• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Weta Hary Wahyunugraha 2209100037

Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU

dengan Menggunakan Metode Failure

(2)

Bab I

(3)

Latar Belakang

• Boiler merupakan salah satu peralatan penting dalam pembangkitan tenaga listrik

• Keluaran boiler harus selalu konsisten dalam masa operasi peralatan

• Penurunan kinerja dari boiler yang disebabkan oleh kegagalan yang terjadi pada masa operasi

• Belum adanya sistem informasi yang mencakup kejadian

kegagalan pada masa operasi boiler dan peralatan

pendukungnya.

(4)

Permasalahan

• Adanya kegagalan yang terjadi pada boiler mempengaruhi kinerja dari boiler tersebut.

• Kegagalan sebuah peralatan yang berdampak pada peralatan lain atau kegagalan tersebut disebabkan oleh kegagalan sebuah peralatan.

• Tidak tersedianya informasi yang cukup untuk mendukung kegiatan perawatan dan perbaikan komponen.

• Dalam kegiatan perawatan belum terdapat prioritas perawatan terhadap peralatan yang memiliki dampak besar terhadap keberlangsungan sistem.

(5)

Batasan Masalah

• Data yang digunakan berupa data bentuk kegagalan dan time

to failure dari tiap-tiap peralatan boiler dan sistem

pendukungnya yang didapat dari PT. Indonesia Power.

• Analisis yang dilakukan yaitu secara kuantitatif dengan matematis perhitungan keandalan dan secara kualitatif dengan metode FMEA

• Perawatan peralatan yang dilakukan harus diprioritaskan menurut keandalan dari peralatan.

• Sistem pendukung yang digunakan yaitu menggunakan bahasa program PHP dan MySQL berdasarkan masukan data

kerusakan serta hasil analisis sesuai dengan FMEA worksheet.

(6)

Tujuan Penelitian

• Mengidentifikasikan failure mode, failure cause, dan failure

effect dari kegagalan fungsi, menentukan

komponen-komponen kritis ,meningkatkan keandalan peralatan.

• Memberikan informasi kepada penggguna tentang adanya kegagalan sehingga mencegah kegagalan untuk berikutnya.

• Mengidentifikasi sejauh mana tingkat kefatalan, keseringan kejadian dan sistem deteksi untuk mendukung nilai keandalan peralatan.

(7)

Bab II

(8)

• Boiler

(9)

• Boiler

Walltube, Boiler Insulation, Furnace, Main burner, Soot blower system, Mechanical Safety Valve, Boiler Drum, FD Fan

(10)

Boiler Feed Pump

(BFP)

• Pompa, Discharge Motor Valve, Inlet Strainer ,Motor, Bearing motor, Stator motor, Mechanical Seal, Rotor Motor, Control System

(11)

Marine Fuel Oil Pump

 Pompa, Motor ,Line piping & auxiliries, Heater Set, MFO Header

(12)

Superheater

Air Heater

 Elemen Air Heater, Bearing, Radial Seal, Air Heater Motor

(13)

• Keandalan

 Probabilitas bahwa suatu sistem tersebut berfungsi dengan baik untuk melakukan tugas tertentu.

 Keandalan suatu sistem merupakan ukuran probabilitas yang merupakan fungsi dari waktu sehingga untuk mengetahui keandalan sistem tersebut diperlukan suatu fungsi yang disebut fungsi keandalan atau R(t).

Mean Time To Failure

 Keandalan dari suatu sistem seringkali diberikan dalam bentuk angka yang menyatakan ekspektasi masa pakai sistem tersebut, yang dinotasikan E [T] dan sering disebut dengan rata-rata waktu kerusakan atau Mean Time To Failure (MTTF)

(14)

• Laju Kerusakan

• Laju kerusakan (h(t)) menyatakan banyaknya kerusakan yang terjadi tiap satuan waktu atau laju proporsi kerusakan sesaat untuk komponen yang bertahan sampai dengan saat itu.

• Karakteristik kerusakan

 DFR ( Decreasing Failure Rate)

 CFR ( Constant Failure Rate )

 IFR ( Increasing Failure Rate)

(15)

• Model Probabilitas Komponen

 Distribusi Weibull 2 parameter

Distribusi ini dikembangkan oleh Weibull. Fungsi keandalannya diberikan sebagai berikut:

Di mana :

 = disebut dengan slope/kemiringan dari fungsi Weibul.  > 0.

 = disebut scala parameter (menentukan karakteristik dari life time).  > 0. Laju kerusakan :

t t R( )  exp     

           

  1 1 1 exp ) ( 0 1         MTTF dt t MTTF t t h t

Dasar Teori

(16)

Failure Mode Effect Analysis

(FMEA)

FMEA merupakan sebuah metodologi yang digunakan untuk menganalisa dan menemukan :

o Semua kegagalan-kegagalan yang potensial terjadi pada suatu

sistem

o Efek-efek dari kegagalan ini yang terjadi pada sistem dan

bagaimana cara untuk memperbaiki atau meminimalkan kegagalan-kegagalan atau efek-efeknya pada sistem

(Perbaikan dan minimalis yang dilakukan berdasarkan pada sebuah ranking dari severity dan probability dari kegagalan)

(17)

• Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

 Kriteria FMEA

1. Severity (Tingkat Kefatalan) 2. Occurrence (Tingkat Kejadian) 3. Detection (Tingkat Deteksi)

Setelah pemberian rating dilakukan, nilai RPN dari setiap penyebab kegagalan dihitung dengan rumus :

RPN = Severity x Occurrence x Detection

(18)

Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

 Prosedur Penyusunan FMEA

• Mengidentifikasi proses atau produk

• Membuat daftar masalah-masalah potensial yang akan muncul

• Memberikan tingkatan pada masalah untuk severity,

occurrence dan detection.

• Menghitung risk priority number (RPN) dan menentukan

prioritas tindakan perbaikan

• Mengembangkan tindakan untuk mengurangi resiko

(19)

Failure Mode Effect Analysis

(FMEA)

 FMEA Worksheet

FMEA worksheet untuk mengetahui laporan dari semua kegagalan adalah sebagai berikut : • Item/processFailureFailure effectFailure causeRecommended actionSeverityOccurrenceDetection • RPN

Dasar Teori

(20)

Bab III

Perancangan

Sistem

(21)

• Diagram Alir Perancangan Sistem

Perancangan Sistem

Analisa Kualitatif

Start

Stop

Data waktu operasi peralatan (t),Informasi MTTF peralatan

Boiler dan peralatan pendukungnya

Tentukan peralatan, subsistem dan bentuk kegagalan

Informasi efek kegagalan dan penyebab

Penilaian S,O,D dan mengkalkulasi nilai RPN peralatan

Mendapatkan nilai keandalan R(t) dan laju kerusakan peralatan h(t)

Laporan dan Rekomendasi kegiatan yang harus dilakukan untuk kegiatan perawatan

(22)

• Analisis Kualitatif FMEA

Perancangan Sistem

Penilaian severity, occurrence dan detection

Penghitungan nilai RPN Tentukan peralatan, sub

peralatan dan bentuk kegagalan

Start

Penyebab kegagalan dan dampak kegagalan yang mungkin terjadi

(23)

• Analisis Kualitatif FMEA

Pada tahap analisis kualitatif boiler dan sistem pendukungnya dianalisis dampak dan penyebab kegagalan serta penilaian menurut kriteria FMEA.

 Tabel Severity (tingkat kefatalan)

Rangking Severity Deskripsi

10 Berbahaya tanpa

peringatan Kegagalan sistem yang menghasilkan efek sangat berbahaya

9 Berbahaya dengan

peringatan

Kegagalan sistem yang menghasilkan efek berbahaya

8 Sangat tinggi Sistem tidak beroperasi

7 Tinggi Sistem beroperasi tetapi tidak dapat dijalankan secara penuh

6 Sedang

Sistem beroperasi dan aman tetapi

mengalami penurunan performa sehingga mempengaruhi output

5 Rendah Mengalami penurunan kinerja secara bertahap

4 Sangat rendah Efek yang kecil pada performa sistem

3 Kecil Sedikit berpengaruh pada kinerja sistem

2 Sangat kecil Efek yang diabaikan pada kinerja sistem

1 Tidak ada efek Tidak ada efek

(24)

• Analisa Kualitatif FMEA

 Tabel Occurence

Rangking Occurrence Deskripsi

10

Sangat tinggi Sering gagal

9 8

Tinggi Kegagalan yang berulang

7 6

Sedang Jarang terjadi kegagalan

5 4 3

Rendah

Sangat kecil terjadi kegagalan

2

1 Tidak ada efek Hampir tidak ada kegagalan

(25)

• Analisa Kualitatif FMEA

 Tabel Detection

Rangking Detection Deskripsi

10 Tidak pasti Perawatan preventif akan selalu tidak mampu untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan. 9 Sangat kecil Perawatan preventif memiliki kemungkinan “very remote” untuk

mampu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

8 Kecil Perawatan preventif memiliki kemungkinan “remote” untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

7 Sangat rendah Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat rendah untuk mampu mendateksi penyebab potensial kegagalan dan mode kegagalan. 6 Rendah Perawatan preventif memiliki kemungkinan rendah untuk mampu

mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

5 Sedang Perawatan preventif memiliki kemungkinan “moderate” untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

4 Menengah keatas Perawatan preventif memiliki kemungkinan “moderately High” untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

3 Tinggi Perawatan preventif memiliki kemungkinan tinggi untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan. 2 Sangat tinggi Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat tinggi untuk

mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

1 Hampir pasti Perawatan preventif akan selalu mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.

(26)

• Analisa Kualitatif FMEA

 Tabel FMEA Worksheet

(27)

• Analisa Kuantitatif

Perancangan Sistem

Mendapatkan nilai keandalan (R(t)) berdasarkan waktu operasi (t) dan mencari laju kerusakan (h(t))

Tentukan peralatan, sub peralatan dan bentuk kegagalan

Start

Nilai MTTF peralatan

Masukan waktu operasi (t)

(28)

• Laporan

Hasil analisa kualitatif FMEA

Hasil analisa kuantitatif (R(t) dan h(t))

Penyimpanan data pada database

Menampilkan laporan semua peralatan dan diperingkat berdasarkan R(t), RPN,severity dan occurence

START

STOP

(29)

Bab IV

Pengujian

Sistem

(30)

 Pengujian Analisis Kualitatif

Pengujian Sistem

Peralatan Sub Peralatan

Bentuk

Kegagalan Penyebab Dampak S O D RPN

Boiler Genbank / Walltube Kebocoran genbank tube / walltube Kualitas air yang disebabkan kebocoran condensor Unit derating beban mencapai 50% dan dapat menyebabkan trip unit 9 4 4 144 Tube, Bend Tube bocor (indikasi pemakaian air banyak, pengamatan flow Feed Water) Unit derating beban mencapai 50% dan dapat menyebabkan trip unit 8 4 5 160 Boiler insulation Kebocoran boiler insulation 1. Fin tube bocor 2. Korosif Kerugian kalor yang terbuang 4 4 3 48 Boiler Furnace Furnace Pressure High Plugging elemen-elemen air heater Unit trip 7 1 3 21 Main Burner Burner Trip Loss Of flame 1.Modul flame rusak 2.Flame scanner kotor 3.Nozzle Spray Buntu Derating 4 7 5 140 Kebocoran flexible hose atomizing steam Flexible terlalu pendek,Kualit as flexible kurang baik,O ring rusak Burner tidak standby, derating 3 4 4 48 Gagal Start / gagal penyalaan Pilot torch penyalaan kecil,Burner travelling yang bisa disebabkan oleh udara instrument maupun gland burner house Burner trip, derating 8 4 4 128

(31)

 Pengujian Analisis Kuantitatif

Pengujian Sistem

Sub Peralatan R(t) h(t) Walltube 0.802209 0.0000539357 Boiler Insulation 0.455344 0.000192537 Furnace 0.999536 0.000000113586 Main Burner 0.455344 0.000192537 Sub peralatan R(t) h(t) Walltube e− 0.00005638t 2.143866 0.0001208(0.00005638t)1.148866 Boiler Insulation e − 0.00010207t 2.143906 0.0002188(0.00010207t)1.143906 Furnace e− 0.000003182t 2.144 0.000006822(0.000003182t)1.144 Main Burner e − 0.00010207t 2.143906 0.0002188(0.00010207t)1.143906

(32)

 Perbandingan Keluaran Analisis FMEA dengan Analisis Kuantitatif

Pengujian Sistem

Peralatan Sub

Peralatan Bentuk Kegagalan RPN R(t)

Boiler

Genbank / Walltube

Kebocoran genbank tube /

walltube 144 0.802209 Tube, Bend Tube bocor

(indikasi pemakaian air banyak, pengamatan flow Feed Water)

160 0.802209

Boiler

insulation Kebocoran boiler insulation 48 0.455344 Furnace Furnace Pressure High 21 0.999536

Main Burner

Burner Trip 140 0.455344

Kebocoran flexible hose

atomizing steam 48 0.455344 Gagal Start / gagal penyalaan 128 0.455344

(33)

 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian ini berguna untuk mengetahui keluaran dari perangkat lunak yang digunakan dalam menganalisa keandalan. Tampilan halaman muka dibawah ini mencakup informasi halaman awal web, profil perusahaan, informasi boiler, FMEA, Laporan FMEA .

(34)

Pengujian lainnya yaitu melihat keluaran dari analisis FMEA dimana masukan yang diberikan berupa jenis peralatan, sub peralatan dan bentuk kegagalan. Masukan yang diberikan memberikan keluaran berupa informasi dampak, penyebab, rangking severity, occurrence, detection, RPN dan MTTF.

(35)

• Keluaran pada perangkat lunak untuk analisa kuantitatif

(36)

• Laporan

(37)

Bab V

Kesimpulan

dan

(38)

Kesimpulan

Pada penelitian tentang analisis FMEA pada Boiler PLTU dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

• Analisis kuantitatif yang dilakukan pada sebuah peralatan menunjukkan bahwa keandalan pada boiler dan peralatan pendukungnya mengalami penurunan keandalan selama masa operasi peralatan.

• Analisis FMEA mampu untuk memberikan informasi dampak kegagalan dan penyebab kegagalan dari suatu bentuk kegagalan serta memberikan peringkat untuk tingkat kefatalan (Severity), tingkat kejadian (Occurence) dan tingkat deteksi (Detection) pada masing-masing bentuk kegagalan.

• Perangkat lunak yang dibuat penelitian ini sudah mampu untuk melakukan analisis keandalan secara kualitatif dan kuantitatif. Tetapi perangkat ini masih belum bisa menunjukkan hubungan secara spesifik tentang keandalan dengan metode FMEA dikarenakan keterbatasan dalam hal data kerusakan peralatan dari perusahaan yang masih kurang informatif.

Kesimpulan dan

Saran

(39)

Saran

• Pengembangan perangkat lunak dengan membuatnya lebih dinamis sehingga pada tiap overhaul tidak dibutuhkan FMEA yang baru lagi

• Membuat interface FMEA berupa simulasi plant sehingga dapat membantu memonitoring kerja peralatan berdasarkan keandalannya secara virtual.

• Penggabungan FMEA dengan RCM sehingga dapat memprediksi kegagalan yang terjadi di masa yang akan datang serta interval perawatan berdasarkan keandalannya.

Kesimpulan dan

Saran

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Kegagalan yang dimaksud dalam Failure Mode Effect Analysis adalah suatu hal apa saja yang menyebabkan kecacatan dan kegagalan seperti kecacatan hasil pekerjaan, kecacatan hasil

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diperoleh penyebab kegagalan dari setiap jenis kegagalan dengan nilai RPN yang tertinggi diantaranya proses pengukusan

Usulan perbaikan untuk mode kegagalan jamming yaitu memodifikasi langkah kerja pada gripper bar dengan posisi expand maksimal dengan sudut 72 0 yang sebelumnya

Untuk menjaga perangkat agar selalu dalam keadaan yang baik maka digunakanlah Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA), metode ini merupakan suatu bentuk

Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan Efek dari kegagalan Perbaikan S O D RPN Total RPN Kurangnya pemahaman dalam menggunakan mesin jahit maupun obras Pekerja menjadi tidak efektif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab cooling water wash sebagai dasar perbaikan proses dengan menggunakan metode Six Sigma dan Failure Mode Effect

Puspitasari (2014), melakukan penelitian dengan tema “Penggunaan Metoda Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Proses Produksi

Jenis kegagalan dan perhitungan nilai RPN Metode Kegagalan Failure Mode Severity S Potensi Penyebab Kegagalan Cause of Failure Occurance O Proses Control Control Process