Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
43
JENIS-JENIS TUMBUHAN BENALU (SUKU: LORANTHACEAE) BERDASARKAN INANG DI GUNUNG CALANG DESA HINAS KIRI
KECAMATAN BATANG ALAI TIMUR KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Oleh : Regina Dwi Kartika1, Hardiansyah2, Sri Amintarti3, Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin1,2,3
ABSTRAK
Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat beberapa jenis tumbuhan Benalu yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis tumbuhan benalu yang terdapat di Gunung Calang Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan (2) jenis tumbuhan yang menjadi inang benalu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, pengambilan sampel dengan observasi lapangan menggunakan teknik transek. Populasi dalam penelitian ini adalah semua tumbuhan benalu yang hidup di pohon inang yang terdapat di Gunung Calang Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Jenis benalu yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah:
Dendrophtoe acacoides;Dendrophthoe curvata; Helixanthera sessiliflora Loranthaceae(1); Loranthaceae(2); Loranthaceae(3); Loranthaceae(4); Loranthaceae(5); Loranthaceae(6);Loranthaceae(7); Macrosolen capitellatus; Scurulla ferruginea;Scurulla philippensis;Scurulla parasitica;Viscum articulatum;2). Terdapat jenis-jenis tumbuhan inang yang ditempati benalu
sebanyak 17 inang, yaitu: Lansium domesticum Correa; Ficus benjamina;
Citrus aurantifolia; Mangifera sp; Mangifera indica; Averhoa bilimbi.L.; Ceiba pentandra; Eugenia sp; Syzygium malaccense; Syzygium aromaticum (L.); Artocarpus integer; Nephelium lappaceum; Artocarpus heterophyllus; Bambusa sp; Nephelium ramboutan ake Leenh; Artocarpus odoratissimus; Hevea brasiliensi.
Kata kunci: benalu, jenis, tumbuhan inang
PENDAHULUAN
Komunitas alami biasanya ada beberapa jenis yang melimpah dan banyak jenis yang jarang. Keanekaragaman cenderung menjadi lebih tinggi dalam komunitas yang lebih tua dan rendah dalam komunitas yang baru terbentuk (Odum, 1998)
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
44
Suku Loranthaceae termasuk setengah parasit (hemiparasit), karena tanaman ini, meskipun tidak dapat hidup sendiri tanpa tanaman inang, namun mereka dengan hijau daunnya dapat membuat sebagian dari pada makanannya. Beberapa benalu misalnya viscum merupakan tumbuh-tumbuhan yang mencari tanaman inang di antara Loranthaceae yang lain; jadi ini merupakan parasit diatas parasit”yang disebut hyperparasit”.
Samiran (2007), menyatakan bahwa di Jawa benalu digunakan sebagai obat penyakit cacar air, cacar api, diare, cacing tambang, tumor, dan kanker. Penelitian etnobotani menyatakan bahwa benalu teh kering yang direbus airnya dapat diminum untuk menyembuhkan penyakit kanker rahim dan jenis kanker lainnya. Selain itu fakta di lapangan menunjukkan bahwa air hasil rebusan benalu dan tapak dara (Catharantus roseus) jika diminum, ternyata dapat mengobati kanker.
Berdasarkan survey pendahuluan di Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah ditemukan beberapa jenis tumbuhan Benalu yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat setempat. Namun masyarakat lainnya masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari tumbuhan benalu, karena kurang nya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan parasit ini, mereka hanya menganggap bahwa tumbuhan benalu sebagai pengganggu.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang Jenis-jenis Tumbuhan Benalu (Suku :
Loranthaceae) Berdasarkan Inang di Kawasan Gunung Calang Desa Hinas
Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, pengambilan sampel dengan observasi lapangan menggunakan teknik transek seluas area kajian di Kawasan Gunung Calang Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah.Teknik transek di sebut juga teknik jelajah yang biasa digunakan untuk penelitian,
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
45
pada penelitian ini metode deskriptif digunakan ketika berjalan dari satu titik ke titik selanjutnya, panjang transek pengamatan sepanjang 3 km yang di bagi menjadi 3 daerah pengamatan. Sampel dalam penelitian ini adalah benalu yang ada di pohon inang sepanjang transek (jalan setapak). Metode pengambilan sampel menggunakan metode jelajah dengan luas area ± 3000 m x 100 m di desa Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Data dianalisis secara diskriptif menggunakan pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan ciri-ciri morfologi jenis benalu yang ditemukan sebagaimana tercantum pada Tabel berikut ini :
Tabel 1. Jenis-jenis benalu suku loranthaceae yang ditemukan di kawasan penelitian
No. Jenis Inang
1. Dendrophtoe acacoides Jambu Bol
2. Dendropthoe curvata Jambu Agung
3. Helixanthera sessiliflora Karet
4. Loranthaceae(1) Langsat dan beringin
5. Loranthaceae(2) Jeruk nipis
6. Loranthaceae(3) Mangga, hampalam dan belimbing
7. Loranthaceae(4) Cengkeh
8. Loranthaceae(5) Nangka dan cempedak
9. Loranthaceae(6) Bambu
10. Loranthaceae(7) Tarap
11. Macrosollen capitellatus Maritam dan rambutan
12. Scurulla ferruginea Jeruk nipis
13. Scurulla parasitica Randu
14. Scurulla philippensis Jambu Agung
15. Viscum articulatum Cengkeh
Pembahasan
Jenis-jenis benalu yang ditemukan di Kawasan Gunung Calang Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah berdasarkan inang berikut ini:
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
46
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna coklat, diameter 0,3-0,5 cm. Daun tunggal, bentuk daun elips, ujung runcing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin, tekstur daun tebal, warna hijau tua, panjang 9-11 cm dan lebar 3,5-5,5 cm.
2). Jenis 2 (Dendropthoe curvata)
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna putih, diameter 0,6-0,9 cm. Daun tunggal, bentuk daun elips, ujung meruncing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin, tekstur daun tebal, warna hijau tua, panjang 9-12,5 cm dan lebar 3-4,5 cm.
3). Jenis 3 (Helixanthera sessiliflora)
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna hijau tua, diameter 0,5-1,0 cm. Daun tunggal, bentuk daun elips, ujung meruncing, tepi daun rata, permukaan daun licin, tekstur daun tebal. 4)Jenis 4 (Loranthaceae 1)
Merupakan perdu hemiparasit, memiliki batang simpodial berbentuk bulat dengan warna coklat, diameter 0,4-0,7 cm. Daun tunggal berhadapan, berbentuk jorong, ujung daun runcing, tepi daun rata, permukaan daun licin. 5). Jenis 5 (Loranthaceae 2)
Merupakan perdu hemiparasit, batang bulat percabangan simpodial, warna batang hijau, diameter 0,7-1,5 cm. Daun tunggal berbentuk jorong, tepi daun rata, permukaan licin, panjang daun 10-17 cm dan lebar 3,5-7,5 cm.
6).Jenis 6 (Loranthaceae 3)
Merupakan perdu hemiparasit, memiliki batang dengan percabangan simpodial, bentuk batang bulat, warna coklat, diameter 0,5-0,8 cm. Daun berbentuk jorong, tepi daun rata, berwarna hijau muda, pangkal daun runcing, ujung runcing. Panjang daun 9,5-14,4 cm, lebar daun 3,0-4,0 cm. 7). Jenis 7 (Loranthaceae 4)
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna putih kecoklatan, diameter 0,4-0,7 cm. Daun tunggal, bentuk daun
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
47
memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun kasar, tekstur daun tipis
8). Jenis 8 (Loranthaceae 5)
Merupakan perdu hemiparasit, memiliki batang simpodial berbentuk bulat dengan warna putih kecoklatan, diameter 0,5-1,1 cm. Daun tunggal berhadapan, berbentuk lanset, ujung daun runcing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin, warna daun hijau,tekstur tebal.
9). Jenis 9 (Loranthaceae 6)
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna putih hijau, diameter 0,1-0,3 cm. Daun tunggal, bentuk daun elips, ujung meruncing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin. 10). Jenis 10 (Loranthaceae 7)
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna putih, diameter 0,8. Daun tunggal, bentuk daun elips, ujung meruncing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin..
11). Jenis 11 (Macrosolen capitellatus)
Merupakan perdu hemiparasit, memiliki batang simpodial berbentuk bulat dengan warna hijau. Daun tunggal berhadapan, berbentuk jorong, ujung daun runcing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin, warna daun hijau,tekstur tebal.
12). Jenis 12 (Scurulla ferruginea)
Merupakan perdu hemiparasit, memiliki batang dengan percabangan simpodial, bentuk batang bulat. Daun merupakan daun tunggal, berbentuk jorong dengan tepi rata, permukaan daun licin, warna hijau, ujung daun meruncing, urat daun menyirip.
13). Jenis 13 (Scurulla parasitica)
Merupakan perdu hemiparasit, batang bulat, dengan percabangan simpodial. Daun tunggal berbentuk lanset, tepi daun rata, permukaan licin, ujung daun runcing, urat daun menyirip, warna hijau muda, pucuk daun bagian bawah berwarna merah.
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
48
Merupakan perdu hemiparasit, percabangan simpodial, bentuk bulat, warna coklat, diameter batang 0,35-0,6 cm. Daun tunggal, bentuk daun memanjang, ujung runcing, urat daun menyirip, tepi daun rata, permukaan daun licin, tekstur daun tebal, warna hijau.
15). Jenis 15(Viscum articulatum)
Semak yang bercabang banyak, biasanya menggantung, diameter batang 0,3-0,5 cm. Daun hanya terlihat pada antar ruas yang sangat muda, berwarna hijau tua, bentuk daun pita, tepi daun rata, ujung meruncing.
Jenis Inang Benalu yang ditemukan di Kawasan penelitian
Pohon inang yang paling banyak ditumbuhi populasi benalu adalah pohon langsat yaitu benalu Loranthaceae(1), hal ini diduga karena jumlah pohon langsat yang memang cukup banyak dibandingkan pohon inang lainnya, serta kebiasaan masyarakat yang tidak membersihkan pohon langsat mereka dari benalu. Hal ini disebabkan karena pada saat pohon langsat berbunga penyerbukannya dibantu oleh burung ataupun serangga yang datang untuk memakan buah benalu yang ada pada pohon langsat. Parameter Lingkungan
Tabel 3. Parameter lingkungan di Kawasan penelitian
No Parameter dan satuan Kawasan
1
Kawasan 2
Kawasan 3 Kisaran Pustaka
1 Suhu udara ( 0 C ) 28-32 28-31 26-30 26-32 30-31 2 Kelembaban Udara (%) 76-89 78-87 83-92 76-92 67-76 3 Intensitas cahaya (k.lux) 2,68-6,43 2,43-5,49 1,23-4,26 1,23-6,43 2,54-6,67 4 Kecepatan angin (km/jam) 0,43-1,23 0,41-0,68 0,31-0,52 0,31-1,23 0,62-3,08 5 Ketinggian tempat (mdpl) 80-120 140-160 180-220 80-220 0,1
Dibandingkan dengan hasil penelitian Elita (2013) di Desa Guntung Ujung Handil Jawa Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, diperoleh pengukuran hasil yaitu suhu udara kurang lebih berkisar sama, namun di gunung Calang suhu udara lebih rendah dapat mencapai 260C, hal ini masih
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
49
bisa ditolerir tumbuhan benalu untuk bisa hidup. Kelembaban udara di gunung Calang bisa lebih tinggi mencapai 92%, sedangkan di Desa Guntung Ujung hanya mencapai 76%, faktor kelembaban udara lebih dominan mempengaruhi keberadaan benalu.
PENUTUP Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada kawasan ini ditemukan :Dendrophtoe acacoides, Dendrophthoe
curvata, Helixanthera sessiliflora, Loranthaceae (1), Loranthaceae (2),
,Loranthaceae (3), Loranthaceae (4), Loranthaceae (5), Loranthaceae
(6), Loranthaceae (7), Macrosollen capitellatus,Scurulla ferruginea, Scurulla parasitica, Scurulla philippensis, Viscum articulatum.
2. Terdapat jenis-jenis tumbuhan inang yang ditempati benalu sebanyak 17 inang, yaitu: Langsat (Lansium domesticum Correa), Beringin (Ficus
benjamina), Jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Hampalam (Mangifera sp),
Mangga (Mangifera indica), Belimbing (Averhoa bilimbi.L.), Randu (Ceiba
pentandra), Jambu agung (Eugenia sp), Jambu bol (Syzygium
malaccense), Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.), Cempedak
(Artocarpus integer), Rambutan (Nephelium lappaceum), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Bambu(Bambusa sp), Maritam (Nephelium
ramboutan ake Leenh), Tarap (Artocarpus odoratissimus), Karet (Hevea brasiliensis)
Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut lagi terhadap tumbuhan Benalu
dengan jenis baru yang belum diketahui nama jenisnya terdapat di Gunung Calang Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang bermanfaat bagi masyarakat.
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
50
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada tumbuhan Benalu di Desa lain di Kawasan Batang Alai Timur, mengingat bahwa disana masih banyak hutan yang heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
Ahda, Nurul Q. 2008. Inventarisasi dan Kerapatan Jenis Tumbuhan Benalu
Famili Loranthaceae yang terdapat di kawasan perkebunan rakyat Desa Gedambaan Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru.
Skripsi P.MIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. (tidak dipublikasikan).
Amalia, Rifka. 2005. Inventarisasi Jenis-Jenis Benalu yang Terdapat pada
Microhabitat pohon Randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) di Pesisir Pantai Pagatan Besar Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut.
P.MIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. (tidak dipublikasikan).
Dasuki, U.A. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Institut Teknologi Bandung: Bandung.
Gultom, Elita N.S. 2013. Jenis Benalu Famili Loranthaceae berdasarkan
Inang di Desa Guntung Ujung Handil Jawa Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. P. MIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. (Tidak
dipublikasikan).
Lovelles, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropika dan
Laboratorium. Indonesia University Press: Jakarta.
Polunin, Nicholas. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Samiran. 2007. DibalikSejuta Sumpah Serapah Kepada Sang Benalu. LIPI : Bogor.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&a rtid=364&Itemid=3
Steniss, Van C.G.G.J. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Steniss, Van C.G.G.J. 1997. Flora malesiana volume 13. Central Kalimantan, Bukit Raya area.
Sugiarti. 2000. Identifikasi Jenis-Jenis Benalu pada Tumbuhan Inang di kota Banjarmasin. Skripsi. P.MIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. (tidak dipublikasikan).
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016
51
Tjitrosoepomo, gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Tjiptrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.