• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Bunga

1. Definisi Bunga

Bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari – hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu sebagai berikut (Kasmir, 2008:131).

a. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.

Contoh : bunga tabungan, bunga deposito, jasa giro.

b. Bunga Pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.

(2)

9 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga

Menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. Artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh faktor-faktor lainnya. Faktor – faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut (Mishkin, 2008: 84).

a. Kebutuhan Dana

Lembaga keuangan mengalami kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat. Maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Dana yang ada pada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.

c. Kebijaksanaan pemerintah

Bunga simpanan dan bunga pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

d. Target Laba Yang Diinginkan

(3)

10 bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

e. Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang.

f. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

g. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.

h. Produk yang Kompetitif

Produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan elatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

i. Hubungan Baik

Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya berbeda dengan nasabah biasa.

j. Jaminan Pihak Ketiga

(4)

11 jaminan yang dapat dipercaya, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan berbeda.

3. Fungsi suku bunga

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.

b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. (Sunariyah, 2004:81)

4. Teori Suku Bunga

Teori klasik menyatakan bunga adalah harga penggunaan dari dana investasi (loanable funds). Bunga terbentuk pada pasar investasi, dimana ada kelompok menerima pendapatan yang melebihi kebutuhan konsumsi, sehingga dana lebih ini

(5)

12 menjadi “tabungan” yang membentuk penawaran akan dana investasi. Dipihak lain ada kelompok yang membutuhkan dananya untuk memperluas usahanya (investor) dan jumlah kebutuhan akan dana ini membentuk permintaan dana investasi. Kedua kelompok ini bertemu pada loanable funds dan terbentuk transaksi / tawar menawar yang menghasilkan tingkat bunga kesepakatan (keseimbangan).

Keynes menyatakan tingkat bunga dibutuhkan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Dalam teori Keynes ada tidak motif timbulnya permintaan akan uang yaitu transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Ketiga motif permintaan uang ini disebut juga liquidity preference yang mengandung makna keinginan seseorang untuk tetap berada pada kondisi yang liquid merupakan factor pendorong seseorang untuk membayar harga tertentu atas penggunaan uang. Sedangkan menurut Keynes adalah merupakan salah satu bentuk kekayaan yang dimiliki oleh seseorang seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan di bank, saham dan surat-surat berharga lainnya.

Dari uraian diatas mengenai penabung atau deposan bersifat profit motif adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari pada tingkat bagi hasil maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi hasil lebih besar daripada tingkat suku bunga maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank syariah. Pada masyarakat sekarang lebih memilih untuk mendepositokan dananya

(6)

13 dari pada menabung ditabungan biasa, dengan alasan bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun resiko yang dihadapi cukup besar juga.

Tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menabung atau mendepositokan dananya pada bank. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong seseorang untuk menabung dan mendepositokan dananya di bank konvensional dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Dimana para penabung atau deposan bersifat positif motif, yaitu mengandalkan keuntungan disaat bunga bank tinggi. ( Boy 2008 : 70)

5. Teori Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala

(7)

14 elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.(www.google.com)

a. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

1) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

2) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

3) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

(8)

15 4) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan

dukungan serta pengakuan)

5) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

b. Teori Motivasi Herzberg (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang

(9)

16 untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

c. Teori Motivasi Douglas Mc Gregor

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer

1) karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

2) 2karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

4) Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :

1) karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.

2) Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.

3) Rata rata orang akan menerima tanggung jawab. 4) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

(10)

17 d. Teori Motivasi Vroom (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: 1). Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

2). Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu). 3). Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

e. Teori Achievement Mc Clelland (1961)

yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

1) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

2) Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)

(11)

18 f. Clayton Alderfer ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

B. Inflasi

1. Definisi Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling

(12)

pengaruh-19 memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. (id.wikipedia.org).

Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang menunjukan suatu kecenderungan akan naiknya harga barang-barang secara umum. Yang berarti terjadinya penurunan nilai uang (Rimsky, 2005:16).

Dari pengertian tersebut terungkap bahwa kenaikan harga-harga inflasi dapat mengakibatkan nilai uang yang ada menjadi turun (devaluasi), sehingga berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat.

Pengertian lain tentang inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian ( Sadono, 2008: 15).

Pengertian-pengertian tersebut sangatlah sejalan dengan pengertian inflasi yang disebutkan oleh Bank Indonesia. BI mendefinisiakan inflasi adalah kecenderungan harga-harga yang meningkat secara umum dan terus menerus. (www.bi.go.id).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat kesamaan persepsi mengenai inflasi, bahwa yang disebut dengan inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum, artinya terjadi pada jenis barang dan juga terjadi secara meluas, yang berarti bahwa kenaikan harga-harga tersebut tidak hanya terjadi disuatu daerah saja tetapi berdampak pada seluruh daerah yang ada di wilayah negara.

(13)

20 2. Jenis-Jenis Inflasi

a. Ditinjau dari parah tidaknya suatu inflasi:

Berdasarkan keparahannya inflasi tersebut, maka dapat dibedakan menjadi : 1) Inflasi ringan, dengan skala inflasi sebesar kurang dari 10 persen per tahun. 2) Inflasi sedang, dengan skala inflasi sebesar antara 10 persen sampai 30

persen per tahun.

3) Inflasi berat, dengan skala inflasi sebesar antara 30 persen samapi 100 persen per tahun.

4) Hiperinflasi, dengan skala inflasi sebesar lebih dari 100 persen per tahun. b. Ditinjau dari asal inflasi

Jika dilihat dari asal inflasi maka dapat diketahui bahwa inflasi tersebut berasal dari dalam negri dan juga dari luar negri. Inflasi yang berasal dari dalam negri disebut Domestic Inflation adalah inflasi yang terjadi karna kenaikan harga akibat adanya kondisi “shock” (kejutan) dari dalam negri baik karena perilaku masyarakat maupun pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga (Dwi, 2003:125).

Sedangkan untuk inflasi yang berasal dari luar negri atau yang disebut dengan Imported Inflation merupakan suatu kenaikan harga yang diakibatan karna kenaikan harga-harga dari barang-barang yang diimpor, sehingga akan mengakibatkan tekanan terhadap harga dalam negri.

(14)

21 3. Sebab Terjadinya Inflasi

Inflasi bisa terjadi karena beberapa sebab. Penyebab inflasi tersebut adalah : a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa sehingga menimbulkan inflasi (Sadono, 2008: 333). b. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi desakan biaya terjadi dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tinggak pengangguran adalah sangat rendah (Sadono, 2008:334). c. Inflasi Diimpor

Inflasi diimpor atau Imported Inflation merupakan kenaikan yang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga-harga yang terjadi pada barang-barang tersebut akan sangat berdampak terhadap kenaikan harga barang-barang di dalam negri (Sadono, 2008: 336).

4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Inflasi

Hubungan atara tingkat suku bunga dapat dilihat dari kesamaan Fisher (Fisher Equation) yang menujukan bahwa tingkat suku bunga dapat berubah karena dua alasan yaitu tingkat bunga rill yang berubah atau tingkat inflasi yang berubah (Mankiw, 2008). Jika terjadi inflasi maka akan menurunkan suku bunga rill, yang

(15)

22 mengindikasiakan adanya hubungan negatif antara inflasi dan suku bunga rill. Artinya ketika terjadi kenaikan inflasi, tingkat suku bunga akan menurun dan sebaliknya ketika penurunan inflasi maka tingkat suku bunga akan meningkat.

Suku bunga memang memegang peranan penting sekali dalam pengendalian inflasi. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung konsumtif terutama pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat libur nasional seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Pada saat ini biasanya sering terjadi kenaikan terhadap barang dan jasa yang diakibatkan karena tingkat permintaan barang dan jasa melebihi penawaran barang dan jasa tersebut.

Kenaikan suku bunga dapat menguatkan nilai tukar melalui peningkatan (positif) interest rate differential. Demikian juga Bank Indonesia dapat mempengaruhi ekspektasi masyarakat melalui kebijakan yang konsisten dan kredibel (bi.go.id).

C. Deposito

1. Pengertian Deposito

Deposito adalah simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara deposan dengan bank. Menurut Undang-Undang No 10/1998, pasal 1 ayat 7, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank.(Kasmir, 2008:93)

(16)

23 2. Jenis-Jenis Deposito

Pada umumnya deposito dapat digolongkan menurut jangka waktu menuju maturity. Beberapa penggolongan deposito tersebut adalah sebagai berikut :

a. Deposito Berjangka

Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu terntu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. b. Deposito Berjangka Harian (Deposito On Call)

Adalah simpanan pihak lain atau nasabah pada bank yang hanya dapat ditarik dengan syarat penarikannya melalui pemberitahuan dan mempunyai jangka waktu harian yang dikendaki oleh deposan.( Kasmir, 2008:98)

c. Sertifikat Deposito

Adalah surat berharga yang sifatnya atas unjuk dan merupakan surat pengakuan hutang dari bank, dan surat berharga ini dapat diperjualbelikan dalam pasar uang. Pengertian surat berharga atas unjuk adalah bahwa pada saat sertifikat deposito tersebut jatuh tempo untuk diserahkan/diunjukkan pada bank, maka bank wajib untuk membayar sebesar nilai yang tercantum pada sertifikat deposito tersebut.(Kasmir, 2008: 96)

(17)

24 Tabel 2.1

Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito Deposito Berjangaka Sertifikat Deposito

Sifatnya atas nama Sifatnya atas unjuk

Tidak dapat diperjualbelikan / dipindah tangankan

Dapat diperjual belikan / dipindah tangankan

Bunga dibayar pada saat jatuh waktu Bunga dibayar pada saat pembukuan

Nilainominal ditentukan deposan Nilai nominal ditentukan oleh bank

Penyimpanan dapat berbentuk rupiah atau uang asing

Penyimpanan hanya dalam bentuk rupiah

Sumber : www.id.wikipedia.org

3. Jenis-Jenis Perpanjangan Deposito

Jangka waktu perpanjangan deposito adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Tetapi untuk jenis-jenis perpanjangannya dibedakan menjadi: (www.bca.co.id)

a. Non-Automated Roll Over (Non-ARO), deposito berjangka yang berakhir pada akhir jangka waktu yang diperjanjikan.

(18)

25 b. Automatic Roll Over (ARO), perpanjangan deposito secara otomatis untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan atau penegasan lebih lanjut dari deposan

c. Automatic Roll Over Plus (ARO Plus), deposito berjangka yang secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan atau penegasan lebih lanjut dari deposan dan bunganya akan menambah nominal pada setiap kali perpanjangan.

4. Perhitungan Bunga dan Pajak

a. Pembayaran bunga deposito setelah dikurangi pajak penghasilan, dan dibayarkan sesuai atas instruksi dari deposan.

b. Penetapan suku bunga deposito ditetapkan oleh bank

c. Saat ini penetapan suku bunga deposito diberikan sesuai dengan tingkat suku bunga penjaminan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah

Rumus menghitung bunga dan pajak deposito :

Nominal penempatan x bunga/100 x jumlah hari dalam sebulan(30 hari) x pajak (20%) Jumlah hari dalam setahun (365 hari)

(19)

26 5. Denda Deposito

Adalah merupakan suatu kewajiban bagi deposan, apabila deposito berjangka yang belum jatuh tempo dicairkan oleh deposan. Adapun macam-macam denda deposito adalah :

a. Denda Penalty, yaitu denda yang dikenakan oleh bank kepada deposan yang melakukan pencairannya belum jatuh tempo besarannya tergantung dari bank yang menentukan, dikali nilai nominal deposito.

b. Denda bunga, yaitu denda yang dikenakan oleh bank kepada deposan yang melakukan pencairannya belum jatuh tempo, yaitu bunga harian selama pengendapan dana tersebut tidak dibayarkan.

6. Syarat-Syarat membuka Deposito a. Mengisi formulir pembukaan deposito b. Memenuhi persyaratan idientitas:

1) Perorangan : KTP/SIM/Passport untuk warga negara Indonesia serta KITAS/ Passport untuk WNA.

2) Perusahaan : Akta, SIUP,TDP,NPWP, dan identitas pengurus : KTP/SIM/Passport untuk warga negara Indonesia serta KITAS/ Passport untuk WNA.

(20)

27 D. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakuakan oleh Apriia Tri Rahayu (2011), dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia, menemukan bahwa suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap deposito Mudharabah.

Ariana Nurus Shalihati (2012), dengan judul Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Umum, Tingkat Bagi Hasil, Likuiditas Bank Syariah, Inflasi dan Ukuran Bank Umum Syariah terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia, menemukan bahwa secara parsial tingkat suku bunga deposito umum, tingkat bagi hasil dan ukuran Bank Syariah berpengaruh postif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah. Likuiditas menunjukan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Deposito Mudharabah, sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ina Aminah Zuhriah (2013), dengan judul pengaruh tingkat Suku Bunga, Bagi Hasil, dan Inflasi terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri, menemukan bahwa Suku Bunga, Bagi Hasil dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.

Dedah Jubaedah (2011), dengan judul Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri, menemukan bahwa

(21)

28 Suku Bunga dan Bagi Hasil bersama sama tidak mempengaruhi Deposito pada PT Bank Syariah Mandiri.

Rian Pasaleori (2009) dengan judul Pengaruh Promosi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Deposito pada PT Bank Sulsel Cabang Makasar, menemukan bahwa promosi dan tingkat suku bunga secara bersama tidak berpengaruh terhadap deposito PT Bank Sulsel Cabang Makasar.

E. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inlasi terhadap Deposito a. Pengaruh suku bunga terhadap deposito

Turun dan naiknya suku bunga deposito mempengaruhi minat para investor untuk menempatkan dananya di bank. Bila suku bunga naik maka permintaan nasabah untuk mendepositokan uang mereka meningkat. Tetapi bila suku bunga mengalami penurunan maka permintaan akan deposito juga akan menurun. Jika untuk bank kecil hal ini akan sulit, jika mereka menurunkan bunga depositonya maka mereka akan kehilangan deposan. Karena suku bunganya rendah, kebanyakan investor cenderung mencari aset investasi yang bunganya lebih tinggi (www.lps.go.id). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Tri Rahayu (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia, menemukan bahwa suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap deposito Mudharabah.

(22)

29 b. Pengaruh Inflasi terhadap Deposito

Ketika jumlah uang cash yang beredar di masyarakat berkurang, pertumbuhan inflasi memang akan tertekan. Namun disisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, jika para bank tidak memberi pinjaman modal ke pengusaha karena mereka lebih suka menyimpan dananya di BI, maka para pengusaha tentunya akan kesulitan mengembangkan usahanya, dan pada akhirnya akan menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Karena itulah, jika kemudian tingkat inflasi telah terkendali, maka BI bisa menurunkan kembali BI rate-nya, agar dana yang tadinya diendapkan bisa kembali dikucurkan ke masyarakat, untuk menumbuhkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja (www.bi.go.id).

Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh ini pernah diungkapkan oleh Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ina Aminah Zuhriah (2013) tentang hubungan suku bunga, bagi hasil dan inflasi terhadap deposito pada Bank Syariah Mandiri, yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara suku bunga, bagi hasil dan inflasi terhadap deposito.

(23)

30 F. Model Konseptual

Berdasarkan teori-teori diatas krangka berfikir dalam penelitian yang berjudul “ Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Deposito” dapat disusun sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Krangka Pemikiran Suku Bunga

Inflasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian karakterisasi Bacillus thuringiensis di Hutan Lindung Kampus Universitas Cendera- wasih (Uncen) Waena serta

Hal ini akan merugikan negara, untuk itu tugas dan fungsi Dirjen Bea dan Cukai sebagai pemegang kewenangan atau institusi guna mencegah terjadinya penyelundupan

Penggunaan kemasan organik yang terbuat dari kombinasi serat eceng gondok dan pelepah pisang sebagai pengemas buah apel dapat menjaga nilai susut bobot buah apel 0,8%

Yang dimaksud pertanyaan kesiapan diri ini adalah kesiapan diri bagi mahasiswa yang hampir selesai dengan bangku perkuliahan dimana ketika ASEAN Community

Meskipun tampaknya ada kemiripan, agama Buddha dan Kristen memiliki perbedaan inheren dan fundamental dalam jati diri masing-masing, mulai dari konsep monoteisme yang menjadi

Summary of change:  Change obligation of observedProperty parameter in GetObservation request from mandatory to optional and from ‘one or many’ to ‘zero or many’. Table

Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,

Apabila terdapat keraguan pada pilihan jalur ke pendidikan Sekolah Menengah, tidak sesuai dengan minat siswa atau orang tua siswa merasa bahwa anaknya memiliki kemampuan