• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PENDETEKSI POSISI ORANG DI DALAM RUMAH MENGGUNAKAN LAYANAN SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR PENDETEKSI POSISI ORANG DI DALAM RUMAH MENGGUNAKAN LAYANAN SMS"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

PENDETEKSI POSISI ORANG DI DALAM RUMAH

MENGGUNAKAN LAYANAN SMS

Oleh :

THOMAS AQUINO AGUNG BUDI W

NIM : 055114025

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

POSITION DETECTOR FOR HUMAN INSIDE

A HOUSE USING SMS SERVICE

By :

THOMAS AQUINO AGUNG BUDI W

NIM : 055114025

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, __ April 2011

(6)

vi

“… jangan memainkan sepuluh nada jika sat u nada saja sudah cukup… ”

[Dewa Budjana]

“ … Cogit o Ergo Sum… ”

[Rene Descrates]

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Thomas Aquino Agung Budi W.

Nomor Mahasiswa : 055114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENDETEKSI POSISI ORANG DI DALAM RUMAH

MENGGUNAKAN LAYANAN SMS

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, April 2011

(8)

viii

INTISARI

Tingginya mobilitas manusia saat ini membuat seseorang semakin sering meninggalkan rumah, sehingga pemantauan terhadap keadaan rumah semakin berkurang. Apabila terdapat orang lanjut usia yang harus tinggal di rumah, maka pemantauan terhadap keadaan orang tersebut juga berkurang. Berkurangnya kemampuan fisik orang lanjut usia tentunya membuat orang lanjut usia mengalami kesulitan dalam menggunakan alat komunikasi modern. Untuk tetap dapat melakukan pemantauan, diperlukan suatu sistem pemantauan yang dapat diakses dari jarak jauh dan bersifat real time. Sistem pemantau posisi orang di dalam rumah ini menggunakan layanan SMS yang dapat diakses dari jarak jauh dan bersifat real time.

Sistem pemantau posisi orang di dalam rumah ini menggunakan layanan SMS pada jaringan GSM, pemancar FM, penerima FM, mikrokontroler, dan PC. SMS digunakan sebagai media pengirim perintah dari user dan pengirim data yang didapat dari mikrokontroler. Pemancar FM dan penerima FM berfungsi sebagai sensor yang menunjukkan lokasi. Mikrokontroler berfungsi untuk melakukan proses pemantauan. PC berfungsi untuk mengolah SMS.

(9)

ix

ABSTRACT

The high mobility of people today make a person more often leave the house, so that reduced monitoring of the home. If there are elderly people who must stay home, then the monitoring of the person is also reduced. Redeced physical ability of elderly people would make the elderly have difficulty in using modern communication tools. To still be able to perform monitoring, required a monitoring system which can be accessed remotely in real time. The monitors of the people position in this house system use the SMS service can be accessed remotely in real time.

This monitors of the people position in the house system use SMS on a GSM network, FM transmitter, FM receiver, microcontroller, and PC. SMS is used as a medium for sending commands from the user and the sender of data obtained from the microcontroller. FM transmitter and FM receiver used as sensors that indicate the location. Microcontroller serves to make the monitoring process. PC is used to process the SMS.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Penelitian berupa tugas akhir merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir dengan judul ”Pendeteksi Posisi Orang di Dalam Rumah Menggunakan Layanan SMS” ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, diskusi, arahan, kritik dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

3. Bapak dan Ibu Dosen beserta para laboran yang telah memberikan semangat, pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama kuliah.

4. Bapak, Ibu, kakak-kakakku dan keponakan serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

5. Teman-teman teknik elektro 2005 atas kebersamaan, dukungannya dan bantuannya.

6. Saudara Christian dan Toko Graha Tunas Muda atas bantuan dalam pembuatan

hardware tugas akhir ini.

7. Waldy’s Jamur Goreng atas bantuan dananya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Stephanus Yudianto Asmoro S.T. atas bantuan, saran, dan diskusi yang sangat membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

(11)

xi

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas akhir ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, April 2011

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA ……… i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ……….ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….……… iii

HALAMAN PENGESAHAN ………...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….vii

INTISARI ………...………viii

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ………. 2

1.3 Batasan Masalah ………. 2

1.4 Metodologi Penelitian ……….. 2

BAB II DASAR TEORI ...………..………... 5

2.1 Jaringan GSM ……….. 5

2.1.1 Mobile Station ……….. 6

2.1.2 Base Station Subsystem ……….. 6

2.1.3 Billing System ……….. 6

2.1.4 Network Switching Subsystem ……… 7

2.1.5 Operating Support Subsystem ……….. 8

(13)

xiii

2.1.7 Value Added Service ………... 8

2.2 Short Message Service ……….8

2.2.1 Short Message ServiceCentre (SMSC) ………... 9

2.2.2 Pengiriman SMS ……….. 10

2.2.2.1 SMS Submit PDU ………... 10

2.2.2.2 SMS Deliver PDU ………... 14

2.3 Mikrokontroler ATMega8535 ………. 15

2.3.1 Konfigurasi Pin ATMega8535 ………. 16

2.3.2 Interupsi ATMega 8535 ………... 17

2.3.3 ADC Mikrokontroler ATMega8535 ……… 18

2.4 Komunikasi Serial ………... 20

2.4.1 IC MAX 232 ... 20

2.4.2 Port Serial Personal Computer ... 21

2.5 Ponsel Siemens C55 ………..………...22

2.6 Gammu ...…………....………. 23

2.7 XAMPP ……… 24

2.8 Pemrograman Berorientasi Obyek padaVisual Basic….………. 25

2.7.1 Konsep Object Oriented ………...………... 25

2.7.2 Kelas ………...………. 26

2.7.3 Hubungan Antar Obyek ………... 26

2.7.4 Elemen Dasar Sistem Berorientasi Obyek ………... 26

2.7.5 Ciri-ciri OO pada Visual Basic ……… 27

BAB III RANCANGAN PENELITIAN ...……….. 30

3.1 Perancangan Sistem ………. 30

3.1.1 Cara Kerja Sistem Secara Keseluruhan ………..………. 30

3.1.2 Perancangan Layout Ruangan ……….. 31

3.2 Perancangan Perangkat Keras ……….. 31

3.3 Perancangan Perangkat Lunak ………. 32

3.3.1 Sistem pada PC ……… 32

3.3.2 Tampilan pada PC ……… 34

(14)

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………...…………..……… 38

4.1 Gambar Fisik Hardware ………...………...……… 38

4.2 Pengujian Pemancar FM dan Penerima FM ……… 39

4.2.1 Pengujian Tanpa Menggunakan Penghalang ………... 39

4.2.2 Pengujian dengan Menggunakan Penghalang ………. 41

4.2.3 Pengujian dengan Antena yang Tidak Dililit ………... 42

4.3 Pengujian Sistem SMS dan Mikrokontroler ………..…….. 43

4.4 Pengujian Rangkaian MAX 232 ……….………. 45

4.5 Pembahasan Program PC ……….………… 47

4.5.1 Main Menu ………... 47

4.5.2 Database ………..……… 53

4.5.3 Organisasi Software di PC ………... 55

4.6 Pembahasan Program Mikrokontroler ………. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...………... 58

5.1 Kesimpulan ……….. 58

5.2 Saran ……… 58

DAFTAR PUSTAKA ………..………....……….. 59

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Blok Perancangan ………... 3

Gambar 2.1. Arsitektur Umum GSM ……….. 5

Gambar 2.2. Blok Diagram Cara Kerja SMS ……….. 9

Gambar 2.3. Skema Format SMS Submit PDU ……….. 10

Gambar 2.4. Format SMS Deliver PDU ………. 14

Gambar 2.5. Konfigurasi pin IC ATMega8535 ... 16

Gambar 2.6. Konfigurasi pin IC MAX 232 ... 21

Gambar 2.7. Konfigurasi pin konektor DB9 ………... 21

Gambar 2.8. Pin eksternal Siemens C55 tampak bawah ... 22

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem ………. 30

Gambar 3.2. Rancangan Layout Ruangan ………... 31

Gambar 3.3. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ……… 32

Gambar 3.4. Diagram Alir Utama pada PC ………...………. 33

Gambar 3.5. Tampilan Awal Program pada PC ………..……… 34

Gambar 3.6. Tampilan database program pada PC ………..……….. 35

Gambar 3.7. Proses pada Mikrokontroler ………..…………. 36

Gambar 4.1. Rangkaian pemancar FM ..………...…….. 38

Gambar 4.2. Rangkaian penerima FM ………... 38

Gambar 4.3. Sistem minimum mikrokontroler, regulator tegangan, dan rangkaian MAX232 ... 39

Gambar 4.4. Pemancar FM dan Penerima FM dengan jarak 2 cm ... 40

Gambar 4.5. Pemancar FM dan Penerima FM dengan jarak 4 cm …………... 40

Gambar 4.6. Rangkaian potensiometer untuk memberikan tegangan masukan ke pin ADC ... 43

Gambar 4.7. Hyperterminal menerima karakter “a”... 46

(16)

xvi

Gambar 4.9. Tampilan Main Menu ... 47

Gambar 4.10. Setting pada Timer ... 48

Gambar 4.11. Tampilan Main Menu dengan nomor yang tidak terdaftar ... 49

Gambar 4.12. SMS konfirmasi apabila nomor tidak terdaftar ………... 49

Gambar 4.13. Tampilan Main Menu dengan format SMS salah ...51

Gambar 4.14. SMS konfirmasi apabila format SMS salah …...51

Gambar 4.15. Tampilan Main Menu ketika SMS memenuhi syarat dan menerima feedback dari mikrokontroler …...53

Gambar 4.16. SMS konfirmasi berisi data posisi ruangan ………...53

Gambar 4.17. Tampilan form Database ... 54

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Daftar SMS Centre ………... 10

Tabel 2.2. Contoh SMS Submit PDU ……….. 10

Tabel 2.3. Penjelasan SCA (SMS Submit) ……….. 11

Tabel 2.4. Penjelasan Destination Address ……….… 11

Tabel 2.5. Validity Period ………... 12

Tabel 2.6. Konversi text “HAI” menjadi kode 7 bit ……… 13

Tabel 2.7. Skema Encoding 7 bit ………...………. 13

Tabel 2.8. Konversi Skema 7 bit Menjadi Skema 8 bit ……….….. 14

Tabel 2.9. Penjelasan Format SMS Submit PDU ………... 14

Tabel 2.10. Vektor interupsi ... 17

Tabel 2.11. Konfigurasi Bit-bit ADMUX ... 19

Tabel 2.12. Konfigurasi Bit-bit ADPS ... 19

Tabel 2.13. Format pengiriman data serial asinkron ……….………… 20

Tabel 2.14. Keterangan pin konektor DB9 (PC serial port) ……….… 22

Tabel 2.15. Pin eksternal Siemens C55 ………. 23

Tabel 3.1. Hasil Proses di Mikrokontroler ……….……. 37

Tabel 4.1. Hasil pengujian pemancar FM dan penerima FM …..……… 40

Tabel 4.2. Hasil pengujian pemancar FM dan penerima FM dengan menambahkan faktor penghalang berupa telapak tangan ………. 41

Tabel 4.3. Perbandingan output penerima FM dengan menggunakan antena yang dililit dan antena yang tidak dililit ... 42

Tabel 4.4. Hasil pengujian sistem SMS ……….. 44

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, telepon seluler (Mobile Station, MS) bukan lagi merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang dengan golongan ekonomi tinggi saja, tetapi sudah hampir menjadi konsumsi bagi semua orang dengan berbagai tingkatan ekonomi. Short Message Service (SMS) adalah salah satu layanan yang terdapat pada telepon selular. Selain memiliki biaya operasional yang cukup murah, fasilitas ini juga merupakan media komunikasi dan sarana informasi antar individu dengan sifat waktu nyata (real-time). Saat ini teknologi pengiriman pesan selain SMS juga telah dikembangkan seperti Electronics Mail Service (EMS) ataupun Multimedia Messaging Service (MMS), akan tetapi SMS masih tetap menjadi pilihan utama bagi setiap orang sebagai sarana komunikasi bahkan lebih dari 63% pengguna telepon seluler di Amerika Serikat lebih banyak menggunakan telepon seluler untuk mengirim dan menerima SMS [1].

Tingginya mobilitas manusia saat ini membuat seseorang semakin sering meninggalkan rumah untuk jangka waktu tertentu, sehingga pemantauan terhadap keadaan rumah semakin berkurang. Apabila terdapat orang lanjut usia yang harus tinggal di rumah, maka pemantauan terhadap keadaan orang tersebut juga berkurang. Orang yang telah lanjut usia tentu memiliki keterbatasan fisik dibanding orang yang masih berusia muda. Keterbatasan tersebut dapat berupa berkurangnya kemampuan penglihatan, kemampuan pendengaran, dan kemampuan gerak tubuh. Berkurangnya kemampuan fisik tersebut tentunya membuat orang lanjut usia mengalami kesulitan dalam menggunakan alat komunikasi modern seperti telepon seluler.

(19)

di rumah. Sistem ini merupakan bagian dari sistem otomasi rumah yang terdiri dari beberapa sistem lain. Pada sistem otomasi rumah yang telah dikembangkan, belum terdapat sistem pendeteksi [2]. Dengan mengembangkan sistem ini, penulis mencoba untuk melengkapi sistem otomasi rumah yang telah lebih dahulu dikembangkan.

1.2

Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu prototype sistem untuk memantau posisi orang lanjut usia yang berada di dalam rumah. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat modern dengan mobilitas yang tinggi dalam memantau posisi orang lanjut usia selama orang lanjut usia tersebut masih berada di dalam rumah.

1.3

Batasan Masalah

Penulis menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Menggunakan sebuah pemancar gelombang radio FM dan 3 buah penerima gelombang radio FM.

2. Penulis tidak merancang pemancar radio FM dan penerima gelombang radio FM, tetapi menggunakan rangkaian yang telah tersedia.

3. Menggunakan mikrokontroler ATMega 8535. 4. Menggunakan telepon seluler GSM.

5. Menggunakan software Visual Basic.

1.4

Metodologi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : 1. Studi Pustaka

Mengumpulkan literatur-literatur yang diperoleh dari internet, jurnal-jurnal,

handbook, dan data sheet komponen yang berkaitan dengan perancangan alat.

2. Perancangan dan Pembuatan Alat

(20)

a. Merancang perangkat keras yang terdiri atas rangkaian penguat tegangan, rangkaian minimum mikrokontroler dan interface antara MS dan Personal Computer (PC) serta menggunakan rangkaian pemancar gelombang FM dan rangkaian penerima FM. b. Perancangan perangkat lunak yang terdiri atas program untuk menentukan isi SMS yang akan dikirimkan, program untuk interface antara MS dan PC, dan program untuk

interface antara mikrokontroler dan PC.

Rancangan sistem ini secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Blok Perancangan

(21)

membandingkan tegangan yang dihasilkan oleh beberapa penerima dan mengirimkan hasil berupa penerima yang menghasilkan tegangan paling kuat, kemudian sistem akan mengirimkan SMS kepada pengirim SMS berupa posisi pemancar yang diasumsikan sebagai posisi orang yang dipantau.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengukur nilai tegangan keluaran pada setiap penerima FM. Kemudian perbandingan nilai tegangan tersebut dibandingkan lagi dengan data pada PC dan SMS yang diterima oleh orang yang mengakses sistem ini.

4. Analisa dan Pengambilan Kesimpulan

(22)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.2

Jaringan GSM

Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital [3]. GSM adalah nama dari sebuah grup standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia. Jaringan GSM terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : Mobile Station (MS), Value Added Service (VAS), Billing System, Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS), Operating Support Sub system (OSS), dan Other Network . Gambar 2.1 merupakan arsitektur umum dari GSM

C om

(23)

2.1.1

Mobile Station

Mobile Station (MS) merupakan terminal yang dipakai oleh pelanggan untuk melakukan proses komunikasi yang terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan Subscriber Identity Module (SIM) card [3].

2.1.2

Base Station Subsystem

Base Station Subsystem (BSS) bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS [3]. BSS mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan melayani sebagai relay station antara MS dan MSC. BSS terdiri dari :

1. Base Transceiver Station

Base Transceiver Station (BTS) merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. Melalui BTS inilah terdapat antena yang mentransmisikan gelombang analog yang dimodulasi digital dipancarkan ke Air Interface. BTS terdiri dari beberapa TRx (Transceiver dan Receiver). 2. Base Station Controller

Base Station Controller (BSC) mengatur sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih dan menangani radio - channel setup, frequency hopping, and handover intern BSC , dan lain-lain.

3. Transcoder Controller

Transcoder Controller (TC) digunakan untuk mengontrol dan mengawasi sumber daya transducer yang digunakan BSC.

2.1.3

Billing System

Billing System yang digunakan pada umumnya meliputi sistem prabayar dan pascabayar. Prabayar biasanya menggunakan IN (Intelligent Network) untuk charging

(24)

2.1.4

Network Switching Subsystem

Bagian – bagian dari NSS yaitu [3]: 1. MobileSwitching Center

Mobile Switching Centers (MSC) berfungsi untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau dari jaringan lain (eksternal), call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming (roaming subscriber), menyimpan informasi billing

serta data base lain yang berisi informasi subscriber ID (IMSI), nomor telepon seluler pelanggan, beberapa layanan atau larangan yang berkaitan dengan pelanggan, otentifikasi serta informasi lokasi pelanggan. Melalui MSC, Mobile Network terhubung dengan jaringan lain seperti Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Service Digital Network (ISDN), Circuit Switched Public Data Network (CSPDN), dan Packet Switched Public Data Network (PSPDN).

2. Visitor Location Register

Visitor Location Register (VLR) berisi database sementara dari pelanggan yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR selalu berintegrasi dengan MSC. Setiap MSC terhubung dengan sebuah VLR, tetapi satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC.

3. HomeLocation Register

Home Location Register (HLR) adalah database permanen pelanggan yang digunakan untuk menyimpan data dan profile pelanggan. HLR dapat disatukan dengan MSC / VLR atau sebagai HLR yang berdiri sendiri.

4. Authentication Center

Authentication Center (AuC) menyediakan parameter-parameter otentikasi pelanggan (seperti Ki, algorithma A3 atau A8) untuk mengakses jaringan GSM dan

encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap

call.

5. Equipment Identity Register

(25)

2.1.5

Operating Support Subsystem

Operation Support Subsystem (OSS) menghubungkan jalur dari pendukung operasi pusat, regional, dan lokal, serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan selular [3]. OSS merupakan satu kesatuan fungsi dari jaringan monitor operator dan pengontrolan sistem.

OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengontrolan. Pusat kontrol jaringan dilakukan dengan instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan subordinat

Operation and Maintenance Center (OMC). OSS didesain untuk menghubungkan sistem pengontrolan yang mendukung beberapa elemen jaringan.

2.1.6

Other Network

Other Network terdiri dari: 1. Public Line Mobile Network

Public Line Mobile Network (PLMN) merupakan jaringan untuk operator. Sebagai contoh yang masuk dalam PLMN yaitu seperti Indosat, Telkomsel, XL, Mobile-8, dll. 2. Public Service Telephone Network

Public Service Telephone Network (PSTN) merupakan jaringan pelayanan telepon PT. Telkom.

2.1.7

Value Added Service

Value Added Service (VAS) merupakan layanan tambahan pada GSM yakni : 1. Circuit Switched Data (CSD)

2. Voice Mail Service (VMS) 3. Short Message Service (SMS)

4. Short Message ServiceCenter (SMSC) 5. Ring Back Tones (RBT)

2.2

Short Message Service

Short Message Service (SMS) merupakan salah satu fitur yang disediakan dalam komunikasi seluler berupa pesan pendek yang ditetapkan oleh standard ETSI pada dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38 [4]. SMS adalah data tipe asynchoronous message

(26)

(connected / online) satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS. Suatu SMS

Center (SMSC) bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan.

Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah penerima tidak perlu dalam status online ketika pengiriman pesan dilakukan. Keterbatasan SMS adalah pada ukuran pesan yang maksimal hanya 160 byte. SMS dikirimkan menggunakan signalling frame pada kanal frekuensi atau time slot frame GSM yang biasanya digunakan untuk kontrol dan sinyal setup panggilan telepon.

2.2.1

Short Message Service

Centre

(SMSC)

SMS akan dikirim terlebih dahulu ke Short Message Service Center (SMSC) sebelum dikirim ke ponsel tujuan [5]. Setelah SMSC menerima pesan SMS dari pengirim, SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke ponsel yang dituju oleh pengirim. Diagram blok cara kerja SMS ditunjukkan oleh Gambar 2.2

Gambar 2.2 Blok Diagram Cara Kerja SMS [5]

(27)

Tabel 2.1. Tabel Daftar SMS Centre [5]

Operator GSM No. SMSC

Telkomsel 6281100000

Satelindo 62816124

IM3 62855000000

Exelcomindo 62818445009

2.2.2 Pengiriman SMS

Proses pengiriman dan penerimaan SMS dibagi menjadi dua mode, yaitu mode teks dan mode Protocol data Unit (PDU) [5]. Dalam mode PDU, pesan yang dikirim berupa informasi dalam bentuk data yang terdiri dari beberapa header informasi, antara lain : nomor SMSC, nomor pengirim, waktu pengiriman, dan sebagainya. Format pesan mode

PDU menggunakan bilangan hexadecimal octet dan semidecimal. SMS PDU terdiri dari 2 tipe, yakni mode PDU SMS penerimaan (SMS Deliver PDU) dan PDU SMS pengiriman (SMS Submit PDU).

2.2.2.1 SMS Submit PDU

PDU SMS Pengiriman(SMS Submit PDU) adalah pesan yang dikirim dari ponsel ke SMSC dalam format PDU [5]. Gambar 2.3 menunjukkan format skema SMS Submit

PDUdan Tabel 2.2 merupakan contoh SMS Submit PDU.

Gambar 2.3. Skema Format SMS Submit PDU [5]

Tabel 2.2. Contoh SMS Submit PDU [5]

Pesan “HAI”

(28)

Skema dari format SMS Submit PDU diatur dan ditetapkan oleh ETSI sebagai berikut [5]: 1. Service Center Address

Service Center Address (SCA) berisi informasi SMSC, memiliki tiga komponen utama yaitu: Len, Type of Number, dan BCD Digits, dijelaskan pada Tabel 2.3. SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card.

Tabel 2.3. Penjelasan SCA (SMS Submit) [5]

Octet Keterangan Contoh Nilai

Len Panjang informasi SMSC dalam octet 07

Type of number Type of address dari SMSC 81 h= local format

91h = international format 91

BCD Digits Nomor SMSC, jika panjangnya ganjil, pada akhir

karakter tambahkan OF hexa 2658050000F0

2. Protocol Data Unit Type

Protocol Data Unit Type (PDU Type) berisi informasi jenis PDU tersebut. Nilai

default dari PDU untuk SMS Submit adalah 11h. 3. Message Reference

Message Reference (MR) adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Nomor referensi otomatis akan diberikan sebuah oleh ponsel/alat SMS gateway.

4. Destination Address

Destination Address (DA) berisi informasi nomor alamat yang dituju. Destination Address dijelaskan pada Tabel 2.4

Tabel 2.4. Penjelasan Destination Address [5]

Octet Keterangan Contoh Nilai

Len Panjang nomor destination address dalam

hexadecimal 0C

Type of number Tipe dari destination address 81 h = local

91 h =international 91

BCD Digits Nomor destination address. Jika panjangnya

(29)

5. Protocol Identifier

Protocol Identifier (PID) berisi tipe atau format cara pengiriman pesan, diatur dari sisi pengirim. Nilai default dari PID adalah sebagai berikut :

0 = 00 = dikirim sebagai SMS.

terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. Skema 7 bit, ditandai dengan angka 0 sampai 00.

2. Skema 8 bit ditandai dengan angka lebih besar dari 0 diubah ke hexa. 7. Validity Period

Validity Period (VP) merupakan jangka waktu sebelum SMS expired. Jika bagian ini dilewatkan, maka tidak ada pembatasan waktu berlaku SMS tersebut. Sedangkan jika diisi dengan suatu bilangan integer yang kemudian diubah ke pasangan hexa tertentu, bilangan tersebut akan mewakili jumlah waktu validitas SMS tersebut. Rumus untuk menghitung waktu validitas SMS tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Validity Period [5]

Nilai VP Nilai Periode Valid

0-143 (VP+1)x 5 menit (berarti : interval 5 menit s/d 12 jam) 144-167 12 jam+ (TP-VP-143)x 30 menit

168-196 (VP-166)x 1 hari 197-255 (VP-192) x 1 minggu

8. User Data Length

(30)

9. User Data

User Data (UD) berisi informasi pesan yang akan dikirim dalam format

hexadecimal octet. Ada dua langkah yang dilakukan untuk mengkonversikan isi SMS, yaitu :

a. Mengubah isi SMS menjadi kode 7 bit. Contoh pesannya adalah “HAI”. Tabel 2.6 menunjukkan konversi text “HAI” menjadi kode 7 bit, dan Tabel 2.7 menunjukkan bagaimana skema encoding 7 bit.

Tabel 2.6. Konversi text “HAI” menjadi kode 7 bit [5]

b. Mengubah kode 7 bit (septet) menjadi 8 bit (octet), yang mewakili pasangan heksa. Pada setiap octet, jika jumlah bit kurang dari 8, bit paling kanan pada septet selanjutnya diambil dan digabungkan pada bagian kiri septet. Konversi skema 7 bit menjadi 8 bit ditunjukkan Tabel 2.8

(31)

Tabel 2.8. Konversi Skema 7 bit Menjadi Skema 8 bit [5]

Hasil konversi dari 7 bit menjadi 8 bit dari pesan “HAI” tersebut adalah “C86012”. Format SMS Submit PDU dengan isi teks “HAI” menjadi:

07912658050000F011000C9126183254769800000003C86012

Penjelasan format SMS Submit PDU ada pada Tabel 2.9

Tabel 2.9. Penjelasan Format SMS Submit PDU [5]

2.2.2.2 SMS Deliver PDU

PDU SMS Penerimaan (SMS Deliver PDU) adalah pesan yang diterima oleh ponsel dari SMSC dalam bentuk PDU. Format SMS Deliver PDU ditunjukkan Gambar 2.4

(32)

Skema dari format SMS Deliver PDU diatur dan ditetapkan oleh ETSI sebagai berikut [5]: a. Service Center Address

Service Center Address (SCA) berisi informasi SMSC, memiliki tiga komponen utama yaitu: Len, Type of Number, dan BCD Digits, dijelaskan pada Tabel 2.2.

b. Protocol Data Unit Type

Protocol Data Unit Type (PDU Type) berisiinformasi jenis PDU tersebut. Nilai

default dari PDU untuk SMS Deliver adalah 04h. c. Originating Address

Originating Address (OA) berisi informasi nomor alamat pengirim pesan. Penulisan format Original Address sama dengan Destination Address.

d. Protocol Identifier

Protocol Identifier (PID) berisi tipe atau format cara pengiriman pesan. e. Data Coding Scheme

Data Coding Scheme (DCS) berisi informasi skema pengkodean data yang digunakan.

f. Service Center Time Stamp

Service Center Time Stamp (SCTS) berisi informasi waktu dari penerimaan SMS. g. User Data Length

User Data Length (UDL) berisi informasi panjang isi SMS yaitu jumlah karakter pesan SMS dalam hexadecimal.

h. User Data

User Data (UD) berisi informasi pesan yang diterima dalam format hexadecimal

octet.

2.3 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computing

(RISC) 8 bit [7]. Semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Secara umum, AVR dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,

(33)

2.3.1

Konfigurasi Pin ATMega8535

Konfigurasi pin ATMega 8535 bisa dilihat pada Gambar 2.5. Fungsi pin-pin

ATMega 8535 adalah sebagai berikut [7]:

a. VCC merupakan berfungsi sebagai pin input catu daya. b. GND merupakan pinground.

c. Port A (PA0-PA7) merupakan pin Input / Output (I/O) dua arah dan pin input

ADC.

d. Port B (PB0-PB7) merupakan pin Input / Output (I/O) dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.

e. Port C (PC0-PC7) merupakan pin Input / Output (I/O) dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.

f. Port D (PD0-PD7) merupakan pin Input / Output (I/O) dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk melakukan reset pada mikrokontroler.

h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pininput untuk clock eksternal. i. AVCC merupakan pininput tegangan untuk ADC.

j. AREF merupakan pininput tegangan referensi untuk ADC.

(34)

2.3.2

Interupsi ATMega 8535

Pada saat terjadi interupsi, sistem mikrokontroler akan menghentikan sesaat program yang sedang dijalankan untuk melayani interupsi tersebut [7]. Mikrokontroler akan menjalankan program yang berada pada alamat yang ditunjuk oleh vektor dari interupsi yang terjadi, hingga selesai dan kembali meneruskan program yang terhenti oleh interupsi. ATMega8535 memiliki 21 buah sumber interupsi. Interupsi tersebut bekerja jika bit pertama pada Status Register (SREG) dan bit pada masing-masing register bernilai satu. Vektor interupsi ATMega 8535 dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Vektor interupsi [7]

No Alamat Sumber Keterangan

1 0x000 RESET Hardware Pin, Power-on Reset and Watchdog Reset

2 0x001 INT0 External Interupsi Request 0

3 0x002 INT1 External Interupsi Request 1

4 0x003 TIMER2 COMP Timer/Counter 2 Compare Match

5 0x004 TIMER2 OVF Timer/Counter 2 Overflow

6 0x005 TIMER1 CAPT Timer/Counter 1 Capture Event

7 0x006 TIMER1 COMPA Timer/Counter 1 Compare Match A

8 0x007 TIMER1 COMPB Timer/Counter 1 Compare Match B

9 0x008 TIMER1 OVF Timer/Counter 1 Overflow

10 0x009 TIMER0 OVF Timer/Counter 0 Overflow

11 0x00A SPI,STC SPI Serial Transfer Complete

12 0x00B UART,RX UART, RX Complete

13 0x00C UART,UDRE UART, Data Registry Empty

14 0x00D UART,TX UART, TX Complete

15 0x00E ADC ADC Conversion Complete

16 0x00F EE_RDY EEPROM Ready

17 0x010 ANA_COMP Analog Comparator

18 0x011 TWI Two Wire Serial Interface

(35)

Tabel 2.10. (lanjutan)Vektor interupsi [7]

No Alamat Sumber Keterangan

20 0x013 TIMER0 COMP Timer/Counter Compare Match

21 0x014 SPM RDY Store Program Memory Ready

2.3.3

ADC Mikrokontroler ATMega8535

Analog To Digital Converter (ADC) pada ATMega 8535 terhubung ke sebuah multiplekser analog yang diperlukan untuk memilih kanal ADC yang akan digunakan. ATMega 8535 memiliki 8 kanal ADC [7]. Masing-masing kanal terdiri dari 10 bit. ADC dapat digunakan dengan memberikan supply tegangan pada port ADC

Ada dua mode ADC yang dapat digunakan, yaitu single conversion dan free running. Pada mode single conversion, ADC harus diaktifkan setiap kali akan digunakan. Pada mode free running, ADC cukup diaktifkan sekali, selanjutnya ADC akan terus mengkonversi tanpa henti.

Pada saat mengkases ADC, register-register I/O yang terlibat dalam ADC akan mengalami proses pengaturan. Proses pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan sumber tegangan referensi

Tegangan referensi pada ADC merupakan batas rentang representasi nilai digital hasil konversi. Hasil konversi pada mode single ended cenversion dirumuskan sebagai berikut: adalah tegangan referensi yang dipilih.

2. Memilih kanal yang aktif

(36)

Tabel 2.11. Konfigurasi Bit-bit ADMUX [7]

mikrokontroler. ADC mikrokontroler harus menerima frekuensi clock yang tepat agar data hasil konversi cukup valid. Untuk ketelitian ADC 10 bit, rentang frekuensi clock yang diperbolehkan adalah 50kHz hingga 200kHz. Frekuensi clock yang lebih tinggi dapat digunakan jika resolusi lebih rendah dari 10 bit. Nilai prescaler ditentukan oleh bi-bit ADC Prescaler Select Bits (ADPS). Tabel 2.12 menunjukkan konfigurasi bit-bit ADPS.

(37)

4. Inisialisasi ADC

Untuk mengaktifkan ADC, bit ADC Enable (ADEN) harus diberi logika ‘1’ (set). Untuk memulai ADC, logika ‘1’ juga harus diberikan pada bit ADC Start Conversion

(ADSC). Waktu yang diperlukan untuk satu konversi adalah 25 siklus clock ADC pada konversi pertama dan 13 siklus clock ADC untuk konversi berikutnya.

2.4

Komunikasi Serial

Ada dua macam sistem transmisi dalam komunikasi serial, yaitu sinkron dan asinkron [8]. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirim bersama-sama dengan data serial. Pada komunikasi data serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersama-sama dengan data serial tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver). Komunikasi data serial asinkron ini dikerjakan oleh Universal Asyncronous Receiver/ Transmitter (UART).

Pada UART, kecepatan pengiriman data (baudrate) dan fase clock pada sisi

transmitter dan pada sisi receiver harus sinkron. Sinkronisasi antara transmitter dan

receiver dilakukan oleh bitStart’ dan bitStop’. Bentuk format pengiriman serial data asinkron diperlihatkan dalam Tabel 2.13.

Faktor lain yang cukup penting dalam transfer data serial asinkron adalah kecepatan pengiriman. Besaran kecepatan pengiriman data serial adalah bit per second

(bps) dan biasa disebut baudrate atau character per second (cps). Baudrate yang biasa digunakan adalah 110, 300, 1200, 4800, 9600 dan 19200.

Tabel 2.13. Format pengiriman data serial asinkron [8]

Bit Start D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Bit Parity Bit Stop

2.4.1

IC MAX 232

IC MAX 232 merupakan IC Serial RS232 yang digunakan sebagai interface (antar muka) dari PC ke perangkat luar (level TTL) atau sebaliknya dari perangkat luar ke PC [9]. Karakteristik dari RS-232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut:

(38)

3. Daerah tegangan antara -3V hingga +3V adalah invalid level, yaitu daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Demikian juga, level tegangan lebih negative dari -25V atau lebih positif dari +25V juga harus dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak line driver pada saluran RS-232. Konfigurasi pin dari IC MAX232 dapat dilihat pada Gambar 2.6 [10].

Gambar 2.6. Konfigurasi pin IC MAX 232 [10]

2.4.2

Port Serial Personal Computer

Standar konektor komunikasi serial RS232 pada PC adalah konektor 9 pin

(konektor DB9) [10]. Gambar 2.7 memperlihatkan konfigurasi pin konektor DB 9.

Gambar 2.7. Konfigurasi pin konektor DB9 [10]

Keterangan mengenai fungsi dan deskripsi pin DB9 dapat dilihat pada Tabel 2.14. Piranti-piranti yang menggunakan komunikasi serial adalah sebagai berikut:

1. DTE = Data Terminal Equipment, yaitu komputer.

(39)

Tabel 2.14. Keterangan pin konektor DB9 (PC serial port) [10]. No

pin

Nama

sinyal Description Function

1 DCD Data Carrier Detect Saluran sinyal ini akan diaktifkan ketika DTE mendeteksi suatu carrier dari DCE.

2 RXD Received Data Sebagai penerimaan data serial.

3 TXD Transmit Data Sebagai pengiriman data serial.

4 DTR Data Terminal Ready Dengan saluran ini, DTE memberitahukan kesiapan terminalnya. bahwa DTE boleh mulai mengirim data.

9 RI Ring Indicator Dengan saluran ini, DCE memberitahukan ke DCE bahwa sebuah stasiun menghendaki suatu hubungan dengannya.

2.5 Ponsel

Siemens C55

Siemens C55 memiliki pin konektor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian telepon seluler dari luar dengan piranti bantu mikrokontroler ataupun PC [8].

Pin konektor dari Siemens C55 dapat dilihat pada Gambar 2.8. Keterangan dari pin-pin

eksternal Siemens C55 terdapat pada Tabel 2.15.

(40)

Tabel 2.15. Pin eksternal Siemens C55 [7].

6 RTS Data line for accessory or serial cable

7 DCD Clock line for accessory

8 Audio AP Kutub positif audio

9 No connection Tidak ada koneksi 10 Audio N Kutub negatif audio

11 Ground mic Saluran ground untuk mic

12 EPP External mic

2.6

Gammu

Gammu merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi memberikan akses dari PC ke berbagai macam fungsi perangkat telepon selular yang terkoneksi [14]. Fungsi-fungsi tersebut adalah mengirim atau menerima SMS, menerima MMS, menyalin atau menulis phonebook, dan sebagainya.

Beberapa contoh perintah gammu yang digunakan untuk memanggil data-data jaringan dari telepon seluler adalah :

1. --identify

Menunjukkan informasi penting data telepon seluler. 2. --getdisplaystatus

3. --monitor [times]

Menerima status telepon seluler dan menuliskannya secara berkala dalam bentuk standar

4. --getsecuritystatus

Menunjukkan telepon seluler ketika membutuhkan kode keamanan untuk aktif (seperti PIN, PUK, dan lainnya).

5. --nokiasecuritycode

Mengijinkan user untuk mengetahui kode keamanan dari komputer

6. --setautonetworklogin

7. --listnetworks

Menunjukkan nama atau kode jaringan GSM yang dikenal

8. --getgprspoint start [stop]

(41)

10.--siemenssatnetmon

XAMPP adalah perangkat lunak bebas yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan sebuah kompilasi fitur dari beberapa program [15]. XAMPP juga berfungsi sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP

Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.

Nama XAMPP merupakan singkatan dari:

 X yang artinya Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,

seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

 A yaitu Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan.

 M yaitu MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

 P yaitu PHP, bahasa pemrograman web. PHP memungkinkan kita untuk

membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. Namun PHP juga mendukung sistem manajemen database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya.

(42)

Bagian-bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.

2. PhpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer.

Kontrol panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP. Seperti menghentikan (stop) layanan, ataupun memulai (start).

2.8.

Pemrograman Berorientasi Obyek pada Visual Basic

Microsoft Visual Basic (VB) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM) [13]. Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan.

Visual Basic merupakan bahasa yang mendukung Pemrograman berorientasi obyek, namun tidak sepenuhnya, Beberapa karakteristik obyek tidak dapat dilakukan pada Visual Basic, seperti Inheritance tidak dapat dilakukan pada class module, Polymorphism

secara terbatas bisa dilakukan dengan mendeklarasikan class module yang memiliki

Interface tertentu. Visual Basic (VB) tidak bersifat case sensitif.

2.8.1 Konsep Object Oriented

(43)

2.8.2 Kelas

Kelas digunakan untuk mengelompokkan obyek-obyek yang mempunyai properti dan sifat sama. Pada VB, kelas didefinisikan sebagai roti potong dengan bentuk dan ukuran properti tertentu. Obyek khusus yang termasuk dalam suatu kelas disebut sebagai instance

dari kelas tersebut. Sebagai contoh adalah command button pada VB. Setiap kali sebuah

command button ditambahkan pada pada form VB, berarti telah diciptakan instance dari kelas command button. Kelas command button mempunyai sifat khusus seperti move, dan properti seperti name dan caption.

2.8.3 Hubungan Antar Obyek

Ada tiga jenis hubungan antar obyek, yaitu : subclasses, containers, dan

collaborator.

a. Subclasses : hubungan “merupakan”

Contoh : mamalia merupakan subclasses dari hewan. b. Containers : hubungan “mempunyai”

Contoh : form yang mempunyai sejumlah kontrol dan frame yang mempunyai sejumlah kontrol.

c. Collaborators : hubungan “menggunakan”

Hubungan ini terjadi jika suatu obyek perlu menggunakan obyek lain untuk tujuan tertentu.

2.8.4 Elemen Dasar Sistem Berorientasi Obyek

Ada empat elemen dasar pada sistem berorientasi obyek, yaitu : abstraksi, enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme.

a. Abstraksi

(44)

b. Enkapsulasi

Dalam suatu obyek, kode atau data tertentu bias dibuat privat agar tidak dapat diakses selain dari obyek itu sendiri. Dengan cara ini maka data dank ode terlindungi dari perubahan yang tidak diinginkan. Perlindungan tersebut disebut enkapsulasi.

c. Pewarisan

Pewarisan merupakan suatu proses dimana suatu obyek dapat memiliki sifat dari obyek lain. Meskipun pewrisan tidak tersedia di VB, namun pewrisan ini sangat berguna selama perancangan ketika mendeskripsikan obyek-obyek.

d. Polimorfisme

Pada polimorfisme (sifat sam, berbeda implementasi), dua kelas atau lebih bisa mempunyai sifat-sifat yang sama yaitu nama yang sama dan mempunyai dasar tujuan yang sama, tetapi berbeda implementasi. Contohnya adalah metode move. Apabila move

dieksekusi untuk obyek form, form mengetahui bagaimana untuk memindahkan form dan semua isi form tersebut ke koordinat yang ditentukan. Apabila move dieksekusi untuk obyek tombol (button), maka button akan pindah ke lokasi yang telah ditentukan.

2.8.5 Ciri-ciri OO pada Visual Basic

VB mempunyai beberapa cirri khas untuk mendukung implementasi dan perancangan berorientasi obyek, yaitu :

a. Pembuatan modul kelas

Berisi tentang definisi suatu kelas obyek. Dengan menggunakan modul kelas, dapat diciptakan kelas kelas yang terenkapsulasi.

b. Menggunakan form sebagai obyek

Form routine dapat didefinisikan sebagai public dan dapat diakses pada routine

yang lain dalam aplikasi atau privat dan lokal pada form. c. Keadaan inisialisasi dan terminasi

Keadaan inisialisasi dibangkitkan ketika menciptakan instance of class. Untuk

(45)

d. Menentukan metode polimorfisme sendiri

Polimorfisme berarti satu nama dapat digunakan untuk banyak tujuan yang berbeda namun berhubungan satu sama lain. Tujuan dari polimorfisme adalah memungkinkan diberikannya nama yang sama bagi segolongan aksi/tugas yang mirip.

e. Prosedur properti

Prosedur properti menyediakan antarmuka umum pada properti lokal khusus dalam sebuah kelas. Dengan prosedur properti dapat diatur dan diperoleh nilai dari properti obyek atau dapat diatur referensi pada suatu obyek.

f. Menggunakan obyek sebagai properti

Properti kelas dapat berupa integer, string, atau tipe data yang lain. Properti juga dapat berupa sebuah obyek. Contoh : kelas perusahaan mempunyai properti obyek karyawan. Menentukan sebuah obyek sebagai properti dari suatu kelas membentuk hubungan container kelas berisi obyek. Beberapa obyek dapat berupa container dan dapat menyatakan obyek-obyek dari tipe yang lain.

g. Bekerja dengan sekumpulan obyek

Contoh : kelas departemen berisi sekumpulan referensi semua karyawan. Kumpulan ini disebut koleksi. Dalam VB, subah koleksi dapat digunakan untuk menyimpan sekumpulan beberapa obyek.

h. Menampilkan obyek dengan OLE servers

Dengan VB, dapat dibangun aplikasi yang dapat menampilkan obyek-obyek dalam aplikasi tersebut. Aplikasi-aplikasi tersebut disebut OLE Servers. Contoh : Excel yang menampilkan obyek grafis.

i. Meningkatkan kinerja OLE dengan DLL (Dynamic Link Library)

Dengan menggunakan DLL, pemanggilan akan menjadi lebih cepat daripada OLE

server biasa.

j. Menciptakan aplikasi client/server

Remote Automation mendukung pembangunan client/server dengan mengijinkan OLE server didistribusikan dalam sebuah jaringan yang terdiri atas beberapa computer. k. Mengarahkan dengan object browser

Object browser menyediakan daftar semua kelas, metode, dan properties dalam

(46)

l. Meningkatkan produktifitas dengan Visual Basic Add-Ins

(47)

30

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1. Perancangan Sistem

3.1.1 Cara Kerja Sistem Secara Keseluruhan

Gambaran umum dari sistem pemantau posisi orang yang berada di dalam rumah dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem

Proses pemantauan dengan sistem ini secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Pemancar FM akan dibawa oleh orang yang dipantau posisinya. Penerima FM ditempatkan pada ruangan-ruangan yang berbeda dalam satu rumah. Penerima FM akan menangkap gelombang FM yang dipancarkan terus-menerus oleh pemancar FM.

2. Masing-masing penerima FM akan menerima sinyal yang besarnya berbeda. Hal itu menyebabkan adanya perbedaan besar tegangan keluaran dari masing-masing penerima FM. Perbedaan besar tegangan inilah yang akan digunakan untuk mendeteksi posisi pemancar FM yang dibawa oleh orang yang dipantau.

(48)

4. Tegangan yang telah dikuatkan dibandingkan oleh mikrokontroler dan akan mendapatkan posisi pemancar yang ditunjukkan dengan nilai tegangan paling kuat. Hasil dari pembandingan tegangan dikirim ke PC.

5. Sistem ini diakses dengan mengirimkan SMS berisi perintah. SMS tersebut akan diteruskan ke PC lewat koneksi RS 232. Jika PC menerima SMS dengan format yang tepat, maka PC akan mengirimkan data posisi hasil pemantauan yang tersimpan di PC.

3.1.2 Perancangan Layout Ruangan

Perancangan akan menggunakan 3 buah ruangan yang berbentuk kubus dengan rusuk yang panjangnya 30 cm . Ketiga ruang tersebut akan disusun berjajar seperti tampak pada Gambar 3.2. Penerima FM akan diletakkan di tengah pada bagian atas ruangan.

Gambar 3.2. Rancangan Layout Ruangan

3.2.

Perancangan Perangkat Keras

(49)

Gambar 3.3. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler

3.3

Perancangan Perangkat Lunak

Prinsip kerja perangkat lunak sistem ini dibagi menjadi 2 sistem utama yaitu :

3.3.4

Sistem pada PC

PC berfungsi sebagai pembatas jumlah orang yang dapat mengakses sistem. Sistem hanya dapat diakses oleh nomor yang sudah terdaftar dalam software yang terdapat di PC. Selain itu, sistem hanya dapat diakses apabila SMS yang diterima sistem cocok dengan format SMS yang telah ditentukan. Format SMS yang digunakan untuk dapat mengakses sistem adalah “Position”.

(50)
(51)

Perangkat lunak ini akan bekerja bila mendeteksi adanya SMS yang masuk. Bila tidak ada SMS yang masuk maka sistem akan idle. Apabila ada SMS yang masuk, maka PC akan memeriksa apakah nomor pengirim terdapat dalam software. Apabila nomor tidak terdapat dalam software, maka sistem akan mengirim SMS balasan “nomor anda tidak terdaftar”. Apabila nomor pengirim terdapat dalam software, maka PC akan melakukan pengecekan format SMS. Jika format SMS salah, maka sistem akan mengirim SMS ke nomor pengakses yang berisi “format sms salah”. Jika format SMS benar, maka sistem akan melanjutkan proses berupa pengambilan data dari sistem mikrokontroler. Sistem akan mengaktifkan sebuah sinyal untuk meminta mikrokontroler melakukan tugasnya dan memberikan data ke PC. Sinyal yang dikirim kepada mikrokontroler berupa karakter “z”. Setelah memperoleh data, PC akan mengirimkan SMS ke nomor pengakses berupa posisi obyek yang dipantau. Proses pemantauan ini akan direkam pada database yang terdapat pada PC. Data yang terekam adalah nomor pengakses, tanggal SMS, waktu SMS, dan isi SMS yang diterima PC.

3.3.5

Tampilan pada PC

Saat program pada PC dijalankan, akan muncul tampilan awal seperti pada Gambar 3.7. Gambar 3.7 merupakan tampilan Main Menu dari software PC. Main Menu terdiri atas tiga tombol yaitu “Database”, “Start”, “SMS”, dan “Exit”.

Gambar 3.5. Tampilan Awal Program pada PC

(52)

Untuk menampilkan hasil perekaman SMS yang masuk digunakan form yang terlihat pada Gambar 3.7. form tersebut ditampilkan dengan menekan tombol “Database” pada Main Menu.

Gambar 3.6. Tampilan database program pada PC

3.3.3 Sistem pada Mikrokontroler

(53)

Gambar 3.7. Proses pada Mikrokontroler

(54)

dapat mengetahui posisi orang yang dipantau. Tabel 3.1 menunjukkan kondisi keluaran XYZ terhadap posisi pemancar dan data yang dikirim ke PC.

Tabel 3.1. Hasil Proses di Mikrokontroler Posisi Pemancar

(ruangan)

Kondisi XYZ Dikirim ke PC

X Y Z

A + + x a

B - x + b

C x - - c

Antara A dan B 0 + + d

Antara A dan C - 0 + b

Antara B dan C - - 0 e

(55)

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambar fisik hardware yang dibuat, hasil pengujian rangkaian, hasil pengambilan data, pembahasan tentang data yang diperoleh, dan pembahasan tentang program yang digunakan baik program di PC atau program di mikrokontroler. Data yang akan dibahas terdiri dari data utama dan data pendukung. Data utama merupakan data-data yang menunjukkan tingkat akurasi antara SMS yang dikirim dengan kinerja sistem. Data pendukung merupakan nilai parameter setiap blok dari diagram blok yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Data-data yang diperoleh akan dibandingkan dengan hasil perancangan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan sistem terhadap perancangan.

4.1. Gambar Fisik

Hardware

Hardware sistem tersusun atas pemancar FM, penerima FM, sistem minimum mikrokontroler, regulator tegangan, dan rangkaian MAX232. Pemancar FM dapat dilihat pada Gambar 4.1, Penerima FM dapat dilihat pada Gambar 4.2, sedangkan sistem minimum mikrokontroler, regulator tegangan, dan rangkaian MAX232 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.1. Rangkaian pemancar FM

(56)

Gambar 4.3. Sistem minimum mikrokontroler, regulator tegangan, dan rangkaian MAX232

Keterangan Gambar 4.3:

A. Rangkaian Regulator Tegangan B. Rangkaian MAX 232

C. Connector ke DB9

D. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler E. Pin masukan ADC

F. Pin Vcc dan Ground G. Pin keluaran untuk LED H. Trafo 2A

4.2. Pengujian Pemancar FM dan Penerima FM

4.2.1. Pengujian Tanpa Menggunakan Penghalang

(57)

Gambar 4.4. Pemancar FM dan Penerima FM dengan jarak 2 cm

Gambar 4.5. Pemancar FM dan Penerima FM dengan jarak 4 cm

Pengujian pemancar FM dan penerima FM dilakukan dalam 6 variasi jarak, yaitu 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, 5 cm, dan 6 cm. Pengujian tersebut memperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil pengujian pemancar FM dan penerima FM Jarak pemancar FM dan

penerima FM (cm)

Tegangan output (volt)

1 1,83

2 0,64

3 0,27

4 0,08

5 0,01

(58)

Pada perancangan layout ruangan, ruangan dirancang dengan bentuk kubus yang memiliki rusuk sepanjang 30 cm. Oleh karena itu, penerima FM diharapkan dapat menerima sinyal dari pemancar FM pada jarak 30 cm. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penerima FM dapat menerima sinyal dari pemancar FM pada jarak kurang dari 5 cm. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam perancangan layout ruangan.

4.2.2. Pengujian dengan Menggunakan Penghalang

Supaya dapat diimplementasikan dalam kondisi nyata, sistem pemancar dan penerima harus dapat mengatasi penghalang yang terdapat dalam ruangan di dalam rumah baik berupa benda atau tubuh manusia itu sendiri. Dalam pengujian ini, penghalang yang digunakan berupa telapak tangan yang diletakkan di antara antena pemancar dan penerima. Hasil pengujian pemancar dan penerima dengan menambahkan faktor penghalang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil pengujian pemancar FM dan penerima FM dengan menambahkan faktor penghalang berupa telapak tangan

Jarak pemancar FM dan penerima FM

(cm)

(59)

4.2.3. Pengujian dengan Antena yang Tidak Dililit

Perangkat pemancar FM dan penerima FM menggunakan antena dari kawat tembaga yang dililit. Penggunaan kawat yang dililit dimaksudkan agar bentuk antena lebih pendek dan ringkas. Kawat antena yang digunakan memiliki panjang 80 cm. Setelah dililit, antena tersebut memiliki panjang 10 cm. Pelilitan antena tersebut berakibat melemahnya sinyal yang dipancarkan oleh pemancar dan menurunnya kepekaan perangkat penerima. Perbandingan tegangan output penerima FM antara perangkat yang menggunakan antena yang dililit dengan perangkat yang menggunakan antena yang tidak dililit dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Perbandingan output penerima FM dengan menggunakan antena yang dililit dan antena yang tidak dililit

(60)

4.3. Pengujian Sistem SMS dan Mikrokontroler

Pemantauan dilakukan dengan mengirimkan SMS ke sistem. Pemantauan dapat diproses apabila nomor pengirim sudah tercatat dalam software sistem dan format SMS sesuai dengan format yang telah ditentukan dalam perancangan. Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa tingkat kesesuaian SMS sistem dengan semua proses yang terjadi pada sistem.

Pengujian yang dilakukan terhadap SMS sistem dilakukan dengan beberapa kondisi awal sebagai berikut:

1. Nomor pengguna yang sudah tercatat di dalam software sistem adalah +6285643348439.

2. Format SMS yang harus dikirim untuk dapat mengakses sistem adalah ”Position”. 3. Pengujian dilakukan dengan meletakkan pemancar FM dan penerima FM pada jarak 2

cm.

4. Untuk pengujian posisi diantara dua buah ruangan, dilakukan dengan bantuan rangkaian 3 buah potensiometer seperti pada Gambar 4.6. sebagai pemberi tegangan masukan untuk pin ADC. Penggunaan rangkaian potensiometer dilakukan untuk memperoleh tegangan input yang sama pada dua buah pin ADC.

Gambar 4.6. Rangkaian potensiometer untuk memberikan tegangan masukan ke pin ADC

(61)

Tabel 4.4. Hasil pengujian sistem SMS +6285643348439 Position 0 0 0 Tidak terdeteksi

+6285643348439 Pantau x x x format sms salah

+628562959263 Position x x x nomor anda tidak terdaftar

Data-data hasil pengujian pada Tabel 4.4 menunjukkan:

1. Proses pemantauan tidak terjadi apabila nomor pengirim tidak terdaftar dalam software

sistem atau apabila format SMS yang dikirimkan tidak sesuai dengan format SMS yang telah ditentukan. Proses ini sesuai dengan diagram alir pada Gambar 3.4 dalam bab perancangan.

2. Sistem mengirimkan SMS konfirmasi apabila nomor pengirim tidak terdaftar atau apabila format SMS yang dikirimkan tidak sesuai dengan format SMS yang telah ditentukan. Proses ini sesuai dengan diagram alir pada Gambar 3.4 dalam bab perancangan.

3. Sistem hanya dapat dapat diakses oleh nomor +6285643348439 dengan format ”Position” seperti telah ditentukan dalam perancangan perangkat lunak pada bab perancangan.

4. Sistem mengirimkan SMS konfirmasi berisi informasi ruangan apabila nomor pengirim telah terdaftar dalam software dan format yang dikirim benar. Proses ini sesuai dengan diagram alir pada Gambar 3.4 dalam bab perancangan.

(62)

4.4. Pengujian Rangkaian MAX 232

Rangkaian MAX232 merupakan media komunikasi serial untuk pengiriman dan pertukaran data dari program PC ke rangkaian minimum sistem mikrokontroler dan sebaliknya. Pengujian koneksi komunikasi serial ini menggunakan Hyperterminal. Proses komunikasi serial yang terjadi antara program PC dan mikrokontroler menggunakan variabel yang merepresentasikan perintah agar mikrokontroler melakukan tugasnya dan sebagai feedback dari mikrokontroler kepada program PC. Variabel yang digunakan sebagai perintah kepada mikrokontroler adalah karakter ”z”. Sedangkan variabel yang menjadi feedback dari mikrokontroler adalah karakter ”a”, ”b”, ”c”, ”d”, ”e”, dan ”f”. Setiap karakter merepresentasikan kondisi tegangan masukan pada pin ADC0, ADC1, dan ADC2. Hubungan karakter feedback dari mikrokontroler dengan kondisi masukan pada pin ADC dapat dilihat pada Tabel 4.5. Pengujian komunikasi serial dengan Hyperterminal, dilakukan dengan mengetik karakter ”z” pada Hyperterminal. Apabila komunikasi serial berjalan dengan benar, maka akan muncul karakter feedback yang dikirim oleh mikrokontroler ke Hyperterminal. Karakter feedback yang sesuai dengan kondisi masukan pin ADC pada mikrokontroler dijadikan sebagai indikator bahwa rangkaian MAX232 telah berfungsi dengan baik.

Tabel 4.5. Hubungan karakter feedback dari mikrokontroler dengan kondisi masukan pada pin ADC

Feedback dari mikrokontroler

Tegangan masukan pada pin ADC

(63)

Tabel 4.5. (lanjutan) Hubungan karakter feedback dari mikrokontroler dengan kondisi masukan pada pin ADC

Feedback dari mikrokontroler

Tegangan masukan pada pin ADC

e Tegangan masukan di pin ADC1 sama besar dengan pin ADC2 dan lebih besar daripada pin ADC0.

f Tidak ada tegangan masukan di pin ADC0, pin ADC1 dan pin ADC2.

Contoh hasil pengujian menggunakan Hyperterminal dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8. Apabila pin ADC0 diberi input sebesar 5 volt dan pin yang lain tidak diberi input, Hyperterminal akan menerima karakter “a” ketika pengujian dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.7. Apabila pin ADC0 dan ADC1 diberi input sebesar 5 volt dan pin ADC2 tidak diberi input, Hyperterminal akan menerima karakter “d” ketika pengujian dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.7. Hyperterminal menerima karakter “a”

Gambar

Gambar Fisik Hardware ………...…………………………………...……… 38
Gambar 1.1. Blok Perancangan
Gambar 2.1 Arsitektur Umum GSM [3]
Gambar 2.2 Blok Diagram Cara Kerja SMS [5]
+7

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Kajian deskriptif ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi pelatih- pelatih Sekolah Henry Gurney Telok Mas,

Dalam hal ini apakah beban non linier mempengaruhi fungsi kerja MCB sehingga beroperasi secara tidak benar, jika hal ini terjadi tentunya akan membahayakan bagi

Kontekstual Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Kuliah di STKIP Subang. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)

Namun demikian potensi penggunaan lahan tersebut adapula yang berpotensi sesuai bersyarat dengan kendala tertentu untuk beberapa penggunaan lahan Berdasarkan table

Kemudian beri animasi Tween Motion (Klik kanan – Create Motion Tween) lalu Klik Kanan pada layer Kaca lalu pilih Mask, perhatikan gambar berikut :.  Jalankan animasi

PERKEMBANGAN KELUARGA PUNYA REMAJA YG AKTIF KEGIATAN BKR s.d.. KELUARGA PUNYA REMAJA AKTIF KEG.. CAPAIAN KLMPK UPPKS MASUK DATA BASIS s.d.. KELOMPOK UPPKS YANG MENDAPAT

Pada tahun 2009, harga produk HS 0402 di pasar dunia menurun sehingga penurunan volume impor pada tahun tersebut menyebabkan penurunan nilai impor yang signifikan...

Dasar alasan pembubaran partai politik yang terdapat dalam Pasal 2 huruf a dan b PMK Nomor 12/PMK/2008 dirasa kurang jelas, karena hanya menyata- kan, partai politik