• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN MODUL PEMBELAJARAN PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 1 LUBUKPAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN MODUL PEMBELAJARAN PENGETAHUAN KOSMETIKA KECANTIKAN DENGAN MENERAPKAN STRATEGI BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 1 LUBUKPAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Christine Ulina Tarigan; Nim 5101144003, ”Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam Tahun Ajaran 2013/2014; Skripsi; Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Prodi Pendidikan Tata Rias 2010; Fakultas Teknik; Universitas Negeri Medan 2014. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui efektivitas pemanfaatan modul

pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan pada siswa kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 1 Lubukpakam; (2) Mengetahui pengaruh penerapan strategi belajar mandiri

pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R & D) dengan

menerapkan strategi belajar mandiri. Populasi seluruh siswa kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 1 Lubukpakam yang terdiri dari 28 orang siswa. Sampel penelitian

ditentukan secara acak sederhana. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah

angket analisis kebutuhan, angket penilaian ahli materi dan disain, serta angket analisis

respon siswa. Subjek uji coba terdiri dari dua ahli materi, satu ahli desain dan 28 siswa.

Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan kualitatif.

Hasil penilaian modul pembelajaran oleh ahli materi pembelajaran yaitu 95,8%,

ahli disain modul pembelajaran 94.4%, dan uji lapangan berada pada kriteria baik yaitu

87.79%. Setelah menggunakan modul pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar yang dibuktikan dengan diatas 90% siswa telah memenuhi standar KKM yaitu ≥ 7,55. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk

menggunakan modul pembelajaran pada pengetahuan kosmetika kecantikan dalam upaya

meningkatkan hasil belajar.

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat sehingga penelitian ini

dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam Tahun Ajaran 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, bantuan

dukungan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, sebagai dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan.

2. Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi bimbingan, saran dan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Marnala Tobing, M.Pd, dan Dra. Siti Wahidah, M.Si, selaku tim dosen

penguji yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan kepada

penulis.

4. Dra. Nurmaya Napitu, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

dosen penguji yang telah membimbing penulis selama menjalani program

akademik.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga FT Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu yang

berguna bagi penulis selama menjalani program akademik.

6. Tim Dosen Ahli, ahli materi I (Maya Sari Kartika, M.Pd), ahli materi II

(Almaida Vebibina, M.Pd), dan ahli disain pembelajaran (Nur Basuki, S.Pd,

M.Pd) yang telah banyak memberikan waktu dan arahan untuk perbaikan

(6)

7. Drs. KINIKEN, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubukpakam

yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Finni Pandia, S.Pd, selaku Guru Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam

yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.

9. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada siswa Kelas X Tata Kecantikan

SMK Negeri 1 Lubukpakam yang telah menerima baik kehadiran penulis

selama penelitian.

10.Yayasan Beasiswa Oikumene (YBO), yang telah memberikan bantuan materil

hingga akhir perkuliahan.

11.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Tata Rias Regular dan Ekstensi 2010

yang turut serta memberikan motivasi.

12.Teman-teman kelompok PA Permata GBKP Indra Kasih, yang telah

memberikan bantuan, doa, dan dukungan moril.

13.Tidak lupa teristimewa saya ucapkan terimakasih kepada kedua orangtua

terkasih Ayahanda Harmonis Tarigan dan Ibunda Sarioni Ginting, BA, yang

telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi yang luar biasa dan dukungan

materil.

14.Saudara penulis Wenny Pintalitna Tarigan, B.Ed, S.Pd, yang telah mendukung

dan memotivasi penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini dapat

memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas

Teknik khususnya Prodi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

21 Skor Penilaian Pernyataan Angket Nomor Ganjil 141 22 Skor Penilaian Pernyataan Angket Nomor Genap 142 23 Nilai Reabilitas Penilaian Angket Modul Pembelajaran 143

24 Skor Penilaian Angket Modul Pembelajaran …….. 145

25 Data Hasil Angket Analisis Respon Siswa ……... 146

26 Penilaian Validitas Angket Modul Pembelajaran ……. 147

(8)

28 Surat Permohonan Izin Observasi ……….. 151

29 Surat Balasan Izin Observasi ……….. 152

30 Surat Permohonan Izin Uji Coba Instrumen …….. 153

31 Surat Balasan Izin Uji Coba Instrumen ……... 154

32 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 155

33 Surat Balasan Izin Penelitian ……….. 156

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1 Peranan Modul ………... 12

2 Format Penyusunan Modul ……... 13

3 Perbedaan Penerapan Strategi Belajar Mandiri …...…. 22

4 Kisi-kisi Angket Untuk Ahli Materi ………….….…. 35

5 Kisi-kisi Angket Untuk Ahli Disain ………….….…. 37

6 Kisi-kisi Angket Untuk Siswa …………...……….… 38

7 Kriteria Jawaban Jenis Skala Likert ………..….. 42

8 Kriteria Persentasi Indikator ………..….. 42

9 Data Analisis Kebutuhan ……….….…. 43

10 Data Hasil Penilaian Ahli Materi I ………….…….…. 44

11 Data Hasil Penilaian Ahli Materi II ……….….… 45

12 Data Hasil Penilaian Ahli Disain ………...…. 46

13 Data Analisis Respon Siswa ……….….. 48

14 Nilai Tes Formatif Siswa Pada Modul Pembelajaran 49

15 Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Materi …… 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ………….. 13

2 Kerangka Konseptual Pelaksanaan Penelitian ….. 33

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

lembaga pendidikan dituntut agar mampu menghasilkan sumber daya manusia

berkualitas yaitu memiliki kemampuan dan penguasaan teknologi yang memadai

sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya. Dengan demikian, pendidikan

mempunyai pengaruh inovatif terhadap kondisi kemasyarakatan dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju sistem sosial yang dinamis

dalam modernitas masyarakat.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

pendidikan formal yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten

di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990, Pasal 3 ayat 2 yaitu, “Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.

Berdasarkan tujuan tersebut, siswa SMK diberikan berbagai mata

pelajaran yang digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: mata pelajaran normatif,

adaktif, dan produktif. Dari ketiga golongan mata pelajaran tersebut, mata

pelajaran produktif adalah mata pelajaran keahlian yang berhubungan langsung

dengan pengetahuan dan keterampilan siswa yang disesuaikan dengan tuntutan

dunia industri.

SMK Negeri 1 Lubukpakam yang beralamat di jalan Galang Kabupaten

(13)

Bangunan, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik

Distribusi Tenaga Listrik, Teknik Audio Visual, Teknik Pemesinan, Teknik

Fabrikasi Logam, Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Alat

Berat, Teknik Komputer dan Jaringan, Tata Kecantikan.

Prodi Tata Kecantikan merupakan prodi yang baru dibentuk pada tahun

ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 1 Lubukpakam. Berdasarkan analisis masalah

dan kebutuhan siswa (Maret, 2014) diperoleh keterangan bahwa masalah yang

sering muncul dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 1 Lubukpakam

yaitu kurangnya pemahaman dan kemandirian belajar siswa terhadap materi yang

diajarkan khususnya pada materi pengetahuan kosmetika kecantikan, hal tersebut

disebabkan karena penggunaan bahan ajar yang kurang efektif. Hal ini dibuktikan

dari hasil belajar siswa semester ganjil Tata Kecantikan di SMK Negeri 1

Lubukpakam menunjukkan bahwa belum tercapainya Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dengan batas kelulusan mata pelajaran produktif adalah ≥ 7,55. Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah siswa kelas X Tata Kecantikan pada

tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 28 siswa dengan persentasi tidak tuntas 30%.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan pemanfaatan

bahan ajar berupa modul pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan

hasil belajar siswa, hingga saat ini siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1

Lubukpakam belum pernah menggunakan modul dalam proses pembelajarannya.

Hal ini diindikasi selain prodi tersebut masih baru dibentuk dan masih merintis,

(14)

Pengetahuan kosmetika kecantikan merupakan materi pelajaran yang

didominasi dengan teori dibandingkan praktik sehingga melibatkan kemampuan

menghafal siswa, oleh karena itu visualisasi dapat memudahkan siswa dalam

memahami dan mengingat materi tersebut. Arsyad (2005) mengatakan agar proses

belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya memanfaatkan modul

bergambar.

Berdasarkan hasil wawancara (tanggal 14 Maret 2014 dengan Ibu Finni

Pandia, S.Pd), sebagai guru mata pelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan

memaparkan bahwa strategi yang diterapkandalam kegiatan belajar mengajar

adalah strategi yang berpusat pada guru dengan memberikan bahan bacaan berupa

buku teks yang tidak dicetak seutuhnya. Sehingga, siswa kurang aktif dan mandiri

dalam kegiatan pembelajaran.

Kemandirian belajar dalam penerapan penggunaan modul pembelajaran

adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi

pendidikan. Strategi dalam pengelolaan materi pembelajaran mengandung urutan

yang sistematis mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan

upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep,

prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran. Untuk

merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilitas yang dapat

dipelajari oleh siswa, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, sikap, dan keterampilan motorik (Santyasa, 2009).

Selanjutnya Santyasa (2009) menjelaskan tujuan pembelajaran adalah agar

(15)

ditetapkan. Karena dalam setiap kelas berkumpul siswa dengan kemampuan yang

berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu diciptakan

bahan ajar yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi, sehingga

semua siswa dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang

telah ditetapkan dalam waktu yang disediakan. Di samping pengelolaan materi

pembelajaran yang dimaksud di atas, juga perlu memperhatikan cara mengajar

yang disesuaikan dengan pribadi individu. Bentuk pelaksanaan cara mengajar

adalah dengan membagi bahan pembelajaran menjadi unit-unit pembelajaran yang

masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan. Bagian-bagian

materi pembelajaran tersebut disebut dengan modul.

Oleh sebab tersebut perlu dilakukan sebuah strategi pembelajaran dimana

siswa tidak hanya sebagai pendengar saja tetapi aktif dalam pembelajaran.

Strategi belajar mandiri mengandung makna untuk mengurangi sampai pada titik

minimal penggunaan metode pembelajaran dengan siswa yang pasif, dan

mengembangkan pilihan dengan menstimulasi siswa agar lebih aktif, seperti

proyek kelompok, tutorial individu, atau paket belajar mandiri. Strategi belajar

mandiri dapat memanfaatkan modul pembelajaran sebagai bahan ajar yang efektif

dalam penyampaian materi ajar.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi latar belakang penulis

melaksanakan penelitian, yaitu “Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan Dengan Menerapkan Strategi Belajar Mandiri Pada Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi belajar mandiri dengan menggunakan modul pembelajaran belum

maksimal diterapkan dalam pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan

di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam

2. Strategi pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru sehingga kurang

menarik minat belajar siswa.

3. Bahan ajar pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan saat ini lebih

dominan menyajikan konsep yang bersifat hafalan bagi siswa.

4. Rendahnya nilai hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1

Lubukpakam tahun ajaran 2013/2014 pada materi pelajaran pengetahuan

kosmetika.

5. Siswa membutuhkan modul yang dapat menstimulasi kemampuan belajar

mandiri.

C. Pembatasan Masalah

Agar peneliti dapat terfokuskan lebih efektif dan efisien sehingga tercapai

apa yang diinginkan, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Modul pembelajaran yang akan di analisis efektifitasnya adalah materi

pengetahuan kosmetika kecantikan kulit khususnya kosmetika modern di kelas

(17)

2. Modul pembelajaran divalidasi oleh ahli materi dan ahli disain dengan tiga

validator.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang

diteliti yaitu:

1. Bagaimanakah pemanfaatan modul pembelajaran Pengetahuan Kosmetika

Kecantikan di kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam?

2. Bagaimanakah penerapan strategi belajar mandiri pada siswa kelas X Tata

Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian analisis ini adalah:

1. Untuk menganalisis pemanfaatan modul pembelajaran Pengetahuan

Kosmetika Kecantikan pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1

Lubukpakam.

2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan strategi belajar mandiri pada siswa

(18)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis dan

praktis sebagai berikut :

1. Secara teoritis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman

dalam penggunaan bahan ajar yang tepat untuk menstimulasi siswa agar

mampu belajar mandiri.

2. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat memanfaatkan

modul pada penerapan strategi belajar mandiri serta bahan masukan bagi

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Belawati, Tian dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Teknik Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ginting, Syahdan. 2011. Analisis Strategi Belajar Mengajar Dengan

Pengembangan Modul Pembelajaran di SMU, Tesis Program Pascasarjana.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia

Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Mulyasa. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Oemar, 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Prawiradilaga, Dewi. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Primadiati, Racmi. 2001. Kecantikan, Kosmetika, dan Estetika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

(20)

Silitonga, P.M. 2011. Statistik: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan

Subroto, Ahkam. 2006. Satuan Pembelajaran. Jakarta: Penebar Swadaya

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta

Tranggono, Retno Iswari. 2007. Panduan Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Winkel, W.S. 2000. Bimbingan dan Konseling Pendidikan. Jakarta: Grasindo

(21)

DAFTAR ISI

(22)

2.4. Proses Belajar Mandiri ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 34

1. Populasi Penelitian ………... 34

2. Hasil Validasi Angket Modul Pembelajaran ………….. 44

2.1. Hasil Validasi Modul Pembelajaran Oleh Tim Ahli 44 2.2. Siswa ……….. 46

(23)

4. Hasil Analisis Respon Siswa ………... 47

5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa ………... 48

B. Pembahasan ……….. 50

1. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran ……….. 50

1.1. Pra Pelaksanaan Analisis Pemanfaatan ……... 49

1.2. Analisis Pemanfaatan Modul Pembelajaran …….. 53

1.3. Evaluasi Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ………... 56

1.4. Penerapan Modul Pembelajaran ……….. 60

1.5. Analisis Respon Siswa ………... 61

1.6. Analisis Hasil Evaluasi Belajar ……….. 62

2. Kajian Produk ……….. 63

2.1. Keunggulan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ………….. 63

2.2. Kelemahan Modul Pembelajaran Pengetahuan Kosmetika Kecantikan ……….. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 66

B. Implikasi ……… 66

C. Saran ……… 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan

menerapkan strategi belajar mandiri didasarkan pada analisis kebutuhan siswa.

Setelah melalui tahap kajian, uji coba lapangan, serta revisi dapat disimpulkan

bahwa modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan

menerapkan strategi belajar mandiri dinilai efektif sebagai bahan pembelajaran

bagi siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Lubukpakam.

Kesimpulan dibuktikan dengan data hasil penelitian berupa penilaian oleh

tim ahli dosen yang menunjukkan persentasi rata-rata 91,6% dan 94,4% dengan

kriteria Baik, sedangkan pada uji coba lapangan kelas X Tata Kecantikan

menunjukkan rata-rata 87,79% dengan kriteria Baik atau efektif. Setelah

menggunakan modul pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar yang

dibuktikan dengan diatas 90% siswa telah memenuhi standar KKM yaitu ≥ 7,55.

B. Implikasi

Dampak yang diperoleh dari penelitian ini sangat positif baik terhadap

siswa, guru, maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas substansi

permasalahan penggunaan bahan ajar yang belum efektif. Pemanfaatan modul

pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dapat menstimulasi kemandirian

belajar siswa, baik dalam memahami materi pelajaran maupun menyelesaikan

(25)

Pada penerapan strategi belajar mandiri, guru berperan hanya sebagai

fasilitator dan siswa dituntut lebih aktif dalam kegiatan pemebelajaran. Hal

tersebut terbukti dari angket yang menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi

belajar dengan menggunakan modul tambahan. Modul pembelajaran memberikan

kemudahan dalam melaksanakan praktek siswa khususnya berkaitan dengan

penggunaan kosmetika kecantikan.

Produk dari penelitian yakni sebuah modul pembelajaran tambahan siswa

yang juga berperan sebagai panduan bagi siswa untuk mengenal beberapa jenis

kosmetika kecantikan yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga menambah wawasan siswa tentang aspek-aspek yang berhubungan

dengan pengetahuan kosmetika kecantikan.

Dengan demikian, modul pembelajaran akan selalu mendampingi dan

dapat menjadi acuan utama siswa dalam memahami materi pengetahuan

kosmetika kecantikan, agar siswa dapat terhindar dari kesalahan dalam

mempergunakan kosmetika kecantikan pada saat praktek pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan proses analisis yang telah ditempuh, hasil uji coba lapangan,

dan kesimpulan yang telah dipaparkan, diperlukan untuk memberikan saran

perbaikan lebih lanjut. Adapun saran dalam pelaksanaan analisis pemanfaatan

modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan dengan menerapkan

strategi belajar mandiri, yaitu sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan disusun berdasarkan

(26)

modul pembelajaran diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai

modul pembelajaran tambahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan.

2. Untuk pemahaman yang lebih mendalam lagi perlu dilaksanakannya analisis

pemanfaatan modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan yang

cakupannya lebih luas lagi.

3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk modul

pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan, perlu dilakukan penerapan

dalam proses pembelajaran di kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator

dalam penyampaian modul pembelajaran pengetahuan kosmetika kecantikan

tersebut.

4. Dalam pelaksanaan analisis pemanfaatan modul pembelajaran pengetahuan

kosmetika kecantikan dengan menerapkan strategi belajar mandiri, peneliti

harus menguasai mekanisme strategi belajar mandiri sebelum melaksanakan

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Haplotipe 2 sebagian besar ditemukan pada sampel yang berasal dari Sumatera yang diwakili oleh Bengkulu, namun juga ditemukan pada sampel yang berasal dari Kalimantan yang

Pengolahan data dilakukan dengan menggcmakao tehik analisis lruantitarifdan kualiW Metode analisis dalam patelitian ini meqgmAm analisis mrPriks. IFEEFE, maeiks IE,

Dalam sistem ini, informasi atau jawaban yang relevan terhadap suatu kueri hanya satu kalimat saja atau tidak ada sama sekali, sedangkan kalimat-kalimat yang lain

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingannya, serta kepada seluruh staf

Banyaknya fenomena di masyarakat akan keluarga yang mengalami penyimpangan khususnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga khususnya terhadap wanita menarik penulis

SMP IT BUDI LUHUR

kecerdasan emosi yang baik dapat berperilaku asertif, karena remaja tersebut mampu. mengendalikan emosi dan mampu menempatkan diri dimana remaja

Pendekatan Norm Activation Model (Kasus Pelanggan Listrik Rumahtangga di Kota Bogor). Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI dan MOH. Penggunaan energi listrik merupakan unsur