• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 7 : Daftar Peubah Ekonomi Rumahtangga Nelayan Payang. A. Rumahtangga Nelayan Juragan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 7 : Daftar Peubah Ekonomi Rumahtangga Nelayan Payang. A. Rumahtangga Nelayan Juragan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 7 : Daftar Peubah Ekonomi Rumahtangga Nelayan Payang

A. Rumahtangga Nelayan Juragan

No Daftar Peubah

Keterangan

1 TEK jenis teknologi kapal dan alat tangkap yang digunakan RT Juragan Payang (hasil analisis data sekunder).

2 SSDA tingkat pemanfaatan sumberdaya hasil analisis data

sekunder (lebih kecil dari MSY = 1, lebih besar dari MSY = 0).

3 DESA prasarana desa (kaya/miskin), termasuk ketersediaan prasarana Pelabuhan perikanan hasil analisis data sekunder (desa kaya = 1, miskin = 0).

4 HKJ kekayaan RT Juragan : emas, rumah, tanah atau tabungan di bank dan kekayaan lainnya pada tahun ini (Rp);

5 ASKJ aset kapal (dalam ton, GT) yang digunakan Juragan untuk operasi melaut

6 JKJ Jumlah kapal armada penangkapan ikan milik Juragan (unit)

7 KRKJ Kredit formal maupun tidak formal (dari pedagang) selama ini untuk investasi kapal/ alat tangkap RT Juragan (peubah dummy, menerima kredit = 1; tidak menerima kredit = 0).

8 DPI jarak daerah penangkapan ikan dari pangkalan pendaratan ikan (Km).

9 NY Kearifan Lokal Nyabis

10 ONJ Kearifan lokal Onjhem

11 PRM produktifitas armada penangkapan ikan per hari per trip melaut (ton).

12 PL Kearifan lokal Petik Laut

13 FQM frekwensi melaut per tahun ( kali trip).

14 ITMJ nilai alat tangkap yang digunakan RT Juragan (Rp).

(2)

16 AKJ angkatan kerja (umur lebih dari 12 tahun) RT Juagan (orang).

17 AKRJ anggota keluarga RT Juragan (orang).

18 AKJL angkatan kerja laki-laki RT Juragan (orang).

19 AKJP angkatan kerja perempuan RT Juragan (orang).

20 PDPJ lama pendidikan dan pengalaman kerja Juragan (tahun).

21 WA rata-rata upah agroindustri/ dagang ikan (Rp/orang/hari).

22 WL rata-rata upah non-agro/ non dagang ikan (Rp/hari/orang).

23 CDJM jumlah hari kerja melaut dalam RT Juragan per tahun (ribu / hari).

24 TEL Kearifan lokal Telasan

25 CDJA jumlah hari kerja dalam RT. juragan untuk agroindustri dan perdagangan ikan per tahun (ribu hari).

26 CDJL jumlah hari kerja dalam anggota RT Juragan untuk non-perikanan per tahun (ribu hari).

27 CDJT jumlah hari kerja dalam anggota RT Juragan seluruh kegiatanmelaut, agro-dagang ikan dan non-perikanan per tahun (ribu hari).

28 CLJM total jumlah hari kerja melaut luar anggota RT Juragan per tahun (ribu hari).

29 CTJM total jumlah hari kerja melaut total dari dalam dan luar rumahtangga Juragan per tahun (ribu hari).

30 PIK harga ikan (rata-rata) dalam per kg hasil tangtkap (Rp. ribu).

31 RJM nilai hasil tangkap, sebelum dibagi antara Juragan dan ABK per tahun (Rp. juta).

32 AND Kearifan lokal Andun

33 BBM jumlah BBM untuk keperluan operasi penangkapan ikan melaut tahun ini (ribu liter).

(3)

35 PBBM PBBM = jumlah nilai biaya BBM tahun ini untuk keperluan operasi penangkapan ikan melaut (Rp. juta).

36 BTM biaya perbekalan (beras dll.) ABK. Untuk melaut per tahun (Rp.juta).

37 BRPI biaya lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) per tahun (Rp. juta).

38 LABK nilai lawuhan (oleh-oleh nelayan dari melaut) per tahun(Rp. juta).

39 BOM biaya operasi melaut (PBBM + BTM + BRPI + LABK) per tahun (Rp. juta).

40 BABK bagian dari hasil tangkap, setelah dikurangi biaya melaut yang dibagikan untuk ABK melaut per tahun (Rp. juta). 41 PNM penerimaan hasil tangkap setelah dipotong biaya melaut

sebagai bebanbersama antara Juragan dan ABK pada tahun ini (Rp. juta).

42 BTPJ biaya penyusutan alat dan kapal tangkap ikan per tahun (Rp. juta).

43 PJMK penerimaan Juragan setelah dipotong bagen ABK sesuai bagi hasil (BGJ)atas dasar sistem bagi hasil yang berlaku tahun 2012 per tahun (Rp. juta).

44 BIPI biaya ijin penangkapan ikan (beban Juragan) per tahun (Rp. juta).

45 PJM pendapatan bersih yang diterima Juragan dari melaut per tahun (Rp. juta).

46 PJML pendapatan RT Juragan lainnya dari melaut per tahun (Rp. juta).

47 JABK jumlah ABK kapal untuk operasi penangkapan ikan melaut (orang);

48 YJM jumlah pendapatan RT Juragan melaut per tahun (Rp. juta).

49 YJA jumlah pendapatan RT Juragan dari agroindustri/dagang ikan per tahun (Rp. juta).

50 YJL jumlah pendapatan RT. Juragan dari non-perikanan per tahun (Rp. Juta)

(4)

51 YJT total seluruh pendapatan RT Juragan per tahun ( Rp. juta).

52 BPKJ biaya pajak bangunan dan pengeluaran retribusi lainnya juragan per tahun (Rp. juta).

53 YJSPK pendapatan RT Juragan setelah pajak per tahun (Rp. juta).

54 LPABK nilai lawuhan untuk setiap orang ABK (Rp. juta) per tahun, yang dihitung atas dasar jumlah bagen ABK dibagi dengan jumlah ABK (JABK).

55 KKPPJ konsumsi kebutuhan pokok pangan RT Juragan per tahun (Rp. juta).

56 KKNPJ konsumsi kebutuhan pokok non-pangan (pakaian, perumahan, pendidikan, dll) RT Juragan per tahun (Rp. juta).

57 PNG Kearifan lokal Pangambak

58 TKKJ total konsumsi kebutuhan pokok dan non-pokok RT Juragan per tahun (Rp. juta).

59 INVJ Iinvestasi RT Juragan untuk perawatan dan perbaikan “besar” seperti kerusakan mesin kapal dan lain-lain, armada kapal dan alat tangkap untuk operasi penangkapan ikan melaut tahun ini (Rp.juta).

60 TABJ jumlah tabungan RT Juragan (emas dll) tahun ini (Rp. juta);

(5)

B. Rumahtangga Nelayan Pendega (ABK)

No Daftar Peubah

Keterangan

61 AKP angkatan kerja RT Pendega (orang).

62 AKRP anggota keluarga RT Pendega (orang).

63 AKPL angkatan kerja laki-laki pada RT Pendega (orang).

64 AKPP angkatan kerja perempuan RT Pendega (orang).

65 PDPP lama pendidikan dan pengalaman Pendega (tahun).

67 HKP harta kekayaan RT Pendega (Rp. juta).

68 CDPM curahan hari kerja melaut RT Pendega per tahun (ribu hari).

69 CDPA curahan hari kerja RT Pendega pada agro/dagang ikan per tahun (ribu hari).

70 CDPL curahan hari kerja RT.Pendega non-perikanan per tahun (ribu hari).

71 CDPT curahan total hari kerja RT. Pendega per tahun (ribu hari).

72 LABK nilai lawuhan (oleh-oleh nelayan ABK dari melaut) per tahun (Rp. juta).

73 LPABK nilai lawuhan untuk setiap orang ABK per orang, per tahun (Rp. juta).

74 BABK bagian dari hasil tangkap, setelah dikurangi biaya melaut yang dibagikan untuk ABK melaut per tahun (Rp. juta). 75 USPM bagian untuk seorang Pendega (anggota ABK) melaut per

tahun atas dasar sistem bagi hasil yang berlaku diantara ABK (Rp. juta).

76 PPLM penerimaan Pendega lainnya ketika berangkat melaut, diluar perbekalan melaut per tahun (Rp. juta).

77 SK Kearifan Lokal Sistem Kontrak

78 PPM pendapatan Pendega melaut (LPABK + USPM + PPLM) per tahun (Rp. juta).

(6)

79 PPML pendapatan RT Pendega melaut lainnya per tahun (Rp. juta).

80 YPM pendapatan RT Pendega melaut (PPM + PPML) per tahun (Rp. juta).

81 YPA pendapatan RT Pendega pada agro/dagang ikan per tahun (Rp. juta).

82 YPL pendapatan RT Pendega pada non melaut dan non agro/dagang ikan per tahun (Rp. juta).

83 YPT total pendapatan RT Pendega per tahun (Rp. juta).

84 BPKP pajak dan pengeluaran retribusi desa pada RT Pendega per tahun (Rp. juta).

85 YPSPK pendapatan RT Pendega setelah pajak per tahun (Rp. juta).

86 KKPPP konsumsi kebutuhan pokok pangan RT Pendega per tahun (Rp. juta).

87 KKPNP konsumsi kebutuhan pokok non-pangan (pakaian, perumahan dll) RT Pendega per tahun (Rp. juta).

88 PNG PNG = Kearifan lokal Pangambak

89 KKPP total konsumsi kebutuhan pokok RT Pendega per tahun (Rp. juta).

90 KKNPP konsumsi kebutuhan non pokok (santai, wisata dll) RT Pendega per tahun (Rp. juta).

91 TKKP total untuk kebutuhan konsumsi RT. Pendega per tahun (Rp juta).

92 TTABP jumlah tabungan RT Pendega (emas dll) tahun ini (Rp. juta).

(7)

4.6.3. Menyusun Model Pemberdayaan Nelayan untuk Mengoptimalkan

Kearifan Lokal yang Dapat Mempengaruhi Perilaku Rumah

Tangga Nelayan Payang Untuk Kelestarian Sumberdaya Perikanan.

4.6.3.1. ANALISIS KUALITATIF

Dalam penelitian ini termasuk penelitian deskriptif mengingat tidak

dilakukan pengontrolan terhadap perlakukan (Arikunto, 1997) dengan

menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan kearifan lokal yang dapat efektif

mempengaruhi perilaku rumahtangga nelayan payang.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu suatu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Effendi dan

Singarimbun, 1984). Selanjutnya Nawawi (1996), berpendapat bahwa pengertian

tidak hanya sekedar menemukan data atau fakta, namun juga melakukan

analisis serta menyajikan data dan factor yang sudah terolah beserta

penafsirannya.

Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya berupa tanggapan atau pendapat responden mengenai suatu

permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sementara data sekunder

dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari sumber lain, misalnya

dengan menyalin atau mengutip data dalam bentuk yang sudah jadi. Data

sekunder tersebut diperoleh dari referensi atau Key informantdan informasi yang

didokumentasikan oleh instansi/ dinas terkait.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

(8)

1. Kuesioner

Penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan menggunakan

kuesioner diajukan kepada responden untuk mendapatkan data primer yang

akurat dan terpercaya. Pertanyaan dalam kuesioner tersebutberupa pertanyaan

terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang dapat

dijawab secara bebas oleh responden sementara pertanyaan tertutup berisi

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan alternative/pilihan jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ditujukan kepada masyarakat

nelayan payang yang dipilih dengan sengaja untuk memperoleh data yang

representative. Sedangkan wawancara langsung ditujukan pada Key informan

dan pada pihak instansi/ dinas pemerintahan terkait yang berhubungan dengan

kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Selat Madura.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data sekunder

yang digunakan sebagai data pendukung/pelengkap dari data primer. Teknik ini

dilakukan pada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan materi

penelitian.

3. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui lokasi penelitian

dan memperoleh data sekunder untuk melengkapi data primer. Observasi

lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan dokumentasi

gambar di lapangan untuk memperkuat fakta yang ditemukan. Instrumen

yang digunakan dalam observasi ini adalah kamera digital dan catatan

pengamatan lapangan.

Data primer yang telah dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner dan

(9)

lebih berguna bagi penelitian ini, diperlukan suatu pengolahan dan penyajian

data sehingga dapat dilakukan analisis data.

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam teknik pengolahan dan

penyajian data ini adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan pemeriksaan data-data yang

berhasil dikumpulkan untuk memastikan apakah data tersebut benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan penelitian

ataukah belum.

2. Pengkodean data

Merupakan proses pemberian kode/tanda/symbol pada setiap

data yang termasuk dalam kelompok yang sama supaya

mudah untuk dianalisis. Simbol atau kode tersebut dapat

berupa angka atau huruf.

3. Penyajian data

Bentuk penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam

bentuk table, matriks atau sketsa yang dapat menunjukkan

hubungan antar data dan untuk mempermudah proses

penyampaian, analisis dan penarikan kesimpulan. Data

kualitatif seringkali berupa frase, kalimat dan pernyataan.

Dalam penyajian data dalam bentuk kuesioner, digunakan

transfer table yang berfungsi sebagai dokumen atau arsip.

Isian untuk butir pertanyaan disesuaikan dengan skala yang

telah dibuat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

(10)

yang menggunakan data-data dari informan. Menurut Suharto (1993) dalam

Masri (2010) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk memuat gambaran atau

lukisan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki

Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar

(naturalsetting) dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Metode kualitatif

lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna

suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu (Usman dan

Akbar, 2006).

Menurut Moleong (2004) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berisi

kutipan-kutipan data unutk memberi gambaran penyajian laporan berupa

kata-kata dan bukan dalam angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah

wawancara catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lainnya.Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan

memperhitungkan konteks yang relevan.Sedangkan tujuan penelitian kualitatif

yaitu untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistic dan

memperbanyak pemahaman mendalam.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomonologi.

Asumsi pendekatan fenomonologi adalah bahwa bagi individu melakukan

interaksi dengan sesamanya ada banyak cara penafsiran pengalaman, makna

dari pengalaman itulah yang sebenarnya membentuk realitas tindakan yang

ditampakkan. Fenomonologi berupaya untuk memahami makna kejadian, gejala yang timbul dan atau interaksi bagi individu pada sikon tertentu dalam kehidupan

sehari-hari. Ia mengkaji masuk kedalam dunia makna yang terkonsep dalam diri

(11)

menerobos untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah struktur dan hakekat

pengalaman terhadap suatu gejala bagi individu (Ritzer, 1992, Orleans, 1997,

Campbell, 1994, Fatchan, 2011).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis data kualitatif.Proses ini berlangsung dengan proses:(1) mencatat yang

menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itudiberi kode agar sumber datanya

tetap dapat ditelusuri; (2)mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan,membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya; (3) berpikir, dengan

jalan membuat agar kategori data lapangan mempunyai makna, mencari dan

menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan

umum.

4.6.3.2. ANALISIS KUANTITATIF

Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi model yang ditujukan untuk

mengetahui apakah estimasi parameter persamaan struktural yang dipilih dalam

penelitian ini dapat dilakukan. Jika estimasi bisa diperoleh , maka persamaan

dapat teridentifikasi, dan sebaliknya bila tidak, maka persamaan tidak dapat

diidentifikasi. Proses identifikasi dalam penelitian ini menggunakan syarat order

condition untuk identifikasi, sebagai berikut :

(K-k) > (m-1)

Dimana, K : Total Variabel dalam model

k : Jumlah predetermined setiap persamaan

m : Jumlah variabel endogen setiap persamaan

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, maka estimasi model dapat dilakukan

dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan program SAS (Statistical Analysis System). Untuk validasi model

dilakukan dalam rangka mengetahui peubah endogen dalam model yang

(12)

nilai aktualnya (Purwanti. P, 2005). Pindyck dan Rubinfeld (1991) menunjukkan

bahwa banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari

model simulasi yang terkadang hasilnya tidak konsisten. Dalam banyak situasi,

hubungan sebab akibat satu arah atau tidak langsung tidak mempunyai arti. Hal

ini terjadi jika Y ditentukan oleh X dan variabel X lainnya , sebaliknya ditentukan

oleh Y. Hakekatnya terdapat hubungan dua arah atau hubungan simultan Y dan

beberapa X yang membuat perbedaan antara variabel dependent dan variabel independent menjadi meragukan. Lebih baik menyatukan bersama suatu set dari

variabel yang dapat ditentukan secara simultan oleh set variabel yang tersisa,

tepat apa yang dilakukan pada model persamaan. Dalam model tersebut,

terdapat lebih dari satu persamaan. Satu untuk masing-masing, atau

bersama-sama, Variabel endogen atau variabel dependent. Tdak seperti model

persamaan tunggal, dalam model persamaan simultan tidak dapat diestimasikan

parameter dari persamaan tunggal tanpa memasukkan informasi yang diberikan

oleh persamaan lainnya dalam sistem (Gujarati, D.N. dan Porter. D.C. 2012)

Menurut Priyatno (2008), Durbin-Watson merupakan nilai yang

menunjukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi

adalah hubungan yang terjadi antara residual dari pengamatan satu dengan

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan

autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka nilai DW

akan dibandingkan dengan DW tabel. Kriteria yang dipakai adalah sebagai

berikut.

 Jika DW < dL atau DW > 4 – dL, berarti terdapat autokorelasi.

 Jika DW terletak antara dU dan4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi.

 Jika DW terletak antara dL dan dU atau diantara 4 - dU dan 4 – dL, maka

Gambar

Tabel 7 : Daftar Peubah  Ekonomi Rumahtangga Nelayan Payang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini merujuk pada skala Sangat Efektif (3,26) yang menunjukkan bahwa Akun Instagram @sumbar_rancak merupakan sebuah media yang sangat

menjelaskan bahwa di SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen terdapat 2 lantai pada bangunannya baik di Gedung Sekolah maupun Gedung Putra dan Gedung Putri, Gambar

Keluarga migran yang dapat mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari hasil pendapatan anggota keluarga lain atau dari hasil pertanian dapat mengalokasikan

Dari desain sistem di atas terlihat bahwa user melalui web browser meminta semua informasi, dan web server akan melayani permintaan tersebut dan akan mengirimkan

Tujuan pembahasan permasalahan adalah untuk mengetahui metode yang terbaik antara metode trapesium dan metode simpson, dalam menghitung luas dan volume badan kapal yang

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kontribusi usaha pukat cincin ( Purse seine ) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kelurahan Tumumpa Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado adalah

Variabel yang paling dominan terhadap kejadian malaria, dari analisis bivariat didapat variabel terpilih untuk dilanjutkan ke regresi logistik sederhana dengan

Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA), yang meliputi mempelajari dan melaporkan setiap langkah