• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Pasar Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Pasar Dunia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM

4.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Pasar Dunia

Transaksi yang dilakukan dalam perdagangan internasional adalah melalui ekspor dan impor. Ekspor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain, yang meliputi ekspor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya. Menurut Mankiw (2006), ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri yang dijual secara luas di luar negeri. Sementara itu, impor adalah proses transportasi memasukkan barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal dalam perdagangan internasional diukur dalam bentuk nilainya dengan satuan dollar Amerika (US$). Menurut Mankiw (2006), impor adalah barang dan jasa yang di produksi di luar negeri yang dijual di dalam negeri.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 6. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Periode 2000-2010 (dalam Ribu US$)

0.00 20,000,000.00 40,000,000.00 60,000,000.00 80,000,000.00 100,000,000.00 120,000,000.00 140,000,000.00 160,000,000.00 180,000,000.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai ( 0 0 0 U S $ ) Tahun Impor Ekspor

(2)

Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa pada periode 2000 hingga 2010, nilai ekspor Indonesia selalu lebih besar dibandingkan nilai impornya. Nilai ekspor Indonesia ke pasar dunia hampir selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan positif nilai ekspor Indonesia yang cukup signifikan pada periode 2004-2008 disebabkan oleh meningkatnya harga produk turunan primer di pasar dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang banyak mengekspor produk turunan primer mendapatkan keuntungan dengan adanya peningkatan harga tersebut. Namun, harga komoditas termasuk komoditas pertanian di pasar internasional mengalami penurunan pada akhir tahun 2008 sehingga berakibat pada penurunan nilai ekspor Indonesia. Penurunan nilai ekspor Indonesia hanya terjadi pada tahun 2009 dari US$ 137,020,424,402 menjadi US$ 116,509,991,781. Penurunan tersebut bersaman dengan terjadinya krisis finansial global yang berdampak pada negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, nilai ekspor Indonesia meningkat secara signifikan sebesar 35.42 persen menjadi US$ 157,779,103,470.

Sementara itu, perkembangan impor Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang hampir sama dengan ekspornya. Peningkatan impor yang cukup signifikan terjadi pada periode 2004 hingga 2008. Pada tahun 2004, impor Indonesia meningkat sebesar 42.92 persen dari US$ 32,550,681,484 menjadi US$ 46,524,531,358. Pada tahun 2008, peningkatan impor kembali terjadi sebesar 73.54 persen menjadi US$ 129,244,050,291. Sementara itu, penurunan nilai impor sebesar 25.08 persen terjadi pada tahun 2009. Penurunan nilai impor ini bersamaan dengan terjadinya penurunan nilai impor di tahun yang sama sebesar

(3)

14.96 persen. Pada tahun 2010, nilai impor Indonesia kembali mengalami peningkatan sebesar 40.1 persen dan mencapai nilai tertinggi yaitu sebesar US$ 135,663,280,214.

4.2 Perkembangan Ekspor Produk Turunan Susu Indonesia ke Pasar Dunia 4.2.1 Perkembangan Ekspor Milk Not Concentrated Nor Sweetened 1-6

Percent Fat (HS 040120)

Pada Gambar 7, ditunjukkan bahwa Milk Not Concentrated Nor Sweetened 1-6 Percent Fat atau HS 040120 memiliki pertumbuhan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa produk ini sangat potensial dikembangkan. Pada tahun 2000, terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 69,760 persen dari US$ 918 menjadi US$ 641,315. Peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan lainnya terjadi pada tahun 2008 yaitu mencapai US$ 9,917,959 dari US$ 6,042,325 pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2009, peningkatan nilai ekspor produk ini relatif kecil yaitu hanya sebesar 0.12 persen. Penyebab nilai ekspor yang relatif kecil ini diduga akibat adanya krisis global yang terjadi pada tahun tersebut. Pada tahun 2010, nilai ekspor produk ini kembali meningkat cukup tinggi menjadi US$ 11,693,698.

(4)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 7. Perkembangan Nilai Ekspor HS 040120 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Perkembangan volume ekspor HS 040120 juga selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti pada Gambar 8. Peningkatan volume tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 17,395 persen dengan volume ekspor sebesar 529,755 kg. Tingginya perkembangan volume ekspor juga terus berlanjut hingga tahun 2002. Pada tahun tersebut, volume produk HS 040120 meningkat sebesar 529 persen menjadi 3,334,397 kg. Setelahnya pada periode 2003-2010, pertumbuhan volume ekspor HS 040120 memiliki rata-rata sebesar 22.17 persen. 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(5)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 8. Perkembangan Volume Ekspor HS 040120 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Peningkatan volume ekspor periode 2000-2010 diikuti dengan kenaikan nilai ekspor yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut terjadi peningkatan harga produk HS 040120 di pasar dunia. Namun, terjadi penurunan harga produk HS 040120 pada tahun 2009. Hal ini terlihat pada volume ekspor HS 040120 yang meningkat sebanyak 12 persen akan tetapi nilai ekspor pada tahun yang sama hanya mengalami peningkatan sebesar 0.12 persen.

4.2.2 Perkembangan Ekspor Milk and Cream, Concentrated or Sweetened (HS 0402)

Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa perkembangan nilai ekspor produk HS 0402 cenderung berfluktuasi pada periode 2000-2010. Produk ini memiliki rata-rata pertumbuhan nilai ekspor sebesar 15.71 persen rata-rata-rata-rata nilai ekspor sebesar US$ 75,342,292. Nilai ekspor produk HS 0402 mengalami peningkatan yang

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(6)

cukup signifikan pada tahun 2005 dan 2008. Pada masing-masing tahun tersebut, nilai ekspor produk ini mencapai US$ 86,045,222 dan US$ 187,259,717.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 9. Perkembangan Nilai Ekspor HS 0402 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Pada tahun 2005, terjadi peningkatan nilai ekspor HS 0402 sebesar 46.9 persen. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama dikarenakan pada tahun 2006 dan 2007 terjadi penurunan nilai ekspor produk ini. Produk HS 0402 mengalami penurunan pada masing-masing tahun tersebut sebesar 22 persen dan 7.4 persen. Pada tahun 2008, nilai ekspor produk HS 0402 mengalami peningkatan kembali sebesar 202.42 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 187,259,717. Namun, nilai ekspor produk ini mengalami penurunan yang sangat tajam sehingga nilainya kembali pada nilai ekspor rata-ratanya semula pada tahun 2009. Adapun nilai ekspor produk ini pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar US$ 66,907,564 dan US$ 60,264,215. 0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(7)

Jika dibandingkan dengan nilai ekspornya, maka akan terlihat bahwa volume ekspor HS 0402 sering berfluktuasi secara tajam. Pada Gambar 10 peningkatan volume ekspor HS 0402 yang signifikan terjadi pada tahun 2003 dan 2008 yaitu masing-masing sebesar 68 persen dan 100 persen dengan volume ekspor masing-masing sebesar 45,043,446 kg dan 43,943,689 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 10. Perkembangan Volume Ekspor HS 0402 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Sementara itu, penurunan yang tajam pada volume ekspor HS 0402 terjadi pada tahun 2004 dan 2006. Pada masing-masing tahun tersebut volume ekspor produk HS 0402 mengalami penurunan sebesar 22 persen dan 27.5 persen sehingga volume ekspornya menjadi 35,034,218 kg dan 27,269,098 kg. Penurunan volume ekspor juga terjadi pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 33.5 persen dan 25.3 persen sehingga volume ekspornya menjadi 29,221,658 kg dan 21,808,912 kg. Selandia Baru merupakan pengekspor HS 0402 tertinggi di dunia dengan nilai ekspor mencapai US$13,263,611,681.

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 50,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(8)

4.2.3 Perkembangan Ekspor Milk and Cream Powder Unsweetened > 1.5 Percent Fat (HS 040221)

Pada Gambar 11, perkembangan nilai ekspor HS 040221 ke pasar dunia pada periode 2000-2010 memiliki kecenderungan berfluktuasi secara tajam. Rata-rata nilai ekspor produk ini pada periode tersebut sebesar US$ 52,606,925. Sedangkan, rata-rata pertumbuhan nilai ekspornya sebesar 82 persen per tahun. Produk ini memiliki nilai ekspor tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar US$ 170,919,252 dengan peningkatan sebesar 299.5 persen.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 11. Perkembangan Nilai Ekspor HS 040221 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Penurunan nilai ekspor yang cukup signifikan pada HS 040221 terjadi pada tahun 2003, 2006 dan 2009. Pada masing-masing tahun tersebut, terjadi penurunan nilai ekspor sebesar 26 persen, 20 persen dan 66 persen. Penurunan nilai ekspor pada tahun tersebut menyebabkan produk ini memiliki nilai ekspor sebesar US$ 28,840,207, US$ 49,755,245 dan US$ 58,086,185. Adapun nilai

0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(9)

ekspor terendah pada produk ini terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar US$ 5,843,827.

Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa volume ekspor produk HS 040221 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Rata-rata volume ekspor produk ini pada periode 2000-2010 adalah sebesar 18,455,328 kg. Pertumbuhan volume ekspor yang cukup signifikan pada produk ini terjadi pada tahun 2001 dan 2008 yaitu masing-masing sebesar 539 persen dan 157 persen sehingga volume ekspornya menjadi 15,193,114 kg dan 39,195,557 kg. Pada tahun 2008, volume ekspor HS 040221 merupakan yang tertinggi pada periode 2000-2010.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 12. Perkembangan Volume Ekspor Indonesia HS 040221 ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Penurunan volume ekspor sebesar 39.8 persen dan 36.4 persen menjadi 23,595,240 kg dan 15,005,803 kg terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Penurunan volume ekspor yang cukup besar juga terjadi pada tahun 2006 dan 2007 dengan

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(10)

penurunan sebesar 23.7 persen dan 21.6 persen sehingga volume ekspornya menjadi 19,441,289 kg dan 15,236,018 kg.

4.2.4 Perkembangan Ekspor Milk and Cream Nes Sweetened or Concentrated (HS 040299)

Pada Gambar 13 ditunjukkan bahwa perkembangan nilai ekspor HS 040299 pada periode 2000-2010 sangat berfluktuatif. Nilai ekspor produk ini memiliki rataan sebesar US$ 8,235,370. Pada tahun 2000 dan 2001, nilai ekspor produk ini sangat kecil yang disebabkan rendahnya volume ekspor pada tahun yang sama. Pada tahun 2002, nilai ekspor produk HS 040299 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 8,433 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 5,636,289. Peningkatan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2003 yaitu sebesar 218 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 17,954,801 atau dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 13. Perkembangan Nilai Ekspor HS 040299 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(11)

Nilai ekspor HS 040299 menurun tajam pada tahun 2005 dan 2009. Pada tahun tersebut, nilai ekspor produk ini mengalami penurunan sebesar 47.4 persen dan 66.5 persen sehingga nilai ekspornya US$ 8,408,685 dan US$ 3,611,923. Penurunan nilai ekspor yang serupa juga terjadi pada tahun 2004 dan 2008 dengan penurunan sebesar 10.9 persen dan 12.1 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 15,987,372 dan US$ 10,795,286.

Pada Gambar 14, perkembangan volume ekspor HS 040299 cenderung stabil dengan rata-rata ekspor sebesar 5,916,867 kg. Volume ekspor yang berfluktuatif terjadi pada periode 2001-2005. Pada tahun 2000 dan 2001, produk turunan ini memiliki volume ekspor yang relatif kecil yaitu sebesar 60,601 kg dan 101,424 kg. Peningkatan ekspor yang tajam terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 7,846 persen sehingga volume ekspornya menjadi 5,636,289 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 14. Perkembangan Volume Ekspor HS 040299 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(12)

Pada periode 2004-2006, volume ekspor HS 040299 menurun secara terus menerus. Pada tahun 2004, volume ekspor produk HS 040299 mengalami penurunan sebesar 35.3 persen menjadi 15,775,720 kg. Sedangkan, produk ini mengalami penurunan volume ekspor pada tahun 2005 dan 2006 masing-masing sebesar 82.7 persen dan 8 persen sehingga volume ekspornya menjadi 2,718,155 kg dan 2,499,808 kg. Belanda merupakan negara pengekspor HS 040299 tertinggi di dunia dengan nilai mencapai US$ 310,790,227 pada tahun 2010.

4.2.5 Perkembangan Ekspor Buttermilk, Curdled Milk, Cream, Kephir, etc (HS 040390)

Pada Gambar 15 terlihat bahwa perkembangan nilai ekspor HS 040390 pada periode 2000-2010 cenderung berfluktuatif. Namun, nilai ekspor produk ini berfluktuasi secara tajam pada periode 2000-2002. Pada tahun 2001, nilai ekspor produk HS 040390 mengalami peningkatan sebesar 44.5 persen dari US$ 19,315,498 menjadi US$ 27,926,245. Pada tahun 2002, terjadi penurunan yang tinggi sebesar 90,6 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 2,616,439. Sedangkan, terjadi peningkatan nilai ekspor pada tahun 2003 dan 2004 masing-masing sebesar 37 persen dan 38 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 3,590,574 dan US$ 4,990,333.

(13)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 15. Perkembangan Nilai Ekspor HS 040390 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Pada periode 2002-2010, nilai ekspor HS 040390 cenderung stabil dengan rata-rata nilai ekspor sebesar US$ 5,039,502. Jika dibandingkan dengan nilai impornya maka akan terlihat bahwa nilai ekspor dan nilai impor HS 040390 memiliki nilai yang hampir sama pada tahun 2000 dan 2001. Pada tahun 2002, nilai impor HS 040390 jauh lebih besar seiring dengan merosotnya nilai ekspor produk ini. Peningkatan nilai impor yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar US$ 31,147,896. Nilai impor produk ini pada tahun yang sama tiga kali lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya, namun nilai ekspor produk ini masih relatif besar jika dibandingkan dengan produk turunan susu lainnya.

Perkembangan volume ekspor produk HS 040390 hampir serupa dengan perkembangan nilai ekspornya yang terlihat pada Gambar 16. Pada tahun 2001, volume ekspor produk ini mengalami peningkatan sebesar 59 persen sehingga volume ekspornya menjadi 46,268,772 kg. Namun, volume ekspornya menurun

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(14)

sebesar 92.6 persen menjadi 3,419,162 kg pada tahun 2002. Pada periode 2002-2010, perkembangan produk ini cenderung stabil degan rata-rata volume ekspor sebesar 5,113,736 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 16. Perkembangan Volume Ekspor HS 040390 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Pada tahun 2003 dan 2004, terjadi peningkatan volume ekspor HS 040390 masing-masing sebesar 10.2 persen dan 36.7 persen 3,767,970 kg dan 5,151,220 kg. Peningkatan volume ekspor yang tinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 27.1 persen sehingga nilai ekspornya menjadi 7,652,057 kg. Sementara itu, penurunan volume ekspor terjadi pada tahun 2005 dan 2008 dengan penurunan sebesar 14.9 persen dan 1.43 persen menjadi 4,380,586 kg dan 5,363,833 kg.

4.2.6 Perkembangan Ekspor cereal, flour, starch, milk preparations and products (HS 19)

Perkembangan nilai ekspor HS 19 selalu mengalami pertumbuhan positif dari tahun ke tahun seperti terlihat pada Gambar 17. Peningkatan nilai ekspor HS

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 50,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(15)

19 yang tinggi terjadi pada tahun 2003 dan 2010. Pada tahun tersebut, nilai ekspor produk ini meningkat sebesar 45.4 persen dan 44.2 persen sehingga nilai ekspornya menjadi US$ 132,632,259 dan US$ 443,043,490. Peningkatan nilai ekspor yang tinggi juga terjadi pada tahun 2004 dan 2008 sebesar 20.1 persen dan 27.8 persen menjadi US$ 159,352,966 dan US$ 288,251,271.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 17. Perkembangan Nilai Ekspor HS 19 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Besarnya nilai ekspor Indonesia pada produk HS 19 juga diikuti dengan peningkatan nilai impor produk tersebut. Pada tahun 2009, nilai impor produk ini sebesar US$ 105,396,860 lalu meningkat menjadi US$ 154,161,603 pada tahun 2010 (UN Comtrade, 2011). Sementara itu, volume ekspor produk ini tidak diketahui karena tidak tersedianya data tersebut pada UN Comtrade.

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 350,000,000 400,000,000 450,000,000 500,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai E k sp o r (U S $ ) Tahun

(16)

4.3 Perkembangan Impor Produk Turunan Susu Indonesia ke Pasar Dunia 4.3.1 Perkembangan Impor Milk Not Concentrated Nor Sweetened 1-6 Percent

Fat (HS 040120)

Gambar 18 memperlihatkan bahwa pada periode 2000 hingga 2008 perkembangan impor HS 040120 Indonesia memiliki kecenderungan untuk meningkat. Pada periode tersebut, penurunan nilai impor HS 040120 hanya terjadi pada tahun 2002 dan 2006 masing-masing sebesar 12.16 persen dan 19.04 persen sehingga nilai impornya menjadi US$ 3,508,017 dan US$ 6,961,963. Pada tahun 2008, nilai impor Indonesia terhadap produk turunan HS 040120 mencapai angka tertinggi yaitu sebesar US$ 18,056,639. Namun, peningkatan impor tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 79.33 persen. Pada tahun 2009 dan 2010, impor Indonesia terhadap HS 040120 mengalami penurunan masing-masing sebesar 52.87 persen dan 91.78 persen menjadi US$ 8,508,782 dan US$ 698,815.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 18. Perkembangan Nilai Impor HS 040120 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

(17)

Perkembangan volume impor HS 040120 Indonesia dari tahun ke tahun tidak jauh berbeda dibandingkan dengan perkembangan nilai impornya seperti tertera pada Gambar 19. Pada periode 2000 hingga 2008, perkembangan volume impor Indonesia terhadap produk turunan ini cenderung meningkat kecuali pada tahun 2006. Pada tahun 2006, terjadi penurunan volume impor sebesar 19.47 persen dari 8,710,693 kg menjadi 7,014,276 kg. Pada tahun 2008, volume impor HS 040120 Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 14.160.227 kg. Sedangkan, terjadi penurunan yang drastis pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 53.68 persen dan 92.1 persen menjadi 6,558,166 kg dan 517,572 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 19. Perkembangan Volume Impor HS 040120 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Dari tahun ke tahun diketahui bahwa nilai produk turunan susu HS 040120 selalu meningkat di pasar dunia kecuali pada tahun 2002. Hal ini mengindikasikan bahwa HS 040120 merupakan produk turunan susu yang potensial untuk

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e I m p o r (k g ) Tahun

(18)

dikembangkan. Oleh karenanya penurunan nilai impor Indonesia pada produk turunan susu HS 040120 pada tahun 2009 dan 2010 dirasakan sangat tepat.

4.3.2 Perkembangan Impor Milk and Cream, Concentrated or Sweetened (HS 0402)

Pada Gambar 20 ditunjukkan bahwa perkembangan impor HS 0402 Indonesia cenderung meningkat pada periode 2000 hingga 2008. Peningkatan yang signifikan pada produk ini terjadi pada tahun 2004 dan 2007 yaitu masing-masing sebesar 64.9 persen dan 53.44 persen menjadi US$ 314,918,757 dan US$ 617.391.213. Nilai impor HS 0402 tertinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar US$ 640,465,636. Pada tahun 2009, terjadi penurunan yang signifikan sebesar 38.24 persen sehingga nilai impor HS 0402 Indonesia menjadi US$ 395,527,803. Namun, nilai impor HS 0402 Indonesia meningkat sebesar 58.58 persen menjadi US$ 627,234,910 pada tahun 2010.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 20. Perkembangan Nilai Impor HS 0402 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010 0 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

(19)

Sementara itu pada Gambar 21, perkembangan volume impor HS 0402 Indonesia tidak terlalu berfluktuatif jika dibandingkan dengan perkembangan nilai impornya. Pada tahun 2004, volume impor HS 0402 Indonesia meningkat signifikan sebesar 43.54 persen dari 106,473,708 kg menjadi 152,841,814 kg. Sementara itu, volume impor produk ini menurun masing-masing sebesar 9.25 persen dan 4.85 persen pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 156,729,676 kg dan 182,083,534 kg. Pada tahun 2008, penurunan volume impor HS 0402 Indonesia justru meningkatkan nilai impor HS 0402 Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut terjadi peningkatan harga HS 0402 di pasar dunia. Peningkatan harga produk ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 2009, harga produk HS 0402 di pasar dunia menurun sehingga penurunan volume impor pada tahun tersebut menyebabkan penurunan nilai impor yang signifikan. Pada tahun 2010, volume impor HS 0402 kembali meningkat sebesar 16.18 persen menjadi 182,083,534 kg.

(20)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 21. Perkembangan Volume Impor HS 0402 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Harga HS 0402 di pasar dunia cenderung berfluktuatif setiap tahunnya. Harga produk ini di pasar internasional melambung tinggi di tahun 2007, namun mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2009. Ketika terjadi penurunan harga HS 0402 di pasar internasional diketahui bahwa volume dan nilai impor Indonesia akan produk ini justru berkurang. Sebaliknya, ketika harga produk ini meningkat di pasar internasional justru volume dan nilai impor Indonesia meningkat. Pola perdagangan ini akan sangat merugikan Indonesia karena akan menguras cadangan devisa.

4.3.3 Perkembangan Impor Milk and Cream Powder Unsweetened > 1.5 Percent Fat (HS 040221)

Pada periode 2000 hingga 2010, perkembangan nilai impor HS 040221 Indonesia cenderung berfluktuatif seperti tertera pada Gambar 22. Pada tahun 2001, nilai impor HS 040221 meningkat sebesar 32.07 persen menjadi US$

0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e I m p o r (k g ) Tahun

(21)

56,540,571. Namun, terjadi penurunan nilai impor produk tersebut sebesar 51.79 persen menjadi US$ 27,256,918 pada tahun 2002. Pada periode 2003 hingga 2008, nilai impor HS 040221 Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai impor yang cukup signifikan sebesar 41.33 persen menjadi US$ 101,723,045 terjadi pada tahun 2007. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yang signifikan sebesar 49,28 persen sehingga nilai impor HS 040221 Indonesia menjadi US$ 111,457,736. Namun, nilai impor HS 040221 Indonesia meningkat sebesar 58.71 persen menjadi US$ 111,457,736 pada tahun 2010.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 22. Perkembangan Nilai Impor HS 040221 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010

PadaGambar 23 terlihat bahwa perkembangan volume impor HS 040221 jauh berbeda jika dibandingkan dengan perkembangan nilai impornya. Pada tahun 2002, volume impor HS 040221 menurun signifikan sebesar 38.85 persen dari 25,998,267 kg menjadi 15,897,337 kg. Penurunan ini disertai dengan penurunan yang signifikan pada nilai impor. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun

0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

(22)

2002, terjadi penurunan harga HS 040221 di pasar internasional. Pada periode 2003 hingga 2006, volume impor HS 040221 Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, volume impor HS 040221 Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu sebesar 31,215,350 kg. Namun, terjadi penurunan volume impor secara terus menerus pada tahun 2007 hingga 2009. Peningkatan volume impor kembali terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 12.2 persen menjadi 29,468,659 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 23. Perkembangan Volume Impor HS 040221 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Pada tahun 2007 dan 2008, penurunan volume impor disertai dengan peningkatan nilai impor. Hal ini mengindikasikan bahwa pada kedua tahun tersebut juga terjadi peningkatan harga HS 040221 di pasar dunia. Pada tahun 2010, harga HS 040221 di pasar dunia mengalami peningkatan setelah mengalami penurunan pada tahun 2009. Seiring dengan meningkatnya harga produk ini,

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e I m p o r (k g ) Tahun

(23)

impor Indonesia juga semakin meningkat sehingga menghabiskan devisa yang cukup besar.

4.3.4 Perkembangan Impor Milk and Cream Nes Sweetened or Concentrated (HS 040299)

Pada Gambar 24 dapat dilihat bahwa pada periode 2000 hingga 2010, perkembangan nilai impor HS 040299 Indonesia cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2001 dan 2002, nilai impor HS 040299 mengalami penurunan masing-masing sebesar 57.49 persen dan 9.48 persen menjadi US$ 524,428 dan US$ 474,667. Namun, terjadi peningkatan yang signifikan pada HS 040299 pada tahun 2003 dan 2004 yaitu masing-masing sebesar 366.59 persen dan 148.2 persen sehingga nilai impornya menjadi US$ 2,214,776 dan US$ 5,497,227. Penurunan nilai impor HS 040299 yang tajam juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 51.58 persen dari US$ 6,036,159 menjadi US$ 2,922,587. Pada tahun 2010, nilai impor HS 040299 Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu sebesar US$ 8,853,619 dengan peningkatan sebesar 144.28 persen dari tahun sebelumnya.

(24)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 24. Perkembangan Nilai Impor HS 040299 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010

Perkembangan volume impor HS 040299 Indonesia tidak jauh berbeda dari nilai impornya terlihat seperti pada Gambar 25. Pada tahun 2001 dan 2002, terjadi penurunan volume impor produk ini masing-masing sebesar 52.73 persen dan 26.81 persen menjadi 1,150,884 kg dan 842,233 kg. Namun, terjadi peningkatan volume impor HS 040299 pada tahun 2003 dan 2004 masing-masing sebesar 185.41 persen dan 236.18 persen menjadi 2,403,845 kg dan 8,081,337 kg. Adapun peningkatan volume impor paling signifikan terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 236.18 persen. Pada tahun yang sama volume impor HS 040299 juga mencapai angka tertinggi yaitu 8,081,337 kg. Pada periode 2005 hingga 2009, volume impor HS 040299 mengalami penurunan kecuali pada tahun 2007. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan volume impor sebesar 38.64 persen dari 3,593,957 kg menjadi 4,982,674 kg. Peningkatan volume impor selanjutnya terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 172.83 persen menjadi 6,978,639 kg.

0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 10,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

(25)

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 25. Perkembangan Volume Impor HS 040299 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Harga produk turunan susu HS 040299 di pasar dunia selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, terjadi penurunan volune impor HS 040299 sebesar 39.88 persen, namun penurunan tersebut diikuti dengan peningkatan nilai impor sebesar 9.8 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut terjadi peningkatan harga produk turunan HS 040299 di pasar internasional. Peningkatan harga produk HS 040299 di pasar dunia juga terjadi pada tahun 2009.

4.3.5 Perkembangan Ekspor Buttermilk, Curdled Milk, Cream, Kephir, etc (HS 040390)

Pada Gambar 26, perkembangan nilai impor HS 040390 Indonesia cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2001, nilai impor produk ini meningkat sebesar 36.08 persen dari US$ 20,612,896 sampai US$ 28,050,702. Namun, terjadi penurunan sebesar 47.14 persen pada tahun 2002 sehingga nilai impor HS 040390 menjadi US$ 14,828,473. Pada periode 2004-2007, nilai impor HS

0 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 7,000,000 8,000,000 9,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e I m p o r (k g ) Tahun

(26)

040390 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, nilai impor Indonesia terhadap produk turunan susu ini meningkat sebesar 78.29 persen dan mencapai angka tertinggi yaitu sebesar US$ 43,617,881. Namun, nilai impor HS 040390 Indonesia menurun drastis pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing sebesar 43.61 persen dan 28.86 persen menjadi US$ 24,596,502 dan US$ 17,497,799. Pada tahun 2010, nilai impor produk turunan ini kembali meningkat sebesar 78.01 persen menjadi US$ 31,147,896.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 26. Perkembangan Nilai Impor HS 040390 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010

Perkembangan volume impor HS 040390 cenderung berbeda jika dibandingkan dengan perkembangan nilai impornya seperti terlihat pada Gambar 27. Pada tahun 2001, volume impor HS 040390 Indonesia meningkat sebesar 12.79 persen menjadi 14,542,042 kg. Namun, volume impor HS 040390 Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2002 dan 2003 masing-masing sebesar 27.96 persen dan 6.57 persen menjadi 10,476,153 kg dan 9,788,132 kg.

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 50,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

(27)

Penurunan drastis pada volume impor HS 040390 Indonesia terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 55.02 persen menjadi 6,327,977 kg. Namun, volume impor mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 58.3 persen dan 28.02 persen menjadi 10,016,984 kg dan 12,823,483 kg.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 27. Perkembangan Volume Impor HS 040390 Indonesia ke Pasar Dunia Periode 2000-2010

Pada tahun 2005, penurunan volume impor HS 040390 sebesar 3.28 persen menyebabkan peningkatan nilai impor sebesar 13.47 persen. Sedangkan, peningkatan volume impor sebesar 58.3 persen terjadi pada tahun 2009 mengakibatkan nilai impor menurun sebesar 28.86 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2005 terjadi peningkatan harga HS 040390 di pasar internasional, sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan harga HS 040390 di pasar internasional. 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 V o lu m e E k sp o r (k g ) Tahun

(28)

4.3.6 Perkembangan Impor cereal, flour, starch, milk preparations and products (HS 19)

Pada Gambar 28, dapat dilihat bahwa perkembangan nilai impor HS 19 Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2001, nilai impor HS 19 menurun sebesar 10.42 persen dari US$ 23,721,164 menjadi US$ 21,247,110. Pada periode 2002 hingga 2008, nilai impor HS 19 Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2005. Pada tahun 2005, nilai impor HS 19 Indonesia menurun sebesar 14.68 persen dari US$ 54,432,347 menjadi US$ 46,444,036. Pada tahun 2009, nilai impor produk turunan ini menurun signifikan sebesar 17.78 persen hingga menjadi US$ 105,396,860. Penurunan tersebut diikuti oleh peningkatan nilai impor pada tahun 2010 sebesar 46.27 persen menjadi US$ 154,161,603.

Sumber : UN Comtrade, 2011

Gambar 28. Perkembangan Nilai Impor HS 19 Indonesia dari Dunia Periode 2000-2010 0 20000000 40000000 60000000 80000000 10000000 12000000 14000000 16000000 18000000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il ai I m p o r (U S $ ) Tahun

Gambar

Gambar 6. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Periode 2000- 2000-2010 (dalam Ribu US$)
Gambar  7.  Perkembangan  Nilai  Ekspor  HS  040120  Indonesia  ke  Pasar  Dunia Periode 2000-2010
Gambar  8.  Perkembangan  Volume  Ekspor  HS  040120  Indonesia  ke  Pasar  Dunia Periode 2000-2010
Gambar  9.  Perkembangan  Nilai  Ekspor  HS  0402  Indonesia  ke  Pasar  Dunia   Periode 2000-2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6 menunjukkan nisbah erythro/threo struktur β -O- 4 berkorelasi negatif dengan diameter dan jumlah pori atau berkorelasi positif dengan proporsi sel serat sehingga

1) Mengawal, mengamankan dan mendukung keberhasilan jalannya pemerintahan dan pembangunan melalui upaya-upaya pencegahan/preventif dan persuasive di daerah hukum

Hal ini dimaksudkan bahwa pejabat atau aparat SKPD terkait yang sebelumnya sudah terlibat dalam proses kesepakatan pelaksanaan program dengan Plan Internasional maupun para

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas, adalah untuk mengetahui hak atas tanah apa saja yang dapat dimiliki oleh

Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat hasil kesesuaian lahan untuk tanaman tebu, sorgum, sirsak, rambutan, papaya, melinjo, mangga, mahoni, apel, pala, kelapa, kedelai,

Apabila seseorang sudah gabe yang artinya dari segi usia sudah memiliki keturunan baik anak dan cucu bahkan cicit akan menjadi kebanggan bagi orang tersebut,

Data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan, pengambilan dan