• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1.1 Pengumpulan Data 1.1.1 Profil Perusahaan

PT KGI merupakan salah satu perusahaan manufaktur nasional yang memproduksi berbagai produk makanan dan minuman. PT KGI ini didirikan di Pati, Jawa Tengah pada tahun 1965 dengan bisnis pertama kali yang digeluti adalah bergerak di bisnis kentang dan tepung terigu. Seiring berkembangnya perusahaan, perusahaan memperluas usahanya dan terus berinovasi untuk mengembangkan produk-produk makanan dan minuman. Saat ini produk utamanya adalah minuman jelly yang cukup digemari masyarakat.

PT KGI memiliki beberapa bisnis unit dan distributor yang merata hampir di seluruh nusantara untuk mempermudah dan mempercepat proses distribusi produk di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menjaga keamanan dan kualitas produk yang dihasilkan, PT KGI menerapkan system pengendalian kualitas yang ketat di tiap bisnis unit dan distributornya tersebut. Keamanan dan kualitas produk merupakan salah satu hal yang krusial yang harus tetap dijaga dalam setiap proses produksi dan merupakan salah satu komitmen manajemen PT KGI untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik kepada konsumen. Dan untuk membuktikan

(2)

keseriusan dalam usahanya untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen, PT KGI menerapkan trilogy ISO yaitu ISO 22000:2005, ISO 9001:2008 dan ISO 14001.

Produk-produk yang diproduksi oleh PT KGI antara lain wafer, kacang kulit, minuman teh, dan minuman jelly. Produk yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah minuman jelly dengan kode produk MJC1 195 ml. Minuman jelly merupakan produk dengan bahan utama air, gula pasir, nata de coco, dan karagenan.

4.1.2. Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) merupakan serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur dan memberikan informasi sejauh mana perusahaan mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan KPI adalah mengenai ketepatan mengidentifikasi KPI untuk masing-masing posisi pekerjaan dan implementasi system untuk memonitoring pencapaian KPI. PT KGI melakukan penilaian kinerja rutin setiap bulan dengan menggunakan KPI untuk menilai performa kerja seluruh karyawannya sehingga bisa dilakukan evaluasi lebih lanjut jika terdapat karyawan yang pencapaiannya kurang baik. Dalam penyusunan tugas akhir ini, data KPI bulan Oktober 2011 dijadikan dasar penentuan masalah yang akan dibahas lebih lanjut. Data KPI PT KGI pada bulan Oktober 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(3)
(4)

1.2 Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data ini akan diuraikan dengan menggunakan tahapan DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing tahapan :

1.2.1 Tahap Define

1. Penentuan Masalah Berdasarkan KPI

Berdasarkan data KPI pada bulan Oktober 2011 di atas dapat dilihat bahwa performance KPI yang paling rendah adalah pada point Non Conformance Product Handling dengan pencapaian 71% dari target 100%. Non Conformance Product Handling merupakan salah satu KPI dari Departemen Quality dan merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam menjaga kualitas produknya.

2. Pareto Masalah

Berdasarkan data KPI tersebut kemudian dilakukan analisa data terkait produk yang mengalami ketidaksesuaian/produk cacat. Berikut data ketidaksesuaian produk pada bulan Oktober 2011 : Tabel 4.2. Data Produk Cacat Oktober 2011

(5)

Keterangan :

MNC1 = minuman nata MJC1 = minuman jelly SJC1 = jelly cup kecil MSCOK = meses coklat WFK = wafer krim MT2 = minuman teh

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah cacat terbanyak ada pada produk MJC1 yaitu sebesar 254.479 produk cacat. Data jumlah produk cacat tersebut kemudian dikumulatifkan seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3. Data Kumulatif Produk Cacat Oktober 2011

No Nama Produk Jumlah Produk

Cacat Persentase Kumulatif

1 MJC1 254,479 63.2% 63.2% 2 WFK 106,604 26.5% 89.7% 3 MSCOK 27,673 6.9% 96.6% 4 SJC1 9,706 2.4% 99.0% 5 MT2 2,438 0.6% 99.6% 6 MNC1 1,490 0.4% 100.0% Jumlah 402,390 100%

Kemudian data kumulatif tersebut dituangkan ke dalam diagram pareto seperti pada gambar di bawah ini :

(6)

Gambar 4.1. Diagram Pareto Produk Cacat Oktober 2011

Berdasarkan diagram pareto di atas dapat dilihat bahwa penyebab masalah ketidaksesuaian produk yang paling utama adalah karena banyaknya produk reject produk MJC1. MJC1 adalah minuman jelly 195 ml yang bahan utamanya terdiri dari air, gula pasir, nata de coco, dan karagenan.

3. Penentuan CTQ (Critical to Quality)

Dalam tugas akhir ini, CTQ (Critical to Quality) yang akan dibahas hanya yang terkait dengan kualitas fisik final produk saja. Untuk final produk MJC1 195 ml ini ada 6 macam parameter kualitas fisik yang diamati yaitu :

1. Cup bocor / pecah 2. Kurang isi

(7)

3. Seal miring

4. Tidak ada kode Expired Date (ED) / masa kadaluarsa 5. Tidak ada nata dalam produk

6. Kontaminasi

4. Diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) Diagram ini dibuat untuk memahami proses yang terjadi antara input yang diperlukan, proses yang dijalankan dan output yang dihasilkan. Proses yang dijalankan dalam proses pembuatan produk MJC1 195 ml dapat dilihat pada diagram SIPOC di bawah ini.

(8)
(9)
(10)

1.2.2 Tahap Measure

Tahap ini merupakan tahap untuk mengukur keadaan dan kondisi perusahaan. Pada tahap ini akan diuraikan tentang data-data defect produk MJC1 195 ml dan kapabilitas proses produksi saat ini.

1. Data Cacat Produk MJC1 195 ml

Berikut adalah data jenis cacat MJC1 195 ml pada bulan Oktober 2011.

(11)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jenis cacat yang terjadi pada produk MJC1 195 ml adalah cup bocor/pecah, kurang isi, seal miring, tidak ada kode expired date, tidak ada nata dalam produk dan kontaminasi. Defect yang paling sering terjadi pada produk MJC1 195 ml adalah jenis cacat kurang isi. Pada bulan Oktober 2011 terdapat 28 produk MJC1 195 ml yang isi / volume produknya tidak sesuai dengan volume standar / isi bersih produk yang tertera pada kemasan produk. Kemudian data tersebut dikumulatifkan untuk dibuatkan diagram paretonya sebagai berikut : Tabel 4.6. Data Kumulatif Jenis Cacat Produk

No Jenis Cacat Jumlah

Cacat Persentase Kumulatif

1 Kurang Isi 28 33.3% 33.3% 2 Cup Bocor/Pecah 20 23.8% 57.1% 3 Seal Miring 16 19.0% 76.2% 4 Tidak Ada Kode ED 9 10.7% 86.9% 5 Tidak Ada Nata dalam Produk 8 9.5% 96.4% 6 Kontaminasi 3 3.6% 100.0%

(12)

Gambar 4.2. Diagram Pareto Cacat Produk MJC1 195 ml Oktober 2011

Berdasarkan diagram pareto di atas, dapat diketahui bahwa jenis cacat produk MJC1 195 ml yang paling dominan adalah Kurang Isi.

2. Pengukuran Baseline Kinerja

Pengukuran baseline kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu produk dapat memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, sebelum produk itu diserahkan kepada pelanggan. Dalam pengukuran baseline kinerja digunakan satuan pengukuran DPMO (Defect Per Million Opportunities) untuk menentukan tingkat sigma. Berikut nilai DPMO dan tingkat sigma proses pembuatan produk MJC1 195 ml.

(13)
(14)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai DPMO rata-rata proses produksi MJC1 195 ml adalah 53.846,15 artinya setiap memproduksi sebanyak satu juta produk, terdapat kemungkinan cacat sebanyak 53.846,15 produk. Sedangkan rata-rata tingkat sigmanya adalah 3,11. Tingkat sigma 3,11 merupakan tingkat sigma yang rendah dan perlu perhatian ekstra untuk meningkatkan tingkat sigma sehingga dapat mengurangi variasi produk dalam proses produksi dan dapat menurunkan tingkat kecacatan produk.

Gambar

Tabel 4.1. Data  Key Performance Indicator (KPI) PT KGI  Oktober 2011
Gambar 4.1. Diagram Pareto Produk Cacat Oktober 2011
Tabel 4.4. Diagram SIPOC Proses Masak Jelly MJC1 195 ml
Tabel 4.4. Diagram SIPOC Proses Masak Jelly MJC1 195 ml
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mawahib (2016) meneliti tentang Pengaruh Faktor Fundamental Mikro dan Makro terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas-100 Periode Tahun

Hasil tangkapan ikan yang didaratkan di PPN Brondong tahun 2013 mengalami fluktuasi, hasil tangkapan terendah terjadi pada bulan januari sebesar 1.764.000 kg, dan hasil

Ransum dengan sumber protein bungkil kedelai + tepung ikan memiliki tingkat ketahanan terhadap degradasi rumen tertinggi dan kecernaan protein pascarumen oleh pepsin HCl

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan status gizi pada anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi.. Penelitian

 124 orang penerima manfaat pelatihan Pertolongan Pertama bagi Masyarakat di Kota Semarang dan Kota Ternate Program Kota Tangguh dukungan Amcross dan GDPC..  104 orang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan2. Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan juga pemahaman pada peneliti mengenai pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan dengan

Termasuk untuk memberikan keterangan tentang simpanan atau investasi nasabah kepada ahli warisnya apabila nasabah yang bersangkutan telah meninggal dunia (wafat). 4)