• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Ovarium Mencit (Mus musculus).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Ovarium Mencit (Mus musculus)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS

PENGARUH RADIASI SINAR GAMMA TERHADAP OVARIUM

MENCIT (

Mus musculus

L.)

Oleh:

Dwi Ariani Yulihastuti, S.Si., M.Si. Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena atas

berkatNya penulis berhasil menyelesaikan karya tulis yang berjudul ” Kualitas

pengaruh radiasi sinar gamma terhadap ovarium mencit (mus musculus L.) ” tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas

Udayana yang telah mendanai penelitian ini melalui dana PNBP Hibah Dosen Muda

Tahun Anggaran 2015.

2. Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si. selaku pembimbing yang banyak memberikan

arahan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

3. Ni Made Suartini, S.Si.M.Si. atas bantuannya selama penelitian.

4. Bapak I Wayan Balik, selaku teknisi di bagian Radiologi RSUP Sanglah atas

kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir penelitian ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan

agar di dalam penulisan-penulisan berikutnya menjadi lebih sempurna. Dan semoga

tulisan ini dapat memberikan mamfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Denpasar, Januari 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... iv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

BAB III.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN……….. 5

BAB IV. METODE PENELITIAN……… 5

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN…….……… 7

5.1 Hasil………...………... 7

5.2. Pembahasan………... 9

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………. 11

(4)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Hasil rata-rata dan standar error bobot badan awal dan mencit betina (Mus musculus L.)yang terpapar radiasi sinar gamma secara berulang……..6

Tabel 2. Hasil rata-rata dan standar error bobot uterus & ovarium (gr) serta panjang siklus estrus (hari) mencit betina (Mus musculus L.)yang terpapar radiasi sinar gamma secara

berulang………..……… 6

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Gambaran epitel vagina mencit betina (Mus musculus L.) yang

diradiasi sinar gamma pada tahapan siklus estrus………. 7 Gambar 2. Ovarium mencit betina (Mus musculus L.) yang diradiasi sinar

(5)

BAB 1. PENDAHULUAN

Sinar gamma sudah biasa digunakan dalam bidang kedokteran, industri,

hidrologi, pengawetan pangan dan beberapa bidang lainnya. Sinar ini termasuk ke

dalam radiasi pengion dengan daya tembus tinggi seperti halnya sinar x. Radiasi

pengion adalah radiasi yang apabila melalui suatu materi akan mengionkan materi yang

dilaluinya (Teddy, 2009)

Dalam bidang kedokteran, terutama kedokteraan nuklir, preparat radioaktif yang

memancarkan radiasi gamma dipakai mendiagnosis penyakit dan terapi kanker.

Dengan adanya tehnik terapi radioaktif ini, harapan hidup pasien yang menderita

kanker menjadi meningkat (Baker, 2008). Namun, segala sesuatu ada sisi positif ada

pula sisi negatifnya. Begitu juga halnya sinar gamma, selain memberi manfaat positif,

efek negatifnya terhadap kesehatan juga sering diperbincangkan. Oleh karena sinar ini

tergolong ke dalam radiasi pengion, maka sinar ini akan mengionkan bahan-bahan yang

dilaluinya, termasuk bahan biologi yaitu sel. Ketika dilakukan terapi, tidak hanya

sel-sel kanker yang terbunuh, namun kadang-kadang sel-sel-sel-sel yang sehat juga ikut

mati/rusak. Bila sel tersebut tidak langsung mati namun di dalam inti selnya telah

terjadi perubahan, kemungkinan dalam waktu tertentu ia akan berubah menjadi sel-sel

kanker baru (Balentova, 2007).

Sel-sel dan jaringan mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh

radiasi. Sel-sel yang sedang aktif membelah seperti; sel-sel pembentuk sel darah, sel-sel

embrio dan sel-sel gonad (ovarium dan testis) termasuk sel-sel yang sangat peka

terhadap paparan radiasi. Hasil penelitian Sudatri dkk (2015) tentang kualitas sperma

yang terpapar radiasi sinar x menunjukkan bahwa radiasi sinar x secara berulang

berpengaruh nyata terhadap kualitas sperma mencit. Demikian juga hasil penelitian

Suharjo (2002), menunjukkan bahwa mencit jantan yang diiradiasi dengan radiasi sinar

X dosis tunggal 200 rad mengalami penurunan jumlah dan diameter Tubulus

Seminiferus. Berat badan dan berat testis tikus jantan yang diradiasi dengan dosis 2

sampai 5 gray juga mengalami penurunan (Yamasaki, et al. 2010). Sedangkan hasil

penelitian Zhang et al.(1999) menunjukkan motilitas reaksi akrosomal sperma manusia

yang diberikan radiasi tinggi 16, 32, dan 64 gray dikombinasikan dengan ion 16O+ 6

mengalami penurunan yang sangat tajam. Pasien kanker anak-anak yang menerima

(6)

kemandulan lebih besar di masa dewasanya dibandingkan dengan yang normal

( Lawrenz et.al., 2012).

Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh radiasi sinar

gamma secara berulang terhadap sistem reproduksi betina, khususnya panjang siklus

(7)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sinar Gamma

Sinar gamma mempunyai kemiripan dengan sinar x, yaitu radiasi pengion yang

mempunyai daya tembus tinggi dan tidak bermuatan. Perbedaan antara sinar gamma

dan sinar x terletak pada frekuensi dan panjang gelombangnya. Sinar gamma

mempunyai frekuensi 1020–1025Hertz dan panjang gelombangnya jauh lebih pendek

dari sinar X yaitu 10-11– 10-8cm sedangkan sinar x frekuensi 106–1020 Hertz dan

panjang gelombangnya 10-9– 10-6cm. Perbedaan lainnya adalalah sinar X dibangkitkan

melalui pesawat sinar X sehingga kekuatan sinarnya dapat diatur dengan menaikkan

dan menurunkan voltase listrik, sedangkan sinar gamma dipancarkan langsung oleh inti

atom radioaktif (Sumardika, 2009; Muklis, 2000).

Efek radiasi pada tubuh tergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan,

dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka pendek

tapi dosisnya besar) atau diberikan secara kronis (dalam jangka panjang namun

dosisnya rendah). Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang

diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan

muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan

kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian.

Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek

sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi. Selain bergantung pada jumlah dan laju

dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi,

sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda (Zubaidah, 2011).

Jika dosis terserap 5 Gy diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak

ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis

terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh

lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul.

Hasil Penelitian Cahyati dkk (2012) menunjukkan bahwa disfungsi ovarium karena

penurunan kadar estrogen akibat radiasi, kembali pulih setelah diberikan konsumsi

isoflapon.

Reproduksi mencit

Salah satu cara untuk mengetahui status reproduksi hewan adalah dengan

(8)

reproduksi akibat aktivitas ovarium yang dikontrol oleh hormon gonadotropin.

Perubahan hormon reproduksi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

jaringan penyusun organ reproduksi, salah satunya adalah lapisan epitel vaginanya

(Janika, 2013).

Siklus estrus pada mencit dan tikus terjadi dalam 2 fase, yaitu; fase follicular

yang terdiri dari fase proestrus dan estrus, serta fase luteal yang terdiri dari fase

medestrus dan diestrus. Pada fase pro estrus, sel epitel vagina berbentuk oval berwarna

biru dengan inti berwarna merah muda pada pewarnaan giemsa, sedangkan pada fase

estrus sel epitel vagina mengalami penandukan (kornifikasi), tanpa inti dan berwarna

pucat. Pada fase medestrus, sel epitel vagina mengalami kornifikasi disertai adanya

sel-sel leukosit. Dan pada fase diestrus, sel epitel berinti disertai dengan adanya sel

leukosit. Perubahan epitel pada siklus estrus ini disebabkan karena adanya perubahan

hormon reproduksi, terutama hormon estrogen (Janika, 2013).

Mencit adalah hewan poliestrus, maksudnya hewan ini dapat mengalami banyak

siklus estrus dalam satu tahunnya. Dan setiap kali estrus, jumlah ovum yang dihasilkan

lebih dari satu, bahkan bisa mencapai 15 sehingga setiap kali beranak mencit bisa

mencai 15 ekor. Jumlah folikel yang berkembang menjadi folikel de Graaf dan

akhirnya menghasilkan ovum sangat tergantung dari pengaruh hormonal dan beberapa

faktor luar seperti makanan, paparan radiasi dan sebagainya.

Sel-sel dan jaringan mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh

radiasi. Sel-sel yang sedang aktif membelah seperti; sel-sel pembentuk sel darah, sel-sel

embrio dan sel-sel gonad (ovarium dan testis) termasuk sel-sel yang sangat peka

terhadap paparan radiasi. Radiasi berulang dengan dosis tertentu telah terbukti

menyebebabkan mandul makluk hidup. Hasil penelitian Sudatri dkk (2015) tentang

kualitas sperma yang terpapar radiasi sinar x menunjukkan bahwa radiasi sinar x secara

berulang berpengaruh nyata terhadap kualitas sperma mencit. Penelitian Setyanningsih

dkk(2014) menunjukkan telur mandul yang terbentuk disebabkan karena nyamuk jantan

mandul tidak berhasil melakukan perkawinan dengan nyamuk betina karena terjadinya

perubahan morfologi dari alat kelamin nyamuk jantan akibat proses iradiasi, perubahan

morfologi alat kelamin ini dapat menyebabkan transfer sperma ke nyamuk betina akan

terhambat,sehingga dapat berakibat pada tidak dibuahinya sel telur yang dihasilkan.

Demikian juga hasil penelitian Setyaningsih dkk (2015) menunjukkan bahwa telur

yang dihasilkan dari perkawinan nyamuk Culex jantan yang diradiasi dengan sinar

(9)

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar

gamma secara berulang terhadap ovarium mencit (Mus musculus L.).Hasil penelitian

ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai landasan pengetahuan dan dapat memberikan

sumbangan informasi tentang efek radiasi sinar gamma terhadap ovarium, sehingga

pada manusia, diagnosis maupun terapi dengan sinargamma dilakukan lebih hati-hati .

BAB 4. METODE PENELITIAN

Pemeliharaan hewan coba dilakukan di kandang percobaan dan laboratorium

Fisiologi Hewan Jurusan Biologi UNUD serta radiasi dilakukan di Bagian Radiologi

RSUP Sanglah Denpasar. Pemeliharaan dan perlakuan hewan coba dilakukan selama

kurang lebih 2 bulan dan dilanjutkan dengan pengumpulan data.

Alat alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dissecting set, hand

counter, timbangan, bak paraffin, gelas ukur, cawan, petri, pipet tetes, , kaca preparat

dan gelas penutup, mikroskop cahaya dan mikroskop stereo, serta pesawat Radio

Gamma merek Stabilipan buatan Siemens (bagian Radiologi RSUP Sanglah).

Bahan- bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NaCl 0.9%,

pewarna Geimsa 2% dalam aquades, Eosin, Hematoxylin, NBF 10%, alkohol absolute,

alkohol 70% dan xylol. Sedangkan hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah 40 ekor mencit betina (Mus musculus L.) galur Swiss, umur 3 bulan, berat

badan 25-30 gram yang diberi makan pelet standar untuk ayam dan air minum ad

libitum.

Rancangan Percobaan

Dalam penelitian ini dipergunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana :

30 ekor mencit betina diradiasi, sedangkan 10 ekor sebagai kontrol (K).

- Kelompok pertama (P1)10 ekor diradiasi dengan sinar Gamma dosis 1x 2 gray

- Kelompok kedua (P2)10 ekor diradiasi dengan sinar Gamma dosis 2 x 2 gray

(10)

Apusan vagina dibuat dengan metode oles, yaitu dengan memasukkan ujung cotton bud

yang telah dicelupkan ke dalam larutan fisiologis NaCl 0.9%, diputar-putar sedikit di

dalam vagina mencit. Cotton bud kemudian dioleskan di atas gelas objek yang telah

ditetesi NaCl 0.9%, lalu dibuat preparat apusan, selanjutnya difiksasi dengan alkohol

70% selama 5 menit. Preparat selanjutnya diberi pewarna Giemsa dan dibiarkan

beberapa menit, kemudian preparat dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan kering

angin . Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Apabila

mencit dalam keadaan sedang mengalami estrus, maka 75% sel epitel vaginanya akan

ditemukan dalam keadaan kornifikasi (menanduk) dan sisanya (25%) adalah sel epitel

kornifikasi menumpuk (Rina, 2013).

Jarak antara fase estrus dengan fase estrus berikutnya dihitung dengan

mengamati apusan vagina selama dua kali siklus setelah dilakukan radiasi sesuai dosis

percobaan. Dan setelah pengamatan siklus estrus, mencit dibiarkan selama 12 jam

untuk mencapai fase metestrus. Mencit kemudian dibedah, organ ovarium diambil dan

difiksasi dengan NBF 10%. Selanjutnya dibuat preparat. Preparat kemudian diamati di

bawah mikroskop stereo dengan pembesaran 10 x 5 dan dihitung jumlah korpus luteum

di permukaan ovarium. Peningkatan jumlah korpus luteum menunjukkan banyaknya

sel telur (ovum) yang dihasilkan atau dengan kata lain semakin meningkatnya

kesuburan.

Pengolahan data

Data kuantitatif yang didapatkan akan diolah secara statistik dengan analisis

sidik ragam One Way ANOVA dengan menggunakan program komputer. Dan Apabila

terdapat perbedaan yang nyata, maka untuk menguji perbedaan antar perlakuan

dilanjutkan dengan uji LSD. Sedangkan data kualitatif akan disajikan dalam bentuk

(11)

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil

Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pemaparan radiasi sinar gamma

dengan dosis 2 gray (gy)secara berulang memberikan pengaruh yang sangat nyata

terhadap beberapa variabel yang diamati. Hasil pengamatan dan uji one way ANOVA

ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 1. Hasil rata-rata dan standar error bobot badan awal dan bobot akhir mencit betina (Mus musculus L.)yang terpapar radiasi sinar gamma

secara berulang

No Perlakuan Bobot badan awal (gram) Bobot badan akhir (gram) 1 K (Kontrol) 21.12 ± 0.85 a 25.70 ± 1.25 a

2 P1 (30 hari) 26.6 ± 1.55 a 27.48 ± 0.73 a 3 P2 (50 hari) 23.28 ± 0.41 a 24.88 ± 1.0 a 4 P3 (70 hari) 22.28 ± 0.91 a 26.26 ± 1.84 a

Tabel 2. Hasil rata-rata dan standar error bobot uterus & ovarium (gr) serta panjang siklus estrus (hari) mencit betina (Mus musculus L.)yang

terpapar radiasi sinar gamma secara berulang

(12)

Gambar 1. Gambaran epitel vagina mencit betina (Mus musculus L.) yang diradiasi sinar gamma pada tahapan siklus estrus

Keterangan : A. proestrus B. Estrus C. Medestrus D.Diestrus (pembesaran 100x, pewarnaan Giemsa, foto opticlab)

B

C

A

(13)

Gambar 2. Ovarium mencit betina (Mus musculus L.) yang diradiasi sinar gamma Keterangan : A. Korpus luteum (pembesaran 40x foto opticlab)

5.2. Pembahasan

Bobot badan awal dan bobot badan akhir mencit betina yang diradiasi dengan

sinar gamma dosis 2 gy secara berulang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Demikian juga halnya dengan bobot basah ovarium dan uterusnya. Sedangkan panjang

siklus estrus tikus betina yang diradiasi sinar gamma menunjukkan perbedaan yang

nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan karena rusaknya sel-sel ovarium yang terkena

radiasi dosis berulang. Seperti diketahui bahwa radiasi gamma merupakan radiasi

pengion, yang artinya radiasi ini mampu mengionkan materi yang dilaluinya, dalam hal

ini adalah sel-sel ovarium. Sel-sel yang sedang aktif membelah seperti sel-sel

pembentuk darah dan sel-sel gamet termasuk ovarium sangat sensitif terhadap

pengaruh radiasi. Hasil penelitian Qomariah dkk (2013) menunjukkan terjadinya

penurunan kuantitas sel-sel hemopoitik yaitu sel CD34 dan sel B220 yang diradiasi

sinar gamma. Dan penurunan kuantitas ini sejalan dengan meningkatnya dosis sinar

gamma yang digunakan.Penurunan kuantitas sel ini terjadi akibat rusaknya DNA di

kromosom sehingga sel menjadi nekrotik (Diaz et al. 1997).

Radiasi mengubah karakteriktik inti dan sitoplasma sel. Dan sel sel Follikel De

Graaf sangat sensitif terhadap pengaruh radiasi. Radiasi juga memicu perubahan

produksi horman yang dihasilkan oleh kelenjar gonad yang berperan terhadap

perkembangan sel-sel ovarium. Kerusakan sel-sel ovarium ini berpengaruh terhadap

(14)

hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan seperti estrogen dan progesterone.

Penurunan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron dalam plasma akan

mempengaruhi siklus estrus mencit tersebut. Kadar hormone estrogen yang rendah

akan membuat siklus estrus mencit menjadi lebih panjang. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Lee et.al.(1998) menunjukkan terjadinya penurunan kadar hormon estrogen

dan progesteron pada mencit yang diradiasi. Penurunan hormon ini disebabkan karena

inaktifnya enzim hydroxy steroid dehydrogenase dan atau enzim isomerase di sel-sel

theca dan memblokade aktivitas sel-sel granulose di dalam folikel.

Hasil penelitian Cahyati dkk. (2012) juga sejalan dengan pernyataan di atas

bahwa terjadi disfungsi ovarium dan stress serta penurunan hormone estrogen yang

dialami mencit akibat paparan radiasi. Dan juga efek radiasi lain yg apabila mengenai

sel telur adalah menopause dini. Penurunan hormon ini akibat terjadinya peningkatan

radikal bebas dari paparan radiasi ggama sehingga terjadi peningkatan pemakaian

enzim oksidan dan sebagai akibatnya selpun menjadi rusak. Demikian juga hasil

penelitian Dicu et. al.(2008) menunjukkan terjadi peningkatan jumlah sel ovarium yang

mati akibat paparan radiasi gamma yang bersifat meracuni sel.

Banyaknya sel-sel ovarium yang mati akibat radiasi berpengaruh terhadap

hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan. Hormon estrogen dan

progesterone yang dihasilkan berpengaruh terhadap siklus estrus. Kadar estrogen yang

rendah akan memperpanjang siklus estrus, atau dengan kata lain menurunkan fertilitas.

Dan bahkan kadar estrogen yang terlalu rendah bias memicu terjadinya menopause

(15)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

pemaparan radiasi sinar gamma dosis 200 rad yang dilakukan secara berulang

memberikan pengaruh yang nyata terhadap semakin panjangnya siklus estrus mencit

(Mus musculus L.).

6.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh radiasi sinar gamma

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Baker, Mike, 2008. Role of Epigenic Change in Direct and Indirect Radiation Effects. Univercity of Lethbrigde. Canada.pp. 144.

Bigsby, Robert M. Shailaja Valluri, Jennifer Lopez, Marc S. Mendonca, Andrea Caperell-Grant, Colleen DesRosiers, and Joseph R. Dynlacht.2009. Ovarian Hormone Modulation of Radiation-Induced Cataractogenesis: Dose-Response Studies IOVS 50( 7):3304-3310

Cahyati, Y., Didik rahadi Setyo, Unggul . PJuswono. 2012. Efek Radiasi pada Penurunan Estrogen yang Disertai Konsumsi Isoflavopon untuk Mencegah Menopause Dini pada TerapiRradiasi. Jurnal Natur B. Available at :

http://natural-b.ub.ac.id

Dias, F. da Luz, Lusânia M.G. Antune and Catarina S. Takahashi.. 1997. Effect of taxol on chromosome aberrations induced by gamma radiation or by doxorubicin in Chinese hamster ovary cells . Braz. J. Genet..20 (3)

Dicu T.,Brie I.,Virag P.,Perde M. 2008.Genotoxic effects of Cobalt-60 on Chinese Hamster Ovary Cell. Nucleotika. 53(4): 161-165

Lawrenz B. , R. Rothmund, E. Neunhoeffer, S. Huebner, M. Henes. 2012. Fertility Preservation in Prepubertal Girls Prior to Chemotherapy and Radiotherapy— Review of the Literature. Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology.

25(5): 284-288

Lee Y-K., Hwa-Hyoung, Chang, Won-Rok Kim1, Jin Kyu Kim,And Yong-Dal Yoon. 1998. Gamma-Radiation And Ovarian Folliclesarh Hig Rada.. Toksikol. 49 ( 2),:147–153

Mukhlis A., 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi.Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, hal 31-33.

Janika Sitasiwi, Agung. 2013. Hubungan Kadar Hormon Estradiol 17-β dan Tebal

Endometrium Uterus Mencit selama satu Siklus Estrus. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Available at: http://eprints.undip.ac.id/6192/1/Agung_JS,_Hubungan_Antar_Kadar_Hormon _Estrogen_Dengan_Kete%E2%80%A6.Pdf

Qomariyah N., Muhaimin Rifa’I,Unggul P. Juswono.2013. Efek Paparan Radiasi Gamma Terhadap Sel Hematopoietik pada Sumsum Tulang. Natural B. 2, (1). Rina, P., Intan Wiratmini, Ni Wayan Sudatri. 2013. Pengaruh Pemberian Rhodamin B

Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L) Betina .Jurnal Biologi. XVII(1):21-23

Setyaningsih R., Maria Agustini, Damar Tri Boewono,, Ali Rahayu 2014. Aplikasi Teknik Serangga Mandul (Tsm) Terhadap Sterilitas Telur Dan Penurunan Populasi Aedes Aegypti Di Daerah Urban Kota Salatiga. Bul. Penelit. Kesehatan 42(1): 15 - 24

Setyaningsih R., Widiarti, Bambang Heriyanto. 2015. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Co-60 Terhadap Sterilisasi dan Perkembangan Embrio Culex quinquefasciatus .

(17)

Sudatri,N.W. ,Ni Made Suartini, Anak Agung Sagung Alit Sukmaningsih, Dwi Ariani Yulihastuti .2015. Kualitas Spermatozoa Menc it yang Terpapar Radiasi Sinar-X Secara Berulang .Jurnal Veteriner 16(1): 51-56

.Sumardika, Alit I.B., 2009. Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Teknologi Elektro.Vol 8 (1).

Suharjo, 2002. Efek Radiasi Dosis Tunggal Pada Sel Spermatogenik Mencit Dewasa Strain Quacker Bush (CSL). Jurnal Bionatura. Vol 4 (2). 87-95.

Tedy. 2009. Radioaktivitas-Sinar gamma. .Available at:

http://kliktedy.wordpress.com/2009/10/20/radioaktivitas-sinar-gamma/

Yamasaki, Hideki., Moses A. Sandrof, and Kim Boekelheide. 2010. Suppression of Radiation-Induced Testicular Germ Cell Apoptosis by 2,5-Hexanedione Pretreatment. I. Histopathological Analysis Reveals Stage Dependence of Attenuated Apoptosis. Toxicological Sciences 117(2), 449–456

Zhang H, Wei ZQ, Li WJ, Li Q, Dang BR, Chen WQ, Xie HM, Zhang SM, He J, Huang T, Zheng RL.1999. Effects of 16O+6 ion irradiation on human sperm spontaneous chemiluminescence, motility,acrosome reaction and viability in vitro. Pubmed 32(1):1-6.

Gambar

Tabel  2. Hasil rata-rata dan standar error  bobot uterus & ovarium (gr) serta panjang siklus estrus (hari)  mencit betina (Mus musculus L.)yang terpapar radiasi sinar gamma secara berulang
Gambar 1. Gambaran epitel vagina mencit betina ( Mus musculus L.) yang  diradiasi sinar gamma pada tahapan siklus estrus   Keterangan :  A
Gambar 2. Ovarium  mencit betina (Mus musculus L.) yang  diradiasi sinar gamma Keterangan :  A

Referensi

Dokumen terkait

RUANG LINGKUP LAYANAN.. 2) Para Pihak wajib memberikan rekaman data seluruh jenis layanan Interkoneksi sehingga baik XL maupun Penyelenggara Kedua dapat menghitung

Indikator (5) kelompok terlibat aktif dalam proses evaluasi kegiatan role playing pada siklus 1 mendapat skor 26 (81%) dengan kualifikasi baik, kemudian meningkat

Sedangkan dalam bahasa Indonesia ‘pergi’ merupakan verba yang tidak memiliki penanda atau imbuhan karena hanya merupakan kata dasar bentuk tanya, jadi dari dua pola bentuk

Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan beberapa konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan di

Pada penelitian ini telah dihasilkan rancangan BRKGA yang efisien dengan perlakuan modifikasi populasi degradasi untuk menyelesaikan permasalahan CCVRPTW pada

Sedangkan jamur uji yang digunakan yaitu Candida albicans yang berasal dari biakan murni diambil menggunakan cotton swab dan diinokulasi dengan metode gores pada

Berdasarkan hasil uji regresi tampak rata-rata modal usaha pedagang canang di Kabupaten Badung adalah sebesar Rp. Ini berarti kajian teoritis dan penelitian sebelumnya

Kegiatan : 2.16.02.2.01 Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Organisasi : 2.16.2.20.2.21.01.00 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Unit