• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. W UMUR 32 TAHUN G2P1A0 SUSPECT HAMIL 7 MINGGU 6 HARI DI BPM SRI WAHYUNI - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. W UMUR 32 TAHUN G2P1A0 SUSPECT HAMIL 7 MINGGU 6 HARI DI BPM SRI WAHYUNI - repository perpustakaan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah dimulai dari ovulasi(bertemunya sel sperma dan sel telur ) kemudian terjadi konsepsi atau fertilisasi serta terjadinya implantasi (nidasi)dari pembuahan sampai nidasi memerlukan waktu 6-7hari.untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin. (Rustam Muchtar,2012;h.16)

Menurut Federasi Ginekologi Internasional kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Disimpulkan kehamilan adalah hasil konsepsi (bertemunya sel sperma dan sel telur) yang akan berimplementasi di dalam rahim yang akan berkembang dan tumbuh menjadi janin.

Pembagian kehamilan di bagi menjadi 3 trimester yaitu :

a. trimester 1 di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu) b. trimester ke 2 di mulai dari umur kehamilan 13-28 minggu

c. trimester ke 3 di mulai dari umur kehamilan 29-40 minggu. (varney,2009;h.492)

2. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

(2)

kemudian sel-sel mengelompok,berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7) setelah minggu ke 7 konsepsi menjadi janin .

Dari sudut ilmu kebidanan dan aspek medikolegal, diperlukan kemampuan untuk menentukan taksiran umur embrio,fetus imatur,fetus premature dan janin matur,lamanya suatu kehamilan secara pasti tidak jelas. Namun, suatu kehamilan matur biasanya akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan arab (lunar monts) atau 40 pekan(minggu) yang di hitung dari hari pertama mendapat haid terakhir. Pada 2 minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan ovum yang telah dibuahi,dari minggu ke-3 sampai minggu ke-6 di sebut mudingah (embrio),dan sesudah minggu ke-6 mulai di sebut fetus. Perubahan-perubahan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan. (Rostam Mochtar,2012;h.26)

Menurut Ringkasan perkembangan kehamilan (Diaene,2009;h.147) a. 0-4 minggu setelah konsepsi

1) Pertumbuhan cepat

2) Pembentukan lempeng embrionik

3) Pembentukan system saraf pusat primitive 4) Perkembangan jantung dan mulai berdenyut 5) Pembentukan tunas ekstremitas

b. 4-8 minggu

1) Pembelahan sel yang sangat cepat

(3)

4) Genetalia eksternal sudah ada, tetapi jenis kelamin belum bisa dibedakan

5) Pergerakan awal c. 8-12 minggu

1) Fusi kelopak mata

2) Ginjal mulai berfungsi dan janin mengeluarkan urine sejak usia gestasi 10 minggu

3) Sirkulasi janin berfungsi sebagaimana mestinya 4) Mulai menghisap dan menelan

5) Jenis kelamin mulai terlihat

6) Bergerak secara bebas (tidak dirasakan ibu) 7) Terdapat beberapa reflex primitif

d. 12-16 minggu

1) Perkembangan rangka terjadi secara cepat 2) Terdapat meconnium didalam usus

3) Muncul lanugo

4) Fusi septum nasal dan palatum e. 16-20 minggu

1) Quickening – ibu merasakan gerakan janin ,jantung janin terdengar pada auskultasi

2) Verniks kaseosa dapat teerlihat 3) Kuku jari dapat terlihat

4) Sel kulit mulai diperbarui f. 20-24 minggu

(4)

2) Periode tiur dan aktifitas 3) Berespons terhadap suara 4) Kulit berwarna merah dan keriput g. 24-28 minggu

1) Dapat bertahan hidup jika lahir 2) Kelopak mata kembali terbuka 3) Pergerakan pernapasan h. 28-32 minggu

1) Mulai menyimppan dan zat besi 2) Lanugo hilang dari wajah

3) Kulit menjadi lebh pucat dan berkurang keriputnya i. 32-36 minggu

1) Lemak yang meningkat membuat tubuh lebih bulat 2) Lanugo hilang dari tubuh

3) Rambut kepala memanjang 4) Kuku mencapai ujung jari 5) Kartilago telinga lunak 6) Lekukan plantar terlihat

j. 36-40 minggu setelah konsepsi(38-42 minggu stelah hpht) 1) Cukup bulan dan sudah harus lahir

2) Kontur membulat

3) Tengkorak kepala keras

3. Diagnosakehamilan (Tanda-Tanda kehamilan Pasti,Tidak PAsti, Kemungkinan)

(5)

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin 3) Denyut jantung janin. Di dengar dengan stetoskop Leanec,alat

kardiotokografi,alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi pemeriksaan dengan alat canggi,yaitu rotgen untuk melihat keranggka janin,ultrasonografi. (Manuaba,2014;h.109)

b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1) Rahim membesar,sesuai tuanya hamil.

2) Pada pemeriksaan dalam,dijumpai tanda Hegar,tanda Chadwiks,tanda piscaseck, kontraksi Braxton Hiks dan teraba ballottement.

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu. (Manuaba,2014;h.108)

c. Tanda Kemungkinan Hamil

1) Amenorea (terlambat datang bulan) 2) Mual dan muntah (emesis)

3) Ngidam

4) Sinkope atau pingsan 5) Payudara tegang 6) Sering miksi

7) Konstipasi atau obstipasi 8) Pigmentasi kulit

9) Epulis

(6)

d. Diagnosis Banding Kehamilan

1) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria. 2) Tumor kandungan atau mioma uteri

3) Kista ovarium 4) Hematometra

5) Kandung kemih yang penuh (Manuaba,2014;h.109) 4. Perubahan Anatomi Ibu hamil

a. Sistem Reproduksi dan Payudara 1) Uterus

Pada wanita tidak hamil,uterus dalah suatu struktur yang hampir solid dengan berat sekitar 70 g dan rongga berukuran 10 mL atau kurang. Selama kehamilan uterus brubah menjadi organ muscular dengan dinding relatif tipis yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada aterm adalah sekitar 5L meskipun dapat juga 20L atau lebih. Pada akhirnya kehamilan,uterus telah mencapai kapasitas yang 500sampai 1000 kali lebih besar daripada keadaan tidak hamil. Peningkatan berat uterus juga setara sehingga pada aterm organ ini memiliki berat sekitar 1100gr. (Williams,2014;h.112)

2) Indung Telur (ovarium) a) Ovulasi terhenti

(7)

3) Vagina dan vulva

Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva akibat hipervaskularisasi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.Warna livid pada vagina dan porsio serviks disebut tanda Chadwick.(Rustam muchtar,2012;h.30) 4) Payudara (Mammae)

Selama kehamilan, payudara bertambah besar,tegang,dan berat. Dapat teraba nodule-noduli,akibat hipertrovi kelenjar alveoli;bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi terjadi pada putting susu dan aerola payudara. (Rustam Muchtar,2012;h.32)

b. Sistem endokrin,perkemihan 1) Sistem endokrin

Perubahan besar pada system endokrin yang esensial terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan pascapartum(nifas). (Bobak,2005;h.120)

2) Sistem Perkemihan

(8)

dilatasi daripada ureter kiri akibat adanya dekstrorotasi uterus dan sejalan dengan kemajuan kehamilan,postur terlentang atau tegak dapat menyebabkan obstruksi ureterik akibat pembesaran uterus yang mengompresi kedua uretur pada lingkar pelvik.Semua factor ini dapat menyebakan statis urine dan peningkatan resiko infeksi saluran perkemihan pada kehamilan.(Diane,2009;h.193)

5. Ketidaknyaman dan cara penanganan pada saat kehamilan a. Perubahan pada kulit

Dengan membesarnya uterus ,kulit perut menjadi meregang dan timbul gatal gatal mulai timbul tada TM II. Cara mengatasi dengan mengoleskan minyak zaitun, baby oil atau pelembab khusus setiap selesai mandi atau sebelum tidur. b. Sakit punggung

Dari minggu ke minggu bentuk tubuh akan berubah menyesuaikan diri dengan penambahan berat badan. Mengakibatkan timbul ketegangan otot punggung, biasanya sakit punggung muncul pada TM II dimana posisi tubuh menahan bagian depan. Banyak cara untuk mengatasinya seperti tidur dengan kasur yang keras dan rata, duduk tegak dengan punggung di alasi bantal, bila mengangkat sesuatu jangan membungkuk, banyak istirahat mandi air hangat. (Varney,2009;h.358)

(9)

Pada BAB terjadi karena kurangnya penyerapan didlam usus haluspengaruh dari peningkatan hormone estrogen.Obstipasi terjadi pada kehamilan dari TM I sampai TM III. Obstipasi dapat diatasi dengan memperbanyak konsumsi makanan berkadar serat tinggi karena serat mampu menyerap air di dalam usus, minum air putih sebanyak 8-10 gelas sehari, olahraga ringan secara teratur terutama jalan kaki,dan hindari obat obatan yang dijual bebas untuk mengatai sembelit, kecuali bila disarankan oleh bidan atau dokter. (Varney,2009;h.539)

d. Kram

Umumnya terjai pada kaki karena brat badan bertambah, terjadi pada kehamilan TM III dan dipperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium yang tidak adekuat memenyababkan ketidakseimbangan fosfor dalam tuubuh.Mengatasinya dengan meluruskan dan memijat daerah yang terkena kram atau rentangkan kaki.Kadangkala terjadi kram perut dalam bentuk kram rahim, namun tidak membahayakan.Konsultasikan setiap rasa nyeri atau kram ke dokter. (Varney,2009;h.540)

e. Letih

(10)

dimalam hari, melakukan olahraga ringan untuk menambah energy menghindari minuman berkafein,makanan manis dan berlemak. (Varney,2009;h.537)

f. Bengkak pada kaki

bengkak pada kaki adalah hal normal terjadi pada wanita hamil,kerena terjadi gangguan sirkulasi pada aliran darah vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas pada bagian bawah. Biasanya odema kaki terjadi pada kehamilan TM II dan III. Namun perlu diwaspada jika bengkak pada tangan dan mengatasinya dengan minum air putih yang banyak minimal 1-1,5 liter perhari, meninggikan kaki saat berbaring. (Varney,2009;h.540)

g. Varises

Terjadi karena pembesaran pembuluh darah kaki akibat tekanan rahim pada daerah panggul dan pengaruh kenaikan hormone terjadi karena kehamilan TM II dan III.Mengatasinya dengan hindari terlalu lama berdiri melipat kaki sewaktu duduk meninggikan kaki pada saat berbaring. (Varney,2009;h.540) h. Nause

(11)

karbohidrat dan protein tinggi seperti telur serealdan crekersmemperbanyak minum air putih untuk mengatasi kekurangan cairan tubuh (Varney,2009;h.536)

i. Sakit Kepala

Sakit kepala disebabkan kaeran perubahan hormonal dalam kehamilan yang mempengaruhi hipotalamus.Namun, perlu diwaspadai bila sakit kepala tidak unjung sembuh karena ada indikasi PEB.Cara mengatasinya cukup istirahat, terutama pada malam hari.Memperbanyak minum air putihmengompres kening.Hindari mengonsumsi obat pereda sakit kepala yang di jual bebas.

j. Sesak nafas

Peningkatan jumlah progesteron selam kehamilan diduga mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen, juga disebabkan karena penekanan diafragma akibat pembesaran uterus (Varney,2009;h.543)

6. Asuhan Pada kehamilan

a. Tujuan asuhan antenatal

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

(12)

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selam hamil,termasuk riwayat penyakit secara umum.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas normal dan pemberian ASI ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawirohardjo,2009;h.90)

b. Jadwal kunjungan pada pemeriksaan antenatal

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama,satu kali pada triwulan kedua,dua kali pada triwulan ke 3.

c. Standar Minimal Asuhan Antenatal 10 T menuurut (Sulistiyawati,2011;h 121)

1) Timbang BB

2) Ukuran tekanan darah 3) Nilai status gizi

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri

5) Tentukan Presentase Janin dan DJJ 6) Imunisasi TT

(13)

8) Temu Wicara dalam rangka persiapan Rujukan 9) Tatalaksana penanganan Khusus.

B. PERSALINAN

1. Definisi persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsespsi (janin+uri) yang dapat kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir.(Rustam Muchtar,2012;h.69)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahirr.(Prawirohardjo,2009;h.100) Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi(janin + uri)dari dalam rahim ibu.proses dimulai dengan membuka dan penipisan serviks dan janin turun ke jalan lahir.

2. Teori Terjadinya Persalinan

Terjadi beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan,walaupun hingga sekarang belum di ketahui pasti penyebab terjadinya persalinan.

a. Teori keregangan

1) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu.

(14)

3) Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keragangan tertentu,sehingga menimbulkan proses persalinan b. Teori penurunan progesterone

1) Proses penuaan plasenta terjadi pada saat usia kehamilan 28 minnggu ,karena terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

2) Produksi progesterone mengalami penurunan ,sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin.

3) Akibatnya otot rahim mmulai berkontraksi setelah trcapai tingkat penurunan progesterone tertentu.

c. Teori oksitosin Internal

1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis paris posterior 2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensitivitas otot rahim,sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks.

3) Dengan menurunya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas,sehigga persalianan dapat mulai.

d. Teori prostaglandin

1) Konsentrasi prostaglandin meniingkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang di keluarkan oleh desidua.

2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. 3) Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya

(15)

3. Tanda mulainya persalian

Menurut manuaba 2014;h.169. Beberapa tanda di mulainya persalianan sebagai berikut :

1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi semakin pendek.

2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lender,lender bercampur darah)

3) Dapat disertai ketuban pecah

4) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan serviks,pendataran serviks,terjadi pembukaan serviks).

4. Perubahan Uterus dan Jalan lahir dalam persalinan

a. Keadaan segmen Bawah atas dan Rahim pada Persalinan Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian yaitu segmen atas rahim yang di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terdiri dari isthmus uteri.Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.

b. Perubahan Bentuk Rahim

(16)

1) Karena ukuran melintang berkurang,maka lengkungan tulang punggung akan berkurang artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan demikian kutub atas anak terkekan pada fundus,sedangkan kutub bawah ditekan kedalam PAP.

2) Karena rahim bertambah panjang maka otot otot memanjang diregangkan mnarik pada segmen dan serviks. (Prawirohardjo,2009;h.299)

c. Perubahan pada serviks

Agar janin dapat lahir dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks. Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostaltik keseluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai akibat dari daya dorong tersebut, terjadi dua perubahan mendasar (pendataran dan dilatasi) pada serviks yang sudah lunak.( Prawirohardjo,2009;h.301)

d. Pendataran pada serviks

(17)

segmen bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk sementara tidak berubah (Prawirohardjo,2009;h.301)

e. Pembukaan dari Serviks

Menurut Prawirohardjo,2009. Yang dimaksud dengan pembukaa serviks ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui janin, kira-kira 10cm diameternya. Pada saat pembukaan lengkap tidak teraba bibir portionya segmen bawah rahim,servik dan vagina telah menjadi satu saluran.

Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks :

1) Mungkin otot-otot serviks menarik pada pinggir astium dan membesarkanya

2) Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban

3) Saat kontraksi selaput ketuban akan menonjol kedalam kanalis servikalis.

f. Perubahan pada Vagina dan Dasar panggul

Jalan lahir di songkong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama sama membentuk dasar panggul. Saat kepala janin sampai divulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi

tipis sedangkan anus menjadi terbuka

(18)

5. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan ada 3P (Mochtar,2011;h 58)

a. Passage (jalan lahir) b. Passanger (janin)

c. Power (tenaga ibu/his/kontraksi) 5. Asuhan Persalinan Normal

Menurut Prawiroharjo (2010; h.341-347) terdapat 60 langkah asuhan persalinan normal diantaranya yaitu:

a. Melihat tanda dan gejala kala dua

1) Mendengar,melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vagina.

c) Perineum tampak menonjol.

d) Vulva-vagina dan sfingter ani merbuka. b. Menyiapkan pertolongan persalinan

2) Memastikas perlengkapan, bahan,dan obat-obat esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bay baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dank eras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm dari tubuh bayi. (a). Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi

(19)

(b). Menyiapkan oksitosin 10 unit 3) Memakai celemek plastic

4) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan mengeringkan dengan handuk pribadi yang bersih dan kering.

5) Memakai satu sarung DTT atau steril untuk setiap kali pemeriksaan dalam.

6) Memasukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.

c. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekannya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.

(a). Jika introitus vagina, perineum anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan cara seksama dari depan kebelakang. (b). Buang kapas atau kasa pembersih

(terkontaminasi)dalam wadah yang tersedia

(20)

8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap,

(a). Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi. 9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara

mencelupkan tangan kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskanya dan rendam dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan. 10) Periksa Denyut jantung janin (DJJ) setelah

kontraksi/saat relaksasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)

(a). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

(b). Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian dan asuhan lainnya pada partograf

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran

11) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginanya

(21)

janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan didokumentasikan semua temuan yang ada. b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang

bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran 12) Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

meneran. (bila ada rasa ingin meneran dan kontraksi yang kuat,bantu ibu ke posisi setengah duduk dan posisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran :

a) Bombing ibu untuk meneran secara benar dan efektif.

b) Dukung dan beri ibu semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan

memberi semangat pada ibu

(22)

h) Segera rujuk bila apabila bayi belum atau tidak akansegera lahir setelah 120 menit (2jam) meneran

(primigravida) atau 60 menit(1

jam)meneran(multigravida).

14) Anjurkan ibu untuk berjalan , berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran selama 60 menit.

e. Persiapan Pertolong Kelahiran Bayi

15) Letakan handuk yang bersih(untuk mengeringkan bayi)di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm.

16) Letakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

17) Buka tutup partus setdan perhatikan kemmbali kelengkapan alat dan bahan.

18) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

f. Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala

(23)

ibu untuk meneran perlahan sambilbernafas cepat dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan

ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan

segera lanjutkan proses kelahiran bayi

a) Jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher secara, klem tali puast di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut. 21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan. Lahir Bahu

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara biparietal .anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

(24)

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan di atas berlanjut ke punggung,bokong,tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki(masukan telunjunjuk antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainya)

g. Penanganan Bayi Baru Lahir 25) Lakukan penilaian (selintas)

(a). Apakah bayi menangis kuat atau bayi bernafas tanpa kesulitan

(b). Apakah bayi bergerah aktif ?

Jika bayi tidak menangis,tidak bernafas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi(langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)

26) Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu : (a). Keringkn bayi mulai dari muka ,kepala, dan bagian

tubuh lainya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.

(b). Ganti handuk basah dengan handuk kering.

(c). Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.

(25)

28) Beritahukan pada ibu bahwa penolong akanmenyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik)

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)

30) Dengan menggunakan klem jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir)pada sekitar 3cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,dorong isi tali pusat kea rah distal(ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2cm distal dari klem pertama.

31) Pemotongan dan Pengikatan tali pusat

(a). Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah di jepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara dua klem tersebut. (b). Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu

sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua dengan menggunakan simpul kunci

(c). Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.

(26)

sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.

33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

h.Penatalaksanaan aktif kala tiga

34) pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva

35) letakan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu,di tepi atas simpisis, untuk mendeteksi, tangan yang satu memegang tali pusat.

36) Setelah uterus berkontraksi,tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan yang kiri mendorong uterus kea rah belakang –atas (dorcocranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir selama 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas .

(27)

i. Mengeluarkan plasenta

37) Lakukan penegangan dan dorongan dorco-cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan sejajar arah sejajar dengan lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan lahir(tetap di lakukan tekanan dorco-cranial)

(a). Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 dari vulva dan lahirkan plasenta

(b). Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat.

i. Beri ulang dosis oksitosin 10 unit IM ii. Lakukan katerisasi (aseptic) jika kandung

kemih penuh

iii. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan iv. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit

berikutnya

v. Segera rujuk bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir.

vi. Bila terjadi perdarahan ,lakukan manual plasenta.

(28)

lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah di sediakan.

(a). Jika selaput ketuban robek pake sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan ekplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal. j. Rangsangan taktil (massase) uterus

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus,letakan telapak tangan di fundus dan lakukanmassase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi(fundus teraba keras)

(a). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil atau massase. k) Menilai Perdarahan

40) Periksa kedua sisis plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus. 41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan

(29)

l) Melakukan asuhan pasca persalinan

42) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43) Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit dengan ibu-bayi(di dada ibu paling sedikit 1 jam)

(a). Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.

(b). Berikan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sedah berhasil menyusu.

44) Lakukan penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin k1 1mg intramuscular dipaha kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi

45) Berikan suntikan imunisasi Hepatitis-B (setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1) dip aha kanan antero lateral.

(a). Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan

(30)

m) Evaluasi

46) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

(a). 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan (b). Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan

(c). Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

(d). Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang seusai untuk menatalaksanakan atonia uteri.

47) ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi.

48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. (a). Memeriksa temperature ibu sekali setiap jam

selama dua jam pertama pasca persalinan.

(b). Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

(31)

n) Kebersihan dan Keamanan

51) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi. 52) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai.

53) Bersihkan badan ibu dengan air DTT. Bersihkan sisa air ketuban, lender dan darah .bantu ibu memakai pakaian yang kering dan bersih.

54) Pastikan posisi ibu nyaman, Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di inginkan.

55) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutann klorin 0,5%

56) Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% , balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

57) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih.

o) Dokumentasi

(32)

C. BAYI BARU LAHIR

1. Ruang Lingkup Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan aterm dengan berat lahir 2500-4000 gram.

Bayi yang lahir normal adalah bayi yang cukup bulan, 37-40 minggu dengan berat lahir sekitar 2500-4000 gram dan panjang sekitar 2500-4000 gram dan panjang sekitar 50-55 cm (sondankh,2013;h.150)

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam criteria sebagai berikut :

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm. d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung bayi dalam menit pertama +180x/menit, kemudian turun sampai 140-120x/menit pada saat bayi berumur 30 menit .

f. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit desertai pernafasan cuping hidung,retaksi suprastenal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit .

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi vernik caseosa .

(33)

j. Reflek hisap,menelan,dan moro telah terbentuk . k. Genetalia : testis sudah turun (pada laki-laki) dan labia

mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)

l. Eliminasi ,urin , dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

2. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir 1. Adaptasi Pernafasan

Pernafasan awal di picu oleh factor fisik ,sensorik , dan kimia.

a. Factor – factor fisik meliputi usaha yang di perlukan untuk mengembangkan paru-paru dan

mengisi alveolus yang kolaps

(misalnya,perubahan dalam gradient terkana) b. Factor-faktor sensorik, meliputi

suhu,bunyi,cahaya ,suara,dan penurunan suhu. c. Factor-faktor kimia,meliputi perubahan dalam

darah (misalnya,penurunan kadar

oksigen,peningkatan kadar karbondioksida, dan peni=urunan pH)

(34)

bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktifitas normal system saraf pusat dan parifer yang di bantu oleh beberapa rangsangan lainya. Frekuensi pernafasan bayi baru lahir 30-60 menit .(Sondankh,2013;h.151)

2. Adaptasi Kardiovaskuler

a. Sirkulasi parifer lambat , yang menyebabkan akrosianosis pada tangan ,kaki, dan sekitar mulut.

b. Denyut nadi berkisar 120-160 x/menit saat bangun dan 100x/menit saat tidur.

c. Rata-rata tekannan darah adalah 80/64mmHg dan berfariasi sesuai dengan ukur dan tingkat aktifitas bayi.

d. Nilai hematologi normal pada bayi

(35)

3. Adaptasi Neurologis

a. System neurologi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna.

b. Bayi baru lahir menunjukan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi ,pengaturan suhu yang labil,control otot yang buruk, mudah terkejut, dan themor pada ekstremitas.

4. Adaptasi Gastrointestinal

a. Enzim-enzim digesif aktif saat lahir dan dapat menyokong kehidupan ekstra uterine pada kehamilan 36-38 minggu.

b. Perkembangan otot dan reflex yang penting untuk menghantarkan makanan sudah terbeentuuk saat lahir.

c. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai,pencernaan dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim pangkreas dan lipase.

d. Kelenjar saliva, imatur saat lahir ,sedikit saliva diolah sampai bayi usia 3 bulan.

(36)

5. Adaptasi Ginjal

Laju filtrasi glumerulus relative rendah pada saat lahir di sebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glumerulus, meski keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stressor.Penurunan kemampuan untuk mengekresikan obat-obatan dan kehilangan cairan yang berlebhan mengakibatkan asidosis dan mengakibatkan ketdakseimbangan cairan.Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir, setelah itu berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh karena lender dan garam

asasm urat,noda kemerahan.

(Sondankh,2013;h.156) 6. Adaptasi Hati

a. Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,hati terus membantu pembentukan darah.

b. Selama periode neonatus,hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah.

c. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin. d. Hati juga mengonntrol jumlah bilirubin tak

(37)

dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. 7. Adaptasi Imun

a. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism menyerang di pintu masuk.

b. Imaturitas jumlah system pelindung secara signifikan meninngkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

1) Respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2) Fagositosis lambat

3) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu.

4) Immunoglobulin A hilang dari saluran pernafasan dan perkemihan ,kecuali bila bayi tersebut menyusu ASI.

c. Infeksi merupakan penyebeb utama morbiditas dan mortalitas selama periode neonatus. 3. Pemeriksaan Neurologis

Menurut sondankh,2013;h.163, pemeriksaan neurologis meliputi :

(38)

tangan,maka akan menimbulkan gerak terkejut.

b. Refleks menggenggam : apabila telapak tangan bayi di sentuh dengan jari maka bayi akan usaha untuk menggenggam.

c. Refleks rooting : bayi akan mencari sentuhan apabila tangan kita di letakan di pipi bayi. d. Refleks sucking : bayi akan berusaha

menghisap.

e. Refleks slowing : bayi akan berusaha untuk menelan apa yang ada si dalam mulut.

f. Tonic neck refleks : bayi bila di gendong akan berusaha mengangkat kepalanya.

4. Jadwal kunjungan Neonatal

a. Kunjungan Neonatal hari ke-1 (KN 1)

1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat di laksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (>24 jam)

2) Untuk bayi yang lahir di rumah ,bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam ,maka pelayanan dilaksanakan pada 6 jam setelah lahir.

(39)

b) berikan Asi Ekslusif c) Cegah Infeksi d) Rawat tali Pusat

b. Kunjungan neonatal hari ke 2- (KN 2) 1) Jaga kehangatan tubuh bayi 2) berikan Asi Ekslusif

3) Cegah Infeksi 4) Rawat tali Pusat

c. Kunjungan neonatal minggu ke -3 (KN 3) Hal yang di lakukan meliputi :

1) Memeriksa ada/tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit pada bayi

2) Menjaga kehangatan bayi 3) Memberikan ASI Ekslusif. 5. Tanda bahaya BBL

a. Hipotermia

(40)

b. Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia janin pada kehamilan. Asfiksia akan bertambbah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna, sehingga tindakan keperawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang akan timbul. (Sondankh,2013;h176)

c. Infeksi Neonatrum

Infeksi pada bayi baru lahir sering di temukan pada BBLR, dan sering ditemukan pada bayi yang lahir dirumahsakit.Bayi baru lahir mendapat kekebalan (imunitas) transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Tanda gejala bayi yang terkena infeksi antara lain malas menyusui ,gelisah,perrnafasan meningkat,berat badan

menurun, muntah dan

(41)

d. Ikterus

Ikterus pada bayi baru merupakan suatu gejala fisiologi atau dapat merupakan gejala patologi.Ikterus dikatakan fisiologi apabila sesudah pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidak mempunyai potensi berkembang menjadi kern-icterus.Kren icterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. (Prawirohardjo,2010;h.381)

D. NIFAS 1. Definisi

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar,2011;h 67)

Masa nifas (puerperium) adalah kala yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan pada keadaan yang normal (Manuaba,2012;h 200) 2. Program dan kebijakan teknis

(42)

Tabel 2.1 Program dan kebijakan teknis

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8jam

setelah persalinan

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan(rujuk jika perdarahan berlanjut).

c. Memberikan konseling keibu atau salah satu anggota keluarganya

bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. g. Jika petugas kesehatan

menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran,atau setelah keadaan ibu dan bayi stabil.

2 6 hari setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal; uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan

(43)

persalinan

4 6 minggu

setelah persalinan

a. Menanyakan penyulit-penyulit yang ia tau bayinya alami.

b. Memberikan konseling KB secara dini

3. 3 Periode masa nifas (Muchtar,2011;hal 87) :

a. Puerperium dini adalah kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermediet adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Puerperium lanjut adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan. 4. Perubahan fisiologis masa nifas

a. Involusi uterus

Secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil (Mochtar, 2011; h. 18). b. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya

sebagai berikut (Manuaba,2012;hal 201)

a) Lokia rubra (krueta) keluar dari hari ke-1 sampai ke-3 berwarna merah dan hitam dan terdiri dari sel desidua, vernik caseosa, rambut lanugo, sisa meconium, dan sisa darah.

(44)

c) Lokia serosa keluar dari hari ke-7 sampai hari ke-14 berwarna kekuningan.

d) Lokia laba keluar setelah hari ke-14 berwarna putih. c. Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong, berwarna merah kehitaman (Mochtar, 2011; h.88).

d. Vagina dan Perineum

Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema (Varney,2008;h 960)

e. Rasa Nyeri setelah melahirkan

Disebabkan karena adanya kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan (Mochtar, 2011; h.87). f. Payudara

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormone saat melahirkan.Apakah wanita ingin menyusui atau tidak, ia dapat mengalami kongesti payudara selama beberapa hari pascapartum karena tubuhnya mempersiapkan umtuk memberikan nutrisi pada bayi.

5. 3 tahap adaptasi psikologis masa nifas antara lain (Bahiyatun,2009 ;hal 64-65)

(45)

a) Periode ini terjadi 1-2 hari setelah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.

b) Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.

c) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.

b. Taking hold

a) Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap janin.

b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh

c) Ibu berusaha keras untuk menguasai ketrampilan untuk merawat bayi, misalnya menggendong, dan menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasehat dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.

c. Letting go

(46)

b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan social.

c) Pada periode ini umumnya terjadi depresi post partum. 6. Tanda bahaya masa nifas

a. Infeksi masa nifas

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam Rahim (Mochtar,2011;h 281).

Klasifikasi infeksi masa nifas yaitu (Mochtar,2011;h 282) :

1) Infeksi yang terlokalisasi di jalan lahir biasanya pada perineum, vulva, servik, dan endometrium

2) Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui pembuluh darah vena, pembuluh limfe, dan endometrium.

b. Subinvolusi uteri

Segera setelah persalinan, berat Rahim sekitar 1000 gram dan selanjutnya mengalami masa proteoliotik, sehingga otot Rahim menjadi kecil ke bentukmya semula (Manuaba,2012;h418)

c. Perdarahan nifas sekunder (Late Puerperal Haemorrhage)

Yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas (Mochtar,2011;h 285).

(47)

Flegmasia alba dolens adalah salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis (Manuaba,2012;h418).

e. Kelainan pada payudara a) Bendungan ASI

Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran ASI tidak dikosongkan seluruhnya. Keluhan yang muncul adalah mamae bengkak,keras,dan terasa panas sampai suhu badan meningkat (Manuaba,2012;h420).

b) Mastitis

Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu, atau melalui peredaran darah (Mochtar,2011;h286).

E. KELUARGA BERENCANA

1. Definisi

Keluarga berencana merupakan suatu program pemerintah yang di rancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk .(Irianto,2014;h.6)

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen. (Prawirohardjo,2009)

(48)

Tujuan utama penampisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya : pil, sutik, atau AKDR) berfungsi untuk menentukan apakah ada :

a. Kehamilan

b. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

c. Masalah (misalnya :diabetes atau tekanan darah tinggi ) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien ,keadaan ini bisa di selesaikan dengan cara anamnesis terarah , sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat di singkirkan. Sebagian besar cara kontrasepsi bisa digunakan kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik dan pengukuran panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak diperlukan karena :

1) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35 tahun) dan umumnya sehat. 2) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang

membutuhkan perhatian (misalnya kanker genetalia dan payudara,fibroma uterus) jarang di dapat pada umur sebelum35 atau 40 tahun.

(49)

daripada produk sebelumnya karena efek samping yang lebih sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis.

4) Pil progestin,suntikan,dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan estrogen dan dosis progestin yang di keluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.

Tanyakan kepada klien hal-hal di bawah ini ,bila semua jawaban klien adalah TIDAK ,klien yang bersangkutan bisa memakai metode yang di inginkannya.

Table 2.2 : Daftar Tilik penampisan klien

Metode hormonal (pil kombinasi,pil progestin,suntikan dan susuk)

YA TIDAK

Apakah hari pertama haid terakhir 7hari yang lalu atau lebih

Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan.

Apakah mengalami perdarahan/bercak antara haid setelah senggama

Apakah pernah ikterus pada kulit/mata Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual

Apakah pernah nyeri hebat pada betis,paha atau dada,atau tungkai bengkak (edema)

Apakah pernah tekanan darah di atas 160mmhg(sistolik) atau 90 mmHg (diastolic)

Apakah ada massa atau benjolan pada payudara

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin)

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.

(50)

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik apakah pernah mengalami haid banyak(lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam ) Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)

Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang membutuhkan analgetika atau istirahat baring

Apakah pernah mengalami

perdarahan/perdaarahan bercak atara haid atau setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau congenital.

Sumber; buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi

a) Apabila klien menyusui kurang dari 6 minnggu pasca persalinan maka pil kommbinasi adalah metode pilihan terakhir.

b) Tidak cocok untuk pil progestin(minipiil), suntikan (DMPA atau NET-EN) atau susuk.

c) Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-EN)

2.3: daftar tilik penampisan klien. Metode operasi

(Tubektomi)

(51)

Keadaan

2.4 Daftar tilik penampisan klien metode

operasi(vasektomi)

Keadaan klien Dapat dilakukan pada fasilitas

Tekanan darah <160/100mmHg  160/100mmH g

Infeksi atau kelainan skrotum/inguin al

Normal Tanda-tanda infeksi atau kelainan

Anemia Hb>8g% Hb<8g%

Sumber : buku panduan praktis pelayanan

(52)

3. Macam-macam KB

a. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat atau obat-obatan terdiri dari senggama terputus,pembilasan pasca senggama,pantang berkala.

b. Kontrasepsi secara mekanis untuk pria menggunakan kondom

c. Kontrasepsi secara mekanis untuk wanita terdiri dari pessarium,diafragma vaginal.

d. Kontrasepsi menggunakan obat-obatan

spermatisida terdiri dari

supposutorium,jelly,tablet busa dan c-film. e. Kontrasepsi hormonal terdiri dari pil

kombinasi,pil seksuensial,morning after pil,obat suntikan ,AKBK

f. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari AKDR,MOW,MOP.

(53)

kesuburanatau kemampuan memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak mengembalikan kesuburan dan melibatkan tindakan operasi (Pelayanan keluarga berencana,2014)

Factor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektifitas,keamanan ,frekuensi pemakaian,efek samping,serta kemampuan dan kemauan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut, factor lainya adalah frekuennsi dalam melakukan hubungan seksual. (pelayanan keluarga berencana, 2014)

F. KONSEP DASAR TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Dalam membuat karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan manajemen 7 langkah varney yaitu:

1. Pengkajian

(54)

membuat keputusan klinik yang tepat, data tersebut meliputi data subyektif dan data obyektif (JNPK, 2008;h.8).

a. Data Subyektiif

Merupakan informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya serta apa yang sedang dan telah dialaminya. Selain itu data subyektif merupakan data informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu merasa nyeri atau sangat sakit.

b. Data Obyektif

Merupakan informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan atau pengamatan terhadap ibu dan bayi baru lahir, hasil pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboraturium, USG, rontgen dsb.

2. Interpretasi Data

Diagnosa kebidanan mengacu pada data utama, analisis data subyektif dan obyektif yang diperoleh. Masalah dapat memiliki dimensi yang lebih luas dan mungkin berada di luar kontek kebidanan sehingga batasannya menjadi tidak jelas untuk diagnosa kebidanan yang akan dibuat dibuat sehingga sulit untuk segera diselesaikan (JNPK,2008;h.9).

3. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial

(55)

4. Identifikasi Kebutuhan tindakan Segera

Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang akan terjadi lainnya, dapat menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah atau diagnosis yang teridentifiikasi (Varney,2006;h.26).

5. Perencanaan

Langkah ini merupakan pengembangan masalah data diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupuun yang dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan (Varney,2006;h.28).

6. Pelaksanaan

Langkah ini adalah melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh, dapat dilaksanakan oleh bidan atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim kesehatan (Varney,2006;h.28).

7. Evaluasi

Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar- benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney,2006;h.28).

G. LANDASAN HUKUM

(56)

1. Kewenangan Bidan

Berdasarkan PemenKes RI nomor 1464/MENKES/PER/XI/2010 tentang penyelenggaraan praktik bidan pada pasal 9 dijelaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktiknya, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Sedangkan pasal 10 menjelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu meliputi konseling pada masa pra kehamilan, kehamilan normal, Persalinan normal , LLibu nifas normal, ibu menyusui dan konseling pada masa antara dua kehamilan. Dalam pasal 11 dijelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan anak, bidan berwenang untuk memberikan asuhan bayi baru lahir normal, dan dalam memberikan penyuluhan dan koseling tentang kesehatan reproduksi perempuan dan KB tercantum pada pasal 12.

2. Wewenang bidan Berdasarkan PemenKes RI nomor 1464/MENKES/PER/XI/2010 tentang penyelenggaraan praktik bidan menyebutkan bahwa dalam pasal 14 bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.

(KepMenKes RI,2010;h.5-7) 3. Kompetensi bidan

(57)

b. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua(Yanti, 2010; h.60).

c. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untu mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu(Yanti, 2010; h.61).

d. Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu, untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (Yanti, 2010; h.64).

e. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat

(Yanti, 2010; h.66).

f. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan(Yanti, 2010; h.67). g. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada

bayi dn balita sehat (1 bulan sampai 5 tahun) (Yanti, 2010; h.69). h. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, dan komprehensif

(58)

Gambar

Tabel 2.1 Program dan kebijakan teknis
Table 2.2 : Daftar Tilik penampisan klien

Referensi

Dokumen terkait

Menurut anda, di bawah ini yang manakah makanan paling banyak mengandung protein..

Knowledge management merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat

proses produksi yang berlangsung. Kegiatan QC proses dibagi menjadi 2 bagian yaitu QC proses yang berada pada bagian proses yang memerlukan inspeksi terhadap proses dengan produk

Formulasi Nugget Ayam Per 100 G Pada Penelitian Pendahuluan Dengan Berbagai Konsentrasi Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu ... Formulasi Nugget Ayam Per 100 G Pada Penelitian Utama

Yamaha Armada Pagora Jaya Kota Kediri, yang mana pelaksanaan praktek arisan tipe pertama (blue core) dalam pandangan ekonomi islam hukumnya diperbolehkan atau

Menurut pendapat Smith dan Chaffey, “ internet marketing atau biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah ebusiness, dengan semakin dekatnya

Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling

Umumnya digunakan oleh manajemen non-akuntansi yang lebih tinggi untuk