STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)
oleh:
Dr. Hadiat, MA
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas
A. PENDAHULUAN
B. SOLUSI MENGATASI MASALAH : GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000
HPK)
C. PELAKSANAAN GERAKAN 1000 HPK
D. PENGORGANISASIAN GERAKAN 1000 HPK
E. MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN 1000 HPK
F. PENUTUP
2
A. PENDAHULUAN
BEBAN GANDA PENYAKIT DI
INDONESIA
KECENDERUNGAN PENYEBAB KEMATIAN
DI INDONESIA BERDASARKAN WILAYAH
-10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 2010 2011 2012 PTM Jawa-Bali PTM Sumatera-Kalimantan PTM Wil Timur PM Jawa-Bali PM Sumatera-Kalimantan PM Wil Timur Cedera Jawa-Bali Cedera Sumatera-Kalimantan Cedera Wil Timur
Dalam kurun waktu 2010 – 2012, persentase penyebab kematian
akibat penyakit tidak menular (PTM) lebih tinggi dibandingkan
dengan penyakit menular.
KECENDERUNGAN NASIONAL: 2007 – 2013 PROPORSI
GIZI KURANG DAN PENDEK*)
PADA BALITA
KECENDERUNGAN NASIONAL: 2007 – 2013
PROPORSI KURUS DAN GEMUK*) PADA BALITA
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA
STUNTING DI INDONESIA MENURUT PROVINSI
Sumber: Riskesdas 2013
>40 30-39 20-29 <20
10
BASELINE STUNTING RATE AND ANNUAL REDUCTION IN STUNTING
Posisi Indonesia: prevalensi tinggi, rate penurunan tahunan rendah
RATA-RATA TINGGI BADAN ANAK UMUR 5-18
TAHUN DIBANDING RUJUKAN (WHO 2007):
2007 – 2013
PROPORSI BBLR: 2010 – 2013
MENURUT PROVINSI
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI
PADA 1000 HPK
Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya
Pertumbuhan massa tubuh
dan komposisi badan Metabolisme
glukosa, lipids, protein Hormon/receptor/gen
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Kekebalan
Kapasitas kerja
Diabetes, Obesitas, Penyakit jantung danpembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas lansia
Gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan (janin dan bayi 2 tahun)
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Mati
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN, PENTING?
B. SOLUSI MENGATASI MASALAH :
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)
•
Investasi pada gizi membantu memutus
lingkaran kemiskinan dan meningkatkan
PDB negara
2 - 3% per tahun.
•
Investasi
$1
pada
gizi
dapat
menghasilkan kembalinya
$30
dalam
peningkatan kesehatan, pendidikan dan
produktivitas ekonomi.
•
The Copenhagen Consensus 2012
: Para
ekonom terkenal dunia mengidentifikasi
cara paling cerdas mengalokasikan
uang
untuk menghadapi tantangan utama
dunia
adalah:
Investasi
untuk
perbaikan status gizi penduduk
Sumber: SUN Movement Secretariat, 2013SUN
MOVEMENT
– SEBUAH
18
BENEFIT-COST RATIOS OF SCALING UP NUTRITION-SPECIFIC
INTERVENTIONS FOR STUNTING REDUCTION, SELECTED COUNTRIES
(HODDINOTT ET AL., 2013)
Menyatukan komponen pemerintah, masyarakat madani,
donor, PBB, swasta, media massa dan peneliti/akademisi
dalam upaya perbaikan gizi secara kolektif.
50
member
countries
•
SUN
Movement
bukanlah inisiatif baru
,
maupun
pendanaan baru
,
tetapi merupakan
peningkatan efektivitas
dari
berbagai inisiatif dan program/kegiatan yang
sudah ada melalui dukungan dari kepepimpinan
nasional, penetapan prioritas, dan harmonisasi
program.
•
Dilakukan melalui upaya
KOORDINASI
dan
dukungan teknis
,
advokasi tingkat tinggi
,
serta
kemitraan
.
20
SUN Global
Stewardship
SUN Global
networks
SUN Countries
UN Secretary GeneralSUN Lead
Group
SUN
Secretariat
Country
Donor
UN
Civil societyBusiness
Knowledge
Government SUN focal pointDonor
UN
CSOs
Business
Knowledge
Government
Multi-sector
Multi-stakeholder
platform
21SUN
MOVEMENT (3)
INDONESIA SEBAGAI BAGIAN SUN
MOVEMENT
•
Indonesia telah menjadi bagian dari SUN
Movement
melalui
surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB
pada bulan Desember 2011.
Saat ini jumlah negara yang bergabung dalam Gerakan
SUN sebanyak 50 negara, termasuk Indonesia.
•
Sekjen PBB telah menunjuk Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan
Bappenas menjadi anggota
Lead Group SUN Movement
.
22
Sebagai anggota
Lead Group Global SUN Movement,
Indonesia berkewajiban melaporkan perkembangan
Gerakan 1000 HPK kepada Sekretariat SUN
Movement
di
PBB
,
yang dilakukan melalui
teleconference
secara
berkala dan pelaksanaan
annual meeting
di Kantor PBB
New York
.
23
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI DALAM RANGKA SERIBU
HARI PERTAMA KEHIDUPAN
atau
Gerakan
1000 HPK.
LANDASAN HUKUM:
PERATURAN PRESIDEN NO. 42 TAHUN 2013
tentang
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI,
Tanggal 23 Mei 2013
INDONESIA SEBAGAI BAGIAN SUN
Karena fokus SUN Movement pada 1000 HPK, maka disebut juga Gerakan 1000 HPK
PRINSIP DASAR INTERVENSI
DALAM GERAKAN 1000 HPK
1. Intervensi Fokus pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK), yaitu dimulai dari 270
hari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun
(730 hari).
2. Intervensi didasarkan kepada bukti (
evidence
based
)
3. Intervensi
harus
dilakukan
lintas
sektor
melibatkan pemerintah dan swasta
FRAMEWORK
GERAKAN 1000 HPK
1. Aksi di tingkat nasional merupakan kunci utama
– Komitmen pemerintah dalam memimpin dan memprioritaskan program dan kegiatan
– Disesuaikan dengan masalah epidemiologi lokal
– Disesuaikan dengan konteks dan kapasitas lokal
2. Mengembangkan intervensi berbasis bukti yang
cost-effective
– Untuk pencegahan dan pengobatan
– Prioritas utama adalah pada window of opportunity kelompok penduduk dengan usia kurang dari 9 sampai 24 bulan
3. Pendekatan multi sektor
– Ketahanan pangan, perlindungan/jaminan sosial, dan kesehatan
– Pendidikan, air bersih, dan sanitasi
– Gender, tata kelola pemerintahan, dan stabilitas politik
PETA JALAN GERAKAN 1000 HPK
Tiga Prioritas Utama
1. Mobilisasi berbagai institusi untuk aksi
bersama yang efektif;
2. Membangun kebersamaan institusi terkait;
dan
3. Identifikasi dan dukungan pimpinan dan
pakar gizi.
Tiga Langkah Partisipasi
1. Analisis situasi kebijakan dan strategi
pangan dan gizi;
2. Penyusunan peta jalan/rencana aksi; dan
3. Menyetujui rencana nasional terkoordinatif
dan mengamankan pembiayaan.
STRATEGI NASIONAL
1. Tahap Pertama:
Membangun komitmen dan kerjasama antar
pemangku kepentingan.
2. Tahap Kedua
:
Mempercepat pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi, meningkatkan efektifitas dan
meningkatkan sumber pembiayaan.
3. Tahap Ketiga
:
Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan kualitas
pelaksanaan dan memelihara kesinambungan kegiatan
untuk mencapai indikator dampak yang sudah disepakati.
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguansecara
langsung.
Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan. Kegiatannya antara lain berupa
imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu.
Sasaran : khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan).
Kontribusi: 30%
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan
secara tidak langsung.
Berbagai kegiatan
pembangunan pada umumnya non-kesehatan.
Kegiatannya antara lain
penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender.
Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
Kontribusi: 70%
INTERVENSI GIZI SENSITIF
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
I. Ibu Hamil
Suplementasi besi folat
PMT pada ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK)
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
Pemberian kelambu dan
pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
II. Ibu Menyusui
Promosi menyusui
Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
30
III. Bayi 0-23 Bulan
Suplementasi zink
Zink untuk manajemen diare
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
Pencegahan kurang gizi akut
Pemberian obat cacing
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
No
Kegiatan
1 Penyediaan air bersih dan sanitasi 2 Ketahanan pangan dan gizi
3 Keluarga Berencana
4 Jaminan Kesehatan Masyarakat
5 Perlindungan Sosial, termasuk PNPM 6 Fortifikasi Pangan
7 Pendidikan gizi masyarakat, termasuk PAUD 8 Intervensi untuk remaja perempuan, termasuk
pemberdayaan perempuan
9 Pengentasan Kemiskinan, termasuk BLT bersyarat/PKH
INTERVENSI GIZI SENSITIF
HAL-HAL YANG TELAH DILAKUKAN
Penyusunan Dokumen
1
3. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
1. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK)
32
2. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK
Soft launchingGerakan 1000 HPK oleh Menko Kesra tanggal 19 Sept. 2012
Soft Launching
2
Advokasi dan Sosialisasi
3
Pelaksanaan kegiatan advokasi dan sosialisasi melalui berbagai forum dan workshop baik di tingkat pusat maupun daerah.
Pencanangan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
4
• Pencanangan resmi Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi oleh Presiden RI pada tanggal 31 Oktober 2013 di Padang, Sumatera Barat bersamaan dengan puncak acara peringatan Hari Pangan Sedunia.
• Tema acara adalah “Optimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat”.
33
HAL-HAL YANG TELAH DILAKUKAN (2)
• Dalam arahan Presiden RI disebutkan bahwa diperlukan:
(1) reorientasi fokus penanganan masalah gizi pada intervensi langsung yang bersifat spesifik di sektor kesehatan dan gizi dan intervensi yang bersifat sensitif di sektor terkait lainnya (di luar kesehatan);
serta
(2) komitmen kuat dari berbagai pihak, baik dari pemerintah dan pemerintah daerah, lembaga sosial kemasyarakatan dan keagamaan, akademisi, organisasi profesi, media massa, dunia usaha dan mitra pembangunan.
D. PENGORGANISASIAN GERAKAN 1000
HPK
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS
35
Tingkat Nasional:
Pembentukan gugus tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
melalui Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013.
Gugus tugas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, dipimpin oleh Menkokesra dengan anggota menteri terkait. Gugus tugas dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Tim Teknis.
Tingkat Daerah
Pemerintah Daerah Provinsi dan kabupaten dan kota mengintegrasikan gugus tugas 1000 HPK ke Badan Ketahanan Pangan dan Gizi yang ada.
Gugus tugas di tingkat daerah menyusun rencana dan program kerja dengan mengacu pada kebijakan nasional 1000 HPK yang diintegrasikan dengan RADPG.
Anggota gugus tugas daerah terdiri dari Pemerintah, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, LSM, pelaku usaha, dan anggota masyarakat.
3636 POKJA I: Kampanye Nasional & Daerah POKJA II: Advokasi dan Sosialisasi Lintas Sektor dan Lintas Lembaga POKJA III: Pelatihan POKJA IV: Perencanaan dan Penganggaran POKJA V: Kemitraan TIM PENGARAH TIM TEKNIS POKJA VI: Kajian Faktor Risiko Lingk. KELOM-POK AHLI
Perpres No.42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gerakan 1000 HPK)
SK Menko Kesra No.11 Tahun 2014 Tentang Keanggotaan Tim Teknis
SK Deputi SDM&K Selaku Ketua Tim Teknis Gerakan 1000 HPK No.37 Tahun 2014
Tentang Kelompok Kerja Gerakan 1000 HPK
1
2
3
GUGUS TUGAS GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
PEMERINTAH PEMDA inisiator, fasilitator dan motivator MITRA PEMBANGUNAN memperkuat kolaborasi DUNIA USAHA pengembanga n produk MEDIA MASSA menyebarluaskan informasi terkait pangan dan gizi
secara terus menerus
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
analisa kebijakan serta pelaksana pada tingkat masyarakat UN NETWORK memperluas dan mengembangka n kegiatan ORGANISASI PROFESI & AKADEMISI Think Tank PARLEMEN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
E. MONITORING DAN EVALUASI
GERAKAN 1000 HPK
INDIKATOR PROSES YANG
DIMONITOR
No Indikator Proses
1. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam
berbagi pengalaman pelaksanaan
2. Terjaminnya kebijakan yang koheren dan adanya
kerangka legalitas program
3. Menyelaraskan
program-program
sesuai
dengan
Kerangka Program Gerakan 1000 HPK
4. Teridentifikasinya sumber-sumber pembiayaan
INDIKATOR INTERVENSI GIZI SPESIFIK
40
Sasaran Indikator Ibu Hamil
Perlindungan terhadap kekurangan zat besi, asam folat dan
kekurangan energi dan protein kronis
% cakupan Suplementasi besi-folat
% cakupan Suplemen ibu dengan zat gizi mikro
% ibu hamil mengkonsumsi < 70% AKG
% Ibu hamil ter-ekspos asap rokok (perokok pasif)
Jumlah inisiasi Menyusui Dini dan ASI Ekslusif termasuk konseling KB
Perlindungan terhadap
kekurangan iodium % ibu mengkonsumsi garam beriodium Perlindungan ibu hamil
terhadap malaria
% cakupan ibu hamil mendapat pengobatan malaria
% Kelambu berinsektisida
Ibu Menyusui
Sasaran Indikator Anak Umur 0 – 23 bulan Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI), imunisasi, zat gizi mikro
% Cakupan KIE Pemberian MP-ASI
% cakupan Pemberian MP-ASI anak usia > 6 bulan;
% anak memperoleh akses garam beriodium)
% cakupan Management Zinc pada diare
% cakupan Penanganan gizi buruk akut pada anak baduta
% cakupan Suplementasi Vitamin A
% cakupan baduta yang mengkonsumsi sprinkle;
% cakupan Pengobatan kecacingan;
% penurunan prevalensi kecacingan;
% cakupan program PKH
% cakupan pemberian kelambu berinsektisida
% Cakupan imunisasi dasar
INDIKATOR INTERVENSI GIZI SENSITIF
42
Sasaran Indikator
Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Persentase cakupan Akses terhadap air bersih
Persentase sanitasi yang layak
Persentase cakupan Cuci tangan dan PHBS;
Ketahanan Pangan dan Gizi Persentase penduduk dengan konsumsi Kkal
Persentase rumahtangga rawan pangan
tingkat Konsumsi Energi/kapita/hari;
tingkat Konsumsi Protein/kapita/hari;
Keluarga Berencana Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15 – 49 tahun
Persentase angka kelahiran
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Persentase penduduk yang miskin yang tercakup program kesehatan
Persentase puskesmas yang memebrikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin
Persentase rumah sakit yang memberikan pelayanan rujukan bagi penduduk miskin
43
Sasaran Indikator
Jaminan Persalinan Dasar
Persentase ibu hamil yang mendapatkan penggantian biaya persalinan melalui jampersal
Fortifikasi Pangan
Persentase penduduk yang menikmati produk pangan difortifikasi
Jumlah jenis produk pangan yang difortifikasi
Pendidikan Gizi Masyarakat
Meningkatnya materi KIE untuk sosialisasi dan advokasi
Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
Remaja Perempuan Usia menikah pertama anak perempuan
Jumlah remaja yang mengalami kehamilan
Pengentasan Kemiskinan Menurunnya persentase penduduk yang hidupdi bawah garis kemiskinan nasional
INDIKATOR HASIL 2025
No Indikator Hasil
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen.
2. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen.
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen.
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen.
F. PENUTUP
Dukungan unsur lintas sektoral sangat diperlukan. Oleh karena itu, diharapkan agar:
– DPR, DPD, dan DPRD dapat memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, kegiatan, dan penganggaran percepatan perbaikan gizi melalui 1000 HPK
– Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan prioritas kebijakan dan penganggaran untuk menjamin penyediaan sumber daya yang optimal.
– Organisasi kemasyarakatan dapat memberikan penjelasan dan
menggerakan seluruh anggota agar seluruh ibu hamil, bayi, dan anak 0-2 tahun dicukupi kebutuhan gizinya.
– Organisasi profesi dan akademisi dapat memberikan bukti-bukti
intervensi yang efektif dan efisien, integrasi materi intervensi pada kelompok sasaran 1000 HPK dalam kurikulum pada prodi yang relevan, dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam
menjamin keberlanjutan kebijakan pembangunan.
46