BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya
Usaha yang dilakukan dalam mempercepat waktu pelaksanaan proyek yakni dengan menambah sumber daya (biaya) , penambahan ini berupa sumber daya manusia maupun peralatan. Akibat dari percepatan waktu pelaksanaan proyek diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope perhari) dari masing-masing pekerjaan yang dipercepat.
Tahapan-tahapan dalam mempercepat pelaksanaan proyek meliputi: 1. Perhitungan jadual pelaksanaan
2. Analisis hubungan antar kegiatan
3. Penyusunan jaringan kerja (Network Planning) 4. Identifikasi jalur kritis dan total Float
5. Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya 6. Analisis biaya dan waktu optimum
Adapun perhitungan jadual pelaksanaan, Network Planning, identifikasi jalur kritis dan total Float yang dikerjakan dengan menggunakan aplikasi MS Project 2007, ditunjukkan pada Lampiran A dan Lampiran B.
4.2 Perhitungan Biaya Proyek 4.2.1 Perhitungan Biaya Langsung
Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Adapun rincian biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Daftar Biaya Langsung Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Biaya
I Pekerjaan Persiapan Rp 1.861.235.759
II Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Pondasi Rp 2.355.489.862
Pekerjaan Pile Cap Rp 480.852.093 Pekerjaan Tie beam Rp 433.784.788
Pekerjaan Sloof Rp 87.785.546
Pekerjaan Batu kali Rp 78.889.451 Pekerjaan Pondasi Rolaag Rp 12.616.788 Pekerjaan Elevasi -0.10 s/d 4.00 (Lantai 1) Rp 1.061.926.057 Pekerjaan Elevasi 4.00 s/d 8.00 (Lantai 2) Rp 1.863.792.464 Pekerjaan Elevasi 8.00 s/d 12.00 (Lantai 3) Rp 1.758.488.931 Pekerjaan Elevasi 12.00 s/d 15.00 (Lantai 4) Rp 1.870.906.360 Pekerjaan Elevasi 15.00 (Atap) Rp 737.081.766 III Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Elevasi -0.10 s/d 4.00 (Lantai 1) Rp 654.420.072 Pekerjaan Elevasi 4.00 s/d 7.50 (Lantai 2) Rp 897.003.757 Pekerjaan Elevasi 8.00 s/d 12.00 (Lantai 3) Rp 3.043.140.885 Pekerjaan Elevasi 12.00 s/d 17.00 (Lantai 4) Rp 1.661.695.996
Pekerjaan (Atap) Rp 1.075.845.903
IV Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Rp 4.364.917.440
Sumber: RAB PLAT UNG (PT.ADHI KARYA)
Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek pembangunan gedung PLAT sebesar Rp. 24.299.873.917,98.
Berdasarkan hasil perencanaan Network Planning dengan metode PDM seperti yang ditunjukkan pada Lampiran A dan Lampiran B, diperoleh kegiatan-kegiatan kritis seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis Pekerjaan Kode
Pekerjaan Jenis Pekerjaan Durasi Normal (hr)
A Pembersihan Lokasi 6
C Pengadaan tiang pancang Dia. 35cm 10
D Pemancangan 7
F Galian tanah pondasi Pile Cap 3
AA Galian tanah tie beam 3
AB Urugan bekas galian tie beam 2
AC Urugan pasir bawah pondasi t=7 cm tie beam 2
AD Lantai kerja tie beam 2
AE Pembesian tie beam 3
AF Bekisting 2 x pakai tie beam 3
AG Cor Beton tie beam 1
Elevasi -0.10 s/d 4.00 (Lantai 1)
BU Pembesian kolom 2
BV Bekisting 2 x pakai kolom 2
BW Cor Beton kolom 1
BX Bongkar Bekisting kolom 1
Elevasi 4.00 s/d 8.00 (Lantai 2)
DP Pembesian Balok dan Pelat 4
DQ Bekisting Balok 2
DR Bekisting Pelat 2
DV Pembesian Balok Dan Pelat 4
DW Bekisting Balok 2
DX Bekisting Pelat 2
EH Pembesian Kolom 2
EI Bekisting 2 x pakai kolom 2
EJ Cor Beton kolom 1
EL Pembesian kolom 2
EM Bekisting 2 x pakai kolom 2
EN Cor Beton kolom 1
EP Pembesian kolom 2
EQ Bekisting 2 x pakai kolom 2
ER Cor Beton kolom 1
ES Bongkar Bekisting kolom 1
Elevasi 8.00 s/d 12.00 (Lantai 3)
FI Pembesian balok dan pelat 4
FO Pembesian kolom 2
FP Bekisting 2 x pakai kolom 2
FQ Cor Beton kolom 1
Kode
Pekerjaan Jenis Pekerjaan Durasi Normal (hr)
FT Bekisting 2 x pakai kolom 2
FU Cor Beton kolom 1
FW Pembesian kolom 2
FX Bekisting 2 x pakai kolom 2
FY Cor Beton kolom 2
FZ Bongkar Bekisting kolom 1
Elevasi 12.00 s/d 15.00 (Lantai 4)
GP Pembesian balok dan pelat 4
GV Pembesian kolom 2
GW Bekisting 2 x pakai kolom 2
GX Cor Beton kolom 1
GZ Pembesian kolom 2
HA Bekisting 2 x pakai kolom 2
HB Cor Beton kolom 1
HD Pembesian kolom 2
HE Bekisting 2 x pakai kolom 2
HF Cor Beton kolom 1
HG Bongkar Bekisting kolom 1
Elevasi 15.00 s/d Atap
IC Pembesian Balok dan Pelat 4
ID Bekisting Balok 2
IE Bekisting Pelat 2
IF Cor Beton 1
Pek. Arsitektur Elevasi 12.00 s/d 17.00 (Lantai 4)
JY Pasangan Bata 10
JZ Plesteran 7
KA Acian 6
KB Penimbunan pasir bawah lantai t = 7 cm 7
KC Pas Lantai 9
KF Plafond gypsum rangka hollow 9
KG Pas. List plafon 5
KH Drop Plafond 5
KP Cat Tembok dalam 7
KQ Cat Plafond 4
KR Cat Tembok Bagian Luar 5
Kegiatan-kegiatan kritis yang ada pada Tabel 4.2 diatas selanjutnya dilakukan analisa untuk menentukkan kegiatan-kegiatan yang akan dipercepat durasinya. Analisa percepatan kegiatan tersebut didasarkan pada kegiatan-kegiatan kritis yang pada dasarnya tidak akan merubah jalur kritis yang ada.
Seringkali dalam proses percepatan waktu pelaksanaan proyek akan ada jalur kritis baru hal ini terjadi apabila kegiatan kritis tertentu dipercepat dengan angka melebihi besar Free Float pada kegiatan non kritis. Seperti pada pekerjaan dengan kode kegiatan AA, AB, AC, AD, AE dan AF, pekerjaan tersebut apabila dipercepat akan mempengaruhi kegiatan kritis yang ada (timbul jalur kritis baru). Kegiatan kritis baru yang disebabkan oleh percepatan pekerjaan tersebut diantaranya pekerjaan dengan kode kegiatan AO, AP, AQ, AR, AS dan kegiatan CC, CD, CE, CF. Selain kegiatan AA, AB, AC, AD, AE dan AF yang dapat mempengaruhi kegiatan kritis, pekerjaan lain yang dapat mempengaruhi diantaranya pekerjaan dengan kode kegiatan BU, BV, BW, BX, DP, DQ, DR, DV, DW, DX, EH EI, EJ, EL, EM, EP, EQ, FO, FP, FS, FT, FW, FW, GP, GV, GW, GZ, HA, HD, dan HE. Kegiatan kritis baru akibat percepatan pekerjaan-pekerjaan tersebut diantaranya pekerjaan-pekerjaan dengan kode kegiatan O, P, Q, R,S kegiatan CC, CE, CD dan kegiatan CQ, CR, CS, CT, CU, CV.
Selain hal tersebut diatas, adapula pekerjaan-pekerjaan yang apabila dipercepat tidak akan mempengaruhi durasi total pekerjaan. Hal ini disebabkan pekerjaan-pekerjaan tersebut memliki hubungan konstrain dengan kegiatan-kegiatan kritis tertentu. Adapun pekerjaan-pekerjaan tersebut diantaranya pekerjaan dengan kode kegiatan C, F, ID, IE, KG, KH, KP , KQ dan KR.
Sehingga percepatan waktu pelaksanaan dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan kritis terpilih yang tidak dapat mempengaruhi kegiatan kritis yang ada. Pekerjaan-pekerjaan terpilih tersebut diantaranya pekerjaan dengan kode kegiatan FI, JY, JZ, KA, KB, KC, dan KF.
Kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan sehingga diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope) pekerjaan, adapun salah satu contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pekerjaan Pembesian Balok Lantai 3 (FI)
Kondisi Normal Durasi = 4 hari Volume = 8746,63 Kg
Kapasitas tenaga kerja per 1 Kg besi adalah: Tukang Besi 0,0167 Org/hr @ Rp. 60.000,00 Kepala Tukang 0,0083 Org/hr @ Rp. 65.000,00 Pekerja 0,0042 Org/hr @ Rp. 40.000,00 Perhitungan biaya tenaga kerja adalah:
Kapasitas tukang besi = 1
0,0167 = 59,88 = 60 Kg/orang.hari
Jumlah tukang besi = 8746,63
60 x 4 hari = 36,44 = 36 orang
Jadi upah tukang besi = 36 orang x Rp. 60.000,00 = Rp. 2.160.000,00 perhari
Kapasitas kepala tukang = 1
0,0167 / 0,0083 = 0,49 = 0,5 Kg/orang.hari
Jumlah kepala tukang = 0,5 x 36 orang = 18 orang
Jadi upah kepala tukang = 18 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 1.170.000,00 perhari
Kapasitas pekerja = 1
0,0042 = 238,09 = 238 Kg/orang.hari
Jumlah pekerja = 8746,63
238 x 4 hari
=
9,18 = 9 orangJadi upah pekerja = 9 orang x Rp. 40.000,00 = Rp. 360.000,00 perhari
Jadi upah tenaga kerja selama 4 hari durasi normal pekerjaan adalah:
(Rp. 2.160.000 + Rp. 1.170.000 + Rp. 360.000) x 4 hari = Rp. 14.760.000,00
Pekerjaan ini akan dipercepat dengan durasi percepatan 2 hari, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Kondisi Percepatan Durasi = 2 hari Volume = 8746,63 Kg
Perhitungan biaya tenaga kerja adalah: Kapasitas tukang besi = 1
0,0167 = 59,88 = 60 Kg/orang.hari
Jumlah tukang besi = 8746,63
60 x 2 hari = 72,88 = 73 orang
Jadi upah tukang besi = 73 orang x Rp. 60.000,00 = Rp. 4.380.000,00 perhari
Kapasitas kepala tukang = 1
0,0167 / 0,0083 = 0,49 = 0,5 Kg/orang.hari
Jumlah kepala tukang = 0,5 x 73 orang = 36,5 = 37 orang
Jadi upah kepala tukang = 37 orang x Rp. 65.000,00 = Rp. 2.405.000,00 perhari
Kapasitas pekerja = 1
0,0042 = 238,09 = 238 Kg/orang.hari
Jumlah pekerja = 8746,63
238 x 2 hari = 18,37 = 18 orang
Jadi upah pekerja = 18 orang x Rp. 40.000,00 = Rp. 720.000,00 perhari
Jadi upah tenaga kerja selama 2 hari durasi pekerjaan dipercepat adalah: (Rp. 4.380.000 + Rp. 2.405.000 + Rp. 720.000) x 2 hari = Rp. 15.010.000,00
Slope biaya akibat percepatan adalah:
Slope biaya = Biaya dipersingkat – Biaya normal
Waktu normal-Waktu dipersingkat
= Rp. 15.010.000,00 - Rp. 14.760.000,00
Selanjutnya perhitungan percepatan durasi pekerjaan berdasarkan kegiatan kritis terpilih serta perhitungan Slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih Kode Jenis Durasi Percepatan Durasi Pekerjaan Pekerjaan Normal Durasi Percepatan
FI Pembesian Balok Lt 2 4 hari 2 hari 2 hari JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 10 hari 3 hari 7 hari JZ Pek. Plesteran Lt 4 7 hari 2 hari 5 hari KA Pek. Acian Lt 4 6 hari 2 hari 4 hari KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 7 hari 2 hari 5 hari KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 9 hari 3 hari 6 hari KF Pek. Plafond Lantai 4 9 hari 1 hari 8 hari Sumber: Hasil Analisis
Tabel 4.4. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode
Pek Jenis Pekerjaan
Normal Dipercepat Slope biaya
Durasi Biaya Durasi Biaya perhari FI Pembesian Balok Lt 2 4 hr Rp. 14.760.000 2 hr Rp. 15.010.000 Rp. 125.000 JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 10 hr Rp. 24.050.000 7 hr Rp. 24.500.000 Rp. 150.000 JZ Pek. Plesteran Lt 4 7 hr Rp. 63.035.000 5 hr Rp. 63.300.000 Rp. 132.500 KA Pek. Acian Lt 4 6 hri Rp. 27.150.000 4 hr Rp. 27.460.000 Rp. 155.000 KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 7 hr Rp. 1.750.000 5 hr Rp. 1.850.000 Rp. 50.000 KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 9 hr Rp. 28.890.000 6 hr Rp. 28.950.000 Rp. 20.000 KF Pek. Plafond Lantai 4 9 hr Rp. 26.370.000 8 hr Rp. 27.000.000 Rp . 630.000
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan perhitungan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 diatas, diperoleh total durasi percepatan proyek selama 15 hari dengan biaya percepatan proyek sebesar Rp. 2.065.000,00.
Setelah diperoleh pertambahan biaya (Cost Slope) masing-masing pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya langsung pekerjaan. Adapun kenaikan biaya langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode
Pek Jenis Pekerjaan
Durasi Akumulasi Durasi Slope biaya Biaya Percepatan Percepatan Proyek perhari Langsung
Normal - - 160 hari - Rp. 24.299.873.918
FI Pembesian Balok Lt 2 2 hari 2 hari 158 hari Rp. 125.000 Rp. 24.300.123.918 JY Pek. Pasangan Bata Lt 4 3 hari 5 hari 155 hari Rp. 150.000 Rp. 24.300.573.918 JZ Pek. Plesteran Lt 4 2 hari 7 hari 153 hari Rp. 132.500 Rp. 24.300.838.918 KA Pek. Acian Lt 4 2 hari 9 hari 151 hari Rp. 155.000 Rp. 24.301.148.918 KB Pek. Timbunan Pasir Lt 4 2 hari 11 hari 149 hari Rp. 50.000 Rp. 24.301.248.918 KC Pek. Pasangan Lantai Lt 4 3 hari 14 hari 146 hari Rp. 20.000 Rp. 24.301.308.918 KF Pek. Plafond Lantai 4 1 hari 15 hari 145 hari Rp . 630.000 Rp. 24.301.938.918
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilhat bahwa semakin dipercepat durasi pekerjaan atau umur proyek, maka biaya langsung proyek akan naik sesuai dengan durasi percepatan yang dilakukan.
4.2.2 Perhitungan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (Indirect Cost) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Daftar Biaya Tidak Langsung Pekerjaan No Uraian Jml Biaya I PELAKSANA 1 Project Manager 1 Rp. 2.000.000 2 Staf 2 @ Rp. 1.000.000 3 Logistik 1 Rp. 1.500.000 4 Administrasi 2 @ Rp. 1.000.000 5 Pengawas Lapangan 2 @ Rp. 1.500.000 II FASILITAS 1 Alat Komunikasi Rp. 1.250.000 2 Transportasi Rp. 500.000 III KEAMANAN 1 Asuransi Rp. 1.000.000 2 Security 2 @ Rp. 750.000 3 Pembantu Umum 2 @ Rp. 500.000 TOTAL Rp. 15.750.000
Sumber: PT. ADHI KARYA
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas biaya tidak langsung yang diperlukan sebesar Rp. 15.750.000,00 perbulan, sehingga total biaya tidak langsung yang akan dikeluarkan selama 160 hari kerja sesuai perencanaan normal pekerjaan adalah Rp. 84.000.000,00. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Total Biaya Tidak Langsung = Total Gaji perbulan
30 hari (jml hr dalam 1 bln)
x
160 HKTotal Biaya Langsung = Rp. 15.750.000,00
30
x
160 HKBerdasarkan total biaya tidak langsung yang diperoleh dari Tabel 4.6, selanjutnya biaya tidak langsung dihitung berdasarkan percepatan durasi pekerjaan atau umur proyek seperti pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Perhitungan Biaya Tidak Langsung
Durasi
Biaya Gaji Perhari Durasi Total Biaya Total
Proyek Percepatan Gaji Biaya tidak Langsung
160 HK Rp. 525.000 - Rp. 84.000.000 158 HK Rp. 525.000 2 hari Rp. 1.050.000 Rp. 82.950.000 155 HK Rp. 525.000 5 hari Rp. 2.625.000 Rp. 81.375.000 153 HK Rp. 525.000 7 hari Rp. 3.675.000 Rp. 80.325.000 151 HK Rp. 525.000 9 hari Rp. 4.725.000 Rp. 79.275.000 149 HK Rp. 525.000 11 hari Rp. 5.775.000 Rp. 78.225.000 146 HK Rp. 525.000 14 hari Rp. 7.350.000 Rp.76.650.000 145 HK Rp. 525.000 15 hari Rp. 7.875.000 Rp.76.125.000
Sumber: Hasil Analisis Keterangan:
1. Biaya gaji perhari diperoleh dari total biaya tidak langsung dibagi dengan umur proyek.
2. Durasi percepatan diperoleh dari selisih antara waktu normal dengan waktu percepatan.
3. Total biaya gaji diperoleh dari durasi percepatan dikalikan dengan biaya gaji perhari.
4. Total biaya tidak langsung diperoleh dari total biaya tidak langsung dikurangi dengan total biaya gaji.
Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Biaya Gaji Perhari = Total Biaya Tidak Langsung ÷ Umur Proyek
Biaya Gaji perhari = Rp. 84.000.000,00 ÷ 160 HK
Total Biaya Gaji = Biaya Gaji perhari x Waktu Percepatan
Total Biaya Gaji = Rp. 525.000,00 x 2 hari
Total Biaya Gaji = Rp. 1.050.000,00
Biaya Tidak Langsung = Total Biaya Tidak Langsung – Total Biaya Gaji
Biaya Tidak Langsung = Rp. 84.000.000,00 – Rp. 1.050.000,00
Biaya Tidak Langsung = Rp. 82.950.000,00
4.2.3 Perhitungan Total Biaya Proyek
Total biaya proyek adalah jumlah dari biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek seperti pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Total Biaya Proyek Berdasarkan Waktu Percepatan
Umur Proyek
Biaya proyek Total Biaya
Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Proyek
160 HK Rp. 24.299.873.918 Rp. 84.000.000 Rp. 24.383.873.918 158 HK Rp. 24.300.123.918 Rp. 82.950.000 Rp. 24.383.073.918 155 HK Rp. 24.300.573.918 Rp. 81.375.000 Rp. 24.381.948.918 153 HK Rp. 24.300.838.918 Rp. 80.325.000 Rp. 24.381.163.918 151 HK Rp. 24.301.148.918 Rp. 79.275.000 Rp. 24.380.423.918 149 HK Rp. 24.301.248.918 Rp. 78.225.000 Rp. 24.379.473.918 146 HK Rp. 24.301.308.918 Rp.76.650.000 Rp. 24.377.958.918 145 HK Rp. 24.301.938.918 Rp.76.125.000 Rp. 24.378.063.918
Sumber: Hasil Analisis Keterangan:
1. Biaya langsung diperoleh dari Tabel 4.5 daftar kenaikan biaya langsung.
2. Biaya tidak langsung diperoleh dari Tabel 4.7 perhitungan biaya tidak langsung.
3. Total biaya proyek diperoleh dari penjumlahan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung.
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada durasi 146 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 24.377.958.918. Adapun persentase efisiensi biaya dan waktu proyek adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi waktu proyek 160 HK – 146 HK = 14 hari Atau 160 - 146
160 x 100% = 8,75 %
2. Efisiensi biaya proyek
Rp. 24.383.873.918 - Rp. 24.377.958.918 = Rp. 5.915.000,00 Atau Rp. 24.383.873.918– Rp. 24.377.958.918
Rp. 24.383.873.918 x 100% = 0,024%
Hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap biaya dan waktu optimal dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini.
Rp24.301.938.918 Rp24.301.308.918 Rp24.301.248.918 Rp24.301.148.918 Rp24.300.838.918 Rp24.300.573.918 Rp24.300.123.918 Rp24.299.873.918 Rp24.298.500.000 Rp24.299.000.000 Rp24.299.500.000 Rp24.300.000.000 Rp24.300.500.000 Rp24.301.000.000 Rp24.301.500.000 Rp24.302.000.000 1 2 3 4 5 6 7 8
Durasi Proyek (hari)
Gambar 4.1. Grafik Biaya Langsung Terhadap Waktu Sumber: Hasil Analisis
Durasi Proyek (Hari)
Gambar 4.2. Grafik Biaya Tidak Langsung Terhadap Waktu Sumber: Hasil Analisis
Rp76.125.000 Rp76.650.000 Rp78.225.000 Rp79.275.000 Rp80.325.000 Rp81.375.000 Rp82.950.000 Rp84.000.000 Rp72.000.000 Rp74.000.000 Rp76.000.000 Rp78.000.000 Rp80.000.000 Rp82.000.000 Rp84.000.000 Rp86.000.000 1 2 3 4 5 6 7 8 145 146 149 151 153 155 158 160
Durasi Proyek (Hari)
Gambar 4.3. Grafik Total Biaya Proyek Terhadap Waktu Sumber: Hasil Analisis
Rp24.378.063.918 Rp24.377.958.918 Rp24.379.473.918 Rp24.380.423.918 Rp24.381.163.918 Rp24.381.948.918 Rp24.383.073.918 Rp24.383.873.918 Rp24.375.000.000 Rp24.376.000.000 Rp24.377.000.000 Rp24.378.000.000 Rp24.379.000.000 Rp24.380.000.000 Rp24.381.000.000 Rp24.382.000.000 Rp24.383.000.000 Rp24.384.000.000 1 2 3 4 5 6 7 8 145 146 149 151 153 155 158 160
Rp72.000.000 Rp74.000.000 Rp76.000.000 Rp78.000.000 Rp80.000.000 Rp82.000.000 Rp84.000.000 Rp86.000.000 Rp24.298.500.000 Rp24.299.000.000 Rp24.299.500.000 Rp24.300.000.000 Rp24.300.500.000 Rp24.301.000.000 Rp24.301.500.000 Rp24.302.000.000 Rp24.302.500.000 1 2 3 4 5 6 7 8 Rp24.378.063.918 Rp24.377.958.918 Rp24.379.473.918 Rp24.380.423.918 Rp24.381.163.918 Rp24.381.948.918 Rp24.383.073.918 Rp24.375.000.000 Rp24.376.000.000 Rp24.377.000.000 Rp24.378.000.000 Rp24.379.000.000 Rp24.380.000.000 Rp24.381.000.000 Rp24.382.000.000 Rp24.383.000.000 Rp24.384.000.000 urasi
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Biaya Langsung, Tidak Langsung, Total Biaya dan Optimal Sumber: Hasil Analisis
: Total Biaya
: Biaya Tak Langsung : Biaya Langsung
145 146 149 151 153 155 158 160
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Optimalisasi waktu dan biaya pelaksanaan proyek dilakukan pada saat proyek mengalami keterlambatan atau untuk mendapatkan waktu dan biaya yang optimal. Dalam pelaksanaan optimalisasi proyek, dilakukan percepatan atau Crash Program terhadap pekerjaan yang bersifat kegiatan kritis. Kegiatan-kegiatan kritis ini diperoleh dari hasil perencanaan Network Planning metode PDM. Crash Program dalam penelitian ini dilakukan hanya dengan menambahkan jumlah tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan yang dipercepat, sehingga diperoleh Slope biaya masing-masing pekerjaan. Slope biaya ini berpengaruh terhadap kenaikan biaya langsung pekerjaan.
Pada penelitian ini Crash Program atau percepatan waktu pelaksanaan yang paling efektif diperoleh selama 14 hari, hal ini disebabkan biaya-biaya proyek mulai naik ketika Crash Program dilakukan pada 15 hari durasi percepatan. Crash Program tersebut dilakukan pada kegiatan-kegiatan kritis terpilih sesuai dengan perencanaan penjadwalan metode PDM (Precedence Diagram Method). Hasil dari percepatan selama 14 hari tersebut diperoleh biaya Crash sebesar Rp 1.435.000.
Dengan dilakukannya percepatan selama kurun waktu 14 hari kita dapat menghemat biaya sebesar Rp. 5.915.000,00 atau 0,024% dengan mengabaikan faktor biaya-biaya lain seperti biaya rekrutmen tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkan dari segi waktu pelaksanaan dapat menghemat 14 hari dari durasi normal 160 HK. Sehingga waktu yang optimal dalam pelaksanaan proyek diperoleh selama 146 HK.