• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN JUMLAH KONSUMSI PER KAPITA TERHADAP KEMISKINAN DI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN JUMLAH KONSUMSI PER KAPITA TERHADAP KEMISKINAN DI SUMATERA UTARA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN,

DAN JUMLAH KONSUMSI PER KAPITA TERHADAP

KEMISKINAN DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

LORA EKANA NAINGGOLAN

NIM. 8136162015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Lora Ekana Nainggolan. Analisis Pengaruh Pendidikan, Pengangguran dan Jumlah Konsumsi per Kapita terhadap Kemiskinan di Sumatera Utara. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan adalah ukuran kesejahteraan suatu negara, karena diukur dengan ketidakberdayaan seseorang untuk memenuhi kebutuhan minimum. Dalam kemiskinan Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan dengan alasan bahwa hampir semua provinsi Indonesia memiliki angka kemiskinan lebih dari 10 persen. Objek penelitian ini adalah Provinsi Sumatera Utara dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Pendidikan, Pengangguran, Konsumsi Rata-rata per Kapita terhadap Kemiskinan Di Sumatera Utara Tahun 2001-2013”. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan, pengangguran, konsumsi rata-rata per kapita terhadap kemiskinan di Sumatera Utara. Adapun data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder berjenis time series sejak tahun 2001 hingga tahun 2013 yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan nilai R² sebesar 0,9115, yang berarti sebesar 91,15 % proporsi variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskan variasi variabel terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya sebesar 8,85 % dijelaskan dari variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan antara jumlah pengangguran terbuka, konsumsi rata-rata per kapita terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara. Sedangkan pengaruh indeks pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien variabel – variabel bebas, yakni: - 0,3996. untuk variabel indeks pendidikan, 1,162 untuk variabel jumlah pengangguran terbuka, -2,3048 untuk variabel konsumsi rata-rata per kapita.

(6)

ii ABSTRACT

Lora Ekana Nainggolan. An Analysis of education, unemployment, average consumption per capita on Poverty in North Sumatera, 2015.

Poverty is a problem faced by all countries in the world, especially developing countries such as Indonesia. Poverty is a measure of a country's welfare, as measured by the powerlessness of a person to meet the minimum needs. In Indonesian poverty are unresolved issues with the reason that almost all Indonesian provinces have poverty rates over 10 percent. The object of this study is the North Sumatera Province which entitles “An Analysis of Education, Unemployment, Average Consumption per Capita on Poverty in North Sumatera 2001-2013". The main objective of this study was to analyze the effect of education, unemployment, average consumption per capita on poverty in North Sumatera. The data used in this study is the secondary time series data from 2001 to 2013 obtained from BPS of North Sumatera. The method used in this study is Ordinary Least Square (OLS). The result shows the value of R² of 0,9115, which means by 91,15 % the proportion of independent variables studied were able to explain the variation of the dependent variable in the model, while the remaining 8,85% explained by other variables that are not used in this study. This study shows the significant effect with the number of open unemployment, average consumption per capita to the number of poor people in North Sumatera. While the influence of the index of education not significant effect on the number of poor people in North Sumatera. The amount of effect is shown by the variable coefficient value - independent variables, namely: -0,3996 for the index of education, and 1,162 for a variable number of open unemployment, -2.3048 for the variable average consumption per capita.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kasih karunia Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini. Adapun judul dari tesis ini adalah “Analisis Pengaruh Pendidikan, Pengangguran, dan Jumlah Konsumsi Perkapita terhadap Kemiskinan di Sumatera Utara. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan yang ditentukan untuk menyelesaikan Strata Dua (S-2) pada Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi.

Dalam penulisan tesis ini, penulis juga banyak menerima bantuan moril maupun materil , serta penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam penyusunan tesis ini. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak lain akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis, sekaligus sebagai dosen penguji yang banyak memberikan masukan serta koreksi yang membangun demi perbaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Prodi yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak mengarahkan, membimbing dan mengoreksi penulis dalam penulisan tesis ini. 6. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah banyak mengarahkan, membimbing dan mengoreksi penulis dalam penulisan tesis ini.

(8)

penguji yang banyak memberikan masukan serta koreksi yang membangun demi perbaikan tesis ini.

8. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, MM., M.Si., selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan dukungan kepada penulis, sekaligus sebagai dosen penguji yang banyak memberikan masukan serta koreksi yang membangun demi perbaikan tesis ini.

9. Teristimewa rasa terima kasihku serta penghargaan kepada keluarga saya, terutama kepada Bapak dan Ibu saya tersayang, Drs. Lodewik Nainggolan dan Rasianna Naibaho. Juga kepada keempat adik saya tercinta, Deansi Dwinanda Nainggolan, Wikana Dwiyanti Nainggolan, Nana Triapnita Nainggolan, Walgora Esamir Nainggolan yang selalu memberikan semangat, doa, serta harapan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

10.Juga kepada Kekasihku, Boy Hendrawan Manurung, S.Pd., M.Si., yang memberikan banyak pengertian, semangat, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

11.Teman-teman penulis satu kelas di Program S-2 Ilmu Ekonomi yang selalu mendorong penulis menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Juga teman-teman sejawat, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak mendukung penulis selama ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda untuk semua pihak yang mendukung penulis selama ini.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak ataupun pembaca yang sifatnya membangun guna tercapainya penelitian yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(9)

v

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ... 8

2.1.1 Teori Dan Konsep Kemiskinan ... 8

2.1.1.1 Teori Kemiskinan ... 10

2.1.1.2 Faktor Penyebab Kemiskinan ... 19

2.1.1.3 Indikator Kemiskinan ... 22

2.1.1.4 Metode Pengukuran Kemiskinan di Indonesian ... 29

2.1.1.5 Lingkaran Kemiskinan ... 31

2.1.2 Teori dan Konsep Pendidikan... 32

2.1.2.1Hubungan Pendidikan dengan Kemiskinan ... 35

2.1.3 Teori dan Konsep Tingkat Pengangguran ... 37

2.1.3.1Hubungan Pengangguran dengan Kemiskinan ... 39

2.1.4 Teori Dan Konsep Konsumsi ... 41

2.1.4.1Hubungan Konsumsi dengan Kemiskinan ... 45

2.2 Penelitian Terdahulu ... 4

2.3 Kerangka Konseptual ... 49

2.4 Hipotesis Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 51

3.2. Jenis dan Sumber Data... 51

3.3. Ruang Lingkup Penelitian ... 51

3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 52

3.5.1 Variabel Penelitian ... 52

3.5.2 Defenisi Operasional ... 52

3.6. Pembentukan Model ... 53

(10)

vi

3.6.1.1Uji Simultan ( Uji F–Statistik ) ... 54

3.6.1.2Uji Parsial (Uji t–Statistik) ... 55

3.6.1.3Koefisien Determinan ... 56

3.7.Uji Ekonometrika (Uji Asumsi Klasik) ... 57

3.7.1.Uji Normalitas ... 57

3.7.2.Uji Multikolinearitas ... 58

3.7.3.Uji Autokorelasi ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 60

4.1.1.Keadaan Geografis ... 60

4.1.2.Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara ... 61

4.1.3.Perkembangan Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara ... 63

4.1.4.Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Utara ... 65

4.1.5.Konsumsi Rata-rata Per kapita Provinsi Sumatera Utara ... 66

4.2 Hasil Estimasi Persamaan Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara ... 67

4.3 Hasil Uji Kesesuian Model ... 68

4.3.1 UJi Simultan (Uji F-statistik) ... 68

4.3.2 UJi Parsial (Uji T-statistik) ... 68

4.4 Uji Model Ekonometrika ... 68

4.4.1 Uji Normalitas ... 69

4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 69

4.4.3 Uji Autokorelasi ... 70

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran-saran ... 80

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Murid SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi di Sumatera Utara ... 4

Tabel 1.2 Persentase Angkatan Kerja berdasarkan Pendidikannya ... 4

Tabel 1.3 Persentase TPAK dan TPT Provinsi Sumatera Utara tahun 2005-2012 ... 5

Tabel 1.4 Perkembangan PDRB dan Pengeluaran Perkapita ... 6

Tabel 2.1 Perbedaan Teori Neo–Klasik dan Demokrasi–Sosial ... 16

Tabel 3.1 Kaidah Keputusan Durbin–Watson Test... 59

Tabel 4.1 Hasil Regresi Variabel Bebas dan Terikat ... 67

Tabel 4.2 Gejala Multikolinieritas terhadap Hasil Estimasi Model ... 70

Tabel 4.3 Hasil Estimasi OLS antara Variabel Bebas ... 70

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Sumut, Jateng, Jatim….. 3

Gambar 2.1 Ekuilibrium dalam Model Pertumbuhan Solow………... 13

Gambar 2.2 Lingkaran Kemiskinan Baldwin dan Meier………. 31

Gambar 2.3 Keadaan Menabung dan Tidak Menabung………... 44

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual Pendidikan, Pengangguran, dan Konsumsi Rata-rata per kapita Masyarakat terhadap Kemiskinan di Sumatera Utara……… 50

Gambar 3.1 Aturan Perbandingan Uji Durbin-Watson……… 59

Gambar 4.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Sumatera Utara……….. 61

Gambar 4.2 Indeks Pendidikan di Sumatera Utara……….. 64

Gambar 4.3 Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara………... 65

Gambar 4.4 Konsumsi Rata-rata per Kapita di Sumatera Utara……….. 66

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dinamis dalam mengubah

dan meningkatkan kesehjateraan masyarakat. Ada tiga indikator keberhasilan suatu

pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

struktur ekonomi serta semakin kecilnya kesenjangan pendapatan antar penduduk,

antar daerah dan antar sektor.

Tujuan paling utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, harus mampu pula mengurangi

kemiskinan, kesenjangan pendapatan serta mengurangi tingkat pengangguran

(Todaro, 2003:20). Dari sini dapat diketahui, prioritas pembangunan adalah

mengurangi bahkan menghapuskan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan salah satu isu terpenting dalam perekonomian

Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kemiskinan juga merupakan

fenomena, suatu kenyataan yang belum dan takkan pernah terhapuskan dari muka

bumi ini. Kemiskinan dapat timbul akibat adanya perbedaan kemampuan, perbedaan

kesempatan, dan perbedaan sumberdaya yang ada di masyarakat (Maipita, 2013:1).

Menurut Bank Dunia (dalam Maipita, 2013:2) Kemiskinan ini juga

(14)

2

subjektif dan komparatif. Sementara yang lain melihatnya dari segi moral dan

evaluatif, dan yang lain juga memahaminya dari kajian ilmiah atau sudut pandang

yang lebih mapan. Dampak negatif yang bisa dirasakan akibat kemiskinan, selain

timbulnya masalah sosial, kemiskinan juga dapat mempengaruhi pembangunan

ekonomi dalam suatu negara. Kemiskinan yang tinggi menimbulkan beban lebih

besar yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menopang kehidupan masyarakat,

sehingga secara tidak langsung menghambat pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan memberikan suatu

kontribusi yang besar terhadap pengurangan kemiskinan. Seperti dalam statistik resmi

dari BPS tingkat kemiskinan menurun secara signifikan dari 40 persen ke sekitar 11

persen selama 1976–1996, dan penurunan terbesar selama dekade 1970–an hingga

awal 1980–an dengan 13 persentase poin, sedangkan selama periode 1981–1993 laju

pertumbuhannya hanya sekitar 16 persentase poin. Dampak krisis moneter ekonomi

tahun 1997 sampai 1998 mengakibatkan naiknya angka kemiskinan mencapai 23,5

persen, namun berangsur surut di awal tahun 2000–an. Pada tahun 2006 diduga akibat

pemotongan subsidi BBM terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 17,75

persen (Tambunan, 2009:105).

Pada tahun 2007 pemerintah Indonesia di tahun 2007 meluncurkan

program–program pengentasan kemiskinan secara simultan dan menyeluruh.

Hasilnya, jumlah penduduk miskin di Indonesia turun dari tahun 2006 sebesar 17,75

persen menjadi sebesar 11,47 persen di tahun 2013 (BPS, 2014).

Kompleksnya masalah kemiskinan disebabkan banyak faktor yang

(15)

3

Kemiskinan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga upaya

untuk memecahkan masalah kemiskinan tidaklah mudah. Banyak faktor yang

ditenggarai berpengaruh besar terhadap kondisi kemiskinan.

Gambar 1.1 menunjukkan adanya penurunan persentase penduduk miskin

di Sumatera Utara pada tahun 2002 sebesar 15,84 persen, berkurang pada tahun 2013

sebesar 10,39 persen, yaitu mencapai 5,45 persen. Namun bila dibandingan dengan

provinsi lain di Indonesia seperti Jawa Timur, percepatan penurunan angka

kemiskinan di Sumatera Utara termasuk lambat.

Jawa Timur, dari tahun 2002 sampai 2013, menunjukkan penurunan yang

tajam dari 21,91 persen menjadi 12,73 persen, yaitu mencapai 9,18 persen.

Percepatan penurunan di Jawa Tengah juga lebih baik dibanding Sumatera Utara

yaitu sebesar 7,62 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara, 2014

(16)

4

Dari dimensi pendidikan misalnya, pendidikan yang rendah dipandang

sebagai penyebab kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan alat–alat produktif

yang terbatas, penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan. Dilihat sebagai

alasan mendasar mengapa terjadi kemiskinan.

Tabel 1.1 Jumlah Murid SD, SMP/MTs, SMA/MA, Perguruan Tinggi di

Sumber: BPS Sumatera Utara, 2014

Tabel 1.2 Persentase Angkatan Kerja Berumur 15 tahun ke atas Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan. 2013

Dari tabel 1.3 dapat dilihat persentase tertinggi angkatan kerja adalah dari

pendidikan SMA sebesar 34,16 persen, menyusul SMP sebesar 24,49 persen, dan SD

sebesar 22,06 persen. Hal ini menunjukkan bagaimana rendahnya produktivitas

masyarakat dilihat dari besarnya angkatan kerja justru bukan dari perguruan tinggi

yang seharusnya mendominasi penawaran di pasar tenaga kerja.

Dilihat dari tabel 1.2 tercatat bahwa pencari kerja yang terdaftar mengalami

fluktuasi sejak dari tahun 2005–2012. Selanjutnya pada partisipasi angkatan kerja dari

tahun 2005 sebesar 71,94 persen cenderung menurun sampai tahun 2012 sebesar Tingkat Pendidikan Laki-Laki (%) Perempuan (%) Perempuan (%) Laki-laki +

1. Tidak/belum pernah sekolah 0.89 2.61 1.59

2. Tidak/belum tamat SD 7.76 11.19 9.14

(17)

5

69,41 persen. Pada tingkat pengangguran tahun 2005 sebesar 6,20 persen, meningkat

menjadi 10,98 persen.

Tabel 1.3 Persentase TPAK dan TPT Provinsi Sumatera Utara tahun 2005–2012

Tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/ TPAK (persen)

Sumber: BPS Sumut, 2005-2012 (Diolah)

Faktor kultur dan struktural juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting

yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Tidak ada yang

salah dan keliru dengan pendekatan tersebut, tetapi dibutuhkan keterpaduan antara

berbagai faktor penyebab kemiskinan yang sangat banyak dengan indikator–indikator

yang jelas. Sehingga kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak bersifat temporer,

tetapi permanen dan berkelanjutan (Suharto, 2009).

Secara teori jika pertumbuhan ekonomi yang ditandai dari peningkatan

pendapatan per kapita suatu wilayah, menjadi salah satu indikator pembangunan

ekonomi. Selanjutnya perlu diperhatikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

meningkat dan pola konsumsi masyarakat, dan aspek lainnya yang menunjang

keberhasilan pembangunan ekonomi dan mampu mengurangi kemiskinan (Maipita,

(18)

6

Tabel 1.4 Perkembangan PDRB, Pendapatan per Kapita dan Pengeluaran per Kapita Sumatera Utara. (Atas Dasar Harga Konstan 2000-2012)

Tahun konstan 2000 (miliar/Rp) PDRB atas dasar harga Per kapita (Rp) PDRB Per kapita (Rp) Pengeluaran

2006 93.347,40 7.383.039 287.434

2007 99.792,27 7.926.528 313.190

2008 106.172,36 8.140.606 391.767

2009 111.559,22 8.420.590 432.389

2010 118.718,90 9.138.734 499.694

2011 126.587,62 9.660.525 564.565

2012 134.463,95 10.028.302 599.060

Sumber: BPS Sumut, 2013

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2006 sampai 2012 ada

peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Pada tahun 2006 pendapatan per

kapita masyarakat sebesar Rp7.383.039, dan tahun selanjutnya meningkat, sampai di

tahun 2012 menjadi Rp 10.174.790. Bila dilihat dari sisi pengeluaran per kapita,

terjadi peningkatan konsumsi masyarakat pada tahun 2006 sebesar Rp287.434

meningkat selama beberapa tahun selanjutnya, hingga di tahun 2012 menjadi

Rp599.060.

Beberapa program sudah dijalankan oleh pemerintah bagi rumah tangga

miskin yang diharapkan bisa mengurangi pengeluaran untuk komoditi tertentu.

Berkurangnya pengeluaran rumah tangga pada komoditi tertentu diharapkan

meningkatkan konsumsi terhadap komoditi lain yang lebih penting sehingga

mengubah pola konsumsi rumah tangga atau bahkan bisa disimpan untuk digunakan

pada masa yang akan datang. Konsumsi terhadap jenis makanan yang memberikan

kalori yang baik bagi tubuh akan meningkatkan produktivitas penduduk dalam

(19)

7

pengeluaran per kapita secara dominan digunakan untuk mengkonsumsi jenis

makanan apa.

1.2. Rumusan Masalah

Dari hal-hal yang dikemukakan diatas maka rumusan penelitian ini adalah

sebagai berikut: Bagaimana pengaruh konsumsi rata-rata per kapita masyarakat,

pendidikan, pengangguran mempengaruhi kemiskinan di Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh

konsumsi rata-rata per kapita masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran,

mempengaruhi kemiskinan di Sumatera Utara.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh stakeholders, baik

dalam akademis (keilmuan) maupun praktis. Kegunaan penelitian yang dimaksud

adalah:

1. Dapat dijadikan alat evaluasi dalam kerangka kebijakan pemerintah yang

berperspektif pembangunan propoor atau program dana bantuan bagi masyarakat

miskin agar lebih cermat dalam memilih keluarga layak bantu.

2. Memperkaya khasanah keilmuan tentang pentingnya melihat kebutuhan yang

mendasar dan sangat dibutuhkan bukan yang malah merusak kehidupan dan

(20)

79

BAB V

KESIMPULAN

DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kemiskinan di Sumatera Utara dapat dipengaruhi oleh indeks pendidikan, jumlah pengangguran serta konsumsi rata-rata per kapita masyarakat. Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan antara lain:

1. Nilai koefisien determinan sebesar 0.9115 yang berarti sebesar 91,15 persen proporsi variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya sebesar 8,85 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

2. Terdapat hubungan negatif antara indeks pendidikan terhadap kemiskinan walaupun tidak berpengaruh secara signifikan. Artinya semakin tinggi pendidikan di Sumatera Utara, maka tingkat kemiskinan juga menurun.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengangguran dengan kemiskinan. Artinya semakin banyak jumlah pengangguran maka semakin tinggi jumlah penduduk miskin.

(21)

80

5.2 Saran-saran

1. Pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberdayakan keahlian serta kemampuan masyarakat dengan memberikan bantuan modal kepada pelaku ekonomi. Pemberian modal ini diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan juga mampu mengurangi angka kemiskina di Sumatera Utara.

2. Pemerintah juga diperlukan membuka akses investasi baik bagi investor lokal maupun internasional yang banyak menyerap tenaga ahli serta terdidik. Tingginya pengangguran tenaga kerja terdidik dan terampil disebabkan karena permintaan yang ada cenderung pada tenaga kerja yang hanya tamatan sekolah menengah atas dan dibawahnya, dikarenakan upah yang lebih murah dibanding membayar tenaga kerja yang terdidik. Oleh karena itu lapangan pekerjaan perlu diperbaharui agar seluruh masyarakat dengan tingkatan pendidikan terserap dengan baik di Provinsi Sumatera Utara.

(22)

81

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nita. 2012. Hubungan Kausalitas dari Tingkat Pendidikan, Pendapatan, dan Konsumsi terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah. FE UNDIP. Semarang.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN. Yogyakarta.

Bank Dunia. 2000. Indonesia: Strategi Pengurangan Angka Kemiskinan

Berkesinambungan. Studi Negara Bank Dunia. Washington: The WorldBank.

Bourguignon, Francois. 2004. The Poverty–Growth Inequality Triangle. Paper The World Bank.

BPS (Badan Pusat Statistik). 2010. Indikator Kesehjateraan Rakyat Provinsi Sumatera Utara. BPS Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Utara.

BPS (Badan Pusat Statistik). 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional. BPS, Jakarta. BPS (Badan Pusat Statistik). 2015. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara

No. 06/01/12/Th. XVIII, 2 Januari 2015.

Case, Karl E dan Ray C. Fir. 2002. Prinsip–prinsip Ekonomi Makro, Edisi Kelima. PT. Prenhallindo, Anggota IKAPI. Jakarta.

Chambers, R. 2001. The World Development Report: Concepts, content and a chapter 12. Journal of International Development 13: 299–306.

Cheyne, Christine, Mike O’Brien and Michael Belgrave. 1998. Social Policy in Aotearoa New Nealand: A Critical Instroduction. Auckland, Oxford University Press.

Cicih, Mis Heri. 2002. Indikator Pelayanan Kesehatan, Gizi dan Penduduk. Info Demografi. BKKBN Kerja sama dengan LD.FEUI. Jakarta.

Dillon, H.S. dan Hermanto. 1993. Kemiskinan di Negara Berkembang: Masalah Konseptual Global, Prisma, 3: 11- 22.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia,Erlangga, Jakarta.

Firdaus Muh., Suryaningsih Tri. 2014. Kemiskinan dan tingginya konsumsi rokok:

Faktor penyebab sulitnya implementasi Green Economic di Pulau Jawa. Pusat

Analisis Ilmu Ekonomi-FEM IPB. Bogor.

Gaiha, R. 1993. Design of Poverty Alleviation Strategy in Rural Areas. Roma: FAO.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

(23)

82

Haris, A dan Andika, N. 2002. Dinamika Penduduk dan Pembangunan di Indonesia dari Perspektif Makro ke realitas Mikro. Yogyakarta:Lesfi.

Harniaty, A.2010. Keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Riau. Tesis IPB, Bogor. Hermanto S., Dwi W., 2006. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan

Penduduk Miskin di Indonesia: Proses Pemerataan dan Kemiskinan. Direktur

Kajian Ekonomi. Institusi Pertanian Bogor.

http:/www.cancerhelp.co.id/Obat KankerDaftar 10 Negara Perokok Terbesar di Dunia Hot NewsObat kanker.htm (4 April 2014)

Jahari, A.B dan I. Sumarno. 2002. Status Gizi Penduduk Indonesia. Majalah Pangan No. 38/XI/Jan/2002: 20-29.

Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Devisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Joesron, T. Suhartati dan M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro.Salemba Empat. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan; Teori, Masalah, dan

Kebijakan, Edisi Keempat. UPP STIM YKPN.

Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income Inequality; The American

Economic Review. Volume XLV No.01. March 1955

(https://www.aeaweb.org/aer/top20/45.1.1-28.pdf - 6 Juli 2015; 01.09 WIB) Maipita, Indra. 2013. Memahami dan Mengukur Kemiskinan. Absolute Media.

Jakarta.

Makmun. 2003. Gambaran Kemiskinan dan Action Plan Penanganannya: Jurnal: Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 7 No. 2.

Malika, Rusli. 2003, Analisis Tingkat Pendapatan Petani Tradisional Sekitar

Kawasan Perusahaan Perkebunan Karet Di Kabupaten Ogan Komering Ilri.

Tesis, PPS Unsri. Palembang, tidak dipublikasikan.

Oktaviani, Dian. 2001. Inflasi, Pengangangguran, dan Kemiskinan di Indonesia: Analiss Indeks Forrester Greer & Horbecke. Media Ekonomi, Hal. 100-118, Vol 7, No.8.

Paseki, Meilen Greri, Naukoko dan Wauran. 2014. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan

Belanja Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Dampaknya terhadap

Kemiskinan di Kota Manado Tahun 2004-2012. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi

Volume 14 no. 3 - Oktober 2014. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Ragandhi, Arsad. 2012. Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, dan Suku Bunga

Deposito terhadap Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi

(24)

83

Ravallion, M.1997. Can High–Inequality Developing Countries Escape Absoluter Poverty?. Economic Letter, Vol.56:51-57. World Bank.

Rusdarti, Sebayang Lesta Karolina. 2013. Faktor–factor yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 1,

April 2013.

S Chriswardani, Ratna L. K, Ki Hariyadi. 2005. Konsumsi rokok rumah tangga miskin di Indonesia dan penyusunan agenda kebijakannya. Pusat Analisis Fak.

Kesehatan Masy UNDIP dan PMPK FK UGM.

Sadono, Sukirno. 2000. Makro Ekonomi Modern. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sasongko. 2009. Pengaruh Raskin terhadap pengeluaran konsumsi dan sosial ekonomi serta kesehjateraan keluarga di Jawa Timur. Ekuitas Vol. 14 No. 3 September 2010: 365 – 388.

Simatupang, P. dan M. Ariani. 1997. Hubungan Antara Pendapatan Rumah Tangga dan Pergeseran Preferensi Terhadap Pangan. Majalah Pangan No. 33 Vol. IX. Simatupang, P., & Dermoredjo, S. 2003. Produk Domestic Regional Bruto, Harga

dan Kemiskinan: Hipotesis Trickle Down Dikaji Ulang. Ekonomi dan

Keuangan Indonesia, 51(3), 291-324.

Suhardjo, A.J. 1997. Stratifikasi Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan di Wilayah Pedesaan (Kasus Tiga Dusun Wilayah Karang Selatan, Gunung Merapi, Jawa Tengah). Majalah Geografi Indonesia No. 19 Th. 11, Maret 1997, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesehjateraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama, Bandung.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Modern; Perkembangan Pemikiran Klasik hingga Keynesian Baru, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Sumarsono, Sonny. Drs., MM. 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sumarwan. 1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi.Warta Demografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta.

Sumodiningrat, dkk. 1999. Kemiskinan, Teori, Fakta, dan Kebijakan. IMPAC, Jakarta.

Sumodiningrat, G. 2005. Sambutan dan Laporan Panitia Rapat Kerja Nasional Penanggulangan Kemiskinan oleh Sekretaris Komite Penanggulangan Kemiskinan Selaku Sekretaris Panitia Pengarah. Yogykarta.

(25)

84

Suryawati, C. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensi. JMPK. Vol. 08/No.03 September 2005.

Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, Indikator serta Variabel. Bina Rena Pariwara, Jakarta. Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tambunan, Tulus T.H. 2009. Perekonomian Indonesia: Beberapa Permasalahan

Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Todaro, M.P, & Smith, S.C.. 1997. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi 6. Erlangga. Jakarta.

Todaro, M.P, & Smith, S.C.. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi 8. Erlangga. Jakarta.

Todaro, M.P, & Smith, S.C.. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi 9. Erlangga. Jakarta.

Todaro, Michael P,2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta

Gambar

Tabel 1.1    Jumlah Murid SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi di Sumatera Utara ..... 4
Gambar 1.1 Gambar 2.1
Gambar 1.1 menunjukkan adanya penurunan persentase penduduk miskin
Tabel 1.1 Jumlah Murid SD, SMP/MTs, SMA/MA, Perguruan Tinggi di
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) merupakan wilayah pesisir di Kota Surabaya yang memiliki ekosistem mangrove dan telah ditetapkan sebagai kawasan lindung berdasarkan

Surat muatan merupakan persetujuan antara sipengi- rim atau ekspeditur pada satu pihak dan pengangkut atau juragan perahu pada pihak lain dan surat itu memuat selain

Pengiriman secara nilai adalah : bahwa hasil yang didapatkan pada prosedur tidak akan mempengaruhi nilai yang ada pada modul yang mengirim (dalam hal ini adalah

Bagaimana konsep pengaturan dan mekanisme pelaksanaan sanksi pidana kerja sosial sebagai alternatif pidana perampasan kemerdekaan jangka pendek yang seharusnya diatur di

Kegiatan pembelajaran ini mencakup semua mata pelajaran dengan sistem klasikal dan daring (dalam jaringan). Pendidik sebagai penentu materi dan capaian pembelajaran,

Respons siswa (Tabel 4.) setelah menggunakan buku pengayaan Echinodermata berstrategi PQ4R menunjukkan bahwa pada aspek penyajian kebahasaan mendapat respons positif

Gresik Jawa Timur 13 Titik Dwi Setyowati 201510706851 SD NEGERI KEDANYANG Desa Kedanyang No. Raya

a. Membuat atau memodifikasi ling- kungan menjadi responsif atau me- nunjang tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Memperbanyak informasi dan ke- mampuan