ABSTRAK
Christine Ulina Tarigan; Nim 5101144003, ”Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam Tahun Ajaran 2013/2014; Skripsi; Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Prodi Pendidikan Tata Rias 2010; Fakultas Teknik; Universitas Negeri Medan 2014. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui efektivitas pemanfaatan modul
pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan pada siswa kelas X Tata Kecantikan
SMK Negeri 1 Lubukpakam; (2) Mengetahui pengaruh penerapan strategi belajar mandiri
pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R & D) dengan
menerapkan strategi belajar mandiri. Populasi seluruh siswa kelas X Tata Kecantikan
SMK Negeri 1 Lubukpakam yang terdiri dari 28 orang siswa. Sampel penelitian
ditentukan secara acak sederhana. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah
angket analisis kebutuhan, angket penilaian ahli materi dan disain, serta angket analisis
respon siswa. Subjek uji coba terdiri dari dua ahli materi, satu ahli desain dan 28 siswa.
Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kualitatif.
Hasil penilaian modul pembelajaran oleh ahli materi pembelajaran yaitu 95,8%,
ahli disain modul pembelajaran 94.4%, dan uji lapangan berada pada kriteria baik yaitu
87.79%. Setelah menggunakan modul pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar yang dibuktikan dengan diatas 90% siswa telah memenuhi standar KKM yaitu ≥ 7,55. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk
menggunakan modul pembelajaran pada pengetahuan kosmetika kecantikan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam Tahun Ajaran 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, bantuan
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, sebagai dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
2. Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi bimbingan, saran dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dra. Marnala Tobing, M.Pd, dan Dra. Siti Wahidah, M.Si, selaku tim dosen
penguji yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan kepada
penulis.
4. Dra. Nurmaya Napitu, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus
dosen penguji yang telah membimbing penulis selama menjalani program
akademik.
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga FT Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu yang
berguna bagi penulis selama menjalani program akademik.
6. Tim Dosen Ahli, ahli materi I (Maya Sari Kartika, M.Pd), ahli materi II
(Almaida Vebibina, M.Pd), dan ahli disain pembelajaran (Nur Basuki, S.Pd,
M.Pd) yang telah banyak memberikan waktu dan arahan untuk perbaikan
7. Drs. KINIKEN, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubukpakam
yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
8. Finni Pandia, S.Pd, selaku Guru Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam
yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.
9. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada siswa Kelas X Tata Kecantikan
SMK Negeri 1 Lubukpakam yang telah menerima baik kehadiran penulis
selama penelitian.
10.Yayasan Beasiswa Oikumene (YBO), yang telah memberikan bantuan materil
hingga akhir perkuliahan.
11.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Tata Rias Regular dan Ekstensi 2010
yang turut serta memberikan motivasi.
12.Teman-teman kelompok PA Permata GBKP Indra Kasih, yang telah
memberikan bantuan, doa, dan dukungan moril.
13.Tidak lupa teristimewa saya ucapkan terimakasih kepada kedua orangtua
terkasih Ayahanda Harmonis Tarigan dan Ibunda Sarioni Ginting, BA, yang
telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi yang luar biasa dan dukungan
materil.
14.Saudara penulis Wenny Pintalitna Tarigan, B.Ed, S.Pd, yang telah mendukung
dan memotivasi penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas
Teknik khususnya Prodi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan.
Medan, Agustus 2014 Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
21 Skor Penilaian Pernyataan Angket Nomor Ganjil 141 22 Skor Penilaian Pernyataan Angket Nomor Genap 142 23 Nilai Reabilitas Penilaian Angket Modul Pembelajaran 143
24 Skor Penilaian Angket Modul Pembelajaran …….. 145
25 Data Hasil Angket Analisis Respon Siswa ……... 146
26 Penilaian Validitas Angket Modul Pembelajaran ……. 147
28 Surat Permohonan Izin Observasi ……….. 151
29 Surat Balasan Izin Observasi ……….. 152
30 Surat Permohonan Izin Uji Coba Instrumen …….. 153
31 Surat Balasan Izin Uji Coba Instrumen ……... 154
32 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 155
33 Surat Balasan Izin Penelitian ……….. 156
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Peranan Modul ………... 12
2 Format Penyusunan Modul ……... 13
3 Perbedaan Penerapan Strategi Belajar Mandiri …...…. 22
4 Kisi-kisi Angket Untuk Ahli Materi ………….….…. 35
5 Kisi-kisi Angket Untuk Ahli Disain ………….….…. 37
6 Kisi-kisi Angket Untuk Siswa …………...……….… 38
7 Kriteria Jawaban Jenis Skala Likert ………..….. 42
8 Kriteria Persentasi Indikator ………..….. 42
9 Data Analisis Kebutuhan ……….….…. 43
10 Data Hasil Penilaian Ahli Materi I ………….…….…. 44
11 Data Hasil Penilaian Ahli Materi II ……….….… 45
12 Data Hasil Penilaian Ahli Disain ………...…. 46
13 Data Analisis Respon Siswa ……….….. 48
14 Nilai Tes Formatif Siswa Pada Modul Pembelajaran 49
15 Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Materi …… 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ………….. 13
2 Kerangka Konseptual Pelaksanaan Penelitian ….. 33
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
lembaga pendidikan dituntut agar mampu menghasilkan sumber daya manusia
berkualitas yaitu memiliki kemampuan dan penguasaan teknologi yang memadai
sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya. Dengan demikian, pendidikan
mempunyai pengaruh inovatif terhadap kondisi kemasyarakatan dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju sistem sosial yang dinamis
dalam modernitas masyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten
di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan
Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2 yaitu, “Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.
Berdasarkan tujuan tersebut, siswa SMK diberikan berbagai mata
pelajaran yang digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: mata pelajaran normatif,
adaktif, dan produktif. Dari ketiga golongan mata pelajaran tersebut, mata
pelajaran produktif adalah mata pelajaran keahlian yang berhubungan langsung
dengan pengetahuan dan keterampilan siswa yang disesuaikan dengan tuntutan
dunia industri.
SMK Negeri 1 Lubukpakam yang beralamat di jalan Galang Kabupaten
Bangunan, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik
Distribusi Tenaga Listrik, Teknik Audio Visual, Teknik Pemesinan, Teknik
Fabrikasi Logam, Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Alat
Berat, Teknik Komputer dan Jaringan, Tata Kecantikan.
Prodi Tata Kecantikan merupakan prodi yang baru dibentuk pada tahun
ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 1 Lubukpakam. Berdasarkan analisis masalah
dan kebutuhan siswa (Maret, 2014) diperoleh keterangan bahwa masalah yang
sering muncul dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 1 Lubukpakam
yaitu kurangnya pemahaman dan kemandirian belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan khususnya pada materi pengetahuan kosmetika kecantikan, hal tersebut
disebabkan karena penggunaan bahan ajar yang kurang efektif. Hal ini dibuktikan
dari hasil belajar siswa semester ganjil Tata Kecantikan di SMK Negeri 1
Lubukpakam menunjukkan bahwa belum tercapainya Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dengan batas kelulusan mata pelajaran produktif adalah ≥ 7,55. Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah siswa kelas X Tata Kecantikan pada
tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 28 siswa dengan persentasi tidak tuntas 30%.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan pemanfaatan
bahan ajar berupa modul pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan
hasil belajar siswa, hingga saat ini siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1
Lubukpakam belum pernah menggunakan modul dalam proses pembelajarannya.
Hal ini diindikasi selain prodi tersebut masih baru dibentuk dan masih merintis,
Pengetahuan kosmetika kecantikan merupakan materi pelajaran yang
didominasi dengan teori dibandingkan praktik sehingga melibatkan kemampuan
menghafal siswa, oleh karena itu visualisasi dapat memudahkan siswa dalam
memahami dan mengingat materi tersebut. Arsyad (2005) mengatakan agar proses
belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya memanfaatkan modul
bergambar.
Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 14 Maret 2014 dengan Ibu Finni
Pandia, S.Pd), sebagai guru mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan
memaparkan bahwa strategi yang diterapkandalam kegiatan belajar mengajar
adalah strategi yang berpusat pada guru dengan memberikan bahan bacaan berupa
buku teks yang tidak dicetak seutuhnya. Sehingga, siswa kurang aktif dan mandiri
dalam kegiatan pembelajaran.
Kemandirian belajar dalam penerapan penggunaan modul pembelajaran
adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi
pendidikan. Strategi dalam pengelolaan materi pembelajaran mengandung urutan
yang sistematis mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan
upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran. Untuk
merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilitas yang dapat
dipelajari oleh siswa, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi
kognitif, sikap, dan keterampilan motorik (Santyasa, 2009).
Selanjutnya Santyasa (2009) menjelaskan tujuan pembelajaran adalah agar
ditetapkan. Karena dalam setiap kelas berkumpul siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu diciptakan
bahan ajar yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi, sehingga
semua siswa dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang
telah ditetapkan dalam waktu yang disediakan. Di samping pengelolaan materi
pembelajaran yang dimaksud di atas, juga perlu memperhatikan cara mengajar
yang disesuaikan dengan pribadi individu. Bentuk pelaksanaan cara mengajar
adalah dengan membagi bahan pembelajaran menjadi unit-unit pembelajaran yang
masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan. Bagian-bagian
materi pembelajaran tersebut disebut dengan modul.
Oleh sebab tersebut perlu dilakukan sebuah strategi pembelajaran dimana
siswa tidak hanya sebagai pendengar saja tetapi aktif dalam pembelajaran.
Strategi belajar mandiri mengandung makna untuk mengurangi sampai pada titik
minimal penggunaan metode pembelajaran dengan siswa yang pasif, dan
mengembangkan pilihan dengan menstimulasi siswa agar lebih aktif, seperti
proyek kelompok, tutorial individu, atau paket belajar mandiri. Strategi belajar
mandiri dapat memanfaatkan modul pembelajaran sebagai bahan ajar yang efektif
dalam penyampaian materi ajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi latar belakang penulis
melaksanakan penelitian, yaitu “Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Strategi belajar mandiri dengan menggunakan modul pembelajaran belum
maksimal diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan
di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam
2. Strategi pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru sehingga kurang
menarik minat belajar siswa.
3. Bahan ajar pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan saat ini lebih
dominan menyajikan konsep yang bersifat hafalan bagi siswa.
4. Rendahnya nilai hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1
Lubukpakam tahun ajaran 2013/2014 pada materi pelajaran pengetahuan
kosmetika.
5. Siswa membutuhkan modul yang dapat menstimulasi kemampuan belajar
mandiri.
C. Pembatasan Masalah
Agar peneliti dapat terfokuskan lebih efektif dan efisien sehingga tercapai
apa yang diinginkan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Modul pembelajaran yang akan di analisis efektifitasnya adalah materi
pengetahuan kosmetika kecantikan kulit khususnya kosmetika modern di kelas
2. Modul pembelajaran divalidasi oleh ahli materi dan ahli disain dengan tiga
validator.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang
diteliti yaitu:
1. Bagaimanakah pemanfaatan modul pembelajaran Pengetahuan Kosmetika
Kecantikan di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam?
2. Bagaimanakah penerapan strategi belajar mandiri pada siswa kelas X Tata
Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian analisis ini adalah:
1. Untuk menganalisis pemanfaatan modul pembelajaran Pengetahuan
Kosmetika Kecantikan pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1
Lubukpakam.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan strategi belajar mandiri pada siswa
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis dan
praktis sebagai berikut :
1. Secara teoritis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
dalam penggunaan bahan ajar yang tepat untuk menstimulasi siswa agar
mampu belajar mandiri.
2. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat memanfaatkan
modul pada penerapan strategi belajar mandiri serta bahan masukan bagi
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Belawati, Tian dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Teknik Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ginting, Syahdan. 2011. Analisis Strategi Belajar Mengajar Dengan
Pengembangan Modul Pembelajaran di SMU, Tesis Program Pascasarjana.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia
Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Mulyasa. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Oemar, 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Prawiradilaga, Dewi. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Primadiati, Racmi. 2001. Kecantikan, Kosmetika, dan Estetika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Silitonga, P.M. 2011. Statistik: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
Subroto, Ahkam. 2006. Satuan Pembelajaran. Jakarta: Penebar Swadaya
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta
Tranggono, Retno Iswari. 2007. Panduan Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winkel, W.S. 2000. Bimbingan dan Konseling Pendidikan. Jakarta: Grasindo
DAFTAR ISI
2.4. Proses Belajar Mandiri ... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 34
1. Populasi Penelitian ………... 34
2. Hasil Validasi Angket Modul Pembelajaran ………….. 44
2.1. Hasil Validasi Modul Pembelajaran Oleh Tim Ahli 44 2.2. Siswa ……….. 46
4. Hasil Analisis Respon Siswa ………... 47
5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa ………... 48
B. Pembahasan ……….. 50
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran ……….. 50
1.1. Pra Pelaksanaan Analisis Pemanfaatan ……... 49
1.2. Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran …….. 53
1.3. Evaluasi Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ………... 56
1.4. Penerapan Modul Pembelajaran ……….. 60
1.5. Analisis Respon Siswa ………... 61
1.6. Analisis Hasil Evaluasi Belajar ……….. 62
2. Kajian Produk ……….. 63
2.1. Keunggulan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ………….. 63
2.2. Kelemahan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ……….. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 66
B. Implikasi ……… 66
C. Saran ……… 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan
menerapkan strategi belajar mandiri didasarkan pada analisis kebutuhan siswa.
Setelah melalui tahap kajian, uji coba lapangan, serta revisi dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan
menerapkan strategi belajar mandiri dinilai efektif sebagai bahan pembelajaran
bagi siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam.
Kesimpulan dibuktikan dengan data hasil penelitian berupa penilaian oleh
tim ahli dosen yang menunjukkan persentasi rata-rata 91,6% dan 94,4% dengan
kriteria Baik, sedangkan pada uji coba lapangan kelas X Tata Kecantikan
menunjukkan rata-rata 87,79% dengan kriteria Baik atau efektif. Setelah
menggunakan modul pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar yang
dibuktikan dengan diatas 90% siswa telah memenuhi standar KKM yaitu ≥ 7,55.
B. Implikasi
Dampak yang diperoleh dari penelitian ini sangat positif baik terhadap
siswa, guru, maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas substansi
permasalahan penggunaan bahan ajar yang belum efektif. Pemanfaatan modul
pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dapat menstimulasi kemandirian
belajar siswa, baik dalam memahami materi pelajaran maupun menyelesaikan
Pada penerapan strategi belajar mandiri, guru berperan hanya sebagai
fasilitator dan siswa dituntut lebih aktif dalam kegiatan pemebelajaran. Hal
tersebut terbukti dari angket yang menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi
belajar dengan menggunakan modul tambahan. Modul pembelajaran memberikan
kemudahan dalam melaksanakan praktek siswa khususnya berkaitan dengan
penggunaan kosmetika kecantikan.
Produk dari penelitian yakni sebuah modul pembelajaran tambahan siswa
yang juga berperan sebagai panduan bagi siswa untuk mengenal beberapa jenis
kosmetika kecantikan yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga menambah wawasan siswa tentang aspek-aspek yang berhubungan
dengan pengetahuan kosmetika kecantikan.
Dengan demikian, modul pembelajaran akan selalu mendampingi dan
dapat menjadi acuan utama siswa dalam memahami materi pengetahuan
kosmetika kecantikan, agar siswa dapat terhindar dari kesalahan dalam
mempergunakan kosmetika kecantikan pada saat praktek pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan proses analisis yang telah ditempuh, hasil uji coba lapangan,
dan kesimpulan yang telah dipaparkan, diperlukan untuk memberikan saran
perbaikan lebih lanjut. Adapun saran dalam pelaksanaan analisis pemanfaatan
modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan menerapkan
strategi belajar mandiri, yaitu sebagai berikut:
1. Modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan disusun berdasarkan
modul pembelajaran diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai
modul pembelajaran tambahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan.
2. Untuk pemahaman yang lebih mendalam lagi perlu dilaksanakannya analisis
pemanfaatan modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan yang
cakupannya lebih luas lagi.
3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk modul
pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan, perlu dilakukan penerapan
dalam proses pembelajaran di kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator
dalam penyampaian modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan
tersebut.
4. Dalam pelaksanaan analisis pemanfaatan modul pembelajaran pengetahuan
kosmetika kecantikan dengan menerapkan strategi belajar mandiri, peneliti
harus menguasai mekanisme strategi belajar mandiri sebelum melaksanakan