Pengaruh Kepemilikan Modal Terhadap Pendapatan Petani Padi
(The Effect of Capital Ownership to Income of Rice Farmers in the district Sakti
Muhammad Ikhsan
1
Program Studi Agribisnis,
Abstrak - Kabupaten Pidie menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebesar 60.589 rumah tangga. Namun jumlah rumah tangga usaha pertanian tersebut mengalami
tangga dari 699.370 rumah tangga pada tahun 2009. Salah satu masalah yang menjadi penyebab menurunnya rumah tangga usaha pertanian adalah modal. Bagi petani modal identik dengan pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usahatani pedesaan. Akses petani terhadap sumber-sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah variabel a
pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Variabel yang mempengaruhi pendapatan petani padi pada penelitian ini terbatas pada luas lahan, status kepemilikan lahan, dan bantuan. Untuk menentukan jumlah samp digunakan teknik pengambilan sampel acak berstrata sehingga didapatkan 30 petani sebagai sampel.
Didapatkan bahwa variabel luas lahan dan status kepemilikan lahan berpengaruh terhadap Pendapatan
variabel bantuan tidak berpengaruh.
Kata kunci: lahan, status kepemilikan, pendapatan, khi
Abstract -Pidie District became one of the three districts / cities with the top of the number of households that have the largest agricultural enterprises in 2013, which amounted to 60.589 households. But the number of farming households has decreased as much as 54.588 households of 699.370 households by 2009. One of problems that cause de
synonymous with the financing that is difficult to overcome, espesially in developing rural farming. Farmers access to official sources of capital are still very limited, but it is easier
problem in this study are variables that affect the income of rice farmers in district Sakti of Pidie Regency
this study is limited to the area of land, land
determine the number of samples, used stratified random sampling technique to obtain a sample of 30 farmers. Data anal
Pengaruh Kepemilikan Modal Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
(The Effect of Capital Ownership to Income of Rice Farmers in the district Sakti of Pidie Regency)
Muhammad Ikhsan1, Zakiah1, Rahmaddiansyah
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Kabupaten Pidie menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebesar 60.589 rumah tangga. Namun jumlah rumah tangga usaha pertanian tersebut mengalami penurunan sebanyak 54.588 rumah tangga dari 699.370 rumah tangga pada tahun 2009. Salah satu masalah yang menjadi penyebab menurunnya rumah tangga usaha pertanian adalah modal. Bagi petani modal identik dengan pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi, ususnya dalam mengembangkan usahatani pedesaan. Akses petani terhadap sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah variabel apa saja yang berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Variabel yang mempengaruhi pendapatan petani padi pada penelitian ini terbatas pada luas lahan, status kepemilikan lahan, dan bantuan. Untuk menentukan jumlah samp
teknik pengambilan sampel acak berstrata sehingga didapatkan 30 petani sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis khi
Didapatkan bahwa variabel luas lahan dan status kepemilikan lahan berpengaruh petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, sedangkan variabel bantuan tidak berpengaruh.
Kata kunci: lahan, status kepemilikan, pendapatan, khi-kuadrat, modal
Pidie District became one of the three districts / cities with the top of e number of households that have the largest agricultural enterprises in 2013, which amounted to 60.589 households. But the number of farming households has decreased as much as 54.588 households of 699.370 households by 2009. One of problems that cause decline in farming household is capital. For farmers capital is synonymous with the financing that is difficult to overcome, espesially in developing rural farming. Farmers access to official sources of capital are still very limited, but it is easier to get capital from debtcollector at high interest. The problem in this study are variables that affect the income of rice farmers in district Sakti of Pidie Regency. The variables that affect the income of farmers in this study is limited to the area of land, land ownership status, and assistance. To determine the number of samples, used stratified random sampling technique to obtain a sample of 30 farmers. Data analysis used was chi-square analysis. It was
Pengaruh Kepemilikan Modal Terhadap Pendapatan Petani Padi
(The Effect of Capital Ownership to Income of Rice Farmers in the district Sakti
Rahmaddiansyah1
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Kabupaten Pidie menjadi salah satu dari tiga kabupaten/kota dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebesar 60.589 rumah tangga. Namun jumlah rumah penurunan sebanyak 54.588 rumah tangga dari 699.370 rumah tangga pada tahun 2009. Salah satu masalah yang menjadi penyebab menurunnya rumah tangga usaha pertanian adalah modal. Bagi petani modal identik dengan pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi, ususnya dalam mengembangkan usahatani pedesaan. Akses petani terhadap sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga tinggi. Permasalahan pa saja yang berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Variabel yang mempengaruhi pendapatan petani padi pada penelitian ini terbatas pada luas lahan, status kepemilikan lahan, dan bantuan. Untuk menentukan jumlah sampel, teknik pengambilan sampel acak berstrata sehingga didapatkan 30 Analisis data yang digunakan adalah analisis khi-kuadrat. Didapatkan bahwa variabel luas lahan dan status kepemilikan lahan berpengaruh petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, sedangkan
kuadrat, modal
Pidie District became one of the three districts / cities with the top of e number of households that have the largest agricultural enterprises in 2013, which amounted to 60.589 households. But the number of farming households has decreased as much as 54.588 households of 699.370 households by 2009. One of cline in farming household is capital. For farmers capital is synonymous with the financing that is difficult to overcome, espesially in developing rural farming. Farmers access to official sources of capital are still at high interest. The problem in this study are variables that affect the income of rice farmers in the . The variables that affect the income of farmers in , and assistance. To determine the number of samples, used stratified random sampling technique to square analysis. It was
found that the variables land dan land the district Sakti of Pidie Regency
Keywords:land, ownership status, income, chi
Di Indonesia,
perhatian cukup besar dari pemerintah karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan
pemulihan ekonomi bangsa. Sektor pertanian berperan sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, memberikan sumbangan terhadap pendapatan n
tinggi, memberikan devisa bagi negara, dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. (Hidayat, 1991)
Modal adalah barang atau uang yang bersama dan tenaga yang menghasilkan barang
pertanian (Su’ud, 2007).
untuk di tanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usaha tani pedesaan. Akses petani terhadap sumber
tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga tinggi. Umumnya hanya petani yang tanahnya luas yang lebih mudah mendapatkan modal, sedangkan sebagian besar petani hanya menguasai tanah sempit. Jika tanah usahatani yang dijadikan untuk mendapatkan pinjaman modal yang bersumber dari lembaga keuangan resmi seperti ko
pedesaan. Oleh karena itu modal menjadi salah satu penghambat dalam mengelola usahatani.
Saat ini, terdapat lembaga yang membantu petani dalam akses permodalan yaitu badan usaha milik gampong
BUMG baik itu desa berkembang maupun desa tertinggal. BUMG merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan yang merupakan suatu wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan ekonomi di wilayah yang bersangkutan. Dengan kata lai
gampong yang dikelola oleh pemerintah gampong, dan berbadan hukum. Pemerintah gampong dapat mendirikan badan usaha milik gampong sesuai dengan kebutuhan dan potensi gampong. Pembentukan badan usaha milik gampong ditetapkan pera
milik gampong dapat berasal dari pemerintah gampong dan masyarakat desa setempat.
Permodalan badan usaha milik gampong dapat berasal langsung dari pemerintah pusat. Badan usaha milik gampong dapat melakuka
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD. Alokasi dana gampong adalah dana yang di alokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk gampong, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah.
found that the variables land dan land ownership status effect on rice farmers in the district Sakti of Pidie Regency, while the variable assistance does not affect.
land, ownership status, income, chi-square, capital
PENDAHULUAN
Di Indonesia, Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Sektor pertanian berperan sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, memberikan sumbangan terhadap pendapatan n
tinggi, memberikan devisa bagi negara, dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar
pertumbuhan ekonomi nasional. (Hidayat, 1991)
Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi, tanah dan tenaga yang menghasilkan barang- barang baru yaitu dalam hal hasil pertanian (Su’ud, 2007). Bagi petani modal identik dengan pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usaha tani pedesaan. Akses petani terhadap sumber-sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga nya hanya petani yang tanahnya luas yang lebih mudah mendapatkan modal, sedangkan sebagian besar petani hanya menguasai tanah sempit. Jika tanah usahatani yang dijadikan untuk mendapatkan pinjaman modal yang bersumber dari lembaga keuangan resmi seperti koperasi yang ada di pedesaan. Oleh karena itu modal menjadi salah satu penghambat dalam mengelola Saat ini, terdapat lembaga yang membantu petani dalam akses permodalan yaitu badan usaha milik gampong (BUMG). Hampir di seluruh desa memiliki baik itu desa berkembang maupun desa tertinggal. BUMG merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan yang merupakan suatu wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan ekonomi di wilayah yang bersangkutan. Dengan kata lain BUMG merupakan usaha milik gampong yang dikelola oleh pemerintah gampong, dan berbadan hukum. Pemerintah gampong dapat mendirikan badan usaha milik gampong sesuai dengan kebutuhan dan potensi gampong. Pembentukan badan usaha milik gampong ditetapkan peraturan gampong. Dengan itu kepengurusan badan usaha milik gampong dapat berasal dari pemerintah gampong dan masyarakat desa Permodalan badan usaha milik gampong dapat berasal langsung dari pemerintah pusat. Badan usaha milik gampong dapat melakukan pinjaman, yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD. Alokasi dana gampong adalah dana yang di alokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk gampong, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah.
effect on rice farmers in , while the variable assistance does not affect.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena mempunyai peranan yang sangat ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Sektor pertanian berperan sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara, dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar
pertumbuhan ekonomi nasional. (Hidayat, 1991)
sama faktor produksi, tanah barang baru yaitu dalam hal hasil pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi, khususnya dalam mengembangkan usaha tani pedesaan. sumber permodalan resmi masih sangat terbatas, tetapi lebih mudah mendapatkan modal dari para pelepas uang dengan bunga nya hanya petani yang tanahnya luas yang lebih mudah mendapatkan modal, sedangkan sebagian besar petani hanya menguasai tanah sempit. Jika tanah usahatani yang dijadikan untuk mendapatkan pinjaman modal perasi yang ada di pedesaan. Oleh karena itu modal menjadi salah satu penghambat dalam mengelola Saat ini, terdapat lembaga yang membantu petani dalam akses permodalan (BUMG). Hampir di seluruh desa memiliki baik itu desa berkembang maupun desa tertinggal. BUMG merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan yang merupakan suatu wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan ekonomi di n BUMG merupakan usaha milik gampong yang dikelola oleh pemerintah gampong, dan berbadan hukum. Pemerintah gampong dapat mendirikan badan usaha milik gampong sesuai dengan kebutuhan dan potensi gampong. Pembentukan badan usaha milik turan gampong. Dengan itu kepengurusan badan usaha milik gampong dapat berasal dari pemerintah gampong dan masyarakat desa Permodalan badan usaha milik gampong dapat berasal langsung dari n pinjaman, yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD. Alokasi dana gampong adalah dana yang di alokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk gampong, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Penelitian ini bertu
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sakti Kabupaten
penelitian ini adalah petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Ruang lingkup dari penelitian berkisar pada ketersediaan akses kelembagaan dan modal terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
Konsep dan Batasan Variabel
a. Pendapatan adalah seluruh hasil yang didapatkan oleh petani padi (Rp/Musim Tanam)
b. Modal adalah biaya produksi yang dikeluarkan petani (Rp) c. Luas lahan adalah luas lahan yang dimiliki oleh petani (m d. Status tanah adalah status kepemilikan ta
milik orang lain
e. Bantuan adalah adanya bantuan modal dari lembaga keuangan yang didapatkan oleh petani
Metode Analisis Data
Tahap pertama analisis data yang dilakukan adalah analisis statistika deskriptif, yaitu dengan mentransformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi agar data mudah dipahami dan diinterpretasikan. Selanjutnya dilakukan analisis statistika inferensia menggu
analisis tersebut, data yang dikumpulkan diringkas dalam tabel kontingensi yang menunjukkan frekuensi petani berdasarkan pendapatan dan masing
variabel yaitu variabel luas lahan, status kepemilikan lahan Selanjutnya dilakukan uji independensi masing
pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Tahap uji independensi menggunakan uji khi 1. Hipotesis
a. Luas lahan
H0: luas lahan tidak berpengaruh H1: luas lahan berpengaruh b. Status lahan
H0: status lahan tidak berpengaruh H1: status lahan berpengaruh c. Bantuan
H0: bantuan tidak berpengaruh H1: bantuan berpengaruh 2. Tarafα= 0,05
3. Statistik uji :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepemilikan modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti
METODE PENELITIAN Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Adapun objek penelitian ini adalah petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Ruang lingkup dari penelitian berkisar pada ketersediaan akses kelembagaan dan modal terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
atasan Variabel
Pendapatan adalah seluruh hasil yang didapatkan oleh petani padi (Rp/Musim Modal adalah biaya produksi yang dikeluarkan petani (Rp)
Luas lahan adalah luas lahan yang dimiliki oleh petani (m2)
Status tanah adalah status kepemilikan tanah petani baik itu milik pribadi atau Bantuan adalah adanya bantuan modal dari lembaga keuangan yang didapatkan
Metode Analisis Data
Tahap pertama analisis data yang dilakukan adalah analisis statistika deskriptif, yaitu dengan mentransformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi agar data mudah dipahami dan diinterpretasikan. Selanjutnya dilakukan analisis statistika inferensia menggunakan analisis khi-kuadrat. Sebelum dilakukan analisis tersebut, data yang dikumpulkan diringkas dalam tabel kontingensi yang menunjukkan frekuensi petani berdasarkan pendapatan dan masing
variabel yaitu variabel luas lahan, status kepemilikan lahan
Selanjutnya dilakukan uji independensi masing-masing variabel terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
Tahap uji independensi menggunakan uji khi-kuadrat adalah sebagai berikut:
n tidak berpengaruh terhadap pendapatan : luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan
: status lahan tidak berpengaruh terhadap pendapatan : status lahan berpengaruh terhadap pendapatan
tidak berpengaruh terhadap pendapatan berpengaruh terhadap pendapatan
mengetahui apakah kepemilikan modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti
Pidie. Adapun objek penelitian ini adalah petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Ruang lingkup dari penelitian berkisar pada ketersediaan akses kelembagaan dan modal terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
Pendapatan adalah seluruh hasil yang didapatkan oleh petani padi (Rp/Musim
nah petani baik itu milik pribadi atau Bantuan adalah adanya bantuan modal dari lembaga keuangan yang didapatkan
Tahap pertama analisis data yang dilakukan adalah analisis statistika deskriptif, yaitu dengan mentransformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi agar data mudah dipahami dan diinterpretasikan. Selanjutnya dilakukan analisis kuadrat. Sebelum dilakukan analisis tersebut, data yang dikumpulkan diringkas dalam tabel kontingensi yang menunjukkan frekuensi petani berdasarkan pendapatan dan masing-masing variabel yaitu variabel luas lahan, status kepemilikan lahan, dan bantuan masing variabel terhadap kuadrat adalah sebagai berikut:
4. Keputusan: Tolak H0jika nilai
Belum cukup bukti menolak
Karakteristik Petani Berdasarkan Jenis Kelamin Pada umumnya yang menjadi petani adalah laki
dijumpai wanita juga bekerja sebagai petani. Wanita yang berstatus ibu rumah tangga ada juga yang harus bekerja sebagai petani untuk membantu suaminya menambah pendapatan. Jenis kelamin sampel petani padi pada Kecamatan sakti Kabupaten Pidie dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Frekuensi Jenis Kelamin Petani Padi di Kecamatan Sakti Pidie Jenis kelamin Cot Sukon Laki-laki 4 Perempuan 5 Jumlah 9
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016 Berdasarkan Tabel
kelamin laki-laki sebanyak 20 orang ( perempuan sebanyak 10 orang (
sampel petani berjenis kelamin perempuan. Hal ini mengind lokasi penelitian wanita juga banyak yang bekerja sebagai petani. Karakteristik Petani Berdasarkan Umur
Umur mempengaruhi kemampuan fisik dan kemampuan berpikir seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Pada umumnya petani yang berumur muda lebih produktif dan kreatif dibandingkan dengan petani yang sudah berumur lebih tua dengan kemampuan fisiknya yang sud
petani yang lebih muda, petani yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam hal mengelola lahan pertanian. Untuk mengetahui komposisi
ݔ௧௨ଶ = ቈ(ܱܧ− ܧ ୀଵ ୀଵ
jika nilaiݔଶhitung ≥ݔଶtabelatauP-value≤ α
Belum cukup bukti menolak H0jika nilaiݔଶhitung<ݔଶtabelatauP
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada umumnya yang menjadi petani adalah laki-laki, namun tidak jarang dijumpai wanita juga bekerja sebagai petani. Wanita yang berstatus ibu rumah juga yang harus bekerja sebagai petani untuk membantu suaminya menambah pendapatan. Jenis kelamin sampel petani padi pada Kecamatan sakti Kabupaten Pidie dapat dilihat pada tabel berikut :
Frekuensi Jenis Kelamin Petani Padi di Kecamatan Sakti
Desa Jumlah Cot Sukon Lhok Panah Meunasah Blang 10 6 20 0 5 10 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sampel petani yang berjenis laki sebanyak 20 orang (66,7%) dan petani yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang (33,3%). Dapat dilihat bahwa hampir setengah sampel petani berjenis kelamin perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada lokasi penelitian wanita juga banyak yang bekerja sebagai petani.
Karakteristik Petani Berdasarkan Umur
Umur mempengaruhi kemampuan fisik dan kemampuan berpikir seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Pada umumnya petani yang berumur muda lebih produktif dan kreatif dibandingkan dengan petani yang sudah berumur lebih tua dengan kemampuan fisiknya yang sudah menurun. Namun dibandingkan dengan petani yang lebih muda, petani yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam hal mengelola lahan pertanian. Untuk mengetahui komposisi
P-value>α
laki, namun tidak jarang dijumpai wanita juga bekerja sebagai petani. Wanita yang berstatus ibu rumah juga yang harus bekerja sebagai petani untuk membantu suaminya menambah pendapatan. Jenis kelamin sampel petani padi pada Kecamatan sakti
Frekuensi Jenis Kelamin Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten
Jumlah Persentase
66,7 % 33,3 % 100 %
dapat dilihat bahwa sampel petani yang berjenis dan petani yang berjenis kelamin . Dapat dilihat bahwa hampir setengah ikasikan bahwa pada
Umur mempengaruhi kemampuan fisik dan kemampuan berpikir seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Pada umumnya petani yang berumur muda lebih produktif dan kreatif dibandingkan dengan petani yang sudah berumur lebih tua ah menurun. Namun dibandingkan dengan petani yang lebih muda, petani yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam hal mengelola lahan pertanian. Untuk mengetahui komposisi
umur petani padi di Kecamatan Sakti Kabuapten Pidie dapat dili berikut :
Tabel 2. Frekuensi Umur Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Umur (tahun) Cot Sukon 20 – 24 0 25 – 29 2 30 – 34 1 35 – 39 1 40 – 44 1 45 – 49 2 50 – 54 1 ≥55 1 Jumlah 9
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016 Berdasarkan Tabel
berusia diatas 55 tahun
tahun sebanyak 2 orang (6,7 %), kelompok umur 30 (6,7%) kelompok umur 35
40 – 44 tahun sebanyak 4 orang (13,3%), ke 6 orang (20%), dan kelompok umur 50
ini menunjukkan bahwa petani yang sudah tua juga masih tetap produktif dalam bertani.
Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan lebih mempengaruhi kemampuan seorang petani dalam menjalannya usahanya, karena tingkat pendidikan berhubungan dengan inovasi dan kemampuan berpikir. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mengindikasikan pola berpikir yang lebih dinamis, dimana m
mengefisiensikan biaya dan meningkatkan kualitas produksi sehingga umur petani padi di Kecamatan Sakti Kabuapten Pidie dapat dili
Tabel 2. Frekuensi Umur Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Desa Jumlah Cot Sukon Lhok Panah Meunasah Blang 0 0 0 0 2 0 0 2 1 0 1 2 1 0 2 3 1 1 2 4 2 4 0 6 1 1 1 3 1 4 5 10 9 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sampel petani sebagian besar 55 tahun yaitu sebanyak 10 orang (33,3%). Kelompok umur
tahun sebanyak 2 orang (6,7 %), kelompok umur 30 – 34 tahun sebanyak 2 orang (6,7%) kelompok umur 35 – 39 tahun sebanyak 3 orang (10%), kelompok umur 44 tahun sebanyak 4 orang (13,3%), kelompok umur 45 – 49 tahun sebanyak 6 orang (20%), dan kelompok umur 50 – 54 tahun sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa petani yang sudah tua juga masih tetap produktif dalam
Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan
pendidikan lebih mempengaruhi kemampuan seorang petani dalam menjalannya usahanya, karena tingkat pendidikan berhubungan dengan inovasi dan kemampuan berpikir. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mengindikasikan pola berpikir yang lebih dinamis, dimana mereka akan mengerti
mengefisiensikan biaya dan meningkatkan kualitas produksi sehingga umur petani padi di Kecamatan Sakti Kabuapten Pidie dapat dilihat pada tabel Tabel 2. Frekuensi Umur Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Jumlah Persentase 0 % 6,7 % 6,7 % 10 % 13,3 % 20 % 10 % 33,3 % 100 %
dapat dilihat bahwa sampel petani sebagian besar Kelompok umur 25 – 29 34 tahun sebanyak 2 orang 39 tahun sebanyak 3 orang (10%), kelompok umur 49 tahun sebanyak 54 tahun sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa petani yang sudah tua juga masih tetap produktif dalam
pendidikan lebih mempengaruhi kemampuan seorang petani dalam menjalannya usahanya, karena tingkat pendidikan berhubungan dengan inovasi dan kemampuan berpikir. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mengindikasikan ereka akan mengerti bagaimana mengefisiensikan biaya dan meningkatkan kualitas produksi sehingga
memaksimumkan pendapatan. Tingkat pendidikan sampel petani pada lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Frekuensi Tingkat Kabupaten Pidie Tingkat pendidikan Cot Sukon SD 3 SMP 3 SMA 2 Diploma 0 Sarjana 1 Jumlah 9
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sampel petani yang berpendidikan SD sebanyak 12 orang (
orang (30%), Diploma sebanyak 1 orang (
(3,3%). Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian ini terdapat banyak petani yang masih berpendidikan rendah sehingga mereka masih sulit menerapkan teknologi dalam upaya peningkatan kualitas produksi dan pendapatan.
Karakteristik Petani Berdasarkan Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga merupakan gambaran tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari
tanggungan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Namun hal ini dapat diimbangi dengan tersedianya tenaga kerja dalam keluarga sehingga biaya atau upah yang seharusnya dibayar untuk pihak lain dapat diperkecil. Jumlah tanggungan keluarga sampel petani padi di Kecamatan sakti Kabupaten
Berdasarkan Tabel 4 dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa tersebut yang memiliki tanggungan kurang dari 3 orang yaitu sebanyak 11 petani (
tanggungan antara 3
yang lebih dari 5 orang yaitu sebanyak 3 petani (
pada lokasi penelitian ini banyak petani yang memiliki tanggungan 3
memaksimumkan pendapatan. Tingkat pendidikan sampel petani pada lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Frekuensi Tingkat Pendidikan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Desa
Jumlah Cot
Sukon Lhok Panah
Meunasah Blang 3 6 3 12 3 2 2 7 2 2 5 9 0 0 1 1 1 0 0 1 9 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sampel petani yang berpendidikan SD sebanyak 12 orang (40%), SMP sebanyak 7 orang (23,4%), SMA sebanyak 9 , Diploma sebanyak 1 orang (3,3%), dan Sarjana sebanyak 1 orang . Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian ini terdapat banyak petani yang masih berpendidikan rendah sehingga mereka masih sulit menerapkan teknologi dalam upaya peningkatan kualitas produksi dan pendapatan.
Petani Berdasarkan Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga merupakan gambaran tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Namun hal ini dapat diimbangi dengan tersedianya tenaga kerja dalam keluarga sehingga biaya atau upah yang seharusnya dibayar untuk pihak lain dapat diperkecil. Jumlah tanggungan keluarga sampel petani padi di Kecamatan sakti Kabupaten Pidie dsapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan Tabel 4 dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa tersebut yang memiliki tanggungan kurang dari 3 orang yaitu sebanyak 11 petani (
tanggungan antara 3 - 5 orang yaitu sebanyak 16 petani (53,3%), dan tanggungan yang lebih dari 5 orang yaitu sebanyak 3 petani (10%). Dapat dikatakan bahwa pada lokasi penelitian ini banyak petani yang memiliki tanggungan 3
memaksimumkan pendapatan. Tingkat pendidikan sampel petani pada lokasi
Pendidikan Petani Padi di Kecamatan Sakti
Jumlah Persentase 40% 23,4% 30% 3,3% 3,3% 100%
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sampel petani yang berpendidikan , SMA sebanyak 9 sebanyak 1 orang . Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah penelitian ini terdapat banyak petani yang masih berpendidikan rendah sehingga mereka masih sulit menerapkan teknologi dalam upaya peningkatan kualitas produksi dan pendapatan.
Jumlah tanggungan keluarga merupakan gambaran tanggung jawab dalam hari. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Namun hal ini dapat diimbangi dengan tersedianya tenaga kerja dalam keluarga sehingga biaya atau upah yang seharusnya dibayar untuk pihak lain dapat diperkecil. Jumlah tanggungan keluarga sampel petani padi di
Pidie dsapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan Tabel 4 dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa tersebut yang memiliki tanggungan kurang dari 3 orang yaitu sebanyak 11 petani (36,7%), , dan tanggungan . Dapat dikatakan bahwa pada lokasi penelitian ini banyak petani yang memiliki tanggungan 3 – 5 orang.
Tabel 4. Frekuensi Jumlah Tanggungan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Jumlah tanggungan Cot Sukon < 3 3 3 - 5 5 > 5 1 Jumlah 9
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Karakteristik Petani Berdasarkan
Pengalaman dalam bertani sangat menenentukan produk yang akan dihasilkan. Semakin lama pengalaman seseorang dalam bertani pasti pengetahuannya tentang cara
petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten
Tabel 5. Frekuensi Pengalaman Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Pengalaman (tahun) Cot Sukon 1 – 4 0 5 – 9 3 10 – 14 3 15 – 19 0 ≥20 3 Jumlah 9
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa telah cukup berpengalaman, yaitu yang berpengalaman 1
orang (3,3%), 5 – 9 tahun sebanyak 8 orang ( orang (16,7%), 15 – 19 tahun sebanyak 2 orang ( 20 tahun atau lebih sebanyak 14 orang (
Tabel 4. Frekuensi Jumlah Tanggungan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Desa Jumlah Cot Sukon Lhok Panah Meunasah Blang 3 4 4 11 5 4 7 16 1 2 0 3 9 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman
Pengalaman dalam bertani sangat menenentukan produk yang akan dihasilkan. Semakin lama pengalaman seseorang dalam bertani pasti pengetahuannya tentang cara-cara bertani juga lebih baik. Pengalaman petani di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Frekuensi Pengalaman Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Desa
Jumlah Cot Sukon Lhok Panah
Meunasah Blang 0 0 1 1 3 4 1 8 3 2 0 5 0 1 1 2 3 3 8 14 9 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa telah cukup berpengalaman, yaitu yang berpengalaman 1 – 4 tahun
9 tahun sebanyak 8 orang (26,7%), 10 – 14 tahun sebanyak 5 19 tahun sebanyak 2 orang (6,6%), dan yang berpengalaman 20 tahun atau lebih sebanyak 14 orang (46,7%). Dari angka tersebut menunjukkan Tabel 4. Frekuensi Jumlah Tanggungan Petani Padi di Kecamatan Sakti
Persentase 36,7% 53,3% 10% 100%
Pengalaman dalam bertani sangat menenentukan produk yang akan dihasilkan. Semakin lama pengalaman seseorang dalam bertani pasti cara bertani juga lebih baik. Pengalaman petani Pidie dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Frekuensi Pengalaman Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Jumlah Persentase 3,3% 26,7% 16,7% 6,6% 14 46,7% 30 100%
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa sampel petani dari ketiga desa 4 tahun hanya satu 14 tahun sebanyak 5 , dan yang berpengalaman . Dari angka tersebut menunjukkan
bahwa sampel petani telah berpengalaman dan ini berpengaruh terhadap hasil pertaniannya.
Karakteristik Petani Berdasarkan Pekerjaan Selain Petani
Sebagian petani beranggapan bahwa penghasilannya dari hasil bertani masih kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupn
lain tentunya menjadi salah satu upaya bagi mereka untuk menambah pendapatannya. Pekerjaan yang dimiliki petani selain bertani pada Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Frekuensi Pekerjaan
di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Pekerjaan selain petani Tidak ada Pegawai honor Berkebun Mengajar mengaji Kepala desa Tukang Buruh cuci Jumlah
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016 Berdasarkan Tabel 6
pekerjaan selain petani sebanyak 20 orang ( honor sebanyak 1 orang (
mengajar mengaji sebanyak 1 orang ( sebanyak 1 orang (3,3%)
dan yang bekerja sebagai buruh cuci sebanyak 1 orang (
mengindikasikan bahwa pada lokasi penelitian banyak petani yang tidak memiliki pekerjaan lain selain petani padi.
Bantuan Pemerintah
Pada desa Cot Sukon, bantuan pemerintah yang didapatkan setiap musim panen adalah uang sebanyak Rp 150.000, pupuk sebanyak 50 kg, dan bibit sebanyak 10 kg untuk setiap petani. Bantuan didapatkan melalui Balai Dinas petani telah berpengalaman dan ini berpengaruh terhadap hasil
Karakteristik Petani Berdasarkan Pekerjaan Selain Petani
Sebagian petani beranggapan bahwa penghasilannya dari hasil bertani masih kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Memiliki pekerjaan lain tentunya menjadi salah satu upaya bagi mereka untuk menambah pendapatannya. Pekerjaan yang dimiliki petani selain bertani pada Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie dapat dilihat pada tabel berikut :
Frekuensi Pekerjaan Selain Bertani yang Dimiliki Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Desa Jumlah Cot Sukon Lhok Panah Meunasah Blang 7 5 8 20 1 0 0 1 0 4 0 4 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 2 2 0 0 1 1 9 10 11 30
Sumber: Data Primer (Diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa sampel petani yang tidak memiliki pekerjaan selain petani sebanyak 20 orang (66,7%), yang bekerja sebagai pegawai honor sebanyak 1 orang (3,3%), yang berkebun sebanyak 4 orang (
mengajar mengaji sebanyak 1 orang (3,3%), yang bekerja sebagai kepala desa 3,3%), yang bekerja sebagai tukang sebanyak 2 orang ( dan yang bekerja sebagai buruh cuci sebanyak 1 orang (
mengindikasikan bahwa pada lokasi penelitian banyak petani yang tidak memiliki pekerjaan lain selain petani padi.
Bantuan Pemerintah
Pada desa Cot Sukon, bantuan pemerintah yang didapatkan setiap musim panen adalah uang sebanyak Rp 150.000, pupuk sebanyak 50 kg, dan bibit sebanyak 10 kg untuk setiap petani. Bantuan didapatkan melalui Balai Dinas petani telah berpengalaman dan ini berpengaruh terhadap hasil
Sebagian petani beranggapan bahwa penghasilannya dari hasil bertani ya. Memiliki pekerjaan lain tentunya menjadi salah satu upaya bagi mereka untuk menambah pendapatannya. Pekerjaan yang dimiliki petani selain bertani pada Kecamatan
Selain Bertani yang Dimiliki Petani Padi
Jumlah Persentase 66,7% 3,3% 13,4% 3,3% 3,3% 6,7% 3,3% 100%
dapat dilihat bahwa sampel petani yang tidak memiliki , yang bekerja sebagai pegawai , yang berkebun sebanyak 4 orang (13,4%), yang g bekerja sebagai kepala desa , yang bekerja sebagai tukang sebanyak 2 orang (6,7%), dan yang bekerja sebagai buruh cuci sebanyak 1 orang (3,3%). Hal ini mengindikasikan bahwa pada lokasi penelitian banyak petani yang tidak memiliki
Pada desa Cot Sukon, bantuan pemerintah yang didapatkan setiap musim panen adalah uang sebanyak Rp 150.000, pupuk sebanyak 50 kg, dan bibit sebanyak 10 kg untuk setiap petani. Bantuan didapatkan melalui Balai Dinas
Pertanian Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
kelompok tani di desa Cot Sukon. Selanjutnya kelompok tani memberikan bantuan tersebut kepada petani yang ada di desa Cot Sukon. Namun bantuan tersebut tidak selalu didapatkan. Pada desa Lhok Panah, petani tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena mereka tidak memiliki lahan di tempat. Lahan yang mereka miliki terletak di desa lain karena pada desa mereka hanya terdapat lahan perkebunan. Pada desa Meunasah Blang, petani juga tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. M
namun mereka harus membayarnya saat panen tiba. Bantuan yang didapatkan dari pemerintah merata untuk semua petani. Petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil maupun petani yang memiliki lahan sendiri se
bantuan.
Modal Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie Modal yang dikeluarkan oleh setiap petani berbeda
lahan yang dimiliki. Modal yang dimiliki oleh petani ada yang modal sendiri dan ada juga yang didapatkan d
berupa pinjaman uang, namun tidak dapat membiayai keseluruhan modal karena jumlah biaya yang diberikan terbatas sehingga petani juga harus mengeluarkan biaya sendiri. Namun biaya yang dikeluarkan petani lebih sedik
oleh biaya yang didapatkan dari BUMG. Dari data yang didapatkan pada penelitian ini dapat dilihat bahwa rata
Kecamatan Sakti kabupaten Pidie untuk lahan sebesar seperempat hektar adalah Rp 1.500.000. Namun hal ini tidak berlaku untuk kelipatannya. Misalkan luas lahan sebesar setengah hektar, modal yang dikeluarkan tidak sebesar Rp 3.000.000 tetapi dapat berkurang. Hal ini dikarenakan jika membeli kebutuhan untuk bertani dalam jumlah yang lebih ba
Rata-rata modal yang keluarkan oleh petani padi di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie sebesar Rp1.977.000, hal ini dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki. Modal yang dikeluarkan petani padi pada lokasi penelitian ti
tersebut, namun juga didapatkan dari pinjaman. Pinjaman dapat berasal dari saudara, tetangga, maupun dari lembaga keuangan.
Pengaruh Luas Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Luas lahan yang berbe
setiap petani juga berbeda. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang memiliki luas lahan kurang dari 0,5 hektar lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per mas
yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5 hektar lebih banyak yang memiliki pendapatan yang di atas 5.500.000 per masa panen. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani. Hasil analisis menunjukan nilai khi
kuadrat tabel (3,841) dan p
Ho terima Ha yaitu petani yang memiliki luas lahan yang berbeda memperoleh pendapatan yang berbeda pula. Maka dapat d
kepemilikan lahan semakin besar pendapatan seorang petani.
Pertanian Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie yang kemudian diberikan kepada kelompok tani di desa Cot Sukon. Selanjutnya kelompok tani memberikan bantuan tersebut kepada petani yang ada di desa Cot Sukon. Namun bantuan tersebut tidak selalu didapatkan. Pada desa Lhok Panah, petani tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena mereka tidak memiliki lahan di tempat. Lahan yang mereka miliki terletak di desa lain karena pada desa mereka hanya terdapat lahan perkebunan. Pada desa Meunasah Blang, petani juga tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Mereka hanya mendapatkan bantuan dari desanya, namun mereka harus membayarnya saat panen tiba. Bantuan yang didapatkan dari pemerintah merata untuk semua petani. Petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil maupun petani yang memiliki lahan sendiri semuanya mendapat
Modal Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Modal yang dikeluarkan oleh setiap petani berbeda-beda tergantung luas lahan yang dimiliki. Modal yang dimiliki oleh petani ada yang modal sendiri dan ada juga yang didapatkan dari BUMG. Modal yang didapatkan dari BUMG berupa pinjaman uang, namun tidak dapat membiayai keseluruhan modal karena jumlah biaya yang diberikan terbatas sehingga petani juga harus mengeluarkan biaya sendiri. Namun biaya yang dikeluarkan petani lebih sedikit karena terbantu oleh biaya yang didapatkan dari BUMG. Dari data yang didapatkan pada penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata modal yang dikeluarkan petani padi di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie untuk lahan sebesar seperempat hektar adalah .000. Namun hal ini tidak berlaku untuk kelipatannya. Misalkan luas lahan sebesar setengah hektar, modal yang dikeluarkan tidak sebesar Rp 3.000.000 tetapi dapat berkurang. Hal ini dikarenakan jika membeli kebutuhan untuk bertani dalam jumlah yang lebih banyak maka harganya akan lebih murah. rata modal yang keluarkan oleh petani padi di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie sebesar Rp1.977.000, hal ini dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki. Modal yang dikeluarkan petani padi pada lokasi penelitian tidak hanya dari petani tersebut, namun juga didapatkan dari pinjaman. Pinjaman dapat berasal dari saudara, tetangga, maupun dari lembaga keuangan.
Pengaruh Luas Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Luas lahan yang berbeda-beda menyebabkan pendapatan yang diperoleh setiap petani juga berbeda. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang memiliki luas lahan kurang dari 0,5 hektar lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per mas
yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5 hektar lebih banyak yang memiliki pendapatan yang di atas 5.500.000 per masa panen. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani. Hasil analisis
khi-kuadrat 12,804 (P-value = 0,000), khi
kuadrat tabel (3,841) dan p-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho terima Ha yaitu petani yang memiliki luas lahan yang berbeda memperoleh pendapatan yang berbeda pula. Maka dapat disimpulkan semakin luas kepemilikan lahan semakin besar pendapatan seorang petani.
yang kemudian diberikan kepada kelompok tani di desa Cot Sukon. Selanjutnya kelompok tani memberikan bantuan tersebut kepada petani yang ada di desa Cot Sukon. Namun bantuan tersebut tidak selalu didapatkan. Pada desa Lhok Panah, petani tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena mereka tidak memiliki lahan di tempat. Lahan yang mereka miliki terletak di desa lain karena pada desa mereka hanya terdapat lahan perkebunan. Pada desa Meunasah Blang, petani juga tidak mendapatkan ereka hanya mendapatkan bantuan dari desanya, namun mereka harus membayarnya saat panen tiba. Bantuan yang didapatkan dari pemerintah merata untuk semua petani. Petani yang menyewa lahan dengan muanya mendapat
beda tergantung luas lahan yang dimiliki. Modal yang dimiliki oleh petani ada yang modal sendiri dan ari BUMG. Modal yang didapatkan dari BUMG berupa pinjaman uang, namun tidak dapat membiayai keseluruhan modal karena jumlah biaya yang diberikan terbatas sehingga petani juga harus mengeluarkan it karena terbantu oleh biaya yang didapatkan dari BUMG. Dari data yang didapatkan pada rata modal yang dikeluarkan petani padi di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie untuk lahan sebesar seperempat hektar adalah .000. Namun hal ini tidak berlaku untuk kelipatannya. Misalkan luas lahan sebesar setengah hektar, modal yang dikeluarkan tidak sebesar Rp 3.000.000 tetapi dapat berkurang. Hal ini dikarenakan jika membeli kebutuhan nyak maka harganya akan lebih murah. rata modal yang keluarkan oleh petani padi di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie sebesar Rp1.977.000, hal ini dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki. dak hanya dari petani tersebut, namun juga didapatkan dari pinjaman. Pinjaman dapat berasal dari
Pengaruh Luas Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan beda menyebabkan pendapatan yang diperoleh setiap petani juga berbeda. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang memiliki luas lahan kurang dari 0,5 hektar lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per masa panen. Petani yang memiliki luas lahan lebih dari 0,5 hektar lebih banyak yang memiliki pendapatan yang di atas 5.500.000 per masa panen. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani. Hasil analisis value = 0,000), kuadrat > khi-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho terima Ha yaitu petani yang memiliki luas lahan yang berbeda memperoleh isimpulkan semakin luas
Pengaruh Status Kepemilikan Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Pada umumnya,
pendapatan yang lebih banyak daripada petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan sendiri tidak perlu membagi hasil taninya untuk orang lain seperti halnya petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per masa panen dibandin
sendiri. Hasil analisis menunjukan nilai khi kuadrat > khi-kuadrat tabel (3,841) dan p
disimpulkan bahwa tolak Ho terima Ha yaitu status kepemilikan lahan berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) banyak yang memiliki pendapatan yang lebih rendah dikarenakan setiap hasil panen yang
mereka, namun harus diserahkan juga kepada pemilik lahan yang mereka garap dengan perbandingan yang telah disepakati sehingga pendapatan yang diperoleh tidak terlalu banyak.
Pengaruh Bantuan terhadap Pendapatan Kabupaten Pidie
Bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan sangat membantu bagi petani dalam usahatani yang dijalaninya. Lembaga yang membantu petani padi pada daerah penelitian adalah Badan Usaha Milik Gampong (BUMG). Dan didapatkan BUMG berasal dari pemerintah pusat yang kemudian diberikan ke pemerintah daerah. Selanjutnya pemerintah daerah memberikannya ke pemerintah kecamatan yang kemudian diberikan kepada geuchik. Kemudian geuchik memberikannya ke ketua kelompok
masyarakat yang membutuhkan terutama masyarakat kurang mampu.
Bantuan yang diberikan BUMG adalah dalam bentuk pinjaman uang. Bunga dari pinjaman tersebut sebesar 10% dari uang yang dipinjam oleh petani pada BUMG. Bantuan dari lembaga tersebut ditujukan untuk meringankan biaya modal yang dikeluarkan para petani. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak mendapatkan bantuan lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per
mendapatkan bantuan banyak yang berpendapatan di atas 5.500.000 per masa panen. Hasil analisis menunjukan nilai khi
kuadrat < khi-kuadrat tabel (3,841) dan p
disimpulkan bahwa terima Ho yaitu bantuan tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun petani mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan namun tidak menjamin pendapatan petani leb
yang mereka dapatkan seperti pinjaman yang harus mereka bayar kembali saat panen.
Pengaruh Status Kepemilikan Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie
Pada umumnya, petani yang memiliki lahan sendiri akan
pendapatan yang lebih banyak daripada petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan sendiri tidak perlu membagi hasil taninya untuk orang lain seperti halnya petani yang menyewa sistem bagi hasil. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per masa panen dibandingkan petani yang memiliki lahan sendiri. Hasil analisis menunjukan nilai khi-kuadrat 5,926 (P-value = 0,015), khi
kuadrat tabel (3,841) dan p-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho terima Ha yaitu status kepemilikan lahan pengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) banyak yang memiliki pendapatan yang lebih rendah dikarenakan setiap hasil panen yang mereka dapatkan tidak sepenuhnya untuk mereka, namun harus diserahkan juga kepada pemilik lahan yang mereka garap dengan perbandingan yang telah disepakati sehingga pendapatan yang diperoleh
Pengaruh Bantuan terhadap Pendapatan Petani di Kecamatan Sakti Bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan sangat membantu bagi petani dalam usahatani yang dijalaninya. Lembaga yang membantu petani padi pada daerah penelitian adalah Badan Usaha Milik Gampong (BUMG). Dan didapatkan BUMG berasal dari pemerintah pusat yang kemudian diberikan ke pemerintah daerah. Selanjutnya pemerintah daerah memberikannya ke pemerintah kecamatan yang kemudian diberikan kepada geuchik. Kemudian geuchik memberikannya ke ketua kelompok tani yang selanjutnya disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan terutama masyarakat kurang mampu.
Bantuan yang diberikan BUMG adalah dalam bentuk pinjaman uang. Bunga dari pinjaman tersebut sebesar 10% dari uang yang dipinjam oleh petani pada n dari lembaga tersebut ditujukan untuk meringankan biaya modal yang dikeluarkan para petani. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak mendapatkan bantuan lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp 5.500.000 per masa panen, sedangkan petani yang mendapatkan bantuan banyak yang berpendapatan di atas 5.500.000 per masa panen. Hasil analisis menunjukan nilai khi-kuadrat 0,988 (P-value = 0,320), khi
kuadrat tabel (3,841) dan p-value > 0,05, sehingga dapa disimpulkan bahwa terima Ho yaitu bantuan tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun petani mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan namun tidak menjamin pendapatan petani lebih tinggi karena bantuan yang mereka dapatkan seperti pinjaman yang harus mereka bayar kembali saat Pengaruh Status Kepemilikan Lahan terhadap Pendapatan Petani Padi
akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak daripada petani yang menyewa lahan dengan sistem bagi hasil. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan sendiri tidak perlu membagi hasil taninya untuk orang lain seperti halnya petani yang menyewa sistem bagi hasil. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) lebih banyak yang berpendapatan rendah yaitu kurang gkan petani yang memiliki lahan value = 0,015), khi-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho terima Ha yaitu status kepemilikan lahan pengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Petani yang tidak memiliki lahan sendiri (menyewa lahan orang lain dengan sistem bagi hasil) banyak yang memiliki pendapatan yang lebih rendah mereka dapatkan tidak sepenuhnya untuk mereka, namun harus diserahkan juga kepada pemilik lahan yang mereka garap dengan perbandingan yang telah disepakati sehingga pendapatan yang diperoleh
Petani di Kecamatan Sakti Bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan sangat membantu bagi petani dalam usahatani yang dijalaninya. Lembaga yang membantu petani padi pada daerah penelitian adalah Badan Usaha Milik Gampong (BUMG). Dana yang didapatkan BUMG berasal dari pemerintah pusat yang kemudian diberikan ke pemerintah daerah. Selanjutnya pemerintah daerah memberikannya ke pemerintah kecamatan yang kemudian diberikan kepada geuchik. Kemudian geuchik tani yang selanjutnya disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan terutama masyarakat kurang mampu.
Bantuan yang diberikan BUMG adalah dalam bentuk pinjaman uang. Bunga dari pinjaman tersebut sebesar 10% dari uang yang dipinjam oleh petani pada n dari lembaga tersebut ditujukan untuk meringankan biaya modal yang dikeluarkan para petani. Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa petani yang tidak mendapatkan bantuan lebih banyak yang berpendapatan rendah masa panen, sedangkan petani yang mendapatkan bantuan banyak yang berpendapatan di atas 5.500.000 per masa value = 0,320), khi-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terima Ho yaitu bantuan tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun petani mendapatkan bantuan dari lembaga ih tinggi karena bantuan yang mereka dapatkan seperti pinjaman yang harus mereka bayar kembali saat
Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Sakti kabupaten Pidie.
yang memiliki luas lahan yang lebih luas memiliki pendapatan lebih besar. Kepemilikan lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Kecamatan Sakti kabupaten Pidie
sendiri pendapatannya banyak yang lebih tinggi dibandingkan petani yang tidak memiliki lahan sendiri.
pendapatan petani di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie. bahwa walaupun menda
meningkatkan pendapatan petani karena bantuan yang didapatkan belum merata dan kurangnya jenis bantuan yang diberikan kepada petani.
Agustina, Eka. 2012. Pengaruh Variabel Indeks Pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Aceh.
Bachraen, Saeful. 2012. Press, Bandung.
Badan Pusat Statistik Aceh. (2014). Departemen Pertanian, (2008).
Agribisnis Pedesaan
Fajri, C 2013. Analisis Akses Petani terhadap Sarana Produksi dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Aceh Jaya.Skripsi: Universitas Syiah Kuala
Hernanto, Fadholi. 1989. Hidayat, Hamid. 1991.
Masyarakat di Desa Pujon Kidul Kabupaten Malang).
Mubyarto. 1976.Pengantar Ekonomi Pertanian Nurmala. 2012.Pengantar Ilmu Pertanian
Reijntjes, Coen, Bertus Haverkort, Ann Waters Depan. Kanisius. Yogjakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata
yang memiliki luas lahan yang lebih luas memiliki pendapatan lebih besar. Kepemilikan lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Kecamatan Sakti kabupaten Pidie. Didapatkan bahwa petani yang memili
sendiri pendapatannya banyak yang lebih tinggi dibandingkan petani yang tidak memiliki lahan sendiri. Bantuan tidak berpengaruh signifikan terhadap petani di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan, namun tidak meningkatkan pendapatan petani karena bantuan yang didapatkan belum merata dan kurangnya jenis bantuan yang diberikan kepada petani.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Eka. 2012. Pengaruh Variabel Indeks Pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Aceh.Skripsi:Universitas Syiah Kuala. Bachraen, Saeful. 2012.Penelitian Sistem Usaha Pertanian Di Indonesia
Press, Bandung.
Badan Pusat Statistik Aceh. (2014).Angka Dalam Angka. Banda Aceh.
Departemen Pertanian, (2008).Kebijakan Teknis Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan. Jakarta: Departemen Pertanian.
Fajri, C 2013. Analisis Akses Petani terhadap Sarana Produksi dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Aceh
: Universitas Syiah Kuala.
Hernanto, Fadholi. 1989.Ilmu Usahatani. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Hidayat, Hamid. 1991.Masalah Struktur Agraria dan Kedudukan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Pujon Kidul (Wilayah Daerah Aliran Sungai Konto, Kabupaten Malang).Tesis.Program Pasca Sarjana IPB.
Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta. Reijntjes, Coen, Bertus Haverkort, Ann Waters-Bayer. 1992.
. Kanisius. Yogjakarta.
petani di Kecamatan menunjukkan bahwa rata-rata petani yang memiliki luas lahan yang lebih luas memiliki pendapatan lebih besar. Status Kepemilikan lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani di . Didapatkan bahwa petani yang memiliki lahan sendiri pendapatannya banyak yang lebih tinggi dibandingkan petani yang tidak Bantuan tidak berpengaruh signifikan terhadap Hal ini mengindikasikan patkan bantuan dari lembaga keuangan, namun tidak meningkatkan pendapatan petani karena bantuan yang didapatkan belum merata
Agustina, Eka. 2012. Pengaruh Variabel Indeks Pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah
Universitas Syiah Kuala. Usaha Pertanian Di Indonesia. IPB
. Banda Aceh.
Kebijakan Teknis Program Pengembangan Usaha
Fajri, C 2013. Analisis Akses Petani terhadap Sarana Produksi dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Produksi Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Aceh
. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Masalah Struktur Agraria dan Kedudukan Sosial Ekonomi (Wilayah Daerah Aliran Sungai Konto,
. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan Analisis fungsi
Cobb-Sudjana. 2002.Metode Statistik Sukirno, Sadono. 2006.
Persada. Jakarta
Sumaryanto, Syahyuti, Saptana, dan B. Irawan. 2002.
Indonesia dan Implikasinya terhadap Tindak Lanjut Pembaruan Agraria Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, Volume 20 (2). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Su’ud, Hassan. 2007.
Todaro, M.P. 2006.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga
Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan Analisis -Douglas.Rajawali Press. Jakarta.
Metode Statistik. Tarsito. Bandung.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sumaryanto, Syahyuti, Saptana, dan B. Irawan. 2002. Masalah Pertanahan di Indonesia dan Implikasinya terhadap Tindak Lanjut Pembaruan Agraria Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, Volume 20 (2). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Su’ud, Hassan. 2007.Pengantar Ilmu Pertanian. Yayasan PeNA. Banda Aceh. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan Analisis
. PT Raja Grafindo
Masalah Pertanahan di Indonesia dan Implikasinya terhadap Tindak Lanjut Pembaruan Agraria. Jurnal Penelitian Agro Ekonomi, Volume 20 (2). Pusat Penelitian dan
. Yayasan PeNA. Banda Aceh. . Erlangga. Jakarta.