• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP pH SALIVA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Ika Fitri Dilianti. D.1. WIworo Haryani2, Aryani Widayati3

1) pipikdilianti@yahoo.com, Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Kyai Mojo no. 56, Pingit, Yogyakarta 555243, 0274-514306

2,3) Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ABSTRACT

The effect in chewing starfruit and tangerine on the pH of saliva at the Junior High School students

Saliva is a complex fluid that is produced by special glands and propagated into the oral cavity. Saliva can be referred to spittle or drool. Fibrous foods can effect such as brush and not attached to the teeth, the kind of food that have rude fiber are vegetables and fruits. Starfruit and tangerine that contain a lot of fiber and water. The target group for this study are students of SMP N 2 Yogyakarta Turi. The research objective was to determine the effect in chewing starfruit and tangerine on the pH of saliva at the junior high school students. This research is a pre experimental. The study population is the student of class VII of SMP N 2 Yogyakarta Turi. Sampling technique with simple random sampling method or simple random number of 30 people. Criteria for students in the sample : the students of class VII of SMP N 2 Yogyakarta Turi, aged 12-14 years, male and women, no missing teeth, no dental caries reaching the pulp, willing to participate in research and by charging informed consent. Influence variables are starfruit and tangerine, affected variables the pH of saliva. The data are processed with paired samples t-test. The average pH of saliva before chewing starfruit is 6.87, the average pH of saliva after chewing starfruit is 7.01, it increases 0.14. The average pH of saliva before chewing tangerine is 6.85, the average pH of saliva after chewing tangerine is 6.91, it increases 0.06. The results of paired samplest-test with a significance level (p =0.05) seen a significant the effect in the pH of saliva before and after chewing starfruit is 0.009 and 0.037 in tangerine. There is an effect in chewing starfruit and tangerine on the pH of saliva at the junior high school students.

Key Words :salivary pH, starfruit, tangerine ABSTRAK

Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan kedalam cavitas oral. Saliva dapat disebut juga ludah atau air liur. Makanan berserat dapat menimbulkan efek seperti sikat dan tidak melekat pada gigi, jenis makanan yang bersifat kasar diantaranya adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Buah belimbing wuluh dan jeruk keprok merupakan buah yang mengandung banyak serat dan air. Kelompok sasaran untuk penelitian ini adalah siswa SMP N 2 Turi Yogyakarta. Untuk mengetahui pengaruh mengunyah buah belimbing wuluh dan jeruk keprok terhadap pH saliva pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 2 Turi Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dengan metode

simple random samplingatau acak sederhana dengan jumlah 30 orang. Kriteria siswa yang masuk kedalam sampel penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 2 Turi Yogyakarta, umur 12 - 14 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, tidak ada gigi yang missing, tidak terdapat gigi karies mencapai pulpa, bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan dengan pengisian informed consent. Variabel pengaruh yaitu buah belimbing wuluh dan jeruk keprok, variabel terpengaruh yaitu pH saliva. Data diolah dengan uji paired sample t-test. Rata-rata pH saliva sebelum mengunyah buah belimbing wuluh adalah 6.87,rata-rata pH saliva sesudah mengunyah buah belimbing wuluh adalah 7.01, kenaikan 0.14. Rata-rata pH saliva sebelum mengunyah buah jeruk keprok adalah 6.85, rata-rata pH saliva sesudah mengunyah buah jeruk keprok adalah 6.91 kenaikan 0,06. Hasil uji paired sample t-test

(2)

sebelum dan sesudah mengunyah buah yaitu 0.009 pada buah belimbing wuluh dan 0.037 pada buah jeruk keprok. Ada pengaruh mengunyah buah belimbing wuluh dan jeruk keprok terhadap pH saliva pada siswa Sekolah Menengah Pertama.

(3)

PENDAHULUAN

Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi merupakan julukan yang tepat bagi Indonesia. Sangatlah potensial untuk menggali potensi alam yang masih tersembunyi di bumi Indonesia untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang kesehatan [1]

Di dalam rongga mulut selalu ada cairan yang berkontak dengan gigi dan menjadi pertahanan pertama terhadap karies gigi yaitu saliva. [2]

Fungsi saliva sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan bakteri dan bekas makanan dari mulut, berkurangnya buffer kerena perubahan asam mulut, hingga aktivitas mulut menjadi semakin asam. [3]

Keasaman dapat diukur dengan satuan pH. Skala pH berkisar 0-14, dengan perbandingan terbalik, makin rendah nilai pH makin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya, meningkatnya nilai pH berarti bertambahnya basa dalam larutan. Pada pH 7, tidak ada keasaman atau kebasaan larutan disebut netral. Air ludah secara normal sedikit asam ber-pH 6, dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan aliran dan pengaruh waktu dalam sehari, titik kritis untuk kerusakan gigi adalah 5 dan ini terlampaui sedikit

sekitar 2 menit setelah makanan masuk dalam plak. [4]

Makanan berserat dan makanan padat mempunyai kemampuan untuk merangsang sekresi ludah terhadap rongga mulut sehingga terjadi pembersihan alami pada gigi terhadap sisa-sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut. Makanan berserat dapat menimbulkan efek seperti sikat dan tidak melekat pada gigi, jenis makanan yang bersifat kasar diantaranya adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.[5]

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) dan jeruk keprok (Citrusknobilis. L)u merupakan salah satu dari buah-buahan tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh mengunyah buah belimbing wuluh dan jeruk keprok terhadap pH saliva pada siswa Sekolah Menengah Pertama.

Manfaat dilakukannya penelitian untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, serta memberikan informasi kepada pihak institusi sekolah tentang pengaruh mengunyah buah belimbing wuluh dan jeruk keprok terhadap pH saliva.

(4)

METODE

Penelitian ini bersifat Pre

Eksperimen dengan pengambilan data

secara Cross Sectional.Desain penelitian menggunakan One Group Pretest and Posttest Design.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Turi, Ngablak, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta pada bulan April 2014. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 2 Turi Yogyakarta.

Teknik pengambilan sampel dengan metode simple random sampling

atau acak sederhana dengan jumlah 30 orang. Kriteria siswa yang masuk kedalam sampel penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 2 Turi Yogyakarta, umur 12 - 14 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, tidak ada gigi yang missing, tidak terdapat gigi karies mencapai pulpa, bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan dengan pengisianinformed consent.

Variabel pengaruh yaitu buah belimbing wuluh dan jeruk keprok, variabel terpengaruh yaitu pH saliva. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pre post mengunyah belimbing wuluh dan pre post mengunyah buah jeruk keprok terhadap pH saliva.

Penelitian dilaksanakan dalam dua hari yaitu hari ke-1 untuk buah belimbing wuluh dan hari ke-2 untuk buah jeruk keprok. Responden sebanyak 30 orang dilakukan pemeriksaan skor pH awal sebelum perlakuan dengan cara di

dan ditampung dalam pot, kemudian diukur menggunakan pH meter dicelupkan selama 30 detik, lalu dihitung skor pH awal. Responden di instruksikan mengunyah 25 gram buah selama 1 menit kemudian ditelan. Ditunggu 1 menit. Pengukuran pH akhir dengan cara responden di instruksikan untuk meludah sebanyak 2 cc dan ditampung dalam pot, kemudian diukur menggunakan pH meter dicelupkan selama 30 detik, lalu dihitung skor pH akhir.

Data diolah dengan komputer. Data dilakukan normalitas terlebih dahulu dengan uji Shapiro Wilk kemudian dilanjutkan uji One Way Anova untuk melihat homogenitas data. Uji berpasangan untuk data yang normal dan homogen menggunakan ujipaired sample t-testdengan nilai kemaknaan sign < 0.05 (tingkat kepercayaan 95%).

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan jenis kelamin No Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%) 1 Laki-laki 14 46.7 2 Perempuan 16 53.3 Total 30 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, sampel yang paling banyak adalah jenis kelamin perempuan dengan prosentase 53.3 %.

(5)

Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan umur

No Umur Jumlah Prosentase (%) 1 12 tahun 5 17 2 13 tahun 21 70 3 14 tahun 4 13

Total 30 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa karakteristik subyek penelitian berdasarkan umur yang paling besar adalah 13 tahun dengan prosentase 70%.

Tabel 3. pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh Perlakuan Sampel pH Saliva Jumlah Sampel (%) Sebelum 6.4 2 6.7 6.5 1 3.3 6.6 2 6.7 6.7 2 6.7 6.8 6 20.0 6.9 7 23.3 7 3 10.0 7.1 3 10.0 7.2 2 6.7 7.3 2 6.7 Sesudah 6.7 2 6.7 6.8 2 6.7 6.9 4 13.3 7 12 40.0 7.1 5 16.7 7.2 2 6.7 7.3 2 6.7 7.4 1 3.3

Tabel 3 menunjukkan bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah belimbing wuluh yang paling banyak adalah pH 6.9 yaitu 7 orang dengan prosentase 23.3%, pH saliva sesudah mengunyah buah belimbing wuluh yang paling banyak adalah pH 7.0 yaitu 12 orang dengan prosentase 40.0%

Tabel 4. pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah jeruk keprok Perlakuan Sampel pH Saliva Jumlah Sampel (%) Sebelum 6.6 2 6.7 6.7 5 16.7 6.8 7 23.3 6.9 9 30.0 7 4 13.3 7.1 3 10.0 Sesudah 6.6 1 3.3 6.7 4 13.3 6.8 6 20.0 6.9 4 13.3 7 10 33.3 7.1 3 10.0 7.2 2 6.7

Tabel 4 menunjukkan bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah jeruk keprok yang paling banyak adalah pH 6.9 yaitu 9 orang dengan prosentase 30%, pH saliva sesudah mengunyah buah jeruk keprok yang paling banyak adalah pH 7.0 yaitu 10 orang dengan prosentase 33.3%.

Tabel 5. Rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh dan buah jeruk keprok Jenis buah Rata-rata pH saliva Peningkatan sebelum sesudah belimbing wuluh 6.8767 7.0167 0.14 jeruk keprok 6.8567 6.9167 0.06 Tabel 5 menunjukkan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh terdapat kenaikan pH saliva sebesar 0.14 dan sesudah mengunyah buah jeruk keprok terdapat kenaikan pH saliva sebesar 0.06.

(6)

Tabel 6. Hasil ujiShapiro- Wilk Sig sebelum_belimbing 0.380 sesudah_belimbing 0.083 sebelum_jeruk 0.107 sesudah_jeruk 0.105

Mengetahui normalitas data penelitian berdasarkan tingkat signifikansi yaitu :

a. Jika tingkat signifikansi > 0.05 maka distribusi data normal

b. Jika tingkat signifikansi < 0.05 distribusi data tidak normal

Tabel 6 dapat dilihat bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah belimbing wuluh sig = 0.380 > 0.05, pH saliva sesudah mengunyah buah belimbing wuluh sign = 0.083 > 0.05, pH saliva sebelum mengunyah buah jeruk keprok sign = 0.107 > 0.05 , pH saliva sesudah mengunyah buah jeruk keprok 0.105 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 7. Hasil ujiOne way anova

Sig sebelum_belimbing 0.562 sesudah_belimbing 0.089 sebelum_jeruk 0.804 sesudah_jeruk 0.109

Mengetahui homogenitas data penelitian berdasarkan tingkat signifikansi yaitu :

a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka distribusi data homogen.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 distribusi data tidak homogen

Tabel 7 terlihat bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah belimbing wuluh sig = 0.562 > 0.05, pH saliva sesudah mengunyah buah belimbing wuluh sign = 0.089 > 0.05, pH saliva sebelum mengunyah buah jeruk keprok sign = 0.804 > 0.05 , pH saliva sesudah mengunyah buah jeruk keprok 0.109 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian homogen.

Tabel 8. Hasil ujipaired sample t-testpH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh

No pH saliva t df Sig 1 sebelum

-2.802 29 .009 2 sesudah

Mengetahui pengaruh mengunyah buah belimbing wuluh terhadap pH saliva berdasarkan tingkat signifikansi yaitu :

a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifkan.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan. Tabel 8 dapat dilihat bahwa pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh sig = 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh.

(7)

Tabel 9. Hasil ujipaired sample t-testpH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah jeruk keprok No pH saliva t df sig

1 sebelum

-2.192 29 .037 2 sesudah

Tabel 9 dapat dilihat bahwa pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh sig = 0,037 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah jeruk keprok.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari tabel 3 menunjukkan bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah belimbing wuluh yang paling banyak adalah pH 6.9 yaitu 7 orang dengan prosentase 23,3%, pH saliva sesudah mengunyah buah belimbing wuluh yang paling banyak adalah pH 7.0 yaitu 12 orang dengan prosentase 40.0%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pH saliva sebelum mengunyah buah jeruk keprok yang paling banyak adalah pH 6.9 yaitu 9 orang dengan prosentase 30%, pH saliva sesudah mengunyah buah jeruk keprok yang paling banyak adalah pH 7.0 yaitu 10 orang dengan prosentase 33.3%.

Dari 30 responden, 40.0 % responden pH saliva menjadi netral setelah mengunyah buah belimbing wuluh dan 33.3% responden pH saliva menjadi netral setelah mengunyah buah jeruk keprok. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa buah belimbing wuluh dan buah jeruk keprok mempunyai pengaruh yang bermakna yang mampu membuat pH saliva menjadi netral. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh [6] yaitu ada pengaruh yang bermakna antara derajat keasaman (pH) saliva sebelum dan sesudah makan buah jeruk keprok, karena jeruk keprok mengandung rasa yang akan menstimulasi pusat saliva untuk menskresikan saliva lebih banyak dibandingkan kondisi yang tidak distimulasi sehingga pH saliva dalam mulut dapat berubah menjadi netral.

Buah belimbing wuluh dan jeruk keprok merupakan buah yang banyak mengandung air dan serat. Dari tabel 5 menunjukkan bahwa sesudah mengunyah buah belimbing wuluh terdapat kenaikan pH saliva sebesar 0.14 daripada sesudah mengunyah buah jeruk keprok yang hanya naik sebesar 0.06. Hasil tersebut mendukung bahwa makan buah belimbing wuluh lebih dianjurkan untuk menetralkan pH mulut. Tabel 8 di dapat hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan mengunyah buah belimbing wuluh terhadap pH saliva yaitu sig = 0,009 < 0,05, tabel 9 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan mengunyah buah jeruk keprok terhadap pH saliva yaitu sig = 0,037 < 0,05. Hasil tersebut di dukung oleh [7] bahwa buah belimbing wuluh sendiri mengandung air dan serat yang cukup tinggi yaitu 94,3 gram dan 1,5 gram. Menurut [8] buah jeruk keprok

(8)

mengandung air dan serat sebesar 86,3 gram dan 2,4 gram.

Rerata pH saliva responden sebelum mengunyah buah belimbing wuluh sebesar 6.87 dan jeruk keprok sebesar 6.85 bersifat asam Hal ini berkaitan dengan tingkat keasaman saliva itu sendiri karena mengingat buah belimbing wuluh dan buah jeruk keprok yang mengandung karbohidrat. Jika karbohidrat di dalam rongga mulut dibiarkan maka bakteri penghasil asam yang dapat merusak gigi melakukan reaksi fermentasi karbohidrat di dalam mulut termasuk sukrosa, fruktosa dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah, sehingga suasana mulut menjadi bertambah asam. Asam pada buah buah belimbing wuluh dan buah jeruk keprok itu sendiri mengandung rasa yang akan menstimulasi pusat saliva untuk mensekresi saliva lebih banyak. [9]

Rerata pH saliva responden sesudah mengunyah buah belimbing wuluh sebesar 7.01 dan jeruk keprok sebesar 6.91 bersifat netral. Hasil tersebut mendukung penelitian [10] yang menjelaskan bahwa untuk mengatasi penyakit kesehatan gigi dan mulut perlu adanya pengontrolan pH saliva secara mekanis, kimiawi atau alami. Secara alami yaitu dengan makan makanan yang berserat dan berair sesudah selesai makan. Penelitian ini juga sependapat

padat dan juga serat dari buah dan sayur secara fisiologis akan memaksa mulut manusia untuk menggerus dan menghancurkannya sebelum masuk ke saluran pencernaan selanjutnya, sehingga mendorong sekresi ludah, diantaranya adalah mengunyah buah belimbing wuluh dan buah jeruk keprok yang dapat merangsang saliva. Hal ini berkaitan dengan fungsi saliva sebagai buffer yaitu untuk menetralkan kadar pH dalam mulut. Sesudah seseorang mengkonsumsi gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurukan pH. Fungsi saliva disini sebagai penetral sehingga pH menjadi normal kembali. Jika produksi saliva menurun maka kadar pH di dalam mulut juga ikut turun.

Buah-buahan berguna sebagai pencuci mulut sehabis makan. Selain menambah kandungan karbohidrat dan vitamin, juga membersihkan sisa-sisa makanan di celah gigi. Namun penelitian pakar lebih dari itu, bahwa setiap melakukan kunyahan berarti pula merangsang timbulnya saliva. Semakin banyak mengunyah, semakin banyak pula saliva yang keluar. Dalam lima menit mengunyah, saliva yang tertinggal di mulut jumlahnya ratusan kali lebih banyak dibanding saat diam (tidak mengunyah). Saliva mengandung banyak zat, termasuk kalsium yang dapat membentengi email gigi dari kerusakan. Bahkan ada sebagian pakar kesehatan gigi yang berpendapat

(9)

lima menit, lebih baik dan efektif daripada menggosok gigi. Tentunya anggapan pakar kesehatan itu bukan bermaksud yang sudah mengunyah buah-buahan tidak perlu menggosok gigi. Oleh karenanya, tidaklah cukup mengunyah buah-buahan saja untuk memperoleh kesehatan gigi yang baik.[12]

Mengunyah buah secara tidak langsung akan membantu membersihkan gigi secara alami. Mengunyah akan meningkatkan jumlah air ludah dan stimulasi aliran air ludah karena proses pengunyahan makanan. [13]

KESIMPULAN

1. Rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh mengalami peningkatan sebesar 0.14 yaitu dari 6.87 menjadi 7.01. 2. Rata-rata pH saliva sebelum dan

sesudah mengunyah buah jeruk keprok mengalami peningkatan sebesar 0.06 yaitu dari 6.85 menjadi 6.91.

3. Ada pengaruh yang bermakna antara pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah belimbing wuluh pada siswa SMPN 2 Turi yaitu sig = 0,009.

4. Ada pengaruh yang bermakna antara pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah buah jeruk keprok pada siswa SMPN 2 Turi yaitu sig = 0,037.

SARAN

1. Masyarakat dan siswa SMP N 2 Turi Yogyakarta dapat mengkonsumsi buah belimbing wuluh dan jeruk keprok karena bisa menjadi penetral pH mulut, di samping itu juga terdapat kandungan vitamin C yang berfungsi untuk menjaga kesehatan jaringan periodontal.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa tapi dengan jenis buah yang memiliki perbedaan yang tidak terlalu mencolok misal buah jeruk keprok dengan jeruk siam atau buah belimbing wuluh dengan belimbing malaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Dr. drg Wiworo Haryani, M.Kes selaku Pembimbing I.

2. Aryani Widayati, S.SiT selaku Pembimbing II.

3. drg. Hj. Sri Ediati, M.Kes selaku penguji.

4. Sri Supriyanti, S.Pd selaku Kepala SMP N 2 Turi Yogyakarta.

5. Ayah, Ibu serta adik tercinta.

6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Widiyanto, T. Cobra dan Kampus Media for Future Dentist. Yogyakarta : PT Cobra Dental Indonesia ; 2012. [2] Julica, M. P. Tugas IKGP Perencanaan

Promkes Siswa SMA. [Internet]. 2009 [cited 2013 November 7]. Available from http://mawarputrijulica.jurnal.com [3] Anonim. Derajad Keasaman Saliva. [Internet]. 2008 [cited 2012 June 20] Available from http://respository. Usu. ac.id/bitstream/123456789/16857/5/c hapter% Pdf.

[4] Machfoedz, I & Asmar, Y.Z. Menjaga kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya ; 2005.

[5] Beck, M. E. Ilmu Gizi Dan Diet Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat & Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica ; 2000.

[6] Khasanah, U. Pengaruh (pH) Saliva Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Buah Jeruk dan Buah Pir pada Mahasiswa Poltekkes Jurusan Keperawatan Gigi Semester III [Karya Tulis Ilmiah]. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ; 2013.

[7] Purwaningsih, E. Multiguna Belimbing Wuluh. Jakarta : Ganesha ; 2008. [8] Rukmana, R. Jeruk Besar Potensi dan

Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius ; 2005.

[9] Karies Gigi. [Internet]. [cited 2014 Februari 2]. Available from http://wikipedia.org.

[10] Martariwansyah. Gigiku Kuat Mulutku Sehat. Bandung : Hayati Quality ; 2008.

[11] Hermawati, E. Efektivitas Mengunyah Buah Apel dan Jambu Biji Terhadap Perubahan Angka Debris Indeks pada Siswa Kelas VII SMP N 24 Semarang [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang : Potekkes Kemenkes Semarang ; 2010.

[12]pTips Sehat Mengunyah Makanan Dengan Baik. [Internet]. [cited 2014 Mei 21]. Available from http://polahidupsehat.net.

[13]pKusumawardani, E. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta : Siklus ; 2011.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan jenis kelamin No Jenis kelamin Jumlah Prosentase(%) 1 Laki-laki 14 46.7 2 Perempuan 16 53.3 Total 30 100

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2012 yang terlihat keselarasan realisasi fisik dan realisasi dana yang mencapai realisasi target 91,67

I n no event shall Cer t ified Lye be liable for any claim s, losses, or dam ages of any t hird part y or for lost profit s or any special, indirect , incident al, consequent

keterampilan sosial) terhadap motivasi belajar siswa kelas XI pada mata. pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Tulungagung Tahun

He is a member of the Illinois State Poetry Society and has published three books of poetry: Kairos , 10 L ove Poems , and Selected Poems 2004-2007.. In addition to poetry he

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk

Fuzzy logic menyediakan cara sederhana untuk menggambarkan kesimpulan pasti dari informasi yang ambigu, samar -samar, atau tidak tepat.. Sedikit banyak, fuzzy logic

[r]

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung