BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Logika Fuzzy
Menurut Mustafidah (2013), Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk menghitung gradasi tak terbatas jumlah-nya antara benar dan salah. Konsep dasar sistem logika Fuzzy dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Konsep sistem logika Fuzzy
1. Himpunan Fuzzy
Himpunan Fuzzy adalah himpunan dengan Fuzzy keanggotaan menunjukan bahwa suatu sistem alam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1 namun nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya bernilai benar (1) atau salah (0) namun masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah (Kusumadewi, 2010). Himpunan Fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel Fuzzy. Suatu himpunan Fuzzy A dalam semesta pembicaraan U dinyatakan dengan fungsi keanggotaan μA, yang
harganya berada dalam interval [0,1]. Secara matematis dinyatakan dalam persamaan 1.
μA: U → *0,1+………..…..……….(1) Himpunan Fuzzy A dalam semesta pembicaraan U biasanya dinyatakan sebagai kumpulan pasangan elemen u (u anggota U) dan besarnya derajat keanggotaan elemen tersebut dinyatakan dalam persamaan 2.
A= ,(u, μA(u) / u€U)}………..……….……….……….(2)
Himpunan Fuzzy memiliki dua attribute, yaitu:
a. Linguistik; yaitu penamaan suatu group yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti muda, parobaya, tua.
2. Semesta Pembicaraan
Semesta Pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel Fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak ada batas atasnya. Contoh: semesta pembicaraan untuk variabel umur adalah 0 sampai ~.
3. Domain
Domain himpunan Fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diizinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan Fuzzy. Domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa (bertambah) secara monoton. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif. 4. Fungsi keanggotaan
A. Representasi Linear
Pada representasi linear, pemetaan Input ke derajat keanggotaan digambarkan sebagai suatu garis lurus. Ada dua keadaan himpunan Fuzzy yang linear. Pertama, Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi (Gambar 2).
Gambar 2. Representasi Linear Naik.
Fungsi keanggotaan pada representasi Linear Naik dapat dilihat pada persamaan 3.
Gambar 3. Representasi Linear Turun.
Fungsi keanggotaan pada representasi linear turun dapat dilihat pada persamaan 4.
m
[
x
]
=
(
b
-
x
) / (
b
-
a
);
a
£
x
£
b
0;
x
³
b
ì
í
î
………...……….(4)B. Representasi Kurva Segitiga
Representasi kurva segitiga adalah gabungan antara representasi linear naik dan representasi linear turun. Representasi kurva segitiga dapat terlihat pada Gambar 4.
5. Fuzzy Inference System
Sistem Inferensi Fuzzy yaitu sistem komputasi yang bekerja atas dasar prinsip penalaran fuzzy. Sistem Inferensi Fuzzy digunakan untuk memetakan nilai Input menjadi nilai Output menggunakan logika fuzzy. Metode yang digunakan pada proses inferensi di penelitian ini adalah metode Tsukamoto .
Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan Fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (Crisp) berdasarkan α- predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. Misalkan ada variabel Input, yaitu x dan y, serta satu variabel Output yaitu z. Variabel x terbagi atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2
, Variabel y terbagi atas 2 himpunan juga, yaitu B1 dan B2 , sedangkan
Variabel Output Z terbagi atas 2 himpunan yaitu C1 dan C2 . Tentu saja
himpunan C1 dan C2 harus merupakan himpunan yang bersifat monoton.
Diberikan 2 aturan yang terdapat pada persamaan 5 dan persamaan 6. IF (x is A1) and (y is B2) THEN (z is C1)……….….……….…(5) IF (x is A2) and (y is B1) THEN (z is C2)………..……….(6) Predikat untuk aturan pertama dan kedua, masing-masing adalah a1 dan a2
pertama, dan Z2 pada aturan kedua. Terakhir dengan menggunakan aturan
terbobot, diperoleh hasil akhir dengan formula yang ditunjukkan pada persamaan 7.
Z =
a
1Z
1+
a
2Z
2+
...
a
nZ
na
1
+
a
2+
...
a
n……….………(7)
Diagram blok proses inferensi dengan metode tsukamoto (Mustafidah, 2013) dapat dilihat pada Gambar 5.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Dapat diartikan bahwa peranan bank adalah lembaga yang membantu masyarakat dalam hal permodalan atau keuangan. Mayarakat memiliki kebutuhan yang beragam, akan tetapi kebutuhan tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah ketersediaan alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu bantuan permodalan atau keuangan dari bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing- masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.
2. Unsur Unsur Kredit
Kasmir (2012) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut :
a) Character
tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjadi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
b) Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
c) Capital
d) Conditon
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
e) Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:
a) Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
b) Party
sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
c) Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain. d) Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
e) Payment
Prinsip payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah,
kelancaran usaha yang dijalankan, hingga prospek dari usaha
tersebut. Dengan begitu, pihak bank atau lembaga keuangan dapat
menilai apakah nasabah tersebut memang dapat membayar
kreditnya atau tidak.
f) Profitability
Prinsip Profitability ditujukan pada nasabah yang meminjam
calon peminjam, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan kredit
yang diajukan dapat disetujui koperasi.
g) Protection
Prinsip Protection mengacu pada jaminan yang dapat diberikan oleh calon peminjam. Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
C. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di
Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah Bung Hatta,
dan sampai saat ini beliau sudah dikenal dengan bapak koperasi Indonesia. Dalam
perjalanannya koperasi yang sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia. Koperasi yang dianggap anak kandung dan tulang punggung ekonomi
kerakyatan justru hidupnya timbul tenggelam, sekalipun pemerintah telah berjuang
keras untuk menghidupkan dan memberdayakan koperasi ditengah-tengah
masyarakat. Menurut Kasmir (2012), Koperasi adalah suatu kumpulan dari
orang-orang yang mempunyai tujuan dan kepentingan bersama.
Jadi koperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki
didirikannya. Pembentukan koperasi ini harus berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong-royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan
bantuan berbentuk barang ataupun uang. Dalam menjalankan kegiatannya
koperasi simpan pinjam dengan memungut sejumlah uang dari setiap anggota
koperasi. Uang yang dijumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal
untuk dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali lagi kepada anggota
yang membutuhkan. Dalam keuntungan yang diberikan kepada para anggota
sangat tergantung kepada keaktifan para anggotannya dalam meminjamkan dana.
Sebagai contoh dalam koperasi simpan pinjam, semakin banyak seorang anggota
meminjam sejumlah uang. Maka pembagian keuntungan akan lebih besar
dibandingkan dengan anggota yang tidak meminjam, demikinlah sebaliknya.
2. Jenis Koperasi
Menurut Kasmir (2013) jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang saat
ini adalah:
a. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi ini melayani para anggotanya untuk menabung
dengan mendapatkan imbalan jasa. Bagi anggota yang memerlukan dana
dapat meminjam dengan memberikan jasa kepada koperasi.
Pengembalian pinjaman dilakukan dengan mengangsur. Jasa yang diberikan
kepada penabung dan jasa yang diterima koperasi dari peminjam
b. Koperasi Produksi
Koperasi jenis ini melakukan atau menghasilkan barang. Barang-barang
yang dijual di koperasi adalah hasil produksi anggota koperasi. Bagi para
anggota yang memiliki usaha, dapat memasok hasil produksinya ke koperasi.
Misalnya, berupa hasil kerajinan, pakaian jadi, dan bahan makanan.
c. Koperasi Konsumsi
Koperasi ini menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam bentuk
barang antara lain berupa bahan makanan, pakaian, alat tulis atau peralatan
rumah tangga.
D. JAVA
JRE berisi JVM dan library Java yang digunakan. Java memiliki beberapa versi library atau teknologi yang disebut juga sebagai edisi dari bahasa pemrograman Java. Tiga edisi utama dari library tersebut adalah Micro, Standard, dan Enterprise. J2ME (Java2 Micro Edition) Sekitar musim panas 1992 proyek ini ditutup dengan menghasilkan sebuah program Java Oak pertama, yang ditujukan sebagai pengendali sebuah peralatan dengan teknologi layar sentuh (touch screen), seperti pada PDA sekarang ini. Teknologi baru ini dinamai Star Seven. Setelah era Star Seven selesai, sebuah anak perusahaan TV kabel tertarik ditambah beberapa orang dari proyek The Green Project. Mereka memusatkan kegiatannya pada sebuah ruangan kantor di 100 Hamilton Avenue, Palo Alto. Perusahaan baru ini bertambah maju, jumlah karyawan meningkat dalam waktu singkat dari 13 menjadi 70 orang. Pada rentang waktu ini juga ditetapkan pemakaian Internet sebagai medium yang menjembatani kerja dan ide di antara mereka. Pada awal tahun 1990-an, Internet masih merupakan rintisan, yang dipakai hanya di kalangan akademisi dan militer. Mereka menjadikan perambah (Browser) Mosaic sebagai landasan awal untuk membuat perambah Java pertama yang dinamai Web Runner, terinsipirasi dari film 1980-an, Blade Runner.
Microsystems bersama Marc Andreessen, membentuk Netscape. Nama Oak, diambil dari pohon oak yang tumbuh di depan jendela ruangan kerja James Gosling. Nama Oak ini tidak dipakai untuk versi release Java karena sebuah perangkat lunak sudah terdaftar dengan merek dagang tersebut, sehingga diambil nama penggantinya menjadi Java. Nama ini diambil dari kopi murni yang digiling langsung dari biji (kopi tubruk) kesukaan Gosling.
E. MVC (Model View Controller)
Menurut Deinum dan Serneels (2012), Model View Controller (MVC) adalah design pattern atau arsitektur yang digunakan dalam rekayasa perangkat lunak atau aplikasi yang dengan jelas memisahkan antara data (Model) dengan user interface atau tampilan (View). Penerapan MVC tidak terbatas pada aplikasi berbasis web. Penggunaan MVC terbukti sangat efektif dalam semua aplikasi. MVC pertama kali dirancang oleh Trygve Reenskaug dan dipublikasikan pertama kali oleh XEROX PARAC dan Smalltalk sekitar tahun 1970-1980. Implementasi dari gagasan MVC dituangkan dalam tulisan berjudul: “Applications Programming in Smalltalk-80: How to Use Model-View-Controller”. Inti penemuan arsitektur MVC adalah pemisahan tampilan pengguna
Gambar 6. Model Pengembangan MVC (Model View Controller)
Model MVC banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan dalam proses perancangan aplikasi. Beberapa keuntungan dalam penggunaan Model MVC sebagai berikut.
1. Penggunaan ulang komponen-komponen antarmuka User Interface Reusable Component.
2. Kemampuan untuk mengembangkan aplikasi dengan antarmuka pengguna secara terpisah.
3. Kemampuan untuk melakukan pewarisan (inheritance) dari berbagai bagian yang berbeda pada suatu hierarki kelas.
Dalam implementasinya model MVC memiliki tiga bagian yaitu, memisahkan data (Model) dari tampilan (View) dan cara bagaimana memprosesnya (Controller). Setiap bagian dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Data (Model)
Pola MVC memiliki layer yang disebut dengan Model yang merepresentasikan data yang digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi. Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini.
1). Membuat detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan (Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini memberikan keuntungan dalam proses pemeliharaan aplikasi.
2). Pemisahan total antara data dengan implementasi interface, komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki kegunaan yang hampir sama.
b. Tampilan (View)
1) Memudahkan pengabungan divisi desain dalam development team. Divisi desain dapat berkonsentrasi pada style, look and feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa harus memperhatikan lebih pada detail yang lain.
2) Dengan memiliki layer View yang terpisah memungkinkan ketersediaan multiple interface dalam aplikasi. Jika inti dari aplikasi terletak pada bagian lain (dalam Model), multiple interfaces dapat dibuat (Swing, Web, Console), secara keseluruhan memiliki tampilan yang berbeda namun mengeksekusi komponen Model sesuai fungsionalitas yang diharapkan.
c. Cara pemprosesan (Controller)
Terakhir, arsitektur MVC memiliki layer Controller. Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggungjawab akan penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang dimasukkan oleh user. Kelebihan dalam penggunaan layer Controller secara terpisah sebagai berikut.
1) Dengan menggunakan komponen terpisah untuk menampung detail dari transisi layer, komponen view dapat didesain tanpa harus memperhatikan bagian lain secara berlebih. Hal ini memudahkan Developer menggunakan Multiple Interface untuk bekerja secara terpisah dari yang lain secara simultan. Interaksi antar komponen View terabstraksi dalam Controller.
data dari User untuk mengubah ketetapan aplikasi dapat disembunyikan oleh Controller. Hal ini memisahkan dengan jelas antara Presentation Logic dengan Business Logic.
5. Hibernate Framework
Menurut Bauer dan King (2012), Hibernate ORM adalah alat pemetaan relasional objek untuk bahasa pemrograman Java. Framework Ini menyediakan kerangka kerja untuk memetakan model domain berorientasi objek ke basis data relasional. Hibernate menangani masalah ketidakcocokan impedansi objek-relasional dengan mengganti akses database langsung dan persisten dengan fungsi penanganan objek tingkat tinggi. Hibernate adalah perangkat lunak bebas yang didistribusikan di bawah GNU Lesser General Public License 2.1.
6. Penelitian Sejenis
a. Mustafidah, dkk. (2012) menggunakan metode Fuzzy untuk melakukan prediksi terhadap prestasi belajar mahasiswa di Universitas Muhamadiyah Purwokerto berdasarkan nilai ujian nasional, Tes potensi akademik, dan motivasi belajar. Input dalam penelitian ini adalah nilai TPA, UN (NEM), dan tingkat motivasi dalam bentuk nilai Crisp. Sedangkan Output sistem berupa prestasi mahasiswa yang dicerminkan melalui IPK (Indeks Prestasi Mahasiswa) sampai dengan semester gasal TA 2011/2012.
Stabilitas pekerjaan, Dan besar Kredit yang diajukan. Output yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Himpunan Crisp yang menunjukan kredit disetujui atau tidak . c. Darwish, et al. (2016) menggunakan metode Fuzzy untuk melakukan prediksi dalam
pemberian rating dalam menilai tingkat resiko pada jenis usaha pemberian kredit atau pinjaman usaha di CIB Egyptian Commercial Bank. Input pada Penelitian ini berupa Rate of Return on Capital (ROC), Net Profit Margin on Sales (NPM), Current Ratio (CTR), Quick Ratio (QKR), Currency Ratio (CYR), Debt Asset Ratio (DTR), Total Assets Turnover (TAT), Securities to Assets (SA), Deposits to Assets (DA), Loans to Deposits (LD). Output pada sistem ini berupa nilai dan keputusan untuk menentukan tingkat resiko tentang kelayakan pemberian pinjaman.
d. Gilke, et al. (2013) menggunakan metode Fuzzy untuk membuat sebuah sistem pendukung keputusan untuk Kustomisasi Massal. Input dalam penelitian ini berupa kriteria, kriteria tersebut adalah Kecepatan, Bahan Bakar Ekonomis, Jenis Rem dan Tingkat Kecanggihan Sistem Pengereman. Sedangkan Output sistem berupa tentang komponen otomotif yang sesuai.