• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Gambaran Umum Objek Penilitian

Berdasarkan data pada idx, total perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga desember 2015 sebanyak 524 emiten yang berada di lantai perdagangan saham (www.idx.co.id). Saham-saham perusahaan di perdagangkan di Bursa Efek Indonesia agar investor dapat menanamkan modalnya pada emiten-emiten yang terdaftar sehingga perusahaan mampu meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya. Sektor manufaktur sendiri merupakan sektor sekunder yang terdiri dari gabungan tiga sektor industri yakni industri dasar dan kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi.

Menurut Badan Pengawas Pasar Modal karakteristik utama kegiatan industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi (www.iapi.or.id). Oleh karena itu, aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur sekurang-kurangnya mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Kegiatan untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku.

2. Kegiatan pengolahan/ pabrikasi/ perakitan atas bahan baku menjadi barang jadi.

3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi.

Industri manufaktur adalah subsektor industri paling dominan yang memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan sektor industri di Indonesia. Selama lebih dari dua puluh tahun, peran industri manufaktur dalam perekonomian Indonesia telah meningkat secara substansial walaupun selama tahun 1990-2008, sektor industri juga sempat mengalami penurunan pertumbuhan akibat adanya krisis (Kurniati, 2010). Salah satu subsektor dari yang terdapat di Bursa Efek Indonesia adalah subsektor makanan dan minuman. Perusahaan subsektor makanan dan minuman merupakan perusahaan yang cenderung tetap bertahan dan tidak terlalu terpengaruh dengan keadaan perekonomian sebab

(2)

2 perusahaan ini merupakan perusahaan industri makanan dan minuman kategori industri primer.Berdasarkan data realisasi investasi Januari–September 2015, investasi padat karya di Indonesia sudah mencapai Rp 41,5 triliun. Dari investasi tersebut, subsektor industri makanan dan minuman merupakan subsektor dengan kontribusi paling besar yakni mencapai 1.514 proyek senilai Rp 32,6 triliun.Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan industri manufaktur terutama subsektor makanan dan minuman mengalami penguatan aktivitas yang akan meningkatkan permintaan serta penjualan, dan perusahaan ini akan mendapatkan laba yang besar (Finance.detik.com, 2015).

Dari 524 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015, 147 diantaranya merupakan perusahaan industri manufaktur (www.idx.co.id) sehingga industri ini dianggap cukup representatif dalam penelitian ini dan untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain. Dari 147 emiten yang terdapatdi industri manufaktur, 13 diantaranya merupakan perusahaan yang secara konsisten selama tahun 2010-2015 terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada industri manufaktur subsektor makanan dan minuman.Dari bermacam-macam jenis industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian ini terfokus pada industri manufaktur subsektor makanan dan minuman.Sesuai dengan namanya, perusahaan dalam kategori Makanan dan Minuman memiliki ranah industri di bidang konsumsi makanan dan minuman.

1.2Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk melakukan usahanya serta demi tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Harahap (2014) tujuan perusahaan adalah kesinambungan perusahaan, laba jangka panjang, dan pengembangan usaha. Namun, perusahaan tidak selalu memiliki dana yang cukup untuk membiayai semua kegiatan operasionalnya. Oleh sebab itu, perusahaan kerap dihadapi dengan permasalahan-permasalahan seperti bagaimana memperoleh, menggunakan dan mengembalikan dana tersebut dengan suatu tingkat pengembalian yang memuaskan pihak pemberi dana.

(3)

3 Salah satu alternatif perusahaan dalam memperoleh dana adalah pasar modal. pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) adalah: “Pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara menjual belikan sekuritas”.Dalam pasar modal terdapat investor yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang kemudian akan menjadi sumber dana perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Instrumen pasar modal menurut Tandelilin (2010:30) instrumen pasar modal (sekuritas) adalah efek atau surat berharga yaitu: (1) Saham biasa , (2) Sahan preferen,(3) Bukti right (4) Waran (5) Obligasi (6) Obligasi konversi (7) Kontrak berjangka (8) Kontrak Opsi (9) Reksa dana. Dengan adanya beberapa pilihan ini akan semakin memudahkan investor dalam berinvestasi. Investasi saham yang memiliki return dan risiko yang besar begitu menarik minat para investor yang memiliki agresifitas bertransaksi di pasar modal.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Investasi dalam bentuk saham sendiri akan menghasilkan dua macam keuntungan bagi investor, yaitu keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga saat saham dibeli investor dan saat saham dijual investor. Sedangkan dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan (Purwoko, 2014).Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dividen merupakan salah satu alasan investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Menurut Hermuningsih (2012:80) dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Sehingga hanya perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang dapat membagikan dividen karena dividen berasal dari keuntungan perusahaan. Perusahaan dapat membagikan dividen dengan dua cara yaitu dividen kas dan dividen non kas.Dividen kas merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk uang secara tunai. Sedangkan dividen non kas merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk selain kas (Purwoko, 2014).Menurut Zaki

(4)

4 Baridwan dalam Dewi (2010) dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan dapat terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Dividen tunai (cash dividen), 2. Dividen saham (stock dividen), 3. Dividen saham pecahan (stock split), 4. Dividen scrip,

5. Dividen property (property dividen), 6. Dividen likuidasi (liquidating dividen).

Kebijakan dividen kas cenderung lebih menarik perhatian bagi pemegang saham, hal ini karena dividen kas yang diperoleh tersebut merupakan salah satu bentuk cerminan kepastian nilai yang diperoleh atas modal yang disetorkan serta dapat menjadi pendapatan di luar usaha bagi pemegang saham (Purwoko, 2014). Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli dalam Suryani et al, 2012). Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikkan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman. Kebijakan dividen kas yang cenderung membayarkan dividen dalam jumlah relatif besar akan mampu memotivasi pemerhati untuk membeli saham perusahaan. Menurut Suryani, Arfan dan Djalil (2012) perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Sebagian besar perusahaan manufaktur membagikan dividen kas hampir setiap tahunnya. Hal ini untuk membuat saham mereka menarik bagi para investor. Ketersediaan modal usaha yang tinggi sangat penting bagi perusahaan manufaktur agar aktivitas produksi tetap berjalan baik.

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laba. Laba merupakan salah satu infomasi yang penting dalam suatu laporan keuangan perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur berapa banyak dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan dan berapa banyak yang akan disimpan sebagai laba ditahan (retained earning). Laba

(5)

5 tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu laba akuntansi dan laba tunai. Belkaoui dalam Harahap (2014) mengemukakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi laba yang tumbuh dari transaksi-transaksi selama periode berlangsung dan biaya-biaya historis yang saling berhubungan. Sedangkan Laba tunai merupakan arus kas operasional perusahaan dimana pada laporan arus kas menunjukkan jumlah uang tunai yang masuk dan keluar bagi perusahaan dalam periode tertentu (Harahap, 2014). Laba akuntansi dipilih sebagai salah satu variabel independen karena laba akuntansi bisa mencerminkan kinerja dari manajemen yang digambarkan sebagai selisih antara pendapatan dengan beban. Oleh karena itu laba akuntansi akan menjadi perhatian utama bagi para investor. Pada penelitian ini laba akuntansi diukur dengan menggunakan Earning After Tax(EAT).Semakin besar laba akuntansi yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka dividen kas yang dibagikan cenderung lebih besar. Hal ini karena, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dananya berasal dari laba akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan. Purwoko (2014) sebelumnya pernah meneliti hubungan antara laba akuntansi dan dividen kas. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa laba akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap dividen tunai. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2014) menunjukan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif terhadap dividen kas.Menurut Suryani et al (2012) semakin besar earning after tax maka dividen kas per lembar saham (cash dividend per share) yang akan diterima oleh para pemegang saham biasa (common stock) juga semakin besar.

Berdasarkan tabel 1.1, PT Siantar Top Tbk sepanjang tahun 2010-2014 selalu mengalami peningkatan laba. Peningkatan yang cukup pesat terjadi pada tahun 2012 dan 2013. Namun, peningkatan laba setiap tahunnya ini tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah dividen kas yang dibagikan, hal ini dapat terlihat pada tabel 1.1 bahwa PT Siantar Top selama tahun 2010-2014 tidak membagikan dividen kas kepada pemegang sahamnya. PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan laba. Namun, pada tahun terkait jumlah dividen kas yang dibagikan justru meningkat. Sebaliknya, ketika PT Indofood Sukses

(6)

6 Makmur Tbk mengalami peningkatan laba pada tahun 2014. Namun, jumlah dividen kas yang dibagikan pada tahun tersebut mengalami penurunan.

Tabel 1. 1

Laba Akuntansi dan Dividen Kas

(dalam juta rupiah) PT Siantar Top Tbk (STTP)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Laba Akuntansi 42.630 42.675 74.626 114.437 123.465

Dividen Kas - - - - -

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Laba Akuntansi 3.934.808 4.891.673 4.779.446 3.416.635 5.146.323 Dividen Kas 816.580 1.167.797 1.536.575 2.176.776 1.734.632

Sumber: idx.co.id(data diolah penulis)

Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2015:2.3.06) arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas adalah revisi darimana uang kas diperoleh dan bagaimana perusahaan membelanjakannya.Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitasoperasi atau yang dikenal dengan arus kasoperasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar .Hal yang tak kalah menarik dari arus kas operasi ini adalah arus kas operasi yang tidak dimanfaatkan untuk aktivitas operasi perusahaan yang dikenal dengan arus kas bebas (free cash flow). Arus kas bebas merupakan kas yang diperoleh dari operasi perusahaan yang ditujukan untuk dibagikan kepada investor. Menurut Brigham and Daves dalam Suryani et al (2012) disebutkan bahwa “ Free cash flow is the cash actually available for distribution to investors

(7)

7 after the company has made all the investments in fixed assets and working capitals necessary to sustain on going operations”.Arus kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada investor setelah perusahaan melakukan semua investasi pada aktiva tetap dan modal kerja untuk mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini arus kas bebas dapat diperoleh dengan mengurangkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi dikurangi dengan belanja modal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Surya (2010) adalah arus kas bebas secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen tunai. Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan Arfan dan Maywindlan (2013) menyatakan arus kas bebas secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Suryani et al (2012) menyebutkan bahwa arus kas bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk selama tahun 2011-2013 memiliki jumlah arus kas bebas yang menurun setiap tahunnya. Namun, jumlah dividen kas yang dibagikan selama tahun 2011-2013 justru mengalami peningkatan. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trad Tbk memiliki jumlah arus kas bebas yang fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2014 ketika perusahaan memiliki jumlah arus kas bebas terendah dari tahun-tahun sebelumnya, perusahaan justru membagikan dividen kas dengan jumlah yang cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

Tabel 1. 2

Arus Kas Bebas dan Dividen Kas

(dalam jutaan rupiah) PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Arus Kas Bebas 1.899.473 1.697.620 1.686.269 904.112 2.435.723 Dividen Kas 144.355 676.391 985.431 1.128.41

0 1.116.480 bersambung

(8)

8 sambungan

PT Ultra Jaya Milk Industry & Trad Tbk (ULTJ)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Arus Kas Bebas 50.494 57.985 446.661 101.062 16.716

Dividen Kas - - 28.883 - 34.660

Sumber: idx.co.id(data diolah penulis)

Harga saham merupakan harga yang tercipta dari permintaan dan penawaran atas kepemilikan suatu perusahaan (Purwoko, 2014). Harga saham yang naik menunjukkan ekspektasi investor terhadap kinerja perusahaan yang membaik. Harga saham yang naik dibanding sebelumnya menunjukkan peningkatan pembelian kepemilikan saham atas suatu perusahaan. Sehingga besar kemungkinan menambah jumlah dividen kas yang dibayarkan di masa depan untuk para pemegang saham dibandingkan pada perusahaan yang mengalami penurunan harga saham (Purwoko, 2014). Peneliti memakai harga penutupan (closing price) untuk mengukur harga sahamdalam penelitian ini dan tercermin dalam laporan keuangan tahunan. Harga penutupan merupakan harga yang diperoleh melalui sistem lelang secara terus menerus sehingga akan bertemu antara harga jual dan harga beli dengan harga yang disebut harga pasar pada saat berakhirnya jam perdagangan bursa Purwoko (2014). Chen, Firth dan Gao (2002) menemukan bahwa harga saham dan dividen kas tidak memiliki asosiasi. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan Purwoko (2014) menemukan bahwa harga saham mempengaruhi jumlah pembagian dividen tunai secara positif.

Tabel 1.3 menyajikan data harga saham dan dividen kas dari PT Indofood Sukses Makmur, PT Prasidha Aneka Niaga, dan PT Siantar Top Tbk. Dari tabel 1.3 terlihat bahwa harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami penurunan pada tahun 2012, hal ini tidak diikuti dengan menurunnya dividen kas yang dibagikan. Pada tahun 2012 dividen kas yang dibagikan perusahaan justru meningkat. Hal tersebut terjadi juga pada PT Prasidha Aneka Niaga pada tahun 2011. PT Siantar Top Tbk selama tahun 2011-2014 mengalami peningkatan harga saham. Namun, peningkatan harga saham terus menerus ini tidak diikuti dengan peningkatan jumlah dividen kas yang dibagikan. Hal ini terlihat pada tabel 1.3

(9)

9 bahwa selama tahun 2010-2014 PT Siantar Top Tbk tidak membagikan dividen kas kepada para pemegang sahamnya.

Tabel 1. 3

Harga Saham dan Dividen Kas

(dalam jutaan rupiah) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Harga Saham (Rp) 3.775 5.400 4.850 7.450 7.300 Dividen Kas

(Dalam Jutaan Rupiah)

816.580 1.167.797 1.536.575 2.176.776 1.734.632

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Harga Saham (Rp) 110 70 245 250 185

Dividen Kas

(Dalam Jutaan Rupiah) 6.246 10.499 10.499 13.299

10.849

Sumber: idx.co.id(data diolah penulis)

Berdasarkan teori dan fenomena yang telah diungkapkan di atas serta adanya hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh laba akuntansi, arus kas bebas, dan harga saham terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

PT Siantar Top Tbk (STTP)

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Harga Saham (Rp) 265 400 600 1.000 2.500 Dividen Kas

(Dalam Jutaan Rupiah)

(10)

10 1.3Perumusan Masalah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dividen dapat dibagikan dalam bentuk kas maupun non kas. Dividen kas merupakan bentuk timbal balik dari perusahaan kepada pemegang saham yang dibagikan dalam bentuk uang secara tunai. Kebijakan dividen kas cenderung lebih menarik perhatian bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen non kas, hal ini karena dividen kas yang diperoleh tersebut merupakan salah satu bentuk cerminan kepastian nilai yang diperoleh atas modal yang disetorkan serta dapat menjadi pendapatan di luar usaha bagi pemegang saham. Tujuan perusahaan dalam membagikan dividen kas adalah untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka atas kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Oleh karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang.

Faktor-faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi kebijakan dividen kas diantaranya adalah laba akuntansi, harga saham, dan arus kas bebas. Semakin besar laba akuntansi yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka dividen kas yang dibagikan cenderung lebih besar. Hal ini karena, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dananya berasal dari laba akuntansi yang dimiliki perusahaan. Namun, berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya, peningkatan laba tidak selalu diikuti dengan peningkatan jumlah dividen kas yang dibagikan. Harga saham yang meningkat memungkinkan perusahaan menambah jumlah dividen kas yang dibayarkan di masa depan untuk para pemegang saham. Namun, peningkatan harga saham juga tidak selalu diikuti dengan peningkatan dividen kas bahkan memungkinkan terjadinya penurunan dividen kas. Hal yang sama juga terjadi pada arus kas bebas. Arus kas bebas merupakan arus kas yang diperoleh dari operasi perusahaan yang ditujukan untuk dibagikan kepada investor. Namun peningkatan arus kas bebas tidak selalu diikuti dengan peningkatan dividen kas

(11)

11 1.4Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah laba akuntansi, harga saham, arus kas bebas, dan dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

2. Apakah laba akuntansi, harga saham dan arus kas bebas berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

3. Apakah laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ?

4. Apakah arus kas bebas berpengaruh secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014?

5. Apakah harga saham berpengaruh secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 ?

1.5Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bukti empiris mengenai pengaruh laba akuntansi, harga saham, dan arus kas bebas terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Adapun tujuan khususnya yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaiman laba akuntansi, harga saham, arus kas bebas dan dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

b. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, harga saham dan arus kas bebas terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor

(12)

12 makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

c. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

d. Untuk mengetahui pengaruh arus kas bebas terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsesktor makanan dan minuman yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2010-2014.

e. Unttuk mengetahui pengaruh harga saham terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian mengenai pengaruh laba akuntansi, harga saham, dan arus kas bebas terhadap dividen kas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dengan kajian bahasan mengenai kebijakan dividen kas di perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sebagai informasi tambahan bagi investor, calon investor, analis dan pemerhati investasi, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atas keputusan pengambilan investasi terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen kas perusahaan.

3. Membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keputusan mengenai pembagian dividen kas.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan tugas akhir serta untuk membuat penelitian lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni :

(13)

13 1. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti mengenai pengaruh laba akuntansi, harga saham dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen khususnya dividen tunai.

2. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jangka waktu 2010-20144

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, yang dirinci sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memuat antara lain :

2.1.Teori-Teori Terkait Penelitian dan Penelitian Terdahulu

Bagian ini membahas teori-teori terkait penelitian dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik, masalah, atau variabel penelitian, difokuskan pada teori-teori yang sudah baku dan teruji secara ilmiah. Teori-teori tersebut terkait dengan teori mengenai: Signalling Theory, Dividen, Laba, Harga Saham, dan Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)

2.2.Kerangka Pemikiran

Bagian ini membahas rangkaian penalaran (pola pikir) yang akan digunakan untuk menggambarkan masalah penelitian sehinga terbentuk kerangka pemikiran yang akan mengantarkan pada kesimpulan penelitian.

2.3.Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.

(14)

14 3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang :

3.1.Karakterisitik Penelitian 3.2.Alat Pengumpulan Data 3.3.Tahapan Penelitian 3.4.Populasi dan Sampel

3.5.Pengumpulan Data dan Sumber Data

3.6.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang diuraikan secara kronologis dan sistematis, terdiri dari :

4.1.Hasil Penelitian

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berisi mengenai penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentu kesimpulan penelitian

5.2.Saran

Berisi mengenai rekomendasi penulis yang dapat ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel  1.3  menyajikan  data  harga  saham  dan  dividen  kas  dari  PT  Indofood  Sukses Makmur, PT Prasidha  Aneka Niaga, dan  PT Siantar Top Tbk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi profesional guru kelas atas di MI Ma’arif NU Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas sudah sesuai dengan

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah perlunya pemanfaatan framework agar source code dapat lebih terstruktur dan mudah dalam

Jawablah pernyataan-pernyataan pada tabel di bawah ini dengan memberikan tanda centang (  ) jika Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan oleh Perusahaan

Saran dari orang lain sebatas pembanding saja dalam pertimbangan saya, tetapi keputusan mutlak ada di tangan saya.. SS S

Dalam penelitian ini, seleksi mikroba dilakukan menggunakan irradiasi gamma dengan dosis yang bervariasi, hal ini didasarkan bahwa perbedaan resistensi

[r]

Sebagai kelanjutan dari mengembangkan radiobertanda bleomycin menggunakan berbagai radioisotop untuk terapi atau diagnostik [7,8], maka pada penelitian ini