NO.
SASARAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
SATUAN TAHUN 2014
(BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 META INDIKATOR
1
a. Ratio kecelakaan/ 1
juta km
0,65 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 [(Jumlah Kejadian Kecelakaan/1 Juta Km)/(Total Kejadian
Kecelakaan/1 Juta Km)]x100%
b. Ratio kejadian
kecelakaan/ 10.000 Freight
1,080 0,972 0,875 0,788 0,709 0,638 0,638 0,638 Rasio kejadian kecelakaan pada setiap 10.000 freight (Surat
Persetujuan Berlayar yang diterbitkan)
c. Rasio kejadian/ 1
juta fligth
6,56 4,41 3,92 3,43 2,94 2,45 2,45 2,45 (Jumlah Kejadian Kecelakaan /1 Juta Flight)/(Total Kejadian
Kecelakaan/1 Juta Flight)
2 Dokumen 7 27 26 26 27 28 134 141 Jumlah dokumen yang disusun
3 Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500 unit/ paket 6.576 6.277 13.322 15.446 15.641 15.608 65.705 72.281 2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi 4 Jumlah Kejadian / Tahun
16 332 299 270 244 221 221 221 Jumlah Kejadian Gangguan/Tahun
5 Dokumen 19 23 15 15 15 15 83 102 Jumlah dokumen yang disusun
6 % 50,07 54,70 59,37 64,03 68,70 73,33 73,33 73,33 Transportasi Laut (Waiting Time, Approach Time, Effective Time)
4 Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan
7 Orang 926.443 266.844 284.304 284.623 289.688 294.750 1.420.209 2.346.652 Jumlah Lulusan SDM Transportasi
5 Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan
8 % n/a 70 75 75 80 80 80 80 (Jumlah Permanfaatan Penelitian/Jumlah Total Penelitian)x100%
9 Nilai RB 42 ( C ) 71,8 (BB) 74 (BB) 77 (BB) 80 (A) 100 (A) 100 (A) 100 (A) Hasil penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kemenpan
RB
10 Rp. Triliun 162,6 208,2 266,5 341,1 436,6 558,9 558,9 721,5 Nilai Aset Negara yang berhasil diinventarisasi
11 Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Rata-rata Opini BPK atas Laporan Keuangan Kemenhub tiap Unit
Eselon II 12 Nilai AKIP B A (75) A (77,5) A (80) A (82,5) AA (85,25)
AA AA Nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Sekretariat Jenderal
13 Prosentase (%) n/a 27,5 27,5 15 15 15 100 100 (Jumlah Jenis Perijinan yang disederhanakan/Total Jumlah
Perijinan)x100%
14 Nilai KIP 95,2 96 97 98 99 100 100 100 Nilai Keterbukaan Informasi Publik
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamanan
1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi
Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional Transportasi Perkeretaapian
Transportasi laut
Transportasi udara
Jumlah pedoman standar keselamatan Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi
II. Pelayanan 3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Kinerja Prasarana Transportasi
Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat:
Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan 6 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi
Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN
Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Nilai AKIP Kementerian Perhubungan
Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan
penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
16 Juta ton CO2e 4,746 2,708 5,303 8,349 11,777 18,962 18,962 18,962 Jumlah Emisi Gas Rumah Kaca yang dapat diturunkan dengan
pendekatan sebagai berikut : G = A.S.I.F G = Jumlah Emisi (Ton CO2)
A = Tingkat Aktivitas Perjalanan (Ton-Km, Km-Kendaraan, Penumpang-Km)
S = Struktur Moda (1/Ton-Km, 1/Km-Kendaraan, 1/Penumpang-Km)
I = Intensitas Bahan Bakar (Liter) ; F = Faktor Emisi (Ton Carbon)
17 Lokasi/Unit 2.313 234 1.171 2.183 5.221 5.179 13.988 16.301 Jumlah Lokasi/ Unit yang menerapkan teknologi ramah
lingkungan
18 % 25.70 25 30 40 55 75 75 75 (Jumlah Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti/Jumlah
Rekomendasi Hasil Audit)x100%
19 Orang 116 125 145 160 175 190 190 190 Jumlah Orang
Terminal/Dermaga/ Bandara/Pelabuhan
367 436 209 273 247 255 414 541 Jumlah prasarana yang dibangun/ dikembangkan
Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692
Rute n/a 5 7 9 11 13 13 13
21 Bus/Unit/Kapal 440 1.170 654 639 575 617 3.485 3.955 Jumlah sarana yang dibangun/ dikembangkan
22 Proyek 2 3 4 6 5 5 17 19 Jumlah Proyek KPS
23 Trayek/ Lintas/ Rute 632 736 798 863 923 984 984 984 Jumlah Rute Angkutan Perintis
24 Trayek/ Lintas/ Rute 49 48 48 50 51 53 55 56 Jumlah Rute
25 Lokasi 23 26 30 33 37 42 42 42 Jumlah Lokasi
8 Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi
Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan
Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan
yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
9 Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti
Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA
III. Kapasitas Transportasi
10 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
20 Peningkatan kapasitas prasarana
Peningkatan kapasitas sarana:
Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
11 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis
Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial
12 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan
Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api
Tergunakan)/Jumlah Angkutan Umum) x 100% 13 Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan
27 Lokasi 20 25 27 34 42 50 50 50 Jumlah lokasi yang menerapkan ATCS
perkotaan Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT
Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
NO.
SASARAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
SATUAN TAHUN 2014
(BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS 1 a. Ratio kecelakaan/ 1 juta km 0.65 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Km'sp Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket
Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 Paket Pengamanan perlintasan sebidang Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket
b. Ratio kejadian
kecelakaan/ 10.000 Freight
1,080 0,972 0,875 0,788 0,709 0,638 0,638 0,638 Pengawasan, Pemenuhan dan
Pemeliharaan Pada SBNP, GMDSS, VTS, Kapal Patroli, Kapal Kenavigasian serta Alur Pelayaran
c. Rasio kejadian/ 1
juta fligth
6,56 4,41 3,92 3,43 2,94 2,45 2,45 2,45 Pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keselamatan penerbangan
2 Dokumen 7 27 26 26 27 28 134 141
a. Transportasi darat Dokumen 1 2 4 4 4 4 18 19 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat
b. Transportasi perkeretaapian Dokumen 1 1 - - - - 1 2 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perkeretaapian
c. Transportasi laut Dokumen 3 11 11 11 11 11 55 58 Penyusunan Pedoman dan Standar;
Penerbitan Surat Edaran dan SK Dirjen
d. Transportasi udara Dokumen 2 13 11 11 12 13 60 62 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara
3 Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000 m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500 unit/Paket 6.576 6.277 13.322 15.446 15.641 15.608 65.705 72.281
a. Transportasi darat
INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamanan
1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi
Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional
Transportasi Perkeretaapian
Transportasi laut
Transportasi udara
Jumlah pedoman standar keselamatan
NO.
SASARAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
SATUAN TAHUN 2014
(BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
(OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamanan 1) Jumlah Marka Jalan Meter2 400.000 435.000 3.266.250 3.266.250 3.266.250 3.266.250 13.500.000 13.900.000 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan : Marka Jalan Tepi dan Tengah
2) Jumlah Rambu Lalu Lintas Unit 800 900 2.025 2.025 2.025 2.025 9.000 9.800 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Rambu Jalan
3) Jumlah APILL Unit 50 145 200 300 450 500 1.595 1.645 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas/ Traffic Light
4) Jumlah Alat Penerangan Jalan Umum Unit 2.500 3.000 10.500 10.500 10.500 10.500 45.000 47.500 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Penerangan Jalan
5) Jumlah Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB)
Unit 0 2 1 15 20 30 68 68 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : fasilitas UPPKB 6) Jumlah Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna
Jalan (guard rail)
m1 20.000 20.500 30.000 50.000 100.000 150.000 350.500 370.500 Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Perlengkapan Jalan : Guard Rail
7) Jumlah SBNP dan Rambu Sungai Unit 130 1.646 29 2.039 2.078 2.036 7.828 7.958 Pembangunan SBNP dan Rambu
Sungai
- SBNP Unit 106 25 29 39 78 36 207 313
- Rambu Sungai Unit 1.722 1.143 0 2.000 2.000 2.000 7.143 8.865
b. Transportasi perkeretaapian Unit 29 23 71 90 109 126 112 141
1) Tingkat Ketersediaan fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian
Unit 29 18 67 87 106 124 95 124 Pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keamanan perkeretaapian
2) Tingkat Ketersediaan ATP Unit 0 5 4 3 3 2 17 17 Pengadaan perangkat Automatic
Train Protection (ATP)
c. Transportasi laut Unit 2.755 322 288 345 324 260 1.257 4.012
1) Jumlah Pembangunan SBNP Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023 Pembangunan SBNP
2) Jumlah Pembangunan dan Upgrade GMDSS Unit 73 23 23 55 26 16 143 216 Pembangunan GMDSS
3) Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS Unit 34 6 3 4 20 2 35 69 Pembangunan VTS
4) Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Unit 315 77 105 124 115 83 284 599 Pembangunan kapal patroli
- Pembangunan Baru Kapal Patroli - 38 30 35 17 - 120
- Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli - - 30 30 31 9 100
- Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli - 39 45 59 67 74 284
5)
Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian
Unit 64 10 20 25 26 22 41 105 Pembangunan kapal kenavigasian
- Pembangunan Baru Kapal Negara Kenavigasian - 10 10 10 11 11
-- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian - - 5 5 - -
-- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian
- - 5 10 15 11 41
d. Transportasi udara Paket 312 239 208 132 135 131 845 1.157 Pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keamanan penerbangan (Fas. Keamanan dan PK-PPK)
-Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat Paket 88 53 44 42 37 36 212 300
-Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan Paket 224 186 164 90 98 95 633 857
4 Jumlah Kejadian
/ Tahun
16 332 299 270 244 221 221 221
a. Jumlah Kejadian
/ Tahun
n/a 320 288 260 234 211 211 211 Kegiatan Sosialisasi Peningkatan
Keselamatan Perkeretaapian
b. Transportasi laut Jumlah Kejadian
/ Tahun
8 7 6 5 5 5 5 5 Pelaksanaan Patroli dan Pengawasan
Pada Jalur Lalu Lintas Pelayaran 2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi
Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi
NO.
SASARAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
SATUAN TAHUN 2014
(BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
(OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamananc. Transportasi udara Jumlah Kejadian / Tahun
8 5 5 5 5 5 5 5 Pembangunan fasilitas keamanan
penerbangan
5 Dokumen 19 23 15 15 15 15 83 102
a. Transportasi darat Dokumen 3 5 4 4 4 4 21 24 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Perhubungan Darat
b. Transportasi perkeretaapian (penyempurnaan/revisi) Dokumen 2 2 - - - - 2 4 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (terkait SPM, penyelenggaraan PSO dan KA Perintis)
c. Transportasi laut Dokumen 4 6 6 6 6 6 30 34 Penyusunan Pedoman dan Standar;
Penerbitan Surat Edaran dan SK Dirjen
d. Transportasi udara Dokumen 10 10 5 5 5 5 30 40 Penyusunan dokumen
Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Perhubungan Udara
6
Transportasi Laut % 50,07 54,70 59,37 64,03 68,70 73,33 73,33 73,33
1) Pencapaian Waiting Time (WT) % 36,8 43,4 50,10 56,7 63,4 70 70 70
2) Pencapaian Approach Time (AT) % 43,7 48,9 54,2 59,5 64,8 70 70 70
3) Pencapaian Effective Time (ET) % 69,7 71,8 73,8 75,9 77,9 80 80 80
7 Orang 926.443 266.844 284.304 284.623 289.688 294.750 1.420.209 2.346.652
a. SDM Aparatur Kemenhub (termasuk berasal Dishub) Orang 35.925 13.588 14.765 14.725 14.745 14.745 72.568 108.493 Terbangunnya Kampus Terpadu SDM
Transportasi (ATKP Makassar) & kompetensi
sesuai dengan kebutuhan
b. SDM yang berasal dari Masyarakat Orang 890.518 253.256 269.539 269.898 274.943 280.005 1.347.641 2.238.159 Terbangunnya Kampus Terpadu SDM
Transportasi (PIP Makassar)
Terbangunnya Kampus BP2TD di Bali Terbangunnya Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di Madiun & Kampus Lainnya
8 % n/a 70 75 75 80 80 80 80 Perencanaan transportasi dengan
menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti penyusunan Rencana Induk (Terminal/ Bandara/ Pelabuhan/ Stasiun) & Tatrawil/ Tatralok Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah
Pengawasan Operasional Bongkar Muat di Pelabuhan Berdasarkan Ketentuan Yang Ditetapkan
Kinerja Prasarana Transportasi
Penyelenggaraan Transportasi II. Pelayanan Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah 3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi 5 Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan
Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan
NO.
SASARAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
SATUAN TAHUN 2014
(BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 2015-2019 CAPAIAN S/D 2019 KEGIATAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
(OUTCOME)
I. Keselamatan dan Keamanan Penyusunan NSPK dilakukan dalam
memenuhi amanat/ turunan peraturan-perundangan
9 Nilai RB 42 ( C ) 71,8 (BB) 74 (BB) 77 (BB) 80 (A) 100 (A) 100 (A) 100 (A) Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi
10 Rp. Triliun 162,6 208,2 266,5 341,1 436,6 558,9 558,9 721,5 Penyusunan Laporan SIMAK BMN
Tahunan
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Perhubungan berbasis akrual yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami
Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual
tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang cepat dan tepat
Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan
Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian Perhubungan 12 Nilai AKIP B A (75) A (77,5) A (80) A (82,5) AA (85,25) AA AA Pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan 13 Prosentase (%) n/a 27,5 27,5 15 15 15 100 100
a. Transportasi darat Prosentase (%) n/a 50 50 0 0 0 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
b. Transportasi perkeretaapian Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pembinaan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan LLAKA
c. Transportasi laut Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
d. Transportasi udara Prosentase (%) n/a 20 20 20 20 20 100 100 Pengawasan Penerbitan Perizinan
Sesuai Ketentuan Yang Ditetapkan
14 Nilai KIP 95,2 96 97 98 99 100 100 100 Pengembangan sistem basis data
yang dapat diakses oleh publik 7 Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan
15 Peraturan 100 100 50 50 50 50 300 300 Perencanaan, persiapan, dan
pembahasan rancangan peraturan; Pengesahan oleh Menhub; Pengundangan oleh Menkumham; Penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui Portal Kemenhub dan kegiatan sosialisasi; Evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi teknis. 6 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance
Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi
Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN
11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan
Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan
Keterbukaan Informasi Publik
Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri)
lingkungan maka akan semain besar jumlah emisi GRK sektor transportasi yang dapat diturunkan
a. Transportasi Darat Juta ton CO2e 0,172 0,39 0,68 0,94 1,18 1,33 1,33 1,33 Kegiatan Smart Driving, Pengadaan
Bus BRT, Pembangunan Trotoar / fasilitas integrasi moda dan jalur sepeda, Sistem APILL terkoordinasi, Andalalin
b. Transportasi Perkeretaapian Juta ton CO2e 0,042 0,259 0,476 0,693 0,91 1,127 1,127 1,127 Pembangunan listrik aliran atas KA
sepanjang 300 Km'sp
c. Transportasi Laut Juta ton CO2e 0,28 0,336 0,392 0,448 0,504 0,56 0,56 0,56 Pengadaan SBNP Bertenaga Genset
menjadi Solar Cell, Efisiensi Operasional Bongkar Muat di Pelabuhan
d. Transportasi Udara Juta ton CO2e 4,252 1,723 3,755 6,268 9,183 15,945 15,945 15,945 Inisiatif modernisasi sarana pesawat
udara, inisiatif penggunaan bahan bakar aviation biofuel dan biodiesel, inisiatif efisiensi operasional pesawat udara, inisiatif air traffic management dan PBN, Inisiatif penggunaan energi terbarukan dan eco-airport.
17 Lokasi/Unit 2.401 236 1.171 2.183 5.221 5.179 13.990 16.391
a. Transportasi Darat unit 106 25 1.029 2.039 5.078 5.036 13.207 13.313
1) Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor
unit 0 0 1.000 2.000 5.000 5.000 13.000 13.000 Pengadaan dan pemasangan
Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor
2) SBNP Unit 106 25 29 39 78 36 207 313 Pembangunan SBNP
b. Transportasi Perkeretaapian Lokasi 1 0 0 2 1 1 4 5 Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp - merupakan elektrifikasi
c. Transportasi Laut Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023
SBNP Solar Cell Unit 2.269 206 137 137 137 137 754 3.023 Pengadaan SBNP yang menggunakan
teknologi solar cell
d. Transportasi Udara Lokasi 25 5 5 5 5 5 25 50 Penerapan bandara dengan konsep
eco-airport
18 % 25.70 25 30 40 55 75 75 75 Pelaksanaan Monitoring Tindak
Lanjut Hasil Pengawasan
19 Orang 116 125 145 160 175 190 190 190 Pelaksanaan Diklat JFA bekerja sama
dengan Instansi terkait
20 Terminal/Dermag
a/Bandara/Pelabu han
227 436 209 273 247 255 414 541
Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692
Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA *
emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi.
nasional yang dapat diturunkan
Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan 9 Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance
Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti
III. Kapasitas Transportasi
10 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya
Peningkatan kapasitas prasarana:
I. Keselamatan dan Keamanan
a. Terminal 17 1 7 7 12 14 41 58 Pembangunan dan Peningkatan /
Rehab Terminal Penumpang
b. Dermaga 46 14 0 37 19 23 93 139 Pembangunan dan Dermaga Sungai
dan Danau
c. Dermaga 62 13 0 26 12 14 65 127 Pembangunan dan Dermaga
Penyeberangan
d. Terbangunnya jalur kereta api Km'sp 5.434 186,99 409,65 724,43 900,33 1036,6 3.258 8.692 Pembangunan jalur kereta api
sepanjang 3.258 Km'sp
e. Pelabuhan n/a 306 100 100 100 100 100 100 Pelaksanaan Pembangunan/
Lanjutan/ Penyelesaian Pelabuhan Baru dan Pengembangan Pelabuhan Existing tahun 2015 s/d 2019 sebanyak 500 kegiatan pada ± 100 lokasi pelabuhan
f. Rute n/a 5 7 9 11 13 13 13 Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
untuk mendukung Tol Laut g.
1) Pengembangan Bandara Bandara 100 100 100 100 100 100 100 100 Pembangunan/ pengembangan
bandara eksisting, bandara baru dan bandara kargo
2) Pembangunan Bandara Baru Bandara 2 2 2 3 4 4 15 17
21 Bus/Unit/Kapal 440 1.170 654 639 575 617 3.485 3.955
a. Jumlah BRT Bus 303 1.050 530 530 530 530 3.170 3.473 Pengadaan Bus BRT
b. Jumlah sarana kereta api Unit 42 9 24 25 31 73 162 204 Pengadaan sarana KA angkutan
penumpang (APBN)
c. Kapal 54 103 100 70 - - 103 157 Pengawasan dan Berkoordinasi
Dengan Perusahaan Pelayaran - Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut
Perintis
- 100 - - - -
-- Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
- - 70 - - -
-- Penyelesaian Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
- 3 30 70 - - 103
d. Jumlah kapal penyeberangan Kapal 41 8 - 14 14 14 50 91 Pengadaan Kapal Penyeberangan
22 Proyek 2 3 4 6 5 5 17 19
a. Transportasi Perkeretaapian Proyek n.a 0 1 2 2 1 6 6 Pembinaan penyelenggaraan
prasarana, sarana dan LLAKA yaitu (6 lokasi proyek terdiri atas: LRT cibubur, KA Batubara Kalteng, KA Batubara Muara enim-P.Baai, KA Bandara Soetta ExpressLine, Monorel Palembang, Monorel Bandung)
b. Transportasi Laut Proyek 2 2 2 2 1 1 8 10 Meningkatkan Performance UPT Dan
Menawarkan Kepada Investor
c. Transportasi Udara Proyek n.a 1 1 2 2 3 3 3 Penyiapan dokumen terhadap
infrastruktur yang siap ditawarkan kepada swasta
23 Trayek/ Lintas/
Rute
632 736 798 863 923 984 984 984
a. Angkutan Jalan Trayek/ Lintas/
Rute
205 217 227 237 247 257 257 257 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
Jalan, Monitoring Keperintisan Jalan
Peningkatan kapasitas sarana:
perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
Jumlah pembangunan/peningkatan Terminal Penumpang Tipe A
Jumlah pembangunan/ pengembangan dermaga sungai dan danau
Jumlah pembangunan/ pengembangan Dermaga Penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya
Jumlah pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan laut non komersial
Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Terartur dalam mendukung Tol Laut
Jumlah pembangunan/ pengembangan Bandar udara
Jumlah Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis
Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
11 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya
I. Keselamatan dan Keamananb. Angkutan Penyeberangan Trayek/ Lintas/ Rute
178 210 225 240 250 261 261 261 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
Penyeberangan, Monitoring Keperintisan Penyeberangan
c. Angkutan Kereta Api Trayek/ Lintas/
Rute
1 3 5 6 7 8 8 8 Penyelenggaraan subsidi angkutan
kereta api
d. Angkutan Laut Trayek/ Lintas/
Rute
84 89 113 140 167 193 193 193 Penyelenggaraan Angkutan Laut
Perintis
e. Angkutan Udara Trayek/ Lintas/
Rute
164 217 228 240 252 265 265 265 Subsidi Operasional Angkutan Perintis
Udara
24 Trayek/ Lintas/
Rute
49 48 48 50 51 53 55 56
a. Angkutan Penyeberangan Trayek/ Lintas/
Rute
48 48 48 49 49 50 50 50 Monitoring Kinerja
b. Angkutan Kereta Api Trayek/ Lintas/
Rute
n/a 0 0 0 1 2 2 2 Monitoring Kinerja
c. Angkutan Udara Trayek/ Lintas/
Rute
1 0 0 1 1 1 3 4 Monitoring Kinerja
25 Lokasi 23 26 30 33 37 42 42 42
a. Transportasi Darat Lokasi 18 21 23 25 27 29 29 29 Pengadaan Bus BRT
b. Transportasi Perkeretaapian Lokasi 5 5 7 8 10 13 13 13 Pembangunan listrik aliran atas KA
(Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan) sepanjang 300 Km'sp 26 % 2 4 6 8 10 12 12 12 Pengadaan Bus BRT 13 Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan
27 Lokasi 20 25 27 34 42 50 50 50 Pengadaan dan Pemasangan ATCS di
Ibukota Provinsi/ Kota-Kota Besar/ Kota – Kota Metropolitan
Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api
Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan/Metropolitan/ Besar khusus BRT Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan
perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia
Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis menjadi komersial
12 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan
NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNG JAWAB UNIT TERKAIT/ INSTITUSI PENYELESAIAN A Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Pemerintah Penyusunan Peraturan Pemerintah
1 Pengaturan Keselamatan LLAJ Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 150, mengenai angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dan trayek Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal172, mengenai pengawasan muatan angkutan barang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 185, mengenai pemberian subsidi penumpang angkutan umum Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 192, mengenai besarnya ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada penumpang RPP Ganti Rugi Kerugian Angkutan Jalan, Prioritas Tahun 2015 Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 193, mengenai besaran ganti kerugian oleh perusahaan angkutan umum kepada pengirim barang PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
RPP Keamanan dan Keselamatan LLAJ
Menunggu keputusan 5 instansi pembina LLAJ mengenai leading sector RPP tersebut
8 Pasal 209, mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 9 Pasal 210, mengenai tata cara, persyaratan dan prosedur penanganan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kendaraan
bermotor
RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 218, mengenai tata cara dan kriteria pengenaan sanksi administratif RPP Dampak Lingkungan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
11 Pasal 242, mengenai pemberian perlakuan khusus di bidang lalu lintas dan angkutan jalan kepada penyandang cacat, usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
12 Pasal 244 ayat (2), mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 252, mengenai sistem informasi dan komunikasi lalu Iintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 255, mengenai pengembangan sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan angkutan jalan RPP Sistem Informasi dan Komunikasi LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
B Pasal Dalam PP No. 51 Tahun 2013 Tentang Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 6, mengenai tata cara, prosedur dan kerjasama penelitian pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 16, mengenai jalur dan jenjang diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 18 ayat (3), mengenai Persyaratan Pegawai Negeri yang menjadi peserta diklat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 20, mengenai seleksi calon peserta diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 23 mengenai meode diklat transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 27, mengenai tata cara penugasan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 31 ayat (4), mengenai Pedoman pemberian ijazah dan sertifikat kompetensi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 38 ayat (2), mengenai tata cara pemberian perlindungan terhadap kesehatan kerja Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 50 ayat (3), mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 54, mengenai tata cara penyusunan sistem informasi manajemen penyelenggaraan Sumber Daya Manusia di bidang transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
C Pasal Dalam PP No. 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 11, mengenai persyaratan teknis rangka landasan RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 42, mengenai tata cara pemasangan komponen pendukung RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 62, mengenai tata cara penggandengan kendaraan bermotor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 72 ayat (3), mengenai kecepatan tertentu dan batas toleransi RPM tentang Persyaratan Laik Jalan Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 75 mengenai pengaturan persyaratan laik jalan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 79 mengenai pengaturan persyaratan teknis tambahan untuk sepeda motor RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 93, mengenai kendaraan khusus bagi penyandang cacat RPM tentang Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 130, mengenai bentuk dan tata cara penerbitan sertifikat uji tipe RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 139, mengenai tata cara penerbitan sertifikat registrasi Uji Tipe dan Uji Sampel RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 141 ayat (3), mengenai tata letak, ukuran, bentuk, jenis, tipe, peralatan, perlengkapan, konstruksi, bahan, spesifikasi teknis, pembangunan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian fasilitas Uji Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
11 Pasal 142 ayat (2), mengenai tipe, ukuran, bentuk, spesifikasi teknis, jumlah, kapasitas, teknologi yang digunakan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan Uji Tipe Kendaraan Bermotor
RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
12 Pasal 151 mengenai Pengaturan tata cara pemeriksaan dan pengujian berkala Kendaraan Bermotor. RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjend. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 153 ayat (5), mengenai tata cara pengajuan keberatan RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 157, mengenai kartu uji dan tanda uji RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
15 Pasal 161 ayat (3), mengenai persyaratan teknis unit pelaksanaan Uji Berkala RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
16 Pasal 164 ayat (3), mengenai spesifikasi teknis peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor dan peralatan pendukungnya RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
17 Pasal 166 ayat (3), mengenai sistem informasi Uji Berkala Kendaraan Bermotor RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
18 Pasal167 ayat (5), mengenai tata cara kalibrasi RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
19 Pasal 171, mengenai kriteria, persyaratan, dan tata cara pengangkatan penguji serta tanda kualifikasi teknis penguji RPM tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 20 Pasal 172 ayat (7), Persyaratan teknis, klasifikasi, dan sertifikasi bengkel umum Diatur oleh Permen di Bidang industri Ditjen. Hubdat Kemenhub,
Kemen. Perindustrian
2019 21 Pasal 174 ayat (4), mengenai pemberian akreditasi dan penetapan bengkel umum menjadi unit pelaksana Uji Berkala RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
22 Pasal 182, mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif RPM tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
Pasal 205, mengenai penetapan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dan kewajiban perusahaan angkutan umum membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan serta persyaratan alat pemberi informasi keselamatan lalu lintas
Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
1 Pasal 22 ayat (6), Mengenai Tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran LLAJ
Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 26 ayat (2), mengenai bentuk, ukuran, dan tata cara pengisian belangko tilang oleh penyidik pegawai negeri sipil RPM tentang Tata Cara Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran LLAJ
Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
E Pasal Dalam PP No. 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 16, mengenai tata cara penyusunan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan RPM tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Jaringan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 25, mengenai norma, standar, pedoman dan kriteria penetapan batas kecepatan RPM tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 44 ayat (3), mengenai persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan lampu penerangan jalan RPM tentang Alat Penerangan Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
RPM tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan RPM tentang Alat Penerangan Jalan
RPM Alat Pengawasan dan Pengawaman Jalan
RPM tentang Fasilitas Untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat RPM tentang Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di dalam dan di luar badan jalan.
5 Pasal 68, mengenai tata cara dan kriteria penetapan simpul dan lokasi terminal penumpang RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 72 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang untuk masing-masing tipe dan kelas Terminal. RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 7 Pasal 88, mengenai tata cara, persyaratan tekhnis dan sumber daya manusia penyelenggaraan terminal penumpang RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 8 Pasal 93 mengenai Pengaturan luas, desain, dan jumlah fasilitas utama dan fasilitas penunjang Terminal barang untuk umum. RPM tentang Penyelenggaraan Terminal Barang untuk umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 99, mengenai tata cara persyaratan tekhnis penyelenggaraan terminal barang RPM tentang Terminal Barang Untuk Kepentingan Sendiri Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 111, mengenai persayaratan tekhnis fasilitas parkir di dalam dan di luar ruang milik jalan RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 11 Pasal 112, mengenai tata cara perizinan fasilitas parkir umum di luar ruang milik jalan serta sanksi administratif RPM tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Umum Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 12 Pasal 122, mengenai persyaratan tekhnis trotoar, lajur sepeda, tempat penyebrangan pejalan kaki, halte, dan fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan
manusia usia lanjut
RPM tentang Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
F Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang Mengamanatkan Pembentukan Lembaga Peraturan Pemerintah/Peraturan Menteri/Peraturan Presiden
1 Pasal 13 ayat (5), Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (diatur lebih lanjut dalam PP No 37 Tahun 2011 Tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
G Pasal Dalam PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 48 ayat (4) mengenai Pengaturan kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur wajib Andalalin. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019 2 Pasal 50 ayat (3) mengenai Pengaturan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh sertifikasi analisis dampak lalu lintas. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 75 mengenai Pengaturan tata cara pelaksanaan pembatasan ruang parkir. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
H Pasal Dalam PP No. 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 40 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Semua amanat PP 74 Tahun 2014 direncanakan akan disusun dalam tiga Peraturan Menteri Perhubungan:
Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
2 Pasal 46 mengenai Pengaturan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam Trayek. RPM tentang Penylenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum
Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
3 Pasal 47 mengenai Pengaturan Angkutan Massal RPM tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
4 Pasal 54 mengenai Pengaturan Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. RPM tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
5 Pasal 59 mengenai Pengaturan dokumen Angkutan orang dan/atau barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
6 Pasal 77 mengenai Pengaturan pengawasan muatan Angkutan barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
7 Pasal 80 mengenai Pengaturan persyaratan izin penyelenggaraan Angkutan orang dan/atau barang. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
8 Pasal 85 mengenai Pengaturan izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
9 Pasal 86 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan Angkutan orang tidak dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
10 Pasal 87 mengenai Pengaturan persyaratan, tata cara pelelangan dan seleksi pemberian izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam Trayek. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
11 Pasal 88 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan perizinan penyelenggaraan Angkutan barang khusus. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
12 Pasal 98 mengenai Pengaturan perlakuan khusus kepada penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
13 Pasal 101 mengenai Pengaturan tarif Penumpang untuk Angkutan orang dalam Trayek kelas ekonomi. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
14 Pasal 103 mengenai Pengaturan tata cara perhitungan tarif Penumpang untuk Angkutan tidak dalam Trayek menggunakan taksi. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
15 Pasal 107 mengenai Pengaturan penetapan Trayek tertentu. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
16 Pasal 118 mengenai Pengaturan industri jasa Angkutan umum. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
17 Pasal 119 mengenai Pengaturan sistem informasi manajemen perizinan Angkutan. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
18 Pasal 120 mengenai Pengaturan peran serta masyarakat. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
19 Pasal 122 mengenai Pengaturan kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif. Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
I Pasal Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 164 mengenai Pengaturan tata cara dan persyaratan penyelenggaraan pelabuhan untuk melayani angkutan penyeberangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
J Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2009 Tentang Angkutan di Perairan Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 55 mengenai Pengaturan tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubdat Kemenhub 2019
1 Pasal 321 (6), mengenai persyaratan teknis. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
2 Pasal 329, mengenai izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
3 Pasal 337, mengenai izin operasi prasarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan prasarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019 4 Pasal 349, mengenai tata cara penerbitan izin operasi sarana perkeretaapian dan kerjasama penyelenggaraan sarana perkeretaapian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
B Pasal dalam PP No 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 20, mengenai Prinsip Lalu Lintas Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
2 Pasal 23, mengenai Kecepatan dan Frekuensi Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
3 Pasal 29, mengenai Tata Cara dan Standar Pembuatan Gapeka Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
4 Pasal 39, mengenai Pengaturan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
5 Pasal 47, mengenai Tata Cara Persiapan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
6 Pasal 50, mengenai Tata Cara Penempatan Lokomotif Dalam Rangakaian Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
7 Pasal 52, mengenai Tata Cara Pemeriksaan Jalur Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
8 Pasal 57, mengenai Tata Cara Hubungan Blok Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
9 Pasal 68, mengenai Tata Cara Pemberangkatan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
10 Pasal 74, mengenai Tata Cara Kereta Api Dalam Perjalanan dan Perjalanan Kereta Api di Jalur Bergigi Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
11 Pasal 77, mengenai Tata Cara Kereta Api Memasuki Stasiun Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
12 Pasal 79, mengenai Tata Cara Penerimaan Kedatangan Kereta Api Berhenti Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
13 Pasal 82, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dan Berjalan Langsung di Stasiun Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
14 Pasal 84, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti dii Stasiun akhir Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
15 Pasal 88, mengenai Tata Cara Persilangan dan Penyusulan serta Penutupan dan Pembukaan Stasiun Operasi Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
16 Pasal 91, mengenai Tata Cara Kereta Api Berhenti Luar Biasa Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
17 Pasal 96, mengenai Tata Cara Pembatalan Perjalanan Kereta Api Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
18 Pasal 105, mengenai Tata Cara Penanganan Bagian Kereta Api yang terputus Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
19 Pasal 107, mengenai Tata Cara Penanganan Rinting Jalan Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
20 Pasal 109, mengenai Tata Cara langsiran Jalan Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
21 Pasal 119, Mengenai Tata Cara Pengaturan Awak Sarana Perkeretaapian Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
22 Pasal 132, mengenai Tata Cara Angkutan Orang Rancangan (Sedang disusun) Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
23 Pasal 167, mengenai tata cara pelaporan dan penanganan sanksi administratif pelanggaran angkutan kereta api Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019 24 Pasal 173, Mengeenai tata cara pemberian santunan, pengobatan dan besarnya ganti kerugian terhadap penumpang dan pihak ketiga Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Perkeretaapian Kemenhub 2019
A Pasal dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang Mengamanatkan Pembuatan PP Penyusunan Peraturan Peraturan Pemerintah
1 Pasal 153, mengenai perjanjian kerja dan persyaratan fasilitas kesehatan penumpang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 171, mengenai tata cara dan prosedur mengenai sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 212, mengenai tata cara pelaksanaan keamanan dan ketertiban serta permintaan bantuan di pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 225, mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 255, mengenai fungsi, kewenangan dan tugas mahkamah pelayaran serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif. RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 278, mengenai kewenangan penjaga lautdan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 279, mengenai identitas penjaga laut dan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
8 Pasal 281, mengenai pembentukan serta organisasi dan tata kerja penjaga laut dan pantai RPP tentang penjaga laut dan pantai (Coast Guard) Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 150, mengenai garis muat dan pemuatan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 216 (3), mengenai tata cara memperoleh persetujuan dan pelaporan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 223, mengenai tata cara penahanan kapal di pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 250, mengenai susunan organisasi dan tata kerja mahkamah pelayaran RPP tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 272 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi pelayaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 275 ayat (2), mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
C Pasal Dalam PP 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang Mangamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 19, mengenai tata cara penetapan lokasi pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 29, mengenai tata cara Penetapan dan penilaian rencana induk Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 36, mengenai tata cara penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019 4 Pasal 67, mengenai tata cara penyediaan, pemeliharaan, standar, dan spesifikasi teknis penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran, jaringan jalan
dan tata cara penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di pelabuhan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 86, mengenai Tata cara pemberian izin pembangunann pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 93, mengenai tata cara pemberian izin pengembangan pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 104, mengenai Persyaratan,tata cara pemberian izin pengoperasian, penetapan peningkatan pengoperasian pelabuhan dan peningkatan kemampuan pengoperasian fasilitas pelabuhan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
8 Pasal 109, mengenai tata cara penetapan lokasi, pemberian izin pembangunan dan pemberian izin operasi wilayah tertentu yang berfungsi sebagai pelabuhan
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
9 Pasal 144 mengenai tata cara pemberian persetujuan pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
10 Pasal 161, mengenai tata cara pengolahan dan laporan serta penyusunan sistem informasi pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
usaha
2 Pasal 70 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran dan tata cara pemberian izin pengadaan telekomunikasi pelayaran oleh badan usaha Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 76 mengenai tata cara pemberian izin kuasa perhitungan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 84 mengenai tata cara penyiaran berita marabahaya, berita segera, berita keselamatan, dan siaran tanda waktu standar Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019 5 Pasal 130 mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan salvage dan atau pekerjaan bawah air, tata cara pemberian izin usaha salvage dan atau pekerjaan bawah
air, dan pendidikan dan pelatihan penyelam
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
E Pasal Dalam PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (jo. PP No 22 Tahun 2011) yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 19 mengenai tata cara pengoperasian kapal pada trayek tetap dan teratur serta trayek tidak tetap dan tidak teratur angkutan laut dalam negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 28 mengenai tata cara penempatan kapal pada trayek angkutan laut luar negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 34 mengenai tata cara pelaporan rencana kedatangan kapal asing yang diageni oleh perusahaan nasional keagenan kapal atau perusahaan angkutan laut nasional
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 38 mengenai tata cara penunjukan perwakilan perusahaan angkutan laut asing Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
5 Pasal 42 tata cara pelaporan pengoperaian kapal oleh pelaksana kegiatan angkutan laut khusus dan tata cara penerbitan izin penggunaan angkutan laut khusus mengangkut muatan atau barang umum
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
6 Pasal 44 mengenai tata cara penunjukan keagenan angkutan laut khusus Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
7 Pasal 51 mengenai kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
8 Pasal 55, mengenai tata cara penetapan trayek angkutan sungai dan danau di dalam negeri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
9 Pasal 60, mengenai tata cara penerbitan izin kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan umum Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
10 Pasal 69, mengenai tata cara pemberian persetujuan penempatan kapal pada lintas penyeberangan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
11 Pasal 98, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
12 Pasal 102 mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
13 Pasal 106, mengenai tata cara pemberian izin usaha dan izin trayek kapal angkutan sungai dan danau Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
14 Pasal 116, mengenai tata cara pemberian izin usaha bongkar muat barang Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
15 Pasal 121, mengenai tata cara izin usaha jasa pengurusan transportasi Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
16 Pasal 125, mengenai tata cara pemberian izin usaha angkutan perairan pelabuhan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
17 Pasal 129, mengenai tata cara pemberian izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
18 Pasal 133, mengenai tata cara pemberian izin usaha tally mandiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
19 Pasal 138, mengenai tata cara pemberian izin usaha depo peti kemas Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
20 Pasal 143, mengenai tata cara pemberian, izin usaha pengelolaan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
21 Pasal 147, mengenai tata cara pemberian izin usaha perantara jual beli dan/atau sewa kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
22 Pasal 151, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan awak kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
23 Pasal 155, mengenai tata cara pemberian izin usaha keagenan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
24 Pasal 160, mengenai tata cara pemberian izin usaha perawatan dan perbaikan kapal Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
25 Pasal 169, mengenai tata cara penerbitan izin operasi angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019 26 Pasal 190, tata cara pengangkutan dan penanganan di pelabuhan terhadap barang khusus dan barang berbahaya Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019 27 Pasal 194, mengenai pengembangan dan pengadaan armada niaga nasional, fasilitas Pemerintah dalam pemberdayaan industri pelayaran nasional dan
perkuatan industri perkapalan nasional.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
28 Pasal 206 mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
F Pasal Dalam PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim yang Mengamanatkan Penyusunan Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 17 ayat (4), mengenai persyaratan teknis fasilitas pencegahan pencemaran di pelabuhan termasuk di terminal khusus Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
2 Pasal 32, mengenai tata cara penerbitan sertifikat dana jaminan ganti rugi pencemaran Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
3 Pasal 33 ayat (4), mengenai tata cara penetapan lokasi pembuangan limbah dl perairan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
4 Pasal 36, mengenai tata cara penyusunan sistem Informasl perlindungan lingkungan maritim Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubla Kemenhub 2019
A Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang Mengamanatkan Pembuatan PP Penyusunan Peraturan Pemerintah
1 Pasal 9, mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara Negara.
Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan Koordinasi Ditjen Hubud dengan Kemenhan
Kemenhub, Kemenhan 2019
2 Pasal 12, mengenai pembinaan, lembaga, fungsi perumusan kebijakan dan fungsi pemberian pertimbangan di bidang penerbangan dan antariksa. Pemrakarsa Awal Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia
Koordinasi Ditjen Hubud dengan Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional
Kemenhub, Dewan Penerbangan dan Antariksa
Nasional
2019
3 Pasal 70, mengenai pesawat udara Negara. Pemrakarsa Awal Kementerian Pertahanan Koordinasi Ditjen Hubud
dengan Kemenhan
Kemenhub, Kemenhan 2019
4 Pasal 260 ayat (4), mengenai tingkat kebisingan, pencemaran, serta pemantauan dan pengelolaan lingkungan Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
Perekonomian
B Pasal dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri Penyusunan Peraturan Menteri
1 Pasal 23, mengenai lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
2 Pasal 33, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
3 Pasal 66, mengenai lembaga penyelenggara pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
4 Pasal 106, mengenai tarif angkutan udara perintis. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
5 Pasal 125, mengenai tata cara dan prosedur penetapan serta pemanfaatan jaringan dan rute penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
6 Pasal 168, mengenai jumlah ganti kerugian untuk setiap bagasi tercatat dan kargo. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
7 Pasal 172 ayat (4) Mengenai besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
8 Pasala 184 ayat (3) Mengenai perhitungan besaran ganti rugi, persyaratan, dan tata cara untuk memperoleh ganti kerugian. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
9 Pasal 186 ayat (2), mengenai tanggung jawab pengangkut. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
10 Pasal 226 ayat (4), mengenai kegiatan pemerintah di Bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
11 Pasal 238, mengenai kegiatan pengusahaan di Bandar udara, serta tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif. RPM tentang Kepengusahaan Bandar Udara di Ditjen Perhubungan Udara Ditjen. Hubud Kemenhub 2019 12 Pasal 252, mengenai izin pembangunan dan pengoperasian Bandar udara khusus, serta perubahan status menjadi Bandar udara yang dapat melayani
kepentingan umum.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
13 Pasal 255, mengenai tata cara dan prosedur pemberian izin pembangunan dan pengoprasian tempat pendaratan dan Iepas landas helikopter. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
14 Pasal 256 ayat (4), mengenai Bandar udara internasional. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
15 Pasal 268, mengenai tata cara dan prosedur penetapan tatanan ruang udara nasional dan jalur penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019 16 Pasal 312 ayat (5), mengenai pengawasan keselamatan penerbangan, unit kerja dan lembaga penyelenggara pelayanan umum. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019 17 Pasal 322, mengenai budaya keselamatan penerbangan, tata cara, dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 321 ayat
(3).
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
18 Pasal 343, mengenai tata cara dan prosedur pelaksanaan kemanan pengoperasian pesawat udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
19 Pasal 351, mengenai fasilitas keamanan penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
20 Pasal 379 ayat (5), mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan sistem informasi penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
21 Pasal 380 ayat (2), mengenai tata cara dan prosedur pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta besarnya denda administratif. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
22 Pasal 381 ayat (5), mengenai penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
23 Pasal 392, mengenai sertifikat kompetensi dan Iisensi serta penyusunan program pelatihan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
24 Pasal 395 (2), mengenai peraturan hari kerja, pembatasan jam kerja, dan persyaratan jam istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
25 Pasal 398, mengenai peran serta masyarakat. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
C Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nemer 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandara Udara yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri
Peraturan Menteri
1 Pasal 6 ayat (2), mengenai keadaan tertentu pemindahan penetapan lokasi Bandar Udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
2 Pasal 10 ayat (2), mengenai standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas Bandara Udara, serta standar kelaikan fasilitas. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
3 Pasal 17 ayat (3), mengenai rancangan teknik terinci fasilitas pokok Bandar udara dan pengesahan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
4 Pasal 22 ayat (3)Mengenai tata cara prosedur pemberian izin mendirikan bangunan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
5 Pasal 25 ayat (4), mengenai bangunan Bandar udara dan persetujuan pengembangan Bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
6 Pasal 29 ayat (3), mengenai perjanjian kerjasama pembangunan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
7 Pasal 30 ayat (3), mengenai kerjasama pembangunan dan/atau pengembangan bandar udara. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
8 Pasal 46 ayat (3), mengenai tahapan, penerapan bandar udara ramah lingkungan dan penyampaian laporan. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019
D Pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) yang mengamanatkan dibentuknya Peraturan Menteri.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan
1 Pasal 14 ayat (4), mengenai penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019 2 Pasal 30, mengenai tugas direksi dalam melakukan pembatasan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan perum untuk kepentingan perum dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perum serta mewakili perum di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.
Sesuai Amanat dan Kebutuhan dalam Penyediaan Ditjen. Hubud Kemenhub 2019