• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA JENIS-JENIS MAKANAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Ignatius Tri Prasetyo

NIM : 101134076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA JENIS-JENIS MAKANAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh:

Ignatius Tri Prasetyo

NIM : 101134076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:

TUHAN YESUS KRISTUS sebagai sumber segala berkat dan anugerah yang selalu memberikan kelancaran serta kemudahan disetiap langkah.

Bapak dan Ibu tercinta, Bernardinus Wakijan dan Anastasia Harjinah yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa dan

cinta yang tulus.

(6)

v

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

~Aristoteles~

Kita memang tidak bisa merubah takdir, tapi kita BISA melakukan yang terbaik, jadi

berusahalah sebaik mungkin, tidak ada yang mustahil jika kau bersungguh-sungguh dalam

melakukan sesuatu!

~Ignatius Tri Prasetyo~

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juni 2014 Penulis

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ignatius Tri Prasetyo

Nomor Mahasiswa : 101134076

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA JENIS-JENIS MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Juni 2014 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA JENIS-JENIS MAKANAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Ignatius Tri Prasetyo Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema Jenis-jenis Makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan (R&D) hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Tegalrejo 1, sedangkan kuesionerdigunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar Kurikulum 2013, guru kelas IV dan siswa.

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema Jenis-jenis Makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang memiliki kualitas sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran di kelas IV SD berdasarkan validasi dari pakar Kurikulum 2013, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Hal ini ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,23 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi.

(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIALS

REFERRING TO CURRICULUM 2013

WITH SUBTHEME JENIS-JENIS MAKANAN

FOR THE 4TH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Ignatius Tri Prasetyo Sanata Dharma University

2014

This research aims to (1) describes procedures of the development of teaching materials referring to Curriculum 2013 with subtheme Jenis-jenis Makanan for the 4th grade of elementary school, (2) describe validation results of the teaching materials quality of developed products.

This research was use proedure of research method and development (R & D) modified between Borg & Gall development model and Jerold Kemp instructional materials development model by Borg and Gall. The prosedures were divided into seven-step, there were (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) designproduct, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the trial design, (7) the revision of the design, until produce a final product design of teaching materials which reference to curriculum 2013 subtheme jenis-jenis makanan for the 4th grade of elementary school. Subjects in the trial design were 10 students of 4th grade in SD Kanisius Pugeran. This research was done on April in the second semester of 2013/2014 academic year. Instrument in this study were interviews and questionnaires. Interviews used for analysis need assement about teaching materials, while the questionnaire is used to validate the quality of teaching materials by Curriculum 2013’s expert, 4th grade’s teachers, and students.

The results of this research was a teaching materials which reference to Curriculum 2013 subtheme Jenis-jenis Makanan for the 4th grade of elementary School with excellent quality and proper to use in learning process in 4th grade of Elementary School based on validation result by expert of Curriculum 2013, teacher and 4th grade of Elementary School subject in SD Kanisius Pugeran . This was indicated by a mean score of 4.23 and the product was include in the category of "very good" in terms of aspects (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, (5) topic, and (6) methodology.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU

KURIKULUM 2013 SUBTEMA JENIS-JENIS MAKANAN UNTUK

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A. selaku Kaprodi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing I, yang telah membimbing

dan membantu peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah dengan sabar meluangkan waktu membimbing dan memberikan saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

(12)

xi

7. Florianus Wisnu, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Kanisius Pugeran yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di kelas IV. 8. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku pakar kurikulum 2013 yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan ini.

9. Sufriyati, S.Pd., dan Angga Setya M., S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Percobaan 3 Pakem yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan ini. 10.Siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Pugeran yang telah meluangkan waktu

dan bekerja sama saat pelaksanaan penelitian.

11.Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Bernardinus Wakijan dan Ibu Anastasia Harjinah telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.

12.Kedua kakakku tercinta, Bernadeta Retno Haryani dan Katarina Dwi Indarti yang telah memberikan semangat dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-temanku satu perjuangan payung Kurikulum 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Suatu kebanggaan bisa berjuang bersama dengan kalian.

14.Teman-teman keluarga besar PGSD 2010 kelas C yang selalu memberikan motivasi untuk terus maju dan berkembang.

(13)

xii

16.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan doanya selama ini.

Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan menuju lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan saat ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 10 Juni 2014 Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GANBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Teori ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 ... 11

2.1.1.2 Pendekatan tematik integratif ... 16

(15)

xiv

2.1.1.4 Penilaian Otentik ... 23

2.1.1.5 Pendidikan karakter berbasis budaya lokal ... 26

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 29

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran ... 30

2. Analisis Siswa ... 31

3. Analisis Tugas ... 31

4. Merumuskan Indikator ... 31

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 31

6. Strategi Pembelajaran ... 32

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 32

8. Pelayanan Pendukung ... 32

9. Evaluasi Formatif ... 33

10. Evaluasi Sumatif ... 33

11. Revisi Perangkat Pembelajaran ... 33

2.2 Penelitian yang Relevan ... 35

2.3 Kerangka Berpikir ... 36

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Prosedur Pengembangan ... 40

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 42

3.2.2 Pengumpulan Data ... 42

3.2.3 Desain Produk ... 43

3.2.4 Validasi Desain ... 43

3.2.5 Revisi Desain ... 43

3.2.6 Uji Coba Desain ... 44

3.2.7 Revisi Desain ... 44

3.3 Waktu Penelitian ... 44

3.4 Uji coba Produk ... 45

(16)

xv

3.3.2 Subyek Validasi Lapangan ... 45

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitan ... 51

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 51

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 53

4.1.2.1 Silabus ... 54

4.1.2.2 RPP ... 54

4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 55

4.1.2.4 Bahan Ajar ... 55

1. Sampul Depan ... 56

2. Isi ... 57

3. Penilaian dan Kunci Jawaban ... 59

4. Daftar Referensi ... 60

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 60

4.1.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 60

4.1.3.2 Data Validasi Guru Kelas IV ... 62

4.1.3.3 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 63

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 69

4.2 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79

5.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Judul Tabel Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 45

Tabel 2. Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 48

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima ... 50

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 62

Tabel 5. Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 63

Tabel 6. Komentar Siswa dan Revisi ... 68

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 84

Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 85

Lampiran 3. Jaring Bulanan ... 88

Lampiran 4. Silabus ... 89

Lampiran 5. Jaring Mingguan ... 116

Lampiran 6. Jaring Harian ... 117

Lampiran 7. RPP ... 123

Lampiran 8. Instrumen Validasi Pakar dan Guru ... 195

Lampiran 9. Instrumen Persepsi Siswa ... 200

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 203

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 206

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 213

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 215

Lampiran 14. Hasil Validasi ... 216

Lampiran 15. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 232

Lampiran 16. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian ... 233

Lampiran 17. Foto-Foto Kegiatan ... 234

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan yang terselenggara dengan baik akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Pendidikan yang baik saat ini adalah pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). Pendapat ini didukung oleh UU No. 23 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam hal ini, pemerintah bermaksud menyelenggarakan proses pendidikan yang terpadu dan tersusun secara sistematis sehingga nantinya mampu mencetak generasi muda yang baik dan memiliki karakter.

(21)

zaman, masyarakat yang terus berkembang serta kemajuan ilmu-ilmu pengetahuandan teknologi (Hamalik, 2007). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap kurikulum bertujuan untuk memperbaiki kurikulum agar semakin baik dan sesuai untuk menghadapi tantangan zaman.

(22)

menggunakan pendekatan saintifik. Majid (2014: 211) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik disusun dengan mengikuti pendekatan ilmiah yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pemerintah menggunakan penilaian otentik untuk menilai semua aktivitas yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran tersebut. Penilaian otentik memungkinkan guru untuk melihat perkembangan siswa secara utuh melalui aktivitas atau kinerja yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Sehingga guru tidak lagi menilai peserta didik pada akhir pembelajaran saja, tetapi guru melakukan penilaian dari segala kegiatan yang dilakukan peserta didik dari awal sampai akhir pembelajaran baik dari segi penguasaan pengetahuan, perkembangan sikap dan keterampilan yang selanjutnya diakumulasikan menjadi satu nilai dalam lembar penilaian portofolio. Cara penilaian ini juga didukung oleh pendapat Adisusilo (2012: 98) yang menyatakan “pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada upaya membantu peserta didik agar mampu mempelajari sesuatu, bukan ditekankan pada sebanyak apa informasi yang diperoleh di akhir pembelajaran”.

(23)

ada harus mampu dikembangkan oleh guru secara maksimal agar proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa dan bukan berpusat pada guru. Penggunaan bahan ajar yang dirancang dengan Kurikulum 2013 akan mempermudah tugas guru dalam mengembangkan keseluruhan pribadi siswa. Bahan ajar juga dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Namun bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 yang sudah disediakan oleh pemerintah saat ini masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga guru dituntut untuk menyempurnakan dan mengembangkan bahan ajar tersebut sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah dan karakteristik siswa agar semua kemampuan yang dimiliki siswa dapat berkembang secara maksimal.

Beberapa kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar yang telah disediakan oleh pemerintah saat ini adalah indikator yang dipetakan dalam jaring indikator hanya memuat indikator untuk aspek pengetahuan dan keterampilan saja, sehingga untuk pemetaan indikator aspek sikap sosial individual maupun sikap sosial spiritual belum ada. Pada bagian jaring indikator tersebut, juga tidak ada keterangan mana indikator yang merupakan hasil perumusan dari kompetensi dasar (KD) yang akan diajarkan, sehingga sulit untuk menentukan KD mana saja yang sudah dirumuskan menjadi indikator. Selain itu, materi yang terdapat dalam bahan ajar masih terlalu sedikit dan perlu ditambah.

(24)

menggunakan pendekatan santifik, penilaian otentik, dan mengajarkan pendidikan karakter dalam setiap pembelajarannya. Dalam menerapkan Kurikulum 2013 di kelas IV SD, guru mengungkapkan bahwa masih merasa kesulitan dikarenakan kurangnya ketersediaan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013. Guru juga menambahkan bahwa bahan ajar yang digunakan untuk menerapkan Kurikulum 2013 saat ini masih sulit ditemui. Guru juga menyebutkan bahwa bahan ajar yang ada saat ini dinilai masih kurang baik dan masih perlu untuk disempurnakan atau dikembangkan, sehingga guru masih memerlukan suplemen bahan ajar Kurikulum 2013. Beliau juga menambahkan bahwa budaya lokal yang ada di sekitar sekolah masih belum begitu tampak pada bahan ajar yang sudah ada saat ini. Selain ketersediaan bahan ajar tersebut, guru juga menemui beberapa kendala dalam menerapkan Kurikulum 2013 diantaranya adalah guru masih belum memahami mau dibawa kemana arah pembelajaran dari Kurikulum 2013 yang ada saat ini. Dari keseluruhan wawancara, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang ada saat ini masih minim sehingga dibutuhkan penyempurnaan atau pengembangan lagi.

(25)

perumusan dari KD yang akan dikembangkan. Selain itu dalam kegiatan belajar siswa, peneliti menambahkan bagian refleksi dan aksi (tindakan siswa) yang sebelumnya tidak ada di bahan ajar yang telah dibuat oleh pemerintah. Tema yang dipilih adalah tema 9 Makanan Sehat dan Bergizi, subtema Jenis-jenis Makanan. Tema ini dipilih oleh peneliti karena topik yang dibahas dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari, dan di Indonesia memiliki beragam jenis makanan yang sangat banyak sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa. Tema ini juga dipilih karena pemerintah belum mengembangkan bahan ajar untuk tema 9 Makanan Sehat dan Bergizi pada subtema Jenis-jenis Makanan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar subtema Jenis-jenis Makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema Jenis-jenis Makanan

mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

(26)

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema Jenis-jenis Makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan sumber pengalaman ketika kelak menjadi guru dan membuat mahasiswa semakin terampil dalam mengolah bahan ajar berbasis Kurikulum 2013. 1.4.2 Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar untuk mengajar di kelas IV SD.

1.4.3 Bagi siswa

Bahan ajar yang dikembangkan peneliti mampu mengembangkan keutuhan perkembangan pribadi siswa (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta menambah daya tarik bagi siswa untuk belajar.

1.4.4 Bagi sekolah

Bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dapat menjadi tambahan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

(27)

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan berbagai mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah proses berpikir dengan menerapkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan saintifik bercirikan penonjolan pada dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

1.5.3 Penilaian otentik adalah penilaian yang harus mencerminkan masalah dunia nyata. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membentuk watak, tabiat atau akhlak siswa.

1.5.5 Bahan ajar

(28)

1.6Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang turut berperan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi yang dimiliki peserta didik. Menurut Sanjaya (2008: 10), kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Hamalik (1994: 18) juga mengungkapkan definisi yang hampir sama seperti yang diungkapkan Sanjaya, yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

(30)

keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif,kreatif, inovatif, dan afektif. Berdasarkan beberapa pengertian kurikulum tersebut, maka peneliti menyimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana yang berisi materi belajar, pengalaman belajar, evaluasi dan tujuan yang harus di capai oleh siswa. Maka dari itu, pemerintah menyusun sebuah kurikulum baru yang dinamakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dicita-citakan mampu untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya saja, tetapi juga cerdas emosi, sosial dan spiritual yang nampak dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran (Hidayat, 2013). Kurikulum 2013 ini dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

(31)

Menurut Permendikbud No. 67 tahun 1013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD-MI, dijelaskan bahwa Kurikulum SD 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor berikut:

a. Tantangan Internal, yaitu berhubungan dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Delapan Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lain yang dihadapi adalah berhubungan dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Indonesia saat ini memiliki sumber daya manusia (SDM) usia produktif yang lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif. Dari alasan tersebut, Kurikulum SD 2013 mengupayakan agar sumber daya manusia yang melimpah ini dapat menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan agar tidak menjadi beban negara melalui pendidikan.

(32)

terlalu mementingkan aspek kognitif, kurang bermuatan karakter. Bagian keempat adalah perkembangan pengetahuan dan pedagogi. Bagian kelima adalah fenomene negatif yang mengemuka, misalnya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi. Kurikulum SD 2013 mengubah pola pembelajaran yang bersifat tradisional ke arah modern, yaitu dari penyampaian pengetahuan menjadi pertukaran pengetahuan. Selain itu, pembelajaran tidak hanya terfokus pada aspek akademis saja, melainkan mengembangkan aspek yang lain seperti aspek sosial dan aspek moral.

c. Penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir atau perubahan pola pikir diperlukan untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Penyempurnaan pola pikir yang dikembangkan dalam Kurikulum SD 2013 meliputi: (1) dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, (2) dari pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif, (3) dari pembelajaran terisolasi menjadi secara jejaring, (4) dari pembelajaran pasif menjadi aktif-mencari, (5) dari belajar sendiri menjadi belajar kelompok, (6) dari pembelajaran alat tunggal menjadi berbasis alat multimedia, (7) dari pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan, (8) dari pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi ilmu pengetahuan jamak, (9) dari pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

(33)

individualis menjadi kolaboratif), kepala sekolah bertindak sebagai pimpinan kependidikan, serta pemanfaatan sarana dan prasarana demi proses pembelajaran yang baik.

e. Penguatan materi. Kurikulum 2013 menyajikan pembelajaran dengan ulasan materi yang lebih mendalam dan materi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Dengan demikian, kurikulum 2013 dinilai sangat relevan untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran saat ini demi menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang sedang dikembangkan pemerintah. Hidayat (2013: 126-127) mengungkapkan bahwa sebagai kurikulum baru, Kurikulum 2013 membawa hal-hal baru yang menjadi perubahan diantaranya adalah (1) Kompetensi Lulusan; (2) Kedudukan Mata Pelajaran; (3) Pendekatan; (4) Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu); (5) Proses Pembelajaran Penilaian; (6) Penilaian; dan (7) Ekstrakulikuler. Elemen perubahan Kurikulum 2013 yang pertama adalah Kompetensi Lulusan. Melalui Kurikulum SD 2013 diharapkan dapat menciptakan lulusan yang memiliki keseimbangan antara soft skills dan hard skills (meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap). Elemen perubahan yang kedua adalah Kedudukan Mata Pelajaran, kompetensi yang sebelumnya diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

(34)

(mata pelajaran dan alokasi waktu) yang baru adalah pembelajaran bersifat holistik atau menyeluruh yang berbasis sains (alam, sosial, dan budaya). Struktur kurikulum yang baru juga merubah jumlah mata pelajaran yang awalnya 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran, serta menambah jumlah jam pelajaran (JP) sebanyak 4 JP per minggu. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 merubah standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi menjadi dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

(35)

2.1.1.2Pendekatan tematik integratif

Pembelajaran tematik integratif atau disebut juga sebagai pembelajaran tematik terintegrasi (integrated thematic instruction, ITI) . Pembelajaran tematik ini termasuk salah satu bentuk dari pembelajaran terpadu. Model pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran yang memadukan beberapa dimensi yaitu emosi, fisik dan akademik (Kemendikbud, 2013:192). Hidayat (2013: 147) mendefinisikan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka. Tidak jauh berbeda dari pendapat Hidayat, Majid (2014: 86) mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik dari bidang studi yang bersangkutan maupun bidang studi lainnya.

Hidayat (2013: 147) menjelaskan bahwa pendekatan tematik adalah suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Sedangkan Majid (2014: 87) menyimpulkan bahwa pendekatan tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.

(36)

gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik dari bidang studi yang bersangkutan maupun bidang studi lainnya. Melalui pendekatan tematik integratif ini, peserta didik akan memperoleh pengetahuan secara holistik atau menyeluruh. Selain itu, peserta didik juga mendapatkan banyak kesempatan untuk secara aktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu mereka melalui interaksi dengan dunia di sekitar mereka.

(37)

tema yang menyatukan antar mata pelajaran tersebut (4) bersifat luwes yaitu keterpaduan berbagai mata pelajaran, (5) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.

Dari kedua pendapat mengenai ciri-ciri pendekatan tematik integratif tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri pendekatan tematik integratif, yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pembelajaran disatukan dalam suatu tema, bersifat luwes atau fleksibel, pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Untuk melaksanakan pembelajaran tematik integratif, terdapat beberapa tahap yang bisa diikuti. Dalam Kemendibud (2013: 194), dijelaskan bahwa tahap-tahap pembelajaran tematik integratif diawali dengan membuat atau menentukan tema. Setelah menentukan tema, tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan tema yang sudah dibuat dengan kurikulum. Kemudian mendesain rencana pembelajaran dan tahap yang terakhir adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran.

(38)

menggunakan pembelajaran tematik akan mampu menciptakan pribadi yang cerdas dalam hal intelektual, mampu bersosialisasi dengan baik dan mampu berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan.

2.1.1.3Pendekatan saintifik

Sudarwan dalam Majid (2014: 194) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang bercirikan pada dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (proses dalam pendekatan ilmiah). Proses pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013 adalah menggunakan Pendekatan Saintifik (scientific), hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.

(39)

Mengamati. Majid (2014: 212) mengungkapkan bahwa kegiatan mengamati lebih mengutamakan pada kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Kegiatan mengamati ini berguna bagi anak untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka terhadap topik yang dipelajari. Selain itu, anak akan menemukan sendiri fakta mengenai hubungan antara objek yang diamati dengan materi pelajaran yang diajarkan guru. Dalam melakukan pengamatan, anak dapat menggunakan alat bantu pencatatan, seperti tape recorder atau kamera. Anak juga dapat diberikan instrumen pengamatan, seperti daftar cek (checklist), catatan anekdotal, dll. Saat melakukan pengamatan, siswa tidak serta merta di biarkan begitu saja, melainkan ada aturan yang harus diperhatikan. Guru dan siswa perlu memperhatikan prinsip-prinsip saat melakukan pengamatan, diantaranya adalah 1) cermat, objektif, dan jujur serta fokus pada objek yang diamati; 2) perlu adanya kesepakatan mengenai cara dan prosedur pengamatan, hal ini penting dilakukan untuk membatasi banyak sedikitnya subjek atau objek yang diamati; 3) perlunya pemahaman mengenai apa yang harus dicatat atau direkam siswa, serta bagaimana membuat catatan yang benar. Dengan memperhatikan prinsip tersebut, maka kegiatan mengamati akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(40)

siswa, maka guru bermaksud mendorong muridnya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Kegiatan menanya bertujuan untuk memperoleh tanggapan verbal, sehingga pertanyaan yang dimaksud disini tidak harus berupa kalimat tanya tetapi dapat juga berupa pernyataan asalkan pernyataan tersebut menuntut tanggapan verbal dari orang lain.

Menalar. Majid (2014: 223) mendefinisikan penalaran sebagai proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Mencoba. Kegiatan mencoba dimaksudkan untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik. Siswa dapat melakukan sebuah percobaan atau eksperimen sendiri. Dengan melakukan percobaan, maka anak secara tidak langsung sudah mengembangkan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan sekaligus. Selama kegiatan mencoba, anak diharapkan memiliki kemampuan dalam: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

(41)

berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Belajar kolaboratif ini dapat dicapai dalam kerja kelompok.

Menyimpulkan. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan mengolah, dengan kata lain anak sudah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi yang ada pada tahap sebelumnya. Menyimpulkan dapat dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok atau bisa juga dilakukan sendiri-sendiri.

Menyajikan. Kegiatan ini merupakan penyajian hasil proses belajar yang sudah dilakukan, dapat berupa dari hasil tugas atau laporan percobaan. Hasil kerja tugas yang dilakukan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan bahan untuk portofolio kelompok atau individu.

Mengkomunikasikan. Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Dengan adanya kegiatan mengkomunikasikan ini, guru dapat memberikan konfirmasi atau klarifikasi supaya peserta didik dapat mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar ataukah ada yang harus diperbaiki.

(42)

mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Melalui pendekatan saintifik yang diterapkan dalam proses pembelajaran, akan mendorong anak untuk mencari tahu pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik akan mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya-berpikir kritis), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab begitu saja. Sehingga anak memiliki kemampuan untuk berpikir analitis, yaitu anak akan mampu mengambil suatu keputusan dengan tepat.

2.1.1.4Penilaian Otentik

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan pendidikan. Penilaian digunakan sebagai alat untuk menjamin mutu, mengendalikan mutu, dan memperbaiki mutu pendidikan. Santrock dalam Majid (2014: 236) mengungkapkan bahwa penilaian otentik mulai dikembangkan dalam pendidikan karena penilaian tradisional yang selama ini digunakan dinilai mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa secara holistik. Sehingga pemerintah saat ini mulai menerapkan penilaian otentik untuk menilai hasil belajar siswa..

(43)

sebagai penilaian terhadap kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian prestasi peserta didik. Sehubungan dengan kedua pendapat diatas, menurut Pusat Kurikulum dalam Majid (2014: 236) diungkapkan pula bahwa penilaian otentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Majid (2014:238) secara umum menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa mengambarkan perkembangan siswa.

Dari beberapa pendapat tokoh di atas, penulis menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan data untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa, apa yang dipelajari, hasil belajar melalui bukti-bukti yang otentik dan akurat. Dengan demikian, guru akan memiliki gambaran tentang sejauh mana perkembangan yang dialami siswa dalam pembelajaran secara menyeluruh dan guru dapat memastikan siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Hasil penilaian siswa tersebut dapat juga digunakan guru untuk melihat materi apa yang layak untuk di lanjutkan dan materi apa yang perlu dilakukan kegiatan remedial.

(44)

tertulis. Penilaian proyek, merupakan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan siswa dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Instrumen penilaian proyek dapat berupa daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Penilaian kinerja, merupakan penilaian terhadap partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai, misalnya lewat suatu proyek yang harus dilakukan. Instrumen penilaian kinerja dapat berupa daftar cek, catatan anekdot/narasi, skala penilaian, dan memori/ingatan. Penilaian portofolio, merupakan penilaian atas kumpulan pekerjaan siswa/ tuga-tugas yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil konerja dari dunia nyata. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada periode pembelajaran tertentu. Jurnal, merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Penilaian tertulis, penilaian ini dapat berbentuk tes tertulis.

(45)

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam periode tertentu dapat berupa kumpulan karya siswa (puisi atau karangan), (7) penilaian diri, merupakan penilaian dimana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.

Dengan adanya berbagai teknik penilaian tersebut, guru dapat memilih teknik atau jenis penilaian yang tepat untuk menilai perkembangan siswa sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan anak saat mengikuti proses pembelajaran. Guru harus memperhatikan indikator yang akan diukur agar penilaian benar-benar menilai apa yang diharapkan. Hasil penilaian yang diperoleh nantinya akan lebih mengungkapkan hasil belajar siswa secara menyeluruh, sehingga dapat terlihat potensi, kemampuan, dan kreativitas siswa sebagai hasil proses belajar.

2.1.1.5Pendidikan karakter berbasis budaya lokal

(46)

Megawangi dalam Kesuma (2011: 4), secara lebih rinci menjelaskan bahwa pendidikan karakter sebagai usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan. Sedangkan Kesuma (2011: 5) menyimpulkan pendidikan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian pendidikan karakter adalah usaha untuk mendidik anak agar mengembangkan nilai-nilai karakter dalam kehidupannya sehingga dapat berguna dalam pengambilan keputusan dengan tepat.

Kesuma (2011: 9-10) menjelaskan pendidikan karakter memiliki 3 tujuan, diantaranya adalah :

a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses di sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah). Jadi pendidikan karakter berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh pemahaman tentang karakter-karakter tertentu. Sekolah memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai karakter yang diharapkan akan diterapkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran maaupun ketika bersosialisasi di tengah masyarakat (seperti percaya diri, santun dll).

(47)

pendidikan karakter juga dapat bertugas sebagai alat pembenaran untuk mengarahkan peserta didik yang menyimpang pada nilai-nilai karakter yang baik.

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Jadi pembelajaran karakter tidak hanya diberikan di sekolah saja, tetapi perlu juga dikembangkan selama di rumah atau ketika berada di tengah masyarakat. Menanamkan karakter dapat dilakukan dengan suatu pembiasan yang berlangsung terus-menerus, sehingga untuk menanamkan karakter tidak cukup hanya ketika berada di sekolah saja, melainkan perlu juga ketika berada di rumah dengan dukungan dari keluarga.

Secara garis besar, tujuan pendidikan karakter adalah melatih anak untuk mengembangkan nilai-nilai tertentu, mengkoreksi perilaku mereka yang salah, dan menciptakan keharmonisan dengan lingkungan sekitar.

(48)

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Proses pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh diantaranya sarana dan prasarana yang lengkap, ketersediaan bahan ajar yang baik, media belajar yang mendukung, adanya sumber belajar, dan guru yang kompeten. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penunjang proses pembelajaran tersebut. Harjanto (2006) mengatakan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih aktif dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan bahan ajar untuk pembelajaran. Trianto (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran akan semakin baik apabila semakin lengkap bahan ajar yang terkumpul dan semakin luas wawasan guru terhadap materi yang akan diajarkan. Pemerintah saat ini telah menyediakan bahan ajar mengacu kurikulum 2013, namun bahan ajar yang telah ada tersebut masih dalam proses penyempurnaan sehingga akan semakin baik apabila bahan ajar tersebut dikembangkan secara mandiri.

(49)

Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran

Menurut Kemp yang Sudah Direvisi (Morrison, dkk., 2005:12)

Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan, selanjutnya disusun sesuai dengan upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

(50)

2. Analisis Siswa (Learner Characteristic)

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas dapat dikatakan sebagai analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa.Komponen-komponen dalam analisi tugas meliputi: Analisis Struktur Isi, Analisis Konsep, Analisis Prosedural, dan AnalisisPemrosesan Informasi 4. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Berbeda dengan pengertian tersebut, Kardi (2003a: 2), perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.

Indikator yang telah dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (2) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (3) panduan siswa dalam belajar. 5. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

(51)

proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

6. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Pemilihan strategi tersebut terdiri dari 2 tahap, meliputi (1) Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran, yaitu dengan memilih model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, (2) Pemilihan Format, yaitu dengan cara memilih format yang akan digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran meliputi, Buku Ajar (materi ajar), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Rencana Pelajaran (RP), dan evaluasi.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resource)

Media atau sumber belajar merupakan salah satu komponen penunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Sumber-sumber pembelajaran perlu dipilih dan disiapkan secara hati-hati agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai, misalnya media yang mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, media yang mampu melibatkan siswa, mampu memberi kesempatan siswa untuk menganalisis sendiri kinerja individual.

8. Pelayanan Pendukung (Suport Service)

(52)

9. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengajar atau tim pengembang mengenai seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif ini dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.

10.Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui posttest dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat agar lebih baik lagi daripada sebelumnya.

Semua komponen yang terdapat dalam lingkaran di atas saling berhubungan satu dengan lainnya. Kemp dalam Trianto ((2010: 81), menegaskan bahwa pengembangan perangkat tersebut merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan pembelajaran akan selalu berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus tersebut (Kemp, et al., 1994: 10).

(53)

beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan ajar terbagi menjadi aims and approaches (tujuan dan pendekatan yang terdapat dalam bahan ajar), desain and organitation (mencakup kelengkapan isi bahan ajar, isi bahan ajar sesuai atau tidak),, language contents (menggunakan tata bahasa yang benar/sesuai dengan EYD), skills (mengembangkan keterampilan), topic (topik sesuai dengan sasaran bahan ajar atau tidak) , methodology (menggunakan berbagai pendekatan dalam pembelajarannya), teacher’s book (bermanfaat bagi guru dalam mengajar), practical consideration (1995: 3). Dari unsur-unsur tersebut selanjutnya kita dapat mengembangkan indikator-indikator penilaian sebagai instrumen validasi untuk menilai kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

2.2.Penelitian yang Relevan

Berikut akan dijabarkan penelitian berkaitan dengan bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013 :

(54)

Indonesia SD kelas IV SDN Pakem 4 semester gasal dengan kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Produk tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar Bahasa Indonesia, (2) pakar pendidikan karakter dan (3) uji coba produk oleh siswa kelas IV SDN Pakem 4.

Penelitian yang kedua adalah penelitian pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter yang dilakukan oleh Windy Ariezona (2013). Dalam skripsinya, Windy Ariezona meneliti

“Pengembangan Bahan Ajar yang terintegrasi dengan Pendidikan karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”(skripsi tidak diterbitkan). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 semester gasal memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV semester gasal berdasarkan validasi dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,34 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6) metodologi.

(55)

pengukuran berat benda untuk kelas I SD. Subjek penelitian adalah siswa kelas I Abu Bakar Ash Siddiq SD IT Al Furqon Palembang yang berjumlah 27 orang. Hasil tes siswa menunjukkan 9 orang siswa (33,3%) termasuk kategori sangat baik, 11 orang siswa (40,7%) termasuk kategori baik, 4 orang siswa (14,8%) termasuk kategori cukup, dan 3 orang siswa (11,1%) termasuk kategori kurang. Buku ajar dapat digunakan oleh siswa untuk belajar dan juga bisa dipakai guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.

Dari literatur penelitian dan jurnal diatas, bahan ajar yang dikembangkan hanya berfokus pada bahan ajar yang terintegrasi karakter dan bahan ajar yang menggunakan pendekatan tematik integratif. Peneliti belum menemukan adanya bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Untuk itulah peneliti akan mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, mengintegrasikan pendidikan karakter dan menggunakan penilaian otentik.

2.3.Kerangka Berpikir

(56)

Kurikulum SD 2013 Kurikulum SD 2013 dirancang untuk mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara bersamaan melalui kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal dan penilaian yang otentik.

Dalam menyelenggarakan suatu kegiatan pembelajaran, bahan ajar memegang peran penting bagi guru dan siswa. Demikian pula dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Kurikulum SD 2013, dibutuhkan suatu bahan ajar yang mampu mengembangkan keseluruhan potensi yang dimiliki melalui aktivitas yang dilakukan peserta didik. Dengan bahan ajar tersebut diharapkan dapat menanamkan tidak hanya pengetahuan saja tetapi juga mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 telah ada dari Pemerintah yang meliputi buku siswa dan buku panduan guru, namun bahan ajar yang sudah tersedia masih ada kekurangan dan perlu dikembangkan.

Bermula dari alasan tersebut, maka peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan dapat memudahkan guru dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran dan membantu siswa mengembangkan aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan sikap mereka.

2.4.Pertanyaan Penelitian

(57)

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar subtema Jenis-jenis Makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema jenis-jenis makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum 2013?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema jenis-jenis makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013?

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Sugiyono (2011: 407) menjelaskan penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sugiyono (2012: 298) menjelaskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang diadopsi dari Borg and Gall terdiri dari 10 langkah, yaitu 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Revisi Desain, 6) Ujicoba Produk, 7) Revisi Produk) 8) Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Produksi Masal.

(59)

dalam penelitian ini merupakan ujicoba terbatas karena untuk meminimalisir kesalahan yang kemungkinan muncul pada bahan ajar agar tidak tersebar luas.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 pada subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3.2 Prosedur Pengembangan

Peneliti mengembangkan produk ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp yang sudah direvisi dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Terdapat tujuh langkah prosedur pengembangan, yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desaink, (7) revisi desain.

(60)
(61)

Gambaran langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan bahan aja ini akan dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Potensi dan masalah.

Potensi dan masalah meliputi kegiatan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada satu orang guru wali kelas IV di SDN Tegalrejo 1 yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Wawancara ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan serta untuk mengetahui sejauh mana penguasaan/pemahaman guru terhadap Kurikulum SD 2013. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui kualitas bahan ajar yang sudah ada saat ini apakah sudah bagus atau masih perlu dikembangkan.

3.2.2 Pengumpulan data.

(62)

3.2.3 Desain produk.

Desain produk ini meliputi menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, menyusun indikator, tujuan pembelajaran, isi kegiatan. Kegiatan ini di desain dengan menyesuaikan subtema yang akan di kembangkan yaitu jenis-jenis makanan. Kegiatan pembelajaran disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 3 orang pakar yang terdiri dari, dan 1 dosen ahli Kurikulum 2013 dan 2 guru kelas IV SDN Percobaan 3 Pakem. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan dari para pakar. Yang selanjutnya akan diketahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.

3.2.5 Revisi Desain

(63)

3.2.6 Ujicoba Desain

Setelah melakukan revisi maka produk yang sudah direvisi dapat digunakan dan dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. SD ini dipilih oleh peneliti karena lokasi sekolah yang dekat dan sekaligus dapat mengenalkan Kurikulum 2013 kepada siswa karena di SD Kanisius Pugeran belum menerapkan kurikulum 2013. Siswa yang telah diuji coba selanjutnya akan diberi kuisioner untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

3.2.7 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk di lapangan dan berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini selanjutnya akan menjadi desain produk final bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 subtema jenis-jenis makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3.3 Waktu Penelitian

(64)

Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Uraian Kegiatan Bulan

1. Analisis kebutuhan Agustus 2013

2. Pengumpulan data dan kajian dokumen September 2013

3. Membuat desain bahan ajar Oktober 2013 – Februari 2014 4. Validasi pakar + revisi bahan ajar Maret 2014

5. Validasi guru + revisi bahan ajar April 2014 6. Uji coba + validasi siswa April 2014

7. Analisis data Mei 2014

8. Penyusunan skripsi Mei 2014 – Juni 2014

9. Ujian skripsi Juni 2014

10. Revisi Juni 2014 – Juli 2014

11. Membuat artikel ilmiah Juli 2014

3.4 Uji Coba Produk

3.4.1 Desain Uji Coba

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam menentukan kualitas bahan ajar yang dikembangkan. Data yang diperoleh dari validasi produk oleh pakar Kurikulum 2013 dan guru kelas IV yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, selanjutnya digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk bahan ajar. Setelah dilakukan validasi dan perbaikan produk, selanjutnya produk diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran semester genap.

3.4.2 Subjek Uji Validasi Lapangan

Subjek uji validasi lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas IV semester genap SD Kanisius Pugeran tahun ajaran 2013/2014.

3.4.3 Instrumen Penelitian

(65)

daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan saat wawancara dengan guru kelas IV SDN Tegalrejo 1. Hasil wawancara tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa terhadap bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD. Lembar kuesioner berisi sejumlah pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator bahan ajar yang baik digunakan untuk menvalidasi bahan ajar yang dibuat peneliti. Kuiesioner akan diisi oleh 1 pakar Kurikulum 2013, 2 guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013, dan 10 siswa. Indikator penilaian dalam kuesioner untuk pakar dan guru digunakan untuk menilai kualitas bahan ajar sedangkan indikator penilaian untuk siswa digunakan untuk melihat persepsi siswa terhadap kualitas bahan ajar.

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah wawancara, kajian dokumen dan kuesioner. Wawancara dilakukan pada guru untuk survei kebutuhan, sehingga didapatkan data berupa informasi mengenai kebutuhan guru.

(66)

bahan ajar. Teknik pengumpulan data kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi bahan ajar.

3.4.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian pengembangan ini, data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung skor rata-rata dari masing-masing kuisioner yang diberikan kepada validator, sedangkan analisis secara kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan komentar-komentar yang dperoleh dari hasil validasi produk dan memberikan penjelasan mengenai revisi yang dilakukan dari komentar pakar tersebut. Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013, dan siswa. Data kuantitatif berupa skor dari pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah menerapkan Kurikulum SD 2013, dan siswa.

(67)

Tabel 2. Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Keterangan :

Rerata ideal ( ) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal : (skor maksimal ideal − skor minimal ideal)

X : Skor Aktual

Perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan dengan menerapkan rumus konversi di atas, sehingga akan diperoleh data kualitatif. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5−1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik + 0,60 Sbi< X ≤ + 1, 80Sbi Baik – 0,60 Sbi < X ≤ + 0,60Sbi Cukup Baik

(68)

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = + 0,60SBi < X ≤ + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = - 0,60SBi < X≤ + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = - 1,80SBi < X≤ - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik = 𝑋𝑋≤ – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21)

(69)

Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat diperoleh rentang skor untung menilai kualitas bahan ajar, sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X≤ 3,40 Cukup

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang

X ≤ 1,79 Sangat Kurang

(70)

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru dan siswa terhadap bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013. Data ini diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang segala hal yang berhubungan dengan penerapan dan pengembangan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di sekolah, khususnya dalam ketersediaan bahan ajar yang akan digunakan oleh guru dan siswa. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Tegalrejo 1 yaitu Ibu Minah, S.Pd. Wawancara dilakukan pada tanggal 9 September 2013, pukul 13.00-13.30 WIB di SDN Tegalrejo 1 dengan menggunakan pedoman pertanyaan yang sudah disusun peneliti (Lampiran 1). Hasil analisis kebutuhan ini digunakan untuk membuat suatu produk yang berupa bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(71)

menanamkan karakter yang terintegrasi kedalam setiap pembelajarannyaBeliau menyatakan bahwa dalam menerapkan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, beliau telah mengikuti Diklat sebanyak 1 kali. Diklat ini dilaksanakan bersama guru-guru dari 16 sekolah yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan Kurikulum 2013.

Guru merasa bahwa Kurikulum 2013 ini termasuk kurikulum yang baru dan sosialisasinya pun masih kurang, Guru tersebut juga menambahkan bahwa dalam menerapkan dan mengembangkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di sekolah dasar masih dirasa sulit, sehingga masih belum maksimal dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

(72)

sumber-sumber lain untuk menambah dan melengkapi bahan ajar yang sudah dibuat oleh pemerintah tersebut.

Ibu Minah menyadari perlunya suatu pengembangan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 khususnya untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dalam hal ini beliau menyatakan perlunya bahan ajar yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan, sehingga siswa secara aktif terlibat langsung dalam mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan karakternya.

Dari penjabaran hasil analisis kebutuhan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru menyadari pentingnya penerapan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Karena itu, guru dan siswa membutuhkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 yang didalamnya siswa dapat secara aktif terlibat dalam pemerolehan pengetahuan secara mandiri, berbasis budaya lokal dan terintegrasi dengan karakter.

4.1.2 Deskripsi Produk Awal

(73)

yang sudah mulai dilupakan. Sedangkan kompetensi dasar yang dipilih adalah kompetensi dasar yang sesuai dengan tema yang akan dikembangkan.

Selanjutnya, dilakukan proses desain silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengkaji tujuan dan materi untuk subtema tersebut. Setelah desain silabus dan RPP selesai, dilanjutkan dengan menyusun kerangka bahan ajar, kemudian mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam menyusun bahan ajar. Setelah semua bahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat bahan ajar yang sesuai dengan silabus, RPP, dan kerangka bahan ajar dengan menggunakan bahan materi yang telah diperoleh.

4.1.2.1 Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu. Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam produk yang akan dikembangkan. Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini adalah pendekatan saintifik. Silabus berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen yang terdapat dalam silabus ini adalah 1) identitas silabus meliputi nama sekolah, tema yang diajarkan, kelas/semester, 2) kompetensi inti, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) kegiatan pembelajaran, 6) penilaian, 7) alokasi waktu, dan 8) sumber belajar.

4.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Gambar

Tabel 1. Waktu Penelitian  ..............................................................................
Gambar 2. Bagan Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar ..................  41
Gambar 1. Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran
Gambar 2. Langkah Kemp dan Borg and Gall
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk perkembangan lembaga keuangan syariah, khususnya BMT untuk lebih menggali potensi yang ada

Disamping peran pemimpin dalam meningkatkan kreativitas karyawan, ada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh (Kusumawati 2009; Deci and Ryan 1991; Amabile 1993, 1985)

Pertama, bonding social capital, yaitu modal sosial yang dibentuk lewat jaringan yang anggotanya sangat akrab satu sama lain. Putnam menyebutkan

• Pendidikan jasmani sebagai pembinaan multilateral merupakan pengembangan berbagai variasi keterampilan dan kemampuan biomotorik dengan adaptasi berbagai variasi keterampilan

By flouting maxim of quantity, the speaker tries to say his statement carefully and clearly, because speaker does not want to make misleading to other people considering he

Teknik hamburan cahaya dinamis tersebut kemudian dikembangkan pembahasannya lebih lanjut untuk menentukan muatan partikel menjadi teknik yang terkenal dengan nama

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi