BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas
a) Studi Pelaku
Pada bangunan Apartemen Mahasiswa ini pelakunya merupakan orang –
orang yang melakukan kegiatan dalam bangunan apartemen ini, Pelaku
kegiatan dapat dikelompokan sebagai berikut :
Kelompok Penghuni
Bangunan apartemen ini dihuni oleh mahasiswa dari UNIKA
Soegijapranata dari seluruh golongan, sedangkan untuk pengguna retail
berasal dari masyarakat umu ataupun mahasiswa yang ingin membuka
sebuah usaha.
Kelompok Pengelola
Pengelola apartemen ini adalah UNIKA Soegijapranata jadi dari segi
kepemilikan , perawatan fasilitas dan seluruh sistem administrasi semua
dikelola oleh UNIKA Soegijapranata yang sudah disusun sesuai dengan
struktur organisasinya masing – masing , berikut merupakan struktur
GENERAL
Skema 1 : Kerangka Pelaku Apartemen Sumber : Analisa Pribadi
General Manager (1 orang)
Mempunyai tugas untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
pengelolaan Apartemen Mahasiswa.
Sekretaris (1 orang)
Mempunyai tugas sebagai perantara kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan General Manager.
Kepala Divisi (4 orang)
Mempunyai tugas untuk bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan
dengan pengelolaan bangunan Apartemen Mahasiswa yang bersifat
Teknis dan non teknis.
Staff Perawatan Bangunan (20 orang)
Mempunyai tugas kerja yang berkaitan dengan perawatan bangunan
Apartemen Mahasiswa.
Staff Teknik (10 orang)
Mempunyai pekerjaan dengna kegiatan yang bersifat teknis pada
apartemen.
Staff Operasional Bangunan (15 orang)
Mempunyai pekerjaan yang berkaitan dengan operasional bangunan
apartemen mahasiswa.
Staff Marketing (4 orang)
Mempunyai pekerjaan untuk memasarkan atau mempromosikan unit
studio apartemen mahasiswa kepada mahasiswa UNIKA.
Staff Administrasi (4 orang)
Melakukan pekerjaan kegiatan bangunan yang berhubungan dengan
keuangan apartemen , uang masuk dan uang keluar.
Staff Keamanan (10 orang)
Mempunyai tugas untuk menjaga keamanan sekitar apartemen
mahasiswa selama 24 jam penuh.
Kelompok Pengunjung
Merupakan pelaku yang mempunyai kegiatan untuk berkunjung ke area
apartemen mahasiswa atau menikmati fasilitas pada apartemen, baik
mengunjungi pengelola maupun penghuni.
b) Studi Aktivitas Kebutuhan Ruang
Menurut studi banding dari kedua apartemen yaitu Apartemen Mahasiswa
Universitas Ciputra dan Apartemen Mahasiswa BINUS Square. Terdapat
studi aktivitas mahasiswa yang ditambahkan dengan beberapa analisa
data dari literatur menghasilkan studi ruang sebagai berikut:
Tabel 13 : Aktivitas Lingkup Apartemen Sumber : Analisis Pribadi
Berolahraga Komunal space
Makan & Minum Ruang tugas
Nongkrong bersama Ruang Tutor
Bermain Ruang Bermain
Mencetak tugas Fotokopi
Laundry pakaian Laundry
Mengikuti workshop Ballroom/Meeting
Memeriksa kesehatan Room
Melakukan transaksi Miniklinik
Menunggu Pengunjung ATM Center
Lapangan Olahraga
Kolam Renang
Fitness GYM
Berkunjung
Berkumpul Ruang Belajar
Aktivitas Pengunjung Nongkrong Ruang Makan
3.
Dalam Unit Hunian Membuat Tugas Dapur
Makan & Minum Kamar mandi/WC
MCK
Aktivitas Pengunjung Parkir kendaraan Area Parkir
4.
Diluar Unit Hunian Belajar bersama Lobby
Membuat tugas Ruang Baca
Berolahraga Komunal space
Makan & Minum Ruang tugas
Nongkrong bersama Ruang Tutor
Bermain Ruang Bermain
Mencetak tugas Fotokopi
Laundry pakaian Laundry
Mengikuti workshop Ballroom/Meeting
Memeriksa kesehatan Room
Melakukan transaksi Miniklinik
Menunggu Pengunjung ATM Center
Lapangan Olahraga
Kolam Renang
Fitness GYM
Janitor
Aktivitas Pengelola Membersihkan Unit
5. Kamar Hunia
Hunian Dalam Unit Hunian
Kamar Mandi
Mengelola Apartemen Lobby
Aktivitas Pengelola Mengelola Administrasi Ruang General
Manager 6.
Diluar Unit Hunian Kegiatan Pemasaran
Ruang Sekretaris Kegiatan Meeting
Ruang Karyawan
Kegiatan Rapat Ruang Staff
Kegiatan Operasional Gudang
Kegiatan Perawatan Ruang Rapat
Bangunan
Kegiatan Belajar Lobby
Bersama
Ruang Baca
Kegiatan Berkumpul
Ruang Tuot Bersama
Kegiatan Seminar Ruang Tugas
Kegiatan Workshop Kolam Renang
Kegiatan Membuat Lapangan Basket
Aktivitas Penunjang Tugas Lapangan Tennis
7. Dalam Lingkungan Kegiatan Bermain Ruang Bermain
Apartemen.
Kegiatan Komunal Spcae
berolahraga Lavatory
Kegiatan Berbelanja Meeting Room
Kegiatan ATM Center
Memeriksakan
Minimarket Kesehatan
Kegiatan Transaksi Fotokopi
di ATM Café
Kegiatan Mencetak Kantin
Tugas Taman
Kegiatan Nongkrong Miniklinik
Parkir Kendaraan Laudry
Mencuci Pakaian Retail Usaha
Ruang CCTV
Kegitatan Janitor
Perawatan Ruang
Security
Bangunan
Kegiatan Ruang Genset
Aktivitas Pelayanan / Maintenace Ruang MEE
8.
Servis Bangunan Ruang Panel
Pelayanan Teknis Lavatory
Kegiatan Keamanan Unit Hunian
Kegiatan Parkir Area Parkir
Ruang Pompa
c) Hubungan Antar Ruang Apartemen Mahasiswa
Aktivitas Hunian
Aktivitas Servis Kegiatan
Penunjang
Kelompok Pengelola
Skema 2 : Hubungan Ruang Apartemen Sumber : Dokumen Pribadi
: Hubungan Dekat : Hubungan Tidak Erat
d) Sirkulasi Apartemen Mahasiswa
Sirkulasi Penghuni Unit Hunian
Main Entrance
Sirkulasi Dalam Unit Hunian
Koridor Lantai Card System
Tempat Belajar Tempat Tidur
Teras
Skema 4 : Sirkulasi Dalam Hunian Sumber : Dokumen Pribadi
Sirkulasi Dalam Guest Room
Koridor Lantai Card System
Kamar Mandi Tempat Tidur
Ruang Santai
Skema 5 : Sirkulasi Gueast Room Sumber : Dokumen Pribadi
Sirkulasi Pengelola
Dalam bangunan apartemen mahasiswa ini sirkulasi pengelola berbeda
dengan sirkulai penghuni apartemen , dikarenan kegiatan pengelola ini
adalah memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuni
apartemen dengan memberikan pelayanan yang optimal.
Ruang Rapat
Pantry
Gudang
Ruang Rapat
Ruang BallRoom
Mainentrance / Side Entrance
Security
Area Parkir
Lobby Ruang Receptionis
Ruang General
Skema 6 : Sirkulasi Pengelola
Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang Security
Ruang CCTV
Sirkulasi Servis
Pada bangunan apartemen ini sirkulasi servis di rancang agar tidak
menggangguaktivitas penghuni bangunan apartemen dan mudah dalam
pencapaian sirkulasi ke seluruh ruang atau pengangkut barang.
Pantry
Skema 7 : Sirkulasi Servis Sumber : Dokumen Pribadi
3.1.2. Studi Fasilitas
a) Studi Pendekatan Kebutuhan Ruang Bangunan Apartemen
Dilihat dari peningkatan mahasiswa UNIKA Soegijapranata dari tahun ke
tahun sangat memungkinkan hal ini terjadi juga pada kampus di BSB kota
Semarang, berikut merupakan perkembangan mahaiswa UNIKA 3 tahun
terakhir;
Tabel 14 : Mahasiswa Baru Tahun 2015 – 2017 (Ganjil)
Sumber : BMSI UNIKA Soegijapranata
No Tahun Mahasiswa Baru
Tabel 15 : Peningkatan Jumlah Mahasiswa Dari Luar Kota (Ganjil) Sumber : BMSI UNIKA Soegijapranata
Dari 2 tabel diatas maka jumlah mahasiswa dari luar kota memiliki
persentasi 40% yang membutuhkan tempat tinggal sementara dalam
menempuh perkuliahan di UNIKA.
Untuk perancangan apartemen mahasiswa yang berada di BSB kapasitas
diasumsikan mengambil 40 % dari jumlah mahasiswa yang terakreditasi
A dan Fakultas Kedoteran , berikut merupakan Perhitungan Progdi
Terakreditasi A yang diasumsikan ditambahkan di kampus baru BSB.
Tabel 16 : Jumlah Mahasiswa Akreditasi A Sumber : BMSI UNIKA Soegijapranata
No Jurusan 2015 2016 2017
jumlah mahasiswa sekisar 1.022 Mahasiswa yang akan dijumlahkan
dengan Fakultas Kedokteran yang berada di BSB. Untuk Fakultas
kedokteran mengambil dari hasil studi banding Universitas degan
Akreditasi A untuk fakultas kedokteran adalah sebagai berikut :
Universitas Gadjah Mada
Tabel 17 : Daya Tampung Fakultas Kedokteran UGM Sumber : http://um.ugm.ac.id
No. Pembagian Fakultas Kedokteran Jumlah Mahasiswa
1. Gizi Kesehatan 80
2. Ilmu Perawatan 115
3. Pendidikan Dokter 175
4. Pendidikan Dokter Gigi 152
5. Kedokteran Hewan 180
Total 702
Universitas Diponegoro
Tabel 18 : Daya Tampung Fakultas Kedokteran UNDIP Sumber : UNDIP
No. Pembagian Fakultas Kedokteran Jumlah Mahasiswa
1. Kedokteran Umum 230
Rata rata jumlah mahasiswa kedokteran dari hasil studibanding 2
Perhitungan Kapasitas untuk Apartemen Mahasiswa UNIKA
Tabel 19 : Akreditasi A dan Kedokteran Sumber : BMSI Dan Internet yang di Analisa
No. Mahasiswa Jumlah Mahasiswa
1. Akreditasi A 1.022
2. Fakultas Kedokteran 711
Total 1.733
Kapasitas apartemen mahasiswa UNIKA diambil dari 40 % dari jumlah
total Mahasiswa yang berada pada akreditasi A san Faklutas kedokteran
yaitu 693 Mahasiswa dengan asumsi perkembangan 3.5%/tahunya
dengan penambahan mahasiswa yang diambil 40% tiap tahunya adalah
10 Mahasiswa. Dengan kapasitas apartemen 700 ditambahkan dengan
peningkatan mahasiswa luar kota untuk 10 tahun kedepan yang
berjumlah 100 Mahasiswa.
Prediksi Peningkatan Terhadap Kapasitas Hunian Apartemen
Tabel 20 : Kapasitas Hunian Apartemen Sumber : Analisa Pribadi
No. Keterangan Jumlah Mahasiswa
1. Kapasitas Hunian Apartemen 700
2. Prediksi Peningkatan (10 Tahun) 100
Total 800
Diasumsikan 50% kost 50% apartemen 400
Apartemen BINUS Square
Pada abngunan apartemen ini terdapat 4 tower yang dapat menampung
2276 mahasiswa dan 1.544 unit hunian.berikut merupakan pembagian
setiap towernya.
Tabel 21 : Jumlah Unit Studi Banding Sumber : Dokumen Pribadi
No. Jumlah Tower Total Unit Bisa Menampung
1 4 Tower 1544 2.276 Mahasiswa
2. 3 Tower 1158 1.707 Mahasiswa
3. 2 Tower 772 1.138 Mahasiswa
4. 1 Tower 386 569 Mahasiswa
Dengan Perbandingan unit hunian kamar adalah:
Pada apartemen BINUS ini tiap towernya dapat menampung 386 unit
hunian tergabung dalam 2 tipe kamar, berikut merupakan pembagian unit
hunian:
Tabel 22 : Tipe Studio Studi Banding Sumber : Dokumen Pribadi
No. Tipe Studio Jumlah / Unit
2. Two Bedroom 40 % (228 Unit)
Pembagian Unit Hunian Pada tiap lantainya ;
Dengan ketinggian tower yang mencapai 17 lantai yang dapat
menampung 386 unit hunian, maka terbagilah ebberapa tipe unit yang
dicampurkan pada tiap lantainya, berikut merupakan jumlah dan tipe unit
studio pada Apartemen BINUS Square ini;
Tabel 23 : Perhitungan Unit Per Lantai Sumber : Dokumen Pribadi
No. Per Lantai Jumlah
20 One Bedroom
1. 1 Lantai
14 Two Bedroom
b) Studi Kebutuhan Ruang
Menentukan dan merancang besaran ruang dan total yang dibutuhkan
dalam perencanaa apartemen ini menggunakan standart dan literatur
sebagai berikut:
AP : Analisa Pribadi
SB : Studi Banding
DN: Data Neufert’s
Untuk perhitungan Sirkulasi dalam bangunan apartemen mahasiswa ini
menggunakan standart sebagai berikut:
5% - 10%: Standart Minimum Sirkulasi
20 % : Standart Kebutuhan Yang Luas Untuk Sirkulasi
30 % : Standart untuk kenyamanan fisik
40 % : Tuntuan Kenyamanan Psikologis
50 % : Tuntutan Spesifik Kegiatan
70 % - 100 % : Terkait Dengan Banyak Kegiatan
(Sumber : Time Saver Standart For Building)
Tabel 24 : Besaran Ruang Hunian Sumber : Dokumen Pribadi
Jenis Ruang Kapasistas Perabot Luasan (M2) Sumber
UNIT HUNIAN ONE BEDROOM
SKETSA UNIT HUNIAN ONE BEDROOM
Gambar 46 : Unit One Bedroom Sumber : Dokumen Pribadi
UNIT HUNIAN TWO BEDROOM
BESARAN UNIT HUNIAN TWO BEDROOM
UNIT GUEST ROOM
Unit Hunian 2 Orang 2 Single Bed 1.8 x 2 = 3.6
WC 2 x 1.5 = 3 SB,AP
1 Meja 3.5 x 0.6 = 2.1
1 Sofa 0.7
Jumlah 9.5
Sirkulasi 100 % 9.5
Total 19 ~ 19.25
BESARAN RUANG GUEST ROOM
Gambar 48 : Guest Room Sumber : Dokumen Pribadi
Total Luas Hunian :
Unit Hunian One Bedroom = 10 m2 x 160 = 1.600 m2
Unit Hunian Two Bedroom = 13 m2 x 120 = 1.560 m2
Unit Hunian Guest Room = 19.25 x 50 = 962.5 m2
Untuk sirkulasi Koridor apartemen , lift serta tangga darurat memiliki
sirkulasi 20 % dari total hunian 824,5 m2
Tabel 25 : Besaran Ruang Pengelola Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 50 : Ruang Sekretaris Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang
Gambar 51 : Ruang Rapat Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang 40 Orang 85 85 SB,AP
Workshop
BESARAN RUANG WORKSHOP
Pantry 1 Unit 5.4 5.4 ~ 6 DN,AP BESARAN RUANG PANTRY
Gambar 53 : Pantry Sumber : Dokumen Pribadi
Gudang 2 Unit 6/unit 6 + 6 = 12 DN,AP
BESARAN RUANG GUDANG
Gambar 54 : Gudang Sumber : Dokumen Pribadi
Lavatory 10 Orang 2 / Orang 19.5 ~ 20 SB,DN,AP Umum
BESARAN RUANG LAVATORY UMUM
Gambar 55 : Lavatory Wanita Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 56 : Lavatory Pria Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 169
Sirkulasi 20 % 33.8
Tabel 26 : Besaran Ruang Divisi Non-Teknik Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 58 : Ruang Marketing Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang 2 Orang 4.5 9 DN,AP
Administrasi
BESARAN RUANG ADMINISTRASI
Gambar 61 : Ruang Keuangan
Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 55 m2
Sirkulasi 20 % 11 m2
Total 66 m2
Tabel 27 : Besaran Ruang Dapur dan Kamar Mandi Sumber : Dokumen Pribadi
BESARAN RUANG KAMAR MANDI
Gambar 63 : Kamar Mandi Mahasiswa Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 706 m2
Sirkulasi 20 % 141.2 m2
Tabel 28 : Besaran Ruang Divisi Teknik Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang 8 Orang /
3 24 AP
Teknisi 2 unit
BESARAN RUANG TEKNISI
Gambar 66 : Ruang Teknisi Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 40 m2
Sirkulasi 20 % 8 m2
Tabel 29 : Besaran Ruang Divisi Keamanan Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 30 :Besaran Ruang Area Lobby Sumber : Dokumen Pribadi
BESARAN RUANG TUNGGU
Gambar 72 : Ruang Tunggu Sumber : Dokumen Pribadi
Resepsionis 2 Orang 4 4 x 2 = 8 DN,AP BESARAN RUANG RESEPSIONIS
Gambar 73 : Reseptionis Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 78
Sirkulasi 30 % 23.4
Tabel 31 :Besaran Ruang Fasilitas Apartemen Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang 25 Orang - 59.5 ~ 60 SB,AP
Bermain Orang
BESARAN RUANG BERMAIN
GYM
Gambar 78 : Fitness GYM Sumber : Dokumen Pribadi
Kantin 60 Orang 1.8 108 ~ 110 DN,SB BESARAN RUANG KANTIN
Gambar 79 : Kantin Sumber : Dokumen Pribadi
Retail 10 Unit 2.5 x 5 = 12.5 125 SB,AP
BESARAN RUANG RETAIL
Café 12 ~ 15 8 X 4 32 SB,AP
Gambar 82 : Minimarket Sumber : Dokumen Pribadi
Fotokopi 1 Unit 12 12 SB,AP
BESARAN RUANG MINIKLINIK
Gambar 86 : Miniklinik Sumber : Dokumen Pribadi
ATM 4 Unit 1.5 6 SB,AP
Center
BESARAN RUANG ATM CENTER
Gambar 87 : ATM Center
Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 1.724 m2
Sirkulasi 20 % 344.86 m2
Tabel 32 : Besaran Ruang Fasilitas Penunjang Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang 4 Unit 1.3 5.2 AP Ganti
BESARAN RUANG GANTI
Gambar 92 : Ruang Ganti Sumber : Dokumen Pribadi
Jumlah 907 m2
Sirkulasi 20 % 181 m2
Total 1.088 m2
Tabel 33 : Besaran Ruang Mekanikal Elektrikal Bangunan Sumber : Analisis Pribadi
Tabel 34 : Besaran RuangSistem Utilitas Sumber : Analisis Pribadi
Untuk perhitungan jumlah parkir yang diperlukan untuk bangunan
apartemen ini diasumsikan 20%Untuk Mobil dari jumlah penghuni
apartemen dikarenakan beberapa faktor :
Dekatnya Apartemen Mahasiswa dengan lokasi kampus
Sudah disediakan transportasi antar jemput berupa Bus
Jika luasan parkir terlalu luas maka biaya untuk pembangunan
apartemen semakin mahal
Dari hasil studi banding kebanyakan mahasiswa menggunakan motor
dibanding mobil
Tabel 36 : Besaran Ruang Parkir Sumber : Analisis Pribadi
Parkir Untuk Pengunjung
Diasumsikan
20 % dari
jumlah
Parkir penghuni
10.4 x 10 104 DN,SB,AP
Untuk memenuhi dari kriteria bangunan yang ramah lingkungan maka
pada hunian Apartemen Mahasiwa ini menyediakan parkir sepeda , selain
baik untuk kesehatan jasmani , juga baik untuk lingkungan. Berikut
Merupakan pembagian dari parkir sepeda :
Jumlah Penghuni Apartemen = 793 Orang
Jumlah Pengelola = 34 Orang
Jumlah Penghuni Retail = 20 Orang
Total = 400+34+20 = 454 Orang
Tabel 37 : Besaran Ruang Parkir Sepeda Sumber : Analisis Pribadi
Jenis
3. Besaran Ruang Divisi Non-Teknik
66
m2
4. Besaran Ruang Dapur dan Kamar Mandi 847.2 m2
5. Besaran Ruang Divisi Teknik
48
m2
6. Besaran Ruang Divisi Keamanan 58.8 m2
7. Besaran Ruang Area Lobby 101.4 m2
8. Besaran Ruang Fasilitas Apartemen 2.068 m2
9. Besaran Ruang Fasilitas Penunjang 1.088 m2
c) Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus pada bangunan apartemen mahasiswa ini yaitu pada
tipe – tipe unit hunianya dan guest house untuk para tamu yang
berkepentingan
Gambar 94 : Layout Hunian Two Bedroom Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 95 : Layout Kamar Guest Room Sumber : Dokumen Pribadi
d) Studi Citra Arsitektural
Apartemen Mahasiswa UNIKA Soegijapranata ini merupakan sebuah
hunian sewaan yang diperuntukan untuk mahasiswa UNIKA saja dan
untuk pengunjung yang berkepentingan yang telah disediakan Guest
Room. Apartemen mahasisa ini mengikuti karakteristik mahasiswa UNIKA
dengan penyediaan fasilitas – fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
Mahasiswa dan pola kegiatan sehari – hari mereka
Citra arsitektur yang ingin ditampilkan pada bangunan Apartemen
Mahasiswa ini adalah pendekatan dengan kebiasaan penghuni dan
mengedepankan interaksi sosial antara penghuninya dengan penyediaan
komunal space. Penekanan desian pada bangunan ini juga sangat
mempengaruhi citra arsitektural pada bangunan ini, yaitu penekanan
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan 3.2.1. Studi Sistem Struktur
Dalam bangunan apartemen mahasiswa ini
Oleh karena itu perlu ditentukan penggunaan struktur yang kuat agar
bangunan Apartemen Mahasiswa ini terbangun dengan kuat dan kokoh ,
berikut merupakan kriteria-kriteria struktur menurut James C. Sneyder &
Anthony J. melalui bukunya yang sudah diterjemahkan, Pengantar
Arsitektur diantaranya:
Kekuatan
struktur bangunan harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan
beban yang dihasilkan oleh bangunan tersebut.
Service Ability
selain digunakan sebagai penyangga beban bangunan diharapkan juga
dapat memuat aktivitas didalamnya.
Keseimbangan
Dalam sebuah struktur bangunan harus mampu memiliki sebuah
keseimbangan struktur, sehingga struktur lainya mampu berdiri sendiri dan
memiliki bagian – bagian struktur yang saling mendukung.
Keamanan
Keamanan struktur yaitu dimana struktur dalam sebuah bangunan harus
kokoh dan mampu menahan terhadap kekuatan gempa , terpaan angin
,beban bangunan itu sendiri dan ketahanan terhadap kebakaran.
a) Studi Sistem Lower Structure
Berikut merupakan berbagaimacam alternatif sistem struktur yang dapat
digunakan dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan
diatas;
Tabel 39 : Studi Sistem Lower Structure Sumber : Analisis Pribadi
No. PONDASI PENJELASAN
Pondasi jenis ini merupakan suatu
konstruksi pondasi yang
menggunakan penyaluran gaya
melalui sebuah tiang. Pada pondasi jenis ini memiliki prinsip menyalurkan
1 Tiang Pancang gaya bebanya melalui tiang dan
disalurkan ke lapisan tanah bagian dalam yang memiliki daya dukung
yang besar. Berikut merupakan
kelebihan dan kekurangan pondasi
Gambar 96 : Tiang Pancang Sumber : Solopos.com
Dibuat dengan sistem pabrik yang
dijamin mutu dan kualitasnya
Bisa mencapai hingga daya
dukung tanah yang paling keras
Ketahanan pondasi terhadap
tanah tidak hanya berasal dari
ujung tiang pancang, melainkan
juga dengan kekuatan pada
sekililing tiang pancang. Kelebihan
Penggunaan tiang pancang bisa
bervariasisesuaidengan
kebutuhan kekuatan yang
dibutuhkan bisa digunakan oleh satu grup beban yang ditahan oleh beberapa tiang pancang
Untukharga lebih murah
dibandingkan dengan pondasi
sumuran.
Sistem ini baru ada pada kota yang besar dan berkembang dan sekitarnya.
Jika penggunaan struktur tiang
Kekurangan pancang ini sedikit, harga yang
dikeluarkan relatif mahal
Proses pembangunan
menimbulkan getaran dan
kebisingan dari penggunaan Drop Hammer
Merupakan sejenis tiang pancang tapi didesain dengan ukuran yang lebih kecil dan menahan beban yang lebih kecil juga dibandingkan dengan tiang
Minipile pancang. Minipile ini biasanya
digunakan untuk bangunan bertingkat rendah dan mempunyai struktur tanah
2. yang relatif baik. Berikut merupakan
beberapa jenis variasi bentuk dari Minipile
Minipile Segitiga
Macam Bentuk Variasi bentuk minipile segitiga ini
Gambar 97 : Minipile Segitiga Sumber : Solopos.com
Minipile Bujur Sangkar
Variasi bentuk minipile bujursangkar ini mampu menopang beban 30 hingga 50 ton.
Gambar 98 : Minipile Bujursangkar Sumber : Solopos.com
Gambar 99 : Detail Minipile Sumber : Solopos.com
Merupakan jenis tiang pancang yang diperuntukan untuk bangunan yang
mempunyai beban yang besar,
dianjurkan untuk bangunan bertingkat
3. Maxpile tinggi. Variasi tiang pancang ini bisa
menopang berat hingga 500 ton. Maxpile ini mempunyai 2 jenis variasi
tiang pancang yaitu bulat (spun pile)
Gambar 100 : Spun Pile
Sumber :SeekPart.com
Gambar 101 : Square Pile
Sumber : SeekPart.com
Merupakan pondasi yang mempunyai bentuk tabung , sistem dari struktur
pondasi ini adalah menyalurkan
bebean struktur dari bangunan hingga
kedalam tanah keras, memiliki
4. BoredPile kesamaan fungsi dengan tiang
pancang. Yang membedakan adalah
carapengerjaanya, pelaksanaan
struktur pondasi ini diawali dengan pembuatan lubang pada tanah dengan cara di bor hingga tanah keras,
kemudian melakukan instalasi
tulangan besi kedalam lubang yang
telah dibuat kemudian dilanjutkan
dengan mengisi lubang tersebut
dengan pengecoran.
Gambar 102 : BoredPile
Sumber : positivepioneer.com
Merupakan struktur untuk memperkuat hubungan antar pondasi bangunan,
baik bangunan yang menggunakan
struktur dalam (tiang pancang)
maupun pondasi setempat tingkat
bangunan rendah. Tie Beam berbeda 5. Tie Beam dengan Sloof , Tie beam mempunyai
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan sloof. Tie beam ini memiliki fungsi utaman berupa pengaku antar pondasi sehingga tingkat kekokohan
struktur pada bagian bawah
meningkat.
Gambar 103 : Tie Beam
Sumber : Brinos.com
Studi Sistem Middle Structure
Upper Struktur merupakan seluruh bagian struktur yang berada diatas
permukaan tanah
Tabel 40 : Studi Sistem Middle Structure
Sumber : Analisis Pribadi
No. Struktur Penjelasan
Merupakan Struktur terpenting dalam sebuah bangunan bertingkat , karenan
1. Struktur Kolom mempunyai peran untuk menekan
beban suatu bangunan, sehingga
pembangunan struktur ini harus benar –
benar kuat dan kokoh
Gambar 104 : Struktur Kolom Sumber : Brinos.com
Kolom yang menggunakan pengikat dari sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang mempunyai batang tulangan pokok yang berbentuk memanjang, yang pada jarak tertentu di ikatkan . Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok agar
tetap kuat pada tempatnya.
2. Jenis Kolom Bertulang Kolom yang berbentuk spiral yang
menggunakan pengikat tulangan
besi spiral, keunggulan
penggunaan kolom jenis ini adalah
untuk menyerap deformasi yang
besar. Sehingga baik untuk
mencegah terjadinya kehancuran
pada struktur suatu bangunan dan
struktur sebelum terjadinya
tegangan terwujud.
Kolom Komposit merupakan
struktur tekan yang berbentuk
memanjang dengan perkuatan baja
profil ataupun baja pipa yang
diberikan tulangan pokok yang
memanjang.
Gambar 105 : Jenis Kolom Sumber :
muharrikyanuar.wordpress.com
Penerima beban yang berupa rangkaian
kolom / tiang, dipilih karena tingkat
fleksibilitasnya yang membebaskan
perancangan bangunan sehingga
perancangan dalam membentuk
sebuah ruang akan lebih mudah.
Penggunaan struktur ini juga sangat
mudah dalam pengaplikasianya. Struktur Rangka
Gambar 106 : Struktur Rangka
Sumber : https://jayawan.com
Struktur Dinding Geser
4.
(shear wall)
Struktut dengan sistem ini
menggunakan pengaku yang berbentuk vertikal yang digunakan untuk menahan gaya lateral pada bangunan atau gaya gempa terhadap bangunan. Dalam
pengaplikasianya dalam bangunan
tinggi, biasanya digunakan atau
ditempatkan pada bagian ujung
bangunan, ataupun diletakan pada area tengah bangunan searah dengan tinggi bangunan. Struktur ini berfungsi untuk menahan terpaan angin ataupun beban gempa yang disalurkan struktur lantai. Share wall ini biasanya digunakan pada bangunan yang memiliki ketinggian
Middle-Rise Building.
Gambar 107 : Share Wall
Merupakan struktur yang digunakan
untuk menutupi struktur horizontal
bangunan yang mampu untuk menahan
beban hidup (manusia, perabot,
Sturktur Lantai
peralatan dalam sebuah ruangan) dan
beban lantai itu sendiri.Berikut
merupakan jenis-jenis sistem struktur
bangunan tinggi antara lain;
JENIS STRUKTUR LANTAI
Flat Plate
Struktur ini merupakan plat beton yang
dikuatkan dengan beton bertulang
yang memiliki tebal yang merata yang
5.
menyalurkan beban ke kolom disekitarstruktur tersebut.
Flat Plate
Gambar 108 : Flate Plate
Sumber : quora.com
Waffle Plate
Sistem struktur ini mempunyai sistem 2
Waffle Plate
arah yang membentuk grid-grid kotak ,struktur ini lebih kuat dibandingan
dengan struktur pada umunya ,
kekurangan jenis sistem struktur ini
adalah biaya yang dikeluarkan relatif tinggi.
Gambar 109 : Waffle System Sumber : Archdaily.com
Struktur Pelat Balok
Sistem struk ini merupakan dukungan yang baik dalam mengembangkan
sistem struktur rangka karena lantai
ditumpu oleh balok yang mengelilingi bangunan atau pertemuan antar kolom
,penggunaan struktur ini sangat
fleksibel dan mudah untuk
diaplikasikan pada sebuah bangunan. Sturktur Pelat Balok
Flat Slab
Jenis struktur ini merupakan struktur
yang langsung dirtumpu oleh kolom
tanpa adnaya balok. Dengan
memperkuat dan mengunci struktur
maka pada penumpu diberi kepala
kolom untuk menyangga.
Flat Slab
Gambar 111 : Flat Slab Sumber : civildigital.com
STRUKTUR INTI BANGUNAN
No. Struktur Inti Penjelasan
Sistem ini bangunan merupakan Core yang memenuhi kekakuan lateral yang sangat diperlukan oleh bangunan tinggi
untuk menahan terpaan angin dan
1. ketahanan terhadap getaran gempa.
Selain sebagai sistem struktur , pada bagiandalamcorejugabisa
dimanfaatkan sebagai saran
transportasi vertikal pada bangunan
tinggi, seperti penggunaan lift, tangga dan shaft pada bangunan.
Gambar 112 : Jenis Core Sumber : Rethinking Of Skyscraper
Dilatasi
Dilatasi merupakan sebuah pemisah dalam suatu sistem struktur
bangunan . Bangunan yang memakai sistem dilatasi biasanya memiliki
cirikhas tertentu untuk penggunaanya , maupun lokasi pembangunannya.
Dilatasi biasanya diterapkan pada bangunan :
Bangunan yang memiliki tinggi yang berbeda dalam satu kesatuan
bangunan
Bangunan yang memiliki panjang yang lebih dari 30 meter
Bangunan yang berada pada wilayah atau lokasi yang rawan dengan
bencana alam berupa gempa
Bangunan yang dibangun pada struktur tanah yang kurang rata.
1. Dilatasi 2 Kolom
Bangunan yang menggunakan dilatasi jenis ini biasanya digunakan pada
bangunan yang memiliki bentuk memanjang atau linier. Pemasangan
dilatasi ini mengakibatkan jarak antar kolom ke kolom menjadi pendek.
Gambar 113 : Dilatasi 2 Kolom Sumber : karyatulisilmiah.com
Gambar 114 : Dilatasi Kantilever Sumber : karyatulisilmiah.com
2. Dilatasi Gerber
Penggunaan dilatasi ini dilakukan jika ingin memiliki jarak antar kolom
yang tetap sama (tidak diperdekat). Memiliki kekurangan pada
kekokohanya jika terjadi gempa.
3. Dilatasi Konsol
Memepertahankan Jarak antar kolom agar tetap sama , pada umumnya
digunakan pada material fabrikasi.
Gambar 116 : Dilatasi Konsol Sumber : karyatulisilmiah.com
Studi Sistem Upper Structure
Merupakan sistem struktur paling atas sebuah bangunan yang dapat
melindungi bangunan dan penghuni didalamnya dari panas dan hujan.
Struktur pada atap sebuah bangunan terdiri dari rangka dan penopang
atap. Untuk bangunan tinggi struktur atap yang sering digunakan adalah
pelat beton yang biasanya juga dimanfaatkan untuk ME dan bisa juga
untuk dijadikan roff garden. Pada bangunan apartemen mahasiswa
menerapkan struktur atap plat beton , dengan spesifikasi sebagai berikut.
Atap pelat beton merupakan struktur yang berguna untuk penutup
atap bangunan tinggi, memiliki ketebalan minimal adalah 7cm dan
tulangan beton yang berlapiskan 1, jarak antar tulangan diukur dari
hitungan 2x tebal plat beton.
Roof Garden
Untuk bangunan apartemen ini pelat beton dimanfaatkan dengan
penambahan roof garden yang berisi taman, keuntungan menggunakan
roof garden adalah
Menciptakan Iklim Mikro pada sebuah bangunan
Pelindung atap , mereduksi panas
Mengurangi kebisingan
Menambahkan sebuah ruang yang bisa digunakan sebagai komunal
space
3.2.2. Studi Sistem Pelingkup Bangunan
Sistem pelingkup atau enclosure merupakan sebuah pembatas antar
ruang dalam sebuah bangunan sehingga pembagian , keberadaan serta
hubungan antar ruang dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan
mudah. Berikut merupakan pembagian pelingkup bangunan apartemen
mahasiswa ini;
a) Dinding
Dinding merupakan elemen terpenting dalam sebuah bangunan yang
berfungsi untuk memisahkan atau membentuk sebuah ruang. Pada
bangunan apartemen ini menggunakan jenis dinding dari beberapa
material sebagai berikut :
Dinding Batu Bata
Dinding jenis ini merupakan jenis dinding yang terbuat dari material dasar
berupa tanah liat yang dicetak melalui alat pencetak yang kemudian
melalui proses pembakaran hingga berwarna kemerahan, pada umunya
ukuran batu bata ini berukuran berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm hinggai 24 x
11,5 x 5,5cm.
Gambar 117 : Batu Bata Sumber : dekorrumah.net
Dinding Batako
Pelingkup jenis ini terbuat dari material dasar berupa pasir, semen dan air
kemudian dicetak dan di press hingga kering. Pada umunya Btako ini
mempunyai ukuran 10x20x40 cm.
Hebel / Bata ringan
Merupakan jenis pelingkup yang terbuat dari material pasir,semen,kapur
dan sedikit air yang tercampur dengan gypsum dan alumunium pasta
sebagai pengembang. Pada umunya pemasangan batu bata ringan ini
untuk 1 m2 Mmebutuhkan sekitar 8 buah bata ringan, ukran standar untuk
bata ringan ini adalah 60 cm, 20 cm, 8 cm – 10 cm.
Gambar 119 : Bata Ringan / Hebel Sumber : Jasasipil.com
Dinding Beton Precast
Dinding jenis ini merupakan dinding yang terbuat dari material dasar
berupa beton yang pembuatanya tidak pada lokasi proyek, melainkan di
pabrik dengan metode dari pabrik yang sudah ditentukan.
Gambar 120 : Dinding Precast Sumber : theconstructor.org
Dinding Lembaran / Cladding
Dinding jenis ini merupakan elemen dinding untuk eksterior sebuah
bangunan yang dipasangkan diatas bahan material yang lain yang
digunakan untuk mereduksi efek dari cuaca dan menambah nilas estetika
sebuah bangunan.
Gambar 121 : Cladding Sumber : theconstructor.org
Dinding Partisi
Merupakan jenis material dinding yang terbaut dari bahan yang semi
permanen seperti kalsiboard, grc, gypsumboard dll. Pemasangan dinding
Gambar 122 : Dinding Partisi Sumber : theconstructor.org
Kusen
Kusen merupakan sebuah bagian pelengkap dari elemen dinding yang
berfungsi sebagai tempat pemasangan daun pintu dan jendela, pada
umumnya material dasar kusen adalah kayu,aluminuim dan upvc.
Gambar 123 : Kusen Sumber : rumahlia.com
Kaca
Pada bangunan apartemen mahasiswa ini menggunakan material kaca
yang terletak dibeberapa daun pintu bangunan dan dan jendela atau
partisi. Kaca yang digunakan memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah
Kaca laminated, sistem double glass dan tempered glass.
Gambar 124 : Material Kaca Sumber : mitrajayakaryamandiri.co.id
Lantai
Lantai merupakan sebuah elemen terpenting dalam sebuah bangunan
yang berfungsi sebagai penutup konstruksi , jenis penutup lantai
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu untuk area basah dan area kering pada
banguann apartemen ini jenis lantai yang digunakan adalah:
Gambar 125 : Jenis Lantai Sumber : hargadepo.com
Plafond
Merupakan sebuah elemen atau material yang berfungsi untuk menutup
rangka atap. Fungsi lain dari plafond ini biasanya juga digunakan sebagai
elemen interior atau memperindah interior dalam sebuah bangunan,
berikut merupakan jenis-jenis plafond yang digunakan pada bangunan
Gambar 126 : Jenis Plafond Sumber : http://hargadepo.com
3.2.3. Studi Sistem Utilitas
Pemilihan sistem utilitas pada bangunan apartemen ini berdasarkan pada
fungsi dan kebutuhan total unit hunian.
a) Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih pada bangunan apartemen mahasiswa ini dapat
diperoleh dari PDAM atau sumur dalam (deep well) yang memiliki
kedalamn lebih dari 100 meter. Skema sistem penggunaan air bersih
menggunakan 2 sistem pendistribusian :
DFS (Down Feed System)
Saluran air yang disalurkan dari PDAM atau deep well dimasukan
kedalam ground reservoir , yang kemudian setelah itu dinaikanke Roof
Tank , Kemudian disalurkan secara gravitasi ataupun dengan penggunaan
Kelebihan penggunaan sistem ini adalah :
Menyediakan air bersih walaupun listrik pada bangunan sedang
padam
Kebutuhan yang di distribusikan pada setiap lantainya relatif sama,
tergantung dengan ketinggian bangunanya.
Kekurangan Penggunaan Sistem ini dalah :
Memerlukan luasan bangunan untuk tangki pada roof top pada setiap
bangunan
Menambahakan beban pada sebuah bangunan
Gambar 127 : Down Feed System Sumber : dotedu.id
UFS (Up Feed System)
Sistem pendistribusian air iniberasal dari PDAM atau dengan Deep Well
yang ditampung pada reservoir yang kemudian di distribusikan pada tiap
lantai dengan menggunakan pompa.
Kelebihan Penggunaan Sistem Ini :
Untuk bangunan yang memiliki tingkatan yang rendah bangunan ini
sangatlah efektif
Kekurangan Penggunaan Sistem Ini :
Pendistribusian air tidak berjalan dengan baik jika listrik pada
bangunan padam
Dibutuhkanya tenaga pompa tekan yang lebih banyak untuk
mendistribusikan air kedlaam bangunan
Gambar 128 : Sistem Up Feed System Sumber : dotedu.id
Selain memperoleh sumber air bersih dari PDAM dan Deep Well juga
berasal dari sumber air hujan yang ditampung pada bak penampungan.
Setelah menampung air hujan mengalami pengolahan dulu sebelum
digunakan sehingga bersihnya setara dengan air dari PDAM. Penggunaan
Grey Water dimanfaatkan sebagai flushing kloset dan penyiraman
tanaman. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan air pada apartemen
mahasiswa ini. Rata – rata pengeluaran adalah 120 liter untuk setiap
orangnya (hasna,2008)
Kebutuhan Air = Jumlah Penghuni x 120 Liter
882 x 120 = 105.840 Liter
Untuk pembagian tangkinya adalah
Tangki Atas = 105.840 x 40 % = 42.336 Liter
Tangki Bawah = 105.840 x 60 % = 63.504 Liter
Berikut merupakan rumus untuk Sistem Hidran
V = Q x t
= Volume air yang dibutuhkan (l)
Q= Debit aliran untuk hidran (l/m)
T= Waktu pasokan air simpanan (m)
Untuk mengalirkan hidran pada halaman membutuhkan jumlah air
minimun adalah 400 Liter/Meter dalm jangka waktu 30 menit . Maka
Perhitunganya adalah sebagai berikut :
= 400 Liter/Meter x 30 – 12000 Liter/Meter
Sistem Jaringan Air Kotor
Pada pengolahan air kotor dibagi menjadi 2 sistem yaitu dengan sistem
grey water dan black water.
Grey Water merupakan air limbah merupakan air yang berasal dari
kegiatan sehari-hari seperti mencuci dan mandi, sedangkan untuk
sistem Black Water ada sistem pegolahan Grey Water yang melalui
sebuah proses yang bernama Sewage Treatment Plant (STP) yang
dapat digunakan kembali untuk flushing toilet dan penyiraman
tanamaan pada bangunan apartemen mahasiswa ini.
Air Mandi Menyiram
Grey Water Wastafel Recycling Konvesional
Air Cuci Flushing
Skema 8 : Sistem Pengolahan Grey Water
Black Water merupakan kumpulan limbah yang berasal dari
septictank, pengolahan agar bisa digunakan untuk flushing dan
penyiraman biasanya melalui pengolahan pengendapan untuk
menghilangkan bakteri-bakteri yang ada.
c) Sistem Listrik
Dalam bangunan apartemen mahasiswa ini, sumber listrik yang
digunakan berasal dari PLN,Solar Panel dan Genset. Bangunan ini
menggunakan sumber energi listrik utama berupa PLN. Untuk
mendistribusikan keseluruh bagian apartemen menggunakan jaringan
kabel dengan tegangan menengah.yang berasal dari ruang trafo yang di
alirkan ke LVMDP, selain menggunakan traffo juga bisa menggunakan
Berikut Merupakan perhitungan jaringan listrik yang dibutuhkan pada
bangunan apartemen mahasiswa ini:
Ptotal = (Daya x t x n2) x Jumlah lantai
Daya : Standar pemakaian daya per 1 jam
T : Waktu
n2 : Jumlah hari dalam 1 bulan (hari)
Ptotal =(1,25 kwh x12 Jam x 30 Hari) x 11 Lantai
450 x 11
4950 kwh / Bulan
Pencahayaan Ruang Kantor Dan Pengelola
P total = (Daya x t x n2) x Luasan
(0,03 x 10 jam x 30) x 377.8 m2
3.400,2 Kwh/Bulan
Sistem Penghawaan
Pada bangunan apartemen mahasiswamenggunakan beberapa sistem
penghawaan alami dan penghawaan buatan, berikut merupakan
Cross Ventilation
Pada bangunan apartemen ini menggunakan sistem penghawaan alami
berupa cross ventilation. Yaitu dengan meerapkan sistem bukaan atau
jendela pada dinding bangunan yang saling berhadapan untuk
menggantikan udara bersih dan kotor.
Gambar 129 : Cross Ventilation
Sumber : ustainabilityworkshop.autodesk.com
Penghawaan Buatan AC (Air Conditioner)
AC split ini memiliki dua mesin untuk menjalankan sistem ini yaitu Mesin
Indoor dan Mesin Outdoor. Mesin indoor digunakan untuk mengeluarkan
hawa dingin kedalam sebuah ruangan yang berisikan evaporator.
Sedangkan untuk mesin outdoor mengeluarkan udara panas yang terdiri
dari kompesor, condeser, serta expantion valve yang dihubungkan oleh
pipa tambaga. Sistem ini cocok untuk digunakan pada residensial.
Gambar 130 : AC Split Sumber : 3.bp.com
Standing AC
AC jenis ini merupakan AC portable yang tidak dipasangkan pada dinding
maupun pada plafond, AC jenis ini bisa dipindahkan keruang-ruang
tertentu sesuai dengan kebutuhan, biasanya ditambahkan pada ruangan
yang memiliki banyak kegiatan.
e) Studi Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran ini tetap harus ada dalam sebuah bangunan
karena untuk berjaga-jaga jika terjadi keadaan darurat seperti
kebakaran yang disebabkan oleh arus pendek listrik atau sebagainya.
Sistem pemadam kebakaran ini menggunakan alat yang biasa yang
didalamnya mengandung air yang mengandung busa , yang dikarenakan
untuk melindungi barang – barang seperti multiplek dan sofa. Sistem ini
mendeteksi secara otomatis yang memberikan alarm bahaya atau bisa
langsung mengaktifkan alat pemadam, tergantung dari sistem suatu
bangunan. (sistem otomatis dan sistem semi otomatis)
Skema 9 : Sistem Kebakaran Sumber : 3.bp.com
Pada sistem yang otomatis pada bangunan apartemen ini , penghuni
hanya dibutuhkan untuk mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Pada
sistem ini dibagi menjadi 5 jenis alat yaitu :
Hidran Kebakaran
Merupakan alat untuk memadamkan api dengan cara mengeluarkan air
dari selang. Pemakaian hidran minimal pada luasan area 800m2. Sistem
jenis hidran ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:
Kotak Hidran
Merupakan tempat selang kebakaran yang memiliki diameter sekitar 1.5”
– 2” yang terbuat dari bahan tahan panas. Kotak hidran ini perlu
ditempatkan setiap jarak minimal 60 m karena panjang selang hidran ini
hanya mencapai 30m saja.
Gambar 132 : Kotak Hidran Sumber : americanwatercollege.org
Hidran Halaman
Merupakan alat pemadam kebakaran yang terletak pada halaman dengan
ukuran katup pembuka berdiameter 4” dan untuk 2 saluran da
menggunakan diameter 6” untuk 3 saluran. Alat ini mampu untuk
mengeluarkan air sebanyak 250 galon per menit untuk setiap saluran
hidran.
Gambar 133 : Hidran Halaman Sumber : americanwatercollege.org
Smoke Detector ( Pedeteksi Asap)
Merupakan sebuah alat kebakaran yang memiliki sensor yang mendeteksi
jika terdapat asap pada sebuah ruangan.
Gambar 134 : Smoke Detector
Sumber : www.bruninglegal.com
Flame Detector ( Pendeteksi Api)
Merupakan sebuah alat sensor yang menyala jika tedapat api hawa panas
yang terdapat pada sebuah ruangan.
Gambar 135 : Flame Detector
Sumber : http://www.groveley.com
Sprinkler
Merupakan alat kebakaran yang bekerja jika suhu pada ruangan tertentu
mencapai suhu 60 – 70o C. Pada sprinkle kaca akan pecah dan akan
menyemburkan air. Setiap kepala sprinkler dapat menjangkau area seluas
10 hingga 20 m2 dengan ketinggian lantai berkisar 3 meter.
Gambar 136 : Sprinkler
Sumber : www.jensenhughes.com
APAR
Merupakan alat pemadam kebakaran yang berbentuk tabung yang
memiliki isi berupa zat kimia, penempatan minimal alat ini berkisar antara
20 -25m.
Gambar 137 : APAR
Sumber : www.jensenhughes.com
f) Studi Sistem Keamanan Bangunan
Pada bangunan apartemen mahasiswa ini memiliki 2 jeni keamanan
yaitu:
Sistem Bangunan Pintar :
Mencegah Orang Asing yang masuk kedaerah yang dilarang
Memonitoring daerah yang rawan dan area yang diamankan
Penggunaan kartu akses atau sidik jari untuk para penghuni.
Penggunaan CCTV untuk memonitoring
g) Studi Sistem Penangkal Petir
Sistem Penangkal Petir Konvensional
Menggunakan penangkal petir dengan sistem Konvensional, penangkal
petir ini merupakan penangkal yang umum dijumpai selain pemasanganya
mudah harga juga terjangkau karena hanya memerlukan dibeberapa titik
dikarenakan radiusnya yang lebih besar dibandingkan Faraday.
Penangkal petir ini bisa digunakan untuk bangunan dengan penutup atap
berupa genteng keramin , bitumen dll.
Sistem Penangkal Petir Faraday (Dak Beton)
Menggunakan sistem penangkal petir Faraday Cage karena bangunan ini
merupakan bangunan 2 lantai yang memiliki cakupan yang cukup luas,
oleh karena itu untuk mencakup radius bangunan yang luas menggunakan
sistem penangkal petir Faraday. Penangkal petir Faraday ini merupakan
penangkal petir yang mengelilingi bangunan dengan titik-titik penangkal
petir sekisar 20 meter dengan tinggi ½ meter.
Gambar 139 : Penangkal Petir Faraday Sumber : 2015.alatpenangkalpetir.com
h) Sistem pengolahan limbah
Pengolahan limbah dibedakan menjadi dua yaitu sampah oerganik dan
sampah anorganik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos untuk
kegiatan berkebun, sedangkan sampah anorganik dibuang ke TPS.
Studi Sistem Sirkulasi Vertikal
Sistem sirkulasi pada bangunan ini menggunakan lift karena pada
bangunan student apartment ini memiliki tinggi yang lebih dari 4 lantai.
Sistem Sirkulasi vertikal berupa lift ini harus berada pada tempat yang
mudah dijangkau, tidak mengganggu dan mudah terlihat. Berikut
merupakan perhitungan standart kebutuhan lift dalam apartemen
mahasiswa ini.
D = Standart Kebutuhan Gerak
Populasi Bangunan = jumlah kamar x D (apartemen)
630 x 2
1.260
Phc : Standart Kebutuhan
Kapasitas = Phc (apartemen) x Populasi
10% x 1.260
126
Tabel 41 : Standart Spesifikasi Lift Sumber : Time Saver
Pada Apartemen mahasiswa ini bisa menggunakan
Car : 2500
Minimum Speed : 250-300 feet/min
Car Travel : 126 – 200
Dengan kapasitas lift yang sudah ditentukan adalah 2500 lbs maka untuk
lift penghuni (p) adalah
Maksimal Kapasitas Penumpang : 15
Standart Kapasitas Penumpang : 13
Round Trip Lift tersebut adalah 90 (Time Saver)
Perhitungan Kapasitas yang diangkut
Gambar 140 : Pehitungan Kapasitas Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 141 : Perhitungan Jumlah Lift Sumber : Analisis Pribadi
Maka jumlah lift yang dianjurkan adalah 2.9 yang dibulatkan menjadi 3 Lift
Tangga pada bangunan apartemen mahasiswa ini tangga yang
digunakan adalah tangga darurat dapat berfungsi sebagai akses
keluar secara vertikal yang dapat digunakan penghuni pada saat
keadaan darurat dengan standart yang sudah ditentukan pada Pasal
115 :
Dilarang Menggunakan tangga spiral atau melingkar pada tangga
darurat
Memiliki lebar minimal 1,2 m dan tidak boleh menjepit kebawah
Harus dilengkapi dengan pegangan yang kuat , dengan tinggi standart
yaitu 1.10 , mempunyai lebar injakan minimal 28cm dan tinggi
maksimal adalah 20 cm.
Tangga keadaan darurat harus terbuka yang mempunyai jarak
minimal adalah 1m dari bukaan – bukaan dinding yang berdekatan.
Jarak masimal antara tangga keadaan darurat adalah 25 meter tanpa
sprinkrel dan jaran 40m jika menggunakan sprinkle.
j) Studi Lajur Difabel
Tangga & Ramp
Berikut merupakan standart dimensi tangga dan ramp yang disarankan
untuk digunakan pada lingkungan Apartemen Mahasiswa UNIKA
Soegijapranata. Material Finishing dari tangga dan ramp di lingkungan
Soegijapranata Divinity School akan menggunakan karet anti-slip untuk
menjaga kenyamanan dan keselamatan dari pengguna bangunan itu
sendiri.
Gambar 142 : Standart Perhitungan Tangga Sumber : 3.bp.anaktangga.com
Perhitungan antrede dan optrede :
antrede (a) = 30cm; optrede (s) = 17cm
Nyaman (optrade) : a – s = 12cm - 13cm
Aman (antrede) : a + s = 45cm - 47cm
Gambar 143 : Standart Perhitungan Ramp Sumber : bluprin.com
k) Sistem Pencahayaan Alami
Dengan memberikan lubang jendela, dinding transparant (glass block,
kaca) dan pemberian skylight untuk menambah estetika. Namun perlu
dilakukan antisipasi terhadap radiasi panas matahari.
l) Sistem Pencahayaan Buatan
Berikut merupakan pencahayaan buatan yang akan diaplikasikan ke
Apartemen Mahasiswa UNIKA Soegijapranata.
General Lightning, dapat dilakukan/diaplikasikan diseluruh ruangan
(bersifat umum)
Task Lighting,digunakan untuk menerangi kegiatan pada runag belajar
bersama, ruang tutor , dan ruang tugas ( Ruang tata usaha dll)
Decorative Lighting, Diberikan unutk memberikan nilai estetis dan
kesan suasanan tertentu dalam ruangan , dapat diaplikasikan pada
unit hunian maupun ruang belajar agar nyaman .
m) Sistem Pemanfaatan Teknologi
Anidolic Daylight System
Merupakan sistem bukaan yang mengginakan pantulan kaca/elliptical
mirrors untuk mengarahkan cahaya matahari dan menyampaikanya ke
dalam ruangan dengan cra memantulkan cahaya tersebut sehingga
ruangan dapat mendapatkan cahaya secara maksimal.
Gambar 144 : Anidolic Daylight System Sumber : energyprofessionalsymposium.com
Rain Water Trearment
Menampung air hujan yang jatuh di area lingkungan Apartemen
Mahasiswa UNIKA Soegijapranata kedalam sebuah tangki yang kemudian
akan di filterisasi untuk memisahkan air dengan partikel debu dan kotoran
sehingga air ini dapat digunakan kembali.
Gambar 145 : Sistem Rain Water Treatment
Sumber : http://www.genitronsviluppo.com
Solar Panel
Pemasangan Solar Panel pada Apartemen Mahasiswa UNIKA
Soegijapranata digunakan untuk mendapatkan Energi tambahan berupa
energi alami yang didapat langsung dari panas sinar matahari yang
dirubah menjadi listrik dalam penampungan atau baterai berupa aki.
Pemasangan Sel surya ini ditujukan untuk penghematan biaya listrik dari
PLN dengan memasangkan beberapa panel-panel di lingkungan Gedung
Apartemen Mahasiswa UNIKA Soegijapranata . Selain itu tidak
Gambar 146 : Sistem panel surya Sumber : energisurya.files.wordpress.com
Gambar 147 : Rumah dengan panel surya Sumber : levinhalim308.files.wordpress.com
Smart Building
Sistem Fiber Optik Ke Bangunan merupakan teknologi terbaru yang
menggunakan kabel fiber optic yang daplikasikan pada sebuah bangunan.
Contoh penerapan pada bangunan adalh penggunaan sistem
komunikasi,internet,sistem akses kontrol untuk masuk, kerja lif serta
sistem keamanan berupa monitoring menggunakan CCTV.
Gambar 148 : Fiber Optik Ke Bangunan Sumber : insidertradings.org
Sistem Kartu / Sidik Jari
Merupakan teknologi yang sering dipakai pada hotel ataupun apartemen
modern , sistem ini berguna untuk membatasi seseorang pergi ke suatu
tempat. Selain menggunakan kartu juga dapat menggunakan sidik jari,
sistem ini tingkatanya jauh lebih aman dibandingkan dengan kartu ,
kunci. Cara penggunaanya adalah menempelkan kartu atau sidik jari
kepada sensor maka pintu akan terbuka
Gambar 149 : Sistem Keamanaan Sumber : Dokumen Pribadi
3.3. Analisa Konteks Lingkungan
Pemilihan Lokasi berada pada kecamatan Mijen Kota
Semarang,dikarenakan pada lokasi tersebut akan dibangun kampus baru
UNIKA Soegijapranata dengan beberapa fakultas , oleh karena itu perlu
adanya fasilitas berupa Student Apartment di dekat kampus Baru UNIKA.
a) Kecamatan Mijen
Batas :
Utara Selatan Barat Timur
: Kecamatan Ngaliyan : Kabupaten Kendal : Kabupaten Kendal : Kecamatan Gunungpati
Kondisi Tapak :
Merupakan daerah yang memiliki garis kontur yg sedikit dan dapat
dibilang cukup datar
Berada di sekitar pusat kota semarang
Lingkungan asri, nyaman, dan tertata.
penataan dan zonasi masing masing fungsi sudah ada perencanaan dan dalam tahap pelaksanaan sehingga dalam perkembanganya akan
jauh lebih teratur karna dari awal sudah direncanakan dengan baik
Studi Kekuatan Alami Pada Lokasi Iklim
Suhu lebih tinggi dibanding daerah perbukitan semarang .
Pada saat siang hari terasa lebih terik.
Ekologi
Potensi perencanaan kota baru BSB City menggunakan konsep
Green City terdapat beberapa zona untuk RTH dan peresapan
Masih banyak terdapat pepohonan
Geologi
Gambar 151 : Material batuan di kecamatan mijen
Gambar 152 : Jenis tanah di kecamatan mijen
Studi keuatan Buatan Pada Lokasi Regulasi Kota :
Pendidikan KDB yang direncanakan 40 %
View :
Daerah perbukitan dan kota atas.
View ke daerah sekitar (view buatan dari taman dan danau kota
satelit BSB City).
Topografi dan Bentang Alam :
Merupakan daerah dengan garis kontur dominan landai.
Gambar 153 : Kontur tanah di kecamatan mijen Sumber : Geologi kota semarang 2011
Air
Dapat menggunakan sumur artetis.
Terdapat air yang dikelola pemerintah daerah setempat (PDAM).
Studi Amenitas Pada Lokasi Jaringan Urban
Akses berupa jalan arteri sekunder serta kolektor sekunder.
Akses utilitas serta sarana prasarana kota masih dalam
tahap pembangunan.
Visual
Kawasan yang bergerak di daerah bisnis, pendidikan, dan
pemukiman penduduk.
Sebaran lahan hijau yang masih cukup banyak.
Citra Arsitektural
Dapat memanfaatkan potensi view kota atas.
Desain merespon kondisi lingkungan.
Tabel 42 : Potensi Dan Kendala Sumber : Analisa pribadi
Potensi Kendala
Lingkungan memiliki Kota masih dalam
perencanaan yang baik dari tahap pembangunan
awal sehingga dalam Kondisi tanah
perkembanganya akan tertata merupakan tanah muda
dan rapih dan cenderung labil
Pengembangan kota
dengan konsep green city
Dekat Dengan Kampus
Baru UNIKA
Mudah dengan
transportasi umum
Alternatif Pemilihan Lokasi Tapak
Untuk pemilihan lokasi tapak untuk bangunan apartemen mahasiswa ini
memiliki 2 alternatif tapak yang berada pada BSB Kota Semarang , berikut
merupakan Master Plan BSB Semarang dari hasil wawancara dengan
marketing BSB :
Gambar 154 : Master Plan BSB Semarang Sumber : Marketing BSB
Perencanaan lokasi tapak berada pada area yang berwarana orange yang
merupakan area campuran pada BSB Semarang ini.
Alternatif Pertama
Alternatif pertama berada pada JL.Raya Semarang Boja Tepatnya
disebelah pembangunan kampus baru UNIKA Soegijapranata di BSB
Semarang
Data Tapak
Jl. Raya Semarang-Boja, Jatibarang, Mijen, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50212
Gambar 156 : Lokasi Grafis Tapak Sumber : CAD Semarang
Batas tapak
Utara : Jl. Rm.H. Soebeno Raya
Timur : Perkebunan Karet
Selatan : Jl.Raya Semarang-Boja
Barat : UNIKA
Dengan ketentuan akan KDB 60%, Berikut beberapa dokumentasi pada
lingkungan tapak :
Gambar 157 : JL.Raya Semarang Boja Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 158 : Lahan UNIKA Soegijapranata
Gambar 159 : Faslitas halte bus di sekitar tapak Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 160 : Perbatasan Jalan Dengan UNIKA Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 43 : Potensi Dan Kendala Sumber : Analisis Pribadi
Potensi Kendala
Berada dalam kawasan yang Lingkungan sekitar
sudah direncanakan menjadi kota masih dalam tahap
satelit pembangunan
Berada di tepi jalan arteri Fasilitas umum
sekunder, masih jauh dari tapak
Dekat dengan fasilitas penunjang Lingkungan masih
(kawasan perdagangan, halte bus, berupa lahan kosong
dsb.) atau kebun Karet
Bersebelahan dengan lokasi
kampus baru UNIKA Soegijapranata
Kontur tanah cenderung landai
Suasana lingkungan tapak masih
Alternatif Kedua
Alternatif Kedua berada pada JL.Raya Semarang Boja dekat dengan
fasilitas dan tempat makan umum di BSB Semarang.
Data Tapak
Jl. Raya Semarang-Boja, Kedungpane, Mijen, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50212
Gambar 161 : Lokasi Tapak 2 Sumber : Google maps
Batas tapak
: Jl. Raya Semarang-Boja
: Perkebunan Karet
: Perkebunan Karet
Gambar 162 : Peta Grafis Lokasi Tapak Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 164 : Dekat Dengan Tempat Makan Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 165 : Dekat Ruko dan Pusat Kota Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 44 : Potensi Dan Kendala Tapak 2 Sumber : Analisis Pribadi
Potensi Kendala
Berada dalam kawasan yang Lingkungan sekitar
sudah direncanakan menjadi masih dalam tahap
kota satelit pembangunan
Berada di tepi jalan arteri Jauh Dengan Kampus
sekunder, Baru UNIKA
Dekat dengan fasilitas Memerlukan
penunjang (kawasan penambahan
perdagangan, halte bus, dsb.) transportasi seperti
Kontur tanah cenderung landai BUS Kampus/ Bus dari