• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PE RUSAHAAN, OP INI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PE RUSAHAAN, OP INI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN - repository perpustakaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur yang penting atas efektifitas dan efisiensi (Anthony dan Govindarajan, 2008:175), namun perolehan laba tidak menjamin perusahaan mampu beroperasi dalam jangka panjang. Perusahaan diharapkan dapat beroperasi dalam waktu cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktifitasnya yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan dalil kelangsungan usaha (going concern postulate) yang mengasumsikan bahwa entitas tidak diharapkan akan dilikuidasi pada masa depan atau bahwa entitas akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan (Belkaoui, 2006:271).

Mutcher (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil.

(2)

dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup dan menjadi asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang dimaksudkan tidak adanya likuidasi atau pengurangan skala usaha secara material (Warnida, 2011). Bila laporan keuangan disusun dengan dasar going concern, dapat diasumsikan perusahaan tersebut akan bertahan dalam jangka panjang. Dari pelaporan keuangan, auditor dapat melakukan penilaian wajar atau tidaknya penyajian laporan keuangan serta kekonsistenan terhadap Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia, dan juga penilaian ada atau tidaknya kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan (Felicia, 2013).

Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan berinvestasi sangat diperlukan opini audit atas laporan keuangan karena merupakan salah satu pertimbangan yang penting bagi investor (Mirna dan Indra, 2011).

Dalam PSA 29 paragraf 11 huruf d dinyatakan bahwa keragu-raguan yang besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang dinyatakan oleh auditor (Wahyu, 2009).

(3)

berlawanan (contrary information). Informasi yang secara signifikan yang dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha dapat dicontohkan adanya ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No.30).

Tugas auditor lain yang merupakan sebagai perantara antara manajemen dengan pengguna laporan keuangan menyebabkan auditor tersebut harus dapat memberikan peringatan awal kepada pengguna laporan keuangan mengenai kelangsungan hidup perusahaan yang diaudit. Tetapi, dalam pemberian opini mengenai going concern sering menimbulkan masalah dalam diri auditor, yaitu sulitnya memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun dari masalah tersebut membuat auditor lebih berhati-hati dalam pemberian opini terkait going concern, sebab perusahaan bisa cepat bangkrut karena banyaknya investor yang akan membatalkan investasi atau kreditur yang akan menarik kembali dananya. Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor memiliki tanggung jawab penuh dalam opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya.

(4)

informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan (Felicia, 2013).

Pengeluaran opini audit going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan, akan berdampak pada kemunduran harga saham, sulitnya peningkatan dalam modal pinjaman, adanya ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Adanya ketidakpercayaan publik terhadap citra dan manajemen perusahaan tersebut akan memberi dampak yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan, bahkan yang lebih parah lagi adalah timbulnya persepsi manajemen bahwa suatu laporan yang dimodifkasi dapat mempercepat perusahaan mengalami kebangkrutan. Mengingat begitu besar pengaruh dari pemberian opini audit going concern terhadap kredibilitas manajemen perusahaan dalam mengelola bisnisnya, serta bukti dari hasil penelitian yang memberi bukti beragam maka peneliti tertarik untuk mengkaji sekali lagi mengenai opini audit going concern yang dihubungkan dengan variabel keuangan dan non keuangan ( Badingatus dan Kiswanto, 2010).

(5)

going concern (Ramadhany, 2004). Semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor dalam menerbitkan opini audit going concern. Semakin terganggu atau memburuknya kondisi perusahaan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, maka auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan tersebut. Hal ini konsisten dengan bukti empiris yang menyatakan bahwa semakin memburuk atau terganggunya kondisi keuangan perusahaan, maka akan semakin besar probabilitas perusahaan dalam menerima opini going concern, dan sebaliknya pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat, maka probabilitas untuk menerima opini audit going concern akan semakin kecil (Nurul, 2012).

(6)

rasio pertumbuhan penjualan yang positif. Oleh sebab itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor dalam penerbitan opini audit going concern. Perusahaan yang diindikasikan memberikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan adalah perusahaan yang dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif, sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, maka perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Nurul, 2012).

Going concern lebih dinilai berdasarkan pada kemampuan perusahaan dalam melanjutkan operasinya dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah perusahaan akan memiliki going concern atau tidak, auditor harus mengevaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana manajemen. Faktanya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks, tetap ada dan terus ada. Maka dari itu, diperlukan faktor-faktor sebagai tolok ukur yang pasti dalam penentuan status going concern pada perusahaan dan kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap dapat diprediksi (Mirna dan Indira, 2011).

(7)

Misalnya, Riswan dan Yunida (2013) yang meneliti tentang Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini audit Tahun Sebelumnya, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern. Menyimpulkan bahwa kualitas audit yang diukur dengan reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap opini audit going concern, kondisi keuangan perusahaan yang diukur menggunakan model prediki kebangkrutan Altman berpengaruh negative signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

(8)

Penelitian Yunita dan Rahayuningsih, (2013) menunjkan bahwa kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan debt default tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going concern sedangkan opini audit tahun sebelumnya menunjukan hasil positif dan signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going concern.

Penelitian Tamir dan Anisykurillah (2014) mengungkapkan bahwa kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern, kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern, sedangkan kepemilikan perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh negatif terhadap factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern

(9)

Hasil penelitian Kurniati, (2012) menunjukan bahwa prediksi kebangkrutan Altman berpengaruh positif dan signifikan terhdap opini audit going concern sedangkan pertumbuhan perusahanaan dan Reputasi KAP tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap opini audit going concern.

Hasil penelitian Hans, (2012) menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan berupa rasio solvabilitas perusahaan memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, sedangkan kondisi keuangan perusahaan berupa rasio profitabilitas dan rasio likuiditas tidak berpengaruh, pertumbuhan perusahaan memiliki arah negatif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, kualitas audit memiliki arah positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern karena semua Kantor Akuntan Publik baik yang berskala besar ataupun kecil akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan pendapat.

(10)

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan sektor property karena sektor property termasuk sektor dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Sektor property termasuk lahan yang paling strategis untuk berinvestasi jangka panjang dan sebagai aktiva multiguna yang dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan sebab mempunyai struktur modal yang tinggi. Indonesia masih menjadi salah satu Negara tujuan yang tepat bagi investasi di sektor properti sebab dengan harga yang murah dan juga banyak pilihan yang menjanjikan. Menurut laporan properti Asia, pasar sektor real estate di Indonesia naik 12% mencapai US$ 5 miliar selama pertengahan tahun 2010 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Pitoyo, 2011 dalam Rieka (2012) ).

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan sektor property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi wahana informasi bagi peneliti-peneliti sejenis di masa yang akan datang.

1.2Perumusan Masalah

(11)

1. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern?

2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern?

3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern?

4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern?

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini mempunyai beberapa batasan, antara lain : pada laporan keuangan perusahaan sektor property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Peneliti akan membatasi pada perusahaan yang aktif pada tahun tersebut hanya pada faktor kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di ungkapkan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Menguji pengaruh positif kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern.

(12)

3. Menguji pengaruh positif opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern.

4. Menguji pengaruh negatif pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan bisa berguna bagi beberapa pihak :

1. Bagi pengguna laporan keuangan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam memperoleh gambaran mengenai penyebab terjadinya penerimaan opini audit going concern dan menjadi bahan pertimbangan oleh pengguna laporan keuangan untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang atau mempertahankan kelangsungan hidup entitas tersebut. Sehingga dapat terhidar dari penerimaan opini audit going concern

2. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.

3. Bagi Penulis

Referensi

Dokumen terkait

berisi analisis ketepatan diksi, struktur fungsional kalimat dalam spanduk. antinarkoba, dan kelengkapan fungsi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

Berdasarkan optimasi pembuatan tepung ubi jalar ungu varietas Ayamurasaki yang telah dilakukan, modifikasi metode pengukusan 7 menit pada potongan ubi jalar ungu setebal 1

Dari perairan Indonesia, jenis-jenis ikan pari ditangkap oleh delapan jenis alat, yaitu jaring liongbun, jaring insang dasar mata kecil, jaring trammel, jaring arad, jaring

Dengan daya saing yang besar ini, maka akan dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut nantinya akan memiliki peluang yang lebih baik agar

[r]

Dalam system pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok dengan kurikullum yang sama, media seperti film dan televisi dapat di gunakan untuk menyajikan

Sebagai Lembaga Daerah Non Strruktural yang pendanaannya menggunakan dana APBA, maka sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata