i
PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK
PEKERJA DI KORIDOR ANTAR KOTA
UNGARAN-BAWEN
TESIS
THERESIA TARIGAN
NIM: 11.91.0001
PROGRAM MAGISTER LINGKUNGAN DAN PERKOTAAN
UNIERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANA
SEMARANG
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini telah diuji di hadapan Majelis/Dewan Penguji pada hari Selasa
Tanggal 23 Juni 2015, jam 17.00 WIB
Di Gedung Thomas Aquinas, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang
DR. J. Wijanto Hadipuro, SE., MT Ir.Djoko Setijowarno, MT
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis yang berjudul “PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK PEKERJA DI KORIDOR ANTAR KOTA
UNGARAN-BAWEN” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukanuntuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata
terbukti bahwa tesis ini sebagian atau seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka saya rela
untuk dibatalkan, dengan segala akibat hukumnya sesuai peraturan yang berlaku pada
Universitas Katolik Soegijapranata dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Semarang, 19 Februari 2018
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha esa dan alam semesta atas
segala perkenan-Nya sehingga Tesis yang berjudul PELAYANAN TRANSPORTASI
PUBLIKPEKERJA DI KORIDOR ANTAR KOTA UNGARAN-BAWEN dapat
diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi
di Magister Lingkungan dan Perkotaan Unika Soegijaprana. Transportasi publik adalah minat
penulis setelah merasakan bagaimana aman, handal, dan terjangkaunya transportasi publik di
Singapura saat penulis mendapat kesempatan sebagai peserta Aseang Visiting Student 1994
dari Singapore International Foundation selama bulan Juli-September 1994 di National
University of Singapore. Penulis menyadari selama menempuh pendidikan dan penulisan
tesis ini mendapat banyak sekali pencerahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang besar kepada pihak-pihak
berikut:
1. Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, MSc selaku rektor Unika Soegijapranata dan sekaligus salah satu penguji tesis yang telah memberikan banyak contoh teladan dan ilmu
pengetahuan kepada penulis dan semua rekan mahasiswa.
2. Dr Wijanto Hadipuro selaku pembimbing pertama yang sangat teliti dan sangat memberi arahan penulisan yang terstruktur dan ringkas. Penulis merasa sangat diarahkan hingga
hal yang detail dalam kaidah ilmiah suatu penulisan.
3. Ir. Djoko Setiwarno, MSc selaku pembing kedua dan dosen Transportasi Lingkungan yang membantu penulis dalam memahami permasalahan transportasi dengan perspektif
transportasi berkelanjutan. Pembelajaran tidak sebatas di ruang kuliah namun dalam
berbagai kegiatan seminar, diskusi publik, dan materi-materi transportasi yang sangat
mumpuni.
4. Bapak Doni Danardono SH. MHum selaku Ketua Program Studi PMLP dan Romo Kris selaku penguji tesis dan memberikan saran serta masukan yang sangat bermanfaat bagi
penulisan tesis ini.
5. Para Dosen Pengajar Program Magister Lingkungan dan Perkotaan yang sangat profesional dalam memberi kuliah dan memberikan wawasan kepada penulis selama
masa perkuliahan di PMLP Unika Soegijapranata Semarang.
6. Responden penelitian ini yaitu para pekerja pabrik di Ungaran-Bawen yang dengan tulus memberikan informasi yang diperlukan sehingga pengumpulan data menjadi sangat
v
7. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan doa kepada penulis.
Semoga Tuhan yang Maha Esa dan Semesta juga memberikan berkat kepada kita
semua sehingga kehidupan kita semakin baik ke depannya. Penulis juga berharap agar tesis
ini memberi manfaat bagi pengambil keputusan di bidang transportasi terutama transportasi
pekerja berpenghasilan rendah. Tesis ini masih banyak kekurangannya sehingga penulis
dengan rendah hati menerima kritik dan saran dari pembaca yang dapat disampaikan ke email
teretarigan@yahoo.co.id. Terima kasih. Berkah Dalem.
Semarang,19 Februari 2018
vi ABSTRAK
Kualitas transportasi publik (TP) terkait erat dengan akses dan aksesibilitasnya. Akses adalah kesempatan menggunakan sistem TP berdasarkan kedekatan atau jaraknya, sedangkan aksesibilitasnya terkait waktu tempuh dan biayanya.
Akses dan aksesibilitas pekerja terhadap sistem TP di koridor Ungaran-Bawen dievaluasi dengan indikator komponen biaya perjalanan ongkos dan variabel waktu tempuh. Variabel ongkos dan waktu dimulai dari rumah ke TP (akses), angkutan-angkutan yang digunakan sampai di tempat bekerja. Pekerja akan selalu membandingkan komponen biaya perjalanan menggunakan TP dengan jika menggunakan angkutan pribadi (sepeda motor/SM). Evaluasi dilakukan secara kuantitatif (ongkos dan waktu tempuh) dan secara kualitatif pada aspek kualitas pelayanan TP yang dapat diterima (acceptable public transportation) responden yaitu akses, konektivitas, pengetahuan, penggunaan, dan keamanan.
Pada umumnya orang bersedia melakukan perjalanan 60-90 menit per hari dengan ongkos 10%-20% daripendapatannya. Warga pada kota yang sudah baik sistem transportasi publiknya hanya mengeluarkan 12% dari pendapatannya untuk ongkos. Para responden menanggung ongkos 5%-48 % dari pendapatannya dan waktu tempuh 30-315 menit per hari. Buruknya kualitas pelayanan terutama pada aspek akses, konektivitas (waktu tunggu yang lama dan tidak pasti, tidak tersedia pada malam hari), dan penggunaan (tidak bisa duduk dan berdiri terlalu berhimpitan), dan kurang aman.
Pekerja dengan pendapatan rendah memerlukan transportasi yang terjangkau dan tersedia pada dengan jam bekerja baik jika lembur maupun denganshift. Selain menanggung ongkos yang sangat besar dan waktu tempuh yang sangat lama, responden sangat tergantung pada angkutan pribadi SM, angkutan alternatif Ojek, antar jemput keluarga dengan SM, angkutan barang (AB), dan mobil omprengan.
.
vii ABSTRACT
Sustainable transportation evaluation gives strong attention to transit affordability and transit accessibility to reflect the quality of the services. This research use travel cost and and travel time to measure the transit affordability. Quality of access, connectivity, knowledge, usability, and security considered as acceptable public transportation will be reviewed to
understand the transit accessibility’s low wage workers in industries which are located in
koridor Ungaran-Bawen, Kabupaten Semarang.
People typically devote 60-90 minutes a day and 10-20% of their household budgets to transport. Residents of cities with high quality transit systems devote just 12.0% of their income to transport. Respondents spent 5%-48% of her/his incomes for travel cost and 30-315 minutes per day. Poor services mainly in quality of the access, connectivity (long and uncertain waiting time, services not available during night and early morning and late night), usability ( no seat, should stand up very close to other passengers) forces workers to depend on alternative transports such as pick up by family, motorobike transporter, and trucks.
viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Gambaran Umum Subyek dan Wilayah Penelitian ... 9
C. Perumusan Masalah... 17
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 19
E. Kerangka Konseptual ... 20
BAB II TELAAH LITERATUR ... 23
A. Transportasi Berkelanjutan... 23
B. Perencanaan dan Kebijakan Transportasi Publik (TP)... 27
C. Evaluasi Transportasi Publik (TP) ... 31
D. Permintaan terhadap Transportasi Publik (TP) ... 36
E. Indikator Aksesibilitas dan Indikator Keterjangkauan ... 37
F. Konsep Pemikiran Pemilihan Moda Angkutan ... 41
G. Tinjauan Pustaka terkait Metodologi Penelitian ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 49
A. Evaluasi dengan Perspektif Transportasi Berkelanjutan ... 49
ix
1. Indikator Kemampuan Membayar (Transit Affordability) Ongkos
Transportasi ... 51
2. Indikator Aksesibilitas Transportasi Publik (Transit Accessibility)... 52
3. Populasi dan Sampel ... 53
4. Teknik Pengumpulan Data ... 54
5. Teknik Analisa Data ... 56
C. Karakteristik Lalu Lintas dan Transportasi Publik (TP) di Koridor Ungaran-Bawen... 57
D. Rekomendasi Perbaikan Angkutan Pekerja Komuter di Koridor Ungaran-Bawen ... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 60
A. Kualitas Pelayanan Transportasi Publik (TP) bagi Pekerja di Koridor Ungaran-Bawen... 60
1. Indikator Keterjangkauan (Transit Affordability) ... 60
2. Indikator Aksesibilitas Transportasi Publik (Transit Accessibility)... 81
B. Lalu Lintas dan Transportasi Pekerja di Koridor Ungaran-Bawen ... 100
1. Kecelakaan Lalu Lintas di Koridor Ungaran Bawen ... 100
2. Proporsi Lalu Lintas di Koridor Ungaran-Bawen ... 104
3. Moda Transportasi Pekerja di Koridor Ungaran–Bawen ... 106
C. Pembahasan Tipe Ketergantungan Moda Angkutan bagi pekerja pabrik Ungaran-Bawen... 112
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116
A. Aspek Keberlanjutan Transportasi Pekerja Di Koridor Ungaran-Bawen .... 116
B. Temuan Pertanyaan Penelitian dan Rekomendasi... 116
C. Rekomendasi Perbaikan Sistem TP Pekerja dengan Perspektif Transportasi Berkelanjutan... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 126
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perusahaan dengan jadwal 2-3shift... 6
Tabel 2 : Jumlah pekerja pabrik besar di Kab. Semarang... 13
Tabel 3 : Isu utama transportasi berkelanjutan ... 24
Tabel 4 : Tujuan, sasaran, dan indikator Utama transportasi berkelanjutan ... 33
Tabel 5 : Indikator yang direkomendasikan... 34
Tabel 6 : Ukuran aksesibilitas transportasi publik penelitian sebelumnya ... 35
Tabel 7 : Kondisi penerimaan transportasi publik dan kendaraan pribadi... 44
Tabel 8 : Tiga pilar pembangunan berkelanjutan... 50
Tabel 9 : Ongkos Responden Menurut Asalnya ... 63
Tabel 10 : Ongkos Perjalanan Responden Pengguna Transportasi Publik (TP) ... 63
Tabel 11 : Komponen biaya perjalanan pengguna sepeda motor ... 68
Tabel 12 : Perbandingan ongkos dan pendapatan per hari pengguna transportasi publik ... 72
Tabel 13 : Moda transportasi terkait waktu tempuh dan ongkos ... 80
Tabel 14 : Indikator Aksesibilitas TP Pekerja Ungaran-Bawen ... 82
Tabel 15 : Tabel Akses, jadwal kerja, dan moda transportasi alternatif yang diperlukan pekerja ... 85
Tabel 16 : Keterjangkauan & aksesibilitas responden pada transportasi publik (TP) .... 96
Tabel 17 : Indikator Aksesibilitas Transportasi Publik... 117
Tabel 18 : Indikator Aksesibilitas dan Rekomendasi... 119
xi
DAFTARGAMBAR
Gambar 1 : Memperbaiki masalah transportasi kota dengan transportasi publik ... 3
Gambar 2 : Foto angkutan pekerja yang buruk penggunaannya yaitu tidak mendapat tempat duduk dan terlalu berdesakan... 4
Gambar 3 : Tidak ada halte sehingga menunggu di halaman rumah makan ... 4
Gambar 4 : Tidak ada trotoar sehingga berbahaya bagi pejalan kaki ... 5
Gambar 5 : Angkutan alternatif mobil omprengan menunggu pekerja pulang ... 7
Gambar 6 : Urutan Lokasi Pabrik 2-3 shiftdari Ungaran-Bawen ... 8
Gambar 7 : Urutan lokasi pabrik dari Ungaran-Bawen dan jumlah tenaga kerja ... 9
Gambar 8 : Peta Letak Strategis Kabupaten Semarang ... 10
Gambar 9 : Peta Wilayah Administrasi Kab. Semarang... 11
Gambar 10 : Peta Rencana Pola Ruang Kab. Semarang... 12
Gambar 11 : Peta Kawasan Strategis Bawen Raya Kab.Semarang ... 12
Gambar 12 : Konsentrasi pekerja di ke-4 zona industri di koridor Ungaran-Bawen... 13
Gambar 13 : Jumlah tenaga kerja menurut Jenis Kelamin dan ketegori pabrik ... 14
Gambar 14 : Jenis industri pabrik besar di Kabupaten Semarang ... 14
Gambar 15 : Lokasi Pabrik Besar di Kabupaten Semarang... 15
Gambar 16 : Slip gaji responden dua minggu (Sariyono)... 16
Gambar 17 : Kerangka Konseptual Penelitian... 21
Gambar 18 : Tujuan Transportasi Berkelanjutan... 25
Gambar 19 : Akses sistem transportasi publik (TP) ... 38
Gambar 20 : Komponen biaya perjalanan menggunakan transportasi publik (TP)... 39
Gambar 21 : Konsep kerangka pemikiraran pemilihan moda ... 41
Gambar 22 : Tema pekerjaan yang utama dalam transportasi publik (TP) ... 42
Gambar 23 : Proses keputusan melakukan perjalanan... 43
Gambar 24 : Ongkos terendah dan tertinggi perjalanan responden dengan transportasi publik ... 64
Gambar 25 : Ongkos perjalanan responden asal Magelang menggunakan transportasi publik (TP) ... 65
xii
Gambar 27 : Ongkos perjalanan responden asal Kota Semarang menggunakan
transportasi publik (TP) ... 67
Gambar 28 : Ongkos perjalanan responden pengguna sepeda motor (SM)... 70
Gambar 29 : Waktu tempuh responden pengguna sepeda motor ... 71
Gambar 30 : Waktu tempuh perjalanan responden menggunakan transportasi publik ... 74
Gambar 31 : Grafik waktu tempuh responden asal Kab. Semarang yang menggunakan transportasi publik... 75
Gambar 32: Waktu tempuh responden pengguna sepeda motor asal Kab. Semarang jika menggunakan transportasi publik ... 76
Gambar 33 : Ongkos perjalanan pengguna sepeda motor (SM) asal Kab. Semarang jika menggunakan transportasi publik (TP)... 77
Gambar 34 : Perbedaan ongkos perjalanan pengguna sepeda motor jika menggunakan transportasi publik... 78
Gambar 35 : Waktu tempuh perjalanan responden asal kota Semarang menggunakan transportasi publik... 78
Gambar 36 : Waktu tempuh perjalanan responden asal kota Salatiga menggunakan transportasi publik... 79
Gambar 37 : Waktu tempuh perjalanan responden asal Magelang Menggunakan transportasi publik... 79
Gambar 38 : Perbandingan waktu tempuh menggunakan sepeda motor dan angkutan umum dari beberapa kota... 80
Gambar 39 : Aspek konektivitas angkutan umum arah Magelang ... 88
Gambar 40:Halte Trans Jateng di Terminal Bawen...89
Gambar 41 : Aspek penggunaan (duduk di lantai) angkutan arah Magelang... 90
Gambar 42 : Aspek penggunaan (harus berdiri) angkutan arah Magelang ... 90
Gambar 43 : Aspek penggunaan (rusak parah) angkutan arah Magelang ... 91
Gambar 44 : Bus Trans berinterior baik, ber-AC, dan dilengkapi musik ... 91
Gambar 45 : Penumpang bus Trans Jateng merasa lega di dalam bus ... 92
Gambar 46 : Zaki, Petugas kebersihan bus Trans Jateng bertugas di pool Terminal Bawen ... 92
Gambar 47 : Aspek keamanan dan keselamatan lalu lintas pekerja pejalan kaki dan pengguna sepeda motor... 93
xiii
Gambar 49 : Aspek keamanan dan keselamatan lalu lintas ketika menunggu bis di
Terminal Bawen... 95
Gambar 50 : Rusunawa untuk Pekerja Pabrik ... 98
Gambar 51 : Interior Rusunawa ... 98
Gambar 52 : Resiko kesehatan terutama pengguna sepeda motor karena udara polutif .... 100
Gambar 53 : Resiko kecelakaan lalu lintas melibatkan angkutan barang... 101
Gambar 54 : Peta lokasi rawan kecelakaan di Kab. Semarang... 102
Gambar 55 : Rencana sistem jaringan transportasi Kab. Semarang ... 105
Gambar 56 : Petugas Bus Trans Jateng terdiri dari pramudi, kondektur, petugas kebersihan dan timer ... 109
Gambar 57 : Angkutan alternatif mobil omprengan plat hitam ... 110
Gambar 58 : Bis dikontrak PT Sido Muncul hanya untuk karyawan eks pabrik di Semarang (kiri). Karyawan lain menggunakan angkutan umum bus Prona (kanan) ... 111
Gambar 59 : Aspek Sosial,Ekonomi dan Lingkungan Transportasi Berkelanjutan ... 116
Gambar 60 : Analisa Tipe Ketergantungan Moda Angkutan ... 123