PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
ANAK USIA DINI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh
WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
ANAK USIA DINI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh
WIWIK PUSPITASARI NIM. 8116182030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Wiwik Puspitasari. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bercerita, yang terdiri dari (1) buku panduan guru, (2) rencana kegiatan harian, dan (3) buku cerita untuk anak usia dini. Perangkat pembelajaran tersebut selanjutnya digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan guru meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran dan hasil belajar keterampilan berbicara anak didik meningkat dengan menggunakan perangkat pembelajaran tersebut. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/R&D), model 4-D (Four D Model) yang telah di modifikasi. Tahapan model pengembangan model 4-D adalah, pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).
Subyek penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B Ibnu Sina Raudhatul Athfal Al Musabbihin Medan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang. Anak laki-laki berjumlah 9 orang dan anak perempuan 11 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar validasi perangkat pembelajaran, (2) lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, (3) lembar pengamatan aktifitas anak, (4) lembar kesan guru, (5) tes hasil belajar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran bercerita meningkat, yaitu 4,66 mencapai kategori “sangat baik”, yaitu pada interval 4,50 TKG 5,00 (2) Keterampilan berbicara anak untuk menceritakan isi cerita yang meningkat, oleh karena t = -12,795 terletak diluar daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima, (3) Efektifitas pembelajaran bercerita meningkat setelah penggunaan perangkat pembelajaran bercerita.
ABSTRACT
Wiwik Puspitasari (2013). Software Development Learning Storytelling To Improve Speaking Skills Early Childhood. Thesis, Medan: Study Program Primary Education, Postgraduate work of State University of Medan
This study aims to develop learning storytelling device , which consists of ( 1 ) teacher guide book , ( 2 ) plan daily activities , and ( 3 ) story books for young children. Learning device is further used in this study aimed to describe the level of teacher's ability to increase the use of learning tools and learning outcomes of the students ' speaking skills improved by using these learning tools. This type of research is the development of research Four D model which has been modified. Stages of development model is a model of 4-D, define, design , develop and disseminate.
. The study subjects were all students of Ibnu Sina Raudhatul Athfal group B RA Al Musabbihin Medan at Whole Semester Teaching period 2012/2013, amounting to 20 people, 9 boys and 11 girls. Data collection techniques used in this study were ( 1 ) sheet of the validation study , ( 2 ) the ability of the teacher observation sheet to manage learning , ( 3 ) observation checklist child activities , ( 4 ) teacher impression sheet , ( 4 ) achievement test.
Results of this study indicate that (1) the ability of the teacher to manage learning using storytelling to increase learning devices, which reached 4.66 categories "very good", ie the interval TKG 4.50 5.00 (2) Skills speaking children to tell story content increased, therefore t = -12.795 -2.093 located outside the critical area and 2.093, then Ho is rejected and Ha accepted, (3) increased effectiveness of learning story telling after learning the use of story telling.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah serta inayah-Nya sehingga tesis ini
dapat diselesaikan dengan baik. Berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, narasumber
dan para sahabat akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan, meski dalam proses
penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala. Semoga bantuan
yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari
Allah SWT.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada
Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd
selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan
dorongan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga kepada, Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty ,
MS. Kons, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd,
sebagai narasumber yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran sehingga menambah
wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, Bapak Prof.Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah
memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.
2. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Dr.
Ibu dosen yang telah memberikan motivasi, serta membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
3. Khusus kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D, Ibu Dr. Hj. Masganti
Sitorus M.Ag, dan Ibu Dra. Erna Kusnita, M.Pd, terimakasih penulis atas motivasi dan
inspirasi yang telah ditularkan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Ketua YWKMT (Yayasan Wakaf Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah),
khususnya Bidang Tarbiyah yang telah memberikan izin dan kesempatan belajar serta
melakukan penelitian , dan Ibu- Ibu guru RA Al Musabbihin yang memberikan waktu dan
pemikiran sebagai pengamat.
5. Khususnya kepada orang tua saya tercinta Bapak H. Jalal Haryanto dan Ibu Hj. Suriati,
suami tercinta Haryo Sindhu Handoko, kedua puteriku tersayang Lintang dan Larasati
yang telah memberi izin, motivasi serta bantuan moral dan material selama melakukan
penelitian ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi,
sumbang saran dalam upaya menyelesaikan tesis ini.
7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan
kontribusi dalam penyelesaian tesis ini.
Tesis ini tentu masih jauh dari sempurna, untuk itu, dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang membangun demi
kesempurnaannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia
pendidikan, dan mampu memberikan inspirasi bagi pembaca .
Medan, Agustus 2013
Wiwik Puspitasari
1.2 Identifikasi Masalah 8 1.3 Pembatasan Masalah 8 2.1.2 Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 15 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan
Berbicara Anak Usia Dini 17 2.2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Thiagarajan 20 2.3 Perangkat Pembelajaran. 27 2.4 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. 36 2.4.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan
Pembelajaran 41
2.6 Pengaruh Perangkat Pembelajaran Bercerita Terhadap
Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini 60 2.7 Penelitian Yang Relevan 62 3.4. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 68 3.5. Penilaian Para Ahli 74 3.6. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 74
3.7 Ujicoba 75
3.8. Teknik Pengumpulan Data Penelitian. 76 3.8.1 Lembar Pengamatan Aktifitas Anak 76 3.8.2 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru 77 3.8.3 Kesan Guru 78 3.8.4 Hasil Belajar 78 3.9. Teknik Analisis Data Penelitian 79 3.9.1 Analisis Data Validasi Perangkat Pembelajaran 79 4.1.1 Keterampilan Berbicara 83 4.1.2 Deskripsi Tahap Pendefenisian (Define) 84 4.1.3 Deskripsi Tahap Perancangan (Design) 89 4.1.4 Hasil Tahap Pengembangan (Develop) 90 4.1.5 Ujicoba Perangkat Pembelajaran. 98 4.1.5.1 Data Pretes dan Postes 99 4.1.5.2 Hasil Observasi Anak Didik 106 4.1.5.3 Kesan Guru 108 4.1.5.4 Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Guru 109 4.1.6 Tahap Penyebaran (Diseminate) 111 4.1.7 Keterbatasan Penelitian 112
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113
1.1 Simpulan 113
1.2 Saran 113
DAFTAR PUSTAKA 119
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Bahasa Anak 14
Tabel 2.2 Indikator Aspek Keterampilan Berbicara 29 Tabel 2.3 Tabel Periode Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak 37 Tabel 2.4 Perkembangan Tahapan Kognitif Piaget, yang berkaitan erat
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.1 Aktifitas saat Pembelajaran 6 Gambar 2.1 Tahap Pendefenisian (Define) dalam Model 4-D 22 Gambar 2.2 Tahap Perancangan (Design ) dalam Model 4-D 24 Gambar 2.3 Tahap Pengembangan (Develop) dalam Model 4-D 25 Gambar 2.4 Tahap Penyebaran (Disseminate) dalam model 4-D 26 Gambar 2.5 Skema Pendidikan sebagai suatu system pendidikan
Soedjadi (1999:4) 27
Gambar 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran
(adaptasi dari Suryobroto, 1983) 42 Gambar 2.7 Keterkaitan Antar Komponen Pembelajaran (Sumber : Yus 2011) 47 Gambar 3.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Thiagarajan,
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian
khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD)
menuju kearah yang lebih baik, diiringi dengan upaya pemerintah, memberikan
berbagai bantuan dan program kesejahteraan untuk sumber daya manusia yang
dalam hal ini adalah guru. Dengan banyaknya jumlah anak usia dini yang terdaftar
pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), seperti Taman Kanak-Kanak
(TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), serta PAUD sejenis, maka diharapkan guru dapat memberikan dedikasi
terbaiknya dalam menjalani profesinya.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan anak didik dalam satuan pembelajaran. Sebagai pengatur
sekaligus pelaku dalam proses pembelajaran, gurulah yang mengarahkan
bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat
membuat suatu pembelajaran lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran
yang disampaikan akan membuat anak didik merasa senang dan merasa perlu
2
Pencapaian tujuan pembelajaran, tidak hanya tergantung pada guru, tetapi
ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor perangkat pembelajaran
yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan anak didik
dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan
perangkat pembelajaran, proses pembelajaran di dalam kelas akan berjalan
dengan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai. Perangkat pembelajaran yang dimaksud
diantaranya Rencana Kegiatan Harian (RKH). Buku Panduan Guru (BPG), dan
Buku cerita Anak.
Perangkat pembelajaran dinilai sangat bermanfaat untuk keberhasilan
pembelajaran di kelas. Dalam perangkat pembelajaran, dapat dilihat
langkah-langkah pembelajaran agar lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran Pendidikan anak Usia dini khususnya Raudhatul Athfal (RA)
yang memiliki peserta didik dengan rentang usia 4-5 tahun di kelompok A dan
usia 5-6 tahun di kelompok B. Oleh karena itu penyediaan perangkat
pembelajaran, selain harus sesuai dengan kebutuhan guru tetapi juga sesuai
dengan tujuan kurikulum yang berlaku.
Sebagai jenis perangkat pembelajaran, rencana kegiatan harian, buku
panduan guru untuk bercerita, sekaligus buku cerita anak, saat ini belum banyak
ditemukan dan digunakan oleh guru di Raudhatul Athfal. Padahal dalam
prakteknya, kegiatan bercerita, menjadi kegiatan yang sangat disukai oleh anak.
Maka bukan tanpa alasan jika Yus (2011:182) menyatakan bercerita menuntut
3
dengan alat bantu dalam bercerita. Untuk itu perangkat pembelajaran bercerita
dianggap perlu untuk membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
bercerita. Tahapan usia yang biasa disebutgolden age ini adalah usia yang sangat
baik bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa untuk anak
Raudhatul Athfal berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini no. 58
tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan
bahasa, dan keaksaraan. Lingkup perkembangan menerima bahasa yaitu
kemampuan berbahasa secara reseptif, terdiri dari pengembangan menyimak
perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami
cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat,
mengerti beberapa perintah, mengulang kalimat yang lebih kompleks, dan
memahami aturan dalam suatu permainan. Lingkup perkembangan kedua yaitu
kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini termasuk dalam
kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini bisa muncul dalam bentuk
kemampuan berbicara, dan menulis. Pencapaian perkembangan kemampuan ini
yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar
yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,
menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
(pokok kalimat-prediket-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk
mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang
telah diperdengarkan. Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan,
4
menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari
nama benda-benda yang ada disekitarnya, menyebutkan3 kelompok gambar yang
memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan
bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri.
Untuk memenuhi tingkat pencapaian perkembangan berbahasa,
pelaksanaan pembelajaran dilakukan salah satunya dengan pembelajaran bercerita.
Untuk menciptakan suatu proses pembelajaran bercerita yang baik, harus
memenuhi kriteria , memiliki tujuan, manfaat , memilih materi yang cocok,
metode yang sesuai dan media yang baik. Metode bercerita dianggap tepat untuk
pembelajaran bercerita. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan
menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan
(Departemen pendidikan Nasional, 2003 : 18). Metode bercerita sangat menarik
perhatian anak terhadap pendidik sesuai tema pembelajaran yang dikaitkan. Bila
isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak-anak, maka mereka dapat
memahami, isi cerita tersebut, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, dan
dengan mudah menangkap isi cerita tersebut.
Pelaksanaan metode bercerita menggunakan beberapa teknik. Teknik
bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari
buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel,
menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan
menggunakan jari-jari tangan. Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok
kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga
5
rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih
efektif. Untuk dapat menyajikan sebuah cerita yang menarik, guru memerlukan
petunjuk dan latihan terlebih dahulu. Hanya saja guru belum memiliki buku
panduan yang berisikan materi lengkap petunjuk menyajikan sebuah cerita pada
anak didiknya.
Selama ini beberapa seminar dan pelatihan bercerita telah sering
diselenggarakan, namun kenyataannya, guru sebagai peserta, hanya menerima
bahan presentase dan tutor yang hanya secara umum memberikan pedoman
bercerita dan minim dalam tekhnik penyajian di setiap model bercerita.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada anak kelompok B di RA
Al Musabbihin Medan, pada pembelajaran yang diamati, guru hanya menyajikan
cerita dengan metode konvensional. Guru belum memiliki perangkat pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan cerita dengan buku cerita panggung boneka. Guru
membawakan cerita tanpa alat peraga, tanpa intonasi suara dan mimik wajah yang
menggambarkan suasana yang ada dalam cerita yang dibawakan. Kemudian
materi pelajaran yang ada dalam cerita seringkali tidak diminati oleh anak karena
tidak sesuai dengan apa yang diketahui anak sebelumnya atau tidak dekat dengan
dunia anak. Pelaksanaan pembelajaran bercerita yang kurang bervariasi,
menimbulkan kejenuhan bagi anak dan anak hanya mengacuhkan keberadaan
guru, bahkan ingin cepat pulang atau bermain diluar ruangan. Pembelajaran
berpusat pada guru, yang mengharuskan anak duduk diam di kursinya
masing-masing, sangat tidak sesuai dengan anak usia dini. Rentang konsentrasi
6
lebih banyak mengobrol dengan temannya tanpa tertarik sedikit pun dengan guru
yang sedang mencontohkan kalimat didepan kelas. Anak lebih sering
menggerakkan bagian tubuhnya, dan pada akhirnya tidak menyimak isi cerita
dengan baik. Pada gambar 1.1 akan terlihat aktifitas yang terjadi saat pembelajaran
di kelas.
Gambar. 1.1 Aktifitas saat pembelajaran yang terlihat beberapa anak bercerita dan tidak memperhatikan guru di depan kelas, kemudian ada yang duduk dengan posisi yang memperlihatkan sama sekali tidak tertarik pada cerita yang disampaikan guru
Menurut penuturan Ibu guru Evi selaku wali kelas kelompok B di RA Al
7
metode konvensional, sehingga keterampilan berbicara anak, hanya sampai pada
kategori memuaskan, dilihat dari buku laporan perkembangan anak dari 20 anak, 3
anak dapat berbicara lancar, kemampuannya berkembang sesuai harapan , 7 anak
dapat berbicara lancar dengan bantuan guru, kemampuannya mulai muncul, dan
10 belum dapat berbicara dengan lancar, kemampuannya belum muncul. Ini
berdasarkan evaluasi akhir semester I kelompok B tahun 2012-2013.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan
menghasilkan perangkat pembelajaran, yang menekankan bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru Raudhatul Athfal (RA) diharapkan
memilih dan menggunakan perangkat pembelajaran yang menarik dan sesuai
dengan tingkat perkembangan anak usia dini.
Terdapat beberapa jenis perangkat pembelajaran yang dapat digunakan di
Raudhatul Athfal. Tetapi kajian penelitian ini, penyampaian materi pengembangan
kompetensi bahasa khususnya berbicara dilakukan dengan menerapkan perangkat
pembelajaran berupa rencana kegiatan harian,(RKH), buku panduan guru (BPG)
dan buku cerita anak yang berbentuk panggung boneka. Penggunaan buku cerita
model panggung boneka pada penyampaian materi pengembangan kompetensi
bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbicara mempertimbangkan bahwa
gambar pada buku cerita serta model panggung boneka yang dibuat akan
meningkatkan stimulus (rangsangan) pada anak usia 5-6 tahun yang terdapat di
kelompok B RA Al Musabbihin. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
8
dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep (Levie & Levie, 1975 dalam
Arsyad, 2011 : 9).
Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini berfokus pada
pengembangan perangkat pembelajaran bercerita untuk meningkatkan
keterampilan berbicara anak usia dini. Sebab salah satu cara untuk mengatasi
kesulitan anak belajar bahasa adalah dengan menerapkan pembelajaran bercerita.
Karena metode bercerita merupakan metode yang mengakomodasi kebutuhan
anak usia dini sesuai tahapan usianya yang masih pada tahap pra operasional, yang
berarti anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan
gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi
informasi indrawi dan tindakan fisik (Santrock : 2007). Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini khususnya
dalam kemampuan menjawab pertanyaan dengan kompleks, menyampaikan ide
dengan lebih banyak kata serta menceritakan kembali isi cerita yang telah
diperdengarkan oleh guru.
1.2 Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam kegiatan
pembelajaran sebagai berikut:
a) Hasil belajar kemampuan berbahasa khususnya keterampilan berbicara
anak kelompok B di RA Al Musabbihin masih tergolong rendah
b) Anak belum memiliki respon yang baik saat pembelajaran bercerita.
c) Perangkat pembelajaran yang ada belum tepat untuk mengembangkan
9
d) Kemampuan guru dalam bercerita belum optimal
e) Masih terdapat anggapan bahwa metode bercakap-cakap yang digunakan
di Raudhatul athfal merupakan metode yang paling sesuai untuk
meningkatkan kemampuan berbicara anak.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka ditentukanlah batasan masalah
pada penelitian ini agar dapat dikaji lebih mendalam dan terarah. Oleh karena itu,
penelitian ini hanya terbatas pada kendala-kendala yang dialami anak didik
kelompok B di RA Al Musabbihin semester II terhadap:
a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan keterampilan guru
dalam menggunakan perangkat pembelajaran bercerita.
b) Tingkat pencapaian perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini,
yang dilakukan dengan perangkat pembelajaran bercerita.
c) Efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat
pembelajaran bercerita.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka
rumusan masalah adalah:
a) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan bercerita?
b) Apakah pengembangan perangkat pembelajaran bercerita dapat
10
c) Apakah terdapat efektifitas dalam pembelajaran bercerita dengan
menggunakan perangkat pembelajaran bercerita?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian
adalah:
a) Menghasilkan perangkat pembelajaran bercerita yang baik untuk dan
sesuai dengan perkembangan keterampilan berbicara anak usia dini, di
kelompok B Raudhatul Athfal (RA) Al Musabbihin dengan
menggunakan model 4D
b) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan strategi bercerita dengan perangkat pembelajaran bercerita
yang dikembangkan.
c) Mengetahui efektifitas pembelajaran bercerita dengan menggunakan
perangkat pembelajaran bercerita.
1.6 Manfaat Penelitian
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang perangkat pembelajaran bercerita yang digunakan
yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara. Selain
itu, hasil penelitian diharapkan juga bermanfaat dan memperkaya perbendaharaan
kepustakaan tentang jenis perangkat pembelajaran bercerita bagi satuan
pendidikan khususnya Raudhatul Athfal (RA) sehingga dapat disajikan sebagai
11
Secara praktis manfaat hasil penelitian ini adalah: (1) bagi guru yaitu
membantu usaha guru untuk dapat menyajikan cerita yang baik anak didik
sekaligus meningkatkan hasil belajar anak didiknya. (2) bagi anak didik yaitu
sebagai peningkatan kemampuan dalam menceritakan kembali isi buku cerita yang
telah dibacakan guru sehingga dapat memperkaya pengalaman dan kosa kata
anak,sebagai wujud perkembangan berbahasa anak dan (3) bagi pengelola
pendidikan yaitu sebagai sesuatu yang dapat menjadi pertimbangan dalam
113
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1..1Simpulan
1. Tingkat Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran mencapai kategori baik, terlihat
dari hasil analisis setiap pertemuan yaitu terletak pada interval 2,83
TKG 4,66
2. Hasil belajar bahasa yaitu keterampilan berbicara dengan
menggunakan perangkat pembelajaran bercerita,yang telah
dikembangkan lebih baik dari pembelajaran bercerita sebelum
menggunakan perangkat terlihat dari hasil t = -12,795 terletak diluar
daerah kritis -2,093 dan 2,093, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
3. Pembelajaran bercerita dengan menggunakan perangkat pembelajaran
bercerita lebih efektif dibandingkan sebelum penggunaan perangkat
pembelajaran. Hasil observasi anak didik, sebanyak 95% anak
mengikuti pembelajaran bercerita dari awal sampai akhir dengan
senang.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat
114
1. Bagi Guru, agar menerapkan perangkat pembelajaran bercerita , dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, serta kreatifitas guru
dalam menarik minat anak untuk belajar. Mengingat bahwa penerapan
perangkat pembelajaran bercerita dapat meningkatkan keterampilan
berbicara anak untuk menceritakan isi cerita pada tema binatang dan
menambah minat anak dalam belajar berbahasa. Agar pembelajaran
bercerita ini dapat terlaksana dengan baik, maka guru harus :
a. Menguasai materi pelajaran.
b. Menyusun rencana kegiatan yang sesuai dengan kegiatan bercerita.
c. Mengetahui tahapan pembelajaran bercerita dengnan penggunaan
buku panduan guru dan buku cerita model panggung boneka.
d. Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan teknik
bercerita yang baik sesuai dengan panduan guru, dan buku cerita
model panggung boneka yang dikembangkan.
2. Bagi sekolah, agar mendukung inovasi pembelajaran dan mendukung
penyediaan sarana pembelajaran yang menarik minat anak, sesuai
dengan kreatifitas yang dimiliki guru, sebab perbaikan pembelajaran
melalui berbagai inovasi akan meningkatkan hasil belajar dan kualitas
anak didik.
3. Gunakan perangkat pembelajaran bercerita ini pada kelompok kecil
115
membimbing anak, secara individual setelah bercerita, dan klasikal
115
DAFTAR PUSTAKA
Abdul (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik :Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Cakra, Heru (2012)Mendongeng Dengan Mata Hati. Surabaya : Mumtaz Media.
Daulay, Syahnan, 2011 Pemerolehan Dan Pembelajaran Bahasa.Medan : Perdana Mulya Sarana.
DePorter , Bobby (2010) Quantum Teaching. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).
Departemen Pendidikan Nasional (2003), Didaktik Metodik di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta :Universitas
Terbuka.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiono, (2009).Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :Rineka Cipta.
Fudyartanto, R.B.S.( 2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Yogyakarta : Global Pustaka Utama.
Greene dan Petty,. (1981)Developing Language Skill in The Elementary Schools, Boston : Alyn and Bacon Inc
http://novel-is.blogspot.com/2011/07/pengertian-cerita-cerpen-novel-dan.html diakses 17 maret 2013.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2250154-ciri-ciri-cerita- anak/#ixzz2LNRKfP5L diakses 18 Maret 2013.
http://media.kompasiana.com/new-media/2011/04/06/kriteria-membuat-cerita-don geng-anak-bangsa-paradoks-354522.html diakses 25 Maret 2013.
116
Hartono, S. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui Strategi Kemampuan Pemecahan Masalah, Universitas Negeri Medan : Unimed
Hurlock, Elizabeth, (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hemsley, Michael,Elted journal volume 3 Issue 1 Autumn (1997) diunduh 9 maret 2013 pukul 12.00 wib.
Hidayet Tok, Educational Research and Review Vol. 5 (9), pp. 508-517, September 2010 diunduh 11 Maret 2013.
Jaipaul L. Roonarine. James E. Johnson (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Bebagai Pendekatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Jasmin Hana. 2011. Terapi Kecerdasan Anak dengan Dongeng. Yogyakarta: Berlian Media.
Jeanne Ellis Omroad (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press.
Legowo,Budi, 2010, Bahan Belajar, Satu Ukuran Dosen Dalam Proses Pembelajaran Makalah; Disampaikan pada Seminar Jurusan Pendidikan Teknik Keahlian Univ. Sebelas Maret, Pabelaan, Surakarta, 28 April 2011.
Lwyn, dkk (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT Index.
Meara, David, O. 2001. Material Review Wokshop (Descrebe Contest and Using Context in Learning and Provide Criteria For Materials Review) Directorate General Of Primary and Secondary Education. April 2001.
Mulyasa, H E (2012)Managemen Paud. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Moesli,chatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Malang : IKIP Malang.
117
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Depdikbud.
Permendiknas RI No 58 Tahun 2009, (2010). Standar Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD), Jakarta, Direktorat Pembinaan TK dan SD
Prastiti, Dinar Wiwien. 2008. Psikologi Anak Usia Dini, Jakarta : PT Index.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Prima, S Anisa, 2012 Peningkatan Keterampilan Bebicara Melalui Permainan Klipping Gambar di TK ABA Suronandan Sendang Rejo Minggir Sleman. Tesis .Yogyakarta:UNY.
Sandrock, John W, (2007), Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Slameto, Drs (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Soedjadi, R. (2000) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, (2005)Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Setyosari,Punaji (2012). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugandi, Achmad, dkk. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP PRESS.
Subagyo, Pangestu, dkk (2005)Statistika Induktif, Yogyakarta : BPFE
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D Bandung : Penerbit Alfabeta.
Susanto, Ahmad (2011) . Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
118
Trianto, (2011) Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Trianto, (2011)Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara
Yamin & Sanan, (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press
Yus, Anita (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group