• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 1. Renstra Balai Arkeologi D.I Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 1. Renstra Balai Arkeologi D.I Yogyakarta"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan unsur Pemerintah yang diberi amanat untuk mewujudkan janji didirikannya negara sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, khususnya dalam hal memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya berkewajiban memenuhi hak-hak warga negara sesuai dengan Pasal 28c, ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, Balar DIY selaku unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dituntut mampu melaksanakan kewajiban melayani warga negara untuk memperoleh manfaat dari hasil penelitian arkeologi di wilayah kerja yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur.

Penelitian dan pengembangan arkeologi yang merupakan tugas Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta pada dasarnya merupakan upaya penggalian nilai-nilai luhur bangsa untuk meningkatkan jati diri dan karakter bangsa melalui warisan budaya material yang ditinggalkan. Hal itu sesuai dengan delapan pilar pembangunan kebudayaan RPJPN Tahun 2005-2025. Delapan pilar pembangunan kebudayaan tersebut, yaitu (1) hak-hak berkebudayaan; (2) jati diri dan karakter bangsa; (3) multikulturalisme; (4) sejarah dan warisan budaya; (5) industri budaya; (6) diplomasi budaya; (7) pranata dan insan kebudayaan; serta (8) sarana dan prasarana budaya.

Berdasarkan pilar-pilar kebudayaan tersebut terlihat secara jelas keterkaitan antara pendidikan dan kebudayaan. Sesuai dengan Pasal 31 UUDNRI 1945, pendidikan nasional dimaksudkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) periode ketiga saat ini, pembangunan pendidikan direncanakan sebagai tahap pendidikan yang menyiapkan manusia Indonesia untuk memiliki daya saing regional.

Penjabaran RPJPN 2005-20015 oleh Pemerintah dalam bentuk RPJMN 2015-2019. Landasan idiologis RPJMN 2015-2019 adalah Trisakti yang salah satunya adalah berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya, salah satu dari sembilan prioritas RPJMN 2015-2019 yang disebut Nawacita adalah melakukan revolusi karakter bangsa dan memperteguh kebhinnekaan. Oleh karena itu Kemendikbud dalam Rencana Strategis 2015-2019 mencanangkan misi antara lain untuk

(2)

mewujudkan pelestarian kebudayaan. Pelestarian kebudayaan dimaksud antara lain adalah (a) menjaga dan memelihara jati diri karakter bangsa, (b) membangkitkan kembali karakter bangsa Indonesia, yaitu saling menghargai keragaman, toleransi, etika, moral, dan gotong royong melalui penerapan budaya, (c) meningkatkan apresiasi pada seni dan karya budaya Indonesia sebagai bentuk kecintaan pada produk-produk dalam negeri, dan (d) melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan warisan budaya termasuk budaya maritim dan kepulauan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam melaksanakan tugasnya Balar DIY dituntut melakukan sinergitas dalam bentuk koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder sehingga menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Hal itu sesuai dengan landasan gotong royong dalam visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagaimana termuat dalam Renstra Kemdikbud tahun 2015-2019 bahwa gotong royong dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan berarti banyak hal yang dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, dan keinginan saling menolong. Berlandaskan gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan, antara lain oleh keterlibatan aktif masyarakat dan kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga.

B. CAPAIAN RENSTRA 2010-2014

Pada akhir tahun 2014, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki tahun keempat dari periode Renstra Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 – 2014, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas melakukan penelitian arkeologi dan penyebarluasan hasil-hasil penelitian untuk kepentingan akademisi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan situs arkeologi. Sejalan dengan itu, adanya komitmen dari Pimpinan Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta beserta seluruh jajarannya dalam melaksanakan program dan kegiatan penelitian arkeologi sehingga program dan sasaran strategris dapat dicapai secara optimal. Hasil capaian kinerja sasaran, secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta 2010-2014.

Dalam pengesahan Renstra 2010-2014 Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 5 Sasaran Strategis yang telah dilaksanakan.

(3)

NO KEG/SUB KEG

OUTPUT INDIKATOR TARGET PELAKSANA

2010 2011 2012 2013 2014 1 Penelitian dan Pengemban gan arkeologi Terungkapnya potensi arkeologi untuk pengembangan kebudayaan daerah/ nasional Jumlah rekomendasi dan saran kebijakan hasil penelitian arkeologi 15 23 23 24 24 Peneliti (fungsional) 2 Dokmentasi dan Informatika Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap manfaat dan Ilmu Pengetahuan Arkeologi. Jumlah produk hasil penelitian sumber daya arkeologi yang didokumentasik an dan disebarluaskan 5 5 5 6 6 Pokja Dokumentasi dan Informatika 3 Penerbitan ilmiah dan sosialisasi Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap sejarah budaya masa lalu Jumlah apresiasi masyarakat pada kegiatan sosialisasi hasil penelitian arkeologi 3 3 3 3 3 Pokja Pemasyarakatan Hasil Penelitian Arkeologi 4 Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah Meningkatnya hubungan kerja sama dengan pihak terkait Jumlah stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya arkeologi 2 2 3 3 3 Pokja Kerjasama 5 Pengemban gan manajemen teknis SDM dan sarana prasarana Meningkatnya SDM yang handal dan terlatih serta sarana prasarana yang memadai Jumlah SDM aparatur yang meningkat kompetensi dan profesional, didukung oleh sarana prasarana yang operasional dan 10 10 10 12 12 Pokja Pengembangan SDM

(4)

proporsional

Sesuai dengan penetapan Renstra Tahun 2010-2014, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan capaian kinerja organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Rangkuman hasil capaian kinerja Renstra 2010-2014 Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan hasil pengukurannya adalah sebagai berikut ini:

1. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

Dalam Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Arkeologi dengan indikator kinerja dokumen rekomendasi dan saran kebijakan hasil penelitian bidang arkeologi adalah suatu kegiatan yang dimulai dengan adanya temuan situs arkeologi baik oleh masyarakat setempat maupun hasil dari laporan dinas atau adanya pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tema penelitian seperti keterangan pada bab sebelumnya dibagi menjadi empat kajian, yaitu prasejarah, klasik, islam/kolonial dan arkeologi bawah air. Hal ini sesuai dengan spesialisasi dari masing-masing peneliti yang ada. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kurun waktu 2010-2014 adalah sebagai berikut ini.

Tabel 2. Pencapaian Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Arkeologi pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Terhadap Rencana 5 Tahun.

Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014

Penelitian dan Pengembangan arkeologi

Jumlah rekomendasi dan saran kebijakan hasil penelitian arkeologi

14 dok 13 dok 14 dok 19 dok 24 dok

Gambar 1. Grafik penerbitan Dokumen Kebijakan Pengembangan Kawasan Situs Arkeologi Tahun 2010-2014

(5)

Hasil capaian Kegiatan Dokumentasi dan Informatika dengan indikator kinerja Jumlah produk hasil penelitian sumber daya arkeologi yang didokumentasikan dan disebarluaskan pada pameran arkeologi meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan kunjungan masyarakat ke pameran arkeologi ini dikarenakan Tim Pameran Arkeologi selalu memberikan inovasi dalam hal penyajian informasi-informasi yang berkaitan dengan hasil penelitian arkeologi. Capaian kinerja pada Kegiatan Dokumentasi dan Informatika dapat dilihat Tabel 3.

Tabel 3. Pencapaian Indikator Kinerja pada Kegiatan Dokumentasi dan Informatika Terhadap Rencana 5 Tahun

Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Dokmenta si dan Informati ka Jumlah produk hasil penelitian sumber daya arkeologi yang didokumentasi kan dan disebarluaskan 5 keg 600 org 4 keg 428 org 2 keg 2.310 org 4 keg 5.138 org 5 keg 5.555 org

Gambar 2. Jumlah Pengunjung Pameran Arkeologi Tahun 2010-2014

3. Kegiatan Penerbitan Ilmiah dan Sosialisasi

Instansi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta selain melaksanakan kegiatan penelitian dan penyebaran informasi hasil penelitian arkeologi, juga melaksanakan penerbitan jurnal ilmiah dan juga berita penelitian arkeologi. Adapun Jurnal Berkala Arkeologi sudah terakreditasi A oleh LIPI dengan Nomor Akreditasi : 441/AU1/P2MI-LIPI/08/2012. Disamping itu pada setiap tahun peneliti wajib berkontribusi untuk mempublikasikan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan ke dalam Berita Penelitian Arkeologi.

Sedangkan buku referensi arkeologi diterbitkan oleh peneliti setelah penelitian arkeologi pada kawasan tertentu sudah dianggap cukup dalam pegambilan data lapangan dan dapat menghasilkan rekomendasi bagi pengembangan kawasan situs arkeologi.

Tabel 4. Pencapaian Kegiatan Penerbitan Ilmiah dan Sosialisasi terhadap rencana 5 tahun. Kegiatan Indikator

Kinerja

(6)

2010 2011 2012 2013 2014 Penerbitan ilmiah dan sosialisasi Penerbitan ilmiah dan sosialisasi Jumlah artikel Jurnal Berkala Arkeologi yang diacu oleh akademisi dan masyarakat 1 keg 14 art 1 keg 13 art 1 keg 16 art 1 keg 18 art 1 keg 14 art Jumlah publikasi Berita Penelitian Arkeologi yang diacu oleh akademisi 1 keg 7 art 1 keg 5 art 1 keg 7 art 1 keg 7 art 1 keg 11 art Jumlah terbitan Buku Referensi Arkeologi yang diacu oleh akademisi dan masyarakat - - 1 keg 1 art 1 keg 1 art 1 keg 2 art 1 keg 2 art

Gambar 3. Jumlah artikel pada jurnal Berkala Arkeologi dan BPA Tahun 2010-2014

Gambar 4. Jumlah artikel Penerbitan Buku Referensi Arkeologi Tahun 2010-2014 4. Kegiatan Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah

Kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan pemangku kebijakan terkait dilaksanakan dalam tahap peninjauan situs arkeologi yang baru ditemukan sampai menuju penelitian. Hal ini dimaksudkan agar adanya komunikasi yang baik nantinya setelah penelitian selesai dilakukan. Setelah penelitian tersebut selesai dan didapat hasil rekomendasi dari Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka hasil tersebut akan dipaparkan dalam rapat koordinasi bersama yang nantinya akan merumuskan suatu kebijakan pengembangan situs sebagai kawasan wisata. Adapun kerjasama antar pemangku kebijakan tersebut selama kurun waktu 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kegiatan Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi/Capaian Kinerja

(7)

Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah

Jumlah stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya arkeologi

- - 1 keg 4 keg 1 keg

5. Kegiatan Pengembangan Manajemen Teknis SDM dan Sarana Prasarana

Evaluasi hasil pencapaian pada Kegiatan Pengembangan Manajemen Teknis SDM selama 5 tahun mengalami kemajuan dalam pengembnagan sumberdaya manusia yang ada pada Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya pegawai yang mengikuti pelatihan dan mengikuti pendidikan ke jenjang S2. Capaian indikator kinerja Jumlah SDM aparatur yang meningkat kompetensi dan profesional, didukung oleh sarana prasarana yang operasional dan proporsional pada Tabel 6.

Tabel 6. Pencapaian Kegiatan Pengembangan Manajemen Teknis SDM Terhadap Rencana 5 Tahun

Kegiatan Indikator

Kinerja Target Kinerja Realisasi/capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 Pengembangan Manajemen Teknis SDM dan Sarana Prasarana Jumlah SDM aparatur yang meningkat kompetensi dan profesional, didukung oleh sarana prasarana yang operasional dan proporsional

Jumlah calon peneliti yang mengikuti diklat peneliti di LIPI

2 org - 1 org - 1 org

Jumlah pegawai Balai Arkeologi yang mengikuti pendidikan arkeologi jenjang

S2

- - - - 2 org

Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan SOP

- - - - 15 org

Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan dan sertifikasi selam

2 org 4 org 1 org 3 org 3 org

Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan fotografi

24 org 57 org 5 org 2 org 10 org

Pada tahun kurun waktu 2010-2014 telah dilaksanakan pembelian sarana dan prasarana dalam penunjang kegiatan operasional kantor dan kegiatan penelitian sesuai dengan tupoksi Balai

(8)

Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengadaan Sarana dan Prasarana tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan yang berarti.

Tabel 7. Pencapaian Indikator Kinerja Peralatan dan Fasilitas Terhadap Rencana 5 Tahun

Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi/Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014

Pengembangan Manajemen Teknis SDM dan Sarana Prasarana

Jumlah SDM aparatur yang meningkat kompetensi dan profesional, didukung oleh sarana prasarana yang operasional dan proporsional

100% 100% 100% 100% 100%

Adanya perencanaan yang matang dan pelaksanaan penelitian arkeologi yang didukung oleh kebijakan pimpinan, peran aktif pegawai serta adanya dukungan sarana dan prasarana penelitian dapat menghasilkan dokumen kebijakan pengembangan kawasan situs arkeologi yang sedang dilakukan penelitian arkeologi. Adanya pameran dan sosialisasi hasil penelitian arkeologi kepada masyarakat dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga situs dan peninggalan arkeologi yang ada pada daerah masing-masing. Kebijakan pengembangan kawasan situs arkeologi diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu diperlukan komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif dari pemangku kepentingan dalam pemanfaatannya. Balai Arkeologi Daerah Yogyakarta berupaya melakukan koordinasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah serta Lembaga Swadaya Masyarat yang berada disekitar situs arkeologi.

C. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Berdasarkan interaksi dengan stakeholder, evaluasi kegiatan, program kerja, dan masukan dari seluruh pegawai Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta dapat diidentifikasi kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang. Berikut penjabaran analisis SWOT untuk mengatasi permasalahan yang ada sehingga akan dicapai acuan program yang lebih terarah.

(9)

STRATEGI ANALISIS FAKTOR INTERNAL

STRATEGI ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL

KEKUATAN (Strengths)

1.Pemegang kewenangan data dan informasi sumber daya arkeologi di wilayah kerja 2.Perencanaan berbasis kinerja

telah terapkan

(Lakip/Renja/ Renstra) 3.Kuantitas sumber daya

manusia memadai 4.Legalitas kewenangan

penelitian dan pelayanan bidang sumber daya arkeologi di wilayah kerja 5.Sarana dan prasarana teknik

cukup memadai

KELEMAHAN (Weaknesses)

1.Sinkronisasi manajemendatabase sumber daya arkeologi belum optimum

2.Rasio tenaga peneliti dan non peneliti tidak seimbang

3.Standar minimal kinerja penelitian dan pelayanan di bidang sumber daya arkeologi belum tersedia.

4.Perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana teknik kurang memadai

5.Program penelitian, pelayanan, dan publikasi belum optimal.

PELUANG (Opportunities)

1.Potensi sumber daya arkeologi cukup besar namun belum seluruhnya terungkap 2.Apresiasi masyarakat pada

sumber daya arkeologi meningkat

3.Program kerja sama untuk kegiatan penelitian dan perencanaan pengelolaan sumber daya arkeologi tersedia 4.Penerapan peraturan

perundangan tentang

kewenangan dan pengelolaan benda cagar budaya.

5.Permintaan daerah bidang pelayanan sumber daya arkeologi semakin meningkat

ASUMSI S-O Penguatan/ Mobilisasi 1. Meningkatkan kualitas

data dan informasi sumber daya arkeologi 2. Meningkatkan kerja

sama dengan berbagai pihak (antar UPTdan antar instansi/dinas daerah otonom) 3. Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia 4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Renstra/RenjaTahunan. ASUMSI W-O Pengembangan

1. Meningkatkan koordinasi manajemen data baik internal maupun eksternal secara terpadu 2.Mengembangkan sistem basis data terpadu 3.Menyusun dan menerapkan pelaksanaan

standar/kriteria kinerja (SOP)

4.Rekruitmen tenaga peneliti dan teknisi 5. Kerja sama penelitian dan perencanaan

pengembangan sumber daya arkeologi

ANCAMAN (Threats)

1.Perubahan politik dan kebijakan kelembagaan di pusat dan daerah

2. Masih terjadi pelanggaran kelestarian sumber daya arkeologi

3. Belum meratanya informasi sumber daya arkeologi ke masyarakat.

ASUMSI S-T Menangkap Peluang 1.Meningkatkan perencanaan

program penelitian dan pengembangan.

2.Menyusun pedoman standar pelayanan minimal (SPM) sumber daya arkeologi, 3.Meningkatkan hubungan

kerja sama antara pusat dan daerah

ASUMSI W-T Penyelamatan

1. Reposisi; kaji ulang perencanaan stratejik; revitalisasi lembaga

2.Meningkatkan pengawasan dan evaluasi program kegiatan dan kinerja organisasi 3.Meningkatkan sosialisasi dan publikasi ke

daerah

Permasalahan aktual 2015-2019 :

1. Minimnya penyediaan informasi untuk perumusan kebijakan bidang arkeologi dengan melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, penelitian dan pengembangan di bidang arkeologi. 2. Tantangan untuk mengembangkan dan menguatkan aspek kebudayaan dalam penyelenggaraan

pendidikan melalui penelitian dalam rangka menguatkan karakter dan jati diri bangsa serta ketahanan budaya.

(10)

3. Minimnya peningkatan intensitas dan kualitas kerjasama nasional di bidang pendidikan dan kebudayaan melalui penelitian bersama, pengembangan program pendidikan unggulan, pertukaran informasi, dan forum kerjasama nasional.

4. Sinergitas dan sinkronisasi penelitian dan pengembangan yang dilakukan antara Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta dengan stakeholder yang berada di daerah kabupaten/kota belum terwujud secara optimal sehingga aspirasi serta harapan dari pihak-pihak dimaksud dalam berbagai produk penelitian dan pengembangan belum terakomodasi dengan baik.

5. Kesempatan untuk memaparkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan cenderung masih terbatas yang diakibatkan tidak hanya oleh masalah pendanaan tetapi lebih penting lagi terhadap mutu dari makalah atau tulisan yang memerlukan perbaikan dari waktu ke waktu untuk mencapai standar minimal yang dipersyaratkan.

6. Kurangnya ketersediaan data dan informasi hasil penelitian arkeologi yang cepat, handal, dan kredibel yang diperlukan untuk pengambilan kebijakan di daerah.

7. Belum maksimalnya sosialisasi dan publikasi hasil penelitian arkeologi kepada masyarakat umum.

8. Belum meratanya tingkat profesionalisme sumber daya aparatur peneliti, teknisi, dan administrasi sesuai kompetensinya.

9. Belum proporsionalnya sarana dan prasarana penunjang dalam menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN STRATEGIS A. VISI KEMENDIKBUD

Sebagai lembaga yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam penelitian, maka visi Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta dirumuskan berdasarkan orientasi masa depan (future oriented), kepekaan terhadap perubahan paradigma dan kondisi masyarakat dewasa ini, serta kebutuhan interen lembaga yang berbasis profesi di bidang penelitian. Visi Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta adalah : “ Terwujudnya lembaga penelitian dan pengembangan bidang arkeologi di daerah yang terdepan untuk mendukung pengembangan sumberdaya kebudayaan nasional “.

(11)

B. MISI KEMENDIKBUD

Untuk mewujudkan visi kelembagaan tersebut di atas dan sejalan dengan tugas pokok dan fungsi, maka misi-misi Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan penelitian dan pengembangan sumberdaya arkeologi di wilayah kerja secara profesional.

2. Meningkatkan kebijakan dalam penelitian arkeologi yang terarah sebagai bahan perumusan kebijakan di daerah yang relevan dalam pembangunan.

3. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian secara terpadu dengan lembaga terkait tentang benda arkeologi yang bernilai budaya dan ilmiah.

4. Meningkatkan kemitraan penelitian dan pengembangan bidang arkeologi. 5. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia beserta sarana prasarananya. C. TUJUAN STRATEGIS BALAR

Untuk mencapai tujuan, Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta mempunyai tujuan strategis sebagai berikut :

1. Meningkatan akses dan mutu penelitian arkeologi 2. Memperluas akses penelitian arkeologi yang bermutu

3. Meningkatkan kepastian akses penelitian arkeologi yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat

4. Meningkatkan mutu dan kapasitas penelitian arkeologi

5. Meningkatkan mutu penelitian arkeologi yang berorientasi pada tantangan jaman 6. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM), pemerataan distribusi

penelitian diwilayah kerja Balar DIY, serta kesejahteraan SDM 7. Meningkatkan jati diri bangsa melalui kualitas penelitian arkeologi

8. Meningkatkan sistem tata kelola penelitian arkeologi yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik

(12)

BAB IV PENUTUP

Penyusunan renstra ini berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan renstra ini melalui beberapa tahapan termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan, partisipasi dengan seluruh jajaran Balar, serta ,mempertimbangkan seluruh capaian kinerja Balar hingga saat ini. Dengan demikian renstra Balar telah mengakomodasikan semua tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab Balar, memelihara kesinambungan dan keberlanjutan program, memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakat, serta mengantisipasi masa depan.

Penjabaran renstra program Balar dalam rangka mendukung kebijakan Balitbang dan Kemendikbud. Renstra ini telah menggambarkan secara jelas keterkaitan antara sasaran strategis dan kinerja Kemendikbud dan Balitbang untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemanfaatan APBN.

Renstra ini harus digunakan sebagai pedoman penelitian dan pengembangan arkeologi periode 2015-2019. Renstra merupakan dasar dan acuan bagi seluruh pegawai Balar dalam melaksanakan kegiatan seperti (1) Evaluasi dan penyusunan program kerja tahunan, (2) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, (3) Laporan Tahunan, dan (4) LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

Renstra Balar ini diharapkan dapat dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya para pemangku kepentingan di wilayah kerja Balar. Dengan demikian banyak pihak dapat

(13)

terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan litbang arkeologi termasuk memberi kritik, evaluasi, dan rekomendasi. Pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil kerja litbang arkeologi selama 5 tahun mendatang.

Kepala Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta Drs. Siswanto, M.A.

Gambar

Tabel  2.  Pencapaian   Kegiatan  Penelitian  dan  Pengembangan  Arkeologi  pada  Kegiatan  Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Terhadap Rencana 5 Tahun.
Tabel  3.  Pencapaian  Indikator  Kinerja  pada  Kegiatan  Dokumentasi  dan  Informatika  Terhadap Rencana 5 Tahun
Tabel 5. Kegiatan Kerjasama dengan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah Kegiatan Indikator Kinerja Realisasi/Capaian Kinerja
Tabel 6. Pencapaian Kegiatan  Pengembangan Manajemen Teknis SDM Terhadap Rencana  5 Tahun
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat bahwa di setiap saat, grafik amplitudo sel[1,1] pada simulasi tanpa anomali (warna merah) selalu lebih tinggi daripada grafik simulasi dengan anomali.

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jumlah sel Goblet pada usus lele lokal berbeda sangat nyata (p<0,01), dari arah proksimal ke arah distal jumlah sel Goblet

Pertunjukan Nini Thowong merupakan salah satu kesenian yang ada di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul.Pada awalnya warga sekitar mempunyai keyakinan bahwa

Aspek klinik, antara lain mengkaji instruksi pengobatan, mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat, memantau efektifitas dan

Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan..

Maka pendekatan visual dalam perancangan buku pop up ini adalah dengan menggunakan pendekatan visual yang berupa gambar ilustrasi kartun yang sederhana dan tidak

disampaikan oleh Arifin (2005) bahwa surplus beras nasional hanya terjadi pada bulan Februari-Mei sedangkan delapan bulan lainnya harus dipenuhi oleh beras impor, mengingat