• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpan Energi yang TErbuang dari Panas Setrika Listrik Menggunakn Thermoelectric Generator (TEG) T1 612009045 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpan Energi yang TErbuang dari Panas Setrika Listrik Menggunakn Thermoelectric Generator (TEG) T1 612009045 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan

Memanfaatkan energi panas yang terbuang dari setrika listrik untuk diubah

menjadi energi listrik yang kemudian akan disimpan ke dalam baterai kering.

1.2.Latar Belakang Permasalahan

Setrika merupakan salah satu perangkat elektronik yang menggunakan relatif

banyak energi listrik. Ketika sedang digunakan, setrika tidak secara terus menerus

digosokkan pada kain, akan tetapi terdapat jeda seperti saat pengguna menyiapkan

pakaian, melipat pakaian, memasang pakaian pada hanger, memasang kancing pada

pakaian ataupun saat beristirahat sejenak. Saat terjadi jeda tersebut, setrika biasanya

hanya diletakkan berdiri atau diletakkan pada alas setrika konvensional sehingga energi

panasnya terbuang sia- sia. Panas setrika yang terbuang ini kemudian akan

dimanfaatkan sebagai sumber energi yang diubah menjadi energi listrik dengan

memanfaatkan thermoelectric generator (TEG).

Dalam skripsi yang pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana dengan judul “Pengukuran dan Analisis Karakteristik ThermoelectricGenerator dalam Pemanfaatan Energi Panas yang Terbuang” dilakukan

penelitian terhadap thermoelectric generator baik dari segi sumber panas, susunan

thermoelectric generator, dan hambatan beban menggunakan empat buah

thermoelectric generator. Dari empat sumber panas yang digunakan yaitu panas

matahari, panas knalpot sepeda motor, panas setrika listrik dan panas buatan dari

rangkaian transistor 2N3055 diperoleh hasil bahwa panas buangan dari setrika listrik

dapat menjadi sumber listrik dengan kapasitas mikro yang potensial yaitu tegangan

yang dihasilkan sebesar 3,67V dan daya keluaran 1,347W dengan beban 10Ω serta beda

temperatur 94°C[1].

Petr Telcer dalam jurnal yang berjudul “Cloth Iron Controlled by

MC9RS08KA2” membuat suatu alat yang mengendalikan agar histeresis suhu setrika

yang dihasilkan di bawah 5°C menggunakan mikrokontroller MC9RS08KA2. Hasil

(2)

suhu saklar bimetal pada setrika yang hanya memiliki histeresis sebesar 30°C atau

lebih[2]. Penelitian lain yang dilakukan oleh E.H.Kamaleshwar dan S.Karishma dengan

judul “Fully Automated Iron Box”, dibuat sebuah alat yang mengendalikan suhu setrika

secara otomatis menggunakan sensor infra merah (IR). Alat yang dibuat ini akan

mendeteksi suhu yang perlu dikeluarkan saat menyetrika berbagai macam jenis kain

sehingga daya listrik yang terpakai akan lebih efisien[3]. Beberapa penelitian di atas

menunjukan perlunya upaya untuk membuat konsumsi listrik pada setrika agar lebih

efektif dan efisien.

Pada skripsi dengan judul Penyimpan Energi yang Terbuang dari Panas Setrika Listrik Menggunakan Thermoelectric Generator (TEG)” ini akan dibuat suatu alat yang memanfaatkan panas terbuang dari setrika listrik untuk diubah menjadi energi listrik

yang kemudian akan disimpan dalam baterai isi ulang. Alat yang dibuat ini akan

berbentuk alas setrika. Berbeda dengan alas setrika konvensional yang ada di pasaran

(Gambar 1.1), alas setrika yang dibuat ini dilengkapi dengan modul penyimpan energi

sehingga energi panas dari setrika saat tidak terpakai akan didaur ulang menjadi energi

baru yang disimpan dalam baterai.

(3)

kembali untuk menghaluskan kerutan pada pakaian, karena alas setrika yang dibuat

pada dasarnya adalah sama dengan alas setrika konvensional dalam hal menyerap energi

panas setrika.

Penurunan suhu setrika sebesar beberapa derajat celcius tidak akan menjadi

masalah. Hal ini karena kendali suhu pada setrika listrik yang telah ada, yaitu dengan

menggunakan bimetal, mentoleransi ralat cukup besar yang ditunjukkan dengan nilai

histerisis yang dapat mencapai 30°C[2]. Dilakukan pengujian awal untuk mendukung

hipotesis ini, yaitu membandingkan dua proses setrika. Proses pertama menggunakan

alas setrika yang terbuat dari alumunium diisi air, dan proses kedua tanpa menggunakan

alas setrika. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini menunjukkan bahwa penggunaan

alas setrika tidak berpengaruh banyak terhadap proses setrika.

(a) (b)

Gambar 1.2. Pakaian yang disetrika dengan setrika tidak ditempelkan pada alas,

a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika.

Gambar 1.2. di atas menunjukan pakaian yang disetrika dengan setrika tidak

ditempelkan pada alas. Suhu setrika terukur 170°C dan lama proses menyetrika adalah

(4)

(a) (b)

Gambar 1.3. Pakaian yang disetrika dengan setrika ditempelkan pada alas,

a) sebelum disetrika, b) sesudah disetrika.

Gambar 1.3. menunjukkan pakaian yang disetrika dengan setrika ditempelkan

pada alas setrika. Suhu setrika mula- mula 170°C kemudian setelah ditempelkan pada

alas menjadi 168°C. Lama proses menyetrika adalah 36,6s. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa penambahan alas tidak mengurangi kinerja setrika.

1.3.Spesifikasi Sistem

Sesuai dengan surat tugas skripsi yang telah dikeluarkan oleh Fakultas Teknik

Elektronika dan Komputer Program Studi Teknik Elektro Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga nomor 13/I.3/FTEK/III/2015, spesifikasi tugas akhir dalam bentuk

perancangan sebagai berikut:

1. Alat yang dibuat berbentuk alas setrika yang di dalamnya berisi cairan

pendingin.

2. Menggunakan empat buah elemen thermoelectric generator (TEG) yang

dipasang pada bagian atas dari alas setrika untuk mengambil energi panas

setrika.

(5)

1.4.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yaitu Pendahuluan,

Landasan Teori, Perancangan Sistem, Pengujian dan Analisa, serta Kesimpulan dan

Saran. Pendahuluan (Bab I) berisikan tujuan dan latar belakang dibuatnya skripsi ini.

Pada Bab II (Landasan Teori) diuraikan tentang pembahasan teori – teori penunjang

perancangan sistem. Pada Bab III (Perancangan Sistem) diuraikan perancangan sistem

dari skripsi yang dibuat. Pada Bab IV (Pengujian dan Analisa) diuraikan tentang

pengujian sistem beserta analisa sebagai pengukur tingkat keberhasilan sistem terhadap

spesifikasi sistem. Pada Bab V (Kesimpulan dan Saran) diuraikan tentang kesimpulan

Gambar

Gambar 1.1. Alas setrika konvensional.
Gambar 1.2. Pakaian yang disetrika dengan setrika tidak ditempelkan pada alas,
Gambar 1.3. Pakaian yang disetrika dengan setrika ditempelkan pada alas,

Referensi

Dokumen terkait

perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang

Apakah dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif pada matakuliah matematika untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan prestasi

10.11 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap

“Kami sangat mengapresiasi baik terhadap UMM yang telah mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas pada PHKI dengan capaian hasil yang memuaskan”, kata Wisjnu Martani, salah seorang

1) Pada minggu kelima hasil Tes-1 dikembalikan kepada mahasiswa setelah dikoreksi, dinilai dan dicatat dalam daftar nilai. Kekeliruan yang ada dijelaskan, yaitu

Penilaian webometrik untuk peruguran tinggi didasarkan atas kinerja website yang diukur dalam 4 aspek, yaitu: size (ukuran website), visibility (jumlah link eksternal), rich

Keterangan tentang Lulusan Jumlah Persentase Jumlah Lulusan Tahun 2015. (Seluruh Prodi S1 dan D3)

: Dosen.yang namanya tersebut pada Lampkan Keputusan ini merupakan dosen mata kuliah l\,4DK dan MDU : yang diserahi tugas mengajar dan menguji pada semester genap