• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGARUH PANJANG PIPA GALVANIS DAN DIAMETER BUKAAN KATUP TERHADAP HEAD POMPA PADA POMPA HIDRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGARUH PANJANG PIPA GALVANIS DAN DIAMETER BUKAAN KATUP TERHADAP HEAD POMPA PADA POMPA HIDRAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

38

ANALISA PENGARUH PANJANG PIPA GALVANIS DAN DIAMETER

BUKAAN KATUP TERHADAP HEAD POMPA PADA POMPA HIDRAM

Gatut Prijo Utomo1,Khoirul Abidin2

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstract

Hamlet Ketos and hamlets Cabe is 2 (two) of 7 (seven) hamlet in Wonodadi Kulon, Ngadirojo Pacitan, the problems faced by the community, especially for Hamlet Ketos and hamlets pepper the area of hills and rocks are prone / difficulty getting water net. The approach offered to solve the problem is by making a catchment basin, hydraulic ram and tank water divider.

Hydraulic ram works on the principle of water hammer. When the fluid flow is stopped suddenly it changes the momentum of the fluid future will increase the pressure suddenly. Increased pressure is used to lift some of the water to higher ground. Then designed hydraulic ram which uses the potential energy of the water as a vehicle. In designing the authors use the pump inlet pipe length variation of 18 meters, 24 meters and 30 meters and a diameter of the valve opening is full (0.1 meters), 0.08 meters and 0.065 meters. Tests carried out in the river, precisely in Hamlet and Hamlet Ketos Cabe, Pacitan.

It can be concluded at this test that by using a long inlet pipe diameter of 30 meters and full valve opening is 0.1 meters and the discharge pump head has more leverage than other tests, namely the pump head 173 m and water discharge (output) generated amounted to 6.68 L / min. So the longer the pipe entrance (L), the higher the pressure dihasilakan, as well as thelarger the diameter of the valve opening, the greater the pressure acting on the hydraulic ram, because the greater the time and speed, the momentum was also greater, so the impulse weight the exhaust valve is closed suddenly make a greater boost the flow exceeds the static pressure inlet pipe, and it affects the pump head on the hydraulic ram

Keywords: hydraulic ram, a long inlet pipe, the diameter of the valve opening

I. PENDAHULUAN

Dusun Ketos dan Dusun Cabe, adalah 2 (dua) dari 7 (tujuh) dusun di Desa Wonodadi Kulon Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Berpuluh tahun, warga di kedua dusun tersebut kesulitan air bersih. Kondisi ini setiap hari dihadapi oleh kaum perempuan desa, untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, mereka harus berjalan kaki menempuh jarak sekitar satu kilometer ke sungai terdekat melewati perbukitan yang terjal. Terkadang dipertengahan jalan pulang, mereka istirahat sejenak melepas lelah, akibat beratnya jerigen air yang mereka pikul. Ketika bertepatan tugas akhir, kami berinisiatif membuat alat yang memudahkan persoalan yang terjadi di Desa Wonodadi Kulon.

Desa Wonodadi Kulon memiliki luas 891 Ha, yang terletak 5 Km dari ibukota Kecamatan dan 48 km dari ibukota kabupaten serta 275 km dari ibukota propinsi, yang secara administrasi terbagi menjadi 7 Dusun, 22 RT dan 11 RW. Dari aspek topografi terdapat bentangan daratan dengan 95% adalah perbukitan dan hanya 5% saja yang datar. Sehingga dengan kondisi alam yang seperti ini warga Desa Wonodadi Kulon sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dengan bertani, yang terklasifikasi petani yang sangat kecil karena kepemilikan lahan yang sangat sempit dan sebagian merupakan lahan kering. Desa Wonodadi Kulon

merupakan salah satu desa tertinggal (DT) di Kecamatan Ngadirojo. Kebutuhan air masyarakat Desa Wonodadi Kulon berasal dari sumur gali, sumber mata air dan dari sungai. Keberadaan sumur gali terutama pada rumah tangga yang berada di dataran rendah di tepi sungai. Sedangkan sisanya mengandalkan air dari sungai.

Khusus untuk Dusun Ketos dan Dusun Cabe yang wilayahnya berupa perbukitan dan bebatuan merupakan wilayah yang rawan air bersih, untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat menggunakan air dari sumber mata air dan air sungai yang jaraknya sekitar 1000 meter dari pemukiman penduduk. Pada musim kemarau, air dari sumber mata air mengering, sehingga kebutuhan air dipenuhi dari sungai yang mengalir di dusun tersebut. Hanya saja air sungai tak dapat dialirkan menggunakan sistem gravitasi karena berada di bawah perkampungan penduduk yang terletak di bukit-bukit pada ketinggian antara 50 s/d 750 dpl. Air sungai tersebut pada puncak musim hujan seringkali keruh karena kelongsoran tanah tetapi pada puncak musim kemarau sungai tersebut masih tetap mengalirkan air meskipun debitnya berkurang. Dari survei yang dilakukan, rata-rata ketinggian permukaan air sungai dengan jalan desa berkisar antara 5 s/d 15 meter, sedangkan dari hasil uji di lapangan terhadap kandungan logam berat pada air sungai Lorok sangat memenuhi standard yang diijinkan

(2)

39

untuk bahan baku air bersih, namun dari segi fisik

masih terlihat keruh. Permasalahan yang dihadapi masyarakat Dusun Ketos dan Dusun Cabe adalah kesulitan mendapatkan air untuk keperluan rumah tangga terutama pada saat musim kemarau, mereka harus bersusah payah berjalan kaki, turun dan naik bukit untuk mengambil air di sungai, karena pada saat musim kemarau tersebut sumber mata air sudah mengering. Permasalahan yang lain adalah belum adanya lembaga yang mengurusi masalah kebutuhan air.

II. LANDASAN TEORI

Pompa hiram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikan air dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi secara automatic dengan energy yang berasal dari air itu sendiri. Alat ini samgat sederhana dan efektif digunakan pada kondidi yang sesuai syarat-syarat yang diperlukan untuk operasinya. Dalam kerja alat ini, tekananan dinamik air yang ditimbulkan memungkinkan air mengalir dari tinggi vertical (head) yang rendah ketempat yang lebih tinggi. Penggunaan pompa hidram tidak terbatas hanya penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian, peternakan, perikanan darat. Di beberapa pedesaan di jepang, alat ini telah banyak digunakan sebagai alat penyediaan air untuk kegiatan pertanian maupun untuk keperluan domestic.

Dengan kata lain, air secara alamiah mengalir dari suatu tempat (sumber air) dan menuju tempat yang lebih rendahdengan kecepatan tertentu, dengan adanya kecepatan aliran air tersebut dapat menimbulkan suatu tenaga dorong, adanya tenaga dorong menyebabkan pompa dapat digerakkan.

Pompa hidram sangat cocok dan tepat apabila dipasang pada suatu yang pada dasarnya tidak kekurangan air (karena disekitar tempat tersebut ada sumber air atau sungai). Tetapi berdasar topografi air tersebut sulit diperoleh (karena terlalu jauh dan terjal, naik turun dan lain-lain).

2.1 Komponen Utama Pompa Hidram

a. Badan Pompa (rumah pompa)

Rumah pompa hidram merupakan titik temu / perletaan dari komponen-komponen pompa hidram, termasuk juga statip pompa. Pertemuan antara rumah pompa hidram dengan pipa pemasukan, pipa pengantar, tabung udara, katup limbah, katup pengantar, dan alat-alat lain. Rumah pompa dapat dibuat dengan menggunakan pipa cross ( + ), dengan pipa leter ( T ), ataupun pipa galvanis yang di las.

Gambar 1 Contoh bahan rumah pompa dari pipa

b. Katup Limbah

Katup limbah merupakan salah satu bagian penting dari pompa hidram, dan harus dirancang dengan baik sehingga berat dan gerakannya dapat disesuaikan. Katup limbah dengan tegangan yang berat dan jarak antara lubang katup dengan karet katup cukup jauh, memungkinkan kecepatan aliran air dalam pipa pemasukan lebih besar, sehingga pada saat katup limbah menutup terjadi energy tekanan yang besar dan menimbulkan efek palu air.

Katup limbah yang ringan dan gerakannya pendek akan memberikan pukulan atau denyutan yang lebih cepat dan menyebabkan hesil pemompaan lebih besar pada tinggi pemompaan rendah.

Gambar 2

Contoh desain katup limbah dan komponen yang menyusunnya

c. Katup Pengantar

Katup pengantar merupakan katup satu arah, air dapat melewati tetapi tidak bisa kembali lagi, katup pengantar ini harus mempunyai lubang yang besar, sehingga memungkinkan air yang dipompa memasuki tabung udara tanpa ada hambatanpada alirannya, dan katup pengantar harus dapat menutup tanpa ada kebocoran, pada badan katup pengantar ada lubang udara untuk mengirim udara ke tabung udara.

Gambar 3

Contoh desain katup pengantar dan komponen yang menyusunnya

d. Tabung Udara

Tabung udara harus dibuat sebesar mungkin untuk memampatkan udara dan menahan tegangan tekanan (pressure pulse) dari siklus ram,

(3)

40

memungkinkan aliran air secara tetap melalui pipa

penghantar dan kehilangan tenaga karena gesekan di perkecil.

Gambar 4

Contoh desain tabung udara dan komponen yang menyusunnya

e. Pipa Penghantar

Pipa masuk adalah bagian yang sangat penting dari sebuah pompa hidram. Dimensi pipa masuk juga harus diperhitungkan dengan teliti dan terbuat dari bahan yang kuat agar dapat menahan tekanan tinggi yang disebabkan menutupnya katup limbah secara tiba- tiba. Untuk menetukan panjang pipa masuk dapat digunakan beberapa referensi yang telah tersedia berikut ini:

6H < L < 12H (Eropa dan Amerika Utara) L = 900 H/(N2*D) (Rusia)

L = 150 < L/D < 1000 (Calvert) dengan :

L = panjang pipa masuk H = head supply h = head output

D = diameter pipa masuk N = jumlah ketukan per menit

2.2 Prinsip Kerja Pompa Hidram

Prinsip kerja pompa hidram merupakan energy kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik, dan sebagai akibatnya menimbulkan palu air (water hammer) sehingga tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan sepaya katup limbah dan katup pengantar terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa penghantar memaksa air ke pipa output.

Gambar5 Diagram satu siklus kerja hidram Keterangan gambar

Periode 1 : Akhir siklus yang sebelumnya, kecepatan air melalui ram bertambah, air melalui katup limbah yang sedang terbuka, timbul tekanan negatif yang kecil dalam hidram.

Periode 2 : Aliran bertambah sampai maksimum melalui katup limbah yang terbuka dan tekanan dalam pipa pemasukan juga bertambah secara bertahap.

Periode 3 : Katup limbah mulai menutup dengan demikian menyebabkan naiknya tekanan dalam hidram, kecepatan aliran dalam pipa pemasukan telah mencapai maksimum.

Periode 4 : Katup limbah tertutup, menyebabkan terjadinya palu air (water hammer) yang mendorong air melalui katup pengantar. Kecepatan aliran pipa pemasukan berkurang dengan cepat.

Periode 5 : Denyut tekanan terpukul ke dalam pipa pemasukan, menyebabkan timbulnya hisapan kecil dalam hidram. Katup limbah terbuka karena hisapan tersebut dan juga karena beratnya sendiri.Air mulai mengalir lagi melalui katup limbah dan siklus hidram terulang kembali.

2.3 Persamaan Yang Digunakan

a.Adapun gejala palu air yang terjadi aliran dalam pipa timbul gaya “F” tumbukan :

Karena kecepatan berkurang menjadi nol maka F = m x v

(4)

41

Dimana :

F = Gaya tumbukan atau gesekan dalam pipa (N) m = Massa air (m³) =

a = Percepatan (m/s²) v = Kecepatan (m/s)

b. Energi yang dibangkitkan oleh ppompa hidram dengan persamaan Bernoulli

Gambar 6 Skema instalasi pompa hidram Berdasarkan gambar di atas, dapat dituliskan persamaan Bernoulli sebagai berikut dengan:

𝑝0 = tekanan pada titik 0 yaitu tekanan atmosfer [= 0], (N ⁄m2)

𝑝3 = tekanan pada titik 3, (𝑁⁄m2 )

v0 = kecepatan aliran air pada titik 0 [= 0] karena debit konstan, (m/s)

v3 = kecepatan aliran air pada titik 3 [= 0] karena aliran air terhenti seiring menutupnya katup limbah, (m/s)

𝑍0 = ketinggian titik 0 dari datum, (m)

𝑍3 = ketinggian titik 3 [= 0] karena diasumsikan segaris datum, (m)

HL = head losses, (m)

= massa jenis fluida, untuk air = 1000 , (𝑘𝑔⁄m3) g = percepatan gravitasi (= 9,8 1) ,( 𝑚⁄s2

)

c. Head losses (mayor losses dan minor losses) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

mayor losses = minor losses 𝑚 = ∑(n K ) dimana :

hf = Kerugian Head Karena Gesekan (m) hm = Kerugian Karena Kelengkapan Pipa (m) f = Faktor Gesekan

L = Panjang Pipa (m) D = Diameter (m)

v = Kecepatan Aliran Pada Pipa (m/s) g = Kecepatan Gravitasi (m/s²) n = Jumlah Kelengkapan Pipa

d. Peningkatan head yang terjadi akibat penutupan katub secara tiba - tiba

∆Hp= Dimana :

∆Hp = Kenaikan head tekanan (m)

Vi = kecepatan aliran air di dalam pipasebelum katup menutup (m/s)

V2 = kecepatan aliran air di dalam pipa seseudah katup menutup (m/s)

g = percepatan grafitasi (m/s2)

e. Pressure Shock (tekanan kejut akibat palu air) Ps = vs. v. ρ

Dimana :

Ps = pressure shock (N/m2) v = kecepatan aliran masuk (m/s) vs = kecepatan aliran balik(m/s) ρ = massa jenis air (kg/m3

) f. Kecepatan aliran balik

k

vs

Dimana ;

vs = kecepatan aliran balik(m/s) k = modulus bulk air (N/m2) ρ = massa jenis air (kg/m3)

g. Waktu yang diperlukan untuk air kembali pada terjadi palu air

vs L Tp2 Dimana : Tp = Periode osilasi (s) L = panjang pipa (m)

vs = kecepatan aliran balik(m/s) h. Kapasitas aliran

Q = Aw.Vw=Ad.Vd Dimana :

Q = kapasitas aliran (m3/detik)

Aw = luas penampang saluran katup pembuangan (m 2

) Vw = Kecepatan air dikatup pembuangan (m/s) Ad = luas penampang drive (m2)

(5)

42

i. Head tekanan yang terjadi secara gradual

t g v l Hp . .  Dimana : Hp = Head tekanan (m) l = panjang pipa (m) v = kecepatan air (m/s) g = percepatan grafitasi (m2)

t = waktu yang diperlukan untuk penutupan katup j. Efisiensi pompa % 100 ). . ( . Hd Qw Qs Hs Qs   Dimana :

η = Efisiensi pompa hidram Qs = kapasitas air pemompaan (m3/s) Qw = kapasitas air pembuangan (m3/s) Hs = Ketinggan air pemompaan (m) Hd = Ketinggian air ke hidram (m) k. Efisiensi menurut rankine

𝜂R = dimana:

𝜂R = efisiensi hidram menurut Rankine q = debit hasil, (𝑚³⁄ S)

Q = debit limbah, (𝑚³⁄ S) h = head keluar, (m) H = head masuk, (m)

III. METODE PENELITIAN

Metode penulisan yang dipakai dalam mengerjakan penelitian ini adalah studi pustaka, sehingga ada beberapa referensi yang dibutuhkan untuk mendukung terselesainya penelitian ini dan studi lapangan yaitu penulis melakukan kegiatan penelitian dan pengukuran di lapangan. Setelah mendapatkan hasil penelitian dan pengukuran di lapangan kemudian melakukan proses metode kuantitatif melalui perhitungan –perhitungan dari dasar teori yang didapat setelah itu dilakukan pembahasan dan menarik kesimpulan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.

4.1 Hasil pengujian kenaikan tekanan gradual dengan menggunakan variabel diameter bukaan katup 0,065 meter dan variabel panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter .

Tabel 1 Hasil pengujian diameter bukaan katup 0,065 meter, dengan variasi panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter.

4.2. Hasil pengujian kenaikan tekanan gradual dengan menggunakan variabel diameter bukaan katup 0,08 meter dan variabel panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter.

Tabel 2 Hasil pengujian diameter bukaan katup 0,08 meter, dengan variasi panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter.

4.3. Hasil pengujian kenaikan tekanan gradual dengan menggunakan variabel diameter bukaan katup full 0,1 meter dan variabel panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter.

Tabel 3 Hasil pengujian diameter bukaan katup (full) 0,1 meter, dengan variasi panjang pipa 18 meter, 24 meter, 30 meter.

(6)

43

Tabel 4 Perhitungan Analisa Rumus Teori Dari Hasil

Pengukuran Lapangan

Gambar 7 Grafik head pump hubungan antara diameter bukaan katup terhadap panjang pipa galvanis

Gambar 8 Grafik debit air hubungan antara diameter bukaan katup terhadap variasi panjang pipa pipa galvanis.

Dari analisa grafik dan tabel diatas menggunakan diameter bukaan katup yaitu 0,065 meter, 0,08 meter dan 0,1 meter, dengan variasi panjang pipa 18 meter, 24 meter, dan 30 meter. Pompa tidak bisa langsung berjalan pada saat pemasangan pompa selesai, kami harus menjalankan dengan cara manual dulu yaitu dengan menekan katup limbah dan melepasnya itu dilakukan secara berulang sampai katup limbah bisa bekerja sendiri. Setiap memulai percobaan kadang pompa harus di pancing dahulu saat akan dijalankan. Pada pengujian tersebut kami lakukan 3 kali pengujian dan diambil rata –rata nya, yang bertujuan untuk mendapat kan hasil pengujian yang baik, pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan 200 m pipa output, dengan sudut kemiringan 60˚ untuk mendapatkan analisa debit air. Dan untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa kami melakukan pengukuran dengan botol air mineral yang berukuran 600 ml.

Pada pengujian pertama yaitu dengan menggunakan diameter bukaan katup 0,065 meter dengan variasi panjang pipa galvanis 18 meter, 24 meter, 30 meter, pada pengujian dengan panjang pipa 18 meter didapat kan head pump 142 m dan debit air 6,30 L/menit, dengan penambahan panjang pipa galvanis 6 meter menjadikan panjang pipa bertambah yaitu dengan panjang 24 meter, didapat kan head pump setinggi 149 m dan debit air 6,39 L/menit, selanjutnya yaitu dengan penambahan panjang pipa menjadi 30 meter didapat hasil head pump 156 m dan debit air sebesar 6,44 L/menit.

Dilanjut dengan pengujian kedua yaitu dengan menggunakan diameter bukaan katup 0,08 meer dengan variasi panjang pipa galvanis 18 meter, 24 meter, 30 meter, pada pengujian dengan panjang pipa 18 didapat kan head pump 145,5 m dan debit air 6,37 L/menit, dengan penambahan panjang pipa galvanis 6 meter menjadikan panjang pipa bertambah yaitu dengan panjang 24 meter, didapat kan head pump setinggi 163 m dan menghasilkan debit air 6,43 L/menit, selanjutnya yaitu dengan penambahan

(7)

44

panjang pipa menjadi 30 meter didapat hasil head

pump 166 m dan debit air sebesar 6,59 L/menit. Berikutnya adalah dengan melakukan pengujian ketiga yaitu dengan menggunakan diameter bukaan katup 0,1 meter dengan variasi panjang pipa galvanis 18 meter, 24 meter, 30 meter, pada pengujian dengan panjang pipa 18 didapatkan head pump setinggi 156 m dan debit air sebesar 6,42 L/menit, dengan penambahan panjang pipa galvanis 6 meter menjadikan panjang pipa bertambah yaitu dengan panjang 24 meter, didapat kan head pump setinggi 166 m dan menghasilkan debit air 6,51 L/menit, selanjutnya yaitu dengan penambahan panjang pipa menjadi 30 meter didapat hasil head pump 173 m dan debit air sebesar 6,68 L/menit.

Jadi dari data – data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar diameter bukaan katup dan panjang pipa masuk yang digunakan maka semakin maksimal kerja pompa hidram, dan juga akan semakin tinggi head pump yang akan dikeluarkan pada pompa tersebut, karena debit air yang dihasilkan berbanding lurus dengan head pump . semakin besar debit air maka akan semakin tinggi head pump yang dihasilkan.

V. Kesimpulan

Dari hasil analisa data diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan variable diameter bukaan katup dan variable panjang pipa masuk (input) pada pompa hidram sangat berpengaruh terhadap head pump pada pompa hidram. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan variable diameter bukaan katup 0,065 meter, 0,08 meter dan 0,1 meter dan panjang pipa masuk (input) 18 meter, 24 meter, dan 30.

Hasil yang di dapat dari percobaan pertama yaitu dengan menggunakan diameter bukaan katup 0,065 meter dengan tiga variabel yaitu panjang pipa 18 meter, 24 m dan 30 m, menghasilkan debit air paling besar yaitu 6,44 L/menit dan head pomp setinggi 156 m, selanjutnya dengaan percobaan dengan menggunakan diameter bukaan katup 0,08 m pada ketiga variabel menghasilkan debit 6,59 L/menit dengan head pomp 166 m, kemudian dengan pengujian ketiga dengan mengunakan diameter bukaan katup 0,1 m dengan ke tiga variabel menghasilkan debit air sebesar 6,68 L/menit dengan head pomp 173 m.

Dari data tabel dan data grafik dapat disimpulkan bahwa semakin panjang dan semakin besar diameter bukaan katup maka semakin besar debit air (output) yang dihasilkan, demikian juga head pompa yang akan dihasilkan semakin besar. Dapat disimpulkan pada pengujian ini bahwa dengan menggunakan panjang pipa masuk 30 meter dan diameter bukaan katup penuh yaitu 0,1 meter mempunyai debit dan head pompa yang lebih maksimal dibanding pengujian yang lainnya, yaitu dengan head pump 173 m dan debit air (output) yang dihasilkan sebesar 6,68 L/menit.

DAFTAR PUSTAKA

Jahja Hanafie. & Hans de Longh. 1979, „‟Teknologi Pompa Hidraulik Ram‟‟. Pusat Teknologi Pembangunan ITB, Bandung.

Widarto, L. & FX. Sudarto C. Ph. (2000). “Teknologi Tepat Guna: Membuat Pompa Hidram”. Kanisius. Yogyakarta.

Masduqi, A., N. Endah, dan E.S. Soedjono (2008) Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir, Seminar Nasional Pascasarjana VIII – ITS, 13 Agustus 2008,Surabaya.

Galvis, A. (2003) Technology selection for water treatment and pollution control.Universidad del Valle, Instituto Cinara Cali, Colombia, http://www.irc.nl/page/104

Fox, R.W. and Mc. Donald Alan T., 1994, Introduction to Fluid Mechanics. New York: John Wiley & Sons.

Herlambang Arie. 2006. „‟Rancang Bangun Pompa Hidram Untuk Masyarakat Pedesaan‟‟. Vol. 2 http://www.google.co.id/search?q=hidrodinamika+pdf

&ei=Q4FhVbn4OIOsuQSfoIPACg&start=10 &sa=N

Kuswartomo. 2013. ‟‟Hidraulik Drive Pipe Pada Pompa Hidram‟‟. FT UMS

Suarda Made,2008, Kajian eksperimental pengaruh tabung udara pada head pompa Hidram,Jurnalilmiah Jurusan Teknik MesinUniversitas Udayana, Bali.

Ortega Panjaitan Daniel. 2012. ‟‟Rancang Bangun Pompa Hidram dan Pengujian Pengaruh Variasi Tinggi Tabung Udara Dan Panjang Pipa Pemasukan Tehadap Unjuk Kerja Pompa Hidram‟‟ Jurnalilmiah Jurusan Teknik MesinUniversitas Sumatra Utara, Medan.

Gambar

Gambar 1 Contoh bahan rumah pompa dari pipa
Gambar 6 Skema instalasi pompa hidram  Berdasarkan  gambar  di  atas,  dapat  dituliskan  persamaan Bernoulli sebagai berikut dengan:
Tabel  1  Hasil  pengujian  diameter  bukaan  katup  0,065  meter, dengan variasi panjang pipa 18 meter, 24 meter,  30 meter
Gambar  8  Grafik  debit  air  hubungan  antara  diameter  bukaan  katup  terhadap  variasi  panjang  pipa  pipa  galvanis

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui debit banjir rencana pada periode ulang 5 dan 20 tahun, serta mengetahui model matematika penelusuran banjir

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah mengetahui profil daya tarik wisata alam di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusuko, Kabupaten Malang, mengetahui peran

Secara parsial faktor yang mempengaruhi produktivitas tambak dari sosial ekonomi untuk budidaya udang adalah modal dan luas lahan, sedangkan untuk budidaya ikan faktor

Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang kualitas perairan sekitar perairan pantai Panipahan dari bahan organik dan kelimpahan diatom sebagai indikator pencemaran

perbezaan yang signifikan tahap pencapaian bagi aspek pengolahan dalam penulisan esei tidak berformat dalam skor min ujian pasca antara kumpulan eksperimen dan

Kajian ini menghuraikan permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian murid terhadap Ungkapan Algebra dalam proses pengajaran dan pembelajaran dan seterusnya melalui

Perluasan dari wilayah dan subjek dalam penelitian ilmiah seperti kajian televisi yang memposisikan program-program TV sebagai teks atau sesuatu yang mengandung makna

1999 sebagai akibat perubahan “tahun asas” pengiraan cukai pendapatan dari berasaskan tahun terdahulu menjadi asas tahun semasa, dijangka juga mendorong pihak pengurus syarikat