BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Trade Off Theory
Trade Off Theory pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh
Modigliani dan Miller pada sebuah artikel American Economic Review 53
(1963, Juni) dengan judul Corporate Income Taxes on the Cost of Capital:
A Correction. Dalam teori ini menjelaskan tentang seberapa banyak
hutang perusahaan dan berapa banyak ekuitas perusahaan sehingga terjadi
keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan. Esensi
trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat
dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Apabila
manfaatnya lebih besar, maka tambahan hutang masih diperbolehkan.
Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka
tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Teori ini menjelaskan sebuah
perusahaan yang struktur modalnya tanpa menggunakan hutang dengan
keseluruhan menggunakan hutang adalah perusahaan yang dalam keadaan
buruk. (Sansoethan dan Suryono, 2016).
Perusahaan yang tidak menggunakan hutang dalam modalnya akan
membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan
hutang. Hal tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan secara
dibanding perusahaan tanpa menyertakan hutang dalam modalnya.
Perusahaan dengan modal keseluruhan hutang dikatakan buruk karena
dalam setiap hutang terdapat bunga hutang yang dibayarnya. Dengan
keseluruhan hutang dalam modal perusahaan, dalam setiap keuntungan
perusahaan tersebut akan menggunakan labanya untuk membayar bunga.
Tentu keadaan tersebut tidak akan menguntungkan bagi sebuah
perusahaan. Perusahaan dapat melakukan perhitungan mengenai struktur
modal optimal dengan mempertimbangkan peningkatan nilai perusahaan
dan biaya yang akan muncul. Trade-off theory pada struktur modal dapat
menjelaskan perbedaan struktur modal yang ditargetkan antara
perusahaan. Teori ini menyatakan bahwa tingkat profitabilitas
mengimplikasikan hutang yang lebih besar karena lebih tidak berisiko bagi
para pemberi hutang. Selain itu, kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga menunjukkan kapasitas hutang yang lebih besar pada teori ini
memasukan beberapa faktor antara lain pajak, dan biaya keagenan.
(Sansoethan dan Suryono, 2016).
2. Assymetric Information Theory
Assymetric Information Theory Merupakan suatu kondisi dimana
satu perusahaan dalam transaksi mempunyai lebih banyak informasi
dibandingkan pihak lain. Karena adanya informasi tersebut, perusahaan
lebih senang menggunakan dana dengan urutan : 1. laba ditahan dan
dana depresiasi, 2. Hutang, 3.penjualan saham baru. Selain itu karena
berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi
yang baik, tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang
turun (Atmaja, 2008).
3. Pecking Order Theory
Pada Pecking order theory diperkenalkan oleh Donaldson pada
tahun 1961, Namun penamaan pecking order theory dilakukan oleh
Stewart C. Myers dan Majluf pada tahun 1984 dalam Journal of Finance
Volume 39: The Capital Structure Puzzel. Teori ini menyatakan bahwa,
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi maka tingkat
hutangnya rendah. hal ini disebabkan perusahaan yang profitabilitasnya
tinggi memiliki sumber dana internal yang tinggi pula. Perusahaan
cenderung akan menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari
internal perusahaan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaannya.
Dan perusahaan–perusahaan yang kurang profitable cenderung
mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal perusahaan tidak
mencukupi kebutuhan dan karena hutang merupakan sumber eksternal
yang lebih disukai dibanding menerbitkan ekuitas baru. dalam pecking
order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. (Mau dkk,
2015).
4. Struktur Modal
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial
jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’s
equity) yang menjadi sumber pembiyaan suatu perusahaan. Keutuhan dana
untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari
internal maupun eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang
dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman
(safety position) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong dalam
memperkuat struktur modal keuangan perusahaan (Fahmi, 2014).
Sedangkan menurut Mau dkk (2015) struktur modal adalah atau
proporsi pembiayaan jangka panjang permanen suatu perusahaan, yang
diisi oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Perusahaan
dapat mempengaruhi penilaian totalnya dimana utang ditambah ekuitas
dan biaya modalnya dengan mengubah pendanaannya. Diperlukan
kehati-hatian agar tidak menjadikan satu antara pengaruh perubahan dalam
bauran pendanaan dengan berbagai hasil keputusan atau menejemen aset
yang dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu, berbagai perusahaan dalam
pendanaan akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang dan
pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham biasa dan
pelunasan hutang.
Pada teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh antara
perubahan struktur modal terhadap nilai dari perusahaan, apabila
keputusan investasi dan kebijakan deviden konstan. Maksudnya adalah
ketika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau
lainnya. Dan apabila keputusan struktur modal merubah nilai perusahaan
maka akan diperoleh struktur modal yang optimal (Husnan dan Pudjiastuti,
1994) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
struktur modal oleh perusahaan menurut Brigham dan Houston (2006),
diantaranya:
a. Stabilitas penjualan.
b. Struktur aktiva.
c. Operating leverage.
d. Tingkat pertumbuhan.
e. Profitabilitas.
f. Pajak.
g. Pengendalian.
h. Sikap manajemen.
i. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas.
j. Kondisi pasar.
k. Kondisi internal perusahaan.
l. Fleksibilitas keuangan.
5. Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan
total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat menentukan besarnya
alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Semakin tinggi
perusahaan mendapatkan jaminan hutang jangka panjang. Perusahaan
dengan struktur aktiva tinggi cenderung memilih menggunakan dana dari
pihak luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya. Struktur
aktiva merupakan penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk
masing-masing komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.
Perusahaan yang memiliki perbandingan aktiva tetap yang lebih tinggi
akan cenderung menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap
yang ada dapat digunakan sebagai jaminan utang Perusahaan akan
menggunakan modal sendiri atau utang jangka panjang yang sesuai
dengan umur aktiva untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap.
Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetapnya tinggi akan lebih mudah
untuk mendapatkan utang, karena aktiva tetap dapat dijadikan sebagai
jaminan (Devi dkk, 2017).
6. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Weston dan Copeland (1994) adalah hasil
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Sedangkan rasio
profitabilitas menurut Ichwan dan Widyawati (2015) disebut juga rasio
kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk
mengevaluasi tingkat laba dari aktivitas operasi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan.
Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas investasi modal
perusahaan jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran laporan laba
rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Angka ini
dapat mengungkap pengembalian atas investasi modal secara efektif dari
berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (kreditor dan
pemegang saham). Sehingga tingkat profitabilitas yang semakin tinggi
maka semakin tinggi laba yang diperoleh yang dapat diartikan bahwa
pendanaan yang dimiliki perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan
dana dari internal (saldo laba) dibandingkan dari eksternal (utang). Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan menggunakan
pendanaan yang dihasilkan secara internal (Mau dkk, 2015).
7. Hutang
Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang harus dibayarkan
kepada pihak ketiga dengan menggunakan aktiva maupun jasa dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati yang merupakan akibat dari
adanya transaksi masa lalu. Menurut Munawir (2004) hutang adalah
semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang tersebut merupakan suatu pengorbanan manfaat
ekonomi pada masa yang akan dating yang akan timbul karena kewajiban
sekarang. Hutang terbagi menjadi hutang lancar dan hutang jangka
panjang. Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang
harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak ketiga dengan rentang
periode pembayarannya lebih lama, yaitu lebih dari satu tahun adapun
hutang jangka panjang antara lain hutang obligasi dan hutang hipotek.
8. Pajak
Definisi pajak menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009
tetang perubahan keempat atas undang-undang nomor 6 tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1
berbunyi pajak adalah kontibusi wajib kepada Negara oleh yang terutang
oleh orang-orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk kepeluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat (Mardiasmo, 2016).
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian
Nama Peneliti, dan Tahun
Penelitian
Alat
Penelitian Hasil Penelitian
1 Pengaruh
Struktur Aktiva, Ukuran
Perusahaan, Peluang
Bertumbuh dan Profitablitas
Damayanti (2013)
Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS
Struktur Aktiva berpengaruh secara negatif signifikan terhadap struktur moda
Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) signifikan terhadap struktur modal. Growth berpengaruh positif terhadap struktur modal Profitabilitas berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal.
2 Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Widodo (2013) Analisis Regresi Linear Berganda, SPSS
ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
pertumbuhan aktiva berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien positif
terhadap struktur modal
struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah koefisien negatif terhadap struktur modal
profitabilitas
berpengaruh signifikan dan memiliki arah koefisien negatif
terhadap struktur modal
pertumbuhan
3 Effect of Size, Profitability, and Growth rate Towards Capital Structure Munandar (2014) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS
Variabel Size dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan
Variabel Growth Rate berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap struktur modal
4 Pengaruh Rasio
Keuangan, Karakteristik Perusahaan, dan- Tarif Pajak terhadap -Struktur Modal Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Arilyn (2015) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal
Struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap- struktur modal.
Tingkat penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
Tarif pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap strktur modal.
5 Pengaruh
Profitabilitas, Struktur Aktiva, Dan Ukura Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Widyaningrum (2015) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013
struktur aktiva
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
Periode 2010-2013)
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013
6 Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia
Kayoi (2015) Analisis
Regresi Linier Berganda, SPPS Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. risiko bisnis berpengaruh
signifikansi terhadap struktur modal
Aset berpengaruh positif terhadap struktur modal.
profitabilias tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
operasi leverage berpengaruh positif terhadap struktur modal
7 Pengaruh
Profitabilitas, Non-debt tax Shield dan Karakter perusahaan terhadap
Struktur Modal
Stella (2015) Analisis
Regresi Linier Berganda, SPPS Variabel profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan, dan umur perusahaan
berpengaruh terhadap struktur modal .
variabel non-debt tax
shield, struktur asset,dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
8 Pengaruh
Profitabilitas Ukuran Perusahaan, Sari, Djumahir dan Djazuli (2015) Analisis Regresi Linier Berganda,
Pertumbuhan Pejualan, Struktur Asset , Non-Debt Tax Shield dan Usia Perusahaan Terhadap Struktur Modal
SPPS penjualan, struktur
aktiva, dan usia perusahaan
berpengaruh terhadap struktur modal.
9 Pengaruh
Struktur Aktiva,- Ukuran Perusahaan, Likuiditas Terhadap Struktur Modal Dimoderating Profitabilitas. Hadiah (2015) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS Struktur aktiva mempunyai pengaruh- signifikan dan positif terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal.
Likuiditas mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal.
Profitabilitas
mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal.
10 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman. Sansoethan, dan Suryono (2016) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS Variabel pertumbuhan asset dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal
11 Factors
Capital Structure in Textile and Garment Listed in Indonesia Stock Exchange Linier Berganda, SPPS Characteristics/Type of industry, sales growth, the asset structure, berpengaruh terhadap struktur modal Operating leverage,Non-Debt Tax Shield (NDTS), Profitability (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
12 Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Hudan,Isynuw ardhana, dan Triyanto (2016) Analisis Regresi Linier Berganda
Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
Likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal
13 Pengaruh
Struktur Aktiva,Profitabil itas,Ukuran Perusahaan,Liku iditas dan Kepemilikan Manejerial Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Devi, Sulindawati, dan Wahyuni (2017) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS Struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan
C. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen struktur aktiva, profitabilitas, tingkat hutang pembayaran pajak
dan umur perusahaan terhadap variabel dependen yaitu struktur modal.
Struktur modal adalah hal yang begitu vital bagi sebuah perusahaan. Baik
itu perusahaan kecil maupun perusahaan yang besar, karena modal bagi
perusahaan merupakan usur yang menjalankan oprasional perusahaan.
Setiap keputusan perusahaan akan berpengaruh pada komposisi struktur
modal suatu perusahaan.
Pada perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi berarti
memiliki aktiva tetap yang besar. Ketika suatu perusahaan memiliki aktiva
lebih besar, maka perusahaan tersebut akan banyak menggunakan
hutang jangka panjang yang akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan pengembalian dari investasi
modal ketika suatu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi maka di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2015
modal.
Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan
otomatis memiliki sumber dana internal yang tinggi maka perusahaan
tersebut akan menggunakan hutang yang relatif rendah. karena semakin
tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan bahwa laba
yang diperoleh perusahaan tersebut juga tinggi. Namun apabila perusahaan
menyerahkan keseluruhan laba kepada investor berupa deviden maka hal
tersebut akan mengurangi proporsi laba ditahan, sehingga pihak
perusahaan akan mencari alternatif lain berupa hutang jangka panjang dari
pihak eksternal. Jika hutang jangka panjang tinggi maka struktur modal
besar. Sejalan dengan teori trade-off hal ini tentu akan mempengaruhi nilai
dan struktur modal perusahaan (Sansoethan dan Suryono, 2016).
Jumlah hutang didalam neraca akan menunjukan besarnya modal
pinjaman yang digukan untuk oprasional perusahaan. asumsi Trade-off
theory pada perusahaan yang tingkat hutangnya rendah maka akan
membayar pajak yang lebih banyak dibanding perusahaan yang memiliki
hutang tinggi, hal ini tentu akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Namun perusahaan yang nilai hutangnya besar memiliki biaya tanggungan
berupa bunga yang akan meningkat pula, dan keuntungan dari perusahaan
akan digunakan untuk membayar bunga, tentunya hal ini tidak
menguntungkan bagi pihak perusahaan itu sendiri.
Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal, diantaranya adalah struktur aktiva,
liabilitas, profitabilitas dan pajak. Perusahaan cenderung akan melakukan
profitabilitas yang tinggi. Tingkat hutang suatu perusahaan dihitung dari
likuiditas menggunakan rasio lancar yang berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
perusahaan dengan asset yang dimiliki. Menurut packing order teory,
perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana
internal yang tinggi pula. Hal ini tentu akan berpengaruh pada struktur
modal perusahaan tersebut.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
H1 (+)
H2 (+)
H3 (-)
H4 (+)
H5 (-)
Keterangan:
= Pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Struktur Aktiva
(X1)
Tingkat Hutang (X3) Profitabilitas
(X2)
Pembayaran Pajak (X4)
Umur Perusahaan (X5)
D. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Perusahaan dengan struktur aktiva yang fleksibel cenderung
menggunakan laverage lebih besar daripada perusahaan yang struktur
aktivanya tidak fleksibel. Pada trade-off theory, struktur aset berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Ketika semakin banyak aset suatu
perusahaan berarti akan semakin banyak collateral assets untuk bisa
mendapat sumber dana eksternal yang berupa hutang. Hal ini karena pihak
kreditor akan meminta collateral assets sebagai pembayaran hutang
(Sansoethan dan Suryono, 2016).
Dari hasil penelitian Hadiah (2015) menyatakan bahwa struktur
aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, dan pada
penelitian Sari dkk (2015) juga menghasilkan penelitian yang sama yaitu
struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Dan menurut
hasil penelitian Windayu (2016) struktur aktiva berpengaruh terhadap
struktur modal. Berdasarkan uraian dari hasil-hasil penelitian terdahulu
maka hipotesis pertama penelitian ini adalah:
𝐇𝟏: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Ketika dijumpai perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi maka
perusahaan tersebut akan cenderung tidak menggunakan hutang untuk
membiayai investasi. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan
untuk memperoleh sebagian besar pendapatan dari dana internal.
Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan, sesuai
dengan pecking order theory yang mempunyai kecenderungan
pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba ditahan,
sehingga komponen modal sendiri semakin meningkat. Dengan demikian,
tingkat profitabilitas akan berpengaruh terhadap struktur modal
(Sansoethan dan Suryono, 2016).
Pada penelitian sebelumnya menurut Munandar (2015)
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,
menurut Stella (2015) profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Namun berbeda dengan hasil penelitian Arilyn (2015) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur
modal. Dengan demikian ada pengaruh dari profitabilitas terhadap struktur
modal. Maka dalam hal ini hipotesis kedua yaitu:
𝐇𝟐: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
3. Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Struktur Modal
Menurut Weston dan Copeland (1994) tingkat hutang suatu
perusahaan dapat dihitung dari current ratio. Rasio lancar tersebut
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.
Aktiva lancar tersebut berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan
persediaan, sedangkan pada kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang,
wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo,
dan beban-beban lain yang terutang.Perusahaan akan cenderung memilih
sumber dana internal dibanding melakukan investasi keuangan yang baru.
Namun menurut trade-off theory, struktur modal adalah menyeimbangkan
manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.
Apabila manfaatnya lebih besar, maka tambahan hutang masih
diperbolehkan jadi apabila selama manfaat hutang lebih banyak maka
hutang dapat ditambah. Hasil penetian Hadiah (2015) hutang diukur
dengan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,
maka dari uraian tersebut untuk hipotesis ketiga adalah:
𝐇𝟑: Tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
4. Pengaruh Pembayaran Pajak Terhadap Struktur Modal
Kewajiban membayar pajak perusahaan kepada pemerintah
mempengaruhi struktur keuangan perusahaan. Pada pendekatan faktor
yang mempengaruhi struktur modal oleh Brigham dan Houston (2006),
menjelaskan bahwa tingkat pajak mempengaruhi struktur modal suatu
perusahaan. Pada trade-off theory perusahaan akan berhutang, dan
penghematan pajak yang dilakukan dengan cara berhutang mempengaruhi
struktur modal. Dalam trade-off theory struktur modal yang optimal
perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi akan berusaha melakukan
penghematan pajak dengan menaikan rasio hutangnya, sehingga akan
mengurangi pembayaran pajak. Pada hasil penelitian Arilyn (2015)
menyatakan bahwa tingkat pajak suatu perusahaan tidak mempengaruhi
struktur modal. Maka hipotesis keempat adalah:
𝐇𝟒: Pembayaran pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
5. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap
eksis dan mampu bersaing. Dengan demikian, umur perusahaan dapat
dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang
berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dan mengetahui
kebutuhan konstituennya atas informasi tentang perusahaan. Umur suatu
perusahaan dihitung dari tahun perusahaan tersebut berdiri.
Salah satu alasan utama untuk menggunakan utang lebih
maksimal adalah bahwa ketika perusahaan bertahan dalam bisnis untuk
waktu yang lama maka bisa mengumpulkan lebih banyak dana untuk
menjalankan operasi bisnis dan menggunakan reputasinya dalam
mengelola lebih banyak utang, sebagai perusahaan yang berkembang,
informasi lebih lanjut mengenai kelangsungan masa depan mereka
menjadi tersedia dan mengurangi asimetri informasi. Ketika Asimetri
informasi lebih rendah menyiratkan leverage yang lebih tinggi (Sari dkk,
2015). Pada penelitian sebelumnya Sari dkk (2015) usia perusahaan
berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dari tinjauan penelitian
terdahulu, maka hipotesis kelima adalah:
𝐇𝟓: Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang