• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Missi Prasanti (061334012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada

My Lord Jesus Christ

(5)

v

MOTTO

Kerjakan apa yang kau yakini

tinggalkan apa yang kau ragukan

Yakinlah apa yang kau lakukan akan

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA Missi Prasanti Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XF di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada semester I tahun ajaran 2010/2011. Pengumpulan data dengan pengamatan, kuesioner, dan tes.

(9)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE JIGSAW

TO IMPROVE THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING

ACHIEVEMENT OF ECONOMY SUBJECT APPLIED IN THE XF GRADE

OF TWO BOPKRI SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Missi Prasanti

Sanata Dharma University

2011

This research aims to know the students’ improvement in motivation and

learning achievement through the implementation of cooperative learning type jigsaw

in Economy subject. This research applied a classroom action research implemented

in two cycles. The subjects of this research were the first semester of XF students of

Two BOPKRI Senior High School Yogyakarta 2010/2011 academic year. The data

were gathered through observation, questionnaire, and test.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas rahmat dan berkatNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadar, selama menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang dengan caranya masing-masing telah berpartisipasi, memberikan nasehat dan semangat untuk memperlancar penyusunannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, pengorbanan tenaga dan pikiran sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

6. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Rina Dwi Astuti, S.Pd., selaku guru mitra penelitian yang telah bekerjasama dan membantu serta membimbing peneliti dalam melakukan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XF selaku subyek dalam penelitian.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

(13)

xiii

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 6

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 6

2. Pembelajaran Kooperatif ... 7

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 13

4. Motivasi Belajar ... 15

5. Hasil Belajar ... 19

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berfikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek dan Obyek Penelitian……….. 25

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

(14)

xiv BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 37

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 40

C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 42

D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 43

E. Organisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 47

F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 56

G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 60

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 61

I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi Lain ... 64

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 66

1. Observasi Pendahuluan ... 66

a. Observasi Guru ... 67

b. Observasi Siswa ... 67

c. Observasi Kelas ... 69

2. Siklus Pertama ... 71

a. Perencanaan ... 71

b. Tindakan ... 75

c. Observasi ... 78

d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ... 85

(15)

xv

3. Siklus Kedua ... 94

a. Perencanaan ... 94

b. Tindakan ... 97

c. Observasi ... 101

d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa ... 107

e. Refleksi ... 109

B. Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ... 117

BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 124

B. Keterbatasan Penelitian ... 125

C. Saran ... 125

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi ... 33

Tabel 5.1 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian ... 68

Tabel 5.2 Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 79

Tabel 5.3 Pengamatan Siswa Pada Siklus I ... 81

Tabel 5.4 Pengamatan Kelas Pada Siklus I ... 82

Tabel 5.5 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 85

Tabel 5.6 Refleksi Guru Pada Siklus I ... 86

Tabel 5.7 Refleksi Siswa Pada Siklus II ... 88

Tabel 5.8 Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I... 90

Tabel 5.9 Daftar Nilai Siswa Pada Siklus I ... 92

Tabel 5.10 Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 102

Tabel 5.11 Pengamatan Siswa Pada Siklus II ... 104

Tabel 5.12 Pengamatan Kelas Pada Siklus II... 105

Tabel 5.13 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 108

Tabel 5.14 Refleksi Guru Pada Siklus II ... 109

Tabel 5.15 Refleksi Siswa Pada Siklus II ... 111

Tabel 5.16 Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 113

Tabel 5.17 Daftar Nilai Siswa Pada Siklus II ... 115

Tabel 5.18 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa ... 117

Tabel 5.19 Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar... 119

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 132

Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 140

Lampiran 2a Materi Pelajaran Siklus I ... 145

Lampiran 2b Materi Pelajaran Siklus II ... 151

Lampiran 3a Ulangan Harian I ... 154

Lampiran 3b Ulangan Harian II Soal A ... 155

Lampiran 3c Ulangan Harian II Soal B ... 156

Lampiran 4a Soal Ulangan Siklus I ... 157

Lampiran 4b Soal Ulangan Siklus II ... 160

Lampiran 5a Kunci Jawaban Ulangan Harian I ... 163

Lampiran 5b Kunci Jawaban Ulangan Harian II Soal A ... 167

Lampiran 5c Kunci Jawaban Ulangan Harian II Soal B ... 168

Lampiran 6a Kunci Jawaban Ulangan Siklus I ... 169

Lampiran 6b Kunci Jawaban Ulangan Siklus II ... 170

Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 172

Lampiran 7a Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 174

Lampiran 7b Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 176

Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Kondisi Kelas ... 178

Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kondisi Kelas Siklus I ... 180

(19)

xix

Lampiran 9 Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok ... 184

Lampiran 9a Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok Pada Siklus I ... 185

Lampiran 9b Instrumen Penilaian Siswa dalam Kelompok Pada Siklus II... 186

Lampiran 10a Kuesioner Sebelum Penelitian ... 187

Lampiran 10b Kuesioner Sesudah Penelitian ... 189

Lampiran 11a Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Pra Penelitian ... 192

Lampiran 11b Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus I ... 193

Lampiran 11c Analisis Tingkat Motivasi Belajar Pada Siklus II ... 194

Lampiran 12a Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian ... 195

Lampiran 12b Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 197

Lampiran 12c Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 199

Lampiran 13a Instrumen Pengamatan terhadap Guru. ... 201

Lampiran 13b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa. ... 202

Lampiran 13c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas. ... 203

Lampiran 14a Instrumen Pengamatan terhadap Guru Pada Pra Penelitian ... 204

Lampiran 14b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada Pra Penelitian ... 206

Lampiran 14c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada Pra Penelitian ... 208

(20)

xx

Lampiran 15b Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada Siklus I ... 212

Lampiran 15c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada Siklus I ... 214

Lampiran 16a Instrumen Pengamatan terhadap Siswa Pada Siklus II ... 216

Lampiran 16b Instrumen Pengamatan terhadap Guru Pada Siklus II ... 218

Lampiran 16c Instrumen Pengamatan terhadap Kondisi Kelas Pada Siklus II... 220

Lampiran 17 Instrumen Refleksi Guru ... 222

Lampiran 17a Instrumen Refleksi Guru Siklus I ... 223

Lampiran 17b Instrumen Refleksi Guru Siklus II ... 224

Lampiran 18 Instrumen Refleksi Siswa ... 225

Lampiran 18a Instrumen Refleksi Siswa Siklus I ... 227

Lampiran 18b Instrumen Refleksi Siswa Siklus II ... 228

Lampiran 19 Lembar Pengamatan terhadap Kelas ... 233

Lampiran 19a Lembar Pengamatan terhadap Kelas Pada Siklus I ... 234

Lampiran 19b Lembar Pengamatan terhadap Kelas Pada Siklus II... 235

Lampiran 20 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa... 236

Lampiran 20a Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian ... 237

Lampiran 20b Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 238

Lampiran 20c Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II .... 239

Lampiran 21a Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ... 240

(21)

xxi

Lampiran 22a Pedoman Wawancara Siswa ... 244

Lampiran 22b Hasil Wawancara Siswa ... 245

Lampiran 23a Pedoman Wawancara Responden Guru Mitra ... 246

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di Sekolah Menengah Atas (SMA) mencakup mata pelajaran ekonomi dan akuntansi. Dalam kegiatan belajar mengajar untuk pelajaran ekonomi, banyak siswa mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar para siswa tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu berasal dari dalam diri siswa tersebut dan faktor eksternal yang berasal dari luar kondisi siswa tersebut.

(23)

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan pendekatan dan metode tertentu. Penggunaan suatu pendekatan dan metode dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, salah satunya adalah siswa.

Dalam proses belajar mengajar peran siswa juga sangat penting karena motivasi siswa akan sangat berpengaruh terhadap jalannya proses pembelajaran dan siswa tidak terpaku pada satu sumber informasi yaitu guru.

Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta umumnya guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan seluruh siswa. Sebagian besar siswa memiliki perhatian yang rendah terhadap proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan tidak dimilikinya hasrat dan kebutuhan untuk belajar karena di dalam kelas dijumpai siswa yang bersikap acuh tak acuh, bermain handphone, ataupun asyik mengobrol dengan teman diluar materi pelajaran

pada saat guru sedang menjelaskan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.

(24)

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengangkat suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, usaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses belajar mengajar. Fokus penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

C. Batasan Masalah

(25)

kegiatan belajar mengajar yang terwujud dalam perilaku belajar siswa. Sementara yang dimaksud dengan hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran ekonomi?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

(26)

1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi kepustakaan serta dapat dijadikan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi guru pada umumnya. Khususnya guru mata pelajaran ekonomi dalam memperbaiki penyampaian materi pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pentingnya upaya meningkatkan pencapaian keterampilan, hasil belajar dan motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi.

4. Bagi Penulis

(27)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup profesional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

Ada tiga pengertian yang dapat diterapkan (Suharsimi Arikunto, 2006:3):

a. Penelitian

Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas

(28)

istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Lungdren, 1994):

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”

(29)

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Menurut Thompson (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

(30)

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooepratif adalah; (1) setiap anggota memiliki peran, (2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

2. Pertanggungjawaban individu

(31)

membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang diantaranya adalah:

1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

(32)

ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

2. Teams Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

3. Jigsaw

(33)

para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

4. Learning Together

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

5. Group Investigation

(34)

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Langkah-langkah untuk melaksanakan jigsaw (Isjoni, 2007) adalah sebagai berikut:

a. Pilihlah materi pelajaran yang akan dibagi menjadi beberapa bagian (segmen)

(35)

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggota-anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.

e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok. f. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek

pemahaman mereka terhadap materi.

1. Keuntungan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

a. Dapat melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar

b. Dapat meningkatkan kemandirian siswa belajar dan motivasi berpikir.

c. Dapat mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan untuk bekerja secara bersama (sikap sosial dan demokrasi).

2. Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw a. Memerlukan pengorganisasian kelas yang lebih mantap

b. Membutuhkan waktu yang banyak yang harus dipersiapkan oleh siswa

(36)

4. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi: kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 1984:72).

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar pada mahasiswa harus diperkuat terus menerus agar mahasiswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi. Namun motivasi dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya hasil belajar menjadi rendah.

Menurut Sardiman (2007:88), Motivasi belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, masing-masing adalah:

(37)

karena adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan akan belajar dan harapan akan cita-cita. Perlu juga diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu, satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak akan mungkin menjadi ahli. b. Motivasi belajar dari luar diri siswa (motivasi belajar ekstrinsik).

Jenis motivasi belajar ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu karena adanya rangsangan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Sebagai contoh seorang siswa belajar karena ada rangsangan dari guru misalnya memberikan dorongan, arahan,, hadiah, dan sejenisnya. Oleh karena itu, motivasi belajar ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar diri individu. Indikator siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung yakni bergairah, senang, ceria, siap menerima pelajaran baru, suka tantangan, suka mengerjakan soal, dan mampu berargumentasi.

Menurut Mudjiono, ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

(38)

Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang. 2) Kemampuan pembelajar

Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi. Dan sebaliknya orang yang berkemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah.

3) Kondisi pembelajar

(39)

Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. 4) Kondisi lingkungan belajar

Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar atau tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar. Jelaslah kiranya, bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.

5) Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran

Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar b) Bahan belajar dan upaya penyediaannya

c) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya d) Suasana belajar dan upaya pengembangannya

(40)

6) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar

Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajaran.

5. Hasil Belajar

(41)

Hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa dalam penelitian ini adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotoris. Menurut Bloom dalam Buku Sujana (1989: 23) aspek kognitif terdiri atas enam bagian yaitu:

a. Kognitif

1. Ingatan atau pengetahuan

Yang dimaksud dengan ingatan atau hafalan ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengetahui atau mengenal konsep, fakta dan istilah. Dalam hal ini responden hanya dituntut untuk mnyebutkan kembali (ingatan) atau menghafal.

2. Pemahaman

Yang dimaksud dengan pemahaman ialah kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahuinya.

3. Penerapan

Yang dimaksud dengan penerapan ialah kemampuan yang mengharapkan responden dituntut untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya; dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

4. Analisis

(42)

atau unsur pembentukannya. Dapat berupa kemampuan untuk memahami, menguraikan, proses terjadinya sesuatu.

5. Sintesis

Yang dimaksud dengan sintesis ialah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh dan dituntut responden kreatif.

6. Evaluasi

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, dan gagasannya.

b. Afektif

Aspek afektif terdiri dari lima aspek yaitu: 1. Stimulasi

Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala, dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi control dan seleksi gejala rangsangan dari luar. 2. Jawaban

(43)

3. Penilaian

Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4. Organisasi

Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai.

5. Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Psikomotoris

Hasil belajar psikomotiris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek yaitu: 1. Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2. Keterampilan pada gerakan dasar

3. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan audity dan motoris

4. Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

(44)

6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Istiqomah dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Model Cooperatif Learning Type Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem” (2008), menemukan bahwa proses belajar mengajar dengan metode diskusi model cooperative learning jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara aktif. Pada aktifitas

siswa terdapat peningkatan dan hasil angket siswa terhadap pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw mendapatkan respon yang positif.

(45)

C. Kerangka Berfikir

Beberapa penelitian menunjukkan keberhasilan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar, yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, serta dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan lingkungan belajar di mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi yang diberikan kepadanya, dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Jadi, siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan teman-temannya.

Berdasarkan kerangka berfikir yang dikutip dari pendapat para ahli dan dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata

(46)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993 :44). Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober dan November tahun 2010 2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

(47)

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XF di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah :

1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

a. Siklus pertama.

(48)

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, materi, lembar observasi dan instrumen refleksi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : (1) Lembar observasi guru dalam proses pembelajaran. (2) Instrumen pengamatan kelas.

(3) Lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok. (4) Instrumen refleksi.

2) Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Guru bidang studi ekonomi bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

(49)

karakteristik yang heterogen. Dalam satu kelompok masing-masing siswa kemudian diberi nama orang pertama, orang kedua, sampai kelima. Kemudian orang pertama dari masing-masing kelompok berkumpul dan membentuk kelompok yang diberi nama kelompok ahli. Setelah itu diberikan materi untuk berdiskusi dan selanjutnya diberikan kuis untuk mengukur pemahaman siswa.

c) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi siswa dapat dilihat dengan melihat kemauan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran (kuesioner) dan kemampuan mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video camcorder .

d) Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap hasil belajar siswa. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu :

(50)

2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan masing- masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

b. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(51)

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Dan seterusnya

F. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan instrumen:

Identifikasi masalah

Refleksi

Tindakan

Perencanaan Ulang Perencanaan

Observasi

Tindakan Refleksi

(52)

a. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam RPP ini guru dan peneliti menetapkan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam rangka penerapan tindakan perbaikan yang direncanakan.

b. Grouping

Dalam pelaksanaan model pembelajaran tipe jigsaw ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang yang dibagi secara heterogen.

2. Tindakan

Tindakan ini merupakan penerapan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Instrumen yang dilakukan meliputi:

a. Motivasi Belajar

Pengukuran motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diisi oleh siswa setelah keseluruhan proses pembelajaran selesai yaitu setelah kuis.

b. Hasil Belajar

Pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan kuis. Soal-soal yang terangkum dalam kuis mencakup tentang keseluruhan materi yang diajarkan pada hari itu.

3. Observasi

(53)

kelas. Instrumen yang diperlukan mengacu pada Bergerman, 1992 dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok yaitu instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

4. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang diperlukan adalah lembar refleksi guru dan lembar refleksi siswa.

G. Pengumpulan dan Analisis Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumen, dan materi. Selain itu peneliti juga menggunakan tes untuk mengukur daya serap siswa.

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagaimana adanya. 2. Analisis komparatif

(54)

hasil belajar siswa yaitu dengan membandingkan tingkat motivasi dan tingkat hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua.

Tabel 3.1

Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi dalam Proses Pembelajaran Komponen Situasi

Awal (%)

Target

(55)

Untuk pengukuran hasil belajar dilakukan dengan mengadakan tes setelah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran tipe jigsaw. Jika nilai siswa menjadi lebih baik berarti hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika memenuhi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 70%.

Menurut Trianto (2007) teknik penilaian pada model pembelajaran tipe Jigsaw terdiri dari tiga bagian yaitu :

1) Skor dasar

Skor dasar = total skor : frekuensi 2) Skor tes terkini

Tes dikerjakan secara individu, skor diperoleh setelah siswa mengerjakan tes yang diberikan guru.

3) Skor perkembangan

Skor perkembangan diperoleh jika tes yang diberikan guru hasilnya dapat melewati skor dasar yang dimiliki setiap siswa.

Contoh panduan skor perkembangan:

Nilai kuis Nilai tambah

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor dasar 10

Sampai 10 poin di atas skor dasar 20

Lebih dari 10 poin sampai 15 poin di atas skor dasar 30

(56)

Rata-rata individu :

5-10 : kurang baik 15-20 : cukup baik 21-25 : baik Lebih dari 25 : sangat baik

Dari ketiga bagian skor tersebut memperlihatkan seberapa tinggi tingkat kenaikan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada proses belajar mengajar. Teknik penilaian juga diperoleh dari referensi skripsi milik Istiqomah (2008) dengan judul penelitian “Implementasi Model Cooperatif Learning Type Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem”

Proses pengumpulan data, analisis data, dan pembagian tugas disajikan dalam tabel berikut ini:

No Kegiatan Output Petugas

1 Penyusunan perangkat pembelajaran

Rencana Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

heterogen berjumlah 4-5 siswa

Guru

3 Penyusunan instrumen

pengumpulan data

Instrumen observasi Peneliti

(57)

jigsaw

5 Observasi kegiatan belajar mengajar

Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

Peneliti

6 Analisis data Motivasi dan hasil belajar siswa

Peneliti

7 Refleksi data Dampak tindakan pada motivasi dan hasil belajar siswa

Peneliti

8 Implementasi siklus kedua

Tindakan perbaikan dan dampaknya pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

(58)

37 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.

(59)

pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya:

1) HIS Bintaran Wetan. 2) HIS Bintaran Kulon. 3) KWS Gondolayu.

4) Christelijke Mulo Schol di Kotabaru (sekarang SMA BOPKRI 1). 5) Christelijke Huishound Schol di Jl. Jend. Sudirman (sekarang SMA

BOPKRI 2).

Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.

Pada masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) didirikan pada 11 Maret 1945. Dalam konggres yang pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.

Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946.

(60)

1) Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. 2) Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat

Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan.

3) Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan.

Dalam Clash II pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada Februari 1948, sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di balai Pertemuan Kristen (BPK) sekarang Galeria Mall untuk membicarakan nasib sekolah-sekolah BOPKRI yang menghasilkan kebulatan tekat: “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”.

(61)

sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain adalah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang ada di jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta.

Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak Sembilan kali, beliau-beliau tersebut adalah:

1) Margono Paulus (1949 – 1957). 2) Nathanael Daljoeni (1957 – 1963). 3) Eghbert Daniel Yohanes (1963 – 1969). 4) Drs. Widiatmoko Br (1970 – 1971). 5) Purwanto, B.A. (1971 – 1974). 6) Widiarso (1975 – 1977).

7) Drs. Tukidjo, W.S (1977 – 1995). 8) Drs. S. Supadiyono (1995 – 2003). 9) Drs. Priyanto (2003 – 2007).

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 1. Visi

(62)

2. Misi

a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,

c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika, d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis,

e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti,

f. Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

3. Tujuan Sekolah

a. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

1) Pendidikan umum merupakan Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2) Mempunyai orientasi ke depan yang berupa tujuan pendidikan yaitu mengembangkan multi kecerdasan kepada peserta didik yang heterogen baik dengan cara klasikal maupun program pembelajaran individual (PPI) yang sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 dan PP 19 Tahun 2005. b. Tujuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

(63)

ilmu pengetahuan, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Membentuk kepribadian yang berkualitas dengan melaksanakan ajaran kasih Tuhan sehingga memiliki kecerdasan emosional, spiritual, sosial dan berkepribadian santun.

3) Meningkatkan kecakapan untuk menjadi pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu hidup mandiri. 4) Mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berkualitas sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan dan berkompetisi di era global.

C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 Tahun 1990, lama pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu: semester ganjil dan semester genap.

(64)

1. Sumber Daya Manusia

Yang terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga administratif. 2. Kurikulum

Yang terdiri dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan non KBK 3. Peserta Didik

Yaitu siswa-siswi yang mengikuti proses mengajar di sekolah. 4. Infrastruktur

Meliputi sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan lain-lain.

5. Lingkungan Pendidikan

Pihak-pihak di luar sekolah yang mempengaruhi kegiatan belajar sekolah yaitu masyarakat yang menggunakan jasa pendidikan.

D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Struktur Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Mata Pelajaran

Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat pada standar isi:

a) Kelas X

(65)

b) Kelas XI dan XII Bahasa

Kurikulum Kelas XI dan XII program Bahasa terdiri dari 14 Mata Pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

c) Kelas XI dan XII IPA

Kurikulum Kelas XI dan XII program IPA terdiri dari 13 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

d) Kelas XI dan XII IPS

Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS terdiri dari 13 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas serta potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

(66)

menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal yang dipilih SMA BOPKRI 2 yaitu:

a. Bahasa Jawa

Bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa jawa serta untuk melestarikan bahasa Jawa. Disisi lain diharapkan juga peserta didik dengan berbahasa jawa dapat memiliki etika sopan-santun yang baik.

b. Batik

Memperkenalkan keterampilan batik agar dapat melestarikan kekayaan budaya lokal.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing konselor, tenaga pendidik, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuker. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

(67)

didik dalam mengembangkan: a. Bakat

b. Minat c. Kreativitas

d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan e. Kemampuan kehidupan keagamaan

f. Kemampuan sosial g. Kemampuan belajar

h. Wawasan dan perencanaan karir i. Kemampuan pemecahan masalah j. Kemandirian

Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.

Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen a. Pelayanan Konseling

(68)

4) Kepramukaan 5) Futsal

6) Karate 7) Basket

8) Karya Ilmiah Remaja/KIR 9) Peleton Inti

10) Modern dance

Setiap peserta didik dipersilahkan untuk memilih 1 jenis pengembangan diri/Ekstrakurikuler yang ada di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri di bawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah.

E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 1. Struktur Organisasi Sekolah

(69)

dan wali kelas turut berperan aktif sehingga semua aturan sekolah dapat terwujud dengan baik.

Sumber : Surat Keputusan Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Yayasan BOPKRI

Yogyakarta

Wakasek Hukermas Wakasek

Kesiswaan Komite Sekolah

Wakasek Kurikulum

Kepala Sekolah

Litbang

Siswa Dewan Guru Koordinator

BP/BK

Kepala Tata Usaha

(70)

2. Wewenang dari Tugas masing-masing unsur a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrator dan supervisor, pemimpin atau leader inovator, motivator.

1) Kepala Sekolah selaku Educator

Kepala sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

2) Kepala Sekolah selaku Manajer

Kepala sekolah selaku manajer bertugas: Menyusun Perencanaan, mengorgainsaikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrsasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan/RAPBS, mengatur OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan instasi terkait.

3) Kepala Sekolah selaku administrator

(71)

perpustakaan, laboratorium, ruang kesenian atau katrampilan, bimbingan konseling, UKS, OSIS, gedung serba guna, gudang, dan 7K.

4) Kepala sekolah selaku supervisor

Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisor mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instasi terkait, sarana dan prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7K

5) Kepala sekolah selaku pemimpin

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab, memahami kondisi guru, karyawan dan siswa, memiliki visi dan memahami misi sekolah, mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah, membuat, mencari dan memilih gagasan baru.

6) Kepala sekolah sebagai innovator

(72)

7) Kepala sekolah sebagai motivator

Kepala sekolah sebagai motivator bertugas untuk mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja, mengatur ruang kantor yang konduktif untuk kegiatan belajar mengajar/BK, mengatur ruang laboratorium yang kondktif untuk praktikum, mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar, mengatur halaman sekolah yag sejuk dan teratur, menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan, menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan, menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah.

b. Wakil Kepala Sekolah 1) Urusan Kesiswaan

(73)

Tugas Wakasek Kesiswaan juga berkaitan erat dengan urusan lain seperti urusan Ekstrakurikuler, Bimbingan Konseling, urusan Kurikulum, Wali kelas, dan lain sebagainya sehingga diharapkan semuanya berjalan secara sinergi demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2) Urusan Kurikulum

Tugas-tugasnya sebagai berikut:

a). Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas guru, jadwal pelajaran, jadwal evaluasi belajar, pelaksanaan UAS/UN, kriteria persyaratan naik kelas atau lulus / tidak lulus dan laporan pengajaran secara berkala.

b). Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program pelajaran, menyediakan daftar buku acuan guru dan siswa serta menyusun laporan secara berkala.

3) Urusan Sarana dan Prasarana

Tugas pembagian Sarana dan Prasarana adalah merencanakan/optimalisasi penggunaan ruang/fasilitas yang sudah dimiliki sekolah, pembangunan gedung beserta perlengkapannya, belanja kebutuhan sekolah, inventarisasi barang sekaligus pemeliharaannya.

(74)

kerumahtanggaan. Semua tugas dikoordinasikan dengan bagian lain yang terkait agar dapat terlaksana dengan lancar.

4) Urusan Humas

Tugas utama urusan Humas SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah membangun komunikasi yang harmonis dengan komunitas pendukung, misalnya instansi pemerintah, perguruan tinggi, orang tua/wali, gereja, kepolisian, alumni, dan lain-lain.

c. Tata Usaha

1) Bagian Personalia

Bagian ini bertugas mengurus gaji guru dan karyawan sekolah, pengusulan kenaikan golongan, pangkat, pensiun, dan lain-lain. Bagian personalia juga mempunyai tugas memberikan laporan kepada kepala sekolah yang kemudian dilaporkan kepada kanwil dan yayasan serta instruksi-instruksi untuk membuat laporan-laporan yang ditugaskan oleh kanwil dan yayasan.

2) Bagian Statistik

(75)

3) Bagian Absensi

Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan data siswa baru.

4) Bagian Agenda surat-surat

Bagian ini bertugas menerima SPP dan memberi tanda bukti pembayaran.

5) Bagian Penggajian

Bertugas membuat konsep gaji guru dan pegawai yang ditujukan ke bendahara sekolah serta mengambil di BPD. 6) Tenaga Keperpustakaan

a) Menambah koleksi buku.

b) Menerima saran dan permintaan para pengunjung menginventaris buku baru.

c) Membubuhi cap perpustakaan. d) Menjaga koleksi-koleksi buku. e) Menjilid buku.

f) Melakukan penagihan bagi peminjam buku yang tidak mengembalikan buku tepat waktu.

g) Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah. 7) Pesuruh atau Prakarya

a) Membersihkan seluruh ruangan yang ada di sekolah. b) Memelihara tanaman sekolah.

(76)

d) Mengatur surat-surat dinas.

e) Menyediakan minuman untuk para guru dan karyawan 8) Keamanan atau Satpam

a) Membantu keamanan dalam penyetoran atau pengambilan uang di bank.

b) Mengatur parkir.

c) Mengawasi siswa yang keluar sekolah pada jam pelajaran berlangsung.

d. Bimbingan dan Konseling

1) Menyusun program pelaksanaan bimbingan konseling.

2) Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.

3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa.

4) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan konseling. 5) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling. 6) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.

7) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.

8) Mengikuti laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling. e. Dewan Guru

(77)

3) Mengkoordinasikan kegiatan guru-guru mata pelajaran sejenis. 4) Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam proses belajar

mengajar.

F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Sumber daya manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta saat ini berjumlah 53 orang guru, dan 32 karyawan. Dari 53 guru dengan rincian sbagai berikut:

1. Tenaga Edukatif

No Nama guru Bidang studi

1 Sri Rahayuningsih S.Pd NIP: 19500802 198803 2 001

Biologi 2 Drs. A.Edy Krismanto

NIP: 19590528 198903 1 002 Biologi 3 S. Sunu N, SH, S.Pd. M.Hum.

NIP: 19610730 198303 1 007

Bahasa Inggris 4 Nanto Fier Atmana, SE

NIP :19610730 198303 1 007 Ekonomi 5 Drs. Wahyu Santosa

NIP : 19590831 198803 1 005

Fisika 6 Drs. FX. Catur Setya

NIP : 19611203 198903 1 009 Bahasa Indonesia 7 Dra. Rr.Sri Esti Budi S

NIP : 19641127 199003 2 007 Matematika 8 Dra. J.Ambarningrum

NIP : 19650825 199003 2 008 Matematika 9 Dra. Maria Goreti Sri N

NIP : 19620401 199203 2 004

Sejarah 10 Dra. D.Sri Ismayawati

NIP: 19591031 108703 2 002 Bahasa Inggris 11 Rr. Ariatmi Puji H, S.Pd.

NIP: 19650325 199003 2 003

(78)

12 Dra. Purwantini

NIP: 19660527 200701 2 001

Pend.

Kewarganegaraan 13 Hanindito Hario H, S.Pd.

NIP : 19720618 200801 1 006 Penjaskes 14 Drs. IGN. Supata (GTY) Fisika

15 Dra. Sunarningsih (GTY) Pengembangan Diri/BP/BK 16 Drs. Edi Sutrisna (GTY) Pengembangan

Diri/BP/BK 17 Drs. Risman Purwanto (GTY) Pengembangan

Diri/BP/BK 18 Drs. Agus.T. Wuryatmaja (GTY) Sosiologi 19 Dra. Arina Rahayu (GTY) Ekonomi 20 Paulus Kristriyanto, M.Pd. (GTY) Seni Budaya

21 Dra. Istiana (GTY) Biologi

22 Sri Sulastri, S.Pd. (GTY) Bahasa Indonesia Seni Peran

23 Drs.Totok Murjianto (GTY) Penjaskes

24 Raksita, S.Pak.(GK) Pend. Agama

25 Dra. Prapti Wijayanti (GK) Geogfrafi

26 Drs. Priyo Cahyono (GK) Sejarah Antropologi 27 Dra.Kristiana P (GK) Sosiologi

28 Tito Margus Cahyo, B.Sc (GK) TIK

29 IGT. Mujiono, S.Pd. (GTT) Bahasa Inggris 30 Dra. Suprihatiningsih (GTT) Geografi

31 Muncar Tyas Palupi, M.Hum (GTT) Bahasa Indonesia, Sastra Indonesia, Seni Peran

32 Soeryaningsih, S.Pd. (GTT) Pend.

Kewarganegaraan 33 Endah Nursinta, S.Pd. (GTT) Bahasa Indonesia

Sastra Indonesia 34 YM.Susilowati, S.Th. (GTT) Pend. Agama 35 Desy Miranti S.,S.Pd. (GTT) Kimia

36 Maria Rini Wahyuni , S.Pd. (GTT) Bahasa Indonesia Sastra Indonesia

37 Sumaryono (GTT) Kimia

(79)

Kewarganegaraan 40 Agustinus Wuryanto, S.Pd. (GTT) Matematika 41 Dwi Ariani Astuti, S.Pd (GTT) Kimia

42 A. Narwastujati, S.Pd.,S.Si (GTT) Bahasa Jepang 43 Lusia Septin Murti, S.Pd. (GTT) Bahasa Jepang

44 Drs. Purnomo (GTT) Seni Budaya

45 Nuning Praptiria utami, S.Pd. (GTT) Ekonomi 46 Ruwi Suharyano (GTT) Seni Budaya 47 Surwanto, S.Sn. (GTT) Bahasa Jawa

48 Saryono, S.Pd. (GTT) Batik

49 Titus Gunarto, S.Komp. (GTT) TIK

50 Elizabeth Anna Susanti K, S.Pd. (GTT) Matematika 51 Nathalia Kusumasetyarini, S.Pd. (GTT) Matematika 52 C. Rinda Marlita Gahayu,S.S. (GTT) Bahasa Jepang 53 Henny Rahma Dwiyanti, S.Pd. (GTT) Batik

2. Tata Usaha

No Nama Jabatan dan tugas pokok 1 Didik Prasetyo

NIY: 014730174 Kepala Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian 2 Drs. Suhardono

NIY 014550112

Staf TU, Urusan kearsipan dan dokumen sekolah

3 Subariah, B.Sc

NIY 014550041 Staf TU, Urusan Gaji, honorarium dan pembukuan sekolah 4 Sulastri, S.Si.

NIY 014360056

Staf TU, Tendik kesiswaan, data statistik sekolah dan pembantu pembukuan keuangan sekolah siswa, karyawan dan guru, pengadaan dan setor-ambil uang di bank

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas .............................................
Tabel  3.1 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi dalam Proses Pembelajaran
Tabel 5.1 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian
Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada pra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah berhasil peneliti lakukan, maka kesimpulan yang bisa diambil peneliti dari penelitian ini adalah

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 116,

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Akan tetapi, data yang ada belum dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam kegiatan budidaya, seperti periode pemijahan alaminya, tingkat mortalitas larva

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian