• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY

TWO STRAY

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn

I.W.G.S. Darmayasa

1

, I.M. Suara

2

, I.B.S. Manuaba

3

1,2,3

Jurusan PGSD, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja,Indonesia

e-mail : yandeadjust@yahoo.com

1

, madesuara@yahoo.co.id

2

,

suryamanuaba@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan motivasi belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) berbantuan media gambar dan (2) meningkatkan hasil belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) berbantuan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya yang berjumlah 26 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan (2) tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi siswa dalam belajar PKn meningkat dan dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan, (2) hasil belajar PKn siswa meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar. persentase rata-rata motivasi belajar pada siklus I baru mencapai 68,76%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II persentase rata-rata motivasi belajar sebesar 83,38%, Persentase hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 67,5% dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 73,07%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II persentase rata-rata hasil belajar siswa mencapai 81,34 % dan ketuntasan belajar klasikal menjadi 96,15 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS media gambar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya, Tampaksiring, Gianyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata-kata kunci : TSTS, Media Gambar, Motivasi Belajar, Hasil Belajar. Abstract

The purpose of this research (1) to growing up the motivation learning PKn with used coorperative tipe two stay two stray (TSTS), helping by ficture media, and (2) to grow up learning result PKn with applied TSTS model matching with ficture media. This research used two ciclus. The subject of this research is student of SD Negeri 1 Manukaya grade IV with 26 student. To collecting date for this research did by 2 methed are (1) Angket is to know the motivation of student learning and (2) test is to know the result of the student in learning. In this research doing by analises descriptive kwantitative. The result of this research showing (1) the motivation of the student in learning PKn be rise up and can seeing from the result of research (2) the result of student in learning PKn to grow up with used learning cooperative tipe two stay two stray model matching with ficture media. Percentage about the motivation learning at step I just got a point 68,76 %, after doing the step II percentage about to be 83,38 % percentage the learning result of student at ciclus I rise up 67,5% with use clasical point be 73,07 % after doing by step II the percentage rise up be 81,34 % with the clasical finished point about 96,15 %. Based on the result of the research we have conclusition that is used coorperative tipe TSTS model helping by ficture media can grow up the motivation the result of learning PKn of the student grade IV SD Negeri 1 Manukaya Tampaksiring Gianyar in 2012/2013.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap, (Maman, 2008). Dalam proses pembelajaran PKn, guru

belum semuanya melaksanakan

pendekatan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalakan oleh bangsa dan Negara. Tujuan yang akan dicapai dengan pembelajaran mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar dengan proses belajar mengajar PKn adalah menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, (Maman, 2008). Sesuai dengan tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, PKn dapat dicapai jika dalam proses belajar mengajar, guru dapat menciptakan suasana yang kondusif, di antaranya dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan pokok bahasan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Selain itu, motivasi belajar siswa juga memegang peranan yang penting. Siswa diharapkan memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat menguasai pembelajaran PKn dengan baik. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, akan terdorong untuk mempelajari PKn sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

Demikian pentingnya peranan PKn seperti yang dijelaskan di atas, diharapkan pembelajaran PKn menjadi salah satu mata pelajaran yang menyenangkan dan digemari oleh siswa. Tetapi masih ada siswa yang belum mengerti dengan pembelajaran PKn, siswa masih memiliki pemikiran bahwa mata pelajaran PKn masih merupakan pelajaran yang dianggap sulit, membosankan, dan sering menimbulkan

masalah dalam belajar. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya motivasi dan hasil belajar PKn. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara apa yang diharapkan dalam mempelajari PKn dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Di satu sisi pembelajaran PKn mempunyai peranan penting dalam pembentukan pola pikir serta sikap dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain banyak siswa yang tidak termotivasi untuk mempelajari PKn.

Kondisi tersebut dialami oleh siswa kelas IV di SD Negeri 1 Manukaya, Kecamatan Tampaksiring. Observasi yang dilakukan pada hari senin tanggal 19 November 2012 terhadap kegiatan pembelajaran PKn di kelas, banyak siswa yang terlihat tidak tertarik untuk mempelajari PKn, siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan cenderung menunggu jawaban yang disampaikan oleh guru. Siswa menjadi bosan dan terlihat mengantuk karena melakukan aktivitas yang kurang disenangi. Tingkah laku yang terlihat selama proses pembelajaran menunjukkan siswa memiliki motivasi belajar PKn yang rendah. Ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yaitu rata-rata hasil belajar PKn dari 26 orang siswa adalah 56,95 sedangkan KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal) untuk mata pelajaran PKn adalah 70,00. Dari 26 orang siswa hanya 13 orang siswa yang memenuhi nilai KKM ke atas dan 13 orang siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran PKn.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat dikemukakan analisis penyebab masalah yang perlu ditindak lanjuti seperti berikut. 1) Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) Dalam proses pembelajaran, guru membelajarkan siswa dengan metod ceramah. Penerapan metode ceramah yang dominan menyebabkan siswa hanya menerima apa yang diberikan guru serta melaksanakan apa yang diminta oleh guru sehingga proses pembelajaran berlangsung satu arah sehingga siswa akan merasa bosan. 2) Pembelajaran masih menekankan pada keterampilan mengerjakan latihan soal atau drill. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal dan dituntut untuk mengerjakan soal tersebut dengan cermat dan cepat. Hal ini akan menyebabkan

(3)

sedikit yang dapat diingat, dimengerti, dan diaplikasikan dalam masalah sehari-hari. Pembelajaran lebih menekankan pada mencari jawaban, tidak menekankan proses memperoleh jawaban tersebut. Guru jarang meminta klarifikasi terhadap pekerjaan siswa. Siswa ditugaskan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Guru jarang menanyakan kepada siswa proses yang dilakukan untuk memperoleh jawaban tersebut. Jika jawaban yang ditulis oleh siswa benar maka guru langsung menginstruksikan siswa yang lain untuk mencatat hasil pekerjaan temannya. Namun jika pekerjaan yang dibuat siswa belum benar maka guru langsung memperbaiki jawaban siswa tersebut tanpa memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi pekerjaan temannya. Siswa jarang belajar berkelompok (kelompok kooperatif). Guru sering membelajarkan siswa secara klasikal, sehingga aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran kurang kondusif dan mengakibatkan siswa menjadi bosan. Siswa yang mempunyai kemampuan yang kurang akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran dan cepat putus asa dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Dari identifikasi permasalahan tersebut, terlihat bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga kemampuan siswa tidak berkembang secara maksimal. Pembelajaran PKn yang selama ini diterapkan guru menerapkan langkah-langkah: (1) menjelaskan materi, (2) memberikan contoh soal, (3) menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada di buku, dan (4) jarang membentuk

kelompok belajar. Pelaksanaan

pembelajaran PKn seperti yang

dikemukakan tersebut membuat

pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki siswa terbatas. Guru yang mendominasi pembelajaran menyebabkan siswa menjadi enggan dan tidak termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara mandiri. Pembelajaran yang diterapkan kurang menyenangkan, sehingga siswa menjadi bosan, jenuh, dan tidak nyaman dalam belajar. Selain itu, kurangnya keterlibatan siswa dalam

kegiatan pembelajaran menyebabkan siswa merasa tidak dihargai dan menjadi enggan untuk mempelajari PKn. Siswa yang kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran juga mengakibatkan siswa cepat melupakan materi yang dipelajari, sehingga menyebabkan rendah hasil belajar PKn. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu diterapkan sebuah model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa tertarik untuk mempelajari PKn.

Model pembelajaran yang

diperkirakan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn adalah dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar. Model pembelajaran ini dipilih karena melalui model pembelajaran two stay two stray,

siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan dengan mengubah suasana belajar yang membosankan ke dalam suasana yang meriah dan gembira. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray adalah cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain, (Suyatno, 2009:66). Penggunaan model pembelajaran kooperatif two stay two stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang dijelaskan oleh temannya. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray menurut Komalasari, (2010 : 69) yaitu ; (1) siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang, (2) setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain, (3) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka, (4) tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, (5) Kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

berbantuan media gambar untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn juga didukung oleh hasil penelitian dari Yuhendrawati (2012) yaitu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

(4)

Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 164 Pekanbaru. Hasil penelitian lain yang berhasil menerapkan model pembelajaran two stay two stray

adalah penelitian yang dilakukan oleh Dini Fajri Rahayu (2012) yaitu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII C Mata Pelajaran IPS Di SMP N 4 Kalasan. Bertolak dari pemikiran tersebut dan mengingat pentingnya proses pembelajaran PKn, maka kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran PKn harus diperbaiki. Oleh karena itu, perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar

PKn melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya tahun pelajaran 2012/2013. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan istilah Classroom Action Research. Wardhani (2008:14) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar dalam pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya dan

sebagai upaya mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhasil teridentifikasi di kelas tersebut.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dari seluruh jumlah subjek penelitian tersebut secara umum siswa memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dan yang lainnya, baik dari segi perhatiannya mengikuti pembelajaran, jenis kelamin, aktivitas dalam lingkungan sekolah, motivasi dan hasil belajar.

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran two stray two stay berbantuan media gambar, motivasi dan hasil belajar PKn.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada teori Kemmis, dan MC Taggart (1988). Pelaksanaan tindakan kelas ini telah dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi/ evaluasi, dan (4) Refleksi. Menurut Iskandar (2009:49), “prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan paling kurang dua siklus.

Pada tahap ini, dilakukan identifikasi, evaluasi, dan formulasi permasalahan kritis dalam pembelajaran di kelas. Tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan. Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus dan materi pembelajaran untuk setiap siklus disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan di SD Negeri 1 Manukaya. Penelitian ini dilaksanakan masing-masing siklus dilaksanakan dalam 4 (empat) kali pertemuan.

Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan materi pembelajaran yang telah dibelajarkan di sekolah menjadi salah satu indikasi terdapatnya permasalahan di SD Negeri 1 Manukaya. Hal ini menjadi langkah awal penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan. Sebelum melakukan penelitian, Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah dan melakukan wawancara langsung dengan guru yang mengajar di kelas IV SD Negeri 1

(5)

2012/2013. Kegiatan ini dilaksanakan beberapa kali dari tanggal 19 s/d 30

November 2012 untuk mencari

permasalahan yang dialami oleh guru maupun siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya terkait dengan pembelajaran PKn.

Peneliti bersama dengan guru kelas mengungkap bahwa motivasi siswa dan hasil belajar siswa yang mencakup pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran PKn masih tergolong rendah. Hasil refleksi awal sepenuhnya didukung oleh hasil wawancara dan laporan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru kelas, dapat diketahui bahwa permasalahan motivasi dan hasil belajar tersebut muncul karena proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini belum optimal. Pembelajaran di

kelas masih menggunakan model

konvensional dengan metode ceramah dan belum menghubungkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan siswa sehari-hari. Di sisi lain, guru telah berupaya membangkitkan motivasi siswa tetapi usaha tersebut belum berhasil. Melalui kegiatan diskusi, peneliti bersama guru kelas sepakat bahwa masalah rendahnya motivasi dan hasil belajar PKn yang terjadi di kelas IV disebabkan salah satunya adalah belum pernah diterapkannya model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran PKn terutama model pembelajara inovatif yang sesuai dengan konteks sosial budaya siswa. Secara keseluruhan, hasil dari kegiatan observasi ini menjadi hasil refleksi awal penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari hasil refleksi awal, terungkap bahwa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya adalah sebagai berikut. 1) Motivasi belajar PKn siswa rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran selama ini belum mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konteks sosial budaya sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Pengunaan alat bantu dalam pembelajaran masih belum di optimalkan seperti penggunaan media pembelajaran yang jarang digunakan sehingga siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti

pembelajaran. 2) Hasil belajar untuk aspek pemahaman dan penerapan konsep PKn siswa kelas IV relatif rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dan penguasaan konsep yang masih sangat lemah. Permasalahan ini disebabkan oleh masih diterapkannya model pembelajaran konvensional yang kegiatan belajarnya didominasi dan berpusat pada guru (teacher centered) serta belum optimal mengembangkan kemampuan pemahaman dan penerapan konsep PKn siswa.

Dari hasil refleksi awal ini kemudian dijadikan pijakan untuk melaksanakan proses pembelajaran di setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini sehingga permasalahan-permasalahan tersebut dapat teratasi.

Penelitian ini menggunakan

instrument pengumpulan data yaitu dengan menggunakan angket dan metode tes. Metode angket dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Metode tes dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kognitif PKn siswa.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah motivasi belajar PKn dan hasil belajar PKn. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis data deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2010:8) “analisis data deskripstif kuantitatif merupakan cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh suatu kesimpulan umum”.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil penelitian yang disajikan meliputi data-data yang telah diperoleh selama penelitian yaitu data motivasi dan hasil belajar PKn terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan pada metode penelitian. Adapun hasil dari analisis data pada pra

(6)

siklus mengenai motivasi dan hasil belajar

PKn terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan media gambar yaitu rata-rata skor hasil belajar PKn dari 26 siswa adalah 56.92, sedangkan KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal) untuk mata pelajaran PKn adalah 70,00. Dari 26 siswa hanya 13 siswa yang memenuhi nilai KKM ke atas dan 13 siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran PKn.

Hasil analisis data belajar PKn pada tahap pra siklus terhadap penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan media. Hasil rata-rata skor hasil belajar PKn, persentase rata-rata hasil belajar PKn, dan ketuntasan belajar klasikal siswa pada tahap pra siklus dapat dilihat paa Tabel 1. Tabel 1. Rata, Persentase

Rata-Rata Hasil Belajar PKn, dan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus Rata-Rata Persentase Rata-Rata Ketuntasan Belajar Klasikal 56,92 56,92 % 50 %

Persentase rata-rata hasil belajar PKn siswa ada pada interval 65% - 79% yang tergolong dalam kategori rendah dan ketuntasan belajar klasikal siswa kurang dari 80%.

Berdasarkan analisis data motivasi belajar PKn siswa pada siklus I tersebut diperoleh rata-rata skor motivasi belajar PKn dan persentase rata-rata motivasi belajar PKn yaitu rata-rata motivasi belajar pada siklus I adalah 68,76 dan persentase rata-rata motivasi belajar berada dalam interval 65%-79% dengan kategori sedang. Tabel 2. Rata dan Persentase

Rata-Rata Motivasi Belajar PKn SiklusI

Rata-Rata Persentase

Rata-Rata

68,76 68,76 %

.

Data hasil belajar Pkn siswa pada siklus I. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh rata-rata skor hasil belajar PKn, persentase rata-rata hasil belajar PKn, dan

ketuntasan belajar klasikal siswa seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-Rata, Persentase Rata-Rata Hasil Belajar PKn, dan Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I

Rata-Rata Persentase Rata-Rata Ketuntasan Belajar Klasikal 67,5 67,5 % 73,07 %

Untuk mengetahui rata-rata kelas, persentase rata-rata dan ketuntasan belajar secara klasikal yang diperoleh siswa pada siklus I. Rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus I adalah 67.5, persentase rata-rata hasil belajar berada dalam interval 65%-79% dengan kategori sedang, dan ketuntasan belajar klasikal siswa kurang dari 80 %. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 73,07 % yang terdiri dari 19 siswa tuntas dari jumlah siswa yaitu 26 siswa.

Dari analisis data siklus I yang diperoleh, menunjukkan hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu persentase rata-rata (M%) berada pada interval 80-89 dengan kriteria tinggi. Ketuntasan klasikal siswa juga belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu 80 %, hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebersar  70,00. Dengan hasil yang diperoleh pada siklus I, pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya belum tuntas sehingga dilanjutkan ke siklus II.

Berdasarkan analisis data pada siklus I, maka pada tahap refleksi peneliti menemukan kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang menyebabkan belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I secara garis besar sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Demikian, masih tampak banyak kekurangan-kekurangan yang perlu untuk diperbaiki sehingga hasil yang telah diperoleh dapat ditingkatkan lagi.

Data motivasi belajar PKn siswa pada siklus II. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh rata-rata skor motivasi belajar

(7)

PKn dan persentase rata-rata motivasi belajar PKn dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4.Rata dan Persentase

Rata-Rata Motivasi Belajar PKn Siklus II Rata-Rata Persentase

Rata-Rata

83,38 83,38 %

Rata-rata motivasi belajar PKn siswa pada siklus II adalah 83,38 dan persentase rata-rata motivasi belajar berada dalam interval 80%-89% dengan kategori tinggi. Dari hasil siklus II, terlihat bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.

Hasil belajar PKn siswa pada siklus II. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh rata-rata skor hasil belajar PKn, persentase rata-rata hasil belajar PKn, dan ketuntasan belajar klasikal siswa seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata, Persentase Rata-Rata Hasil Belajar PKn, dan Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus II

Rata-Rata Persentase Rata-Rata Ketuntasan Belajar Klasikal 81,34 81,34 % 96,15 %

Rata-rata hasil belajar PKn siswa pada siklus II adalah 81,34 persentase rata-rata hasil belajar berada dalam interval 80%-89% dengan kategori tinggi, dan ketuntasan belajar klasikal siswa lebih dari 80%. Dari hasil pada siklus II, terlihat bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.

Dari analisis data yang diperoleh pada siklus II, menunjukkan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan persentase rata-rata motivasi belajar siklus I adalah 68,76 % berada pada kriteria sedang dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 14,62 % yaitu 83,38 % berada pada kriteria tinggi. Peningkatan terjadi pada hasil belajar siswa dengan persentase rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 67,5 % berada pada kriteria sedang dan siklus II menunjukkan peningkatan sebesar 13,84 % yaitu 81,34 % berada pada kriteria tinggi. Untuk

ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 73,07 % dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa dari 26 siswa. Sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 23,08 % yang mencapai 96,15 % dari jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 25 siswa dari 26 siswa. Secara keseluruhan, analisis data motivasi dan hasil belajar PKn siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II terlihat bahwa pembelajaran pada siklus II, baik dari segi proses maupun hasil yang menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya. Secara umum proses pembelajaran berjalan sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan. Siswa sudah semakin terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang diterapkan. Pada siklus II tampak adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam pembentukan kelompok sudah tidak ada lagi siswa yang saling mengejek temannya yang berbeda ras, agama atau suku bangsa dalam pembelajaran kelompok. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kerjasama dalam kelompok, siswa yang mampu membimbing siswa yang kurang mampu dan memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang mampu untuk menunjukkan hasil kerjanya sehingga dapat berimbas terhadap peningkatan hasil belajar kognitif di kelas. Situasi kelas yang kondusif juga terlihat dari partisipasi siswa yang ditunjukkan oleh setiap anggota kelompok dalam kegiatan diskusi kelompok, yaitu setiap anggota kelompok telah mampu memposisikan dirinya, bukan hanya sebagai pelengkap di dalam kelompoknya. Demikian juga siswa yang sebelumnya kurang mampu sudah berani untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Hal ini menunjukkan tumbuhnya rasa percaya diri serta semangat belajar yang tinggi.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada siklus II tidak terdapat lagi

permasalahan selama proses

pembelajaran. Hasil yang dicapai pada siklus II merupakan hasil yang maksimal dengan kata lain kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan.

(8)

Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa motivasi belajar PKn siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ringkasan data motivasi belajar PKn siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan Data Motivasi Belajar PKn Siklus I dan Siklus II

No. Kategori Siklus I Siklus II 1. Rata-rata 68,76 83,38 2. Persentase

rata-rata 68,76 % 83,38 % motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya mengalami peningkatan pada tiap siklus. Besarnya peningkatan rata-rata motivasi belajar PKn siswa pada siklus I adalah 14.62 dan persentase peningkatan rata-rata motivasi belajar PKn siswa adalah 14.62 %. Peningkatan rata dan persentase rata-rata motivasi belajar PKn siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peningkatan Rata-rata dan Persentase Rata-rata Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II

Rata-rata skor motivasi belajar PKn dan persentase rata-rata motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu persentase motivasi belajar PKn siswa berada pada interval 80% dengan kategori tinggi. Motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya karena diterapkannya model pembelajaran two stay two stray. Penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian tindakan kelas ini telah berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa hasil belajar PKn siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ringkasan data hasil belajar PKn siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Ringkasan Data Hasil Belajar PKn Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No. Kategori Pra

Siklus Siklus I Siklus II 1. Rata-rata 56,92 67,5 81,34 2. Persentase rata-rata 56,92 % 67,5 % 81,34 % 3. Ketuntasan Klasikal 50 % 73,07 % 96,15 %

Besarnya peningkatan rata-rata hasil belajar PKn siswa dari siklus I ke siklus II adalah 13,84 dengan persentase peningkatan rata-rata hasil belajar PKn siswa adalah 13,84 % dan besarnya peningkatan ketuntasan belajar klasikal adalah 23,08 %. Peningkatan rata-rata, persentase rata-rata, dan ketuntasan belajar PKn siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II dilihat pada Gambar 2.

0 20 40 60 80 100 SIKLUS I SIKLUS II Rata-rata Persentase Rata-rata (%) 0 20 40 60 80 100 120 PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Rata-rata Persentase Rata-rata (%) Ketuntasan Belajar Klasikal

(9)

Gambar 2. Peningkatan Rata-rata, Persentase Rata-rata Hasil Belajar PKn, dan Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II

Rata-rata skor hasil belajar PKn dan persentase rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya pada penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu persentase rata-rata hasil belajar siswa berada pada interval 80%-89% dengan kategori tinggi dan ketuntasan belajar siswa lebih dari 80%. Hasil belajar PKn Kelas IV SD Negeri 1 Manukaya mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar. Pelaksanaan model pembelajaran two stay two stray bertujuan mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian teori dan penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar.

PENUTUP

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1)Penerapan model pembelajaran

two stay two stray berbantuan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 68,76 % berada pada kriteria sedang dan pada siklus II rata-rata persentase motivasi mencapai 83,38 % berada pada kriteria tinggi. Sehingga terjadi peningkatan persentase rata-rata motivasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 14,62 %. Penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan yaitu motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi. 2) Penerapan model pembelajaran two stay two stray

berbantuan media gambar dapat

meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pra siklus adalah 56,92 %, dan ketuntasan klasikal mencapai 50% berada pada katagori rendah, pada siklus I persentase rata-rata hasil belajar mencapai 67,5 % berada pada katagori sedang dengan ketuntasan klasikal 73,07 %. Pada siklus II Persentase rata-rata hasil belajar PKn siswa meningkat mencapai 81,34 % dengan katagori tinggi dan ketuntasan klasikal sebesar 96,15 %. Penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan yaitu hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi dan lebih dari 80% siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1) Model pembelajaran two stay two stray berbantuan media gambar dapat digunakan oleh guru kelas sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar PKn siswa di kelas-kelas yang memiliki masalah sama dengan yang teridentifikasi oleh peneliti di kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Tahun Pelajaran 2012/2013. 2) Pemanfaatan media pembelajaran sangatlah penting terutama pemanfaatan media gambar dan alat-alat teknologi lainnya yang telah ada di sekolah dasar. Untuk itu seorang guru wajib memahami tentang tata cara penggunaan alat-alat teknologi lainnya dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gede A.A. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK)”. Makalah disajikan dalam Workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha. Undiksha. Singaraja 27 September 2010.

Dini Fajri Rahayu (2012) yaitu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII C Mata

(10)

Pelajaran IPS Di SMP N 4 Kalasan. Jurusan ilmu pengetahuan Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Ciputat: Gaung Persada (GP) Press. Kemmis & Taggart. 1988. Penelitian

Tindakan (Action Research). Deakin University

Kokom Komalasari. 2010. pembelajaran kontekstual. bandung; PT.Refika Aditama

Maman. 2008. ” Gambaran Metode Inkuiri Dan Penerapan Pada Pembelajaran Pengembangan Diri (PKn) di Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan TALAGA Kab.Majalengka. Tersedia

pada http :

//penelitiantindakankelas71.blogspot.c om/p/ptk-pkn.html (diakses tanggal 5 mei 2013)

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka

Wardhani, I G A K dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Yuhendrawati. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 164 Pekanbaru. Jurusan Ilmu Pendidikan. Universitas Riau.

Gambar

Gambar  1.  Peningkatan  Rata-rata  dan  Persentase  Rata-rata  Motivasi  Belajar   Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Dari sudut hukum dialektis ataupun sosiologis-reflektif itu kita bisa tegaskan bahwa dalam setiap cilaka ada hikmah, dalam setiap bencana ada momentum perubahan, dalam

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Kod dan Nama Kursus : STP 2052 Aturcara Kontrak Pembinaan Program : Sijil Teknologi Pembinaan Bangunan.. Minggu

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Menentukan percepatan waktu penyelesaian dan crash cost (biaya akibat percepatan) dari masing- masing kegiatan. Memilih kegiatan kritis dengan slope terkecil dan melakukan

Metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan ukuran utama SPSHB yang optimum adalah metode optimization dengan bantuan fitur solver dengan menjadikan

Dari mayoritas responden yaitu sebanyak 61.18% yang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan yang dirasakan pelanggan tersebut artinya bahwa, pelanggan menilai

[r]