• Tidak ada hasil yang ditemukan

M\-re Abd. Wahidin Nuavi S.Pd. M.Si NrP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "M\-re Abd. Wahidin Nuavi S.Pd. M.Si NrP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN

PEMBIMBING

ARTIKEL Jurnalyang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Prublem Based Learnrrg (PBt) dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.

Oleh

Hamidatun Niswatin NIM. 4214fl AM

Telah diperiksa dan disetujui untuk di uji Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Yoseph Paramata M.Pd NIP. 1961815 198602 1 002

Pembimbing

II

M\-re

Abd. Wahidin Nuavi S.Pd. M.Si

NrP. 19860123 200812 1 002

Mengetahui: 11

lketua Jurusan Fisika

NIP.19610815 198602

I

002

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 SUWAWA

Hamidatun Niswatin Universitas Negeri Gorontalo

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika

ABSTRAC

Hamidatun Niswatin. 2015. The Influence of Learning Model of Problem Based Learning (PBL) to the students’ Learning Achievement of material of temperature and heat in SMA 1 Suwawa, District of Bone Bolango. Departement of Physical Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State Universuty of Gorontalo. The principal supervisor was Prof. Dr. H, Yoseph Paramata, M.Pd and cosupervisor was Abd. Wahidin Nuayi, S.Pd, M.Si.

This research aimed at knowing the difference between students’ learning achievement using PBL method with experiment method with students’ learning achievement using PBL. This research was conducted in SMA Negeri 1 Suwawa, on class X at academic year 2014-2015.

Hypothesis of this research is there is a difference of students’ learning achievement using PBL method with experiment method with students’ learning achievement using PBL model in SMA Negeri 1 Suwawa. The method used in this research was True Experimental Design with Pretest-Posttest Only Control Group Design. The sampel of this research took with Cluster Random Sampling. From the drawing, class Xc was chosen as the experiment class and Xa at the controlling class, both classes were using PBL model. Sample of this research was about 40 students (20 studentsin experiment class and 20 students in controlling class). To measure the had been tested the validity and the reliability. Based on the criteria of the hypothesis, tcount > ttable (4,9878 > 1,68), therefore, H0 was rejected and H1 was accepted, it

means there is a significant diffences between students’ learning achievement using PBL model in SMA Negeri 1 Suwawa.

Keywords; Problem Based Learning (PBL), Experiment Method, students’ learning

achievement

PENDAHULUAN

Belajar adalah kegiatan sehari-hari seseorang, yang secara formal kegiatan ini sering dilakukan oleh seorang peserta didik di sekolah. Belajar yang dilakukan oleh seorang peserta didik memiliki hubungan dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar atau guru.

(3)

Disamping itu, kegiatan belajar juga berupa perubahan perilaku dan pola berfikir dari seorang siswa. Perubahan perilaku dan pola berfikir tersebut harus didukung oleh tindakan- tindakan pembelajaran dari seorang guru yang berpendidikan.

Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengajar di SMA Negeri 1 Suwawa. Banyak masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran fisika seperti kurangnya perhatian peserta didik ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, kurangnya pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, kurangnya minat peserta didik dalam belajar, kurang mampunya peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau ide serta kurangnya kerja sama antar peserta didik dengan peserta didik yang lain dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didiK.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik pada pemecahan masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model ini merupakan pendekatan pemebelajaran pada peserta didik pada masalah yang autentik atau nyata. Sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi, memandirikan peserta didik, dan peserta didik lebih percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika di SMA Negeri 1 Suwawa”

KAJIAN TEORI Hasil belajar

Menurut Gagne ( dalam Amidah, 2009: 18) hasil belajar adalah kapabilitas orang yang memungkinkan beragam penampilan. Jadi, bentuk kemampuan belajar peserta didik dapat dilihat beragam penampilan siswa dari suatu pembelajaran.

Bloom (dalam Khoerul, 2015) membagi ranah kognitif menjadi enam bagian, yaitu (1) Pengetahuan, yang mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sulit, (2) pemahaman, yang mengacu pada kemampuan memahami makna materi, (3) penerapan, yang mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan

(4)

menyangkut penggunaan aturan atau prinsip, (4) analisis, yang mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponennya, (5) sintesis, yang mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru, dan (6) evaluasi, yang mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

Model problem based learning

Menurut Tan mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan (Rusman, 2012 : 229 ). Jadi PBL di artikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dan mandiri dari pada guru atau pendidik dalam proses belajar serta dapat menembangkan peserta didik dapat berfikir kritis agar mudah untuk memecahkan masalah. Dalam proses belajar.

Langkah-langkah model problem based learning

Adapun tahapan-tahapan yang bisa saya simpulkan dari urain langkah-langkah PBL menurut para ahli diatas yakni: (1) Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa (2) Mengorganisasi siswa dalam kelompok untuk belajar (3) Membimbing siswa dalam meneliti baik secara individual atau kelompok memcahkan masalah (4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. (Sitiavana, 2012 : 78)

Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk dilatih melaui proses atau percobaan. Dengan metode ini, diharapkan siswa bias sepenuhnya terlibat dalam merencanakan dan melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata (Sholeh, 2011: 212)

(5)

Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode pengajaran saat guru memberi suatu perasoalan atau masalah kepada siswa dan siswa diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah itu dengan diskusi kelompok, untuk dapat mengumpulkan informasi yang tepat dan membuat kesimpulan dan melaporkan hasil tersebut kepada guru yang bersangkutan (Sitiatava, 2013:124).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diperoleh dari data skor hasil belajar siswa. Hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan metode eksperimen dan skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Dari data yang diperoleh bahwa persentase skor rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase skor rata-rata kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram persentase skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan gambar 1.di atas, menunjukan bahwa persentase skor rata-rata hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 83,72% dan persentase skor rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 71,63%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan metode eksperimen dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL).

0 20 40 60 80 100 pre-test post-test rat a -r at a h as il k em aj u an b el aj ar s is w a (% ) eksperimen kontrol

(6)

Hasil perhitungan gambar 2 persentase diagram rata-rata hasil belajar siswa tiap butir soal baik itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Diagram persentase rata-rata hasil belajar siswa tiap butir soal pada kelas eksperimen dan kelas control.

Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa masing-masing butir soal untuk kedua kelas itu berbeda. Dalam hal ini skor rata-rata semua butir soal untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat bahwa dimana presentase untuk kelas eksperimen soal nomor 1 memiliki nilai sebesar 96,25% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 95%, untuk soal nomor 2 kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 87,91% dan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 80,41%, untuk soal nomor 3 pada kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 95,93% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 95,31%, soal nomor 4 kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 99,06% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 91,87%, soal nomor 5 kelas ekspeimen memiliki nilai sebesar 82,5% dan pada kelas kontrol memiliki nilai sebesar 80%, soal nomor 6 kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 94,16% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 85%, untuk soal nomor 7 kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 92,5% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 90%, soal nomor 8 kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 84,06% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 74,37%, dan untuk soal nomor 9 pada kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 83,43% dan kelas kontrol memiliki nilai sebesar 38,43% dan untuk nomor 10 pada kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 79,37% dan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 58,75%.

0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P er se n ta se K em a ju a n H a sil B ela ja r S is w a ( % ) Butir Soal Series1 Series2EksperimenKontrol

(7)

Persentase rata-rata skor hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis dapat dilihar pada gambar 3. sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram persentase skor rata-rata hasil belajar siswa tiap ranah kognitif pada kelas eksperimen dan kelas control

Berdasarkan gambar 3 di atas terlihat perbedaan dari setiap aspek kognitif antara kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dimana terlihat pada gambar diagram di atas menunjukan bahwa ranah kognitif C1 (pengetahuan) untuk kelas eksperimen memiliki

persentase 96,5% sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 95% C2 (pemahaman)

untuk kelas eksperimen memiliki persentase 92,5% sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 90% dan ranah kognitif C3 (penerapan) untuk kelas eksperimen memiliki nilai sebesar

91,04% sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 82,29% dan ranah kognitif C4

(analisis) untuk kelas eksperimen memiliki nilai sebesar 82,5% sedangkan untuk kelas kontrol memiliki nilai sebesar 68,52%.

Pengujian hipotesis

Hasil analisis uji normalitas data untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Uji Normalitas Data Hasil Penelitian

Kelas Jenis test hitung daftar Keterangan

Eksperimen Pre test 8.525 11,070 Normal

Post test 4.161 11,070 Normal

Kontrol Pre test 3.567 11,070 Normal

Post test 4.508 11,070 Normal

0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 p er se n tas e sk or r at a -r at a ti ap r an ah k ogn it if (% ) Aspek Kognitif eksperimen kontrol 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3.Penerapan

(8)

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel di atas untuk kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki hitung < daftar, maka data hasil penelitian untuk kelas experimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas data pada penelitian ini adalah uji F pada tafar nyata α = 0,05 dengan hipotesis bahwa skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Setelah dilakukan analisis data diperoleh hasil uji homogemitas data pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Menggunakan Uji F

Kelompok Data N Dk Fhitung F(α)(V1,V2) Kesimpulan

Kelas Eksperimen 20 19

1,84 2,16 Homogen

Kelas Kontrol 20 19

Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil belajar siswa berasal dari populasi yang homogen. Karena Fhitung= 1,845 < F(0,05)(19,19)= 2,165

maka H0diterima artinya kedua varians homogen.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis diperoleh thitung = 4,98 dan ttabel = 1,68. Yang

diperlihatkan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 4.3 Hasil perhitungan uji t data hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelompok data Rata-rata Varians Dk thitung ttabel

Kelas eksperimen 58,36 23,27

38 4,98 1,68

Kelas Kontrol 50,75 37,89

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t dua sampel independen diperoleh thitung = 4,98 dan ttabel = 1,68 pada taraf 0,05 dengan dk = 38. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

thitung = 4,98 > t(1-α) = 1,68 yang berarti H0 ditolak. sehingga sesuai dengan uji statistik bahwa

terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa yang dibelajarkan yang menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat dilihat pada lampiran 16. Berikut adalah kurva penerimaan dan penolakan H0.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(9)

(PBL) dengan metode eksperimen pada materi suhu dan kalor di SMA N 1 Suwawa. Hal ini dapat dilihat melalui pengujian hipotesis yang menggunakan uji t diperoleh thitung= 4,98 > ttabel=

1,68 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan dk =38. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis H1

diterima. Begitu juga hasil belajar fisika siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan metode eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar fisika siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL), dimana

X

1

58,45

X

2

50,75

. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode eksperimen cocok digunakan dalam pembelajaran Fisika pada materi suhu dan kalor.

DAFTAR PUSTAKA

Amidah, 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri Gorontalo

Arikunto, Suharshimi. 2010. Menejemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Asmani, 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.

Gunawan dan Palupi, 2015. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan

Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, (Online). https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/01/revisi-taksonomi-bloom, di akses 04 Febuari 2015

Hamid, S. 2012. Metode Edu Tainment. Jogjakarta : Diva Press

Khoirul, 2015. Teori Hasil Belajar.http://ekokhoirul.blogspot.com/2013/02/teori -hasil-belajar.html. Online 04 Febuari 2015

Khoirul, 2015. Hasil Belajar. http://ekokhoirul. wordpress.com/2012/06/25/hasil -belajar/html. Online 04 Febuari 2015

Mutoharoh. 2011. Pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning) terhadap hasil belajar fisika siswa.(Online). (http://uin/ac/syarif-hidayatullah/ index/ 101963/ MUTOHAROH-FITK), di akses 5 Febuari 2015.

Nurachmandani, 2009. Fisika untuk MA/SMA kelas x. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

(10)

Rizema, S. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogyakarta: DIVA Press. Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi

Kedua. Bandung: Raja Grafindo Persada

Setiono, 2010. Penggunaan Problem Based Learning dalam pembelajaran fisika melalui metode demonstrasi dan diskusi ditinjau dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMA. (Online). (http://igilib.uns.

ac.id/abstrak-13943-penggunaan-problem-based-learning-dalam-pembela

jaran-fisika-melalui-metode-demostrasi-dan-diskusi-ditinjau-dari-motivasi-siswa-terhadap-prestasi-belajar-siswa-di-sma.//html.Surakarta: USM, di akses 04 Febuari 2015.

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudrajat, 2015. Revisi taksonomi bloom, (Online). https://akhamad sudrajat.files. wordpress .com/2008/01/revisi-taksonomi-bloom.pdf. di akses 04 Febuari 2015

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumarno, 2009. Fisika untuk MA/SMA kelas x. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Taylor dan Francis, Ltd. 2015. Theory into Practice, vol. 41, No. 4, A Revision of Bloom’s Taxonomy (Autumn,2002)p. taylorandfrancisgroup.com. Online 10 Febuari 2015.

Gambar

Gambar 1. Diagram persentase skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan gambar 1.di atas, menunjukan bahwa persentase skor rata-rata hasil belajar siswa  untuk kelas eksperimen  sebesar 83,72% dan persentase skor  rata-rata
Gambar 2.  Diagram  persentase  rata-rata  hasil  belajar  siswa  tiap  butir  soal  pada  kelas eksperimen dan kelas control.
Gambar 3. Diagram persentase skor rata-rata hasil belajar siswa tiap ranah kognitif pada kelas eksperimen dan kelas control
Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Menggunakan Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan diperoleh data historis luas sawah terkena kekeringan untuk seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Karena daerah layanan

Undenwiting Treaty &amp; Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty &amp; Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SDN KARTASURA I.. DAN SDN NGADIREJO II DI

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

The development objective of the Management Strengthening Project for Timor-Leste is to support the implementation of the National Education Strategic Plan (NESP) through

Skripsi dari penulis yang berjudul Kantor Sewa di Central Park Kualanamu. Penulis.. menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan kompetensi sosial yang sangat signifikan (t=3,060 : p=0.003) ditinjau dari tempat tinggalnya