1
PENGARUH KOMPETENSI, ETIKA DAN INDEPENDENSI,
SERTA FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
Bella Dwi Sulistiarini
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya belladwi11@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of the competence, ethics and independency, and fee audit to audit quality at Public Accountant Firm in Surabaya.The sample of this study is 30 Public Accountant Firm in Surabaya.. This research was conducted using primary data with questionnaires. The result of the study show that competence, ethics and independency, and fee audit positive effect on audit quality. Simultaneously entire variable that are competence, ethics and independency, and fee audit has a positive effect on audit quality.
Keywords: Competence, Ethics and Independency, Fee Audit, Audit Quality.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi yang berisi informasi keuangan yang relevan, andal, dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh penggunanya. Akuntan Publik mengemban kepercayaan pengguna laporan keuangan untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang diterbitkan suatu entitas.
Guna menjaga kepercayaan pengguna laporan keuangan auditan, Akuntan Publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Meskipun auditor dituntut untuk memberikan audit yang berkualitas, namun tuntutan tersebut belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh auditor, karena masih banyak skandal keuangan yang melibatkan auditor, seperti skandal keuangan yang terjadi pada Toshiba di tahun 2015 dan skandal keuangan di Indonesia yang melibatkan KAP Purwantono, Suherman & Surja yang gagal melakukan audit pada laporan keuangan pada salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2011.
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (AAA Financial Accounting Commite, 2000 dalam Christiawan, 2002). Menurut Arens et al (2008:8) auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
2 tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Halim dkk (2014) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Selain kompetensi, faktor penting dalam menghasilkan audit yang berkualitas adalah etika dan independensi. Ketentuan independensi berlaku bagi setiap auditor, KAP, maupun Jaringan KAP. Kepatuhan terhadap ketentuan etika dan independensi dalam suatu perikatan audit memerlukan pemahaman yang memadai setiap auditor terhadap ketentuan etika dan independensi, serta komitmen dan dukungan dari pimpinan (Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik, 2016:5). Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.
Seiring perkembangan, kualitas audit tidak hanya ditentukan oleh kompetensi, etika dan independensi. Sehingga IAPI mengeluarkan Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016). Menurut Panduan tersebut, faktor lain yang dapat menghasilkan audit yang berkualitas adalah fee audit. Fee audit yang tinggi akan memungkinkan KAP menggunakan sumber daya yang lebih banyak. Semakin banyak sumber daya atau auditor yang ditugaskan maka ketelitian dan penerapan prosedur audit dapat dilakukan dengan efektif. Selain itu, semakin tinggi fee audit yang diterima oleh auditor maka akan membuat auditor melakukan prosedur audit yang lebih luas dan mendalam sehingga kualitas audit yang dihasilkan semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2013), serta Pramesti & Wiratmaja (2017) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi fee audit yang diterima oleh auditor, maka kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kompetensi
Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016) mendefinisikan kompetensi auditor sebagai kemampuan profesional individu auditor dalam menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu perikatan baik secara bersama-sama dalam suatu tim atau secara mandiri berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik, kode etik dan ketentuan hukum yang berlaku.
3 Berdasarkan SPM 1.19 (2016), kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode, yang mencakup: (1) Pendidikan profesional; (2) Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan; (3) Pengalaman kerja; (4) Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai contoh, anggota tim perikatan lainnya; (5) Pendidikan mengenai independensi bagi personel yang diisyaratkan untuk independen.
Etika dan Independensi
Kode Etik menetapkan lima prinsip dasar etika profesi yang wajib dipatuhi oleh setiap praktisi, yaitu: (1) Integritas; (2) Objektivitas; (3) Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional; (4) Kerahasiaan; (5) Perilaku Profesional. Arens et al. (2008:74) independensi merupakan cara pandang yang tidak memihak di dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Independensi dibagi menjadi independensi dalam pemikiran dan independensi dalam penampilan (Kode Etik Seksi 290).
Fee Audit
Fee audit merupakan imbalan yang diterima oleh Akuntan Publik dari entitas kliennya sebuhungan dengan pemberian jasa audit (Panduan Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik, 2016). Penentuan Fee audit atas audit diatur dalam Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan. Guna meningkatkan kualitas audit, IAPI menetapkan indikator batas bawah Tarif Penagihan. Indikator batas bawah Fee audit per jam (minimum horly charge-out rates) yang disajikan dalam Tabel .
Kualitas Audit
DeAngelo (1981) menjelaskan kualitas audit merupakan suatu kemungkinan bahwa ketika auditor melakukan audit pada laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan melaporkan temuannya. Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016), audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan persyaratan standar profesi Akuntan Publik, kode etik, dan ketentuan peraturan yang berlaku dalam melaksanakan setiap perikatan dan laporan auditor yang diterbitkan sesuai dengan kondisinya.
4
HIPOTESIS
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit
Kompetensi berhubungan dengan keahlian, pengetahuan dan pengalaman sehingga auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki pengetahuan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai agar berhasil menyelesaikan pekerjaan auditnya (Tandiontong, 2016:172). Penelitian yang telah dilakukan oleh Halim dkk (2014) dan Darayasa & Wisadha (2016) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
H1: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Etika dan Independensi
Auditor harus memenuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan yang berkaitan dengan independensi, sehubungan dengan perikatan audit atas laporan keuangan (SA 200.A14). Independensi meningkatkan kemampuan auditor dalam menjaga integritasnya, serta bertindak secara objektif, dan memelihara suatu sikap skeptisisme profesional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustikawati & Kurnia (2013) serta Wardana & Ariyanto (2016) menunjukkan bahwa etika berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Octavia & Widodo (2015) menunjukkan hasil bahwa independensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
H2: Etika dan Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengaruh Fee audit Terhadap Kualitas Audit
Fee audit merupakan imbalan yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya. Besarnya fee audit yang diterima oleh auditor tergantung dari risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut (Mulyadi, 2008:63). Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2013), serta Pramesti & Wiratmaja (2017) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
5 H3: Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya sebanyak 43 KAP. Penentuan jumlah sampel dilakukan melalui perhitungan menggunakan rumus slovin (Sevilla et al, 1993) yaitu:
keterangan:
n : ukuran sampel KAP
N : jumlah KAP keseluruhan (43) e : nilai kritis (10% = 0,1)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas diperoleh hasil sebanyak 30,06 KAP maka dibulatkan menjadi 30 KAP. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 4 poin. Adapun skor yang diberikan pada setiap item scale adalah Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL Variabel Independen
Kompetensi auditor dapat diperoleh melalui pendidikan pada perguruan tinggi pada bidang akuntansi, kegiatan pengembangan dan pelatihan profesional di tempat bekerja. Sertifikasi profesi merupakan suatu bentuk pengakuan IAPI terhadap kompetensi auditor. Dimensi variabel kompetensi berdasarkan Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016) adalah: (1) Pendidikan profesional; dan (2) Sertifikasi profesi auditor.
Etika dan Independensi, Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan. Dimensi variabel kepatuhan terhadap etika dan independensi
6 menurut Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016) adalah: (1) KAP telah memiliki panduan etika dan independensi; dan (2) Setiap auditor telah menerapkan ketentuan etika dan independensi pada setiap perikatan audit.
Fee Audit merupakan imbalan yang diterima oleh Akuntan Publik dari entitas kliennya sehubungan dengan pemberian jasa audit. Besaran fee audit dapat ditentukan secara bebas dan mandiri berdasarkan kebutuhan dan profesional judgment Akuntan Publik. Dimensi varibel fee audit menurut Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan adalah:
Kesesuaian atau kepatuhan terhadap penentuan indikator batas bawah tarif penagihan fee audit per jam.
Variabel Dependen Kualitas Audit
Audit yang berkualitas merupakan audit yang dilakukan sesuai dengan Standar profesi, ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta laporan yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya. Pengukuran kualitas audit dalam penelitian ini adalah menggunakan indikator pada Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016) yaitu: (1) Tepat waktu; (2) Ringkas, mudah dipahami, dan memadahi; (3) Memuat hal-hal pokok; (4) Tidak menyesatkan; dan (5) Memuat informasi yang handal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 KAP, namun penulis hanya mampu mengumpulkan data dari 20 KAP karena periode penyebaran kuesioner dilakukan bertepatan dengan waktu KAP melakukan tugas auditnya yaitu pada pertengahan tahun, sehingga KAP yang bersedia mengisi kuesioner atau bersedia dijadikan responden menjadi terbatas. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 100 responden.
7
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini jumlah sampel yaitu 100 maka df=98 sedangkan r hitung dengan melihat tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item-Total Correlation, kemudian nilai Correlated Item-Total Correlation dibandingkan dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator valid. Adapun nilai r tabel diketahui sebesar 0,197. Hasil uji validitas dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Indikator Korelasi
(r) Kondisi Keterangan
X1 X1.1 0,667 rhit> rtab Valid
X1.2 0,720 rhit> rtab Valid X1.3 0,729 rhit> rtab Valid
X2 X2.1 0,496 rhit> rtab Valid
X2.2 0,634 rhit> rtab Valid X2.3 0,686 rhit> rtab Valid X2.4 0,544 rhit> rtab Valid
X3 X3.1 0,794 rhit> rtab Valid
X3.2 0,777 rhit> rtab Valid
Y Y1.1 0,538 rhit> rtab Valid
Y1.2 0,678 rhit> rtab Valid Y1.3 0,622 rhit> rtab Valid Y1.4 0,660 rhit> rtab Valid Y1.5 0,584 rhit> rtab Valid Sumber : Peneliti (2017)
Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011:47) alat ukur dikatakan reliabel jika nilai alpha untuk setiap pertanyaan lebih besar dari 0,7. Hasil uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.764 14
8 Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha memiliki nilai melebihi 0,7 maka hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji Kolmogorov Smirnov disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.30629892 Most Extreme Differences Absolute .083 Positive .083 Negative -.044 Test Statistic .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .083c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Peneliti (2017)
Suatu data dikatakan normal apabila nilai uji normalitasnya berada diatas 0,05. Dari hasil pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov pada tabel 3 diatas, memperlihatkan besarnya signifikansi berada di atas 0,05 atau 5%, yaitu 0,083. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai seluruh variabel memiliki distribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Cara untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara prediksi variabel independen yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji heterokedastisitas disajikan dalam Gambar 1.
9 Sumber: Peneliti (2017)
Gambar 1
Grafik Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 1, Uji Heterokedastisitas diketahui titik-titik data yang digunakan pada penelitian ini menyebar di sekitar garis horisontal angka 0 (sumbu Y) sehingga tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Bila angka VIF di atas angka 10 dan nilai toleransi ≤ 0,10, maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Kompetensi (X1) 0,825 1,213
Etika dan Independensi (X2) 0,633 1,581
Fee audit (X3) 0,668 1,496
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai VIF di bawah angka 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi tidak terdapat indikasi multikolinearitas.
Analisis Linier Berganda
10 Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.020 1.593
totalx1 .331 .129 .243
totalx2 .275 .130 .230
totalx3 .367 .183 .211
a. Dependent Variable: totally Sumber: Peneliti (2017)
Adapun persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut : Y =7,020+ 0,331X1 + 0,275X2 + 0,367X3 + it
Besarnya nilai konstanta (α) adalah 7,020 menunjukkan bahwa jika variabel bebas sama dengan 0 (nol), maka variabel terikat yaitu kualitas audit akan bernilai sebesar 7,020.
Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Guna mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .538a .289 .267 1.327 1.754
a. Predictors: (Constant), totalx3, totalx1, totalx2 b. Dependent Variable: totally
Sumber: Peneliti (2017)
Pada Tabel 6 nilai koefisien determinasi (R²) adalah 0,289 atau 29% yang artinya bahwa 29% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel Kompetensi (X1), Etika
11 dan Independensi (X2), Fee audit (X3). Sisanya sebesar 71% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
b. Uji F
Adapun data hasil pengujian uji F disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7
Hasil Perhitungan Uji F ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 68.775 3 22.925 13.027 .000b
Residual 168.935 96 1.760
Total 237.710 99
a. Dependent Variable: totally
b. Predictors: (Constant), totalx3, totalx1, totalx2 Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (p) = 0,000. Oleh karena nilai p = 0,000 < = 0,05, maka variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.
c. Uji t
Hasil analisa menggunakan SPSS seperti tampak pada Tabel berikut 8. Tabel 8
Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.020 1.593 4.408 .000 totalx1 .331 .129 .243 2.562 .012 totalx2 .275 .130 .230 2.122 .036 totalx3 .367 .183 .211 2.008 .048
a. Dependent Variable: totally Sumber: Peneliti (2017)
Berdasar Tabel 8 diketahui bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Nilai signifikansi (p) dari kompetensi sebesar 0,012 yang lebih kecil dari (0,05) maka variabel kompetensi secara parsial berpengaruh
12 terhadap variabel kualitas audit. Nilai signifikansi (p) dari etika dan independensi sebesar 0,036 yang lebih kecil dari (0,05) maka variabel etika dan independensi secara parsial berpengaruh terhadap variabel kualitas audit. Nilai signifikansi (p) dari fee audit sebesar 0,048 yang lebih kecil dari (0,05) maka variabel fee audit secara parsial berpengaruh terhadap variabel kualitas audit.
PEMBAHASAN
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Maka semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka kualitas yang dihasilkannya pun juga akan semakin baik, karena dengan kompetensi yang dimiliki maka kemungkinan auditor dapat menemukan salah saji atau kecurangan yang dilakukan oleh klien akan semakin besar. Selain itu dengan kompetensi yang dimiliki, auditor dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam.
Hal tersebut didukung oleh policeman theory, auditor bertanggung jawab untuk menemukan kecurangan pada laporan keuangan klien. Auditor berperan seperti layaknya seorang polisi yang fokus pada ketepatan aritmatik dan melakukan upaya untuk mendeteksi serta mencegah adanya kecurangan (Hayes et al, 2005:44). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darayasa & Wisadha (2016) yang menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif pada kualitas audit.
Pengaruh Etika dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa etika dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat etika profesional dan independensi seorang auditor, maka semakin baik pula kualitas audit yang dapat diberikan, karena dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pedoman seorang auditor maka tidak akan terjadi kecurangan-kecurangan yang disebabkan oleh auditor dan diharapkan mampu memberikan opini audit laporan keuangan perusahaan yang benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia.
13 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardana & Ariyanto (2016) serta Octavia & Widodo (2015).
Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini konsisten dengan penelitian Pramesti & Wiratmaja (2017) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sehingga dapat dikatakan semakin besar fee audit suatu penugasan audit, maka semakin baik kualitas audit yang dapat diberikan, karena semakin besar fee audit yang diterima oleh auditor maka imbalan tersebut mencukupi untuk melaksanakan proses pengumpulan dan pengujian bukti berdasarkan standar auditing guna mendukung kesimpulan, temuan audit, maupun rekomendasi yang terkait sehingga laporan yang dihasilkan memuat informasi yang handal. Selain itu, dengan fee audit yang tinggi memungkinkan KAP untuk melibatkan lebih banyak auditornya untuk bertugas sehingga ketelitian dalam penerapan setiap prosedur akan semakin baik dan auditor dapat tepat waktu dalam melakukan prosedur audit maupun menyelesaikan laporan audit.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit yang diberikan karena semakin baik kompetensi yang dimiliki auditor maka kemampuannya dalam mendeteksi adanya kecurangan atau salah saji juga akan semakin baik.
Etika dan Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pedoman seorang auditor maka tidak akan terjadi kecurangan-kecurangan yang disebabkan oleh auditor dan perusahaan, dan diharapkan mampu memberikan opini audit laporan keuangan perusahaan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi nilai fee audit yang diberikan perusahaan maka semakin baik pula kualitas audit yang dapat diberikan karena imbalan tersebut mencukupi untuk melakukan prosedur sesuai dengan standar audit dan ketentuan yang berlaku.
14
SARAN
Penelitian ini mempunyai tingkat variabilitas yang kecil pada variabel independennya (kualitas audit) sebesar 29% sedangkan 71% sisanya merupakan variabel yang diharapkan untuk dapat dipenuhi oleh peneliti selanjutnya. Selain itu menambahkan sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Darayasa, I.M. & Wishada, I.G.S., 2016. Etika Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(1), pp.142–170.
DeAngelo, LE. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting and Economics. Vol. 3 (3): pp. 183-199.
Christiawan, Y. J. (2002). Kompetensi Dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris.Akuntansi & Keuangan, 4(2), 79–92..
Futri, P.S. & Juliarsa, G., 2014. Pengaruh Independensi,Profesionalisme,Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8(1), pp.41–58..
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Lima. Semarang: BP Universitas Diponogoro.
Halim, A., Sutrisno, T. & Achsin, M., 2014. Effect of Competence and Auditor Independence on Audit Quality with Audit Time Budget and Professional Commitment as a Moderation Variable. International Journal of Management and Business Studies, 3(6), pp.64–74.
Hayes, R., Dassen, R., Schilder, A. & Wallage, P., 2005. Principle of Auditing: An Introduction to International Standars on Auditing. Prentice Hall.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Penentuan Fee audit Audit Laporan Keuangan.
15 Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Sistem Pengendalian Mutu 1 (SPM 1).
Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Standar Audit 200 tentang Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Mustikawati, D., & Kurnia. (2013). Pengaruh Etika Profesional, Akuntabilitas, Kompetensi dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 2(12), 1–17.
Octavia, E. & Widodo, N.R., 2015. The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the Audit Quality. Research Journal of Finance and Accounting, 6(3), pp.189–194.
Pramesti, I.G.A.R. & Wiratmaja, I.D.N., 2017. Pengaruh Fee Audit, Profesionalisme pada Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Pemediasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(1), pp.616–645.
Suseno, N.S., 2013. An Empirical Analysis of Auditor Independence and Audit Fees on Audit Quality. International Journal of Management andBusiness Studies, 3(3), pp.82–87.
Tandiontong, Mathius.2016. Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung:Alfabeta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Wardana, M. A., & Ariyanto, D. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Objektivitas, Integritas dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(2), 948–976.