• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Tahun 2018

(2)

Perekonomian Jambi tumbuh 4,71% lebih rendah dari growth nasional sebesar 5,17%.

Ekonomi Provinsi Jambi pada 2018 tercermin dari PDRB yang tumbuh sebesar 4,71% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 4,64% (yoy), namun masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang tumbuh sebesar 5,17% (yoy). Menurut PDRB atas dasar harga berlaku, ekonomi Provinsi Jambi menghasilkan output sebesar Rp208,37 triliun, sedangkan PDRB per kapita Jambi mencapai Rp58,36 juta atau US$4,09 ribu.

Inflasi 2018 sebesar 3,34% (yoy), lebih rendah dari tahun sebelumnya 3,61 (yoy).

TPT Jambi 3,86% lebih

rendah dari TPT

Inflasi 2018 terkendali pada level yang rendah dan berada pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan pada kisaran 4,1%. Inflasi secara keseluruhan tahun 2018 mencapai 3,34% (yoy). Dengan perkembangan ini, inflasi dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil dikendalikan dalam kisaran sasaran.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2018 sebesar 3,86%, turun dibandingkan pada Agustus 2017

(3)

Jambi turun namun terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu: (1) penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terdapat pada golongan dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Realisasi Pajak mencapai Rp4,51 triliun. Belanja terealisasi sebesar Rp6,23 triliun atau 92,8% dari alokasi anggarannya.

Penerimaan pajak tahun 2018 terealisasi sebesar Rp4,51 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2017 sebesar Rp4,21 triliun. Realisasi penerimaan pajak tersebut menyumbang 88,75% dari total penerimaan APBN di Jambi. Penerimaan perpajakan di Jambi dalam 6 (enam) tahun terakhir mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 51,78% (rata-rata naik 10,29% per tahun).

Dari sisi spending, Belanja Pemerintah Pusat (K/L) terealisasi sebesar Rp6,23 triliun. Realisasi belanja tersebut, naik sebesar Rp528 miliar dibandingkan tahun 2017. Dari sisi penyerapan, tahun 2018 penyerapan anggaran yang mencapai 92,8% lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 (94,7%). Realisasi Belanja K/L masih jauh melebihi realisasi pendapatan, sehingga terjadi defisit sebesar Rp1,15 triliun (mengabaikan realisasi dana transfer).

Realisasi Pendapatan Daerah mencapai Rp16,55 triliun.

Realisasi pendapatan daerah tahun 2018 mencapai Rp 16,55 triliun dengan rincian: PAD sebesar Rp2,59 triliun, Pendapatan Transfer sebesar Rp13,7 triliun, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp237,7miliyar.

Pada pos PAD hanya pajak daerah yang realisasinya mencapai target penerimaan tahun 2018. Capaian realisasinya bahkan mencapai 104,6% dari target pajak daerah 2018, namun menurun dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2017 sebesar 108,7% dari target.

Belanja APBD terealisasi sebesar Rp16,43 triliun atau 87,16% dari alokasi anggarannya.

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Jambi sampai dengan akhir tahun 2018 secara agregat belanja daerah mencapai Rp16,43 triliun atau baru mencapai 87,16% dari alokasi anggarannya. Realisasi belanja daerah tahun 2018 porsinya masih didominasi Belanja Operasi sebesar 64,96%. Utamanya belanja pegawai sebesar 39,4% (TA 2016 sebesar 37,6%) dan belanja barang 20,4%. Adapun porsi belanja modal menurun (dibanding 2017) menjadi 20,9%. Kemudian, porsi belanja transfer meningkat menjadi 14,1% dibanding tahun sebelumnya (13,6%).

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan Provinsi Jambi Tahun 2018 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun dalam rangka tugas Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Daerah sesuai dengan SE-61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional.

Kami menyadari bahwa Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan Provinsi Jambi Tahun 2018 ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan ini sangat diharapkan. Dan kepada semua pihak baik Pemerintah Daerah dan SKPD lingkup Kabupaten/Kota/Provinsi Jambi, BPS Provinsi Jambi, Perwakilan Bank Indonesia Jambi, KPPN dalam wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jambi, kantor vertikal di lingkup Kementerian Keuangan di Provinsi Jambi dan Regional Economist Jambi yang telah memberikan dukungan, sarana dan inspirasi dalam rangka penyusunan laporan ini, diucapkan terima kasih.

Akhir kata, kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pihak yang berkepentingan.

Kepala Kantor

Tiarta Sebayang

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ...- 1 -

A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL ...- 1 -

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...- 1 -

2. Suku bunga ... - 10 -

3. Inflasi ... - 11 -

4. Nilai tukar ... - 11 -

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN ... - 12 -

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) ... - 12 -

2. Tingkat Kemiskinan ... - 13 -

3. Ketimpangan (Gini Ratio) ... - 15 -

4. Kondisi Ketenagakerjaan ... - 16 -

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ... - 17 -

BAB IIPERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL- 20 - A. APBN TINGKAT PROVINSI JAMBI ... - 20 -

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ... - 23 -

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ... - 23 -

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi... - 26 -

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ... - 28 -

1. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Organisasi (Bagian Anggaran/ Kementerian/ Lembaga) ... - 28 -

2. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi ... - 30 -

3. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja ... - 32 -

D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT ... - 34 -

E. TRANSFER KE DAERAH ... - 35 -

F. PENGELOLAAN BLU PUSAT... - 41 -

1. Profil dan jenis layanan satker BLU pusat ... - 41 -

2. Perkembangan pengelolaan aset, PNBP dan RM BLU pusat ... - 43 -

3. Kemandirian BLU ... - 44 -

4. Profil dan jenis layanan satker PNBP... - 44 -

G. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT ... - 45 -

1. Penerusan pinjaman ... - 45 -

2. Kredit program ... - 46 -

BAB IIIPERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... - 50 -

A. APBD TINGKAT PROVINSI ... - 50 -

B. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD ... - 52 -

C. JENIS BELANJA DALAM APBD ... - 54 -

1. Rincian Belanja Daerah berdasarkan Klasifikasi Urusan ... - 54 -

2. Rincian Belanja Daerah menurut Jenis Belanja (sifat ekonomi) ... - 56 -

D. PENGELOLAAN BLU DAERAH ... - 58 -

1. Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah ... - 58 -

2. Perkembangan pengelolaan aset, PNBP dan RM BLU Daerah ... - 58 -

3. Analisis legal ... - 59 -

E. PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH ... - 59 -

1. Bentuk Investasi Daerah ... - 59 -

2. Profil dan Jenis Badan Usaha Milik Daerah ... - 60 -

F. SILPA DAN PEMBIAYAAN ... - 60 -

1. Perkembangan surplus/defisit APBD ... - 60 -

2. Pembiayaan daerah ... - 63 -

G. ANALISIS LAINNYA ... - 64 -

1. Analisis Horizontal dan Vertikal ... - 64 -

2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah ... - 67 -

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARANKONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)... - 70 -

(7)

BAB VKEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL

………- 81 -

1. Pertambangan... - 82 -

2. Pengadaan Air ... - 83 -

BAB VIANALISIS TEMATIK ... - 87 -

BAB VIIPENUTUP ... - 98 -

A. KESIMPULAN ... - 98 -

B. REKOMENDASI ... - 99 - DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Provinsi

Jambi 2017-2018 ...- 3 -

Tabel 1.2 Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya (2017-2018) ...- 5 -

Tabel 1.3 Realisasi PMA menurut Lokasi 2016 - 2018 (s.d. Q3)...- 6 -

Tabel 1.4 Realisasi PMDN menurut Lokasi 2016 - 2018 (s.d. Q3) ...- 6 -

Tabel 1.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi 2017- 2018 ...- 9 -

Tabel 1.6 PDRB Per Kapita Provinsi Jambi 2015-2018 ... - 10 -

Tabel 1.7 Perkembangan BI Rate (7-day Repo Rate) dan Suku Bunga (Pinjaman Investasi) Menurut Kelompok Bank Tahun 2018 ... - 10 -

Tabel 1.8 Perkembangan Kurs Tengah Mata Uang Asing terhadap Rupiah 2018 ... - 12 -

Tabel 1.9 Perkembangan IPM per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi ... - 13 -

Tabel 1.10 Penduduk Miskin di Provinsi Jambi ... - 14 -

Tabel 1.11 Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jambi ... - 14 -

Tabel 1.12 Gini Rasio Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi ... - 15 -

Tabel 1.13 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Jambi ... - 16 -

Tabel 1.14 Target dan Capaian Provinsi Jambi Terhadap 5 Indikator Ekonomi Makro ... - 17 -

Tabel 2.1 Perkembangan Penerimaaan dan Belanja Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Jambi (2017-2018) ... - 21 -

Tabel 2.2 Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Jambi ... - 23 -

Tabel 2.3. Realisasi Penerimaaan Perpajakan per KPP dan per Jenis Pajak Provinsi Jambi Tahun 2018 ... - 24 -

Tabel 2.4 Perkembangan Tax Ratio Provinsi Jambi ... - 25 -

Tabel 2.5 Penerimaaan PNBP Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Jambi ... - 26 -

Tabel 2.6. Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2017 – 2018 ... - 27 -

Tabel 2.7 Pagu & Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran (K/L) di Provinsi Jambi ... - 28 -

Tabel 2.8 Pagu & Realisasi berdasarkan Fungsi di Provinsi Jambi... - 30 -

Tabel 2.9 Pagu & Realisasi berdasarkan Jenis Belanja di Provinsi Jambi ... - 32 -

Tabel 2.10 Pagu & Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Jambi ... - 36 -

Tabel 2.11 Profil BLU Pusat di Provinsi Jambi ... - 42 -

Tabel 2.12 Perkembangan Pengelolaan Aset BLU Pusat di Provinsi Jambi ... - 43 -

Tabel 2.13 Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM Satker BLU di Provinsi Jambi... - 43 -

Tabel 2.14 Tingkat Kemandirian BLU Pusat di Provinsi Jambi ... - 44 -

Tabel 2.15 Profil 10 Satker Pengelola PNBP dengan Pagu PNBP Terbesar ... - 45 -

Tabel 2.16 Penerusan Pinjaman/SLA di Provinsi Jambi per 30 Desember 2018 ... - 46 -

Tabel 2.17 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Menurut Bank ... - 48 -

Tabel 2.18 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Menurut Sektor Usaha ... - 49 -

Tabel 3.1 Profil APBD Provinsi Jambi Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi ... - 51 -

Tabel 3.2 Pagu & Realisasi Pendapatan APBD se-Provinsi Jambi (2017-2018) ... - 52 -

Tabel 3.3 Profil Belanja APBD menurut Klasifikasi Urusan TA 2018 ... - 55 -

Tabel 3.4 Profil Belanja APBD Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi Provinsi Jambi ... - 57 -

Tabel 3.5 Profil dan Layanan BLU Daerah di Provinsi Jambi Tahun 2018 ... - 58 -

Tabel 3.6 Perkembangan Aset BLUD di Provinsi Jambi ... - 58 -

Tabel 3.7 Perkembangan Realisasi BLUD di Provinsi Jambi TA 2018 ... - 58 -

Tabel 3.8 Analisis Legal Aspek Pengelolaan BLUD di Provinsi Jambi ... - 59 -

Tabel 3.9 Bentuk Investasi Daerah di Provinsi Jambi ... - 60 -

Tabel 3.10 Jenis dan Nilai Investasi pada BUMD di Provinsi Jambi ... - 60 -

Tabel 3.11 Rasio PAD di wilayah Provinsi Jambi ... - 66 -

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Jambi s.d. Triwulan IV Tahun 2018 dan 2017 ... - 70 -

Tabel 4.2 Rasio Pajak terhadap PDRB Provinsi Jambi Tahun 2017 dan 2018 ... - 73 -

Tabel 4.3 Tabel 4.3 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah di wilayah Provinsi Jambi Tahun 2017 dan 2018 ... - 74 -

(9)

Tabel 4.4 Rasio Belanja Operasi Provinsi Jambi Tahun 2018 dan 2017 ... - 76 -

Tabel 4.5 Rasio Surplus/Defisit Konsolidaian terhadap PDRB pada Provinsi Jambi ... - 77 -

Tabel 4.6 Ringkasan Laporan Operasional Provinsi Jambi 2018 ... - 79 -

Tabel 5.1 Hasil Analisis Sektor Unggulan (LQ + Shift Share) - Provinsi Jambi ... - 81 -

Tabel 5.2 Perkembangan Komoditas Tambang Provinsi Jambi 2011-2015 ... - 82 -

Tabel 5.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 10 Provinsi – Sumatera ... - 84 -

Tabel 6.1 Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD ... - 90 -

Tabel 6.2 Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD ... - 90 -

Tabel 6.3 Output Regresi DANA DESA, GROWTH, GINI dan IPM Tahun 2015-2017 (SPSS Statistics 17.0) ... - 94 -

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Jambi dan Sekitarnya ...- 2 -

Grafik 1.2 Distribusi PDRB Provinsi Jambi ...- 4 -

Grafik 1.3 Realisasi Belanja APBN dan APBD 2017-2018 di Provinsi Jambi ...- 7 -

Grafik 1.4 Perkembangan Nilai Ekpor dan Impor Non Migas Jambi ...- 8 -

Grafik 1.5. Perbandingan Inflasi Kota Jambi, Bungo, dan Nasional (m to m) ... Tahun 2017-2018 ...- 11-

Grafik 1.6 IPM se-Sumatera Tahun 2017 ... - 12 -

Grafik 1.7 Gini Ratio se-Sumatera ... - 15 -

Grafik 1.8 Tingkat Pengangguran Terbuka Jambi dan Nasional Tahun 2012-2018 ... - 17 -

Grafik 1.9 Target dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Jambi ... - 18 -

Grafik 1.10 Tingkat Kemiskinan ... - 18 -

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi APBN Provinsi Jambi 2012-2018 ... - 22 -

Grafik 2.2 Perkembangan Realisasi Penerimaaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Jambi (2014 -2018) ... - 24 -

Grafik 2.3 Komposisi Penerimaan PPh dan PPN per KPP wilayah Jambi ... - 25 -

Grafik 2.4 Capaian Realisasi 10 K/L dengan Pagu Terbesar Tahun 2018 ... - 29 -

Grafik 2.5 Komposisi Realisasi Belanja K/L berdasarkan Fungsi di Provinsi Jambi ... - 31 -

Grafik 2.6 Realisasi Belanja APBN Provinsi Jambi Sepanjang 2018 ... - 33 -

Grafik 2.7 Sebaran Capaian Penyerapan Belanja APBN 2018 per Kabupaten/kota ... - 33 -

Grafik 2.8 Penerimaaan dan Belanja Pemerintah Pusat (2017-2018) ... - 34 -

Grafik 2.9 Perkembangan Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Jambi ... - 37 -

Grafik 2.10 Perkembangan Dana Alokasi Umum di Provinsi Jambi ... - 38 -

Grafik 2.11 Perkembangan Dana Alokasi Khusus Fisik di Provinsi Jambi ... - 38 -

Grafik 2.12 DAK Non Fisik, DID, & Dana Desa di Provinsi Jambi ... - 39 -

Grafik 2.13 Perkembangan Transfer ke Daerah dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi 2011-2017 ... - 40 -

Grafik 2.14 Perkembangan Transfer ke Daerah, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jambi 2011-2018 ... - 40 -

Grafik 2.15 Tren Pertumbuhan BLU kurun waktu 2005 – 2018... - 41 -

Grafik 2.16 Pendapatan BLU Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2018 ... - 42 -

Grafik 3.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jambi ... - 53 -

Grafik 3.2 Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jambi 2017-2018 ... - 54 -

Grafik 3.3 Komposisi Pagu Belanja APBD Tahun 2018 Provinsi Jambi – Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... - 56 -

Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Belanja Daerah Tahun 2018 ... - 57 -

Grafik 3.5 Rasio Surplus/Defisit terhadap Agregat Pendapatan per Kabupaten/Kota ... - 61 -

Grafik 3.6 Rasio Surplus/Defisit terhadap Dana Transfer (Semester I) ... - 61 -

Grafik 3.7 Rasio Surplus/Defisit terhadap PDRB per Kabupaten/Kota ... - 62 -

Grafik 3.8 Rasio SILPA terhadap alokasi belanja per Kabupaten/Kota ... - 62 -

Grafik 3.9 Keseimbangan Primer per Kabupaten/Kota Provinsi Jambi ... - 64 -

Grafik 3.10 Capaian Realisasi PAD per Kabupaten/Kota ... - 65 -

Grafik 3.11 Komposisi Realisasi PAD Per Kabupaten/Kota Tahun 2018 ... - 65 -

Grafik 3.12 Komposisi Pendapatan Daerah Per Kabupaten/Kota 2018 ... - 66 -

Grafik 3.13 Komposisi Realisasi Belanja Daerah per Kabupaten/Kota Tahun 2018 ... - 67 -

Grafik 3.14 Peta Kapasitas Fiskal Provinsi wilayah Sumatera 2015-2018 ... - 68 -

Grafik 3.15 Peta Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota Wilayah Jambi 2015-2018 ... - 69 -

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Jambi s.d. Triwulan IV TA 2018 dan 2017 ...- 71-

Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Jambi s.d. Triwulan IV Tahun 2018 ... - 72 -

Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Jambi s.d. Triwulan IV Tahun 2018 ... - 72 -

(11)

Grafik 4.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Jambi 2018 ... - 75 -

Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Jambi s.d. Triwulan IV Tahun 2018 dan 2017 ... - 76 -

Grafik 4.6 Rasio Surplus/Defisit terhadap Agregat Pendapatan per Kabupaten/Kota ... - 78 -

Grafik 5.1 Kuadran Identifikasi Sektor Unggulan ... - 82 -

Grafik 5.2 Presentase Air Baku yang Digunakan Menurut Sumbernya Tahun 2017 ... - 83 -

Grafik 5.3 Perkembangan Angka Buta Huruf Provinsi Jambi 2008-2017 ... - 84 -

Grafik 6.1 Perkembangan Alokasi Dana Desa Tahun 2015 – 2018 ... - 88 -

Grafik 6.2 Perkembangan Alokasi Dana Desa Per Kabupaten/Kota Provinsi Jambi Tahun 2017-2018 ... - 89 -

Grafik 6.3 Perkembangan Alokasi Dana Desa, PDRB, Gini Ratio dan Tingkat Kemiskinan Pedesaan Tahun 2015-2018 ... - 93 -

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)
(14)

BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota) dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kelender). Ekonomi Provinsi Jambi pada 2018 tercermin dari PDRB yang tumbuh sebesar 4,71% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 4,64% (yoy), namun masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang tumbuh sebesar 5,17% (yoy). Menurut PDRB atas dasar harga berlaku, ekonomi Provinsi Jambi menghasilkan output sebesar Rp208.378,55 miliar, sedangkan PDRB per kapita Jambi mencapai Rp58,36 juta atau US$4,09 ribu. Struktur ekonomi Provinsi Jambi tahun 2018 menurut lapangan usaha masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (27,57%), pertambangan dan penggalian (20,17%), dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (11,77%). Menurut pengeluaran, struktur ekonomi Jambi didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa (73,79%), impor (sebagai pengurang ekspor) barang dan jasa (46,63%), konsumsi rumah tangga (42,84%) dan Pembentukan modal tetap bruto (20,78%).

Tumbuhnya ekonomi Jambi tahun 2018 (4,71%) yang sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2017 (4,64%), penyebabnya dipengaruhi oleh beberapa fenomena yang terjadi sepanjang tahun 2018. Menurut data BPS jambi, fenomena tersebut yaitu antara lain: (1) kondisi iklim yang cukup kondusif sepanjang tahun mendorong peningkatan produksi pertanian terutama produksi padi, jagung, (2) permintaan ekspor komoditas unggulan Jambi seperti kopi, pinang dan pertambangan migas masih cukup tinggi sehingga memacu produksi komoditas tersebut, (3) produksi migas dan batubara tumbuh sangat baik, (4) angka penjualan sepeda motor dan mobil tumbuh positif dan meningkat signifikan, (5) realisasi belanja APBN 2018 mencapai 93,64 % lebih rendah dibanding tahun sebelumnya (95.05%) dimana realisasi belanja modal APBN mencapai 90,19% dari alokasi pagu, serta (5) laju inflasi cukup terkendali sepanjang tahun 2018.

(15)

Secara umum, pergerakan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2018 masih disebabkan oleh faktor yang berproses secara alami (by natural), bukan yang diakibatkan oleh peran faktor yang sifatnya direncanakan (by planing). Hal ini terlihat jelas bahwa pergerakan ekonomi Provinsi Jambi masih sangat masih rentan terhadap faktor eksternal, terutama oleh pengaruh naik turunnya harga komoditas pertambangan dan perkebunan. Kebijakan yang sifatnya (by planing) menciptakan nilai tambah (value added) masih belum tersusun dan disinergikan dengan baik pada level satuan kerja dalam rangka meminimalkan dampak jika terjadi guncangan (shock) pada ekonomi Jambi, sehingga outcome dari kebijakan tersebut belum mampu meminimalisasi dampak perubahan harga komoditas unggulan Provisi Jambi. Sedangkan dari sektor belanja pemerintah melalui realisasi APBN dan APBD di Provinsi Jambi yang diharapkan menjadi pendorong ekonomi yang memicu multiplier effect perekonomian Jambi, diindikasikan hanya menyumbangkan porsi yang lebih rendah dibandingkan komponen penyumbang PDRB Jambi lainnya. Mencermati kondisi tersebut, sebenarnya perkembangan perekonomian Provinsi Jambi akan jauh lebih optimal apabila benar-benar didorong oleh perencanaan yang disusun dan dieksekusi dengan baik berdasarkan potensi sumber daya yang ada di Provinsi Jambi dalam membentuk ekonomi Jambi (khususnya sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan besar dan eceran) dan memastikan pengeluaran pemerintah digunakan pada sektor-sektor produktif sehingga tercipta efektivitas penganggaran yang optimal.

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Jambi dan Sekitarnya

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018) 5,29 2,71 4,64 5,51 4,98 5,14 2,34 4,71 6,04 4,99 5,17 0 1 2 3 4 5 6 7

Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu

(16)

Pada 2018, laju pertumbuhan ekonomi Jambi mampu tumbuh diatas Riau (2,34%) namun masih lebih rendah dibanding wilayah provinsi di sekitarnya. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi Jambi masih lebih baik dibandingkan dengan Riau, namun nilai PDRB atas dasar harga berlaku Jambi Rp208,37 triliun sangat kecil jika dibandingkan dengan PDRB Riau yang mencapai Rp755,27 triliun (PDRB Jambi hanya ¼ dari PDRB Riau). Share PDRB Jambi (Rp208,37 triliun) terhadap ekonomi nasional yang mencapai Rp14.291,3 triliun “hanya” sebesar 1,46% dari total PDB Nasional. Hal ini tidak terlepas

dari struktur ekonomi Jambi yang masih berbasis pada sektor pertanian (agro based) dengan nilai tambah komoditas yang rendah. Seyogyanya, struktur ekonomi Jambi sudah harus ditransformasikan pada sektor agroindustri dan industri hilir lainnya dalam rangka peningkatan nilai tambah komoditas yang nilainya jauh lebih besar, sehingga kontribusinya menjadi lebih berarti dalam membentuk ekonomi Jambi dan pada level nasional kontribusinya menjadi lebih baik.

b. Nominal PDRB

Nilai nominal PDRB dapat dilihat dari sisi permintaan (pengeluaran) maupun sisi penawaran (lapangan usaha), dapat diuraikan sebagai berikut:

1) PDRB sisi permintaan

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Provinsi Jambi 2017-2018

(dalam Miliar Rp)

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Total

Konsumsi Rumah Tangga 83.274,3 22.465,4 23.082,6 23.364,5 20.361,8 89.274,2 4.13 1,82

Konsumsi Lembaga Non Profit 950,4 259,2 279,6 285,5 300,4 1.124,7 14,41 0,07

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15.936,6 2.300,9 3.334,0 4.093,7 7.157,8 16.886,4 4,47 0,33

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 41.131,9 10.751,9 10.927,5 11.626,5 9.998,2 43.304,1 2,12 0,47

Perubahan Inventori 988,6 461,0 561,3 1.044,4 (874,0) 1.192,6 16,03 0,09

Ekspor Barang dan Jasa 135.920,6 34.519,6 35.640,4 36.954,5 46.651,6 153.766,0 7,02 5,17

Impor Barang dan Jasa 88.334,4 20.693,2 21.897,0 24.339,3 30.240,0 97.169,5 -6,70 3,24

PDRB 189.868,0 50.064,7 51.928,2 53.029,7 53.355,9 208.378,5 4,71 4,71

KOMPONEN 2017 2018 Growth (%) Andil (%)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Jambi, seluruh komponen PDRB tumbuh secara positif. Komponen perubahan inventori menyumbang pertumbuhan tertinggi sebesar 16,03% (c-to-c), diikuti pengeluaran konsumsi LNPRT 14,41%, sedangkan konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 4,13% dan pengeluaran konsumsi pemerintah hanya tumbuh 4,47%. Pada sisi ini, sumber pertumbuhan (andil) ekonomi Jambi disumbang oleh ekspor barang dan jasa (5,17%), diikuti impor barang dan

(17)

jasa (3,24%), dan konsumsi rumah tangga (1,82%). Pengeluaran konsumsi pemerintah yang seharusnya menjadi trigger perekonomian malah hanya menyumbang 0,33% terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi.

Grafik 1.2 Distribusi PDRB Provinsi Jambi

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Distribusi PDRB Jambi (Grafik 1.2) menggambarkan bahwa konsumsi rumah tangga memberikan persentase distribusi terbesar ke pembentuk angka PDRB di Provinsi Jambi sebesar 43,66%. Sedangkan konsumsi pemerintah hanya menyumbang 8,10% atas angka PDRB, artinya APBN dan APBD yang diharapkan sebagai pendorong ekonomi yang memicu multiplier effect belum berjalan optimal.

a) Konsumsi

Konsumsi rumah tangga masih merupakan komponen terbesar pembentuk PDRB Jambi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018, konsumsi rumah tangga dan LNPRT membentuk PDRB Jambi sebesar 43,38% atau hampir setengah dari pergerakan ekonomi Jambi didominasi oleh konsumsi. Pertumbuhan dan pergerakan ekonomi yang didominasi konsumsi, cenderung menghasilkan struktur perekonomian yang rentan terhadap gejolak ekonomi (shock) dan bersifat temporer serta kontraproduktif.

Berdasarkan hasil survei BPS, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2018 pergerakan ITK cukup fluktuatif. Pada triwulan I, pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi naik menjadi 107,40 dibanding triwulan sebelumnya (106,20) dan semakin membaik pada triwulan II naik menjadi 123,88 dan pada triwulan III turun menjadi 95,61 dan pada triwulan IV kembali naik menjadi 114,56. Pergerakan ini terutama disebabkan oleh

Konsumsi Rumah Tangga ; 42,84% Konsumsi Lembaga Non Profit ; 0,54% Konsumsi Pemerintah ; 8,10% Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ; 20,78% Perubahan Inventori ; 0,57% Net Ekspor (Impor) ; 27,16%

(18)

kenaikan/penurunan konsumsi masyarakat dan pengaruh inflasi serta pendapatan masyarakat.

Tabel 1.2 Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya (2017-2018)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Pendapatan rumah tangga kini 100,52 108,76 105,16 105,02 108,71 126,55 96,98 119,14

Pengaruh inflasi terhadap tingkat

konsumsi 108,44 108,27 104,37 107,49 100,31 116,65 96,74 108,17

Tingkat konsumsi beberapa komoditi

makanan dan bukan makanan 113,02 109,29 101,38 107,38 113,25 129,79 90,91 111,72 Indeks Tendensi Konsumen 105,37 108,74 104,13 106,2 107,4 123,88 95,61 114,56

Variabel Pembentuk 2017 2018

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Tingkat pendapatan masyarakat Jambi cenderung meningkat menjelang akhir tahun yang diakibatkan oleh adanya peningkatan pendapatan pada pegawai baik swasta maupun pegawai negeri berupa bonus akhir tahun dan rapelan tunjangan kinerja serta kebijakan B-20 penggunaan biosolar yang meningkatkan harga komoditas yang menjadi unggulan Provinsi Jambi seperti kelapa sawit. Diprediksi untuk beberapa bulan kedepan meskipun harga komoditas masih bergerak relatif positif dan cenderung mengalami kenaikan namun memasuki awal tahun baru biasanya tidak ada peningkatan pendapatan pada pegawai swasta maupun pegawai negeri sehingga diperkirakan akan menekan laju pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang.

b) Investasi

Investasi juga merupakan salah satu indikator penting untuk melihat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya nilai investasi akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian. Menurut data BKPM, nilai investasi di Provinsi Jambi 2018 (sd.Q3) mencapai U$D53,35 juta (Penanaman Modal Asing-PMA) dan Rp2.643,30 miliar (Penanaman Modal Dalam Negeri-PMDN).

(19)

Tabel 1.3 Realisasi PMA menurut Lokasi 2016 - 2018 (s.d. Q3) (dalam U$D juta)

P I P I P I

I SUMATERA / Sumatera 2.964 5.665,3 2.529 5.497 2.058 3.744,3

1 ACEH / Aceh 111 134,5 89 23,2 78 55,6 2 SUMATERA UTARA / North Sumatera 688 1.014,7 564 1.514,9 429 824,0 3 SUMATERA BARAT / West Sumatera 198 79,3 146 194,4 115 148,6 4 R I A U / Riau 394 869,1 285 1.061,1 232 929,3 5 JAMBI / Jambi 161 61,0 103 76,8 93 53,4 6 SUMATERA SELATAN / South Sumatera 251 2.793,5 261 1.182,9 216 936,4 7 BENGKULU / Bengkulu 59 55,7 50 138,7 36 130,4 8 LAMPUNG / Lampung 129 85,7 133 120,6 108 99,9 9 BANGKA BELITUNG / Bangka Belitung 93 52,7 86 153,1 74 37,5 10 KEPULAUAN RIAU / Riau Islands 880 519,1 812 1.031,5 677 529,3

INDONESIA 25.328 28.964,1 26.257 32.239,8 18.990 21.921,2

LOKASI / Location 2018 (s.d. Q3)

NO. 2016 2017

Keterangan: P (Proyek), I (Investasi) Sumber: BKPM (2018)

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Jambi 2018 mencapai U$D53,4 juta dengan total proyek sebanyak 93 yang terealisasi. Selanjutnya, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 2018 sebesar Rp2.643,3 miliar dengan 163 proyek terealisasi. Namun nilai realisasi investasi Jambi tersebut hanya kisaran 7% dari total investasi yang masuk di wilayah Sumatera (PMA U$D3.744,3 juta dan PMDN Rp37,56 triliun). Hal ini menunjukkan masih rendahnya minat investor untuk menanamkan investasinya di Jambi dibandingkan di wilayah lain di Sumatera.

Tabel 1.4 Realisasi PMDN menurut Lokasi 2016 - 2018 (s.d. Q3) (dalam miliar rupiah)

P I P I P I

I SUMATERA / Sumatera 1.415 39.823,6 1.693 46.464 1.926 37.559,3

1 ACEH / Aceh 135 2.456,1 154 782,8 203 676,3 2 SUMATERA UTARA / North Sumatera 228 4.864,2 307 11.683,6 317 6.835,3 3 SUMATERA BARAT / West Sumatera 197 3.795,6 192 1.517,0 194 2.001,4 4 R I A U / Riau 289 6.613,7 285 10.829,8 331 4.073,0 5 JAMBI / Jambi 108 3.884,4 152 3.006,6 163 2.643,3 6 SUMATERA SELATAN / South Sumatera 165 8.534,1 233 8.200,2 204 6.497,0 7 BENGKULU / Bengkulu 31 949,1 45 296,5 84 4.580,2 8 LAMPUNG / Lampung 72 6.031,8 69 7.014,8 78 4.301,4 9 BANGKA BELITUNG / Bangka Belitung 60 2.202,0 58 1.734,7 99 2.718,9 10 KEPULAUAN RIAU / Riau Islands 130 492,5 198 1.398,0 253 3.232,3

INDONESIA 7.514 216.306,1 8.838 262.350,5 9.014 241.673,8

NO. LOKASI / LOCATION 2016 2017 2018 s.d. Q3

Keterangan: P (Proyek), I (Investasi) Sumber: BKPM ( 2018)

(20)

Rendahnya minat investor untuk menanamkan investasinya di Jambi bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah masih minimnya sarana infrastuktur dan aksesibilitas pada sentra-sentra produksi pertanian. Jambi kaya dengan sumber daya alam (sawit, karet, dan pinang) tetapi minimnya infrastuktur mengakibatkan biaya transportasi komoditas unggulan tersebut cukup tinggi sehingga minat investor pada sektor unggulan juga rendah. Peran pemerintah daerah dalam memberikan insentif berupa kebijakan terhadap komoditas unggulan tersebut sehingga menarik minat investor juga tergolong minim.

c) Pengeluaran Pemerintah

Grafik 1.3 Realisasi Belanja APBN dan APBD 2017-2018 di Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah)

Sumber: Data OMSPAN dan LRA Pemda (2018, data diolah)

Pada tahun 2018, konsumsi pemerintah mampu tumbuh 4,47% dengan andil terhadap total PDRB sebesar 0,33%, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2017 (0,24%). Konsumsi pemerintah tersebut, salah satunya berasal dari realisasi APBN 2018 di Provinsi Jambi mencapai Rp8,25 triliun atau 93,64% dari total pagu Rp8,81 triliun (termasuk DAK Fisik dan Dana Desa yang disalurkan oleh 5 KPPN di Provinsi Jambi).

Masih lambatnya penyerapan belanja (pemerintah daerah) dan menumpuknya realisasi pada triwulan III dan IV serta tidak optimalnya efektivitas anggaran dalam memfokuskan pengeluaran di bidang yang

2.047 2.557 1.493 1.387 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 2017 2018

APBN

Bel. Pegawai Bel. Barang Bel. Modal Bantuan Sosial

2.000 4.000 6.000 8.000 2017 2018

APBD

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

(21)

produktif masih menjadi masalah utama realisasi belanja sehingga menyebabkan peran pengeluaran pemerintah (government

expenditure) dalam memberikan multiplier efek terhadap pertumbuhan

ekonomi Jambi menjadi tidak optimal. Berdasarkan reviu pelaksanaan anggaran oleh Kanwil DJPb Provinsi Jambi, minimnya kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDRB utamanya disebabkan masih rendahnya kinerja pemerintah daerah dalam meng-eksekusi belanja daerah meskipun Transfer ke Daerah (DAK Fisik dan Dana Desa) telah disalurkan oleh KPPN serta efektivitas anggaran dalam memberikan rangsangan belanja di sektor-sektor yang produktif.

d) Ekspor dan Impor

Grafik 1.4 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Non Migas Jambi (dalam jutaan usd)

Sumber: BPS Provinsi Jambi dan Bank Indonesia (2018, data diolah)

Peningkatan kinerja ekspor non migas Jambi secara signifikan terjadi pada triwulan I 2018 dengan nilai sebesar USD342,9 juta, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (USD350,3 juta). sedangkan Nilai Impor non migas Jambi triwulan I justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 71,32% dibanding triwulan IV 2017. Sepanjang triwulan I-IV 2018 impor non migas hanya tercatat USD85,9 juta. Secara agregat, kontribusi ekspor (migas dan non migas) neto terhadap PDRB Jambi mencapai 27,16%.

50 100 150 200 250 300 350 400 Q1 -2016 Q2 Q3 Q4 Q1 -2017 Q2 Q3 Q4 Q1 -2018 Q2 Q3 Q4

(22)

2) PDRB sisi penawaran

Tabel 1.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi 2017-2018

(dalam Miliar Rp)

2017

Total Q1 Q2 Q3 Q4 Total

Pertanian, Kehutanan dan, Perikanan 56.355,8 14.411,9 14.189,9 14.169,2 14.681,8 57.452,8 2,48 Pertambangan dan Penggalian 33.741,8 9.657,0 10.456,2 10.897,6 11.019,8 42.030,6 6,86 Industri Pengolahan 19.638,6 4.924,9 5.146,1 5.385,4 5.324,2 20.780,6 3,55 Pengadaan Listrik, Gas 121,1 31,9 32,8 33,7 34,7 133,1 5,61 Pengadaan Air 265,0 67,9 69,3 69,6 76,1 282,9 4,24 Konstruksi 13.308,0 3.384,5 3.466,0 3.747,3 4.135,0 14.732,8 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 22.064,5 6.001,3 6.404,0 6.546,7 5.564,9 24.516,9 6,17 Transportasi dan Pergudangan 6.231,2 1.589,8 1.678,5 1.651,8 1.728,2 6.648,3 4,70 Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 2.293,9 592,7 597,4 619,9 673,4 2.483,4 6,69 Informasi dan Komunikasi 7.107,2 1.908,9 2.028,8 2.046,9 1.905,1 7.889,6 7,74 Jasa Keuangan 4.676,2 1.208,6 1.221,2 1.182,4 1.222,3 4.834,5 (0,14) Real Estate 2.969,0 784,6 798,9 804,9 834,7 3.223,1 5,04 Jasa Perusahaan 2.297,0 589,5 616,2 621,9 662,1 2.489,7 4,67 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 8.563,1 2.209,6 2.395,8 2.397,0 2.585,8 9.588,2 4,80 Jasa Pendidikan 6.309,0 1.669,8 1.752,3 1.786,6 1.766,4 6.975,1 4,99 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.091,8 565,1 572,8 584,2 599,6 2.321,7 5,54 Jasa Lainnya 1.834,9 486,1 502,2 484,5 522,3 1.995,1 5,17

PDRB 189.868,1 50.084,0 51.928,4 53.029,6 53.336,4 208.378,4 4,71

Menurut Lapangan Usaha Growth (%)

c to c 2018

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018, data diolah)

Berdasarkan PDRB sektoral pada tahun 2018 didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan juga Pertambangan dan Penggalian yang distribusinya lebih dari dari 47% total PDRB Provinsi Jambi tahun 2018. Walaupun distribusi kedua sektor tersebut masih cukup besar namun pertumbuhannya pada 2018 masing-masing hanya 2,48% (lebih rendah dari tahun 2017 sebesar 5,43%) dan 6,86% (lebih tinggi dari tahun 2017 sebesar 3,77%). Hal tersebut karena pada saat ini harga komoditas dari sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di pasar internasional mengalami penurunan dibandingkan dengan periode tahun lalu. Berbanding terbalik dengan sektor Informasi dan Komunikasi yang pertumbuhannya tertinggi dibandingkan sektor lainnya yakni sebesar 7,74% namun distribusinya ke PDRB hanya 3,79%.

(23)

c. PDRB per kapita

Tabel 1.6 PDRB Per Kapita Provinsi Jambi 2015-2018

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku 2015 2016 2017 2018 Nilai (juta rupiah) 45,58 49,63 54,37 58 Nilai (U$D) 3.305,78 3.719,40 4.035,80 4.096,80

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2015 2016 2017 2018 Nilai (juta rupiah) 36,75 37,73 38,85 40,05 Nilai (U$D) 2.665,62 2.835,20 2.902,70 2.811,30

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018, data diolah)

Pendapatan per kapita Provinsi Jambi dalam kurun waktu 2015-2018 mengalami kenaikan hingga 27,2% hingga tahun 2018 telah mencapai Rp58,36 juta. Nilai tersebut tergolong cukup tinggi untuk ukuran daerah yang hanya menyumbang 1,46% terhadap PDB nasional. Yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana sebaran dari pendapatan tersebut, mengingat gini ratio Jambi tergolong sedang (antara 0,334 - 0,335) meskipun masih dibawah gini ratio nasional (0,384). Hal itu menunjukkan masih terdapat ketimpangan kesejahteraan masyarakat disuatu wilayah meskipun gap-nya tidak terlalu besar.

2. Suku bunga

Tabel 1.7 Perkembangan BI Rate (7-day Repo Rate) dan Suku Bunga (Pinjaman Investasi) Menurut Kelompok Bank Tahun 2018

Pinjaman Investasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

BI Rate / 7-day Repo Rate 4,25 4,25 4,25 4,25 4,75 5,25 5,25 5,50 5,75 5,75 6,00 6,00

Bank Persero 10,01 9,92 9,96 9,90 9,85 9,82 9,79 9,76 9,74 9,73 10,05 10,14

Bank Pemerintah Daerah 12,02 11,59 11,57 11,55 11,29 11,29 11,27 11,26 11,20 11,81 11,72 11,70

Bank Swasta Nasional 11,93 11,80 11,74 11,67 11,68 11,60 11,16 11,26 11,45 10,67 10,74 10,73

Bank Asing dan Campuran 10,18 10,14 10,04 9,83 9,78 9,77 9,77 9,98 9,97 9,97 10,20 10,20

Bank Umum 10,81 10,72 10,72 10,65 10,61 10,56 10,37 10,37 10,42 10,19 10,39 10,44

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Jambi (2018)

Dari gambar di atas terlihat bahwa suku bunga BI dari Januari 2018 sampai bulan April 2018 berada pada level 4,25 dan terus bergerak naik hingga akhir Desember 2018 berada di level 6,00. Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75. Hal ini dilakukan dengan keyakinan bahwa tingkat suku bunga kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik,

(24)

termasuk telah mempertimbangkan tren pergerakan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.

3. Inflasi

Grafik 1.5 Perbandingan Inflasi Kota Jambi, Bungo, dan Nasional (m to m) Tahun 2017-2018

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diakses 02 Februari 2019, data diolah)

Secara y-on-y, inflasi di Provinsi Jambi dari tahun 2017 hingga 2018 sangat berfluktuasi sama halnya dengan inflasi yang terjadi pada skala nasional. Perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Jambi menunjukkan inflasi tren naik-turun yang cukup tajam dibandingkan Kabupaten Bungo yang relatif lebih stabil. Dari grafik diatas jika dilihat dari IHK tahunan, tingkat inflasi tahun kalender Kota Jambi dan Kota Muaro Bungo (Januari-Desember) 2018 masing-masing sebesar 2,46% dan 3,02% dan tingkat inflasi Y-on-Y (Desember 2018 terhadap Desember 2017) juga masing-masing sebesar 2,68% dan 2,46%. Berdasarkan asesmen Perwakilan Bank Indonesia, sumber inflasi yang berasal dari komponen volatile food berasal dari komoditas cabe merah, nila, daging ayam ras, telur ayam ras dan bawang merah. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi dari kelompok administered price diantaranya: angkutan udara, rokok kretek filter dan bensin.

4. Nilai tukar

Berdasarkan hasil assesmen Bank Indonesia, nilai tukar rupiah selama tahun 2018 tercatat mengalami depresiasi, tetapi dengan volatilitas yang masih terjaga. Rupiah pada Desember 2018 secara rerata menguat sebesar 1,16%, meskipun secara point to point sedikit melemah sebesar 0,54%. Penguatan rupiah antara lain dipengaruhi aliran masuk modal asing akibat perekenomian domestik yang

-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

(25)

kondusif dan imbal hasil domestik yang tetap menarik serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Tabel 1.8 Perkembangan Kurs Tengah Mata Uang Asing terhadap Rupiah 2018

Change Average Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Average 1 AUD 10.290 10.631 10.705 10.685 10.616 10.587 10.536 10.672 10.676 10.713 10.792 10.636 10.415 10.639 3,4% 2 CAD 10.326 10.756 10.818 10.648 10.843 10.936 10.693 10.969 11.173 11.406 11.677 11.137 10.804 10.988 6,4% 3 CHF 13.619 13.902 14.542 14.536 14.272 14.098 14.206 14.495 14.728 15.370 15.288 14.672 14.611 14.560 6,9% 4 EUR 15.191 16.305 16.784 16.978 16.958 16.632 16.410 16.845 16.829 17.342 17.450 16.696 16.495 16.810 10,7% 5 GBP 17.355 18.465 18.998 19.219 19.444 18.950 18.668 18.983 18.766 19.405 19.765 18.940 18.363 18.997 9,5% 6 HKD 1.719 1.711 1.737 1.755 1.759 1.791 1.789 1.837 1.855 1.897 1.937 1.877 1.854 1.817 5,7% 7 JPY/1 11.976 12.049 12.586 12.979 12.838 12.819 12.774 12.937 13.105 13.283 13.453 12.964 12.897 12.890 7,6% 8 MYR 3.133 3.382 3.475 3.523 3.552 3.547 3.508 3.559 3.559 3.591 3.650 3.510 3.474 3.528 12,6% 9 SGD 9.741 10.119 10.298 10.462 10.496 10.503 10.409 10.572 10.641 10.845 11.008 10.680 10.578 10.551 8,3% 10 USD 13.398 13.380 13.590 13.758 13.803 14.060 14.036 14.415 14.560 14.869 15.179 14.697 14.497 14.237 6,3% Currency 2017 2018

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Jambi (2018)

Dengan perkembangan yang cenderung menguat menjelang akhir tahun 2018, rupiah secara rerata keseluruhan tahun 2018 tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,05% atau secara point to point tersebut lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara lain seperti Rupee India, Rand Afrika Selatan, Real Brasil dan Lira Turki. Kedepan, Otoritas Moneter harus terus mencermati risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong berjalannnya mekanisme pasar dan mendukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI)

Grafik 1.6 IPM se-Sumatera Tahun 2017

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018, data diolah)

70,60 70,57 71,24 71,79 69,99 68,86 69,95 68,25 69,99 74,45 70,81 64 66 68 70 72 74 76 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat

Riau Jambi Sumatera

Selatan

Bengkulu Lampung Kep, Bangka Belitung

Kep, Riau

(26)

Kualitas pembangunan manusia berdasarkan IPM di Jambi masih dibawah kualitas pembangunan manusia secara nasional dimana tahun 2017 IPM Nasional sudah mencapai 70,81 sedangkan Jambi masih 69,99. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di wilayah Provinsi Jambi masih tertinggal jika dibandingkan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi Sumsel, Bengkulu dan Lampung.

Tabel 1.9 Perkembangan IPM per Kab/Kota di Provinsi Jambi

KABUPATEN/KOTA 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kerinci 65,85 66,71 67,49 67,96 68,89 69,68 70,03 Merangin 64,40 65,31 65,82 66,21 67,40 67,86 68,30 Sarolangun 65,20 66,16 67,13 67,67 68,10 68,73 69,03 Batanghari 66,32 66,97 67,24 67,68 68,05 68,70 68,92 Muaro Jambi 63,39 64,17 65,14 65,71 66,66 67,55 67,86

Tanjung Jabung Timur 57,77 58,63 59,41 59,88 61,12 61,88 62,61

Tanjung Jabung Barat 61,98 62,86 63,54 64,04 65,03 65,91 66,15

Tebo 64,45 65,23 65,91 66,63 67,29 68,05 68,16

Bungo 66,70 67,20 67,54 67,93 68,34 68,77 69,04

Kota Jambi 72,96 73,78 74,21 74,86 75,58 76,14 76,74

Kota Sungai Penuh 70,55 71,23 72,09 72,48 73,03 73,35 73,75

PROVINSI JAMBI 66,14 66,94 67,76 68,24 68,69 69,62 69,99 Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018, data diolah)

Pembangunan manusia di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 7 tahun terakhir terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya IPM namun masih dibawah rata-rata IPM nasional. Pada periode 2016 hingga 2017 tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan IPM paling cepat, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur (1,18%), Kota Jambi (0,79%) dan Kabupaten Merangin (0,65%). Sementara itu, kemajuan IPM di Kabupaten Tebo (0,16%), Kabupaten Batanghari (0,32%) dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (0,36%) tercatat paling lambat di Provinsi Jambi selama tahun 2016-2017.

2. Tingkat Kemiskinan

Penurunan tingkat kemiskinan adalah salah satu ukuran keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Perbaikan kesejahteraan penduduk miskin tidak hanya tercermin pada penurunan angka kemiskinan saja, tetapi juga terjadi perbaikan kualitas hidup penduduk miskin.

(27)

Tabel 1.10 Penduduk Miskin di Provinsi Jambi

Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18

Kota 11,60 12,11 10,86 10,73 10,94 10,53 10,41 10,08

Pedesaan 7,67 7,82 7,32 7,30 6,92 6,66 6,75 6,8

Kota + Pedesaan 8,86 9,12 8,41 8,37 8,19 7,90 7,92 7,85

Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18

Kota 119,54 125,60 115,35 116,33 120,62 118,49 118,62 116,50

Pedesaan 181,17 185,97 174,46 174,48 165,93 160,11 163,07 164,97

Kota + Pedesaan 300,71 311,56 289,81 290,81 286,55 278,61 281,69 281,47 Daerah

Daerah

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (dalam ribuan)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018, data diolah)

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada September 2018 sebesar 281,47 ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2018, maka selama enam bulan tersebut terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 220 orang. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret-September 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 2,1 ribu orang dan daerah pedesaan kenaikan sebesar 1,9 ribu orang. Sementara itu, persentase penduduk miskin di perkotaan mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 10,41% menjadi 10,08% dibandingkan dengan Maret 2018, sedangkan pedesaan justru mengalami kenaikan dari 6,75% menjadi 6,80%.

Tabel 1.11 Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jambi P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 Kota 2,10 0,55 2,41 0,71 1,75 0,43 1,32 0,25 1,68 0,37 1,96 0,57 Pedesaan 1,19 0,29 0,97 0,21 1,07 0,23 0,84 0,16 1,12 0,30 0,92 0,19 Kota + Pedesaan 1,47 0,37 1,42 0,36 1,28 0,29 0,92 0,19 1,30 0,32 1,26 1,31 Mar-18 Sep-18

Indeks Kedalam an dan Keparahan Kem iskinan

Sep-17

Daerah Mar-16 Sep-16 Mar-17

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari tingkat kemiskinan. Pada September 2018, Nilai indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah pedesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan ditunjukkan dari nilai P1 untuk perkotaan dan pedesaan masing-masing sebesar 1,963 dan 0,919 sedangkan nilai P2 untuk perkotaan dan pedesaan masing-masing 0,566 dan 0,186 artinya kemiskinan lebih banyak berada di daerah perkotaan.

(28)

3. Ketimpangan (Gini Ratio)

Grafik 1.7 Gini Ratio se-Sumatera

Sumber: BPS (2018, data diolah)

Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Jambi pada tahun 2018 yang di ukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,335 yang berarti ketimpangan masih berada di kategori sedang. Angka ini lebih baik dibandingkan Gini Rasio Nasional sebesar 0,384 dan Provinsi Riau, Sumsel, Bengkulu serta Kepulauan Riau untuk wilayah se-Sumatra. Pada September 2018, provinsi yang mempunyai Gini Rasio tertinggi tercatat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0,422 sementara yang terendah tercatat di Provinsi Bangka Belitung dengan Gini Rasio sebesar 0,272.

Tabel 1.12 Gini Rasio Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Kerinci 0.31 0.32 0.30 0.27 0.32 0.28 0.28 0.32 Merangin 0.32 0.31 0.33 0.33 0.36 0.33 0.30 0.35 Sarolangun 0.41 0.36 0.38 0.31 0.39 0.34 0.36 0.29 Batang Hari 0.32 0.30 0.29 0.29 0.26 0.30 0.25 0.30 Muaro Jambi 0.26 0.30 0.28 0.24 0.34 0.34 0.32 0.31 Tanjab Timur 0.30 0.28 0.28 0.36 0.29 0.26 0.28 0.29 Tanjab Barat 0.34 0.32 0.31 0.33 0.36 0.33 0.29 0.36 Tebo 0.29 0.30 0.30 0.29 0.37 0.32 0.27 0.31 Bungo 0.34 0.36 0.33 0.35 0.35 0.34 0.34 0.32 Kota Jambi 0.36 0.36 0.34 0.33 0.39 0.38 0.39 0.33 Sungai Penuh 0.30 0.32 0.32 0.34 0.33 0.33 0.32 0.30 Provinsi Jambi 0.348 0.359 0.327 0.342 0.344 0.346 0.334 0.335 Kabupaten/ Kota GINI RATIO

Sumber : BPS Provinsi Jambi (2018)

Bila dilihat keseluruhan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi, maka dapat dilihat bahwa tingkat ketimpangan kategori rendah ada di dua kabupaten/kota

0,318 0,311 0,305 0,347 0,335 0,341 0,355 0,326 0,272 0,339 0,384 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450

Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Kep. Babel

Kep. Riau

(29)

yaitu Kabupaten Sarolangun (0,29) dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (0,29). Sedangkan Gini Ratio kabupaten/kota lainnya semuanya masuk kedalam kategori sedang.

4. Kondisi Ketenagakerjaan

Pada Agustus 2018, sebanyak 1,790,437 ribu penduduk Jambi adalah angkatan kerja, jumlahnya bertambah 65,8 ribu orang dari Agustus 2017. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Pada Agustus 2018, sebanyak 1,72 juta penduduk bekerja dan sebanyak 69,08 ribu orang menganggur.

Tabel 1.13 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Jambi

(dalam ribuan orang)

Ags t Feb Ags t

1 Pertanian 805,1 856,8 815,1

2 Pertambangan dan Penggalian 34,5 54,1 44,4 3 Indus tri & Lis trik, Gas Air dan Daur Ulang Sampah88,7 101,9 93,5 4 Kons truks i & Real Es tate 85,3 84,7 94,1 5 Perdagangan Bes ar & Eceran 243,7 246,8 265,6 6 Trans portas i dan Pergudangan 55,9 53,2 51,9 7 Akomodas i & Makan Minum 65,0 76,9 64,5 8 Informas i & Komunikas i 7,8 5,5 6,5

9 Jas a Keuangan 13,9 16,4 14,7

10 Jas a Perus ahaan 8,5 13,2 15,3

9 Jas a Kemas yarakatan & Jas a Lainnya 249,7 269,5 255,9

Jumlah 1.657,8 1.779,0 1.721,4

2018

No Lapangan Pekerjaan Utama 2017

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama pada sektor perdagangan (0,73 poin), sektor pertambangan (0,5 poin) dan jasa perusahaan (0,38 poin). Sementara itu, sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian (1,21 poin), sektor transportasi (0,35 poin), sektor akomodasi dan penyediaan makan minum (0,17 poin).

(30)

Grafik 1.8 Tingkat Pengangguran Terbuka Jambi dan Nasional Tahun 2012-2018

Sumber: BPS Provinsi Jambi (2018)

Jumlah pengangguran di Provinsi Jambi pada Agustus 2018 tercatat sebanyak 69,04 ribu orang. Jumlah ini lebih tinggi sebesar 2,26 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 66,78 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2018 sebesar 3,86%, turun dibandingkan pada Agustus 2017 (3,87%) dan masih rendah dibandingkan TPT nasional yang mencapai 5,34%. Meskipun jumlah TPT Provinsi Jambi turun namun terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu: (1) penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terdapat pada golongan dengan tingkat pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), dapat diindikasikan bahwa keterampilan yang dihasilkan oleh jenjang SMK dan SMA belum mampu memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang tersedia, (2) tenaga kerja yang terserap lapangan kerja masih didominasi (41,07%) oleh golongan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD kebawah sebanyak 706,91 ribu orang.

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Tabel 1.14 Target dan Capaian Provinsi Jambi Terhadap 5 Indikator Ekonomi Makro

Uraian Target 2018 sesuai KUA Capaian 2018 Capaian Nasional Pertumbuhan Ekonomi 5 4,71 5,17 Tingkat Kemiskinan 7,8 7,85 9,66 Tingkat Pengangguran 3,57 3,65 5,34 Inflasi 3,5 3 3,13 IPM (2017) 68,21 69,9 70,81

Sumber : BAPEDDA Provinsi Jambi, BPS (2018)

56,4 47,0 45,8 69,8 39,3 79,8 46,2 70,3 79,0 67,6 65,7 66,8 67,5 69,0 6,24 6,13 5,88 6,17 5,70 5,94 5,81 6,18 5,50 5,61 5,33 5,50 5,13 5,34 3,56 3,50 2,86 4,76 2,50 5,08 2,73 4,34 4,66 4,00 3,67 3,87 3,65 3,86 0 1 2 3 4 5 6 7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Feb -2012 Agust Feb -2013 Agust Feb -2014 Agust Feb -2015 Agust Feb -2016 Agust Feb -2017 Agust Feb -2018 Agust Penganggur (ribu org) TPT Indonesia (%) TPT Jambi (%)

(31)

Target dan rencana pembangunan Provinsi Jambi tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025. Selanjutnya, RPJPD tersebut dijabarkan dalam rencana pembangunan setiap 5 tahun atau lebih dikenal sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tiga target pembangunan Jambi dalam RPJMD Tahap II (2011-2015) yaitu kualitas pelayanan dasar, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Sedangkan RPJMD Tahap III (2016-2021) difokuskan pada 3 hal yaitu: (1) pencapaian daya saing wilayah dan ekonomi rakyat, (2) terwujudnya infrastruktur wilayah yang berkualitas dan (3) perkembangan penerapan IPTEK.

Grafik 1.9 Target dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Jambi

Sumber: BAPPEDA Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (2018) Kemiskinan

Grafik 1.10 Tingkat Kemiskinan

Sumber: BAPPEDA Provinsi Jambi dan BPS (2018) 7,35 8,54 7,44 7,88 7,93 4,21 4,37 4,6 5 5,5 5,9 6,2 6,22 6,49 6,23 5,78 5,02 4,79 6,5 7 8,1 8,9 7,35 8,54 7,03 7,07 7,76 4,21 4,37 4,64 4,71 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Growth Jambi Growth Nasional dan Target RPJMN Realisasi

8,34 7,9 8,42 8,07 7,92 8,4 8,35 8,05 7,99 7,9 7,4 7,09 13,33 12,49 11,96 11,36 14,17 11,22 5,4 5 4,6 4,2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Tingkat Kemiskinan Prov. Jambi (Maret) Tingkat Kemiskinan Nasional (Maret) dan Target RPJMN

Target Pertumbuhan 2016-2021

(32)

Berdasarkan data diatas, jika dibandingkan dengan data pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan yang telah dirilis BPS, proyeksi yang telah tertuang dalam RPJMD Provinsi Jambi dibutuhkan penyesuaian memperhatikan target yang telah ditetapkan terlihat terlalu optimis dan ambisius. Penyesuaian tersebut dibutuhkan sebagai bentuk evaluasi terhadap perencanaan daerah dan disesuaikan dengan kondisi makroekonomi regional terkini.

(33)
(34)

BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

Pada bab ini berisi data dan analisis pelaksanaan APBN di Wilayah Provinsi Jambi yang meliputi APBN Tingkat Provinsi, Belanja Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi, Pengelolaan BLU Pusat, serta Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat di Provinsi Jambi.

A. APBN Tingkat Provinsi Jambi

APBN tahun 2018 merupakan instrumen pelaksanaan strategi fiskal yang disusun sebangun dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018, sebagai penjabaran atas tahapan pembangunan tahunan keempat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Sejalan dengan itu, tema RKP tahun 2018 ditetapkan: “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk

Pertumbuhan dan Pemerataan”. Tema tersebut akan dijabarkan ke dalam dimensi

pembangunan manusia dan masyarakat, dimensi pembangunan sektor unggulan, dimensi pemerataan dan kewilayahan, serta pembangunan politik, hukum, pertahanan, keamanan, dan tata kelola birokrasi. Melalui APBN inilah pemerintah membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas ekonomi dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

(35)

Tabel 2.1 Perkembangan Penerimaaan dan Belanja Pemerintah Pusat

Tingkat Provinsi Jambi (2017-2018)(dalam miliar rupiah)

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 4.910,6 4.777,3 5.790,9 5.077,8

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 4.910,6 4.777,3 5.790,9 5.077,8

1. Penerimaan Pajak 4.498,7 4.219,4 5.445,2 4.506,6 2. PNBP 411,9 557,8 345,7 571,2 II. HIBAH - - -

-B. BELANJA NEGARA 21.509,1 19.416,1 20.826,6 20.131,7

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 6.062,8 5.704,0 6.710,7 6.232,0

1. Belanja Pegawai 2.213,8 2.139,0 2.348,7 2.273,0 2. Belanja Barang 2.244,7 2.047,4 2.804,9 2.556,8 3. Belanja Modal 1.578,7 1.492,9 1.537,9 1.387,0 4. Belanja Bantuan Sosial 25,7 24,8 19,2 15,2 5. Belanja Lain-lain - - - -II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 15.446,3 13.712,1 14.115,9 13.899,6 1. Transfer ke Daerah 14.355,4 12.622,0 13.074,8 12.861,1 a. Dana Perimbangan 14.290,4 12.557,1 12.854,3 12.649,7 1) Dana Alokasi Umum 7.957,6 7.957,6 7.969,3 7.969,3 2) Dana Bagi Hasil 3.490,9 1.956,1 1.902,2 1.896,1 3) Dana Alokasi Khusus 2.841,9 2.643,4 2.982,8 2.784,4 b. Dana Otonomi Khusus - - - -c. Dana Keistimewaan Yogyakarta - - - -d. Dana Transfer Lainnya 65,0 65,0 220,5 211,4 2. Dana Desa 1.090,9 1.090,0 1.041,1 1.038,6

C. SURPLUS/DEFISIT (16.598,5) (14.638,8) (15.035,7) (15.053,9) D. PEMBIAYAAN - - -

-1. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI - - - -2. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI - - -

-Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Sumber: KPP, OMSPAN, SIMTRADA (2018, data diolah)

Target penerimaan pajak Provinsi Jambi mengalami kenaikan sekitar 21,2% dari tahun anggaran 2017 sebesar Rp4,49 triliun menjadi Rp5,44 triliun pada TA 2018. Selain itu, Provinsi jambi juga mendapatkan alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp6,709 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun anggaran 2017 senilai Rp6,062 triliun. Berkebalikan dengan belanja dalam rangka Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang mengalami penurunan besaran alokasi, dari Rp15,44 triliun pada tahun anggaran 2017 menjadi Rp14,11 triliun di tahun anggaran 2018 atau turun sebesar 8,6%.

Selanjutnya pengelolaan APBN Provinsi Jambi dikurun waktu tahun 2017-2018 menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dari kinerja realisasi pendapatan dan belanja tahun 2018 masing-masing sebesar 87% dan 96,6%. Dari sisi pendapatan, meskipun dari persentase realisasi lebih rendah yang diindikasikan

(36)

akibat kenaikan target pajak dari tahun sebelumnya namun secara besaran rupiah mengalami tren peningkatan mencapai 6,32%. Peningkatan penerimaan terjadi pada penerimaan yang dikelola oleh Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai sedangkan realisasi penerimaan PNBP yang dikelola Kementerian/Lembaga juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Porsi terbesar penerimaan PNBP berasal dari pendapatan satker BLU Pusat yang terdapat di Kota Jambi.

Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi APBN Provinsi Jambi 2012-2018 (dalam miliar rupiah)

Sumber: OMSPAN; KPP se-Provinsi Jambi; (2018, data diolah)

Dari sisi pengeluaran, Belanja Pemerintah Pusat (K/L) terealisasi sebesar Rp6,23 triliun. Realisasi belanja tersebut, naik sebesar Rp528 miliar dibandingkan tahun 2017. Dari sisi penyerapan, tahun 2018 penyerapan anggaran yang mencapai 92,89% lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 (94,7%). Realisasi Belanja K/L masih jauh melebihi realisasi pendapatan, sehingga terjadi defisit sebesar Rp1,15 triliun (mengabaikan realisasi dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa). Defisit tersebut menunjukkan komitmen belanja pemerintah pusat untuk Provinsi Jambi yang bersifat ekspansif dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Besarnya porsi Transfer ke Daerah dan dana Desa TA 2018 yang mencapai 67,7% dari total alokasi belanja negara merupakan bentuk kebijakan Belanja di tahun 2018 dari Pemerintah Pusat dalam rangka memperkuat desentralisasi fiskal, yaitu mendukung nawacita ke-3: “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.”

Bila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang hanya tumbuh sebesar 4,21 % s.d 4,71% di kurun waktu tahun 2015 – 2018 (dibawah target RPJMD tahun 2018 sebesar 5% dan pertumbuhan ekonomi nasional 5,02%), hal ini mengindikasikan bahwa dana transfer pusat (belanja K/L dan TKDD) belum memiliki efektifitas yang optimal dalam berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi regional.

4.877,2 4.994,2 5.941,8 5.308,4 5.704,0 6.232,0 285,9 302,2 243,4 251,6 557,9 571,2 2.785,1 2.899,9 3.849,8 3.758,0 4.219,4 4.506,0 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2013 2014 2015 2016 2017 2018

(37)

Setiap kegiatan dan proyek yang dibiayai dana APBN seharusnya memberi daya tumbuh terhadap perekonomian daerah. Inilah sebenarnya tujuan dari kebijakan stimulus fiskal. Analisis lebih detil akan dibahas pada sub bab-sub bab di bawah.

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Struktur pendapatan pemerintah pusat dibagi menjadi tiga komponen yang terdiri dari (i) penerimaan perpajakan, (ii) pendapatan PNBP dan (iii) hibah. Khusus untuk APBN tingkat Provinsi Jambi hanya terdapat dua komponen pendapatan yakni penerimaan perpajakan dan PNBP.

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Untuk Provinsi Jambi, penerimaan pajak tahun 2018 terealisasi sebesar Rp4,50 triliun lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2017 sebesar Rp4,21 triliun. Realisasi penerimaan pajak tersebut menyumbang 88,75% dari total penerimaan APBN di Jambi.

Tabel 2.2 Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Jambi (dalam miliar rupiah)

Target Realisasi % Target Realisasi %

PPh 2.286.026 1.843.626 80,65% 2.801.277 2.272.227 81,11% PPN 1.870.004 2.139.192 114,40% 2.350.926 1.983.651 84,38% PBB 216.371 102.788 47,51% 213.854 107.089 50,08% Pajak Lainnya 63.028 52.761 83,71% 79.127 52.234 66,01% Bea Masuk 6.470 6.928 107,09% 14.700 18.323 124,64% Bea Keluar 47.831 74.128 154,98% 56.823 72.486 127,56% Total Realisasi Perpajakan 4.489.730 4.219.424 93,98% 5.516.707 4.506.009 81,68% I. Pajak Dalam Negeri

II. Pajak Perdagangan Internasional 2017 Pendapatan

Perpajakan

2018

Sumber: OM SPAN (2018, data diolah)

Penerimaan perpajakan di Jambi dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 55,4% (rata-rata naik 10,2% per tahun) kecuali tahun 2016 yang sedikit mengalami penurunan. Realisasi perpajakan tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 6,86%, dengan capaian realisasinya 81,7% dari target, namun lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 93,9% dari target penerimaan pajak.

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku   Menurut Pengeluaran Provinsi Jambi 2017-2018
Grafik 1.3 Realisasi Belanja APBN dan APBD 2017-2018 di Provinsi Jambi  (dalam miliar rupiah)
Tabel 1.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha   Provinsi Jambi 2017-2018
Tabel 1.13 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja  Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Jambi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah memilki beberapa kewajiban seperti menentukan tuntutan standar yang akan diberikan pada peserta didik, semua orang yang terlibat dalam lembaga pendidikan harus

Dominasi dan perubahan penggunaan lahan pola agroforestri pada periode 1989-2009 di DAS Balantieng, masih mampu menjaga kondisi hidrologi DAS dengan masih tingginya

Kebijakan perusahaan tersebut mengacu pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 26 Ayat (1) Atas penghasilan tersebut dibawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun,

Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: (a) kebutuhan akan prestasi, kreatifitas, kemandirian, keberanian mengambil risiko, toleransi keambiguan, pengaruh orang tua dan

Di Kelurahan Tembeling Tanjung banyak dijumpai para istri-istri nelayan yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja dalam keluarga, tetapi juga ikut bekerja untuk membantu

Efriansyah, 2007, Hubungan Antara Sifat Kekompakan Sedimen Pengisi Cekungan Dengan Nilai Amplifikasi dan Pengukuran Mikrotremor di Daerah Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta,

Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif

penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian yudiris empiris. Pendekatan yudiris, karena dalam membahas penelitian ini