• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PT CITRA KEBUN RAYA AGRI Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PER 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011

DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011

(2)

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN PER 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011

DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI i

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PER 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 ii & iii

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE

ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 iv

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE

ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 v

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN

YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2012 DAN 2011 vi

(3)

30 Juni 31 Desember

2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan Tidak Diaudit Diaudit

ASET LANCAR

Kas dan Bank 2e,2p&4 131.453.851 579.502.598.575 Investasi Jangka Pendek - Bersih 2c,2p,5 - Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga - Bersih 2f,2p&8 - Piutang Lain-lain 2f,2p,6 593.759.612.233 595.709.967.000 Biaya Dibayar Dimuka 7 132.903.478 Persediaan - Bersih 2g,8 12.703.175.422 -Jumlah Aset Lancar 606.727.144.984 1.175.212.565.575

ASET TIDAK LANCAR

Piutang Lain-lain - Bersih :

- Pihak Berelasi 2c & 9 - 5.211.309.410 Aset Pajak Tangguhan 2n & 18 390.027.211 360.854.755 Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan - Bersih 2h,2k&10 - Biaya Eksplorasi dan Pengembangan - Setelah Dikurangi

Akumulasi Amortisasi sebesar Rp 2,402,017,126

per 30 Juni 2012 2i,2k&11 17.671.226.230 Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi

Penyusutan masing-masing sebesar Rp 3.746.630.157 per 30 Juni 2012 dan Rp 1.435.922.262

per 31 Desember 2011 2j,2k&12 14.767.929.416 294.032.288 Goodwill 3 60.000.000 Aset Lain-lain 2c &13 579.200.000.000 32.683.247 Jumlah Aset Tidak Lancar 612.089.182.857 5.898.879.700

JUMLAH ASET 1.218.816.327.841 1.181.111.445.275

A S E T

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(4)

30-Jun 31 Desember

2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan Tidak Diaudit Diaudit LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga 2p,14 2.591.706.777 266.787.490 Hutang Lain-lain 2p,15 4.098.159.825 36.194.400 Hutang Pajak 2n,18 1.572.988.864 4.448.216.552 Beban masih harus dibayar 16 2.099.795.958 Uang Muka Penjualan 17 11.096.820.301 -Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 21.459.471.725 4.751.198.442

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang Pihak Berelasi 2c,2p&9 16.673.935.984 1.441.956.195 Liabilitas Imbalan Kerja 2l & 19 665.066.419 665.066.419 Kewajiban Pajak Tangguhan 2n,18 24.020.171 -Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 17.363.022.574 2.107.022.614 Jumlah Liabilitas 38.822.494.299 6.858.221.056

E K U I T A S

Modal Saham - nilai nominal Seri A dan Seri B masing-masing sebesar Rp 250 dan Rp 125 per saham Modal Dasar - 19.703.000.000 saham

(2010 : 25.703.000.000 saham) Seri A dan 594.000.000 saham Seri B

Ditempatkan dan Disetor Penuh - 5.048.400.000

saham Seri A dan 8.400.000 saham Seri B 20 1.263.150.000.000 1.263.150.000.000 Biaya Emisi Saham 2o & 21 (61.054.486.729) (61.054.486.729) Saldo Laba (Rugi) :

Ditentukan Penggunaannya 100.000.000 100.000.000 Belum Ditentukan Penggunaannya 2p (27.220.511.797) (27.942.289.052) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan

Langsung kepada Pemilik Entitas Induk 1.174.975.001.474 1.174.253.224.219 Kepentingan Non Pengendali 2b,3 5.018.832.068 -Jumlah Ekuitas 1.179.993.833.542 1.174.253.224.219

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.218.816.327.841 1.181.111.445.275

LIABILITAS DAN EKUITAS

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(5)

1 Januari -30 Juni 1 Januari -30 Juni

2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan Tidak Diaudit Diaudit

P E N J U A L A N 2m,22 50.443.455.306

-BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,22 (38.006.020.302)

-LABA KOTOR 12.437.435.004

-BEBAN USAHA 2m & 24

Pemasaran dan Penjualan 131.209.157 Umum dan Administrasi 7.064.830.895 2.096.961.989

RUGI USAHA 5.241.394.952 (2.096.961.989)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAN 2m

Selisih Nilai Wajar Piutang Pihak Berelasi - 8.740.972.328 Pendapatan Bunga Obligasi 5 - 3.750.000.000 Selisih Nilai Wajar Investasi Jangka Pendek - (1.015.084.427) Beban Bunga - (196.767.704)

Jasa Giro 146.059.552 3.352.151

Pemulihan Penurunan Nilai Tanaman Perkebunan - 87.866.000 Beban Administrasi Bank (11.668.586) (1.821.000) Lain-lain - Bersih 579.379 2.621.000

Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 134.970.345 11.371.138.348

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 5.376.365.297 9.274.176.359

PAJAK PENGHASILAN 2n & 18

Pajak Kini - (425.014.250) Pajak Tangguhan 29.172.456 52.135.113

LABA (RUGI) BERSIH 5.405.537.753 8.901.297.222

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

-LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF 5.405.537.753 8.901.297.222

LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik Entitas Induk 721.777.255 8.907.256.366 Kepentingan Non Pengendali 2b,3 4.683.760.498 (5.959.144)

J u m l a h 5.405.537.753 8.901.297.222

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2s 0,14 1,76

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2s 0,14 1,74

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(6)

 

Selisih Nilai Transaksi

Restrukturisasi Biaya Emisi Ditentukan Belum Ditentukan Kepentingan

Catatan Modal Saham Entitas Sepengendali Saham Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Non Pengendali Jumlah Ekuitas

SALDO PER 1 JANUARI 2010 1,263,150,000,000 3,103,697,000 (61,054,486,729) 100,000,000 19,746,471,209 1,225,045,681,480 10,267,461,396 1,235,313,142,876

DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN

PSAK NO. 55 (REVISI 2006) 2P,5,8 & 29 - - - - (56,876,815,251) (56,876,815,251) (2,121,281) (56,878,936,532)

SALDO 1 JANUARI 2010 SETELAH PENERAPAN AWAL PSAK

NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) 2P,5,8 & 29 1,263,150,000,000 3,103,697,000 (61,054,486,729) 100,000,000 (37,130,344,042) 1,168,168,866,229 10,265,340,115 1,178,434,206,344

RUGI BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN 2010

(Disajikan Kembali) 2P,5,8 & 29 - - - - (39,314,401,556) (39,314,401,556) (1,687,452,690) (41,001,854,246)

SALDO PER 31 DESEMBER 2010 (Disajikan Kembali) 2P,5,8 & 29 1,263,150,000,000 3,103,697,000 (61,054,486,729) 100,000,000 (76,444,745,598) 1,128,854,464,673 8,577,887,425 1,137,432,352,098

SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS

SEPENGENDALI 2r,3 - (3,103,697,000) - - - (3,103,697,000) - (3,103,697,000)

KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS TRANSAKSI

DIVESTASI INVESTASI DALAM SAHAM 2b,3 - - - - - - (8,559,887,501) (8,559,887,501)

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN 2011 - - - - 48,502,456,546 48,502,456,546 (17,999,924) 48,484,456,622

SALDO PER 31 DESEMBER 2011 1,263,150,000,000 - (61,054,486,729) 100,000,000 (27,942,289,052) 1,174,253,224,219 - 1,174,253,224,219

KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS AKUISISI ENTITAS ANAK 2b,3 - - - - - - 335,071,570 335,071,570

LABA BERSIH KOMPREHENSIF JANUARI s.d JUNI 2012 - - - - 721,777,255 721,777,255 4,683,760,498 5,405,537,753

SALDO PER 31 MARET 2012 1,263,150,000,000 - (61,054,486,729) 100,000,000 (27,220,511,797) 1,174,975,001,474 5,018,832,068 1,179,993,833,542

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

Saldo Laba (Rugi)

(7)

1 Januari-30 Juni 1 Januari-30 Juni

2 0 1 2 2 0 1 1

Catatan Tidak Diaudit Diaudit

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari Pelanggan 61,540,275,607 Pembayaran Kas kepada :

Pemasok Operasional dan Lainnya (70,008,588,953) (1,102,548,152) Direksi dan Karyawan (1,746,030,000) (828,127,406)

Pembayaran Pajak (4,670,795,968)

Penerimaan Penghasilan Bunga 146,326,352 3,352,151 Penerimaan Operasional Lainnya (375,496,340) 128,796,000 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (15,114,309,302) (1,798,527,407)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Divestasi ( Investasi ) dalam Saham (579,498,831,000) Penjualan Aset Tetap - Perolehan Aset Tetap 39,866,914 (352,646,630) Investasi Pengembangan Perkebunan - (40,930,000)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (579,458,964,086) (393,576,630)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Hutang Pembiayaan Konsumen - Pembayaran Bunga Pembiayaan Konsumen - Pembayaran Hutang/Piutang kpd Pihak Ketiga (824,532,501) Penerimaan Hutang/Piutang kpd Pihak Ketiga - Pembayaran kepada Pihak Berelasi (1,082,316,185) (30,000,000) Penerimaan dari Pihak Berelasi 17,108,977,350 2,528,300,982

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 15,202,128,664 2,498,300,982

PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK (579,371,144,724) 306,196,945

KAS DAN BANK, AWAL 579,502,598,575 194,880,890

KAS DAN BANK, AKHIR 131,453,851 501,077,835

AKTIVITAS NON KAS

Peningkatan (Penurunan) Hutang Pihak Berelasi melalui:

Perolehan Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang - Ditangguhkan 18,668,217,420 Pembayaran kepada Pemasok dan Lainnya 14,746,740,488 Penerimaan dari Pelanggan (19,310,504,552) Pemulihan Penurunan Nilai Wajar atas Tanaman Perkebunan - (87,866,000) Peningkatan Piutang Lain-lain melalui Pendapatan Bunga MTN - 3,750,000,000

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(8)

1

1. U M U M

a. Pendirian Perusahaan

PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 435 tanggal 19 September 1990 dan telah diubah dalam Akta No. 300 tanggal 31 Desember 1992,

keduanya dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa. Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-9.936.HT.01.01.TH.95 tanggal 11 Agustus 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 17 Nopember 1995, Tambahan No. 9501.

Berdasarkan Akta No. 176 tanggal 30 Nopember 2007 dari Notaris Sutjipto, SH seluruh Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta penyesuaian tersebut telah memperoleh persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-01706.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 Januari 2008.

Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 28 Agustus 2009 dari Notaris Wahyu Nurani, SH, seluruh Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta perubahan tersebut telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-19200 Tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 48 tanggal 30 Desember 2011 yang kemudian dipertegas kembali dalam Akta No. 25 tanggal 27 Januari 2012, keduanya dibuat dihadapan Notaris Dahlia, SH dan perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum & HAM RI sebagaimana ternyata dalam Surat Keputusannya No. AHU-30943.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 07 Juni 2012, mengenai perubahan kegiatan usaha utama Perusahaan dari semula bergerak di bidang sektor pertanian dan perkebunan menjadi sektor perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, pertanian dan kehutanan dan penurunan modal dasar Perusahaan dari semula sebesar Rp 6.500.000.000.000 menjadi sebesar Rp 5.000.000.000.000.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, pertanian dan kehutanan.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor di Menara Imperium Lt. 18, Jl. HR. Rasuna Said Kav 1, Metropolitan Kuningan Superblok, Jakarta 12980.

Entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah Citra Group Pte. Ltd., berkedudukan di Singapura. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 2 April 2012, Citra Group Pte. Ltd. telah menjual seluruh sahamnya pada Perusahaan yaitu sebanyak 4.045.432.280 saham yang memiliki 80 % pemilikan saham Perusahaan kepada Redstone Resources Pte. Ltd., berkedudukan di Singapura.

(9)

2

1. U M U M (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 5 Mei 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam surat No. S-656/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum atas 63.600.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 168.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 Mei 1999.

Pada tanggal 15 Juni 2001, Perusahaan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 8.400.000 saham Seri B dengan harga pelaksanaan Rp 125 per saham.

Pada tanggal 28 Desember 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Surat No. S-6571/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 834.960.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham di mana

melekat sejumlah 58.800.000 Waran Seri I. Setiap pemegang 15 saham, berhak atas 71 HMETD, di mana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dan atas setiap 71 saham baru melekat 5 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan harga sebesar Rp 250 yang dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran yaitu tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Januari 2013. Waran Seri I, selama tidak dilaksanakan, tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham dan hak atas dividen. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa periode pelaksanaannya, maka Waran tersebut akan kadaluarsa, tidak bernilai, tidak berlaku serta jangka waktunya tidak akan diperpanjang. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Januari 2008.

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Surat No. S-4214/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas

(PUT) II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 4.045.440.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada

(10)

3

1. U M U M (Lanjutan)

c. Entitas Anak

PT Horizon Agro Industry (HAI)

Sampai dengan tanggal 30 Desember 2011, Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50 % saham entitas anak dan/atau mempunyai pengaruh signifikan atas manajemen entitas anak, dengan rincian sebagai berikut :

Persentase

Tahun Operasi Kepemilikan Jumlah Aset Lokasi Bidang Usaha Komersial Efektif Setelah Eliminasi

%

Entitas Anak

PT Horizon Agro Industry (HAI) Bandar Perkebunan Tahap Pengembangan 99,99 977.868.384.459 Lampung Cassava

Entitas Anak HAI

PT Surya Lestari Niaga (99,75 %) Jakarta Perkebunan Tahap Pengembangan 99,74 70.578.505.112 Cassava

PT Surya Nusa Makmur (99,75 %) Jakarta Perkebunan Tahap Pengembangan 99,74 68.468.879.942 Kelapa Sawit

PT Ary Kirana Lestari (90 %) Jambi Perkebunan Tahap Pengembangan 89,99 72.746.712.965 Kelapa Sawit

PT Surya Kuary Abadi (90 %) Jambi Perkebunan Tahap Pengembangan 89,99 79.931.125.125 Kelapa Sawit

Anak Perusahaan

Berdasarkan Akta No. 52 tanggal 30 Desember 2011 dari Notaris Dahlia, SH, Perusahaan telah menandatangani Akta Pemindahan Hak-Hak Atas Saham pada PT Horizon Agro Industry kepada PT Rajawali Agro Andalan Nusantara, dimana Perusahaan telah menjual 100 % hak kepemilikan pada HAI atau sejumlah 749.999 saham dengan harga jual sebesar Rp 750.000.000.000. Sejak penandatanganan akta tersebut, pengendalian Perusahaan atas HAI dan entitas anaknya telah berakhir.

PT Persada Indo Tambang (PIT)

Pada tanggal 5 April 2012, berdasarkan Akta No. 04 dari Notaris Dahlia, Perusahaan mengakuisisi 88% atau 440 lembar saham PT Persada Indo Tambang (PIT) dari Agus Isywara Yoe, Alwijaya Aw, Boelio Muliadi dan Tay Robinto (nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) dengan nilai sebesar Rp 500.000.000 dan memperoleh pengendalian atas PIT. PIT adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan saat ini dalam bidang pertambangan bijih besi, berkedudukan di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Medan. PIT memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi seluas +/- 2.936 Ha di Nagari Sungai Kunyit, Sumatera Barat, dan telah memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi seluas +/- 150,8 Ha. Jumlah cadangan terbukti dan terduga atas area eksplorasi tersebut sebesar 5.463.000 metrik ton bijih besi. PIT telah memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 2011.

(11)

4

1. U M U M (Lanjutan)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 29 tanggal 28 Juni 2012 dari Notaris Dahlia, SH, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 sebagai berikut :

Komisaris Utama : Boelio Muliadi

Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana

K o m i s a r i s : Alwijaya Aw

Direktur Utama : Agus Isywara Yoe

D i r e k t u r : Fario Meyo Syahheri

Berdasarkan Akta No. 48 tanggal 30 Desember 2011 dari Notaris Dahlia, SH, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan per 31 Desember 2011 sebagai berikut :

Komisaris Utama : Adrianus Holy Marhendra

K o m i s a r i s : Lies Sri Rahayu

Komisaris Independen : Husni Thamrin Mukti

Direktur Utama : Peter Chao

D i r e k t u r : Yudhi Asmara Yasmine

Jumlah karyawan tetap Perusahaan per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebanyak 9 orang.

Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan dan Entitas Anak untuk enam bulan sampai dengan Juni 2012 sebesar Rp 717.000.000 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 434.000.000.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan KeuanganKonsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan telah disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK) yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Laporan Keuangan Konsolidasi disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti telah diungkapkan pada Catatan 2 atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

(12)

5

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan KeuanganKonsolidasi (Lanjutan)

Penerapan PSAK 1 tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam Laporan Keuangan Konsolidasi.

Laporan Keuangan Konsolidasi disusun berdasarkan konsep Biaya Perolehan dan atas dasar Akrual, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasi dan beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam masing-masing Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

Laporan Arus Kas Konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disajikan berdasarkan metode Langsung (Direct method).

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK 4 (Revisi 2010) mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri”.

PSAK 4 mengatur penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi.

Penerapan PSAK 4 tersebut tidak memberikan dampak signifikan terhadap penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi berikut pengungkapannya.

Laporan Keuangan Konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dengan pemilikan lebih dari 50 % baik secara langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan :

 Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;

 Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap Kepentingan Non Pengendali (KNP);

 Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

 Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya, bila ada;

 Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi; dan

 Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif lain ke Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan asset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang

(13)

6

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

masing-masing disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi dan dalam ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

c. Transaksi dengan Pihak Berelasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam Laporan Keuangan Konsolidasi dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

Penerapan PSAK 7 tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika :

a) Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;

b) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan;

c) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer;

d) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk; e) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir

(a) atau (d);

f) Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

g) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam tahun berjalan yang menggunakan mata uang asing dibukukan berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi pada operasi tahun bersangkutan.

e. Kas dan Bank

Kas dan bank meliputi kas dan bank yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya.

(14)

7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

f. P i u t a n g

Perusahaan menetapkan cadangan penurunan nilai piutang pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih.

Piutang dan cadangan penurunan nilai piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.

g. P e r s e d i a a n

Persediaan yang meliputi kavling tanah, bangunan rumah dalam penyelesaian serta bangunan rumah yang telah selesai dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya-biaya untuk pematangan dan pengembangan tanah termasuk beban bunga atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai pembelian, pematangan dan pengembangan tanah sebelum tahap penyelesaian, dikapitalisasi sebagai bagian dari harga pokok perolehan tanah.

Tanah yang dimiliki oleh Perusahaan untuk pengembangan di masa mendatang dikelompokkan sebagai “Tanah yang Belum Dikembangkan”. Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan dipindahkan ke akun “Persediaan”.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode Rata-rata Tertimbang

(Weighted Average method).

Cadangan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih.

Pembibitan dinyatakan sebesar nilai perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan pada saat penanaman.

h. Tanaman Perkebunan

Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan, alokasi biaya tidak langsung berdasarkan luas hektar yang dikapitalisasi, termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang timbul dari pinjaman yang digunakan untuk mendanai tanaman belum menghasilkan selama periode-periode tanaman masih belum menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan dicatat sebagai aset tidak lancar dan tidak disusutkan.

Tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman dianggap menghasilkan dan mulai disusutkan sejak saat konversi. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila 70 % dari jumlah pokok per blok sudah siap untuk dipanen dengan berat tandan rata-rata telah mencapai 3,5 kg atau lebih.

(15)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan

Biaya eksplorasi yang ditangguhkan mencakup akumulasi biaya yang terkait dengan penyelidikan umum, perizinan dan administrasi, geologi dan geofisika, pemboran eksplorasi, dan evaluasi, yang terjadi untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi cadangan terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu seperti yang diatur dalam

peraturan perundangan yang berlaku.

Biaya eksplorasi dikapitalisasi dan ditangguhkan, berdasarkan area of interest, apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini:

(i) Biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan

pengembangan dan eksploitasi area of interest tersebut atau melalui penjualan area of interest tersebut, atau

(ii) kegiatan eksplorasi dalam area of interest belum mencapai tahap yang

memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh, serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan

area of interest tersebut masih berlanjut.

Pemulihan biaya eksplorasi yang ditangguhkan tergantung pada suksesnya pengembangan dan eksploitasi secara komersial, atau penjualan dari area of interest yang terkait. Setiap

area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntansi. Biaya eksplorasi yang terkait pada suatu area of interest yang telah ditinggalkan atau yang telah diputuskan Perusahaan bahwa area of interest tersebut tidak layak secara ekonomis, dihapuskan pada periode keputusan tersebut dibuat.

Biaya pengembangan yang ditangguhkan mencakup akumulasi biaya administrasi, biaya pembersihan lahan dan biaya pembukaan tambang, yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan cadangan terbukti sampai siap diproduksi secara komersial.

Biaya pengembangan tambang dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pengembangan suatu area of interest yang terjadi sebelum dimulainya operasi di area terkait, sepanjang telah memenuhi kriteria untuk penangguhan, dikapitalisasi.

Biaya eksplorasi dan pengembangan diamortisasi selama umur tambang dengan menggunakan metode garis lurus sejak dimulainya produksi secara komersial.

j. Aset Tetap dan Penyusutannya

Perusahaan memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap untuk penerapan PSAK 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Aset tetap pemilikan langsung dibukukan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode Garis Lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Bangunan 20 tahun

(16)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

j. Aset Tetap dan Penyusutannya (Lanjutan)

Peralatan dan Perabot Kantor 4 - 5 tahun

Peralatan Kebun 5 tahun

Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi pada saat terjadinya. Pemugaran dan perbaikan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi pada jumlah tercatat aset tetap terkait, bila besar kemungkinan Perusahaan akan mendapat manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tetap terkait dan disusutkan sepanjang sisa manfaat aset terkait. Aset tetap yang sudah tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaannya, tidak dipergunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan laba atau rugi yang terjadi diperhitungkan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada bulan aset tersebut digunakan. Persiapan lahan dalam penyelesaian merupakan biaya pembukaan lahan perkebunan dan persiapan tanaman. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke tanaman perkebunan belum menghasilkan pada saat persiapan lahan selesai dan siap untuk ditanam.

k. Penurunan Nilai Aset Non Moneter

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK 48 (Revisi 2009), ”Penurunan Nilai Aset”.

Penurunan nilai aset dibebankan ke Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan pada saat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan jumlah terpulihkan aset tersebut lebih rendah daripada nilai tercatatnya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya, jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset.

l. Imbalan Kerja

Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai ”Imbalan Kerja”, Perusahaan diwajibkan mencatat semua bentuk imbalan kerja karyawan, termasuk imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan imbalan kerja jangka panjang, pemutusan hubungan kerja dan imbalan kerja berbasis saham berdasarkan PSAK 24 dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang “Ketenagakerjaan”. Perhitungan penyisihan imbalan kerja menggunakan metode Proyeksi Kredit Unit aktuaria. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau biaya apabila kumulatif keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi pada akhir periode lalu melebihi 10 % dari imbalan kerja yang jatuh tempo. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode Garis Lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang bersangkutan.

Perusahaan tidak melakukan perhitungan liabilitas imbalan kerja untuk tahun 2010, dimana pada tahun 2009 telah dihitung oleh aktuaria independen. Pada tahun 2011, Perusahaan telah mencatat liabilitas imbalan kerjanya berdasarkan perhitungan aktuaria independen sesuai dengan PSAK 4 (Revisi 2004) dan dampak saldo awal liabilitas (cadangan tahun 2010) dibebankan pada tahun berjalan karena tidak berdampak signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.

(17)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan“. PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK ini, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.

Penghasilan dan beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (basis Akrual).

n. Pajak Penghasilan Badan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa datang. Aset atau liabilitas pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas yang dikonsolidasi.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi. Perubahan nilai tercatat aset atau liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan penyisihan dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer, termasuk perubahan tarif pajak dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi tahun berjalan.

o. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham merupakan akumulasi biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat. Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang ekuitas dan tidak diamortisasi.

p. Aset dan Liabilitas Keuangan

Sebelum 1 Januari 2010, investasi efek hutang dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar harga perolehan.

Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2010 terdahulu, Perusahaan belum menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”, yang telah berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010.

(18)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

p. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan PSAK 50 dan PSAK 55 secara retrospektif sejak tanggal 1 Januari 2010, sesuai dengan ketentuan tanggal berlaku efektif dari PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut.

Dalam rangka penerapan PSAK 50 dan PSAK 55, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan.

Aset Keuangan

Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada awal pengakuannya sesuai dengan tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Klasifikasi aset keuangan sebagai berikut :

(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan (trading), yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dijual dalam waktu dekat atau terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek. Piutang derivatif termasuk dalam kelompok ini kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal pelaporan dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi pada tahun berjalan.

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan.

(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif.

Perusahaan memiliki aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain, piutang pihak berelasi dan aset lain-lain (uang jaminan).

(iii) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali :

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

(19)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

p. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan Suku Bunga Efektif.

Perusahaan memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo berupa investasi jangka pendek.

(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditujukan untuk dimiliki sampai periode yang tidak ditentukan, yang mana dapat dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak memenuhi kriteria kelompok lainnya.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya sampai dengan dihentikan pengakuannya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajarnya dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain. Ketika instrumen ini dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain diakui dalam laba atau rugi penjualan aset keuangan tersedia untuk dijual tahun berjalan.

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

Perusahaan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.

Liabilitas Keuangan

Klasifikasi liabilitas keuangan sebagai berikut :

(i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan (trading), yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dibeli kembali dalam waktu dekat atau terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek. Hutang derivatif termasuk dalam kelompok ini kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas

keuangan yang tujuannya untukdiperdagangkan.

(ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan dalam kategori ini dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Perusahaan memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi meliputi hutang bank, hutang usaha kepada pihak ketiga, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang pembiayaan konsumen dan hutang pihak berelasi.

(20)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Biaya Pra-operasi

Biaya pra-operasi merupakan biaya yang berhubungan dengan pengurusan legal pendirian perusahaan dan diamortisasi selama 3 tahun ketika mulai beroperasi dengan menggunakan metode Garis Lurus.

r. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi yang dilakukan dengan entitas sepengendali diterapkan metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest). Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak menimbulkan laba rugi bagi seluruh kelompok perusahaan atau bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali pada tanggal pemilikan dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam bagian Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) sesuai PSAK 38 “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

s. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar selama tahun yang bersangkutan.

Untuk tujuan penghitungan laba (rugi) bersih per saham dilusian, laba (rugi) bersih residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar disesuaikan dengan mempertimbangkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif hanya bila konversinya menjadi saham biasa akan menurunkan laba (rugi) bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan.

Jumlah saham beredar yang digunakan dalam perhitungan laba (rugi) bersih per saham untuk enam bulan sampai 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 masing-masing sebesar 5.056.800.000 saham.

Jumlah saham dilusian yang digunakan dalam perhitungan laba (rugi) bersih per saham untuk enam bulan sampai 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 masing-masing sebesar 5.115.600.000 saham.

(21)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

t. Informasi Segmen

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), mengenai ”Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dari aktivitas sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas tersebut dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi.

Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Entitas Anak bergerak dalam satu segmen usaha yaitu dalam bidang perkebunan, sehingga segmen usaha tidak disajikan.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

u. Penggunaan Estimasi

Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penerapan estimasi, maka realisasinya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.

Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.

Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang.

(22)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan)

Cadangan Penurunan Nilai Piutang (Lanjutan)

Perusahaan menetapkan cadangan penurunan nilai piutang usaha dan cadangan

penurunan nilai piutang lain-lain masing-masing sebesar Rp 20.072.567.446 dan Rp 2.999.920.000 pada tanggal 31 Desember 2010. Berdasarkan pertimbangan

manajemen, cadangan penurunan piutang tersebut cukup memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul (Catatan 8).

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap ditentukan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonominya. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan atas aset sejenis.

Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena faktor yang disebutkan diatas.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tetap. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset tetap selama periode berjalan. Nilai tercatat aset tetap adalah sebesar Rp 14.767.929.416 per tanggal 30 Juni 2012 dan Rp 294.032.288 per tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 12).

Penurunan Nilai Aset Non Moneter

Review atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset dan penjualan aset tersebut. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasi dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan menetapkan cadangan penurunan nilai aset non moneter dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 36.396.915.674, yang terdiri atas persediaan, uang muka, tanaman perkebunan, aset tetap, dan biaya ditangguhkan. Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, nilai cadangan penurunan nilai aset non moneter tersebut memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul (Catatan 8,10,11 dan 12).

(23)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan)

Pajak Penghasilan

Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Pemulihan Aset Pajak Tangguhan

Nilai tercatat aset pajak tangguhan direview pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa depan akan tersedia untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Namun, tidak terdapat kepastian bahwa laba fiskal akan dihasilkan untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan.

Aset pajak tangguhan disajikan secara neto pada tanggal 31 Juni 2012 dan 31 Desember

2011 yaitu masing-masing sebesar Rp 390.027.211 dan Rp 360.854.755(Catatan 18).

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan kerja Perusahaan.

Liabilitas imbalan kerja adalah sebesar Rp 665.066.419 dan Rp 232.533.594

masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010(Catatan 19).

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Penentuan nilai wajar instrumen keuangan memerlukan adanya estimasi-estimasi tertentu. Dalam pasar yang tidak aktif, manajemen menggunakan teknik penilaian tertentu untuk menentukan nilai wajar. Manajemen memilih teknik penilaian yang dapat memaksimumkan penggunaan parameter yang dapat diamati dan meminimalkan penggunaan yang tidak dapat diamati dalam menentukan nilai wajar. Ketika menentukan nilai wajar dengan cara tersebut di atas, manajemen juga memasukkan unsur kondisi pasar saat ini serta membuat penyesuaian risiko yang dianggap tepat akan dibuat oleh pelaku pasar.

(24)

17

3. AKUISISI DAN DIVESTASI SAHAM ENTITAS ANAK

Akuisisi PT Persada Indo Tambang (PIT)

Pada tanggal 5 April 2012, berdasarkan Akta No. 04 dari Notaris Dahlia, Perusahaan mengakuisisi 88% atau 440 lembar saham PT Persada Indo Tambang (PIT) dari Agus Isywara Yoe, Alwijaya Aw, Boelio Muliadi dan Tay Robinto (nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) dengan nilai sebesar Rp 500.000.000 dan memperoleh pengendalian atas PIT.

Berikut adalah ikhtisar imbalan yang dibayar oleh Perusahaan dan jumlah aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih yang diakui pada tanggal akuisisi, serta nilai wajar pada tanggal akuisisi dari Kepentingan Non Pengendali dalam laporan keuangan PIT:

Imbalan - nilai tunai dibayar 500.000.000

Aset neto teridentifikasi 775.071.570 Kepentingan non-pengendali pada PIT

Modal Disetor (60.000.000)

Saldo Laba (275.071.570)

Jumlah (335.071.570)

Bagian Perusahaan atas aset teridentifikasi

yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih 440.000.000

Goodwill 60.000.000

Divestasi Investasi Dalam Saham PT Horizon Agro Industry (HAI)

Berdasarkan Akta No. 52 tanggal 30 Desember 2011 dari Notaris Dahlia, SH, Perusahaan telah menandatangani Pemindahan Hak-Hak Atas Saham pada PT Horizon Agro Industry (HAI) kepada PT Rajawali Agro Andalan Nusantara (RAAN), dimana Perusahaan telah menjual 100 % hak kepemilikan pada HAI dengan harga jual sebesar Rp 750.000.000.000. Perusahaan memperoleh laba penjualan atas transaksi divestasi ini sebesar Rp 27.606.261.902 setelah memperhitungkan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp 3.103.697.000. Pembayaran yang telah diterima sampai dengan tanggal 30 Juni 2012 atas transaksi divestasi tersebut adalah sebesar Rp 384.900.000.000-.

(25)

18

4. KAS DAN BANK

Rincian per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011

K a s 61.440.484 570.333

B a n k Rupiah

PT Bank Sinarmas Tbk 14.142.815 579.501.300.000 PT Bank Windu Kentjana International Tbk 554.841 728.242 PT Bank Mandiri Tbk. 34.687.716 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 5.339.878 -Sub Jumlah 54.725.250 579.502.028.242

Dollar Amerika (USD)

PT Bank Mandiri Tbk. 14.012.198 PT Bank Sinarmas Tbk 1.275.919 -Sub Jumlah 15.288.117 -Jumlah Bank 70.013.367 579.502.028.242 Jumlah Kas dan Bank 131.453.851 579.502.598.575

Semua bank ditempatkan pada pihak ketiga.

5. INVESTASI JANGKA PENDEK

Rincian per 31 Desember 2010 sebagai berikut :

PT Duta Agro Asia 450.000.000.000

PT Transpacific General Trading 50.000.000.000

J u m l a h 500.000.000.000

Selisih Nilai Wajar yang Belum Diamortisasi (20.386.345.155)

Jumlah - Bersih 479.613.654.845

Pada tanggal 18 Juni 2008, Entitas Anak (HAI) melakukan pembelian surat berharga dalam bentuk Medium Term Note (MTN) dari PT Duta Agro Asia dan PT Transpacific General Trading (keduanya pihak berelasi dengan HAI per 31 Desember 2010). MTN tersebut berjangka waktu 1 tahun sejak tanggal penerbitan dengan tingkat bunga 1,5 % per tahun yang dibayarkan setiap akhir bulan. Jangka waktu MTN tersebut telah diperpanjang beberapa kali dan terakhir akan jatuh tempo pada tanggal 30 April 2012.

Penghasilan bunga MTN untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 7.500.000.000.

Amortisasi nilai wajar investasi jangka pendek untuk tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 5.086.658.563 dan Rp 826.478.813.

Sejak tanggal 30 Desember 2011, pengendalian Perusahaan atas HAI dan entitas anaknya telah berakhir (Catatan 1c ) sehingga akun ini tidak ada lagi dalam laporan keuangan konsolidasi.

(26)

19

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Rincian per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011

L a n c a r

PT Rajawali Agro Andalan Nusantara 365.100.000.000 367.500.000.000 PT Horizon Agro Industry 228.116.675.000 228.028.663.000 PT Surya Nusa Makmur 96.012.000 57.500.000 PT Ary Kirana Lestari 79.780.000 41.268.000 PT Surya Kuary Abadi 79.780.000 41.268.000 PT Surya Lestari Niaga 79.780.000 41.268.000 Piutang Karyawan 73.928.833 Piutang Lain-lain 133.656.400 -J u m l a h 593.759.612.233 595.709.967.000

Piutang PT Rajawali Agro Andalan Nusantara merupakan piutang atas divestasi saham HAI (lihat Catatan 3).

Sejak tanggal 30 Desember 2011, HAI dan Entitas Anaknya bukan merupakan pihak berelasi.

7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Terdiri atas :

30 Juni 2012

Sewa Dibayar Dimuka 100.000.000

Biaya Lain-lain Dibayar Dimuka 32.903.478

(27)

20

8. PERSEDIAAN

Rincian persediaan per 30 Juni 2012 sebagai berikut :

30 Juni 2012 Barang Dagang

Bahan Baku 3.394.195.562

Barang Dalam Pengerjaan 269.762.647

Barang Jadi 8.887.075.439

Bahan Pembantu 152.141.774

Sub Jumlah 12.703.175.422

Kavling Tanah 20.072.567.446

Dikurangi : Cadangan Penurunan Nilai (20.072.567.446)

Sub Jumlah - Bersih

-Jumlah 12.703.175.422

Pada tahun 2008, sehubungan dengan perubahan kegiatan usaha utama dari semula bergerak di bidang properti ke sektor pertanian dan perkebunan, Perusahaan telah melakukan reklasifikasi persediaan tanah kavling yang berada di Perumahan Citra Kebun Mas, Karawang sebagai akun Piutang Usaha. Pada tahun 2010 Perusahaan melakukan cadangan penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp 20.072.567.446.

Pada tahun 2012 pencatatan akun ini berikut akun cadangannya dikembalikan lagi sebagai akun Persediaan karena pada kenyataannya tanah kavling tersebut belum terjual.

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Rincian per 30 Juni 2012 dan per 31 Desember 2011 sebagai berikut :

30 Juni 2012 31 Desember 2011 2 0 1 2 2 0 1 1

Piutang Pihak Berelasi

PT Transpacific Investama - 3.970.348.000 - 0,34 PT Kurnia Selaras 1.805.833.337 1.805.833.337 0,15 0,15 PT Kharisma Prima Nusantara - 1.240.961.410 - 0,10 J u m l a h 1.805.833.337 7.017.142.747 0,15 0,59 Selisih Nilai Wajar yang Belum

Diamortisasi - - - Cadangan Penurunan Nilai (1.805.833.337) (1.805.833.337) (0,15) (0,15)

Jumlah - Bersih - 5.211.309.410 - 0,44

Hutang Pihak Berelasi

PT Royal Oak Development Asia Tbk - 1.147.238.080 - 13,98 PT Nusa Etanol Asia 30.000.000 30.000.000 0,08 0,37 PT Kharisma Prima Nusantara 157.141.199 - 0,40

PT Metro Indah Graha 2.624.700 - 0,01 Boelio Muliadi dan Tay Robinho 16.484.170.085 - 42,46

Lain-lain - 264.718.115 - 3,22 J u m l a h 16.673.935.984 1.441.956.195 42,95 17,57

Persentase terhadap Jumlah Aset/Liabilitas

(28)

21

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)

Sejak tanggal 30 Desember 2011, pengendalian Perusahaan atas HAI dan entitas anaknya telah berakhir ( Catatan 1c ) sehingga HAI dan entitas anaknya bukan merupakan pihak berelasi.

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :

Pihak Berelasi Hubungan Sifat Saldo Akun Transaksi

PT Royal Oak Development Asia Tbk. PT Transpacific Investama,

PT Nusa Etanol Asia,

PT Kharisma Prima Nusantara

Afiliasi Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan pembayaran sesuai permintaan

PT Duta Agro Asia dan

PT Transpacific General Trading

Afiliasi Pembelian investasi jangka pendek berupa MTN oleh HAI sebesar Rp

500.000.000.000 per 31 Desember 2010, dengan

tingkat bunga 1,5 % per tahun dan jatuh tempo pada 30 April 2012. Nilai wajar per 31 Desember 2010 sebesar Rp 479.613.654.845.

PT Kurnia Selaras Afiliasi - Piutang sehubungan dengan

pembelian Mandatory Exchangeable Bonds (MEB) dan telah dilunasi pada tahun 2011.

- Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan pembayaran sesuai permintaan.

Boelio Muliadi dan Tay Robinto Pemegang Saham dan Pengurus

- Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan pembayaran sesuai permintaan.

Amortisasi nilai wajar investasi jangka pendek untuk tahun 2011 sebesar Rp 5.086.658.563 . Amortisasi nilai wajar MEB untuk tahun 2011 sebesar Rp 19.265.724.476.

10. TANAMAN PERKEBUNAN BELUM MENGHASILKAN

Merupakan saldo akun di Entitas Anak dengan rincian per 31 Desember 2011 sebagai berikut :

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan 24.042.420.586 416.827.580 24.459.248.166 -Cadangan Penurunan Nilai (23.875.420.586) 122.180.530 23.997.601.116

-B e r s i h 167.000.000

(29)

22

10. TANAMAN PERKEBUNAN BELUM MENGHASILKAN (Lanjutan)

Pada tahun 2011 dan 2010, SKA, AKL dan SNM menetapkan cadangan penurunan nilai tanaman

perkebunan belum menghasilkan masing-masing sebesar Rp 122.180.530 dan

Rp 23.875.420.586. Manajemen berpendapat bahwa cadangan yang dilakukan cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.

Pengurangan di tahun 2011 pada akun tanaman perkebunan belum menghasilkan atas biaya perolehan sebesar Rp 24.459.248.166 dan cadangan penurunan nilai sebesar Rp 23.997.601.116 adalah sehubungan dengan divestasi HAI (Catatan 1c).

11. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN YANG DITANGGUHKAN

Merupakan aset di Entitas Anak PT PIT yang diakusisi dalam tahun 2012 (Catatan 3), rinciannya sebagai berikut :

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir 1 Januari 2012 30 Juni 2012

Biaya Perolehan

Area Produksi Belum Mencapai Tahap Produksi Komersil

Sungai Kunyit - 11.562.256.044 - - 11.562.256.044

Area Produksi Telah Mencapai Tahap Produksi Komersil

Sungai Kunyit 8.510.987.311 - - 8.510.987.311 Jumlah - 20.073.243.355 - - 20.073.243.355

Akumulasi Amortisasi

Area Produksi Telah Mencapai Tahap Produksi Komersil

Sungai Kunyit - 2.402.017.125 - - 2.402.017.125

Jumlah Tercatat- Bersih - 17.671.226.230 30 Juni 2 0 1 2

Beban amortisasi sebesar Rp 960.806.851 dibebankan ke beban pokok penjualan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2012.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan pada tanggal 30 Juni 2012.

(30)

23

12. ASET TETAP

Rinciannya sebagai berikut :

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir 1 Januari 2012 30 Juni 2012

Biaya Perolehan

Pemilikan Langsung

B a n g u n a n - 959.858.423 - - 959.858.423 K e n d a r a a n - 3.832.387.000 - - 3.832.387.000 Peralatan dan Perabot Kantor 1.729.954.550 762.259.868 - - 2.492.214.418 Peralatan Tambang - 11.230.099.732 - - 11.230.099.732 Peralatan Perkebunan - - - - -Jumlah Pemilikan Langsung 1.729.954.550 16.784.605.023 - - 18.514.559.573

Dalam Penyelesaian

B a n g u n a n - - - - Mesin-mesin - - - - Infrastruktur - Jalan - - - - Infrastruktur - Lain-lain - - - - -Jumlah Dalam Penyelesaian - - - - -J u m l a h 1.729.954.550 16.784.605.023 - - 18.514.559.573

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan Langsung

B a n g u n a n - 119.982.300 - - 119.982.300 K e n d a r a a n - 479.048.373 - - 479.048.373 Peralatan dan Perabot Kantor 1.435.922.262 308.109.546 - - 1.744.031.808 Peralatan Tambang - 1.403.567.676 - - 1.403.567.676 Peralatan Perkebunan - - - - -J u m l a h 1.435.922.262 2.310.707.895 - - 3.746.630.157

Jumlah Tercatat 294.032.288 14.767.929.416

Cadangan Penurunan Nilai - - - -

-Jumlah Tercatat - Bersih 294.032.288 14.767.929.416 30 Juni 2 0 1 2

(31)

24

12. ASET TETAP (Lanjutan)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir 1 Januari 2011 31 Desb 2011

Biaya Perolehan

Pemilikan Langsung

B a n g u n a n 28.250.500 - 28.250.500 - K e n d a r a a n 2.325.459.800 - 2.325.459.800 - Peralatan dan Perabot Kantor 1.914.114.550 9.145.000 193.305.000 - 1.729.954.550 Peralatan Perkebunan 45.376.500 - 45.376.500 - -Jumlah Pemilikan Langsung 4.313.201.350 9.145.000 2.592.391.800 - 1.729.954.550

Dalam Penyelesaian

B a n g u n a n 1.243.708.800 472.079.630 1.715.788.430 - Mesin-mesin 53.413.594.615 - 53.413.594.615 - Infrastruktur - Jalan 485.434.700 - 485.434.700 - Infrastruktur - Lain-lain 876.571.425 - 876.571.425 - -Jumlah Dalam Penyelesaian 56.019.309.540 472.079.630 56.491.389.170 - -J u m l a h 60.332.510.890 481.224.630 59.083.780.970 - 1.729.954.550

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan Langsung

B a n g u n a n 3.825.066 1.412.517 5.237.583 - K e n d a r a a n 1.327.412.643 457.425.302 1.784.837.945 - Peralatan dan Perabot Kantor 1.178.506.402 447.474.790 190.058.930 - 1.435.922.262 Peralatan Perkebunan 22.109.667 7.564.003 29.673.670 - -J u m l a h 2.531.853.778 913.876.612 2.009.808.128 - 1.435.922.262

Jumlah Tercatat 57.800.657.112 294.032.288

Cadangan Penurunan Nilai (2.259.878.125) - 2.259.878.125 -

-Jumlah Tercatat - Bersih 55.540.778.987 294.032.288 2011

Termasuk dalam penambahan di tahun 2012 adalah sehubungan dengan akuisisi hak PIT (Catatan 1c) dengan biaya perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 16.784.605.023 dan Rp 2.095.757.076.

Penyusutan aset tetap untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan untuk tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 703.643.459 dan Rp 913.876.612 disajikan dalam akun beban umum dan administrasi.

Bangunan dan mesin pabrik dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya sehubungan dengan

pembangunan pabrik pengolahan cassava (ubi kayu) oleh HAI yang berlokasi di Tanjung Ratu,

Kabupaten Way Kanan, Lampung di atas tanah milik pihak berelasi. Biaya perolehan sebesar Rp 53.413.594.615 pada tahun 2010 merupakan reklasifikasi dari aset lain-lain - uang jaminan

sebesar Rp 50.664.348.615 dan uang muka pembelian mesin dan infrastruktur sebesar Rp 2.749.246.000 sesuai dengan pekerjaan yang telah dikerjakan. Persentase penyelesaian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan kata atau kalimat merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sehingga dari masing-masing individu akan lahir

Contoh 1 memperlihatkan kenyataan bahwa lebih dari satu ruang sampel yang dapat digunakan untuk menjelaskan hasil dari suatu percobaan. Dalam hal ini,

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi orang tua terhadap minat anak dalam menghafal al- Qur’an di Rumah Tahfizh Nurul Qur’an At -Taqwa Kota Tangerang

Gambar 1 menunjukkan bahwa benih padi sawah varietas Ciherang yang dihasilkan para petani penangkar benih di Desa Sindangasih dijual kepada pedagang pengumpul

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya serta berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka dapat

Hall iin nii tter  er   j  jad adii karena menge karena mengelluarkan energ uarkan energii yang besar un yang besar unttuk ber  uk ber iika kattan dengan an dengan

meningkat dengan cepat sedangkan respons imun semakin tertekan sehingga pasien semakin rentan terhadap berbagai macam infeksi sekunder yang dapat disebabkan oleh virus,

157 rata kelas dari 51,75 menjadi 74,25, maka hasil proses pembelajaran pada siklus kedua masih perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena belum mencapai