• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN SAINS MELALUI METODE DEMOKS DENGAN KEGIATAN MEMBUAT JAMU PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK BUSTANUL ATFHAL PURBALINGG A KECAMATA N PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 201 4 /201 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN SAINS MELALUI METODE DEMOKS DENGAN KEGIATAN MEMBUAT JAMU PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK BUSTANUL ATFHAL PURBALINGG A KECAMATA N PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 201 4 /201 5 "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu teknologi yang dinamis, telah mempengaruhi

kehidupan manusia. Begitu pula dengan perkembangan dunia pendidikan di

Indonesia. Pada saat ini sedang berkembang pesat lembaga – lembaga

pendidikan untuk anak usia dini yang diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. Ketrampilan yang penting dan perlu diperkenalkan sejak usia

dini, yaitu proses sains. Sains penting diperkenalkan kepada anak usia Taman

Kanak Kanak karena di era globalisasi ini persaingan sangat ketat sehingga

menuntut sumber daya manusia yang berkompeten dalam berbagai bidang, tak

terkecuali dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi dan

memadai, maka dalam pendidikan di Taman Kanak Kanak diarahkan untuk

meningkatkan pembelajaran sains secara lebih menyeluruh.

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke

(2)

agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi)

bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap

perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak itu bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun

pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini

guru seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan seluas –

luasnya pada anak untuk mengeksplorasikan pengetahuannya melalui

percobaan sains sederhana. Percobaan tersebut akan membantu ketrampilan

anak dalam penguasaan proses sains. Ketrampilan proses sains adalah

keseluruhan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat

digunakan untuk menemukan suatu konsep/prinsip/teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya ataupun melakukan

penyangkalan terhadap suatu penemuan.

Setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam khasanah pendidikan

pasti memiliki arah dan tujuan yang jelas. Menempatkan tujuan yang jelas pada

setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini,

termasuk dalam pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu

keharusan karena rumusan – rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standart

dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dalam suatu program

pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan.

Pengembangan pembelajaran sains pada anak, termasuk bidang

(3)

meletakkan dasar kemampuan dan pembentukkan sumber daya manusia yang

diharapkan. Kesadaran pentingnya pembekalan sains pada anak akan semakin

tinggi apabila menyadari bahwa hidup di dunia yang dinamis, berkembang dan

berubah – ubah secara menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin

kompleks ruang lingkupnya, dan tentunya akan semakin memerlukan sains.

Fenomena PAUD yang cukup mengusik kesadaran adalah anak

terkadang dijejali dengan berbagai pengetahuan dan dipaksa untuk menguasai

berbagai ketrampilan akademik tanpa memperdulikan taraf perkembangan

anak. Obsesi yang berlebihan dari guru dan orang tua mengenai sosok

perkembangan anak yang diharapkan tentu menyalahi filosofi pendidikan anak

usia dini. Salah satu langkah yang signifikan dan strategis, untuk dapat

memberikan pembekalan yang optimal pada anak, adalah didahului dengan

memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan

diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam perkembangan pembelajaran

sains sesuai dengan taraf perkembangannya.

Sains adalah suatu bidang ilmu ilmiah, dengan ruang lingkup zat dan

energi, lebih banyak mendiskusikan tentang alam, seperti fisika, kimia dan

biologi. Sains juga dapat dikategorikan suatu deretan sebuah konsep yang

berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan

dan pengamatan serta dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut. Percobaan

tersebut dapat meliputi gejala – gejala alam berupa alam semesta dan isi alam

(4)

Pembelajaran Sains sangatlah penting diberikan pada peserta didik,

dengan belajar sains anak akan memiliki kemampuan memecahkan masalah

yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, anak akan lebih berhati –

hati dalam mengambil keputusan, pembelajaran sains pada anak usia dini agar

membuat anak tertarik dan berminat untuk menghayati sains yang berada dan

ditemukan dilingkungan dan alam sekitar, dengan pembelajaran sains juga

ditujukan agar anak mendapatkan pengetahuan – pengetahuan dan informasi

ilmiah.

Pengembangan sains di Taman Kanak – Kanak adalah kegiatan yang

menyenangkan dan menarik dilaksanakan sambil bermain. Sehingga anak tidak

akan mudah bosan dengan kegiatan atau pembelajaran yang berlangsung.

Pembelajaran sains yang diberikan kepada anak dilaksanakan melalui

permainan yang didalamnya anak mengamati, menyelidiki, dan melakukan

percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan

yang ada dilingkungan sekitar.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada anak didik

Kelompok B TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kecamatan Purbalingga

Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh

daya pikir sains anak masih rendah, anak tidak tertarik untuk melakukan

sebuah percobaan – percobaan sederhana yang ada disekitar. Metode yang

digunakan guru untuk meningkatkan sains anak masih belum efektif dan

terencana dengan baik serta tidak banyak media/alat peraga yang digunakan

(5)

peneliti lakukan diperoleh beberapa masalah dalam pembelajaran sebagai

berikut :

Sains anak didik Kelompok B TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kidul

yaitu dengan jumlah peserta didik 20 masih rendah. Pengetahuan anak tentang

alam semesta masih kurang terdapat 50% dari jumlah anak, minat anak untuk

mengamati, berfikir, dan melakukan sebuah percobaan pun masih sangat

kurang terdapat 75% dari jumlah anak. Masih banyak anak yang belum

mempunyai sikap gigih, kritis, kreatif, menghargai dan menerima masukan,

dan hasrat ingin tahunya tidak tinggi terdapat 80% dari jumlah anak.

Berdasarkan masalah yang terungkap diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan sains anak

Kelompok B TK Bustanul Atfhal Purbalingga dengan judul “Upaya

Meningkatkan Sains Melalui Metode Demoks Dengan Kegiatan Membuat

Jamu Pada Anak Kelompok B TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kecamatan

Purbalingga Kabupaten Purbalingga Semester Genap Tahun Ajaran

2014/2015”. Karena dengan menggunakan metode Demoks pembelajaran akan

lebih maksimal. Dengan demonstrasi dan eksperimen keduanya dipadukan agar

anak benar benar bisa mengikuti dan memahami apa yang disampaikan oleh

guru pada saat pembelajaran. Kegiatan membuat jamu juga merupakan salah

satu kegiatan yang tradisional dan mudah untuk dilaksanakan. Bahan dan alat

yang diperlukan pun sangatlah mudah dan tidak membutuhkan biaya yang

mahal, bisa ditemui di sekitar lingkungannya. Sehingga kegiatan ini bisa

(6)

itu dengan kegiatan membuat jamu juga bermanfaat untuk kehidupan sehari –

hari anak antara lain : anak mengenal alam sekitar, mengenal ciptaan Allah

(tanaman), anak bisa melakukan percobaan sederhana, mengenal rasa, warna,

dan bau, serta anak mengenal jenis minuman tradisional yaitu jamu. Dengan

kegiatan membuat jamu, anak juga mengerti manfaat dari jamu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut : “Apakah Kegiatan Membuat Minuman Jamu

Dengan Metode Demoks Dapat Meningkatkan Sains Anak Kelompok B TK

Bustanul Atfhal Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga

Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 ?”

C.Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk membuktikan dengan

Kegiatan Membuat Jamu bagi anak didik kelompok B TK Bustanul Atfhal

Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga Semester Genap

Tahun Ajaran 2014/2015 dapat mengembangkan sains anak didik kelompok B

TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten

(7)

D.Manfaat Penelitian

Kegiatan Membuat Jamu memiliki berbagai manfaat, bagi guru, anak

didik, dan sekolah.

1. Bagi guru, kegiatan Membuat Jamu guna meningkatkan daya sains

anak dapat bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas guru

dalam pembelajaran sehingga belajar lebih mudah dipahami dan

menyenangkan, bisa menjadi refrensi untuk pengajar lain yang

memiliki masalah yang sama dikelas, sebagai bahan refrensi bagi

pengajar lain untuk mengembangkan PTK lebih lanjut.

2. Bagi anak didik, kegiatan membuat minuman tradisional yaitu anak

memiliki kemampuan yang terampil dalam menyelesaikan berbagai

hal yang dihadapinya, anak memiliki sikap ilmiah, anak mengetahui

betapa banyak alam sekitar yang bisa dimanfaatkan, memiliki sikap

gigih, tidak putus asa, kreatif, dan hasrat ingin tahunya tinggi.

Dengan kegiatan tersebut anak juga bisa mengenal alam sekitar yang

bisa dimanfaatkan atau dilakukan sebuah percobaan, dengan

kegiatan ini seluruh aspek perkembangan anak tercukupi, kognitif,

bahasa, psikomotor, moral agama dan sosial emosi.

3. Bagi sekolah, kegiatan membuat minuman tradisional salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada

sekolah dengan kemampuan anak didik yang bisa mengenal dan

memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari

Referensi

Dokumen terkait

Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, Wajib Pajak Badan yang terdaftar mengalami kenaikan, tetapi masih saja jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan tidak sesuai

Bidang Bina Marga (enam puluh sembilan juta delapan ratus enam puluh dua ribu tujuh ratus sembilan puluh tujuh rupiah). Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (DAK

To answer the problem formulation, the researcher employed survey research. The researcher took 100 respondents from sixth semester students who were taking microteaching class in

Hasil ini sesuai dengan penelitian mendukung sebelumnya yang dilakukan oleh Fanani (2009) dimana dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa kualitas akrual mempunyai hubungan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Reguler periode LXI tahun 2016/2017 yang kami laksanakan di Pedukuhan Pongangan, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,

Jangka waktu pemakaian perlu menjadi pertimbangan dalam memilih alat kontrasepsi demi kenyamanan pemakai alat kontrasepsi tersebut.Ada sebagian orang yang tidak

Ada beberapa jenis media perekam citra radiografi neutron antara lain adalah gabungan antara film sinar-X dengan skrin konvertcr, pial pencitraan (imaging plafe), palt track

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang perbedaan pengaruh ceramah dan pemberian leaflet mengenai pencegahan kanker serviks dan papsmear terhadap