• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Key words : Knowledge of nutrition, food pattern, nutritiont fulfillment, first trismester of pregnant women

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Key words : Knowledge of nutrition, food pattern, nutritiont fulfillment, first trismester of pregnant women"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DAN POLA

MAKAN DALAM PEMENUHAN GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARSOBURAN KECAMATAN HABINSARAN

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2013

Helena F. Sipahutar¹, Evawany Y. Aritonang², Arifin Siregar²

¹ Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ² Staff Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

ABSTRACT

Nutrient is one of main determinant factors for the quality of human resources. The needs of food can be seen not only from its portion, but also from the quality of nutrient substances found in the food consumed. The fulfillment of nutrient substance for pregnant mother are influenced by some factors and one of the factors is knowledge of the mother.

This research was intended to know the knowledge of pregnant mother of first trisemester about nutrient and eating pattern for the fulfillment of nutrient. This research used descriptive design and sampling techniques used total sampling. Data collection was carried out in September 2013 using questionnaire consisting of 2 parts, namely first part contained the demography data and second part contained the questionnaire about the knwoledge of the pregnant mother of first trisemester in the fulfillment of nutrient. The data on eating pattern was taken from the interview using food recall, then analyzed using frequency distribution table and the total respondents was for 54.

The results of research showed that mostly the knowledge of respondents were with medium knowledge for 24 respondents (44.4%), and the least were with good knowledge for 14 respondents (25.9%). Energy intake less of 38.9% with moderate knowledge , whereas good knowledge of 3.7% with good energy intake. Protein intake less of 22.2% with moderate knowledge, whereas good knowledge of 1.9% with sufficient protein intake.

Based on the reuslts of research, need for increased knowledgeand information to the first trimesterpregnant women about the importanceof a diet that is nutritious and balanced and as preparation for yourself during pregnancy or after childbirth.

Key words : Knowledge of nutrition, food pattern, nutritiont fulfillment, first trismester of pregnant women

PENDAHULUAN Latar Belakang :

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya

sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat

(2)

2 mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah (Zulhaida, 2005).

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain faktor pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan. (Muliarini, 2010)

Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001).

Berdasarkan penelitian (Rahayuningsih, 2007) dijelaskan bahwa kurangnya pengetahuan ibu yang sedang hamil di trimester pertama tentang makanan bergizi disebabkan karena di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, adanya tradisi turun temurun dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan makanan yang harus dipantang yang mengakibatkan tidak terpenuhi makanan bergizi saat hamil.

WHO melaporkan bahwa setengah ibu hamil mengalami anemia, secara global 55% dimana secara bermakna trimester I lebih tinggi mengalami anemia. Di Indonesia prevalensi anemia tahun 1970-an, wanita hamil sekitar 46,5-70% pada Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan angka anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi 50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia

gizi pada ibu hamil sebesar 39,5%, tahun 2001, didapatkan anemia zat gizi pada ibu hamil mencapai 40,1%, banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status sosial ekonomi, serta perolehan tablet zat besi (Fe).

Di Sumatera Utara tahun 2001 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia .

Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002).

Dari data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tobasamosir tahun 2009 yang mengalami KEK dan Anemia sebanyak 61,7%.Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Habinsaran tahun 2012 terdapat 102 ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK dan anemia sebanyak 77 orang (75,4%), di kecamatan Nassau tahun 2012 jumlah ibu hamil 40 orang yang mengalami KEK sebanyak 12 orang (30%) dan yang mengalami anemia 10 orang (25%).

Dari hasil survey yang diakukan dengan metode wawancara terhadap 5 ibu hamil yang melakukan ANC di Puskesmas memperlihatkan bahwa terdapat 3 ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana pola makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama (usia kehamilan 0- 12 minggu) sedangkan 2 orang ibu hamil mengetahui pola makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya.

Oleh karena itu, peneliti berfikir bahwa perlu ada penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Gizi ibu hamil trimester pertama dan Pola makan dalam Pemenuhan Gizi di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kabupaten Toba Samosir”.

(3)

3 METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian Cross Sectional.

Aspek Pengukuran

a. Data demografi responden data demografi yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

b. Kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang pola makan dan pemenuhan gizi ibu hamil sebanyak 20 soal. Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang terlebih dahulu menentukan tolak ukur/ kriteria yang dijadikan penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 20 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0 dengan kategori : 1. Baik bila menjawab 14 – 20 pertanyaan

benar 76 % - 100 %

2. Cukup bila menjawab 7 – 13 pertanyaan benar 60 % - 75 %

3. Kurang bila menjawab 0 – 6 pertanyaan benar ≤ 55 %

c. Asupan zat gizi diketahui dengan menghitung tingkat kecukupan energy, protein dan zat besi, menggunakan metode recall 2 kali 24 jam dan hasil analisis kemudian dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi. Klasifikasi tingkat asupan zat gizi digolongkan atas (Supariasa, dkk, 2001): - ≥ 100 % AKG : Baik - 80-90% AKG : Sedang - 70-80% AKG : Kurang - < 70% AKG : Defisit HASIL PENELITIAN

Adapun karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan riwayat kehamilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Karakteristik Ibu Hamil Trimester Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Kec. Habinsaran Kab. Toba Samosir Tahun 2013 No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) 1 Umur 20-24 tahun 20 37,0 25-29 tahun 20 37,0 30-34 tahun 11 20,4 35-39 tahun 3 5,6 Total 54 100,0 2 Tingkat Pendidikan Ibu Hamil SD 3 5,6 SMP 16 29,6 SMU/SMA 27 50,0 DI 5 9,3 DIII 3 5,6 Total 54 100,0 3 Pekerjaan Ibu Hamil IRT 21 38,9 Pedagang 12 22,2 Wiraswasta 8 14,8 Petani 10 18,5 PNS 3 5,6 Total 54 100,0 4 Pendapatan <Rp 600.000 15 27,8 Rp 600.000- 1.500.000 28 51,9 >Rp 1.500.000 11 20,4 Total 54 100.0 5 Anak yang Dikandung Anak I 10 18,5 Anak ke II 16 29,6 Anak ke III 16 29,6 Anak ke IV 11 20,4 Anak ke V 1 1,9 Total 54 100,0

(4)

4 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui

bahwa kelompok umur 20 – 24 tahun dan umur 25-29 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 20 orang (37,0%), kemudian kelompok umur 35-39 tahun sebanyak 11 orang (15,3%) merupakan jumlah terkecil.

Karakteristik ibu menurut pendidikan diketahui bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SMU/SMA sebanyak (50,0%), dan jumlah terkecil adalah tamat SD dan DIII sebanyak 3 orang (5,6%).

Karakteristik ibu dilihat bahwa pekerjaan responden mayoritas adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (38,9%) dan minoritas PNS sebanyak 3 orang (5,6%).

Karakteristik ibu dapat diketahui bahwa pendapatan responden mayoritas mempunyai penghasilan Rp.600.000-Rp.1500.000 yaitu sebanyak 28 orang (51,9%), sedangkan pendapatan responden minoritas > Rp.1500.000 sebanyak 11 orang (20,4%).

Karakteristik ibu dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sedang mengandung anak ke II dan ke III yaitu sebanyak16 orang (29,6%), sedangkan untuk jumlah terkecil ada 1 orang (1,9%) mengandung anak ke V.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu Hamil Trimester Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan Tengah Kecamatan Habinsaran Tahun 2013

No. Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik 14 25,9 2 Cukup 24 44,4 3 Kurang 16 29,6 Total 54 100,0

Dari tabel 2 terlihat bahwa pengetahuan responden yang paling banyak adalah pada pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 24 responden (44,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (25.9%).

Tabel 3 Distribusi Tingkat Asupan Energi Ibu Hamil Trimester Pertama No Tingkat Asupan Energi Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik (≥ 100%) 2 3,7 2 Cukup (81-90%) 4 7,4 3 Kurang (70-80%) 48 88,9 Total 54 100,0

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti diperoleh sebanyak (88,9%) berada pada kategori asupan energi yang kurang, sedangkan yang berada pada kategori asupan energi yang baik (3,7%).

Tabel 4 Distribusi Tingkat Asupan Protein Ibu Hamil Trimester Pertama No. Tingkat Asupan Protein Jumlah (n) Persentase (%) 1 Baik (≥ 100%) 30 55,6 2 Cukup (81-90%) 4 7,4 3 Kurang (70-80%) 20 37,0 Total 54 100,0

Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti diperoleh sebanyak (55,6%) berada pada kategori asupan protein yang baik, sedangkan (7,4%) berada pada kategori asupan protein yang cukup.

PEMBAHASAN

Umur secara tidak langsung berpengaruh pada pengetahuan. Semakin bertambah umur pengalaman pun makin luas, dan jika pengalaman luas maka pengetahuan pun akan semakin baik.

Menurut pendapat Andersen (1975) yang dikutip oleh Azhari menyatakan bahwa umur merupakan salah satu bagian yang dimiliki seseorang yaitu faktor yang dapat mempengaruhi memori atau daya ingat seseorang. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan dan lebih matang dalam berfikir serta mudah untuk menerima

(5)

perubahan-5 perubahan yang mengarah kepeningkatan

kualitas. Tetapi pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang. Kemampuan berfikir mencapai puncaknya pada umur 20-an.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kelompok umur 20 – 24 tahun dan umur 25-29tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 20 orang (37,0%). Menurut Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa umur merupakan variabel penting yang mempengaruhi pengetahuan. Dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya tentang suatu masalah juga akan mengalami pertambahan dan semakin tua umur seseorang maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuannya.

Dari Tabel1. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SMU/SMA sebanyak (50,0%).Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan pekerjaan seseorang terkait suatu hal.

Pendidikan juga mempengaruhi proses belajar dimana makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain, maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak juga pengetahuan yang didapat tentang kesehatan gizi semasa hamil. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula karena peningkatan pengetahuan seseorang tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja . Oleh karena itu, hasil penelitian ini sesuai dengan teori.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pekerjaan responden mayoritas adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (38,9%). Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa interaksi

dengan orang lain dan pengalaman belajar dan bekerja juga akan dapat mengembangkan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan juga memperoleh informasi. Hal ini termasuk memilih makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan semasa kehamilan trimester pertama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Munthe (2009) menyatakan bahwa status istri dikalangan menengah yang bekerja lebih memberikan posisi yang relatif kuat dalam keluarganya dan ibu yang mempunyai posisi yang kuat didalam pengambilan keputusan dikeluarga dari pad ibu yang tidak bekerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan responden mayoritas mempunyai penghasilan RP.600.000-Rp.1500.000 yaitu sebanyak 28 orang (51,9%). Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang dibutuhkan tubuh. Setidaknya keanekaragaman kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak akan banyak pilihan. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar kecilnya pendapatan keluarga (Soehardjo, 1996). Oleh karena itu, hasil penelitian ini sesuari dengan teori.

Jumlah kehamilan juga berpengaruh pada pengetahuan tentang pemenuhan gizi ibu hamil trimester pertama. Ibu yang lebih sering hamil mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam pengaturan makanan selama kehamilan trimester pertama, sehingga pengetahuannya tentang hal itu juga akan semakin baik. Pada penelitian ini jumlah kehamilan dibagi lima kelompok.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil sedang mengandung anak ke II dan ke III yaitu sebanyak16 orang (29,6%). Oleh karena itu, hasil ini tidak sesuai dengan teori. Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan responden tentang pemenuhan gizi pada kehamilan trimester pertama.

Seseorang yang didasari dengan pengetahuan gizi yang baik akan memperhatikan keadaan gizi setiap makanan yang akan dikonsumsinya. Makanan yang bergizi bukanlah suatu makanan yang mahal dan enak rasanya. Pengetahuan gizi sangat

(6)

6 diperlukan dalam upaya pemilihan makanan

yang akan dikonsumsinya dengan tujuan agar makanan tersebut memberikan gizi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh atau sering disebut dengan gizi seimbang.

Dari penelitian terlihat bahwa pengetahuan responden yang paling banyak adalah pada pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 24 responden (44,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 responden (25.9%). Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan karakteristik responden(pendidikan, penghasilan, pekerjaan), kesadaran responden tentang pentingnya asupan nutrisi, dan perbedaan kemudahan mendapatkan informasi tentang gizi selama kehamilan trimester pertama .

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004, kebutuhan energi bagi ibu hamil trimester pertama ada tambahan sebesar 180 kal/hari, maka konsumsi energi ibu hamil sebagian besar pada kategori kurang yaitu sebanyak 88,9%.

Belum tercukupinya asupan energi pada ibu hamil dikarenakan sebagian besar ibu hamil trimester pertama hanya mengonsumsi nasi sebagai sumber penghasil energi utama, meskipun ada beberapa ibu hamil yang mengonsumsi roti sebagai makanan selingan untuk tambahan energi dari pangan sumber karbohidrat. Arisman, (2004) menyatakan bahwa energi merupakan kebutuhan gizi utama manusia, karena jika kebutuhan energi tidak terpenuhi sesuai yang dibutuhkan tubuh.

Bila dibandingkan dengan AKG Hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004, seharusnya konsumsi protein sebesar 67 gr/hari, setelah ada penambahan sebanyak 17 gr, maka dari hasil penelitian ditemukan masih ada ibu hamil mengalami kekurangan protein yaitu sebanyak 37,0%. Hal ini dikarenakan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi masih kurang bila dibandingkan dengan yang seharusnya dikonsumsi ibu hamil. Sehingga kebutuhan protein ibu hamil tidak dapat terpenuhi. Kontribusi protein terbanyak diperoleh dari konsumsi ikan yang

digoreng/dipanggang sampai kering. Sebagian kecil saja dari ibu hamil yang setiap hari mengonsumsi tempe dan tahu. Sedangkan makanan sumber protein lainnya seperti daging ayam yang hanya dikonsumsi oleh beberapa orang saja.

Bagi ibu yang hanya mengonsumsi nasi dan ikan dikarenakan ikan yang dikonsumsi mudah didapatkan. Sedangkan ibu yang kurang mengonsumsi pangan hewani seperti daging disebabkan keluarga kurang mampu untuk membeli daging yang tergolong mahal, karena masih ada keluarga yang memiliki tingkat pendapatan rendah. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dilihat dari karakteristik ibu hamil trimester pertama paling banyak pada kelompok umur 20 – 24 tahun dan umur 25-29 tahun sebesar 37,0%, responden paling banyak tamat SMU/SMA sebesar 50,0%, responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga sebesar 38,9%, berpenghasilan Rp.600.000-Rp.1500.000 sebesar 51,9%, serta responden paling banyak mengandung anak ke II dan ke III sebesar 29,6%. Dari pengetahuan ibu hamil trimester pertama, yang paling banyak adalah pada pengetahuan yang cukup yaitu 44,4%. Asupan energi sebesar 38,9% dengan pengetahuan sedang pada ibu hamil trimester pertama, dan asupan protein kurang sebesar 22,2% dengan pengetahuan sedang pada ibu hamil trimester pertama.

Saran

Diharapkan petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kec.Habinsaran khususnya yang menangani ibu hamil dapat meberikan konseling gizi dan penyuluhan dalam pengaturan pola makan yang benar. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil trimester pertama tentang pentingnya pola makan yang bergizi dan seimbang. Perlu adanya kesadaran suami untuk memanfaatkan waktu dalam mengerjakan lahan yang sedikit disekitar rumah untuk bercook tanam sayuran ataupun

(7)

7 buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan gizi

istrinya (ibu hamil).

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan V. Jakarta:Gramedi Pustaka Utama.

Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru, PT.Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Arisman, 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Cetakan III. Jakarta: EGC.

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian, Rineka Jakarta.

Dewi, 2011. Penelitian tentang gizi ibu Hamil di sumatera utara

& source from: http://www.penelitiantentang gizi semasa kehamilan

Depkes RI, 2002. Nutrisi Ibu Selama Kehamilan, 2002.

Dinkes Kabupaten Toba Samosir PWS-KIA, (2013).Profil Angka Kunjungan Ibu Hamil Trimester Pertama. Puskesmas Parsoburan

Diah, K. 2004. Pola Makan Ibu Hamil, Balai Penerbit FK UI Jakarta.

FKM, UI. 2008. Gizi dan kesehatan masyarakat. Ed Rev. Jakarta: Rineka Cipta.

Kritiyanasari. 2010. Pengawasan Pola Makan pada Ibu Hamil Trimester Pertama. Skripsi FKM USU , 2010

Karyadi. 2001. Gizi Ibu Hamil. Jakarta: FKUI

Khumaidi, M. 1994. Gizi Masyarakat, Penerbit PT BPK Gunung Mulia, Jakarta

Lubis, Z. 2003. Status Gizi, http://zulhaidah@telkom.net, Jakarta.

Muhilal. 1996. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Gizi Indonesia Volume XVII No.1-2, Persagi, Jakarta.

Muliarini. 2010. Pola Makan & Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan, Yogyakarta.

N Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Ed. Rev, Jakarta: Rineka Cipta.

Paath, F. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.

Paath, F. dkk. 2005. Gizi Tentang Kesehatan Reproduksi, FKUI: Jakarta

Rahayuningsih. 2007. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil Trimester Pertama. Skripsi FKM USU, 2007.

Suhardjo. 1996. Kebutuhan Makan Ibu Hamil. Jakarta: FKUI

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu : Jogjakarta.

Gambar

Tabel 1.   Distribusi  Frekwensi  Berdasarkan  Karakteristik  Ibu  Hamil  Trimester  Pertama  di  Wilayah  Kerja  Puskesmas  Parsoburan  Kec
Tabel 4   Distribusi  Tingkat  Asupan  Protein  Ibu  Hamil  Trimester  Pertama  No.  Tingkat  Asupan Protein  Jumlah (n)  Persentase  (%)  1  Baik (≥ 100%)  30  55,6  2  Cukup (81-90%)  4  7,4  3  Kurang (70-80%)  20  37,0  Total  54  100,0

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai instansi yang bergerak di bidang jasa pelayanan, Rumah Sakit melibatkan seluruh tenaga dari berbagai disiplin ilmu dalam pemberian pelayanan kepada pasien yaitu

boninense kandungan unsur Boron (B) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar Boron yang terdapat pada sampel tanah supresif.. Besarnya perbedaan kadar B antar kedua

Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas fisik, populasi Aspergillus flavus, dan kandungan aflatoksin B 1 pada biji kacang tanah mentah yang diperoleh dari pengecer di dua

Umumnya krim pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering

Skripsi yang berjudul “Tingkat Konsumsi, Tingkat Aktivitas Fisik, dan Status Gizi pada Lansia Anggota dan Bukan Anggota Karang Werda (Studi di Kelurahan

PEKERJAAN UMUM.. Luas Tempat Pemakaman Khusus Ada 2. Luas Tempat Pemakaman Umum Ada 3. Luas Tempat Pemakaman Bukan Umum Ada 4. Luas Taman Makam Pahlawan Ada H.

Winingrum, Evi Putri, 2001, “Analisis Stock Selection Skills, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap petugas gizi dan bidan koordinator di Puskesmas Candilama, diperoleh informasi bahwa kurang optimalnya