• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Lilin Turlina, STIKES Muhammadiyah Lamongan

51

KEC. DEKET KAB. LAMONGAN

Nurul Hidayatul Chusniya , Lilin Turlina

Korespondensi:

Lilin Turlina, d/a : STiKes Muhammadiyah Lamongan.

Jl. Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Telp./Fax. (0322) 323457

ABSTRAK

Pengetahuan merupakan faktor domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih balk dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. MP-ASI adalah makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi usia > 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dini usia 0-6 bulan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional dengan tehnik sampling adalah Simple Random Sampling, sampel diambil dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Dengan jumlah sampel 68 orang. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi kemudian dianalisis sesuai dengan variabel serta skalanya masing-masing, dari analisa tersebut kemudian di uji dengan Chi- Square. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) tergolong kurang sebanyak 26 orang (38,2%), sedangkan perilaku dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia < 6 bulan sebanyak 39 orang (57,4%). Dan hasil penelitian diperoleh p = 0,018 (p<0,05) sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini usia 0-6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan populasi, kuesioner dan variabel lain yang belum diteliti yaitu sikap, kepercayaan dan keyakinan. Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Makanan pendamping ASI

1. PENDAHULUAN

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun yang berasal dan susu hewani, AS1 adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan dan tidak bisa digantikan dengan apapun (Soctjiningsih, 1997: 1). ASI merupakan satusatunya makanan tunggal yang paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan, karena ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang di

butuhkan bayi, oleh karena itu berikan pada bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan makanan atau minuman apapun (Apriadji Wied Harry, 2006: 1). Produksi ASI mulai menurun (500-700 ml) setelah 6 bulan pertama.

Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, yang diberikan kepada bayi usia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dan ASI (Depkes RI, 2006: 4). Makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI,

(2)

jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena makan' sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Dinh krisnatuti, Rina yenrina, 2000: 14).

Angka kematian bayi yang cukup tinggi di dunia sebenarnya dapat dihindari dengan pemberian air susu ibu. Meski penyebab langsung kematian bayi umumnya penyakit infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan akut, diare dan campak, tetapi penyebab yang mendasari pada 54 % kematian bayi adalah gizi kurang. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak mengalami gizi kurang di seluruh dunia. Sebanyak 3 juta anak di antaranya meninggal tiap tahun akibat kurang gizi (Atika Walujani Moedjiono, 2007).

Di Indonesia, angka kematian bayi scat ini 35 per 1.000 kelahiran hidup. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat tak kurang dari 10 bayi dan 20 anak balita meninggal dunia setiap jam di Indonesia. Karena itu, WHO merekomendasikan, semua bayi perlu mendapat kolostrum (ASI hari pertama dan kedua) untuk melawan infeksi dan mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan untuk menjamin kecukupan gizi bayi (Atika Walujani Moedjiono, 2007).

Pemberian air susu ibu secara eksklusif kepada bayi selama 6 bulan pertama terbukti menurunkan angka kematian pada anak balita, ASI juga memberi keuntungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan terbukti dapat mencegah berbagai penyakit akut dan menahun. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) th 2000, lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar, kurang dan 15 bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 6 bulan dan sering juga pemberian MP-ASI diberikan secara tidak sesuai dengan umur dan tidak aman untuk bayi (Kompas Harian, 2002).

Di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapat MP-ASI sebelum ia berumur

6 bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk pilek dan panas, dibandingkan dengan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Tetapi pada kenyataannya masih banyak ibu yang memberikan makanan lain selain ASI sebelum umur bayi mencukupi untuk menerima makanan lain. Menunda pemberian MP-ASI hingga usia 6 bulan mengurangi resiko terkena alergi akibat dari suatu makanan dan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari, karena proses pemecahan sari-sari makanan yang belum sempurna (Rina Sofiany, 2008).

Menurut penelitian milik Yuli Musfi Larasanti, yang dilakukan di Desa Simorejo, Kecamatan Tuban dengan 50 responden, pada bulan juni 2006, dengan hasil akhir penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI pada usia 0-4 bulan.

Target pencapaian pemberian ASI Eksklusif di Jawa Timur pada tahun 2007 ditetapkan 80 %, yang kenyataannya cakupan yang tercapai 30.25 %, sedangkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan pada tahun 2007 target pencapaian pemberian ASI Eksklusif ditetapkan sebanyak 80 %, yang kenyataannya cakupan yang tercapai sebanyak 21,98 %. Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu adalah 82. Berdasarkan survey awal yang di lakukan di Dusun Glugu, Desa Dlanggu, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan selama kurang lebih 1 minggu mulai tanggal 6-12 Agustus 2008 didapatkan 50 bayi umur 0-6 bulan, dan di antaranya 24 bayi (48 %) yang mendapat ASI eksklusif, sedangkan yang mendapat ASI dan yang menggunakan makanan tambahan sebanyak 26 (52 %) bayi.

Upaya-upaya yang dilakukan petugas kesehatan yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI Eksklusif Pemberian ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan dan melakukan pemantauan serta promosi tentang ASI Eksklusif, dapat menurunkan pemberian

(3)

makanan pendamping ASI terlalu dini dan mencegah timbulnya gangguan pencernaan/diare. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, apakah ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini pada usia 0-6 bulan, yang terjadi di Desa Dlanggu, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan.

2. METODELOGI PENELITIAN

Desain Penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan mengidentifikasi struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2003: 79).

Penelitian yang digunakan adalah analitik yaitu penelitian yang mencari hubungan satu keadaan dengan keadaan lain yang terdapat dalam satu populasi yang sama. Berdasarkan waktunya peneliti menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana variable-variabel yang diamati dan di kumpulkan dalam waktu bersamaan, pada waktu tertentu.(Soekidjo N, 2002: 146)”. 4.HASIL PENELITIAN.

Karakteristik Responden 1) Umur

Tabel 1 Distribusi Umur Responden untuk bayi di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan No Umur Jumlah (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan 6 18 13 11 9 11 8,8% 26,5% 19,1% 16,2% 13,2% 16,2% Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar memiliki bayi berusia 2 bulan yaitu sebanyak 18 bayi (26,5%) dan sebagian kecil memiliki bayi berusia 1 bulan yaitu sebanyak 6 bayi (8,8%).

Tabel 2 Distribusi Umur Responden untuk Ibu di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. No Urut Umur Frekwe nsi % 1. 2. 3. 4. < 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 7 37 22 2 10,3 % 54,4 % 32,4 % 2,9% Jumlah 68 100 %

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar berada pada rentang umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 37 orang (54,4%) dan sebagian kecil berada pada umur >40 tahun yaitu 2 orang (2,9%).

Pendidikan

Tabel 3 Distribusi Pendidikan Responden di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

No

Urut Pendidikan Frekwensi % 1. 2. 3. 4. 5. Tidak sekolah SD SLTP SLTA PT 4 7 29 18 10 5,9% 10,3% 42,6% 26,5% 14,7% Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sebanyak 29 orang (42,6%) dan sebagian kecil tidak sekolah yaitu sebanyak 4 orang (5,9%).

3) Pekerjaan

Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

(4)

Berdasarkan gambar 4 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 46 orang (67,6%) dan sebagian kecil responden bekerja sebagai petani (2,9%).

4) Paritas

Tabel 5 Distribusi Paritas Responden di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. No Urut Paritas Frekwe nsi % 1. 2. 3. 4. Petama Kedua Ketiga Keempat 45 12 7 4 66,2 % 17,6 % 10,3 % 5,9% Jumlah 68 100 %

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar responden memiliki 1 anak yaitu sebanyak 45 orang (66,2%) dan sebagian kecil responden memiliki 4 anak yaitu sebanyak 4 orang (5,9%)

2. Data Khusus

Data Khusus penelitian ini adalah pengetahuan dan perilaku ibu yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

No Pengetahuan Frekwensi % 1. 2. 3. Kurang Cukup Baik 26 22 20 38,2% 32,4% 29,4% Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar memiliki pengetahuan kurang tentang MP-ASI yaitu sebanyak 26 orang (38,2%) dan hampir sebagian responden yang lain memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI yaitu sebanyak 20 orang (29,4%)

Perilaku Ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu. Kecamatan Deket. Kabupaten Lamongan. Tabel 7 Distribusi Perilaku Ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu. Kecamatan Deket. Kabupaten Lamongan. No Urut Pemberian MP-ASI Frekwensi % 1. 2. Diberikan < 6 bulan Tidak diberikan < 6 bulan 39 29 57,4% 42,6% Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat di jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian besar responden memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini pada usia < 6 bulan yaitu sebanyak 39 orang (57,4%) Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

Tabel .8. Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

(5)

Pengetahuan Perilaku Total Ya Tidak Kurang 20 (76,9%) 6 (23,1%) 26 (100%) Cukup 12 (54,5%) 10 (45,5%) 22 (100%) Baik 7 (35%) 13 (65%) 20 (100%) Total 39 (57,4%) 29 (42,6%) 68 (100%) Dari table 8 didapatkan hampir sebagian besar pengetahuan ibu tentang MP-ASI tergolong kurang dengan perilaku memberikan MP-ASI pada bayi 0-6 bulan yaitu 20 orang (76,9%). Hampir sebagian besar pengetahuan ibu tentang MP-ASI tergolong cukup dengan perilaku memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu 12 orang (54,5%). Hampir sebagian besar pengetahuan ibu tentang MP-ASI tergolong baik dengan perilaku tidak memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan yaitu 13 (65%). Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Uji Chi Square dengan N= 68, df = 2, didapatkan X² = 8,228 dan p = 0,018, sehingga p<0,05 jadi H0 ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan.

4. PEMBAHASAN

Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini usia 0-6 bulan.

Berdasarkan hasil dari perhitungan data hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan, didapatkan X² = 8,228 dan p = 0,018 maka p < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan.

Adanya hubungan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Wakid et al (2007: 31) bahwa perilaku merupakan salah satu Faktor yang dipengaruhi oleh pengetahuan, oleh karena itu Soekidjo Notoatmodjo

(2003)#, mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan kurang kemungkinan dapat menimbulkan perilaku yang kurang baik, yaitu tentang pemberian MP-ASI yang tidak sesuai umur. Masih banyakny ibu yang memberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan, disebabkan hampir sebagian besar responden berpendidikan SLTP sebanyak 29 orang (42,6%) sehingga perilaku yang tidak didasari pengetahuan akan bersifat tidak baik yang di dukung oleh teori dari Soekidjo Notoatmodjo (2007: 140)* yang mengatakan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesedaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama dan cenderung berperilaku yang negatif.

Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi selalu berperilaku yang sesuai harapan. Karena dalam perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan, pendidikan, sikap, kepercayaan, fasilitas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang memiliki pengetahuan yang rendah, sebagian besar tidak berperilaku yang sesuai harapan, karena dipengaruhi faktor-faktor diatas, dalam hal ini perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI yang tidak sesuai usia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Setelah peneliti menganalisa data dan melihat hasil analisa data maka peneliti mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

Pengetahuan responden tentang MP-ASI didapatkan sebagian besar 26 orang (38,2%) yaitu mempunyai pengetahuan kurang

Perilaku responden tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) didapatkan sebagian besar 39 orang (57,4%) yaitu

(6)

memberikan MP-ASI pada bayi mulai usia 0-6 bulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan berdasarhan uji Chi Square dimana X² hitung = 8,228 dan p = 0,018 (p<0,05)

b. Saran

5.2.1 Bagi ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.

Diharapkan ibu mengetahui dan memahami tentang MP-ASI sehingga ibu tidak memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia bulan.

5.2.2. Bagi tenaga Kesehatan

Perlunya peningkatan penyuluhan atau memberikan informasi pada ibu yang mempunyai bayi khususnya usia 0-6 bulan tentang pengetahuan MP-ASI resiko pemberian MP-ASI sebelum usia pemberian, sehingga ibu memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan usia pemberian.

Bagi Peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan MP-ASI dan dapat mengembangkan populasi, kuesioner dan variable lain yang belum diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Akre, James. 1994. Pemberian Makanan Untuk Bayi Dasar-dasar Fisiologis. Jakarta: Perinasia.

Ana Fitria. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta.

Apriadji, Wied Harry. 2006. Variasi Makanan Sehat Bayi. Jakarta: Puspa Swara. Arisman. 2003. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Atika Walujani Moedjiono. 2007. ASI, Terbaik Untuk Bayi. Kompas: http.//www. Menyusui. Com.

Deddy Muchtadi. 2002. Gizi Untuk Bayi. Jakarta: Puspa Sinar Harapan.

Depkes RI. 2003. Spesifikasi dan Pedoman Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu

Ibu (MP-ASI) Instant untuk Bayi 6-11 Bulan. Jakarta: ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat.

Depkes RI. 2006.Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Lokal. Jakarta: Satker Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa Swara.

Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Kj Rubrik. 2007. Makanan Pendamping ASI:

http.//www. Kellymom.

Com/nutrition/solids/delay-solids.html. Kompas Harian. 2002. ASI: http.//www. Kompas. Com/read/xm/Mari dukung ibu memberi ASI#posting.

Nursalam. 2002. Konsep dan Penerapan Metodologi Pendidikan Ilmu Keperawatan. Jakarta: salemba Medika.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rina Sofiany. 2008. Resiko Pemberian Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini. http://www. Ayah Bunda- Online. Com. Roesli Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Rulina Suradi dan Heti Kristina. 2004. Manajemen laktasi. Jakarta: Perinasia.

Soekidjo Notoatmodjo". 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo#. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo$. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakrta: PT. Rineka cipta.

Soekidjo Notoatmodjo*. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo”. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soetjiningsih. 2007. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

(7)

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Wahid Iqbal Mubarok, Nurul Chayatin, Khoirul Rozikin, dan Supradi. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel  2  Distribusi  Umur  Responden  untuk  Ibu  di  Desa  Dlanggu  Kecamatan  Deket  Kabupaten Lamongan
Tabel 5 Distribusi Paritas Responden di Desa  Dlanggu      Kecamatan  Deket  Kabupaten  Lamongan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham.. Dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 5%

Hasil: Usia pertama kali berhubungan seksual antara pasien kanker serviks dengan pasien bukan kanker serviks memiliki perbedaan yang signifikan (p &lt;

Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.. yang telah memberikan pengetahuan serta membagikan

Konsentrasi asam sulfat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa

[r]

[r]

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Surat Permohonan

Disain model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan, hendaknya disusun secara komprehensif yang memuat berbagai komponen seperti topik proyek yang