• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ANAK USIA DINI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ANAK USIA DINI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Wiwik Puspitasari. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bercerita, yang terdiri dari (1) buku panduan guru, (2) rencana kegiatan harian, dan (3) buku cerita untuk anak usia dini. Perangkat pembelajaran tersebut selanjutnya digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan guru meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran dan hasil belajar keterampilan berbicara anak didik meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran tersebut. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/R&D), model 4-D (Four D Model) yang telah di modifikasi. Tahapan model pengembangan model 4-D adalah, pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).

Subyek penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B Ibnu Sina Raudhatul Athfal Al Musabbihin Medan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang. Anak laki-laki berjumlah 9 orang dan anak perempuan 11 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar validasi perangkat pembelajaran, (2) lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, (3) lembar pengamatan aktifitas anak, (4) lembar kesan guru, (5) tes hasil belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita meningkat, yaitu 4,66 mencapai kategori “sangat baik”, yaitu pada interval 4,50  TKG  5,00 (2) Keterampilan berbicara anak untuk menceritakan isi cerita yang meningkat, oleh karena t = -12,795 terletak diluar daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima, (3) Efektifitas pembelajaran bercerita meningkat setelah penggunaan perangkat pembelajaran bercerita.

(7)

ABSTRACT

Wiwik Puspitasari (2013). Software Development Learning Storytelling To Improve Speaking Skills Early Childhood. Thesis, Medan: Study Program Primary Education, Postgraduate work of State University of Medan

This study aims to develop learning storytelling device , which consists of ( 1 ) teacher guide book , ( 2 ) plan daily activities , and ( 3 ) story books for young children. Learning device is further used in this study aimed to describe the level of teacher's ability to increase the use of learning tools and learning outcomes of the students ' speaking skills improved by using these learning tools. This type of research is the development of research Four D model which has been modified. Stages of development model is a model of 4-D, define, design , develop and disseminate.

. The study subjects were all students of Ibnu Sina Raudhatul Athfal group B RA Al Musabbihin Medan at Whole Semester Teaching period 2012/2013, amounting to 20 people, 9 boys and 11 girls. Data collection techniques used in this study were ( 1 ) sheet of the validation study , ( 2 ) the ability of the teacher observation sheet to manage learning , ( 3 ) observation checklist child activities , ( 4 ) teacher impression sheet , ( 4 ) achievement test.

Results of this study indicate that (1) the ability of the teacher to manage learning using storytelling to increase learning devices, which reached 4.66 categories "very good", ie the interval TKG   4.50 5.00 (2) Skills speaking children to tell story content increased, therefore t = -12.795 -2.093 located outside the critical area and 2.093, then Ho is rejected and Ha accepted, (3) increased effectiveness of learning story telling after learning the use of story telling.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya sehingga tesis ini

dapat diselesaikan dengan baik. Berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, narasumber

dan para sahabat akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan, meski dalam proses

penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala. Semoga bantuan

yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari

Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada

Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd

selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan

dorongan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga kepada, Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty ,

MS. Kons, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd,

sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran sehingga menambah

wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan, Bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah

memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

2. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Dr.

(9)

Ibu dosen yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan dan pengalaman.

3. Khusus kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D, Ibu Dr. Hj. Masganti

Sitorus M.Ag, dan Ibu Dra. Erna Kusnita, M.Pd, terimakasih penulis atas motivasi dan

inspirasi yang telah ditularkan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Ketua YWKMT (Yayasan Wakaf Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah),

khususnya Bidang Tarbiyah yang telah memberikan izin dan kesempatan belajar serta

melakukan penelitian , dan Ibu- Ibu guru RA Al Musabbihin yang memberikan waktu dan

pemikiran sebagai pengamat.

5. Khususnya kepada orang tua saya tercinta Bapak H. Jalal Haryanto dan Ibu Hj. Suriati,

suami tercinta Haryo Sindhu Handoko, kedua puteriku tersayang Lintang dan Larasati

yang telah memberi izin, motivasi serta bantuan moral dan material selama melakukan

penelitian ini.

6. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi,

sumbang saran dalam upaya menyelesaikan tesis ini.

7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan

kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.

Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang membangun demi

kesempurnaannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia

pendidikan, dan mampu memberikan inspirasi bagi pembaca .

Medan, Agustus 2013

(10)

Wiwik Puspitasari

1.2 Identifikasi Masalah 8 1.3 Pembatasan Masalah 8 2.1.2 Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 15 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan

Berbicara Anak Usia Dini 17 2.2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Thiagarajan 20 2.3 Perangkat Pembelajaran. 27 2.4 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. 36 2.4.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan

Pembelajaran 41

(11)

2.6 Pengaruh Perangkat Pembelajaran Bercerita Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 60 2.7 Penelitian Yang Relevan 62 3.4. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 68 3.5. Penilaian Para Ahli 74 3.6. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 74

3.7 Ujicoba 75

3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian. 76 3.8.1 Lembar Pengamatan Aktifitas Anak 76 3.8.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru 77 3.8.3 Kesan Guru 78 3.8.4 Hasil Belajar 78 3.9. Teknik Analisis Data Penelitian 79 3.9.1 Analisis Data Validasi Perangkat Pembelajaran 79 4.1.1 Keterampilan Berbicara 83 4.1.2 Deskripsi Tahap Pendefenisian (Define) 84 4.1.3 Deskripsi Tahap Perancangan (Design) 89 4.1.4 Hasil Tahap Pengembangan (Develop) 90 4.1.5 Ujicoba Perangkat Pembelajaran. 98 4.1.5.1 Data Pretes dan Postes 99 4.1.5.2 Hasil Observasi Anak Didik 106 4.1.5.3 Kesan Guru 108 4.1.5.4 Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Guru 109 4.1.6 Tahap Penyebaran (Diseminate) 111 4.1.7 Keterbatasan Penelitian 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113

1.1 Simpulan 113

1.2 Saran 113

DAFTAR PUSTAKA 119

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak 14

Tabel 2.2 Indikator Aspek Keterampilan Berbicara 29 Tabel 2.3 Tabel Periode Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak 37 Tabel 2.4 Perkembangan Tahapan Kognitif Piaget, yang berkaitan erat

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1.1 Aktifitas saat Pembelajaran 6 Gambar 2.1 Tahap Pendefenisian (Define) dalam Model 4-D 22 Gambar 2.2 Tahap Perancangan (Design ) dalam Model 4-D 24 Gambar 2.3 Tahap Pengembangan (Develop) dalam Model 4-D 25 Gambar 2.4 Tahap Penyebaran (Disseminate) dalam model 4-D 26 Gambar 2.5 Skema Pendidikan sebagai suatu system pendidikan

Soedjadi (1999:4) 27

Gambar 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran

(adaptasi dari Suryobroto, 1983) 42 Gambar 2.7 Keterkaitan Antar Komponen Pembelajaran (Sumber : Yus 2011) 47 Gambar 3.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Thiagarajan,

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD)

menuju kearah yang lebih baik, diiringi dengan upaya pemerintah, memberikan

berbagai bantuan dan program kesejahteraan untuk sumber daya manusia yang

dalam hal ini adalah guru. Dengan banyaknya jumlah anak usia dini yang terdaftar

pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), seperti Taman Kanak-Kanak

(TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak

(TPA), serta PAUD sejenis, maka diharapkan guru dapat memberikan dedikasi

terbaiknya dalam menjalani profesinya.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan

pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai

materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan anak didik dalam satuan pembelajaran. Sebagai pengatur

sekaligus pelaku dalam proses pembelajaran, gurulah yang mengarahkan

bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat

membuat suatu pembelajaran lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran

yang disampaikan akan membuat anak didik merasa senang dan merasa perlu

(15)

2

Pencapaian tujuan pembelajaran, tidak hanya tergantung pada guru, tetapi

ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor perangkat pembelajaran

yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan anak didik

dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan

perangkat pembelajaran, proses pembelajaran di dalam kelas akan berjalan

dengan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan

pembelajaran itu dapat tercapai. Perangkat pembelajaran yang dimaksud

diantaranya Rencana Kegiatan Harian (RKH). Buku Panduan Guru (BPG), dan

Buku cerita Anak.

Perangkat pembelajaran dinilai sangat bermanfaat untuk keberhasilan

pembelajaran di kelas. Dalam perangkat pembelajaran, dapat dilihat

langkah-langkah pembelajaran agar lebih efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan pembelajaran Pendidikan anak Usia dini khususnya Raudhatul Athfal (RA)

yang memiliki peserta didik dengan rentang usia 4-5 tahun di kelompok A dan

usia 5-6 tahun di kelompok B. Oleh karena itu penyediaan perangkat

pembelajaran, selain harus sesuai dengan kebutuhan guru tetapi juga sesuai

dengan tujuan kurikulum yang berlaku.

Sebagai jenis perangkat pembelajaran, rencana kegiatan harian, buku

panduan guru untuk bercerita, sekaligus buku cerita anak, saat ini belum banyak

ditemukan dan digunakan oleh guru di Raudhatul Athfal. Padahal dalam

prakteknya, kegiatan bercerita, menjadi kegiatan yang sangat disukai oleh anak.

Maka bukan tanpa alasan jika Yus (2011:182) menyatakan bercerita menuntut

(16)

3

dengan alat bantu dalam bercerita. Untuk itu perangkat pembelajaran bercerita

dianggap perlu untuk membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

bercerita. Tahapan usia yang biasa disebutgolden age ini adalah usia yang sangat

baik bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa untuk anak

Raudhatul Athfal berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini no. 58

tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan

bahasa, dan keaksaraan. Lingkup perkembangan menerima bahasa yaitu

kemampuan berbahasa secara reseptif, terdiri dari pengembangan menyimak

perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami

cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat,

mengerti beberapa perintah, mengulang kalimat yang lebih kompleks, dan

memahami aturan dalam suatu permainan. Lingkup perkembangan kedua yaitu

kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini termasuk dalam

kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini bisa muncul dalam bentuk

kemampuan berbicara, dan menulis. Pencapaian perkembangan kemampuan ini

yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar

yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,

menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap

(pokok kalimat-prediket-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk

mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang

telah diperdengarkan. Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan,

(17)

4

menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari

nama benda-benda yang ada disekitarnya, menyebutkan3 kelompok gambar yang

memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan

bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri.

Untuk memenuhi tingkat pencapaian perkembangan berbahasa,

pelaksanaan pembelajaran dilakukan salah satunya dengan pembelajaran bercerita.

Untuk menciptakan suatu proses pembelajaran bercerita yang baik, harus

memenuhi kriteria , memiliki tujuan, manfaat , memilih materi yang cocok,

metode yang sesuai dan media yang baik. Metode bercerita dianggap tepat untuk

pembelajaran bercerita. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan

menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan

(Departemen pendidikan Nasional, 2003 : 18). Metode bercerita sangat menarik

perhatian anak terhadap pendidik sesuai tema pembelajaran yang dikaitkan. Bila

isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak-anak, maka mereka dapat

memahami, isi cerita tersebut, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, dan

dengan mudah menangkap isi cerita tersebut.

Pelaksanaan metode bercerita menggunakan beberapa teknik. Teknik

bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari

buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel,

menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan

menggunakan jari-jari tangan. Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok

kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga

(18)

5

rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih

efektif. Untuk dapat menyajikan sebuah cerita yang menarik, guru memerlukan

petunjuk dan latihan terlebih dahulu. Hanya saja guru belum memiliki buku

panduan yang berisikan materi lengkap petunjuk menyajikan sebuah cerita pada

anak didiknya.

Selama ini beberapa seminar dan pelatihan bercerita telah sering

diselenggarakan, namun kenyataannya, guru sebagai peserta, hanya menerima

bahan presentase dan tutor yang hanya secara umum memberikan pedoman

bercerita dan minim dalam tekhnik penyajian di setiap model bercerita.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada anak kelompok B di RA

Al Musabbihin Medan, pada pembelajaran yang diamati, guru hanya menyajikan

cerita dengan metode konvensional. Guru belum memiliki perangkat pembelajaran

yang tepat untuk menyampaikan cerita dengan buku cerita panggung boneka. Guru

membawakan cerita tanpa alat peraga, tanpa intonasi suara dan mimik wajah yang

menggambarkan suasana yang ada dalam cerita yang dibawakan. Kemudian

materi pelajaran yang ada dalam cerita seringkali tidak diminati oleh anak karena

tidak sesuai dengan apa yang diketahui anak sebelumnya atau tidak dekat dengan

dunia anak. Pelaksanaan pembelajaran bercerita yang kurang bervariasi,

menimbulkan kejenuhan bagi anak dan anak hanya mengacuhkan keberadaan

guru, bahkan ingin cepat pulang atau bermain diluar ruangan. Pembelajaran

berpusat pada guru, yang mengharuskan anak duduk diam di kursinya

masing-masing, sangat tidak sesuai dengan anak usia dini. Rentang konsentrasi

(19)

6

lebih banyak mengobrol dengan temannya tanpa tertarik sedikit pun dengan guru

yang sedang mencontohkan kalimat didepan kelas. Anak lebih sering

menggerakkan bagian tubuhnya, dan pada akhirnya tidak menyimak isi cerita

dengan baik. Pada gambar 1.1 akan terlihat aktifitas yang terjadi saat pembelajaran

di kelas.

Gambar. 1.1 Aktifitas saat pembelajaran yang terlihat beberapa anak bercerita dan tidak memperhatikan guru di depan kelas, kemudian ada yang duduk dengan posisi yang memperlihatkan sama sekali tidak tertarik pada cerita yang disampaikan guru

Menurut penuturan Ibu guru Evi selaku wali kelas kelompok B di RA Al

(20)

7

metode konvensional, sehingga keterampilan berbicara anak, hanya sampai pada

kategori memuaskan, dilihat dari buku laporan perkembangan anak dari 20 anak, 3

anak dapat berbicara lancar, kemampuannya berkembang sesuai harapan , 7 anak

dapat berbicara lancar dengan bantuan guru, kemampuannya mulai muncul, dan

10 belum dapat berbicara dengan lancar, kemampuannya belum muncul. Ini

berdasarkan evaluasi akhir semester I kelompok B tahun 2012-2013.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

menghasilkan perangkat pembelajaran, yang menekankan bahwa dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru Raudhatul Athfal (RA) diharapkan

memilih dan menggunakan perangkat pembelajaran yang menarik dan sesuai

dengan tingkat perkembangan anak usia dini.

Terdapat beberapa jenis perangkat pembelajaran yang dapat digunakan di

Raudhatul Athfal. Tetapi kajian penelitian ini, penyampaian materi pengembangan

kompetensi bahasa khususnya berbicara dilakukan dengan menerapkan perangkat

pembelajaran berupa rencana kegiatan harian,(RKH), buku panduan guru (BPG)

dan buku cerita anak yang berbentuk panggung boneka. Penggunaan buku cerita

model panggung boneka pada penyampaian materi pengembangan kompetensi

bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbicara mempertimbangkan bahwa

gambar pada buku cerita serta model panggung boneka yang dibuat akan

meningkatkan stimulus (rangsangan) pada anak usia 5-6 tahun yang terdapat di

kelompok B RA Al Musabbihin. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang

(21)

8

dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep (Levie & Levie, 1975 dalam

Arsyad, 2011 : 9).

Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berfokus pada

pengembangan perangkat pembelajaran bercerita untuk meningkatkan

keterampilan berbicara anak usia dini. Sebab salah satu cara untuk mengatasi

kesulitan anak belajar bahasa adalah dengan menerapkan pembelajaran bercerita.

Karena metode bercerita merupakan metode yang mengakomodasi kebutuhan

anak usia dini sesuai tahapan usianya yang masih pada tahap pra operasional, yang

berarti anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan

gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi

informasi indrawi dan tindakan fisik (Santrock : 2007). Dengan demikian

diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini khususnya

dalam kemampuan menjawab pertanyaan dengan kompleks, menyampaikan ide

dengan lebih banyak kata serta menceritakan kembali isi cerita yang telah

diperdengarkan oleh guru.

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam kegiatan

pembelajaran sebagai berikut:

a) Hasil belajar kemampuan berbahasa khususnya keterampilan berbicara

anak kelompok B di RA Al Musabbihin masih tergolong rendah

b) Anak belum memiliki respon yang baik saat pembelajaran bercerita.

c) Perangkat pembelajaran yang ada belum tepat untuk mengembangkan

(22)

9

d) Kemampuan guru dalam bercerita belum optimal

e) Masih terdapat anggapan bahwa metode bercakap-cakap yang digunakan

di Raudhatul athfal merupakan metode yang paling sesuai untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka ditentukanlah batasan masalah

pada penelitian ini agar dapat dikaji lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu,

penelitian ini hanya terbatas pada kendala-kendala yang dialami anak didik

kelompok B di RA Al Musabbihin semester II terhadap:

a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan keterampilan guru

dalam menggunakan perangkat pembelajaran bercerita.

b) Tingkat pencapaian perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini,

yang dilakukan dengan perangkat pembelajaran bercerita.

c) Efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat

pembelajaran bercerita.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka

rumusan masalah adalah:

a) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat

meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan bercerita?

b) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat

(23)

10

c) Apakah terdapat efektifitas dalam pembelajaran bercerita dengan

menggunakan perangkat pembelajaran bercerita?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian

adalah:

a) Menghasilkan perangkat pembelajaran bercerita yang baik untuk dan

sesuai dengan perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini, di

kelompok B Raudhatul Athfal (RA) Al Musabbihin dengan

menggunakan model 4D

b) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

menggunakan strategi bercerita dengan perangkat pembelajaran bercerita

yang dikembangkan.

c) Mengetahui efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan

perangkat pembelajaran bercerita.

1.6 Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya tentang perangkat pembelajaran bercerita yang digunakan

yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara. Selain

itu, hasil penelitian diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya perbendaharaan

kepustakaan tentang jenis perangkat pembelajaran bercerita bagi satuan

pendidikan khususnya Raudhatul Athfal (RA) sehingga dapat disajikan sebagai

(24)

11

Secara praktis manfaat hasil penelitian ini adalah: (1) bagi guru yaitu

membantu usaha guru untuk dapat menyajikan cerita yang baik anak didik

sekaligus meningkatkan hasil belajar anak didiknya. (2) bagi anak didik yaitu

sebagai peningkatan kemampuan dalam menceritakan kembali isi buku cerita yang

telah dibacakan guru sehingga dapat memperkaya pengalaman dan kosa kata

anak,sebagai wujud perkembangan berbahasa anak dan (3) bagi pengelola

pendidikan yaitu sebagai sesuatu yang dapat menjadi pertimbangan dalam

(25)

113

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1..1Simpulan

1. Tingkat Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menggunakan perangkat pembelajaran mencapai kategori baik, terlihat

dari hasil analisis setiap pertemuan yaitu terletak pada interval 2,83 

TKG 4,66

2. Hasil belajar bahasa yaitu keterampilan berbicara dengan

menggunakan perangkat pembelajaran bercerita,yang telah

dikembangkan lebih baik dari pembelajaran bercerita sebelum

menggunakan perangkat terlihat dari hasil t = -12,795 terletak diluar

daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat pembelajaran

bercerita lebih efektif dibandingkan sebelum penggunaan perangkat

pembelajaran. Hasil observasi anak didik, sebanyak 95% anak

mengikuti pembelajaran bercerita dari awal sampai akhir dengan

senang.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat

(26)

114

1. Bagi Guru, agar menerapkan perangkat pembelajaran bercerita , dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, serta kreatifitas guru

dalam menarik minat anak untuk belajar. Mengingat bahwa penerapan

perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan keterampilan

berbicara anak untuk menceritakan isi cerita pada tema binatang dan

menambah minat anak dalam belajar berbahasa. Agar pembelajaran

bercerita ini dapat terlaksana dengan baik, maka guru harus :

a. Menguasai materi pelajaran.

b. Menyusun rencana kegiatan yang sesuai dengan kegiatan bercerita.

c. Mengetahui tahapan pembelajaran bercerita dengnan penggunaan

buku panduan guru dan buku cerita model panggung boneka.

d. Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan teknik

bercerita yang baik sesuai dengan panduan guru, dan buku cerita

model panggung boneka yang dikembangkan.

2. Bagi sekolah, agar mendukung inovasi pembelajaran dan mendukung

penyediaan sarana pembelajaran yang menarik minat anak, sesuai

dengan kreatifitas yang dimiliki guru, sebab perbaikan pembelajaran

melalui berbagai inovasi akan meningkatkan hasil belajar dan kualitas

anak didik.

3. Gunakan perangkat pembelajaran bercerita ini pada kelompok kecil

(27)

115

membimbing anak, secara individual setelah bercerita, dan klasikal

(28)

115

DAFTAR PUSTAKA

Abdul (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik :Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Cakra, Heru (2012)Mendongeng Dengan Mata Hati. Surabaya : Mumtaz Media.

Daulay, Syahnan, 2011 Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa.Medan : Perdana Mulya Sarana.

DePorter , Bobby (2010) Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Departemen Pendidikan Nasional (2003), Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.

Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta :Universitas

Terbuka.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati, Mujiono, (2009).Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :Rineka Cipta.

Fudyartanto, R.B.S.( 2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta : Global Pustaka Utama.

Greene dan Petty,. (1981)Developing Language Skill in The Elementary Schools, Boston : Alyn and Bacon Inc

http://novel-is.blogspot.com/2011/07/pengertian-cerita-cerpen-novel-dan.html diakses 17 maret 2013.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2250154-ciri-ciri-cerita- anak/#ixzz2LNRKfP5L diakses 18 Maret 2013.

http://media.kompasiana.com/new-media/2011/04/06/kriteria-membuat-cerita-don geng-anak-bangsa-paradoks-354522.html diakses 25 Maret 2013.

(29)

116

Hartono, S. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Strategi Kemampuan Pemecahan Masalah, Universitas Negeri Medan : Unimed

Hurlock, Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hemsley, Michael,Elted journal volume 3 Issue 1 Autumn (1997) diunduh 9 maret 2013 pukul 12.00 wib.

Hidayet Tok, Educational Research and Review Vol. 5 (9), pp. 508-517, September 2010 diunduh 11 Maret 2013.

Jaipaul L. Roonarine. James E. Johnson (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Bebagai Pendekatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Jasmin Hana. 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian Media.

Jeanne Ellis Omroad (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press.

Legowo,Budi, 2010, Bahan Belajar, Satu Ukuran Dosen Dalam Proses Pembelajaran Makalah; Disampaikan pada Seminar Jurusan Pendidikan Teknik Keahlian Univ. Sebelas Maret, Pabelaan, Surakarta, 28 April 2011.

Lwyn, dkk (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT Index.

Meara, David, O. 2001. Material Review Wokshop (Descrebe Contest and Using Context in Learning and Provide Criteria For Materials Review) Directorate General Of Primary and Secondary Education. April 2001.

Mulyasa, H E (2012)Managemen Paud. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moesli,chatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang : IKIP Malang.

(30)

117

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Depdikbud.

Permendiknas RI No 58 Tahun 2009, (2010). Standar Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta, Direktorat Pembinaan TK dan SD

Prastiti, Dinar Wiwien. 2008. Psikologi Anak Usia Dini, Jakarta : PT Index.

Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Prima, S Anisa, 2012 Peningkatan Keterampilan Bebicara Melalui Permainan Klipping Gambar di TK ABA Suronandan Sendang Rejo Minggir Sleman. Tesis .Yogyakarta:UNY.

Sandrock, John W, (2007), Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Slameto, Drs (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Soedjadi, R. (2000) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, (2005)Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Setyosari,Punaji (2012). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugandi, Achmad, dkk. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP PRESS.

Subagyo, Pangestu, dkk (2005)Statistika Induktif, Yogyakarta : BPFE

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D Bandung : Penerbit Alfabeta.

Susanto, Ahmad (2011) . Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

(31)

118

Trianto, (2011) Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Trianto, (2011)Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara

Yamin & Sanan, (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press

Yus, Anita (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Gambar

Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak
Gambar. 1.1  Aktifitas saat Pembelajaran
Gambar. 1.1  Aktifitas saat pembelajaran yang terlihat beberapa anak
gambar pada buku cerita serta model panggung boneka yang dibuat akan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ditetapkan status desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud pada pasal 8, Kewenangan Desa sebagai satu kesatuian masyarakat umum yang berhak mengatur dan mengurus

Manajemen Strategi untuk meningkatkan minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal syariah adalah dengan meningkatkan manajemen strategi, yaitu dengan: a) Pengamatan

Cepatnya umur berbunga pada perlakuan N2, disebabkan karena pupuk organik cair Nasa yang diberikan melalui tanah mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam

Berdasarkan analisis diatas, dari aspek pemilik sawah yang menyerahkan sawahnya untuk digarap oleh orang lain dengan pembagian hasil pada masa panen dan tata cara dalam

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah pada tujuan penelitian, yaitu penelitian ditujukan untuk mengetahui pengaruh toleransi risiko terhadap

BMI merupakan bank syariah pertama di negara Indonesia kondisi kinerja BMI dari tahun 1992 sampai sekarang masih tergolong cukup baik, meskipun banyak

Kadar anti-HBs pasca vaksinasi yang protektif yaitu ≥ 10 mIU/mL ditemukan pada 64,1% mahasiswa kepaniteraan klinik yang telah memperoleh vaksin hepatitis B, sedangkan 35,9%

Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur dan hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa