SKRIPSI PEMANFAATAN BONGGOL BUAH THIA A. R.
SKRIPSI
PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA
BIAKAN BAKTERI
Lactobacillus plantarum
SEBAGAI
PROBIOTIK
PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh:
THIA AMINAH RAHMAWATI SURABAYA–JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
N a m a : Thia Aminah Rahmawati N I M : 140911064
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul : “Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum
sebagai Probiotik “ adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
iii SKRIPSI PEMANFAATAN BONGGOL BUAH THIA A. R. SKRIPSI
PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA BIAKAN BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI PROBIOTIK
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh :
THIA AMINAH RAHMAWATI NIM. 140911064
Mengetahui, Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Serta
Sudarno, Ir., M. Kes.
SKRIPSI
PEMANFAATAN BONGGOL BUAH NANAS UNTUK MEDIA BIAKAN BAKTERI Lactobacillus plantarum SEBAGAI PROBIOTIK
Oleh :
THIA AMINAH RAHMAWATI 140911064
Telah diujikan pada Tanggal : 08 Juni 2016 KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes. Anggota : Agustono, Ir., M.Kes.
Prayogo , S.Pi., MP. Sudarno, Ir., M. Kes.
Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D
Surabaya, 08 Juni 2016 Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga Dekan,
v RINGKASAN
THIA AMINAH RAHMAWATI. Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum sebagai Probiotik. Dosen Pembimbing Sudarno, Ir., M. Kes. dan Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.
Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan inangnya. Untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik, diperlukan suatu substrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri. Salah satu media yang digunakan sebagai substrat adalah molase dan bonggol buah nanas. Molase merupakan sumber karbon yang menyediakan kebutuhan energi dan bonggol buah nanas membantu pH menjadi lebih asam. Hal tersebut sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan bakteri Lactobacillusplantarum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bonggol buah nanas untuk media biakan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai probiotik. Penelitian dilaksanakan di Balai Karantina Juanda Kelas I Surabaya pada bulan Januari – Februari 2016. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANAVA (Analysis of Variance) dengan tingkat kepercayaan 95 % dan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum. Hasil tertinggi jumlah total bakteri ditunjukkan pada perlakuan P2 pengamatan hari ketujuh
SUMMARY
THIA AMINAH RAHMAWATI. The Utilization the Pinneaple’s Axis as Media for Breeding to Lactobacillus plantarum Bacteria as Probiotic. Academic Advisor Sudarno, Ir., M. Kes. and Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.
Probiotic is a non pathogenic microorganism which gives a positive influence to the health’s host. To support the growth of probiotic bacterial, it needs a substrate that stimulates the growth of bacterial. A substrat for the growth of bacterial is molasses and pinneaple’s axis. Molasses is a carbon source which provides energy, and then pinneaple’s axis helps pH be more acid. It based on the required situation in the growth of Lactobacillus plantarum Baterial.
The purpose of this study is to know the influence of Pinneaple’s axis as media for breeding to Lactobacillus plantarum bacteria as probiotic. This study has been done at Balai Karantina Juanda Kelas 1 Surabaya from January to February 2016. This study used data analysis with statistics system which uses the ANAVA (Analysis of Variance) test with the level of confident 95% and continued with Duncan Test.
The result of this study shows that there are influences of Pinneaple’s axis to the number of Lactobacilus plantarum bacterial. The highest result of the number of bacterial was showed in p2 treatment in 7th day observation. This observation combined 75% molasses and 25% Pinneaple’s axis in 108 CFU/ml.
vii KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyusun laporan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Bonggol Buah Nanas untuk Media Biakan Bakteri Lactobacillus plantarum sebagai Probiotik” yang telah dilaksanakan pada tahun 2016.
Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan laporan skripsi ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan. Akhir kata, semoga laporan skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya dan untuk masyarakat pada umumnya.
Surabaya, Juni 2016
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa hormat dan penghargaan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Mirni Lamid, drh., MP. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.
1. Bapak Sudarno, Ir., M. Kes. dan Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan usulan hingga selesainya penyusunan laporan skripsi ini.
2. Bu Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes., Bapak Agustono, Ir., M.Kes. dan Bapak Prayogo , S.Pi., MP. selaku panitia penguji yang telah membantu dan memberikan saran dalam perbaikan hasil skripsi hingga selesai.
3. Kedua orang tua tercinta, Bapak Busar EF. dan Ibu Chotidjah, kakak tercinta saya, Deasy Noer Wulandhari serta Gani Tri Hadi Hartato, terima kasih atas doa yang tulus, cinta dan kasih sayang, semangat yang kuat dan kerja kerasnya yang menjadi motivasi terbesar saya dalam menjalani kehidupan.
4. Sahabat FPK 2009, Almira, Vivin, Ajeng, Titi, Tari dan Mardiah Rahma. Terima kasih telah mendukung saya selama kuliah dan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
ix 6. Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Terima kasih atas bantuan dan dukungan dalam penelitian saya sehingga laporan skripsi saya dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI
2.1.4 Bakteri Probiotik (Lactobacillus plantarum) ... 8
2.2 Bonggol Buah Nanas ... 10
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Konseptual Penelitian ... 11
xi
a. Persiapan Wadah Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik ... 15
b. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik ... 15
c. Pelaksanaan Penelitian ... 16
4.3.3 Parameter Penelitian ... 16
4.3.4 Analisis Data ... 17
4.4 Alur Penelitian ... 19
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 20
5.1.1 Jumlah Total Bakteri (Total Plate Count) ... 20
5.1.2 Nilai pH ... 21
5.1.3 Nilai Suhu ... 22
5.2 Pembahasan ... 22
VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 28
6.2 Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Kadar Vitamin C dalam susu, ekstrak nanas dan keju dalam 100 gram bahan
Karakteristik Isolat Lactobacillus plantarum (Titin dkk., 2011) ... 10 2. Hasil Jumlah Total Bakteri Lactobacillus plantarum pada Variasi
Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari (CFU/ml) dengan Menyertakan Standar Deviasi ... 19 3. Rata-Rata Nilai pH pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah
Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari ... 22 4. Nilai Suhu Ruangan pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah
xiii DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Konsep Penelitian ... 13 2. Diagram Alur Penelitian ... 18 3. Fase Pertumbuhan Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Data Jumlah Total Bakteri Lactobacillus plantarum selama Masa
Inkubasi 7 Hari pada Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas ... 32 2. Data Rerata Jumlah Sel dan log Jumlah Sel pada Variasi Konsentrasi
Moilase dan Bonggol Buah Nanas ... 34 3. Data pH selama Masa Inkubasi 7 Hari pada Konsentrasi Molase dan
Bonggol Buah Nanas ... 36 4. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari Ke-0
Perlakuan ... 37 5. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari
Keempat Perlakuan ... 39 4. Penghitungan Data secara Statistika Menggunakan SPSS pada Hari
1 I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan produksi dalam usaha budidaya dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan kondisi lingkungan, mendapatkan padat tebar yang tepat, memperbaiki kualitas benih dan pemberian pakan berkualitas baik. Selain itu, dapat pula dilakukan melalui upaya menurunkan tingkat mortalitas dan meningkatkan laju pertumbuhan. Salah satu langkah alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan probiotik (Mansyur dan Tangko, 2008).
Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang jika dikonsumsi akan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya (Hidayat, 2011). Penggunaan probiotik bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air serta lingkungan melalui proses biodegradasi (Mansyur dan Tangko, 2008). Adanya bakteri probiotik pada sistem akuakultur akan menjadi penetralisir bagi sistem pencernaan sehingga bakteri patogen dapat dihambat pertumbuhannya. Salah satu bakteri probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus plantarum (Supriyanto dkk., 2012).
dkk., 2006). Selain itu, 0,2 % pakan yang diberikan kepada hewan uji ikan bandeng memberikan respon yang baik terhadap laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan dan kecernaan pakan sebagai akibat dari aktivitas mikroorganisme Lactobacillus di dalam memperbaiki mutu pakan (Mansyur dan Tangko, 2008).
Beberapa jenis bakteri probiotik tersebut telah beredar dipasaran, baik produk dari luar maupun dari dalam negeri. Munculnya berbagai jenis produk bakteri probiotik menimbulkan permasalahan tersendiri karena para petambak menggunakan probiotik tersebut tanpa mengetahui dengan jelas peruntukan dari produk tersebut. Selain itu, komposisi jenis bakteri yang tercantum pada kemasan suatu produk belum tentu sama dengan yang terkandung di dalamnya sehingga memerlukan kecermatan dalam memilih suatu produk bakteri probiotik. Petambak harus lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih suatu produk bakteri probiotik sehingga lebih baik petambak meramu sendiri probiotiknya (Amin dan Mansyur, 2010).
3 Salah satu media yang digunakan sebagai substrat untuk dapat mendukung metabolisme bakteri probiotik adalah molase. Molase merupakan media pembawa yang selama ini sudah dikenal sebagai substrat pertumbuhan bakteri (Supriyanto dkk., 2012). Sumber karbon yang umum digunakan adalah glukosa, molase dan bahkan ethanol. Molase merupakan sumber karbon yang paling murah dikarenakan molase adalah produk samping dari industri gula. Sumber karbon tersebut akan menyediakan kebutuhan energi untuk media pertumbuhan. Oleh karena itu, pemilihan sumber karbon memainkan peran penting dalam sisi ekonomi dikarenakan 60-75 % bahan baku menggunakan karbon (Riadi, 2007).
Teknik pembuatan probiotik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pada media inokulasi pertama ditambahkan dengan perasan buah nanas dan yang kedua ditambahkan terasi udang (Firlana, 2011). Nanas merupakan buah yang segar dan mudah didapatkan yang pemanfaatannya hanya terbatas pada daging buahnya saja padahal bonggol nanas diperkirakan masih memiliki manfaat. Salah satunya adalah untuk membantu membuat pH menjadi lebih asam yaitu berkisar 4–5 (Miskah dkk., 2009). Hal ini sesuai dengan pernyataan Ferdaus dkk. (2008) yang menyatakan bahwa Lactobacillus plantarum merupakan jenis mikroba mesofilik karena dapat hidup pada pH antara 4,5-6,5. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat probiotik dengan cara yang mudah yaitu dengan menggunakan limbah bonggol buah nanas.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian bonggol buah nanas untuk media biakkan bakteri Lactobacillusplantarum sebagai probiotik.
1.4 Manfaat
5 II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Probiotik
2.1.1. Pengertian Probiotik
Definisi probiotik menurut Hidayat (2011) yaitu mikroorganisme non patogen yang jika dikonsumsi akan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya. Selain itu, probiotik dapat diartikan sebagai mikroba yang dapat hidup atau berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya (Kompiang, 2009). Yulinery dan Nurhidayat (2012) juga menjelaskan bahwa probiotik merupakan bakteri non patogen yang dikonsumsi sebagai suplemen makanan sehingga terjaga keseimbangan dalam ekosistem mikrobiota usus yang dapat menguntungkan kesehatan tubuh sehingga memperkuat sistem imunitas, menurunkan jumlah bakteri patogen dengan memproduksi komponen anti bakteri serta melakukan kompetisi untuk memperoleh daerah kolonisasi.
berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan (Feliatra dkk., 2004). Kompiang (2009) juga menjelaskan bahwa mikroba tersebut harus memenuhi beberapa kriteria antara lain dapat diproduksi secara massal, tetap stabil dan viable dalam waktu lama dalam kondisi penyimpanan dan di lapang, dapat bertahan hidup (akan lebih baik kalau dapat tumbuh) di dalam saluran pencernaan dan memberikan dampak yang menguntungkan pada inang.
2.1.2. Fungsi Probiotik
Penggunaan probiotik di dalam bidang budidaya bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air serta lingkungan perairan melalui proses biodegradasi (Mansyur dan Tangko, 2008). Probiotik dapat mengontrol terjadinya blooming alga sehingga dapat menjaga kestabilan nilai pH dalam tambak, menurunkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan menjaga ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan ikan. Suatu fungsi yang cukup penting dan sebaiknya dimiliki oleh probiotik adalah dapat menekan perkembangan patogen dalam tambak seperti Vibrio harveyi dan virus (Muliani dkk., 2008).
7 imunitas, menurunkan jumlah bakteri patogen dengan memproduksi komponen anti bakteri serta melakukan kompetisi untuk memperoleh daerah kolonisasi.
Terdapat dua macam cara aplikasi probiotik yaitu melalui lingkungan (air dan dasar tambak) serta melalui oral (dicampurkan ke dalam pakan). Penggunaan probiotik secara langsung melalui lingkungan dapat meningkatkan efektivitas mikroba usus yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan (Haetami, 2008) sedangkan probiotik yang dicampurkan ke dalam pakan dapat meningkatkan kualitas pakan dengan cara penguraian sehingga dapat meningkatkan kecernaan pakan (Mansyur dan Tangko, 2008). Nopitawati (2010) menjelaskan bahwa pengaruh probiotik sebagai pakan tambahan, mampu meningkatkan imun terhadap bakteri patogen. Selain itu, probiotik juga dapat meningkatkan nilai pakan, kontribusi enzim dalam saluran pencernaan, menghambat bakteri patogen, anti mutan gen dan anti karsinogen, menunjang pertumbuhan serta meningkatkan respon imun.
2.1.3. Cara Pembuatan Probiotik
Cairan bakteri EM (Effective Mikroorganisme) dapat dikembangbiakkan sendiri dengan cara memanaskan 5 liter air sampai mendidih dan tambahkan dengan bekatul, molase dan terasi. Setelah dingin, masukkan cairan EM dan tutup rapat selama 2 hari. Pada hari ke-3, penutup dapat dibuka sedikit dan dapat diaduk minimal sehari sekali. Setelah satu minggu, bakteri dapat diambil dan disimpan di dalam botol serta terhindar dari sinar matahari. Agar bakteri mendapat kebutuhan oksigen, maka sebaiknya tutup botol jangan ditutup terlalu rapat atau biarkan terbuka (Subandi, 2010).
2.1.4. Bakteri Probiotik (Lactobacillus plantarum)
9
Sifat yang menguntungkan dari bakteri L. plantarum dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan (Hardiningsih dkk., 2006). Mansyur dan Tangko (2008) menjelaskan bahwa 0,2 % pakan yang diberikan kepada hewan uji ikan bandeng memberikan respon yang baik terhadap laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan dan kecernaan pakan sebagai akibat dari aktivitas mikroorganisme Lactobacillus di dalam memperbaiki mutu pakan.
2. 2. Bonggol Buah Nanas
Klasifikasi buah nanas menurut Irfandi (2005) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae
Famili : Bromeliaceae (nanas-nanasan) Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus (L.) Merr.
sebesar 13 miligram dan 69 miligram dalam setiap 100 gram bahan (Kuntarso, 2007).
Nanas merupakan buah yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Selama ini pemanfaatan nanas terbatas pada daging buahnya saja, sementara kulit dan bonggolnya dibuang. Padahal, kulit dan bonggol nanas tersebut diperkirakan masih memiliki manfaat. Salah satu manfaatnya adalah kemampuannya mempercepat proses fermentasi tempe (Miskah dkk., 2009). Titin dkk. (2011) menguraikan bahwa bonggol buah nanas merupakan sumber protease yang dikenal kaya akan kandungan vitamin C. Bonggol buah nanas juga memiliki kandungan vitamin C yang relatif banyak terlihat dengan kadar yaitu sebanyak 68,565 mg.
11 III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Konseptual Penelitian
Probiotik merupakan mikroorganisme non patogen yang memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan inangnya (Hidayat, 2011). Salah satu bakteri probiotik yang sering digunakan adalah Lactobacillus plantarum. Bakteri Lactobacillus dapat digunakan untuk peningkatan kesehatan dalam sistem pencernaan (Hardiningsih dkk., 2006). Beberapa jenis produk probiotik telah
beredar dipasaran namun menimbulkan permasalahan karena petambak menggunakannya tanpa mengetahui dengan jelas peruntukan
dari produk tersebut. Selain itu, komposisi jenis bakteri pada kemasan belum tentu sama dengan yang terkandung di dalamnya sehingga memerlukan kehati-hatian dan kecermatan dalam memilih suatu produk bakteri probiotik (Amin dan Mansyur, 2010).
Probiotik dapat dibuat dengan biaya relatif murah dan merupakan produk yang ramah lingkungan. Untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik, diperlukan suatu substrat yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri (Surpiyanto dkk., 2012). Salah satu media yang digunakan sebagai substrat adalah molase. Molase merupakan sumber karbon yang akan menyediakan kebutuhan energi untuk media pertumbuhan. Selain molase, perasan buah nanas dan terasi dapat dijadikan sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik (Firlana, 2011).
13 Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian
Keterangan:
Dilakukan Tidak dilakukan 3.2 Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas sebagai media
pembiakan terhadap jumlah total bakteri Lactobacillusplantarum. Probiotik
Kebutuhan pasar meningkat
Buatan Sendiri Buatan Pabrik
Membutuhkan substrat untuk pertumbuhan bakteri probiotik Lactobacillus plantarum.
Perhitungan jumlah total bakteri (TPC) Pembuatan mudah, harga terjangkau dan petambak dapat memilih sendiri jenis bakteri yang akan ditumbuhkan
Bonggol Nanas Komposisi jenis bakteri yang tercantum
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda Surabaya. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Februari 2016.
4.2 Materi Penelitian 4.2.1 Alat Penelitian
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu botol, autoclave, pisau, blender, spidol, bunsen, pipet, ose, panci pengukus, spatula, kompor, timbangan analitik, tabung reaksi, termometer, kertas lakmus, rak tabung, cawan petri, labu erlenmeyer, gelas ukur, label, gunting, isolasi, steples, spidol hitam dan tissue.
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kapas, sabun cuci, molase, bonggol buah nanas, bakteri Lactobacillus plantarum, MRS agar, MRS broth, aquades, aluminium foil, koran, karet, dan spirtus. Bakteri L. plantarum didapatkan di laboratorium biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR dan suplemen makanan Rillus.
4.3 Metode Penelitian
15 besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara membandingkan suatu kelompok atau kesatuan eksperimen dengan kelompok atau kesatuan kontrol.
4.3.1 Rancangan Percobaan
Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total bakteri probiotik (Lactobacillusplantarum) yang ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dengan lima perlakuan. Masing-masing perlakuan mendapatkan ulangan sebanyak lima kali dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah :
P1 : Molase 100 % dan Bonggol Nanas 0 %.
P2 : Molase 75% dan Bonggol Nanas 25 %.
P3 : Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 %.
P4 : Molase 25% dan Bonggol Nanas 75 %.
P5 : Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 %.
4.3.2 Prosedur Kerja
a. Persiapan Wadah Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik
Wadah yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik adalah botol kultur. Botol tersebut dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas dengan air hingga bersih. Setelah itu, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121 0C selama 15 menit (Dwidjoseputro, 2003).
b. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri Probiotik
dalam panci pengukus dan dimasak selama 20 menit. Setelah masak, larutan didinginkan hingga uap panasnya menghilang. Langkah kedua adalah memasukkan larutan nanas dan molase ke dalam botol sesuai perlakuan. Langkah terakhir adalah memasukkan aquades dan 10 ml Lactobacillus serta diinkubasi selama 7 hari. Usmiati dkk. (2011) menjelaskan bahwa starter bakteri probiotik Lactobacillus sp. memenuhi syarat sebagai produk probiotik dengan mutu yang baik dengan lama penyimpanan 4 hari pada suhu ruang yaitu sekitar 27-30 0C. c. Pelaksanaan Penelitian
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah mengecek karakterisasi bakteri Lactobacillus plantarum. Penelitian pembuatan probiotik dilakukan selama 7 hari. Tempat penelitian berada di dalam laboratorium dengan kondisi terhindar dari sinar matahari. Selain itu, botol sebagai media pertumbuhan bakteri probiotik harus tertutup rapat agar tidak ada udara yang masuk dikarenakan proses tersebut berlangsung secara anaeob.
4.3.3 Parameter Penelitian
Parameter utama dalam penelitian ini adalah perhitungan jumlah koloni bakteri setiap hari selama 7 hari dengan menggunakan TPC (Total Plate Count). TPC adalah perhitungan jumlah tidak berdasarkan kepada jenis, tetapi secara kasar terhadap golongan atau kelompok besar mikroorganisme umum seperti bakteri, fungi, mikroalgae ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu (Suriawiria, 1986).
17 sepuluh tabung reaksi steril yang masing-masing diisi 9 ml NaCl fisiologis dan 1 ml bakteri. Pengenceran tersebut dilakukan secara seri dari tabung pertama sampai tabung ke sepuluh dengan memindahkan masing-masing bakteri sebanyak 1 ml. Dari masing-masing tabung reaksi, diambil 1 ml untuk dimasukkan ke dalam cawan petri dan dituangi MRS agar yang masih cair. Setelah media dalam cawan petri memadat, segera diinkubasikan selama 2 hari. Dilakukan penghitungan bakteri tiga kali seminggu dengan menggunakan penghitungan yaitu jumlah bakteri dikurangi jumlah total dikali besarnya pengenceran (penghitungan dilakukan terhadap petri yang berisi antara 25-250).
4.3.4 Analisis Data
4.4 Alur Penelitian
Gambar 2. Diagram alur penelitian Persiapan alat dan bahan penelitian
Proses penanaman bakteri probiotik (Lactobacillus sp.) selama 7 hari
Analisis data
Pengamatan total bakteri probiotik
Parameter utama
19 V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian molase dan bonggol buah nanas sebagai media pembiakan terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum dengan berbagai konsentrasi molase dan bonggol buah nanas yang diinkubasi selama 7 hari.
5.1.1. Jumlah Total Bakteri (Total Plate Count)
Data hasil uji jumlah total bakteri terhadap berbagai konsentrasi pemberian molase dan bonggol buah nanas selama 7 hari disajikan pada tabel 2. Pada tabel 2 terlihat bahwa terjadi perubahan jumlah populasi Lactobacillus plantarum yang dipengaruhi oleh konsentrasi jumlah molase dan bonggol buah nanas.
Tabel 2. Hasil jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada variasi konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama masa inkubasi 7 hari (CFU/ml) dengan menyertakan Standar Deviasi.
lkoBerdasarkan uji ANAVA pada pengamatan hari pertama, menunjukkan tidak adanya perbedaan antar perlakuan. Semua perlakuan pada hari pertama menunjukkan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum sebanyak 105 CFU/ml. Pada pengamatan hari keempat, terdapat perbedaan antar perlakuan. Jumlah total bakteri tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P4 (molase 25 % dan bonggol buah
nanas 75 %) dengan hasil 108 CFU/ml. Perlakuan P4 juga tidak berbeda dengan
perlakuan P5 (molase 0 % dan bonggol buah nanas 100 %) dengan hasil 108
CFU/ml, namun berbeda nyata dengan perlakuan P1 (molase 100 % dan bonggol
buah nanas 0 %) dengan hasil 107 CFU/ml, P2 (molase 75 % dan bonggol buah
nanas 25 %) dengan hasil107 CFU/ml dan P3 (molase 50 % dan bonggol buah
nanas 50 %) dengan hasil 106 CFU/ml. Jumlah total bakteri terendah pada hari keempat, ditunjukkan pada perlakuan P3 dengan hasil 106 CFU/ml.
Pada pengamatan pada hari ketujuh, menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Jumlah total bakteri tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P2 (molase 75 % dan bonggol buah nanas 25 %) dengan hasil 108
CFU/ml yang berbeda dengan perlakuan P1 (molase 100 % dan bonggol buah
nanas 0 %) dengan hasil107 CFU/ml, P3 (molase 50 % dan bonggol buah nanas 50
%) dengan hasil108 CFU/ml, P4 (molase 25 % dan bonggol buah nanas 75 %)
dengan hasil106 CFU/ml dan P5 (molase 0 % dan bonggol buah nanas 100 %)
dengan hasil 107 CFU/ml. Jumlah total bakteri terendah ditunjukkan pada perlakuan P4 dengan hasil106 CFU/ml.
21 75 % dan bonggol buah nanas 25 % pada hari ketujuh dengan hasil 108 CFU/ml merupakan hasil jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum tertinggi diantara perlakuan yang lainnya, sedangkan perlakuan P4 yaitu menggunakan kombinasi
molase 25 % dan bonggol buah nanas 75 % pada hari ketujuh dengan hasil106 CFU/ml merupakan hasil jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum terendah. Hasil analisis statistik terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum ditunjukkan pada lampiran 4, 5 dan 6.
5.1.2. Nilai pH
Data rata-rata nilai pH terhadap perlakuan berbagai konsentrasi pemberian molase dan bonggol buah nanas selama 7 hari disajikan pada tabel 3. Pada tabel 3 terlihat bahwa terjadi perubahan nilai pH yang dipengaruhi oleh konsentrasi jumlah molase dan bonggol buah nanas. Perlakuan P1 yang menggunakan molase
100 % dan bonggol buah nanas 0 % memperlihatkan penurunan pH dari 4 menjadi 3,8. Perlakuan P2 yang menggunakan molase 75 % dan bonggol buah
nanas 25 % dan P4 yang menggunakan molase 75 % dan bonggol buah nanas 25
% tidak memperlihatkan penurunan pH yakni hanya 4. Perlakuan P3 yang
menggunakan molase 50 % dan bonggol buah nanas 50 % memperlihatkan penurunan pH dari 4 menjadi 3,6 dan perlakuan P5 yang menggunakan molase
Tabel 3. Rata-Rata nilai pH pada variasi konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama masa inkubasi 7 hari.
Perlakuan Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 6 7
Data nilai suhu ruang terhadap perlakuan berbagai konsentrasi pemberian molase dan bonggol buah nanas selama 7 hari disajikan pada tabel 5. Pada tabel 5 terlihat bahwa terjadi perubahan suhu setiap harinya, namun perubahan suhu tersebut tidak terlalu drastis. Suhu ruang selama perlakuan terendah terdapat pada hari keempat dengan suhu sebesar 29,5 0C, sedangkan suhu ruang selama perlakuan tertinggi terdapat pada hari kelima dengan suhu sebesar 31 0C.
Tabel 4. Nilai suhu ruangan pada variasi konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama masa inkubasi 7 hari.
Hari Ke- Suhu (0C)
23 Lactobacillus plantarum. Molase merupakan sumber karbon yang menyediakan kebutuhan energi untuk media pertumbuhan (Riadi, 2007), sedangkan nanas digunakan dalam pembuatan probiotik karena nanas mengandung gula, mineral dan vitamin sehingga berpotensi sebagai sumber karbon dan mineral pada media fermentasi (Hidayat dkk., 2006).
Jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum semua perlakuan pada hari pertama disamakan yakni sebanyak 105 CFU/ml. Hal ini bertujuan agar diketahui perbedaan dari masing-masing perlakuan sehingga mempermudah dalam menganalisis data.
Perlakuan P1 dengan menggunakan kombinasi konsentrasi molase 100 %
dan bonggol buah nanas 0 % mengalami peningkatan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada hari keempat yakni dari 105 CFU/ml menjadi 107 CFU/ml, namun pada hari ketujuh mengalami penurunan. Data penunjang lainnya meliputi pH dan suhu juga mengalami perubahan. Perlakuan P1 memperlihatkan
penurunan pH dari 4 menjadi 3,8; sedangkan suhu mengalami perubahan dari yang terendah 29,5 0C hingga yang tertinggi 31 0C. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum yang optimal pada perlakuan ini terjadi pada hari keempat.
Perlakuan P2 dengan menggunakan kombinasi konsentrasi molase 75 %
perlakuan. Data penunjang lainnya seperti pH tidak memperlihatkan penurunan yakni hanya 4; sedangkan suhu mengalami perubahan dari yang terendah 29,5 0C hingga yang tertinggi 31 0C. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum yang optimal terjadi pada hari ketujuh.
Perlakuan P3 dengan menggunakan kombinasi konsentrasi molase 50 %
dan bonggol buah nanas 50 % mengalami peningkatan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada hari keempat dan ketujuh yakni dari 105 CFU/ml menjadi 106 CFU/ml dan menjadi 108 CFU/ml. Data penunjang lainnya meliputi pH dan suhu juga mengalami perubahan. Perlakuan P1 memperlihatkan penurunan
pH dari 4 menjadi 3,6; sedangkan suhu mengalami perubahan dari yang terendah 29,5 0C hingga yang tertinggi 31 0C. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum yang optimal terjadi pada hari ketujuh.
Perlakuan P4 dengan menggunakan kombinasi konsentrasi molase 25 %
dan bonggol buah nanas 75 % mengalami peningkatan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada hari keempat yakni dari 105 CFU/ml menjadi 108 CFU/ml, namun pada hari ketujuh mengalami penurunan yakni menjadi 106 CFU/ml. Jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada hari ketujuh merupakan jumlah total bakteri menjadi yang paling rendah. Data penunjang lainnya seperti pH tidak memperlihatkan penurunan pH yakni hanya 4; sedangkan suhu mengalami perubahan dari yang terendah 29,5 0C hingga yang tertinggi 31
0
25 Perlakuan P5 dengan menggunakan kombinasi konsentrasi molase 0 % dan
bonggol buah nanas 100 % mengalami peningkatan jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum pada hari keempat yakni dari 105 CFU/ml menjadi 108 CFU/ml, namun pada hari ketujuh mengalami penurunan yakni menjadi 107 CFU/ml. Data penunjang lainnya meliputi pH dan suhu juga mengalami perubahan. Perlakuan P1 memperlihatkan penurunan pH dari 5 menjadi 3;
sedangkan suhu mengalami perubahan dari yang terendah 29,5 0C hingga yang tertinggi 31 0C. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Lactobacillus plantarum yang optimal terjadi pada hari ketujuh.
Gambar 3. Fase Pertumbuhan Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase dan Bonggol Buah Nanas selama Masa Inkubasi 7 Hari.
Berdasarkan Gambar 3 tersebut, secara umum hasil jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum mengalami peningkatan maupun penurunan pada masing-masing perlakuan. Pada perlakuan P1, P4 dan P5 mengalami peningkatan
ketujuh. Suprihatin dan Perwitasari (2010) menjelaskan bahwa menurunnya jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum diakibatkan karena adanya penurunan nutrien pada substrat yang digunakan untuk proses fermentasi. Sedangkan pada perlakuan P2 dan P3 mengalami kenaikan (fase logaritmik) pada
hari keempat dan ketujuh. Saripah (1983) dalam Suprihatin dan Perwitasari (2010) mengatakan semakin lama waktu fermentasi, maka pertumbuhan bakteri juga semakin meningkat selama kondisi substrat masih memungkinkan untuk berlangsungnya metabolisme bakteri.
Perbedaan hasil pada perlakuan kombinasi konsentrasi molase dan bonggol buah nanas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas sebagai media pembiakan bakteri Lactobacillus plantarum. Misgiyarta dan Widowati (2002) dalam Ernawati (2010) menyatakan bahwa bakteri asam laktat (L. plantarum) dapat diisolasi dari berbagai sumber antara lain kobis busuk, asinan sawi, sawi busuk, kacang panjang busuk, selada busuk, tomat busuk, limbah tahu, susu terkontaminasi, susu kedelai, pisang busuk, pepaya busuk, nanas busuk dan sirsak busuk.
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian bonggol buah nanas terhadap jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum. Hasil tertinggi jumlah total bakteri ditunjukkan pada perlakuan P2 pengamatan hari ketujuh
dengan kombinasi molase 75 % dan bonggol buah nanas 25 % sebesar 108 CFU/ml.
6.2 Saran
29 DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. dan A. Mansyur. 2010. Pertumbuhan Plankton pada Aplikasi Probiotik dalam Pemeliharaan Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) di Bak Terkontrol. Prosiding Forum inovasi Teknologi Akuakultur 2010. Hal 261-268.
Buletin Teknopro Hotikultura. 2004. Manfaat Nanas Bagi Kesehatan. Buletin Teknopro Hotikultura Edisi 71 Bulan Juli Tahun 2004.
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan : Jakarta. Hal 91.
Ernawati. 2010. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat pada Susu kambing Segar. Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. 99 hal.
Feliatra, I. Efendi dan E. Suryadi. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia 6 (2). Hal 75-80.
Ferdaus, F., M. O. Wijayanti, E. S. Retnonigtyas dan W. Irawati. 2008. Pengaruh pH, Konsentrasi Substrat, Penambahan Kalsium Karbonat dan Waktu Fermentasi terhadap Perolehan Asam Laktat dari Kulit Pisang. Widya Teknik Vol. 7, No. 1, 2008 (1-14). Hal 4.
Firlana, M. A. 2011. Teknik Pembuatan Effective Microorganism (EM) untuk Perikanan di Biotech Agro Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Airlangga. 57 hal.
Gunawan dan M. M. S. Sundari. 2003. Pengaruh Penggunaan Probiotik dalam Ransum terhadap Produktivitas Ayam. Wartazoa Vol. 13 No. 3 Th. 2003. Hal 92-98.
Haetami, Kiki, Abun dan Y. Mulyani. 2008. Studi Pembuatan probiotik BAS (Bacillus licheniformis, Aspergillus niger dan Sacharomices cereviseae) sebagai Feed Suplement serta Implikasinya terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah. Universitas Padjadjaran. 53 hal.
Hardiningsih, R., R. N. R. Napitupuli dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH rendah. Biodiversitas Vol. 7, No. 1, Januari 2006. Hal 15-17.
Hidayat, H. 2011. Karakterisasi Molekuler Bakteri Asam Laktat (BAL) dengan Gen 16S rRNA Penghasil Enzim Protease yang Berpotensi sebagai Probiotik dari Fermentasi Markisa Kuning (Passiflora edulis var. flavicurpa) di Sumatera Barat. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Andalas, Padang. 9 hal.
Irfandi. 2005. Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.). Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 38 hal. Kompiang, I. P. 2009. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk
Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3), 2009. Hal 177-191.
Kuntarso, A. 2007. Pengembangan Teknologi Pembuatan Low Fat Fruitty Bio-Yogurt (Lo-Bio F). Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 94 hal.
Kusriningrum, R. S. 2008. Buku Ajar Perancangan Percobaan. Dani Abadi : Surabaya. Hal 13.
Mansyur, A. dan A. M. Tangko. 2008. Probiotik : Pemanfaatannya untuk Pakan Ikan Berkualitas Rendah. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 2 tahun 2009. Hal 145-149. Miskah, S., R. Daslam dan D. E. Suryani. 2009. Pengaruh Penambahan Ekstrak
Bonggol dan Kulit Nanas pada Proses Fermentasi Tempe. Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 16, Januari 2009. Hal 1.
Muliani, Nurbaya dan B. R. Tampangallo. 2008. Pengaruh Rasio Bakteri Probiotik Terhadap Perubahan Kualitas Air dan Sintasan Udang Windu, Penaeus monodon dalam Akuarium. Jurnal Riset Akuakultur Vol. 3 No. 1 Tahun 2008. Hal 33-42.
Munir, S., S. Handayani, A. Fanani dan A. Y. Pranna. 2010. Pemanfaatan Kulit dan Bonggol Nanas untuk Mempercepat Proses Pembuatan Tempe Guna Meningkatkan Laba Pengusaha Tempe. PKMK-1-13-1. Hal 3.
31 Inkubasi. Hal. 39. Skripsi, Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.
Nursyiwani, W. Asmara, A. E. T. H. Wahyuni dan Triyanto. 2011. Properti Probiotik Isolat Bakteri Asam Laktat untuk Mengendalikan Pertumbuhan Vibrio alginolyticus pada Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Ilmu Kelautan September 2011 Volume 16 (3). Hal 151-158.
Sinar Tani. 2008. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat, Alternatif Meningkatkan Nilai Ekonomis Hasil Panen. Edisi 13-19 Agustus 2008. 2 hal.
Subandi, A. 2010. Pembuatan Pupuk Kompos Padat dan Cair. Hal 1-11.
Suprihatin dan D. S. Perwitasari. 2010. Pembuatan Asam Laktat dari Limbah Kubis. ISSN 1987 – 0427. Hal 1-8.
Supriyanto, A., R. Novirisandi dan Ni’matuzahroh. 2012. Kajian Viabilitas dan
Pola Pertumbuhan Lactobacillus plantarum pada Variasi Konsentrasi Molase dan Waktu Inkubasi. Hal 1-10.
Suriawiria, U. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi PBIO4440/3 SKS/Modul 6-9. Penerbit Alumni : Bandung. Hal 102.
Titin, F. M., A. Kusrijadi dan M. Amelia. 2011. Pemanfaatan Protease dari Ekstrak Nanas (Ananas comosus L.merry) sebagai Koagulan dalam Produksi Keju Cottage Berkualitas. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kiimia III. ISBN : 978-97901533-85-0. Hal 1-9.
Usmiati, S., W. Broto dan H. Setiyanto. 2011. Karakteristik Dadih Susu Sapi yang Menggunakan Starter Bakteri Probiotik. JITV Vol. 16 No. 2 Th. 2011 : 140-152. Hal 1.
LAMPIRAN 1. Data jumlah total bakteri Lactobacillus plantarum selama masa inkubasi 7 hari pada konsentrasi molase dan bonggol buah nanas
Inkubasi Perlakuan Ulangan Hasil TPC
LAMPIRAN 2. Data Rerata jumlah sel dan log jumlah sel pada variasi konsentrasi molase dan bonggol buah nanas
Inkubasi Perlakuan Ulangan Jumlah Sel Rerata Jumlah Sel
1 299090909.1 112781818.2
2 66181818.18 7.820738694
3 69727272.73 7.843402679
4 76909090.91 7.885977678
5 52000000 7.716003344
2
1 41636363.64 51800000
2 63454545.45 7.802462737
3 48181818.18 7.682883184
4 44272727.27 7.646136276
5 61454545.45 7.788554011
3 1 8954545.455 7949090.909
35
4 6554545.455 6.81654258
5 8554545.455 6.932196938
4
1 385454545.5 845818181.8
2 608181818.2 8.784033433
3 2200000000 9.342422681
4 551818181.8 8.741796006
5 483636363.6 8.684518947
5
1 524545454.5 2734109091
2 54545454.55 7.736758565
3 52363636.36 7.719029798
4 39090909.09 7.59207577
5 13000000000 10.11394335
Hari Ke-7
2 23000000 7.36172784
3 22636363.64 7.35480666
4 21363636.36 7.32967518
5 22454545.45 7.35130427
2
1 752727272.7
716363636.4
8.87663765
8.854990886
2 711818181.8 8.85236908
3 701818181.8 8.84622462
4 704545454.5 8.84790902
5 710909090.9 8.85181407
3
1 694545454.5
669454545.5
8.84170067
8.825590147
2 677272727.3 8.83076359
3 670909090.9 8.82666368
4 658181818.2 8.81834588
5 646363636.4 8.81047692
4
1 2290909.091
2249090.909
6.36000786
6.351592105
2 2363636.364 6.37358066
3 2318181.818 6.3651475
4 2172727.273 6.33700522
5 2100000 6.32221929
3 5690909.091 6.75518165
4 6045454.545 6.78142896
LAMPIRAN 3. Data pH selama masa inkubasi 7 hari pada konsentrasi molase dan bonggol buah nanas
Perlakuan Ulangan Pengamatan Hari Ke
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
Duncan
Media Pertumbuhan N
Subset for alpha = 0.05 1
Molase 100 % dan Nanas 0 % 5 5.9470
Molase 75 % dan Bonggol Nanas 25 % 5 5.9470 Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 % 5 5.9470 Molase 25 % dan Bonggol Nanas 75 % 5 5.9470 Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 % 5 5.9470
Sig. 1.000
39 LAMPIRAN 5. Penghitungan data secara statistika menggunakan SPSS pada hari keempat perlakuan
Oneway
Notes
Output Created 10-May-2016 15:11:33
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none> Missing Value Handling Definition of
Missing User-defined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics for each analysis are based on cases with
no missing data for any variable in the analysis.
Syntax ONEWAY PengamatanHariKe4 BY Perlakuan
/STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:00.062
Descriptives Molase 75 % dan Bonggol
Nanas 25 % 5 7.7078 .08335 .03727 7.6043 7.8113 7.62 7.80 Molase 50 % dan Bonggol
Nanas 50 % 5 6.8956 .07297 .03263 6.8050 6.9862 6.82 6.96 Molase 25 % dan Bonggol
Nanas 75 % 5 8.8278 .29688 .13277 8.4592 9.1964 8.59 9.34 Molase 0 % dan Bonggol Nanas
41 Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
TPC Hari Ke-4
Duncan
Media Pertumbuhan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 % 5 6.8956
Molase 75 % dan Bonggol Nanas 25 % 5 7.7078
Molase 100 % dan Nanas 0 % 5 7.9484
Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 % 5 8.3764 8.3764
Molase 25 % dan Bonggol Nanas 75 % 5 8.8278
Sig. 1.000 .066 .183
LAMPIRAN 6. Penghitungan data secara statistika menggunakan SPSS pada hari ketujuh perlakuan
Oneway
Notes
Output Created 10-May-2016 15:17:52
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in
Working Data File 27
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on cases with no missing data for any variable in the analysis.
Syntax ONEWAY PengamatanHariKe7 BY
Perlakuan
/STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:00.062
43 Molase 75 % dan Bonggol
Nanas 25 % 5 8.8550 .01257 .00562 8.8394 8.8706 8.85 8.88 Molase 50 % dan Bonggol
Nanas 50 % 5 8.8256 .01226 .00548 8.8104 8.8408 8.81 8.84 Molase 25 % dan Bonggol
Nanas 75 % 5 6.3516 .02145 .00959 6.3250 6.3782 6.32 6.37 Molase 0 % dan Bonggol Nanas
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
TPC Hari Ke-7 Duncan
Media Pertumbuhan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4 5
Molase 25 % dan Bonggol Nanas 75 % 5 6.3516
Molase 0 % dan Bonggol Nanas 100 % 5 6.7442
Molase 100 % dan Nanas 0 % 5 7.3498
Molase 50 % dan Bonggol Nanas 50 % 5 8.8256
Molase 75 % dan Bonggol Nanas 25 % 5 8.8550
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
45 LAMPIRAN 7. Dokumentasi Penelitian
a. Proses Penghalusan Bonggol Buah Nanas dengan Menggunakan Blender.
b. Pengidentifikasian Bakteri Lactobacillus plantarum.
d. Pengerjaan TPC (Total Plate Count).
e. Proses Pengenceran untuk Pengerjaan TPC (Total Plate Count).
f. Penyimpanan Plate hasil TPC di dalam Oven
47 g. Hasil Koloni Bakteri Lactobacillus plantarum pada proses TPC
h. Proses Pewarnaan untuk identifikasi Bakteri Lactobacillus plantarum