• Tidak ada hasil yang ditemukan

Devi 1 Purwati Kuswarini 2 Suharsono 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Devi 1 Purwati Kuswarini 2 Suharsono 3."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE OF TWO STAY TWO STRAY ABOUT THE RESULT OF STUDENTS’ LEARNING TO THE

BIODIVERSITY CONCEPT AT THE SEVENTH GRADE STUDENTS’ STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 9 TASIKMALAYA

Devi1

Purwati Kuswarini2 Suharsono3

devi_sriyani@hotmail.com

DEPARTEMENT OF BIOLOGY EDUCATION

FACULTY OF EDUCATIONAL SCIENCES AND TEACHERS’ TRAINING Siliwangi University

(24th Siliwangi St, Tasikmalaya)

ABSTRACT

The aim of this research is to know the influence of the application in cooperative learning models type of two stay two stray about the result of students’ learning to the biodiversity at the seventh grade students’ State Junior High School 9 Tasikmalaya. The method of the research used is pre experimental method. The technique of collecting the data was the result of test before treatment (pre test) and after treatment (post test). This research is done on 2012, March until April. The population of this research was the entire of seventh grade students of 9 classes. The sample used in this research was VII B. The sample is taken used purposive sampling technique. The instrument of research used in this research was the result of students the biodiersity concept. The technique of analyzing the data used in this research is T-test. Result of this research, it shows that there were the differences between the average score result of the pre-test and post-test. The average result of pre-test is 12.89 and the average result of post-test is 18.80. The average result of post-test is required to Minimun Completeness Criteria, 18.75. It can be concluded that the application of cooperative learning type of two stray two stay influences on the students’ learning result and it can be applied to the biodiversity concept at the seventh grade students’ State Junior High School 9 Tasikmalaya.

(2)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre experimental. Teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar yang dilakukan sebelum (pre test) dan sesudah kegiatan belajar mengajar selesai (post test). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII sebanyak 9 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VII B yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada konsep keanekaragaman makhluk hidup. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara hasil rata-rata skor pre test dan post test. Hasil rata-rata skor pre test diperoleh skor 12,89 dan hasil rata-rata skor post test diperoleh skor 18,80. Hasil rata-rata skor post test memenuhi KKM, yaitu 18,75. Di dapatkan kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan dapat diterapkan pada konsep keanekaragaman makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya.

PENDAHULUAN

Dalam mengantisipasi kecenderungan perkembangan global maupun tantangan nasional, maka sumber daya manusia harus memiliki keunggulan secara intelektual dan mental. Tuntutan kemampuan manusia unggul generasi penerus bangsa harus mendapat perhatian dan perlu disiapkan sedini mungkin yaitu mengenai pendidikan.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk tercapainya tujuan pendidikan komponen yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar harus diperhatikan hal ini guru yang merupakan faktor utama keberhasilan pembelajaran yang bersentuhan dengan peserta didik yang sedang dalam proses belajar haruslah memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar mendiktekan materi. Guru harus mampu merancang berbagai strategi, model dan media pembelajaran yang tepat agar peserta didik memiliki minat dan motivasi yang tinggi agar pembelajaran yang dilakukan memiliki hasil yang optimal.

Proses belajar mengajar IPA, khususnya di SMP Negeri 9 Tasikmalaya diakui belum menggunakan model pembelajaran secara maksimal. Dikatakan demikian, karena peran guru

(3)

dalam pembelajaran lebih mendominasi, dimana guru masih memegang peranan utama, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Selama pembelajaran berlangsung, siswa umumnya cenderung pasif. Antusias, belajar, minat, dan perhatian siswa belum memperlihatkan peningkatan. Diperkirakan, siswa kurang atau belum memahami materi pelajaran secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar siswa kelas VII yang belum memuaskan. Di lihat dari perolehan nilai rata-rata hasil tes semester I pada mata pelajaran IPA yaitu 62,64 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum yang harus dicapai adalah 70.

Dengan adanya berbagai macam model-model pembelajaran di sekolah-sekolah yang lebih baik, dan dapat membantu dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan pada peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih paham, mengerti dan aktif tentang materi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Maka dari itu alangkah baiknya jika mencoba salah satu model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat tertarik, mudah mengerti dan mudah memahami dalam belajar IPA. Jadi penerapan model pembelajaran tidak hanya diterapkan disekolah-sekolah yang lebih baik kualitasnya tetapi dapat diterapkan disekolah-sekolah biasa.

Berhubungan dengan hal-hal di atas, penulis mencoba mencari salah satu solusinya, yaitu berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik, seperti model pembelajaran Two Stay Two Stray. Dari model pembelajaran tersebut dimungkinkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre eksperimen. Metode ini di gunakan karena peneliti langsung mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan menguji cobakan model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011/2012. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran koperatif tipe two stay two stray.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda dengan empat option sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, adalah tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal yang terdiri dari empat pilihan jawaban. Aspek yang diukur dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3), selanjutnya setiap jawaban benar diberikan nilai 1 (satu) dan apabila salah diberi nilai 0 (nol).

(4)

Untuk mengetahui validitas item dari suatu tes dapat menggunakan rumus rpbis (Arikunto, Suharsimi, 2010:326). Adapun persamaannya adalah sebagai berikut :

rpbis = q p St Mt Mp Keterangan :

rpbis = koefisien korelasi poin biseral

Mp = mean skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari korelasinya dengan tes

Mt = mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1-p)

Tabel 1

Kriteria Validitas Soal

Kriteria Validitas Soal Keterangan <0,00 Berkorelasi negatif 0,00-0,20 Berkorelasi sangat rendah 0,21-0,40 Berkorelasi rendah 0,41-0,70 Berkorelasi cukup 0,71-0,90 Berkorelasi tinggi 0,91-1,00 Berkorelasi sangat tinggi Sumber: Arikunto, Suharsimi (2010)

Dari hasil analisis hasil uji coba butir soal yang diuji dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh 9 butir soal yang memenuhi kriteria validitas sangat rendah, 4 butir soal yang memenuhi kriteria validitas rendah, 25 butir soal yang memenuhi kriteria validitas cukup, dan 2 butir soal tidak memenuhi kriteria validitas karena mempunyai nilai validitas negatif yaitu nomor 15 dan 38.

Untuk menguji reliabilitas butir soal digunakan rumus r11 yang dikemukakan oleh

(Arikunto, Suharsimi, 2010 : 188) sebagai berikut :

                

Vt pq Vt k k r 1 11 Keterangan : r11 = Realiabilitas rendah p = N 1 skornya yang subjek Banyak

(5)

q = p) -1 (q 0 skor mendapat yang subjek Proporsi 

K = Banyaknya butir pertanyaan Vt = Varians total

Tabel 2

Kriteria Pengujian Reliabilitas Soal

Reliabilitas Kriteria 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Sumber : Arikunto, Suharsimi (2010)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya pada tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 313 orang, yang bersifat homogen dan memiliki karakteristik yang sama dilihat dari rata-rata nilai raport pada semester 1.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu menentukan satu kelas untuk menjadi sampel atas dasar pertimbangan professional dalam memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VII B SMP Negeri 9 tasikmalaya tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 33 orang, dengan alasan nilai hasil belajar siswa pada semester I memiliki nilai paling rendah dibanding kelas yang lain. Disain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttes Design (Sugiyono, 2009 : 110) dengan pola sebagai berikut :

Keterangan:

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan) O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

a. Hasil Belajar

Dari hasil belajar, terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran two stay two stray. Hal ini dapat dilihat hasil post-test siswa setelah proses

(6)

belajar mengajar selesai dengan menggunakan model pembelajaran two stay wo stray memiliki rata-rata 18,80 sedangkan pada waktu pretest rata-ratanya 12,89 ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Selain itu dilihat dari median yang ditentukan yaitu 18,75 sedangkan median sebenarnya 19 untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3

Data Hasil Pre- Test Dan Post-Test

Data Rata-Rata Varian Standar deviasi Median Pre test 12,89 5,12 2,26 Post test 18,80 6,78 2,60

Median yang sebenarnya 18,75

Median yang ditentukan 19

b. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

Adapun hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompoknya juga mengalami peningkatan, akan tetapi selisih skor berbeda pada setiap kelompoknya, misalnya dari pertemuan pertama kelompok lima hanya mendapatkan skor 50 sedangkan pada pertemuan ke dua kelompok tersebut telah mengalami peningkatan dengan mendapatkan skor 60 selisih nilainya hanya 10 skor, berbeda dengan kelompok 1 yang memiliki selisih skor tertinggi dari kelompok lainnya yaitu 30 dari pertemuan pertama 60 dan pertemuan keduanya mengalami peningkaan skor menjadi 90.

Berikut dibawah ini dapat dilihat dari hasil LKS pada setiap pertemuan : Tabel 4

Perolehan Skor Kelompok Dari LKS

Kelompok Skor Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2 1 60 90 2 60 70 3 80 90 4 80 100 5 50 60 6 70 80 7 60 80 8 70 80

(7)

2. Pembahasan

Dari hasil penelitian terbukti bahwa model pembelajaran two stay two stray cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep keanekaragaman makhluk hidup. Pada setiap tahapan pembelajaran siswa mengalami berbagai keadaan, ada yang mengalami peningkatan sangat baik setiap kelompoknya, ada pula yang peningkatannya masih sedikit. Model pembelajaran two stay two stray menuntut siswa untuk mempunyai kerja sama yang solid dalam memecahkan setiap masalah yang diberikan pada setiap kelompoknya. Siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap dalam kelompoknya dan bersikap aktif serta percaya diri ketika mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang awalnya memiliki sikap yang pasif, tidak percaya diri, tidak bertanggung jawab, tidak disiplin, dan kurang perhatian pada temannya, mulai menunjukkan sikap yang lebih baik ketika mereka mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray. Hal itu secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa, karena siswa yang ikut andil besar dalam proses pembelajaran pasti akan lebih memahami isi dari materi pelajaran sehingga skor hasil belajar merekapun meningkat. Hal ini dapat dilihat hasil post-test siswa setelah proses belajar mengajar selesai dengan menggunakan model pembelajaran two stay wo stray memiliki rata-rata 18,80 sedangkan pada waktu pretest rata-ratanya 12,89 ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Selain itu dilihat dari median yang ditentukan yaitu 18,75 sedangkan median sebenarnya 19 untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram di bawah ini. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Rata-rata Standar Deviasi Varians Median Pre Test Post Test Median Ditentukan Median Sebenarnya Gambar 1

Diagram Hasil Pre- Test Dan Post-Test

Pada saat pemberian materi guru mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi peserta didik

(8)

terlibat pada aktivitas kelompok yang diberikan oleh guru pada materi keanekaragaman makhluk hidup.

Guru memberikan lembar kegiatan siswa (LKS) pada setiap kelompok. Setiap kelompok yang beranggotakan lima 4 orang dan satu kelompok terakhir terdiri dari 5 orang, kemudian setiap kelompok mengisi LKS yang diberikan oleh guru selama 10 menit. Setiap anggota kelompok harus bisa mengisi LKS berupa materi yang sebelumnya diberikan oleh guru mengenai keanekaaragaman makhluk hidup, setelah itu 2 orang siswa bertamu ke kelompok berbeda lainnya selama 5 menit untuk berdiskusi dengan kelompok lainnya dan 2 orang atau 3 orang siswa sisanya bertindak sebagai penerima tamu dalam diskusi pengerjaan LKS . kemudian setelah waktu habis anggota kelompok yang bertamu kembali pada kelompoknya masing-masing untuk mencocokkan penemuannya dari kelompok lain.

Rata-rata jumlah nilai LKS di pertemuan kedua mengalami peningkatan dari rata-rata jumlah nilai LKS pertemuan pertama. Hal itu menunjukkan bahwa siswa berusaha untuk lebih baik dalam bekerja sama, menjawab pertanyaan, dan dalam hal presentasi. Kelompok dengan rata-rata nilai LKS tertinggi adalah kelompok 4. Kelompok 4 mempunyai anggota kelompok yang aktif, rasa percaya diri yang tinggi, serta kerjasama yang cukup solid dan didukung oleh buku sumber yang lengkap mengenai keanekaragaman makhluk hidup. Adapun kelompok dengan rata-rata nilai LKS terendah adalah kelompok 5 yang beranggotakan siswa yang cenderung pasif dan kurang percaya diri dalam mengisi LKS dan diskusi, sedangkan kelompok 1 mempunyai selisih nilai yang paling besar yaitu 30 pada pertemuan pertama mendapatkan nilai 60 sedangkan pertemuan ke-2 mendapatkan nilai 90, kelompok 1 mempunyai anggota kelompok yang aktif serta kerjasama yang solid hal ini juga didukung dengan buku sumber yang lengkap. Hal ini dapat dilihat pada diagram di bawah ini

0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2 Gambar 2

Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

(9)

Dalam pelaksanaan penerapan model pembelajaran two stay two stray di kelas VII B, penulis menemukan kelebihan dari model tersebut selama proses pembelajaran. Hal tersebut diantaranya:

1. siswa dilatih untuk saling berinteraksi dengan teman yang lainnya;

2. keaktifan dan kerjasama antar siswa meningkat dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal itu menunjukkan antusias siswa yang meningkat terhadap pelajaran IPA terutama pada konsep keanekaragaman makhluk hidup ketika diterapkan model pembelajaran two stay two stray;dan

3. siswa dapat mengingat dengan mudah materi-materi yang sudah di sampaikan oleh guru. sedangkan kekurangan dari model pembelajaran two stay two stray adalah sebagai berikut:

1. model pembelajaran two stay two stray membutuhkan waktu yang sangat lama;

2. ketika tahap diskusi kurangnya sumber bahan ajar mengenai keanekaragaman makhluk hidup;

3. pembagian kelompok yang dilakukan berdasarkan absen justru membentuk kelompok-kelompok yang tidak seimbang. Karena ada kelompok-kelompok yang beranggotakan para siswa yang pintar, ada juga yang beranggotakan siswa yang kurang pintar;

4. ketika proses diskusi berlangsung, ada siswa kurang menurut kepada ketua kelompok mereka karena menganggap sang ketua hanya sebagai teman sekelas biasa;dan

5. menanamkan sikap percaya diri kepada para siswa masih menjadi hal yang cukup sulit, karena masih ada siswa yang malu-malu saat menjadi presentator.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data hasil pre-test dengan skor rata-rata 12,89 dan hasil post-test skor rata-ratanya 18,80. Dari perhitungan median diperoleh data median sebenarnya adalah 19, sedangkan median ditentukan adalah 18,75. Median ditentukan adalah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah diubah kedalam bentuk skor. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep keanekaragaman makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 9 Tasikmalaya.

Setelah penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dalam hal ini penulis ingin menyumbangkan beberapa pemikiran yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki diantaranya adalah:

(10)

1. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademis yang tidak terlalu baik dan tidak bertanggung jawab sehingga guru harus benar-benar mengenali karakter siswa dan memotivasinya dalam pembelajaran kelompok terutama dalam model kooperatif tipe two stay two stray untuk saling membantu sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik.

2. Dalam menggunakan model pembelajaran pada proses belajar mengajar buku sumber yang digunakan siswa lebih baik beragam, tidak hanya menggunakan buku sumber yang diberikan dari perpustakaan.

3. Setelah pembelajaran berlangsung peneliti mencoba memberikan reward atau hadiah kepada kelompok yang bekerjasama dengan baik dan persentasi terbaik untuk memotivasi siswa supaya lebih rajin dan aktif

4. Untuk penelitian selanjutnya pengambilan kelompok dapat dibagi secara heterogen yaitu siswa dikategorikan menjadi 3 kelompok, kategori siswa yang pintar, menengah dan kurang kemudian siswa dibagi secara acak dan merata tiap kelompoknya.

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, I Ketut Diana. (2008). Ciri-ciri Makhluk Hidup. [Online] Tersedia: http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/08/ciri-ciri-makhluk-hidup/ Senin, 16 Januari 2012.

Ardiansyah, Fajar Shidiq. (2011). Relung, Habitat, Adaptasi dan Faktor Pembatas. [Online] Tersedia: http://seaforyourlife.blogspot.com/2011/04/relung-niche-habitat-adalah-tempat.html Sabtu, 21 Januari 2012.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Faisal, Muhammad. (2011). Ciri-ciri Makhluk Hidup. [Online] Tersedia: http://emprorerfaisal.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-makhluk-hidup.html Senin, 30 Januari 2012.

Herawan, Dedi (2005). Strategi Pembelajaran Biologi SMA. Tasikmalaya FKIP UNSIL: Tidak diterbitkan

Hernawan, Edi. (2011). Aplikasi Statistika Untuk Penelitian. Tasikmalya: Universitas Siliwangi.

Hidayat, Ujang S. (2011). Model-model Pembelajaran Berbasis Paikem. CV. Siliwangi& Co.

Laksmita, Anggi. (2009). Biologi. [Online] Tersedia:

(11)

Lie, Anita. (2008). Cooperatife Learning. Jakarta: PT. Gramedia.

Maryam, Alfi. (2011). Ciri-ciri Makhluk Hidup. [Online] Tersedia: http://blog.uad.ac.id/alfimaryam/2011/12/08/ciri-ciri-makhluk-hidup/ 21 Januari 2012.

Rukmana, Ade dan Asep Suryana. (2006). Pengelolan Kelas. Bandung. UPI PRESS. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sila, Yusuf. (2012). Ciri-ciri Makhluk Hidup. [Online]. Tersedia

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/08/ciri-ciri-makhluk-hidup/

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Subroto, Toto. (2009). Makhluk hidup dan Lingkungannya. Bandung: Pribumi mekar

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press

Gambar

Diagram Hasil Pre- Test Dan Post-Test
Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) (Kelompok)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 10 pada dasarnya memberikan informasi bahwa dalam mencari pekerjaan untuk alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen Universitas Lampung

Karena berkat rahmat, taufiq, dan hidayah, serta bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul : Pengaruh Inklusi

Menyiapkan bahan pengkoordinasian dengan intern dan antar unit kerja di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja serta instansi terkait dalam pelaksanaan tugas sesuai

Pelaksanaan IbDM diarahkan pada upaya pemanfaatan sumber daya alam yang ada, terutama kondisi lingkungan (tekstur tanah, suhu, kandungan air) yang tersedia dan

Kegiatan KSU Mitra Mandiri yang mendorong pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan adalah yang lebih khusus menangani kegiatan simpan pinjam masyarakat untuk lebih

Hal ini memberikan gambaran umum bahwa sebagian besar pekerja di bagian SDM dan UMUM RS Pusat Pertamina memiliki motivasi kerja yang rendah dan sangat sedikit yang memiliki

Mereka percaya bahwa keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan atas Computerize Based Information System

Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.. Intervensi