlihat pada pada uji uji tourniquettourniquet  positif,

 positif, petechi, petechi, purpura, purpura, ekimosis, ekimosis, dan dan perdarahan perdarahan saluran saluran cerna, cerna, hematemesis hematemesis dandan melena.

melena. 2.

2. Efusi pleuraEfusi pleura

Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak napas.

rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak napas. 3.

3. HepatomegaliHepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan nekrosis Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.

adanya reaksi atau kompleks virus antibody. 4.

4. Gagal sirkulasiGagal sirkulasi

DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2

DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2  –  –  7, disebabkan oleh 7, disebabkan oleh  peningkatan

 peningkatan permeabilitas permeabilitas vaskuler vaskuler sehingga sehingga terjadi terjadi kebocoran kebocoran plasma, plasma, efusi efusi cairancairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous return), hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous return),  prelod,

 prelod, miokardium miokardium volume volume sekuncup sekuncup dan dan curah curah jantung, jantung, sehingga sehingga terjadi terjadi disfungsidisfungsi atau kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan

(10)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2005).

Departemen Kesehatan RI. (2005).  Pedoman  Pedoman tatalaksana tatalaksana klinis klinis infeksi infeksi dengue dengue di di saranasarana  pelayanan kesehatan

 pelayanan kesehatan. p.19-34. p.19-34  Nainggolan

 Nainggolan L. L. (2008).(2008).  Reagen  Reagen pan-E pan-E dengue dengue early early capture capture ELISA ELISA (PanBio) (PanBio) dan dan plateliaplatelia dengue NS1 Ag test (BioRad) untuk deteksi dini infeksi dengue

dengue NS1 Ag test (BioRad) untuk deteksi dini infeksi dengue.. Hadinegoro SRH, et al. (2004).

Hadinegoro SRH, et al. (2004). Tata laksana demam berdarah dengue di IndonesiaTata laksana demam berdarah dengue di Indonesia . Jakarta:. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Departemen Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.

dan Penyehatan Lingkungan.  NANDA

 NANDA NIC NIC NOC., NOC., 2013., 2013., Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan berdasarkan berdasarkan diagnosa diagnosa media., media., MediaMedia Action., Yogyakarta

Action., Yogyakarta

Karyanti, Mulya Rahma., 2011., Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Dengue Karyanti, Mulya Rahma., 2011., Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Dengue

Wiradharma, Danny., 1999., Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue., Bagian Patologi Wiradharma, Danny., 1999., Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue., Bagian Patologi

Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Sutaryo. Perkembangan patogenesis demam berdarah dengue. Dalam: Hadinegoro SRH, Sutaryo. Perkembangan patogenesis demam berdarah dengue. Dalam: Hadinegoro SRH, Satari HI, editor. Demam Berdarah Dengue: Naskah Lengkap. Jakarta: Balai Penerbit Satari HI, editor. Demam Berdarah Dengue: Naskah Lengkap. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1999.p.32-43

Referensi

Dokumen terkait

Pembangkit listrik Mini atau Mikrohidro dengan memanfaatkan energi gelombang air laut tersebut. salah satu faktor yang menarik dari pembangkit listrik tenaga

Penelitian persentasi diri wujud panggung utama aktor politik kajian dramaturgi Erving Goffman pada Permadi sebagai penyambung lidah Bung Karno ini akhirnya telah

dimiliki, membuat siswa tidak ada waktu untuk bermain, karena guru senantiasa mengontrol setiap gerakan yang dilakukan oleh siswa dengan jarak istirahat hanya 1

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan penyaluran dana zakat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Teknik analisis yang digunakan adalah

2.3 The Procedure of Teaching Descriptive Writing Using Collaborative Learning (CL). The most important factor in writing exercises is that

Dengan ditemukannya nilai-nilai sosial profetik pada pelbagai prinsip kode etik politik yang termatub dalam naskah kode etik politisi dan partai politik di Indonesia,

TERHADAP AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM SELULASE DARI ISOLAT Bacillus subtilis STRAIN SF01.. YEHEZKIEL BILLY OENTORO

Hambatan dari internal bank yang timbul dalam penanganan kredit macet seperti kurang komunikasi dengan debitur, kesalahan komunikasi dengan staff bagian lain,