• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Karakter Tanggung Jawab - PENINGKATAN SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI TEKNIK QUIZ TEAM DI KELAS V MIM PASIRMUNCANG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Karakter Tanggung Jawab - PENINGKATAN SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI TEKNIK QUIZ TEAM DI KELAS V MIM PASIRMUNCANG - repository perpustakaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Karakter Tanggung Jawab

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan yang baik harus dilandasi dengan karakter yang dapat

membentuk pribadi yang baik. Thomas Lickona dalam Listyarti (2012:

8) pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter.

Sekolah merupakan tempat terbaik untuk menanamkan karakter.

Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini. Saptono (2011:

23) berpendapat pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan

dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good

character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang

secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Menurut Ratna

Megawangi dalam Kesuma (2012: 5) berpendapat bahwa pendidikan

karakter adalah sebuah usaha untuk siswa agar dapat mengambil

keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka guru diharapkan pada proses

pembelajaran di sekolah mampu membentuk karakter siswa untuk

(2)

individu siswa dengan pendidikan karakter di sekolah, agar siswa dapat

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, baik keluarga, sekolah,

masyarakat, dan negara untuk menjadi individu yang baik.

b. Pengertian Sikap Tanggung Jawab

Sikap tanggung jawab sangat penting dalam kehidupan sehari-hari..

Mustari (2014: 19) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah sikap

dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagaimana yang seharusnya siswa lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan.

Listyarti (2012: 8) mengatakan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya siswa lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan

lingkungan sekitarnya.

Tanggung jawab seseorang akan terlihat ketika melaksanakan

tugas. Daryanto (2013: 71) mengatakan bahwa tanggung jawab adalah

sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya siswa lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

Berdasarkan pendapat di atas maka tanggung jawab adalah suatu

sikap dan perilaku yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan sebuah

kewajibannnya yang harus siswa lakukan untuk dirinya, masyarakat dan

(3)

dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa mampu menerapkan di

lingkungan sekolah dan masyarakat.

c. Indikator Sikap Tanggung jawab

Adapun indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah

dan kelas. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan

oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana

pendidikan karakter. Indikator ini juga berkaitan dengan kegiatan

sekolah yang diprogramkan, maupun kegiatan sehari-hari atau kegiatan

rutin yang dilaksanakan sekolah. Daryanto (2013: 142) indikator

tanggung jawab diantaranya adalah:

1. Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah antara lain:

a. Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk

lisan maupun tertulis

b. Melakukan tugas tanpa disuruh

c. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup

terdekat

d. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas

2. Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan kelas antara lain:

a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur

b. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah

(4)

Berdasarkan indikator di atas, peneliti gunakan sebagai

indikator tanggung jawab dalam keberhasilan kelas yang akan

dijadikan bahan penelitian, seperti melakukan piket sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan, melakukan diskusi dengan kelompok,

dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi sangat penting bagi seseorang. Hamdani (2011: 137)

berpendapat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi

tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Arifin (2011: 12) menyatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Winkel dalam Hamdani

(2011: 138) prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai

oleh seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa prestasi belajar adalah suatu

bukti atau hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Bukti prestasi belajar meningkat

(5)

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar juga memiliki beberapa fungsi yang dapat dijadikan

sebagai acuan untuk seseorang melakukan suatu kegiatan belajar untuk

mencapai suatu prestasi yang diinginkan. Menurut Arifin (2011: 12),

prestasi belajar juga mempunyai fungsi utama yaitu sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dijadikan pendorong bagi peserta

didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti

bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator

tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah

kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan

(6)

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus

utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Hamdani (2011:139-145) faktor-faktor yang

mempengaruhi pretasi belajar dapat digolongkan dua bagian, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut:

a) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat

Seseorang memiliki minat yang disukainya. Menurut Hamdani (2011:139-145) minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Sehingga dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.

e) Bakat

(7)

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakain besar kesuksesan belajarnya.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas tiga macam, yaitu: a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan nama mata pelajaran di

tingkat sekolah dasar dan menengah. Menurut Trianto (2010: 171)

ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar

realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

(8)

Pengertian IPS di tingkat sekolahan mempunyai perbedaan

makna, hal ini disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

tiap jenjang sekolahan. Menurut Sapriya (2011: 20) IPS merupakan

nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari

sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan

berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang

sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih

dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta

karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistik.

Berdasarkan pendapat di atas Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat

pendidikan dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum, humaniora, budaya, sains,

antropologi, psikologi bahkan berbagai isu dan masalah sosial

kehidupan.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut

Mulyasa (2004:195), yang tercantum di dalam Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan agar peserta

(9)

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang sekolah

dasar ada tujuan yang harus dicapai oleh siswa, menurut Mulyasa

(2004:195) antara lain:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkan

dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program

pendidikan tersebut. Menurut Gross (Trianto, 2010: 173) menyebutkan

bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa

menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

untuk mempersiapkan dan memberi bekal kemampuan dasar untuk berfikir

lebih bijaksana dan memiliki nilai-nilai sosial yang baik agar nantinya

dapat bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya.

4. Materi Pembelajaran

Pada penelitian peneliti mengambil materi berdasarkan kurikulum KTSP

(10)

Tabel 2.1 SK dan KD Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

2.3 Menghargai jasa dan peranan

tokoh perjuangan dalam

memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia.

Materi Siklus I

Pertemuan I : Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan

Pertemuan II : Pembentukan Alat Kemerdekaan NKRI

Materi Siklus II

Pertemuan III : Tokoh-tokoh Kemerdekaan Indonesia

Pertemuan IV : Menghargai Jasa-jasa Pahlawan

5. Teknik Quiz Team

a. Pengertian Teknik Quiz Team

Pembelajaran yang baik, yaitu harus menggunakan suatu teknik

pembelajaran yang bervariasi. Mel Silberman (2010: 163) Quiz Team

merupakan teknik yang meningkatkan kemampuan tanggung jawab

siswa terhadap apa yang telah dipelajari melalui cara yang

menyenangkan dan tidak menakutkan. Quiz Team dikenal juga dengan

(11)

Siswa harus aktif dalam pembelajaran. Hamruni (2010: 176)

Quiz Team adalah strategi yang dapat meningkatkan kerja sama tim

dan juga sikap bertanggung jawab peserta didik untuk apa yang

mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak

menakutkan, yakni dalam bentuk kuis (tebak-tebakan).

Berdasarkan pendapat di atas Quiz Team adalah suatu teknik

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat meningkatkan

tanggung jawab terhadap apa yang telah dipelajari melalui cara yang

menyenangkan dan tidak menakutkan. Selain itu, Quiz Team juga

dapat menghidupkan suasana belajar dan meningkatkan kerja sama

secara kelompok yaitu dalam mempelajari materi, berdiskusi,

presentasi, kompetisi kuis dalam membuat pertanyaan maupun

menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

b. Langkah-langkah teknik Quiz Team

Pembelajaran dalam kelas harus menarik. Hamruni (2010: 176)

menyatakan bahwa langkah-langkah teknik Quiz Team adalah sebagai

berikut:

1) Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.

2) Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.

3) Jelaskan bentuk sesinya 10 menit atau kurang.

4) Minta tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini

tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim

(12)

5) Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab,

Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.

6) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selajutnya kepada anggota Tim

C, dan ulangi prosesnya.

7) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran

Anda, dan tunjuklah Tim B sebagai pemimpin kuis.

8) Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan

bagian ketiga dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.

Pembelajaran yang menarik, akan membuat siswa lebih aktif. Mel

Silberman (2007: 163) langkah-langkah teknik Quiz Team adalah sebagai

berikut:

1) Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.

2) Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.

3) Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi presentasi

sampai 10 menit atau kurang.

4) Minta tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini

tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim

B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.

5) Tim A menguji anggota tim B. Jika tidak bisa menjawab, tim C

diberi kesempatan untuk menjawabnya.

6) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim

(13)

7) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran, dan

tunjukklah Tim B sebagai pemimpin kuis.

8) Setelah tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan

bagian ketiga dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.

Berdasarkan pendapat di atas mengacu pada pendapat Mel

Silberman maka langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan Quiz Team yang akan dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1) Guru memilih topik pembelajaran yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.

2) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, A, B, dan C.

3) Setiap kelompok diberi materi yang berbeda-beda dan diberi waktu untuk mendiskusikan bersama kelompok.

4) Guru meminta kelompok A untuk mempresentasikan hasil diskusi maksimal selama 10 menit.

5) Setelah selesai presentasi, guru meminta kelompok A untuk menjadi pemimpin kuis yaitu menyusun kuis dengan jawaban singkat sesuai dengan materi yang telah dipresentasikan. Kelompok B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau kembali catatannya.

6) Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak bisa menjawab maka pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok C.

7) Kelompok A melanjutkan pertanyaan selanjutnya kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab maka lemparkan pertanyaan ke kelompok B.

8) Setelah kelompok A selesai dengan pertanyaannya maka dilanjutkan pada materi kedua, dimana kelompok B menjadi pemimpin kuis. Proses kuisnya sama dengan kelompok A.

(14)

c. Langkah-Langkah Pembelajaran IPS dengan teknik Quiz Team

1) Guru memilih topik pembelajaran dengan materi IPS yang dapat

dipresentasikan dalam tiga bagian.

2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok A, B, dan C.

3) Setiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda-beda dan

diberi waktu untuk mendiskusikan lembar diskusi bersama

kelompok.

4) Siswa berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok, dan guru

berperan sebagai fasilitator. Guru meminta kelompok A untuk

mempresentasikan hasil diskusi maksimal selama 10 menit.

5) Siswa dari kelompok A mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas. Guru meminta kelompok A untuk menjadi pemimpin kuis

yaitu menyusun kuis dengan jawaban singkat sesuai dengan materi

yang telah dipresentasikan. Kelompok B dan C memanfaatkan

waktu untuk meninjau kembali catatannya.

6) Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B. Jika

kelompok B tidak bisa menjawab maka pertanyaan tersebut

dilempar kepada kelompok C.

7) Kelompok A melanjutkan pertanyaan selanjutnya kepada

kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab maka

(15)

8) Setelah kelompok A selesai dengan pertanyaannya maka

dilanjutkan pada materi kedua, dimana kelompok B menjadi

pemimpin kuis. Proses kuisnya sama dengan kelompok A.

9) Setelah materi kedua selesai maka dilanjutkan materi ketiga dan

kelompok C menjadi pemimpin kuis.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Indaryati (2013) dalam penelitiannya

Peningkatan Prestasi Belajar Pembelajaran IPS Materi Perusahaan Dan Badan

Usaha Melalui Metode Team Quiz Di Kelas. Penelitian tersebut menunjukkan

pra siklus ada 17 siswa atau 47%, pada siklus I ada 25 siswa atau 69% dan

pada siklus II tingkat ketuntasannya ada 32 siswa atau 89%, keaktifan belajar

siswa juga mengalami kenaikan persiklusnya dimana pada pra siklus ada 14

siswa atau 39% siklus I ada 19 siswa atau 52%, dan pada siklus II ada 34

siswa atau 94%. Demikian juga dengan kineja guru dalam mengajar juga

meningkat persiklus yaitu pra siklus pada kategori sedang, siklus I kategori

cukup dan siklus II kategori baik.

Berbeda dengan penelitian ini akan dilakukan pada kelas V MIM

Pasirmuncang dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

menggunakan teknik Quiz Team yaitu untuk meningkatkan sikap tanggung

(16)

C. Kerangka Berfikir

Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan sikap tanggung

jawab dan prestasi belajar materi peristiwa sekitar proklamasi melalui teknik

Quiz Team di kelas V MIM Pasirmuncang” ini dilaksanakan untuk

melakukan serangkaian terangkum dalam siklus I dan II dapat dilihat dari

hasil nilai ulangan harian materi peristiwa sekitar proklamasi tahun 2014/205

yang nilainya belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa.

Guru dalam pembelajaran masih menggunakan yang bersifat Teacher

Centered (berpusat pada guru) dengan metode ceramah saja. Sehingga

diperlukan seperti variasi penggunaan metode dalam proses belajar mengajar

untuk meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar. Salah satu

metode pembelajaran yang dapat memberikan siswa agar bertanggung jawab

yaitu teknik Quiz Team dengan harapan dapat merubah kondisi awal dan

dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan

sikap tanggung jawab dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar

(17)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan perumusan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

tindakan penelitian. Pembelajaran aktif teknik Quiz Team dalam

pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi dapat

meningkatkan sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa serta

meningkatkan rata-rata nilai kelas V MIM Pasirmuncang.

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1.2.1 Bagaimanakah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Kartu Pos dari Surga” karya Agus Noor yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, latar, dan tema

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Perangkat Lunak yang digunakan untuk Sistem Pencacah Radiasi ini dapat digunakan dengan baik, walaupun dalam hal ini masih

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dan sikap demokratis siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2010 dalam pembelajaran

Pada gambar 2 dijelaskan arsitektur teknologi yang digunakan untuk merancang sistem analisis sentimen, dimana data-data diambil dari internet melalui bot crawl

Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh, homogen, rapat, dan variasi dalam

Dari hasil penelitian, sanitasi menggunakan EAW selama 5 menit dan 10 menit memberikan kualitas sensori yang lebih baik sampai pada hari kelima masa penyimpanan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kesadaran kesetaraan gender dengan kecenderungan perempuan dewasa awal mengalami kekerasan dalam

Ragil Setiyabudi, S.KM., M.Kes.(Epid), selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan juga telah banyak memberikan masukan dan pengarahan